BAKTERI AEROB DAN ANAEROB.doc

March 17, 2019 | Author: NingrumPangestu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAKTERI AEROB DAN ANAEROB.doc...

Description

BAKTERI AEROB DAN ANAEROB Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Praktikum Mikrobiologi dan Parasitologi

1. 2. 3. 4. 5.

Disusun oleh : Ningrum Pangestu Elisa Diyah Purwaningrum Khasiatun Nurul Khotimah Efriyani Kusuma Putri Anggraini Kusuma Wardani

6411412164 6411412185 6411412189 6411412194 6411412229

Epidemiologi Rombel 2

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

1. BAKTERI AEROB Bakteri aerobik atau aerob adalah bakteri yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen. Aerob, dalam proses dikenal sebagai respirasi sel, menggunakan oksigen untuk mengoksidasi substrat (sebagai contoh gula dan lemak) untuk memperoleh energi. 1.1 Acetobacter Klasifikasi Kingdom Bacteria Phylum Proteobacteria Classis Alphaproteobacteria Ordo Rhodospirillales Family Acetobacteraceae Genus Acetobacter Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka) dengan bantuan udara. Peran bakteri secara umum : 

Membentuk asam dari Pengoksidasian gula yaitu disakaridase spesifik seperti

     

sukrase. Pengoksidasian etanol. Mensistesis selulosa dari fruktosa. Membentuk asam dari etil alcohol dan propel alcohol. Kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2 dan H2O. Memproduksi kapsul secara berlebih. Asam asetat yang dihasilkan untuk menghambat pertumbuhan mikro organisme yang bukan asidofilik.

Jenis-jenis Bakteri Acetobacter : 1. Acetobacter xylinum Ciri-ciri : o Bakteri gram negative karena mengandung subtansi lipid yang lebih tinggi serta dinding selnya lebih tipis, lebih rentan pada antibiotic, penghambatan

warna basa kurang dihambat, pertumbuhan nutriennya relative sederhana dan tahan terhadap perlakuan fisik o Bakteri autotrof karena sumber nutriennya mengandung unsure C,H,O,N atau karbohidrat sebagaipenyusun protoplasma , Sumber energy untuk pertumbuhannya o o o o

memerlukan

cahaya,

sumber

karbon

untuk

pertumbuhannya membutuhkan CO2 Bersifat nonmotil atau polar ialah bakteri yang tidak bergerak Tidak bereproduksi dengan tunas(budding) tidak membentuk endospora (spora yang berdinding tebal didalam bakter) mikroaerofilik artinya bakteri ini dapat tumbuh baik bila ada sedikit

oksigen atmosferik o katalase positif artinya terdapat enzim yang mengubah H2O2 menjadi O2 dan H2O o kelompok bakteri asam asetat melalui proses oksidasi metal alcohol dapat menghasilkan asam asetat. o Pada kultur sel yang masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel koloninya. o Bakteri mesofil yaitu tumbuh pada suhu 25-40 oC Morfologi : o berbentuk basilus yaitu berbentuk batang o membentuk streptobasilus yaitu rantai pendek dengan 6- 8 sel o memiliki panjang dan lebar 2 mikron o memiliki permukaan dinding sel yang berlendir o bakteri bewarna transparan atau tidak berpigmen Habitat : o Dapat tumbuh pada pH 3,5 – 7,5 dan tumbuh optimal bila pH nya 4,3 o Tumbuh pada suhu 28 – 31 oC o Tumbuh pada medium sederhana yang terdiri dari mineral penting seperti ammonia.karbohidrat atau asetat o Terdapat pada udara dan air Sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata.

2. Acetobacter aceti Ciri-ciri : Acetobacter aceti memiliki ciri-ciri bentuk sel bulat memanjang, respirasi aerobik, dapat tumbuh sampai suhu 30

o

C, serta mampu

menghasilkan asam asetat. Acetobacter aceti merupakan gram negatif untuk kultur yang masih muda, gram positif untuk kultur yang sudah tua, obligat aerobic, membentuk batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali

berbentuk

oval,

bersifat

mortal

dan

non tidak

membentuk spora,

tidak mampu mencairkan

gelatin, tidak memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan thermal death point pada suhu 65-70°C.Biasanya ukuran 0,6-0,8 x 1,0-4,0 µm. Acetobacter terdapat dibeberapa buah seperti anggur dan buah-buah yang telah membusuk. Bergerak menggunakan peritrichous flagela.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa genus Acetobacter mampu diisolasi dari suspensi campuran berupa buah cherry, apel, kurma, palm, kelapa, beberapa bunga dan masih berpotensi pada bahan-bahan yang lain. 3. Acetobacter sub-oxydans Suboxydans Acetobacter adalah bakteri gram negatif dari rhodospirilla order. Faktor pertumbuhan yang diperlukan untuk organisme ini adalah asam pantotenat, asam p -aminobenzoic, asam nikotinat, dan kasein terhidrolisis (campuran tertentu asam amino bisa menggantikan kasein hidrolisat). Bakteri asam asetat dipakai untuk oksidasi asam gula sorbitol untuk sarbose yang dipakai pada produksi vitamin C dan oksidasi gliserol untuk dehidrasi aseton. Bakteri ini mempunyai kecenderungan kecil kecil untuk proses yang lebih cepat. 1.2

Bacillus Anthracis

B. anthracis adalah bakterium pertama yang ditunjukkan dapat menyebabkan penyakit. Hal ini diperlihatkan oleh Robert Koch pada tahun 1877. Nama anthracis berasal dari bahasa Yunani anthrax, yang berarti batu bara, merujuk kepada penghitaman kulit pada korban. Bacillus anthracis adalah bakterium Gram-positif berbentuk tangkai yang berukuran sekitar 1x6 mikrometer dan merupakan penyebab penyakit antraks. Bakteria ini umumnya terdapat di tanah dalam bentuk spora, dan dapat hidup selama beberapa dekade dalam bentuk ini. Jika memasuki sejenis herbivora, bakteria ini akan mulai berkembang biak dalam hewan tersebut dan akhirnya membunuhnya, dan lalu terus berkembang biak di bangkai hewan tersebut. Saat gizi-gizi hewan tersebut telah habis diserap, mereka berubah bentuk kembali ke bentuk spora. Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Klasifikasi Bacteria Firmicutes Bacilli Bacillales Bacillaceae Bacillus Bacillus anthracis

Morfologi : Berbentuk batang lurus. Ukuran 1,6µm Bersifat aerob. Tidak tahan terhadap suhu tinggi. Bersifat Patogen. Mempunyai kemampuan membentuk spora. Tidak mempunyai alat gerak (motil). Berkapsul dan tahan asam Dinding sel bakteri merupakan polisakarida somatik yang terdiri dari Nasetilglukosamin dan D-galaktosa. Penyakit yang ditimbulkan : Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh Bacillus Anthracis yaitu anthraks

kulit, anthraks saluran pencernaan, anthraks saluran pernapasan, dan dapat sampai ke otak yang disebut anthraks otak atau meningitis. Anthraks kulit terjadi karena disebabkan infeksi pada kulit sehingga spora Bacillus anthracis dapat masuk

melalui kulit. Anthraks saluran pencernaan disebabkan karena spora Bacillus

anthracis yang terbawa oleh makanan yang telah terinfeksi dan sampai ke saluran pencernaan. Anthraks saluran pernapasan disebabkan karena spora Bacillus Anthracis yang terhirup.

1.3

Acidithiobacillus thiooxidans Acidithiobacillus thiooxidans, awalnya dikenal dengan nama Thiobacillus

thiooxidans sampai dikelompokkan ulang ke dalam genus baru, yaitu genus Acidithiobacillus dari subkelas gamma Proteobacteria. Merupakan bakteri Gramnegatif, berbentuk batang yang memanfaatkan sulfur sebagai sumber energy utama. Merupakan bakteri mesophilic, dengan suhu optimal 28 °C. bakteri ini umumnya ditemukan di tanah, pipa air dan gua. Morfologi : Acidithiobacillus

thiooxidans

merupakan

bakteri

Gram-negative,

berbentuk batang dengan ujung bulat atau melingkar, Umunya ditemukan sebagai entitas tunggal, terkadang berpasangan dan jarang sebagai triplet. A. thiooxidans bergerak dengan menggukan polar flagellum. Merupakan acidophile obligat dengan pH optimal kurang dari 4.0, tetapi dikategorikan juga sebagai aerob obligat dan chemolithotroph. Tidak berwarna, merupakan bakteri yang

mengoksidasi sulfur. A. thiooxidans memiliki ukuran diameter rata-rata 0.5 µm dan panjang sekitar 1 µm. Suhu optimum 28-30 ˚C, pada suhu rendah (≤ 18 ˚C) dan pada suhu ≥ 37 ˚C oksidasi sulfur dan pertumbuhan bakteri menurun secara signifikan dan suhu 55-60 ˚C dapat mengakibatkan kematian bagi bakteri ini. 2. BAKTERI ANAEROB Bakteri anaerobik atau anaerob adalah setiap bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk tumbuh. 2.1 Corynebacterium Diphtheriae Kingdom Filum Ordo Familia Genus Spesies

