Basis Ortonormal 2
May 23, 2019 | Author: Riezxa Viedz | Category: N/A
Short Description
ale...
Description
TUGAS KELOMPOK 7 ALJABAR LINIER ELEMENTER
TENTANG BASIS ORTONORMAL; PROSES GRAM-SCHMIDT; DEKOMPOSISI QR
OLEH: NURHALIMAH AULA (NIM F04112055) NURUL HIDAYATIE (NIM F04112075) LISLIANA (NIM F04111044)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2014
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DEFINISI:
Suatu himpunan vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasilkali dalam disebut sebagai hi mpunan or togonal togonal (orthogonal set) jika setiap pasangan vektor yang berbeda di dalam
himpunan tersebut adalah ortogonal. Sebuah himpunan ortogonal yang vektor-vektornya memiliki norma 1 disebut ortonormal (orthonormal). 3 CONTOH 1 Himpunan Ortogonal pada R
Misalkan
〈 〉 〈 〉 〈 〉 ‖‖ ||‖‖ ‖‖ ‖‖ ‖‖ ‖‖ ‖‖ ‖‖
dan asumsikan bahwa R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean. Berdasarkan hal ini maka himpunan vektor S = {u1, u2, u3} adalah ortogonal karena
Jika v adalah sebuah vektor taknol pada sebuah ruang hasilkali dalam, maka
berdasarkan Teorema 6.2.2 bagian (c) yaitu
, vektor
memiliki norma 1, karena
Proses mengalikan sebuah vektor taknol v dengan nilai resiprok (kebalikan) dari panjangnya
untuk memperoleh sebuah vektor dengan norma 1 disebut sebagai menor menor mali sasi asi kan v (normalizing v ). Sebuah himpunan ortogonal yang terdiri dari vektor-vektor taknol akan selalu
dapat
dikonversikan
menjadi
sebuah
himpunan
ortonormal
menormalisasikan setiap vektornya. CONTOH 2 Membentuk Membentuk sebuah Himpunan Ortonormal
Norma-norma Euclidean dari vektor-vektor dalam Contoh Contoh 1 adalah
dengan
cara
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
‖‖ ‖‖ (√ √ ) ‖‖ (√ √ )
Buktikan bahwa himpunan S = {v1, v2, v3} adalah ortonormal dengan cara menunjukkan bahwa
〈 〉 〈 〉 〈 〉 ‖‖ ‖‖ ‖‖
Di dalam sebuah ruang hasilkali dalam, sebuah basis yang terdiri dari vektor-vektor ortonormal disebut sebagai basis ortonormal , dan sebuah basis yang terdiri dari vektorvektor ortogonal disebut sebagai basi basi s ortogonal or togonal . Sebuah contoh basis ortonormal yang cukup kita kenal adalah basis standar untuk R untuk R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean: i = (1, 0, 0), j = (0, 1, 0), k = = (0, 0, 1)
Basis ini adalah basis yang diasosiasikan dengan sistem koordinat siku-siku. Secara lebih umum, pada R pada Rn yang memiliki hasilkali dalam Euclidean, basis standar e1 = (1, 0, 0, . . . , 0),
e2 = (0, 1, 0, . . . , 0), . . . ,
en = (0, 0, 0, . . . , 1)
adalah basis ortonormal. Koordinat-koordinat Koordinat-koordinat Relatif terhadap Basis Ortonormal
Keinginan
untuk
melakukan pencarian basis-basis ortonormal untuk ruang hasilkali dalam sebagian dilandasi oleh teorema berikut ini. Teorema 6.3.1
Jika S = { v , v v1 2 , . . . , v 3 } adalah sebuah basis ortonormal untuk sebuah ruang hasilkali dalam V, dan u adalah adalah sebuah vektor sebarang pada V, maka
〈 〉 〈 〉 〈 〉
Bukti. Karena S = {v1, v2, . . . , vn} adalah sebuah basis, sebuah vektor u dapat dinyatakan
dalam bentuk = = k 1v u 1 + k 2v 2 + . . . + k nv n
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 ‖‖ 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉
Karena S = = {v1, v2, . . . , vn} adalah sebuah himpunan ortonormal, kita memperoleh
Oleh karena itu, persamaan di atas untuk
dapat disederhanakan menjadi dapat
Dengan menggunakan terminologi dan notasi, skalar-skalar
di dalam Teorema 6.3.1 adalah koordinat-koordinat dari vektor u relatif terhadap basis ortonormal S = = {v1, v2, . . . , vn} dan
〈 〉 〈 〉 〈 〉
adalah vektor koordinat dari u relatif terhadap basis ini.
