BALOK T

July 22, 2018 | Author: Ongen Suatkab | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

fyyry...

Description

Category Archives: Archives: perhitungan balok  T beam atau dalam bahasa Indonesianya adalah balok T, adalah balok yang pengecorannya dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai atau sering disebut (monolit). Sehingga plat beton diperhitungkan sebagai sayap dari balok, dengan lebar sayap tertentu. Secara umum balok T dibagi menjadi 2 yaitu balok pinggir (exterior) dan balok tengah (interior) .

ya gambar di atas saya ambil dari salah satu website teknik sipil di Indonesia, dan kita akan menentukan jumlah tulangan untuk balok T tersebut dapat menahan beban yang bekerja  padanya. sebelumnya perilaku balok T apabila terkena momen yang bekerja padanya adalah sebagai berikut :

LEBAR EFEKTIF SAYAP

Pada saat balok menahan beban, tidak semua bagian pelat yang berada diatasnya  berdeformasi. Semakin jauh pelat dari sumbu balok semakin kecil konstruksi pelat itu mempengaruhi deformasi balok yang dihasilkan. SNI 2002 pasal 10, 10 mengatur besaran  bagian pelat yang dapat diambil sebagai bagian dari balok (atau lebih dikenal dengan lebar efektiv pelat), yaitu : 1. Lebar efektiv pelat lantai adalah ≤ 1/4 bentang balok 

2. Lebar efektiv pelat yang diukur dari masing-masing tepi badan balok tidak boleh melebihi nilai terkecil dari :  

8 kali tebal pelat 1/2 jarak bersih antara badan  –  badan  badan yang bersebelahan

Untuk balok dengan pelat hanya pada satu sisinya saja (balok eksterior), lebar sayap efektiv diukur dari sisi balok tidak boleh melebihi dari :   

1/12 panjang batang balok 6 kali tebal pelat 1/2 jarak bersih antara badan-badan balok yang berdekatan

ANALISIS BALOK “T”

Pada umumnya, zona tekan balok “T” berbentuk persegi seperti terlihat pada gambar 4.2b (diatas). Untuk kasus seperti ini, balok “T” tersebut dapat dianalisa sebagai balok persegi dengan lebar “b”. Untk kasus dimana zona tekan berbentuk “T” seperti pada gambar 4.2d (diatas) analisis dapat dilakukan dengan memperhitungkan secara terpisah kontribusi sayap dan badan penampang dalam menahan momen. (gambar dibawah)

Analisis dilakukan secara terpisah sebagai berikut : BALOK SAYAP

Luas zona tekan = (b –  bw) hf

Gaya tekan Cf = 0,85. fc’. (b –  bw) hf Syarat keseimbangan , Tf = Cf Sehingga dengan asumsi fs = fy maka :

Asf. fy = 0,85. fc’. (b -bw) hf sehingga Asf dapat dicari dari persamaan di atas Lengan momen = (d-hf/2) Mnf = 0,85. fc’. (b-bw) hf (d-hf/2)

atau, Mnf = Asf. fy (d-hf/2) BALOK BADAN

Luas tulangan tarik badan  – > Asw = As –  Asf

Gaya tekan , Cw = 0,85. fc’. bw. a Syarat keseimbangan – > Cw = Tw = Asw . fy

sehingga, a = Asw.fy / 0,85. fc’. bw Lengan momennya adalah (d-a/2), sehingga :

Mnw = 0,85. fc’. bw. a (d -a/2), atau Mnw = Asw. fy (d-a/2) Maka Momen pada balok T adalah = Momen pada balok sayap + Momen pada balok badan Momen balok T = Mnf + Mnw PERHITUNGAN APAKAH fs=fy

Pada langkah analisis di depan, fs diasumsikan = fy (tulangan leleh). Asusmsi ini harus dicek, seperti yang pernah dijelaskan pada bab sebelumnya, dengan membandingkan nilai (a/d) hasil  perhitungan terhadap nilai(ab/d) yaitu ab/d = Jika a/d

β1. (600/600+fy) ≤ ab/d , , , maka fs = fy

BATASAN TULANGAN MAXIMUM UNTUK BALOK T

Untuk menjamin perilaku yang daktail, SNI 2002 pasal 12.3 butir 3 mensyaratkan :

ρ ≤ 0,75 ρb Untuk balok T yang berperilaku seperti balok persegi, perhitungan ρb dapat dihitung menggunakan rumus yang diberikan pada bab sebelumnya. Jika zona kompresi pada balok T

 berbentuk “T” maka perlu dihitung luas tarik yang berhubungan dengan keruntuhan seimbang (balanced), yaitu : Asb = Cb/fy