KLASIFIKASI Bacteria Actinobacteria Actinomycetales Corynebacteriaceae Corynebecteriu Corynebacterium diphtheriae

Morfologi : Corynebacterium diphtheriae berdiameter 0,5 – 1 µm dan panjangnya beberapa mikrometer. Ciri khas bakteri

ini

adalah

pembengkakan

tidak

teratur pada salah satu ujungnya, yang menghasilkan bentuk seperti ”gada”. Di dalam batang tersebut (sering di dekat ujung) secara tidak beraturan tersebar granula-granula yang dapat diwarnai dengan jelas dengan zat warna anilin (granula metakromatik) yang menyebabkan batang tersebut berbentuk seperti tasbih. Tiap Corynebacterium diphtheriae pada sediaan yang diwarnai cenderung terletak paralel atau membentuk sudut lancip satu sama lain. Percabangan jarang ditemukan dalam biakan. Corynebacterium diphtheriae merupakan makhluk anaerobik fakultatif dan gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak berspora, dan tak bergerak. Bakteri ini membentuk asam, tetapi tidak membentuk gas pada beberapa karbohidrat.

Corynebacterium diphtheriae

terdiri

dari

3

biovar,

yaitu

gravis, mitis, dan intermedius. Varian ini diklasifikasikan berdasarkan ciri khas pertumbuhan seperti morfologi koloni, reaksi biokimia, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi.

Penyakit yang ditimbulkan : Di alam, Corynebacterium diphtheriae terdapat dalam saluran pernapasan, dalam luka- luka, pada kulit orang yang terinfeksi, atau orang normal yang membawa bakteri. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan infeksi akut yang dikenal dengan penyakit difteri.

Bakteri

ini biasanya menyerang saluran

pernafasan, terutama terutama laring, amandel dan tenggorokan. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung. 2.2

Escherichia coli Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,

Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli. Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus Spesies

KLASIFIKASI Phyogenetica Proterobacteria Gamma proteobacteria Enterobacteriales Enterobacteriaceae Escherichia Escherichia coli

Morfologi : E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 µm dan lebar 1,1 – 1,5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Bakteri ini aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi. Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam – asam polisakarida. Mukoid kadang – kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah

sebuah polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida yang dibentuk oleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerak

dengan flagella

petrichous. E. Coli

memproduksi macam-macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor virulensi yang penting. E. Coli merupakan bakteri fakultatifanaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37 oC pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemen pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 60 oC selama 15 menit atau pada 55 oC selama 60 menit. Sifat Khusus :  Merupakan parasit dalam saluran pencernaan makanan manusia dan hewan 

berdarah panas. Pada manusia



peritonitis, cistitis dan sebagainya. Hasil uji methil red positif. Keluarga dari spesies ini memfermentasikan



laktosa dan glukosa dengan menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dalam jumlah yang banyak dari glukosa tetapi acethyl



methyl carbinol tidak dihasilkan. CO2 dan H2 kira kira dihasilkan dalam volume yang sama dalam



glukosa. Pada umumnya asam uric tidak dapat

 

sumber nitrogen. Ditemukan dalam feces. Hasil uji Eykman.

kadang

kadang menyebabkan

dipakai

penyakit enteritis,

sebagai

satu- satunya



Asam sitrat dan garam dari asam sitrat tidak dapat dipakai sebagai satusatunya sumber karbon. Keuntungan dan Bahaya yang Ditimbulkan : Beberapa keuntungan dari bakteri E. coli yaitu menghasilkan kolisin,

yang dapat melindungi saluran pencernaan dari bakteri usus yang patogenik, dipakai sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam lingkungan dan kehidupan kita, bakteri E. Coli banyak dimanfaatkan diberbagai bidang, baik pertanian, peternakan, kedokteran maupun dikalangan Industri.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, E. coli telah banyak

diketahui baik sifat morfologi, fisiologi maupun pemetaan DNA nya, sehingga bakteri ini dipakai untuk menyimpan untaian DNA yang dianggap potensial, baik dari

tanaman, hewan maupun mikroorganisma

dan sekaligus

untuk

perbanyakannya. Dengan diketahuinya bahwa E. Coli dapat dipakai untuk menyimpan untaian DNA yang potensial, maka hal ini membuka kesempatan untuk mempelajari sifat dan karakter dari mikroba lain yang tentunya memberikan dampak yang positif untuk kemajuan di bidang kedokteran, pertanian maupun industri. Dibidang pertanian telah dilaporkan bahwa beberapa tanaman tidak tahan terhadap suatu penyakit atau serangan hama, namun bantuan E.coli sebagai inang yang membawa gen yang tahan terhadap penyakit atau hama tertentu, maka hal itu dapat diatasi sehingga perkembangan di bidang pertanian tidak terhambat. Keberadaan Bakteri E. coli disamping dapat membantu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan di berbagai bidang ilmu, bakteri E. coli juga dapat membahayakan kesehatan, karena diketahui bahwa bakteri E. coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran pencernaan dan telah terbukti bahwa galur galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang sampai parah pada manusia dan hewan. E. coli juga dapat menyebabkan diare akut, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 katagori yaitu enteropatogenik (penyebab gasteroenteritis akut pada bayi yang baru lahir sampai pada yang berumur 2 tahun), enteroinaktif dan enterotoksigenik (penyebab diare pada anak anak yang lebih besar dan pada orang dewasa). Dilaporkan pula bila E.coli di

dalam usus memasuki kandung kemih, maka dapat menyebabkan sintitis yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut. Penyakit yang Ditimbulkan : Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli yaitu: 1) Infeksi saluran kemih E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 % wanita muda. Gejala

dan tanda—tandanya antara lain sering kencing

disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. 2) Diare E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E. coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu : a. E. Coli Enteropatogenik (EPEC) EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di negara maju. EPEC melekat pada sel mukosa usus kecil. b. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)

ETEC penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan penyebab diare pada bayi di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. c. E. coli Enteroinvasif (EIEC) EIEC menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigelosis. Penyakit yang paling sering pada anak-anak di negara berkembang dan para wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat nonlaktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat

serta

bersifat tidak dapat bergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus. d. E. coli Enterohemoragik (EHEK)

EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel Vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika. e. E. coli Enteroagregatif (EAEC) EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di 3)

negara berkembang. Sepsis

Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki 4)

aliran darah dan menyebabkan sepsis. Meningitis E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E. coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz et al., 1996).

2.3

Actinomycetes Klasifikasi Kingdom Bacteria Filum Actinobacteria Class Actinobacteria Ordo Actinomycetales Family Actinomycetaceae Genus Actinomyces Spesies Actinomyces sp. Actinomycetes termasuk dalam divisi Schyzophyta. Tumbuh sebagai

filamen sel yang bercabang panjang atau pendek. Organisme ini membelah dengan pembelahan biner, dan mungkin menghasilkan spora eksternal atau tidak. Begitu jauh, mayoritas organisme ini adalah saprofit tanah dan air (organisme yang hidup dari benda organik yang membusuk dan sangat penting karena perannya dalam daur alam, seperti pembusukan bahan organik dan penambatan nitrogen). Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua setelah bakteri, bahkan kadang-kadang hampir sama. Actinomycetes hidup sebagai saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Actinomycetes merupakan salah satu mikroorganisme yang mampu mendegradasi selulosa di samping bakteri, kapang, dan khamir. Jenis Actinomycetes tergantung pada tipe tanah, karakteristrik fisik, kadar bahan organik, dan pH lingkungan. Jumlah Actinomycetes meningkat dengan adanya bahan organik yang mengalami dekomposisi. Pada umumnya Actinomycetes tidak toleran terhadap asam dan jumlahnya menurun pada keadaan lingkungan dengan pH di bawah 5,0. Rentang pH yang paling cocok untuk perkembangbiakan Actinomycetes adalah antara 6,5-8,0. Tanah yang tergenang air tidak cocok untuk