CONTOH 3 Vektor Koordinat Relatif terhadap terhadap Basis Ortonormal Ortonormal
Misalkan
( ) ( )
Adalah mudah untuk membuktikan bahwa S = {v1, v2, v3} adalah sebuah basis ortonormal untuk R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean. Nyatakan vektor u = (1, 1, 1) sebagai sebuah kombinasi linear dari vektor-vektor di dalam S , dan tentukan vektor koordinat ( u)S . Penyelesaian.
〈 〉 〈 〉 〈 〈 〉
Oleh karena itu, berdasarkan Teorema 6.3.1 kita memperoleh
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yaitu,
( ) ( ) 〈 〉 〈 〉 〈 〉 ( )
Vektor koordinat dari u relatif terhadap S adalah adalah
CATATAN.
Manfaat Teorema 6.3.1 6.3.1 dapat terlihat jelas dari contoh ini apabila apabila kita
mengingat bahwa untuk basis-basis bukan ortonormal, kita selalu harus menyelesaikan sebuah sistem persamaan untuk dapat menyatakan suatu vektor dalam bentuk sebuah basis. Basis ortonormal untuk ruang hasilkali dalam sangat bermanfaat karena sejumlah rumus yang telah kita kenal berlaku untuk basis-basis semacam ini sebagaimana akan diperlihatkan oleh teorema berikut ini. Teorema 6.3.2
Jika S adalah sebuah basis ortonormal untuk sebuah ruang hasilkali dalam berdimensi n, dan jika
‖‖ 〈 〉
maka: a) b) c)
CATATAN.
Perhatikan bahwa sisi kanan kesamaan pada bagian bagian (a) (a) adalah norma dari
vektor koordinat ( u)S merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada Rn, dan sisi kanan kesamaan pada bagian (c) (c) adalah hasilkali dalam Euclidean dari (u)S dan (v)S . Sehingga, dengan menggunakan basis-basis ortonormal, perhitungan norma dan hasilkali dalam yang umum dapat disederhanakan menjadi perhitungan norma dan hasilkali dalam Euclidean dari vektor-vektor koordinat.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Akan tetapi, jika kita misalkan R3 memiliki basis ortonormal S seperti yang diberikan di dalam contoh sebelum ini, maka kita dapat mengetahui dari contoh itu bahwa vektor
( )
koordinat dari u relatif terhadap S adalah adalah
Norma u juga dapat dihitung dari vektor ini dengan menggunakan bagian (a) Teorema (a) Teorema 6.3.2. Perhitungan ini menghasilkan
‖‖ ( ) () √
Koordinat-koordinat Koordinat-koordinat Relatif terhadap Basis Ortogonal Jika S = = {v1, v2, . . . , vn} adalah
sebuah basis ortogonal untuk sebuah ruang vektor V , maka normalisasi tiap-tiap vektor di
{‖‖ ‖‖ ‖‖} 〈 ‖‖〉 ‖‖ 〈 ‖‖〉 ‖‖ 〈 ‖‖〉 ‖‖ 〈‖‖〉 〈‖‖〉 〈‖‖〉
dalam basis ini akan menghasilkan basis ortonormal
Sehingga, jika u adalah sebuah vektor sebarang di dalam V , berdasarkan Teorema 6.3.1 kita akan memperoleh
yang berdasarkan Teorema 6.1.1 bagian (c) dapat dituliskan kembali sebagai
Rumus ini menyatakan u sebagai sebuah kombinasi linear dari vektor-vektor di dalam basis ortogonal S . Terbukti dengan sendirinya bahwa jika v1, v2, dan v3 adalah tiga vektor taknol pada R3 yang saling tegak lurus satu sama lainnya, maka tidak satu pun dari ketiga vektor ini yang terletak pada bidang yang sama dengan salah satu dari kedua vektor lainnya; sehingga, vektor-vektor ini bebas linear. Teorema berikut ini merupakan generalisasi dari hal tersebut. Teorema 6.3.3
Jika S = { v , v v1 2 , . . . , v n } adalah suatu himpunan ortogonal vektor-vektor taknol pada sebuah ruang hasilkali dalam, maka S bebas linear. . Asumsikan bahwa Bukti
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈〈〉〉 〈 〉 〈 〉
Untuk setiap vi di dalam S , berdasarkan Rumus (2) kita memperoleh
atau secara ekuivalen,
Dari ortogonalitas S kita memperoleh
jika j
≠ i, sehingga persamaan ini dapat
disederhanakan menjadi
Karena vektor-vektor di dalam S diasumsikan sebagai vektor-vektor taknol,
〈 〉
berdasarkan aksioma positivitas untuk hasilkali dalam. Dengan demikian, k i = 0. Karena subskrip i adalah sebarang, kita memperoleh k 1 = k 2 = . . . = k n = 0; 0; sehingga, S bebas bebas linear. CONTOH 5 Menggunakan Menggunakan Teorema 6.3.3
(√ √ ) (√ √ )
Dalam Contoh 2 kita telah tela h menunjukkan bahwa vektor-vektor
Membentuk sebuah himpunan ortonormal dengan merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada R pada R3. Melalui Teorema 6.3.3, vektor-vektor ini merupakan himpunan vektor bebas linear, dan karena R3 berdimensi tiga, S = {v1, v2, v3} adalah sebuah basis ortonormal bagi R3 melalui Teorema 5.4.5 yaitu Jika V adalah suatu ruang vektor berdimensi n, dan jika S adalah suatu himpunan pada V dengan tepat n vektor, maka S adalah basis untuk V jika salah satu dari hal berikut berlaku, S merentang V atau S bebas linear. Proyeksi Ortogonal Sekarang kita akan mengembangkan beberapa hasil yang dapat
membantu kita menyusun basis-basis ortogonal dan ortonormal untuk ruang hasilkali dalam. Di dalam ruang R2 dan R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean, secara geometrik dapat dibuktikan bahwa jika W adalah adalah sebuah garis atau sebuah bidang yang melewati titik
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Vektor w1 pada teorema di atas disebut sebagai proyeksi ortogonal u pada W (orthogonal projection of u on W) dan dinotasikan dengan proj Wu. Vektor w2 disebut sebagai komponen u yang ortogonal terhadap W (component of u orthogonal to W) dan dinotasikan dengan proj W┴ u. Dengan demikian, Rumus (3) di dalam Teorema Proyeksi dapat dinyatakan sebagai u = projWu + projW┴ u (4)
Karena w2 = u – w1, kita memperoleh projW┴ u = u - proj Wu sehingga Rumus (4) juga dapat dituliskan sebagai u = projWu + (u - proj Wu)
(5)
Teorema 6.3.5
Misalkan W adalah sebuah subruang berdimensi terhingga dari suatu ruang hasilkali dalam V. a) Jika a) Jika { v , v ortonormal untuk W, dan u adalah adalah sebuah vektor v1 2 , . . . , v r r } adalah sebuah basis ortonormal
〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈‖‖〉 〈‖‖〉 〈‖‖〉 〈 〉 〈 〉
sebarang pada V, maka maka
(6)
b) Jika b) Jika { v , v } adalah adalah sebuah vektor v1 2 , . . . , v r r adalah sebuah basis ortogonal untuk W, dan u sebarang pada V, maka maka
CONTOH 6 Menghitung Proyeksi
Misalkan R Misalkan R3 memiliki hasilkali dalam Euclidean, dan W adalah adalah subruang yang direntang oleh vektor-vektor ortonormal
dari vektor u = (1, 1, 1) pada W adalah adalah
. Dari (6), proyeksi ortogonal
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Perhatikan bahwa proj W┴ u ortogonal terhadap v1 dan v2 sehingga vektor ini ortogonal terhadap setiap vektor di dalam ruang W yang yang direntang oleh v1 dan v2, sebagaimana yang seharusnya. Menentukan Menentukan Basis Ortogonal dan Basis Ortonormal Ortonormal
Kita telah melihat bahwa basis
ortonormal memiliki berbagai sifat yang berguna. Teorema kita berikutnya, yang merupakan hasil terpenting dari pengkajian kita pada subbab ini, menunjukkan bahwa setiap ruang vektor taknol berdimensi terhingga memiliki basis ortonormal. Pembuktian mengenai hal ini sangatlah penting, karena akan menyediakan sebuah algoritma atau metode, untuk mengkonversikan suatu basis sebarang menjadi sebuah basis ortonormal. Teorema 6.3.6
Setiap ruang hasilkali dalam taknol berdimensi te rhingga memiliki sebuah basis ortonormal.
Bukti. Misalkan V adalah suatu ruang hasilkali dalam taknol berdimensi terhingga sebarang,
dan misalkan {
} adalah basis sebarang untuk V. Akan cukup kiranya
apabila kita dapat menunjukan bahwa V memiliki sebuah basis ortogonal, karena vektorvektor di dalam basis ortogonal itu dapat dinormalisasikan untuk menghasilkan sebuah basis
ortonormal untuk V . . Urutan langkah berikut ini akan menghasilkan sebuah basis ortogonal {
} untuk V.
Langkah 1. Misalkan
=
Langkah 2. Kita dapat memperoleh sebuah vektor
menghitung komponen
yang ortogonal terhadap
yang ortogonal terhadap ruang
Dengan menggunakan Rumus (7) :
dengan
yang direntang oleh
.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ Langkah 3. Untuk membuat sebuah vektor
menghitung komponen
yang ortogonal terhadap
yang ortogonal terhadap ruang
yang direntang oleh
Dari (7)
=
maupun
dan
.
=
Sebagaimana pada langkah (2), kebebasan linear dari {
bahwa
, kita
} memastikan
≠ 0.
Langkah 4. Untuk menentukan sebuah vektor
kita menghitung komponen , dan
yang ortogonal terhadap
yang ortogonal terhadap ruang
, dan
,
yang direntang oleh
. Dari (7) kita memperoleh
=
=
Apabila kita terus melakukan hal ini, setelah langkah ke-n ke-n kita akan memperoleh himpunan
vektor – vektor vektor ortogonal {
}. Karena V berdimensi n berdimensi n dan setiap himpunan
ortogonal bersifat bebas linear, maka himpunan {
} adalah sebuah basis
ortogonal bagi V .
Langkah – langkah langkah diatas yang disusun untuk mengkonversikan suatu basis sebarang menjadi sebuah basis ortogonal disebut sebagai pros pr ose es Gr am-Schmi dt. CONTOH 7. Menggunakan Proses Gram-Schmidt
Perhatikan ruang vektor
yang memiliki hasilkali dalam euclidean. Terapkan proses
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
‖ ‖ ‖ ‖ – = (0, 1, 1)
Langkah 3.
(1, 1, 1) =
=
=
= (0, 0, 1)
=
(1, 1, 1)
Sehingga,
‖‖ √ ‖‖ √ ‖‖ √ √ √ √ ‖‖ √ √ √
= (1, 1, 1),
,
=
. Norma vektor – vektor vektor ini adalah
Membentuk sebuah basis ortogonal untuk
=
Sehingga basis ortonormal untuk
‖‖ =
=
=
,
=
,
=
adalah
,
=
=
,
=
Catatan : pada contoh di atas kita menggunakan proses Gram-Schmidt untuk menghasilkan
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
{
}, namun proses ini melakukan hal itu sedemikian rupa sehingga untuk k
≥ 2 berlaku hubungan – hubungan sebagai berikut :
{
} adalah sebuah basis ortonormal untuk ruang yang direntang
oleh {
}.
ortogonal terhadap ruang yang direntang oleh {
}.
Dekomposisi QR
vektor kolom yang Masalah. Jika A adalah sebuah matriks m x n yang memiliki vektor – vektor bebas linear, dan jika Q adalah sebuah matriks yang memiliki vektor
– vektor kolom
ortonormal yang dihasilkan dari penerapan proses Gram-Schmidt pada vektor – vektor vektor kolom A, hubungan apa, yang terdapat di antara A dan Q?