 –> Cb = 0,85.fc’. [(b-bw)hf+bw.a]

sehingga, A max ≤ Asb TULANGAN MINIMUM BALOK T

SNI 2002 pasal 12.5 butir 2 mensyaratkan batasan tulangan minimum untuk balok T yaitu

Asmin = (√f’c / 2.fy) bw.d atau Asmin = (√f’c / 4.fy) bf.d Rujukan : Bahan Ajar Struktur berton Dr.Ir Antonius, MT (Dosen Unissula Semarang) Ditulis dalam perhitungan balok  2 Komentar 

Design balok beton bertulang Okt 6 Posted by sanggapramana

Alhamdulillah, saya ucapkan kepada Allah SWT dan junjungan nabi besarnya Muhammad saw, saya telah mendapatkan ilmu ini, dari dosen saya Ir. H. Sumirin MS, dan kandidat doktor, terima kasih banyak saya haturkan pada beliau melalui blog saya ini, karena beliau menurut saya adalah salah satu dosen yang cerdas dan juga ce rdas dalam transfer ilmu kepada mahasiswanya. matur nuwun pak dosen, sip kita mulai design balok beton bertulangnya. ,

 b = lebar balok (cm)

h = tinggi balok (cm) d = tinggi efektif balok (dari atas sampai titik berat tulangan bawah)

notasi “d” atau tinggi efektif umumnya adalah 0,9 h As = luas tulangan tarik (cm2) T = gaya tarik tulangan = As . fy

Cc = Gaya tekan beton = 0,85 . fc’ . b.d a = tinggi blok tegangan beton Rumus perhitungannya ada dibawah,

kalo yang baru lihat pertama rumus di atas pasti membingungkan, tapi yang sudah pernah lihat dan mendesign pasti sudah nggak asing lagi, memang saya tidak sepandai dosen sa ya dalam menyampaikan, mungkin kita bisa langsung dalam contoh soalnya saja ya . .

Pertama-tama Cari Momen maksimal dulu la ditengah bentangnya ., q = 1000 kgcm dikalikan bentang 40 cm. = 40000 kgcm . jadi Q = 40000 kg. Reaksi A dan B adalah 20000 kg atau 20 ton. jadi Mmax = 20000.20  –  20000.10 = 20000 kgcm. atau bila langsung dengan rumus, 1/8*q*L^2 = 200000 kgcm ini adalah luas tampang besi dari bermacam2 diameter, dari rumus 1/4*3,14*D^2 , yang sudah dihitung dengan menggunakan excel.,

lalu perhitungan dengan menggunakan rumus diatas sa ya gunakan excel hingga bertemu dengan jumlah tulangan yang diperlukan, pada bagian terakhir luas tulangan tarik (As) dibagi dengan luas tampang besi yang akan digunakan, sehingga kebutuhan untuk besi tulangan 8,10,12 dan 16 akan berbeda2., silahkan mencoba

 NB = rumus omega (ω) itu sebenarnya = 1- (1-2Rn)^0.5

Ditulis dalam perhitungan balok  19 Komentar 

Perhitungan Balok Portal Sederhana

Agu 6 Posted by sanggapramana

Langsung saja, masih dari materi lanjutan dari Perhitungan pelat lantai sedehana (Part 1) dan (Part 2) , dapat dilihat pertama-tama gambar di bawah :

Keterangan : Arah panah menunjukkan arah beban pada pelat yang dipikul oleh balok melintang dan balok memanjang. Arah Melintang Pot. 1 –  1

a) Perhitungan beban

Untuk potongan 1  –  1 perlu dihitung pemindahan beban pelat pada balok pemikul. Pada gambar tampak bahwa beban memusat pada P. P adalah penjumlahan antara beban pelat dan  beban balok. Beban pelat terdiri dari beban trapesium dan beban segitiga.Adapun nilai beban beban tersebut adalah :

 –  0,5) *q * lx2



Beban Pelat Trapesium = 0,5 * 0,5 * (ly/lx



Beban Pelat Segitiga = 0,25 * q * lx 2



Beban Balok = 0,2 * (0,3  –  0,1) (2 + 0,8) * 2,4

Beban balok di atas diperoleh sebagai berikut :