pertumbuhan Actinomycetes, sedangkan tanah gurun yang kering atau setengah kering dapat mempertahankan populasi dalam jumlah cukup besar, karena adanya spora. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes adalah 2530oC, tetapi pada suhu 55-65oC Actinomycetes masih dapat tumbuh dalam jumlah cukup besar, khususnya genus Thermoactinomyces dan Streptomyces. Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku dibicarakan bersama dengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah bakteri benar sesuai dengan semua kriteria untuk sel prokariot. Dinding selnya mengandung asam muramat, tidak mempunyai mitrokondrion, mengandung ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya), tidak mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5 samapi 2,0 µm, dan dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika bakteri. Dari banyak macam marga yang kini diklasifikasi dalam bangsa Actinomycetales, hanya sedikit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Volk dan Wheeler, 1998). Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis seperti kapang dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap sebagai fungi atau cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola pertumbuhannya, fungi itu eukariota sedangkan Actinomycetes adalah prokariota. Pada lempeng agar Actinomycetes dapat dibedakan dengan mudah dari bakteri yang sebenarnya tidak seperti koloni bakteri yang jelas berlendir dan tumbuh dengan cepat. Koloni Actinomycetes muncul perlahan, menunjukkan konsistensi berbubuk dan melekat erat pada permukaan agar. Actinomycetes adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya. Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada O2) dapat mampu memfermentasikan karbohidrat. Actinomycetes termasuk bakteri yang berbentuk batang, gram positif, bereproduksi dengan pembelahan sel spora, rentan terhadap penicilin namun tahan terhadap zat antijamur. Actinomycetes mempunyai fungsi: 1. Mendekomposisi bahan organic seperti selulosa dan kitin

2. Menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat bahkan mematikan mikroba lainnya, khususnya yang patogen 3. Mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah 4. Dapat menghilangkan bau, dengan zat-zat metabolik yang dikeluarkannya. Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri fotosintetik (Anonim, 2007). Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Actinomycetes seperti : 1. Aktinomikosis servikofasial Infeksi yang terjadi pada ekstraksi gigi atau trauma mulut menimbulkan rasa nyeri, indurasi dan pembengkakan yang berwarna merah pudar (dull-red ) pada jaringan lunak pada daerah lesi. 2. 2. Aktinomikosis thorakal Aktinomikosis tipe ini sering terjadi pada penderita dengan struktur gigi yang buruk dan mempunyai gejala yang tidak spesifik seperti penurunan berat badan, nyeri dada, batuk dan demam. Gejala klinis dan radiologi yang dimiliki mirip dengan malignansi TB. 3. Aktinomikosis abdominal Aktinomikosis abdominal meliputi 20% dari kasus aktinomikosis dan paling sering terjadi di regio iliosekal, namun bagian primer yang terinfeksi adalah esofagus, lambung dan anorektal. 4. Aktinomikosis pelvis Daftar Pustaka Anonim. 2007.Actinomycetes. www.google.com. Diakses pada tanggal 21 Maret 2015 Bernadete

T.,

Maria.

2013.

Bakteri

Bacillus

http://www.slideshare.net/marnitukan/bakteri-bacillus-anthracis.

Anthracis. diakses

21 maret 2015. Jawetz, E., 1996, Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta. Kusuma, Sri Agung Fitri. 2010. Escherichia coli. Fakultas Farmasi: UNPAD Melliawati, Ruth. 2009. Escherichia coli dalam kehidupan manusia. BioTrends. LIPI. Vol. 4. No. 1.

Prodi. Kesehatan Masyarakat UMS. Diakses dari publikasiilmiah.ums.ac.id tanggal 21 Maret 2015. Sri, kadek.2015. Actinomycetes. Diakses dari academia.edu tanggal 21 Maret 2015 Tjitrosoepomo, G. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada Univesity Press: Yogyakarta. Volk, W.A dan M.F. Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Jakarta, hal. 149-151. Wikipedia. 2015. Acidithiobacillus

Jilid 1. Erlangga:

thiooxidans.

(online).

http://en.wikipedia.org/wiki/Acidithiobacillus_thiooxidans. Diakses pada 20 Maret 2015. Wikpedia. 2013.

Organisme

Aerobik.

(online).

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_aerobik. Diakses pada 22 Maret 2015. Wikipedia.

2015.

Organisme

Anaerobik.

(online).

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_anaerobik. Diakses pada 22 Maret 2015. Witarto, Dr. Arief B. Mengenal Bacillus anthracis. Artikel dimuat di portal www.beritaiptek.com 18 Februari 2002 . diakses 21 maret 2015.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF