Beruang Kutub dan Panda.docx
February 2, 2019 | Author: Budi Herijanto | Category: N/A
Short Description
Download Beruang Kutub dan Panda.docx...
Description
Ada dua ekor beruang. Yang satu adalah beruang panda, yang satu lagi beruang kutub.
Sesuai dengan namanya, beruang panda tinggal di daerah yang hijau berumput, dan beruang kutub tentu saja tinggal di daerah bersalju.
Ada dua ekor beruang. Yang satu adalah beruang panda, yang satu lagi beruang kutub.
Sesuai dengan namanya, beruang panda tinggal di daerah yang hijau berumput, dan beruang kutub tentu saja tinggal di daerah bersalju.
Keduanya terpisah oleh sebuah tebing yang sangat tinggi. Rasanya tak mungkin mereka bertemu. Namun, beruang kutub merasa penasaran akan apa sebenarnya yang ada di balik tempat tinggalnya yang bersalju itu. Saking penasarannya, ia berjalan sampai ke tepi tebing itu dan … bluk! bluk! bluk! ia terjatuh ke tempat yang berlumpur.
Ow, rupanya di tempat ia jatuh itu ia bertemu dengan beruang panda. Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Apakah beruang panda tahu bahwa ia sebenarnya beruang kutub? Maklum, seumur-umur beruang panda belum pernah bertemu dengan beruang kutub
Nadya, Allan, dan Lala sejak kemarin sudah berencana akan piknik di taman kota. Mereka sudah tak sabar untuk berpiknik! Tentu saja, untuk piknik mereka akan membawa bekal. Apa yang akan dibawa oleh mereka?
Nadya sudah berencana akan membawa puding cokelat. Allan akan membawa mi goreng dengan bakso. Dua makanan itu adalah makanan kesukaan Lala. Lalu apa yang akan dibawa Lala? Lala bingung. Untunglah di jalan Lala bertemu dengan Clara, kakak kelasnya.
Bekal yang dibawa Clara siang itu memberi ide kepada Lala. Apa ya makanan yang dibawa Clara? Apakah makanan yang dibawa Lala akan disukai oleh teman-temannya saat mereka berpiknik?
Unta Peniru
Pada suatu perayaan besar untuk menghormati sang Singa si Raja Hutan, seekor monyet diminta untuk menari di depan hewan yang hadir pada perayaan
itu.
Tarian
sang
Monyet
begitu
indahnya sehingga semua hewan yang hadir menjadi senang dan gembira melihatnya.
Pujian
yang
didapatkan
oleh
sang
Monyet
membuat seekor unta yang hadir menjadi iri hati. Dia sangat yakin bahwa ia bisa menari seindah tarian sang monyet, bahkan mungkin lebih baik lagi, karena itu dia maju ke depan menerobos kerumunan hewan yang menonton tarian monyet, dan sang Unta mengangkat kaki depannya, mulai menari.
Tapi unta yang sangat besar itu membuat dirinya kelihatan konyol saat menendang-nendangkan kakinya
ke
depan
dan
memutar-mutarkan
lehernya yang kaku dan panjang. Selain itu, sang
unta
sulit
untuk
menjaga
agar
tapak
kakinya yang besar tetap terangkat ke atas.
Akhirnya, salah satu tapak kakinya yang besar hampir
mengenai
hidung
sang
Raja
Hutan
sehingga hewan-hewan yang jengkel melihat tingkah sang Unta, mengusirnya keluar sampai ke padang gurun.
Gajah Yang Baik Hati
Suatu hari ada seekor Gajah. Tubuhnya tinggi, besar dan gemuk. Belalainya sangat panjang dan kuat. Sepasang gading yang besar dan kokoh. Gajah itu sangat baik hati. Ia selalu memberikan makanan kepada binatang-binatang yang kelaparan.
Ia selalu memberikan pertolongan kepada mereka yang kesusahan. Baik binatang yang besar maupun binatang kecil seperti tikus dan semut.
Pada suatu hari, Gajah mengadakan perjalanan yang sangat jauh, ia berkeliling hutan dan bertemu dengan Harimau yang sedang kesakitan Karena terkena pohon yang jatuh. ‘’Gajah… gajah…., tolong aku!’’ kata Harimau menahan rasa sakit.
Mendengar teriakan Harimau. Gajah itu langsung mengangkat pohon yang menghimpit tubuh Harimau dengan belalainya. ‘’Terima kasih kawan!’’ ucap Harimau ‘’Seandainya kamu tidak segera datang menolongku, mungkin aku sudah mati
karena tertindih pohon yang sangat besar. Sekali lagi terima kasih Gajah.’’ ‘’Kamu harus bersyukur karna masih bisa selamat dan hanya mengalami luka ringan.’’ Kata Gajah.