***Bentar baru ditulis**** wkwkwkwkwkwk Ditulis dalam perhitungan balok  1 Komentar 

Balok persegi panjang dengan tulangan rangkap Agu 3 Posted by sanggapramana

Pengertian balok tulangan rangkap

Yang dimaksud dengan balok tulangan rangkap ialah balok beton yang diberi tulangan pada  penampang beton daerah tarik dan daerah tekan. Dengan dipasangnya tulangan pada daerah tarik dan tekan, maka balok lebih kuat dalam hal menerima beban yang berupa momen lentur. Pada praktik di lapangan, (hampir) semua balok selalu dipasang tulangan rangkap. Jadi balok dengan tulangan tunggal secara praktis tidak ada (jarang sekali dijumpai). Meskipun  penampang beton pada balok dapat dihitung dengan tulangan tunggal (yang memberikan hasil tulangan longitudinal saja), tetapi pada kenyatannya selalu ditambahkan tulangan tekan minimal 2 batang, dan dipasang pada bagian sudut penampang balok beton yang menahan tekan. Tambahan tulangan longitudinal tekan ini selain menambah kekuatan balok dalam hal menerima beban lentur, juga berfungsi untuk memperkuat kedudukan begel balok (antara tulangan longitudinal dan begel diikat dengan kawat lunak yang disebut binddraad ), serta sebagai tulangan pembentuk balok agar mudah dalam pelaksanaan pekerjaan beton.

PER E NCANAAN BALOK TULANGAN RANGK AP 1.Pemasangan tulangan balok 

Tulangan longitudinal tarik maupun tekan pada balok dipasang den gan arah sejajar sumbu  balok. Biasanya tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada tulangan tekan, kecuali pada

 balok yang menahan momen lentur kecil. Untuk balok yang menahan momen lentur kecil (misalnya balok praktis, cukup memasang tulangan tarik dan tulangan tekan masing-masing 2  batang (sehingga berjumlah 4 batang), dan diletakkan pada 4 sudut penampang balok. Untuk balok yang menahan momen lentur besar, tulangan tarik dipasang lebih banyak daripada tulangan tekan. Keadaan ini disebabkan oleh kekuatan beton pada daerah tarik yang diabaikan, sehingga praktis semua beban tarik ditahan oleh tulangan longitudinal tarik (jadi  jumlahnya banyak). Sedangkan pada daerah beton tekan, beban tekan tersebut sebagian besar ditahan oleh beton, dan sisa beban tekan yang masih ada ditahan oleh tulangan, sehingga  jumlah tulangan tekan hanya sedikit. Pada portal bangunan gedung, biasanya balok yang menahan momen lentur besar terjadi di daerah lapangan (bentang tengah) dan ujung balok (tumpuan jepit balok), seperti dilukiskan (a) Bidang momen (BMD) akibat kombinasi beban pada balok.

Keterangan Gambar = BMD oleh kombinasi beban: (1) : D, L dan E(+)/ke kanan. (2) : D,L. (3) : D,L dan E(+)/ke kiri

(b) Pemasangan tulangan longitudinal balok 

Tampak pada gambar (a) bahwa di lapangan (bentang tengah balok) terjadi momen positif (M(+)), berarti penampang beton daerah tarik berada di bagian bawah, sedangkan di ujung (dekat kolom) terjadi sebaliknya, yaitu terjadi momen ne gatif (M(-)),berarti penampang beton daerah tarik berada dibagian atas. Oleh karena it u pada gambar (b) di daerah lapangan dipasang tulangan bawah 8D22 yang lebih banyak daripada tulangan at as 4D22, sedangkan di ujung terjadi sebaliknya yaitu dipasang tulangan atas 6D22 yang lebih banyak daripada tulangan bawah 4D22. Distribusi regangan dan tegangan

Regangan dan tegangan yang terjadi pada balok dengan penampang beton bertulang rangkap dilukiskan seperti gambar (1), (2), dan (3). Pada gambar ini dilengkapi dengan notasi yang akan dipakai pada perhitungan selanjutnya.

Ditulis dalam perhitungan balok  2 Komentar 

Pengenalan torsi pada balok (for basic) Agu 1 Posted by sanggapramana

Wedew, setelah tadi pengenalan tulangan geser kini kita masuk ke tulangan torsi, langsung saja. . . . check this out . . . . Pengenalan torsi

Torsi (twist ) atau momen puntir adalah momen yang bekerja terhadap sumbu longitudinal  balok/elemen struktur.Torsi dapat terjadi karena adanya beban eksentrik yang bekerja pada  balok tersebut.Selain itu,pada umumnya torsi dijumpai pada balok lengkung atau elemen struktur portal pada ruang.Lihat gambar di bawah . .. . .