| | | | | |
Jawab : misalkan vektor – vektor kolom dari A adalah vektor kolom ortonormal dari Q adalah A=
; sehingga,
dan Q =
Kita mengetahui dari teorema 6.3.1 bahwa bentuk vektor – vektor vektor
dan vektor –
sebagai
dapat dinyatakan dalam
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Atau secara lebih ringkas sebagai A= QR
(8)
〈 〉 〈〈 〉〉 〈〈 〉〉 〈 〉
Akan tetapi, sifat Gram-Schmidt menggariskan bahwa untuk j terhadap
≥ 2, vektor
ortogonal
; sehingga, semua entri yang terletak di bawah diagonal utama
R adalah R adalah nol,
R = R =
(9)
Dengan demikian (8) adalah faktorisasi matriks A menjadi hasilkali dari matriks Q yang memiliki vektor – vektor kolom ortonormal dengan matriks segitiga atas R yang dapat dekomposii si QR dari A. dibalik. Kita menyebut (8) sebagai dekompos
Teorema 6.3.7
Dekomposisi QR
Jika A adalah sebuah matriks m x n yang memiliki vektor – vektor vektor kolom yang bebas linear, maka A dapat difaktorkan sebagai A = QR
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
[] [] [] =
,
=
,
=
Dengan menggunakan proses Gram-Schmidt yang diikuti dengan normalisasi pada vektor – vektor kolom ini akan menghasilkan vektor – vektor vektor ortonormal (contoh 7)
√ √ √ √ √ √ √ √ 〈[ 〉 〈〈 〉〉 〈〈 〉〉] √ √ √ √ √ 〈 〉 √ [ ] √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ =
,
=
,
=
dan dari (9) matriks R matriks R adalah adalah
R = R =
= =
Dengan demikian , dekomposisi QR dari matriks A adalah
= =
A
Q
R
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 W .Untuk membuktikan bahwa
ortogonal terhadap W , kita harus menunjukkan bahwa
= 0 untuk setiap vektor
pada W . Akan tetapi ,jika
adalah sebuah vektor
sebarang pada W , vektor tersebut dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear =
dari vektor – vektor vektor basis
,
= =
,
,
= =
Dengan demikian
(12)
Tetapi
= =
=
Berdasarkan teorema 6.3.2 bagian (c) = =
Maka ,
dan dan
adalah sama, sehingga (12) menghasilkan adalah
= = 0.
Untuk mengetahui apakah (10) dan (11) memang benar satu – satunya satunya pasangan vektor yang
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Karena
〈 〉 〈 〉 〈 〉 〈 〉 dan
ortogonal terhadap W , selisih keduanya juga ortogonal terhadap W ,
karena untuk sebuah vektor
sebarang pada W kita dapat menuliskan = = 0 – 0 = 0
= =
Akan tetapi
itu sendiri adalah sebuah vektor pada W , karena dari (14) diperoleh
hasil bahwa vektor itu adalah selisih dari kedua vektor subruang W . Sehingga
dan
yang terletak di dalam
pastilah ortogonal terhadap dirinya sendiri; jelasnya = = 0
Hal ini mengimplikasikan bahwa Sehingga,
=
, dan berdasarkan (14),
= 0 berdasarkan aksioma 4 untuk hasilkali dalam. =
.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
LATIHAN
1. Manakah di antara himpunan-himpunan vektor berikut ini yang merupakan himpunan ortogonal, merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada R pada R2? (a) (b)
√ √ √ √
(c)
√ √ √ √
(d) (0, 0), (0, 1)
2. Manakah di antara himpunan-himpunan vektor pada nomor 1 yang merupakan himpunan ortonormal, merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada R pada R2? 3. Manakah di antara himpunan-himpunan vektor berikut ini yang merupakan himpunan ortogonal, merujuk pada hasilkali dalam Euclidean pada R pada R3? (a) (b)
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(c)
(d)
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
〈 〉
8. Buktikan bahwa himpunan vektor-vektor [(1, 0), (0, 1)] adalah ortogonal, merujuk pada hasilkali dalam
pada R2; kemudian konversikan himpunan ini
menjadi sebuah himpunan ortonormal dengan menormalisasikan kedua ve ktornya. 9. Buktikan
bahwa
vektor-vektor
membentuk sebuah basis ortonormal untuk R3 yang memiliki hasilkali dalam Euclidean; kemudian gunakan Teorema 6.3.1 untuk menyatakan tiap-tiap vektor di bawah ini sebagai kombinasi linear dari v1, v2, dan v3. (a)
(b)
(c)
View more...
Comments