‘’Ya kamu benar Gajah. Rasanya tidak mungki ada binatang lain yang sanggup menolongku untuk mengangkat pohon sebesar itu. Selain kau.’’ ‘’Sudahlah kita hidup harus tolong menolong.’’
Meskipun Gajah memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh binatang lain tetapi Gajah tetap rendah hati. Tidak menyombongkan diri. Gajah pun pergi meneruskan perjalanannya.
Tidak jauh dari tempat Harimau. Gajah bertemu seekor Kancil yang sedang asyik menikmati mentimun di kebun Pak Tani. ‘’Perutku sekarang sudah kenyang. Aku harus segera mencari air untuk minum.’’ Si Kancil segera meninggalkan kebun itu. Ia berjalan kearah sungai untuk minum.
Setelah berjalan sampai disungai, ia tidak mendapatkan air sedikitpun. Air sungai kering sehingga tidak ada air yang dapat ia minum untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering. Kancil berkeliling hutan untuk mencari air minum. Kancil merasa kecewa karena pada
saat tiba di pinggir rawa dan tepi danau tidak mendapatkan air sedikitpun. Satusatunya yang belum ia kunjungi adalah sebuah kolam besar yang berada di tengah hutan.’’Sekarang aku harus segera pergi ke kolam yang besar itu. Mungkin saja disana masih banyak air yang bisa ku minum.
Mungkin disana aku mendapatkan air minum yang segar!’’katanya dalam hati. Setelah beberapa saat si Kancil berjalan melewati pohon-pohon jati. Sampailah di kolam itu. ‘’Ternyata benar dugaanku. Masih ada air di kolam ini’’ gumam si Kancil.
Sebenarnya kolam itu sangat kecil dan cukup dalam ketika musim hujan. Tetapi karena musim kemarau air kolam tersebut tinggal separo sehingga terlihat seperti kolam yang besar. Tanpa berpikir panjang si Kancil langsung terjun kedalam kolam. Ia merasa sangat gembira karena
mendapatkan air minum. Ia minum dengan sepuas-puasnya. Tenggorokkanya sudah basah dan tenaganya sudah pulih kembali. Badanya kini menjadi segar.
Kera dan Ayam
Si kera selalu membawakan makanan kepada ayam, begitu juga sebaliknya terkadang ayam membawakan makanan kepada si kera. Pada suatu hari si kera sedang jenuh dan berusaha untuk mencari makanan kesana kemari namun tidak berhasil.
Hari semakin sore namun si kera tidak juga mendapatkan apa yang ia inginkan untuk dimakan pada hari itu. Sesampainya di hutan ia bertemu dengan sahabatnya ayam. Namun apa yang terjadi si kera malah melihat si ayam sebagai santapan lezat untuk hari itu.
Langsung saja si ayam kabur menghindari si kera yang sedang kelaparan. Si ayam berlari menuju pantai untuk bertemu dengan temannya si lumba-lumba. Ia menceritakan semuanya kepada lumba-lumba. Lumba-lumbapun sangat marah kepada si kera. Sebagai sahabat si ayam, lumba-lumba ingin memberi pelajaran kepada si kera agar menghormati arti persahabatan yang sesungguhnya.
Akhirnya si kera menemukan si ayam dipinggir pantai, kemudian si kera berbicara kepada si ayam “Hai ayam yang manis..kemarilah kau, aku punya sesuatu yang bagus untukmu malam ini” rayu si kera kepada ayam.
“Ahh..sudahlah kera, aku tahu kau akan memakanku khan, nah barusan aku sudah berbicara dengan si lumba-lumba kalau ada makanan enak di pulau seberang sana, kau mau ikut dengan aku tidak?” ajak si ayam. Memang dasar si kera rakus, ia menuruti saja ajakan si ayam dan lumba-lumba untuk pergi ke pulau seberang sana.
Di perjalanan si kera dan ayam duduk dalam satu perahu yang didorong oleh lumba-lumba. Tak lama kemudian ayam berkokok sambil berkata “Sudah sampai belum….?”. Si lumbalumba menjawab “Ya sudah sampai, silahkan dipatuk-patuk”.
Mendengar jawaban si lumba-lumba, si ayam lansung mematuk perahu sampai berlubang, Si kera tidak sadar karena ia asyik berimajinasi kalau di pulau seberang sana banyak sekali makanan yang akan memuaskan perut si kera. Akhirnya perahu-pun bocor dan air masuk ke dalam perahu dengan derasnya.
View more...
Comments