Pada kasus-kasus tertentu, pengaruh torsi lebih menentukan dalam perencanaan elemen struktur  jika dibandingkan dengan pengaruh beban-beban yang lain, misalnya : torsi pada kantilever (gambar(b)) atau torsi pada kanopi (gambar(d)). Jenis beban torsi

Beban torsi dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu 

Torsi keseimbangan = momen torsi yang timbul karena dibutuhkan untuk



keseimbangan struktur, seperti terlihat pada gambar diatas,dari gambar (a) sampai gambar (d). Torsi kompatibilitas = Momen torsi yang timbul karena komptabilitas deformasi antara elemen-elemen struktur yang bertemu pada sambungan, seperti gambar dibawah. .

Ditulis dalam perhitungan balok  1 Komentar 

Mengatasi retak geser pada balok  Agu 1 Posted by sanggapramana

Setelah membahas Retakan pada balok akibat gaya geser , sekarang kita lanjut untuk  penelesaian solusinya, , 1. Unsur penahan geser

Meskipun elemen beton dapat menahan gaya geser/gaya lintang yang bekerja pada balok, tetapi jika gaya geser tersebut cukup besar(terutama pada daerah ujung balok), maka elemen  beton yang arahnya miring (menyudut).Untuk mengatasi retak miring akibat gaya geser maka  pada lokasi yang gaya gesernya cukup besar ini diperlukan tulangan khusus, yang disebut tulangan geser. Sebetulnya retak miring pada balok dapat ditahan dengan 4 unsur, yaitu :

1) Bentuk dan kekasaran permukaan agregat beton (pasir dan kerikil). Bentuk agregat yang tajam/menyudut dan permukaannya kasar sangat kuat menahan geser, karena agregat akan saling mengunci, sehingga mempersulit terjadinya slip (tidak mudah retak) seperti terlihat  pada gambar (a). Tetapi jika agregat berbentuk bulat dan permukaannya halus tidak kuat menahangaya geser karena mudah terjadi slip (mudah retak), sepert i terlihat pada gambar (b).

2) Retak geser ditahan oleh gaya tarik dan gaya potong ( dowel action ) dari tulangan longitudinal, seperti terlihat pada gambar (c) dan gambar (d).

3) Retak geser ditahan oleh struktur beton 4) Retak geser ditahan oleh gaya tarik tulangan geser, baik berupa tulan gan miring maupun tulangan begel, seperti terlihat pada gambar (e) dan (f)

Pemasangan begel balok dilaksanakan dengan melingkupi tulangan longitudinal, dan kedua tulangan tersebut saling diikat dengan kawat binddrad . Dengan demikian, begel tersebut selain berfungsi untuk menahan gaya geser, juga berfungsi mencegah pergeseran tulangan longitudinal akibat gaya potong, sehingga kedudukan longitudinal lebih kuat. Menurut pasal 13.1.1 SNI 03-2847-2002, pada perencanaan penampang yang menahan gaya geser harus didasarkan pada kuat geser nominal (Vn), yang ditahan oleh 2 macam kekuatan, yaitu : kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulangan geser (Vs). Dengan demikian  pengaruh kekasaran agregat, gaya tarik dan gaya potong tulangan longitudinal tidak

diperhitungkan, sehingga “keamanan” pada perencanaan. Ditulis dalam perhitungan balok  1 Komentar 

Retakan pada balok akibat gaya geser Jul 31 Posted by sanggapramana

sebenarnya saya ingin menulis tentang struktur balok dengan tulangan rangkap, tapi banyak sekali yang harus ditulis.hehe. yasudah nulis retakan pada balok dulu saja. . .ingat ya tulisan ini saya ambil dari buku balok dan pelat beton bertulang karangan Ir.H Ali Kasroni,MT  ,penerbit graha ilmu

let start. . . . Retakan pada balok 

Jika ada sebuah balok yang ditumpu secara sederhana (yaitu dengan tumpuan sendi-rol), kemudian di atas balok diberi beban cukup berat, balok tersebut dapat terjadi 2 jenis retakan, yaitu retak yang arahnya vertikal dan retakan yang arahnya miring.

Retak vertikal terjadi akibat kegagalan balok dalam menahan beban lentur, sehingga biasan ya terjadi pada daerah lapangan (benteng tengah) balok, karena pada daerah ini timbul momen lentur

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF