bahan laporan pkl.docx

May 21, 2019 | Author: Yudistira Aw | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download bahan laporan pkl.docx...

Description

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi besar dalam dunia peternakan khususnya perunggasan. Bisnis perunggasan difokuskan pada dua produk yaitu daging yang dihasilkan oleh ayam broiler (pedaging) dan telur yang diproduksi oleh ayam layer (petelur). Telur diklasifikasikan diklasifikasikan menjadi telur ayam ras r as dan telur ayam lokal (SNI 2008). Telur ayam ras banyak diproduksi dalam skala industri. Ayam ras dapat bertelur secara kontinyu sampai umur 70 minggu. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani menyebabkan terjadi peningkatan konsumsi telur. Menurut Biro Pusat Statistika dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (2012), konsumsi telur nasional periode 2012 adalah 6 518 kg perkapita pertahun. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang relatif mudah dijangkau oleh masyarakat karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Telur merupakan bahan pangan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisik terhadap infeksi mikroba (Lukman et al. 2009). al. 2009). Tujuan Kegiatan Kegiatan Magang Profesi ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan tentang manajemen kesehatan hewan di peternakan peternaka n ayam dari pertama kali DOC masuk sampai produksi, mengetahui wawasan tentang jenis ayam ras yang dikembangkan, mempelajari berbagai penyakit yang dapat menyerang ayam, dan mempelajari alur mulai ayam bertelur sampai telur didistribusi. Manfaat Kegiatan Manfaat yang diharapkan dari kegiatan magang profesi wajib perunggasan yaitu mahasiswa sebagai calon dokter hewan dapat memperoleh pengetahuan tentang keterampilan diagnosa dan terapi yang benar dan tepat dalam sebuah peternakan, wawasan tentang jenis ayam ras, dan pembelajaran manjemen peternakan secara profesional.

PELAKSANAAN MAGANG Waktu dan tempat ......................................... Kegiatan Magang ............................................

Vaksinasi Kegiatan vaksinasi dilakukan bersama-sama dengan vaksinator peternakan. Target vaksinasi adalah ayam pullet (umur 0-13 minggu) dan ayam laying (umur 13-70 minggu). Jenis vaksin yang diberikan adalah vaksin Newcastle Disease  (ND), Avian Influenza (AI), Infectious Bronchitis (IB), Marek s Disease, Egg Drop Syndrome (EDS), dan Infectious Bursal Disease (IBD). ’  

Pemeriksaan Kualitas telur Kegiatan ini dilakukan rutin setiap hari untuk menguji kualitas telur yang akan dipasarkan ke pasar tradisional dan modern market. Selain itu, dilakukan pula pengujian sampel telur dari masing-masing kandang laying. Kriteria pengujian yang dilakukan dengan mengukur Haugh Unit , tebal kerabang serta bobot telur. Seleksi Telur Kegiatan ini dilakukan di gudang telur. Kegiatannya berupa pemilihan telur dengan kriteria tertentu dengan mengeliminasi telur yang kotor, pecah, telur putih serta abnormal. Di samping itu, dilakukan pula seleksi ukuran telur secara otomatis oleh mesin. Diskusi dengan Dokter Hewan, Staf Maupun Karyawan Peternakan Kegiatan ini berupa diskusi terkait hal-hal seputar manajemen kesehatan hewan, manajemen kandang maupun hal-hal lain terkait peternakan. Kegiaatan ini dilakukan disela-sela kegiatan magang maupun saat jam istirahat.

PT QL Agrofood Sejarah Perusahaan QL Group merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) hasil kerja sama antara perusahaan QL Malaysia dengan Trimitra Group Indonesia. Dirintis pertama kali atas kerjasama Chia Mak Hooi dari QL Resources Bhd. dan drh. Cecep Muhammad Wahyudin, SH., MH. dengan pembagian saham masingmasing 80% dan 20%. QL Group memiliki tim yang solid dengan reputasi international dibidang industri perunggasan. Saat ini QL Group dipimpin oleh senior management   yang dipimpin oleh Mr. Chia Mark Hooi sebagai Presiden Direktur dan Drh. Cecep Moch. Wn.,MH. selaku Direktur Operasional. Pada tanggal 5 Maret 2010 perusahaan ini resmi berdiri dan disahkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tahun 2010 tanggal 16 April 2010. QL Group terdiri dari dua perusahaan yaitu PT. QL Trimitra yang bergerak dibidang Pembibitan Ayam Pedaging (Breeding Farm), Penetasan (Hatchery ), Peternakan Ayam Pedaging (Broiler Commercial Farm), dan Perdagangan Hasil Peternakan (Poultry Trading). Perusahaan kedua adalah PT QL Agrofood yang bergerak dibidang Peternakan Ayam Petelur (Commercial Layer Farm) Commercial Layer Farm PT QL Agrofood beralamat di jalan raya CianjurBandung (tol) kampung Neglasari, desa Haurwangi, kecamatan Haurwangi, kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Perusahaan ini menghasilkan produk telur ayam ras “Sanitized Egg” dengan kapasitas 15 ton/hari.

Struktur Organisasi Visi Visi PT QL Agrofood adalah membangun sector peternakan yang merupakan basis ekonomi dengan focus pada penggunaan teknologi modern, efisien, dan ramah lingkungan, dengan hasil produksi berkualitas tinggi, higienis, halal, dan berstandar HACCP, serta mempunyai nilai tambah yang tinggi. Misi Misi PT QL Agrofood adalah mengembangkan perusahaan berbasis teknologi tinggi dan modern, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan memenuhi kebutuhan protein hewani asal unggas yang berkualitas tinggi, higienis, halal, dan bersertifikasi GMP dan HACCP untuk memasok pasar nasional, terutama Jawa Barat dan Jabodetabek.

Gambar 1 Struktur Organisasj PT QL Agrofood

J o b D es c r i p t i o n

1. General Manager 2. Senior Manager Farm Bertanggung jawab dan melapor kepada General Manager tentang operasional farm, pencapaian target perusahaan, serta tentang promosi dan mutasi karyawan. 3. Asisten Manager Farm Bertanggung jawab dan melapor kepada Manager Farm tentang kebutuhan penerimaan ayam, perencanaan dan pelaksanaan program kerja pemeliharaan ayam, serta menjaga dan merawat inventory perusahaan. 4. Quality Assurance (QA) Bertanggung jawab dan melapor kepada General Manager tentang hasil pengawasan proses produksi sesuai dengan SOP, kesehatan ayam, serta sistem mutu. 5. Quality Control (QC) Bertanggung jawab dan melapor kepada Quality Assurance (QA) tentang hasil pemeriksaan kebersihan sarana dan prasarana proses produksi. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap pemeriksaan dan pelaporan bahan baku, produk, dan kemasan, serta melakukan pemeriksaan dan pelaporan bahan penolong. 6. Supervisor Laying

Bertanggung jawab dan melapor kepada Manager Farm tentang kebutuhan air, kebutuhan pakan, kelembapan, ventilasi, juga pengontrolan terhadap produksi dan kesehatan ayam, serta melakukan pengontrolan terhadap kerja operator kandang agar sesuai dengan SOP yang berlaku. Selain itu juga membuat laporan harian dan mingguan. 7. Asisten Supervisor Bertanggung jawab dan melapor kepada Supervisor tentang hasil kerja rutin harian operator kandang, kebersihan kandang dan lingkungan sekitar, serta melakukan pemeriksaan terhadap konsumsi air minum, pakan, alarm, suhu, dan kelembaban. 8. Operator kandang Bertanggung jawab terhadap tugas harian rutin, kebersihan kandang dan lingkungan, serta mengerjakan apa yang diintruksikan supervisor/asisten supervisor. 9. Senior Supervisor Teknisi Bertanggung jawab dan melapor kepada Manager Farm tentang pemasangan, pemeliharaan, dan perbaikan seluruh mekanikal dan elektrikal farm. Selain itu melakukan pemeliharaan dan perbikan mobil ekspedisi, operasional dan pemeliharaan genset, serta peneyediaan sparepart   elektrikal dan mekanikal. 10. Teknisi Bertanggung jawab dan melapor kepada Senior Supervisor Teknisi tentang pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem air, sistem mekanikal, sistem elektrikal, dan genset. Selain itu juga melakukan penjagaan kebersihan area genset dan work shop. 11. Supervisor Gudang Telur Bertanggung jawab dan melapor kepada Manager Farm tentang proses produksi, pemenuhan order, serta keakuratan stok produk. 12. Administrasi Umum Bertanggung jawab dan melapor kepada Manager Farm tentang  petty cash farm (pemasukan, pengeluaran, dan saldo kas), absensi dan status karyawan ke Human Recruitment Departement, pencatatan administrasi Farm dan Manager dalam pelaporan dan pengarsipan, menjalankan intruksi yang diberikan Manager Farm, serta pemeliharaan dokumendokumen. 13. Administrasi Inventory Bertanggung jawab terhadap pengontrolan stok di gudang, membuat data yang baik meliputi jumlah, jenis, dan lokasi penyimpanan, serta pencatatan data mutasi barang. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap persediaan di gudang baik administrasi maupun operasional dan pencatatan terhadap pindahnya barang stok ke bagian basis sistem. 14. Vaksinator Bertanggung jawab dan melapor kepada Asisten Manager Farm tentang persiapan vaksinasi (alat dan vaksin), pelakasanaan vaksinasi dengan baik, serta pembersihan terhadap sisa dan bekas botol vaksin.

Manajemen Pemeliharaan Kandang Perkandangan di QL Agrofood menggunakan sistem tertutup ( close house). Sistem perkandangan terbagi menjadi dua yaitu kandang pullet dan kandang laying. Kandang pullet terdiri atas empat bangunan kandang yaitu P1, P2, P3, dan P4, digunakan untuk DOC yang baru datang sampai umur 13 minggu. Ukuran setiap kandang pullet yaitu 12 m × 80 m, jarak antara kandang pullet satu dengan yang lainnya, yaitu 12 meter. Konstruksi kandang terdiri atas 4 row dengan masing-masing terdiri atas 4 tingkat. Setiap kandang pullet dilengkapi dengan berbagai macam perlengkapan, seperti silo, auger, paranet, blower , alat sensor, lampu, cooling pump, cooling pad , tirai, light trap, window , conveyor kotoran ayam, dan heater . Setiap kandang pullet terdiri dari 1728, Setiap cages diisi dengan 60 ekor ayam untuk umur 0-21 hari dan hanya diisi 30 ekor ayam untuk umur 22 hari-3 minggu. Tiap cages  memiliki ukuran 120 cm x 55 cm. Berdasarkan Hisex General Management Guide Commercials (2009), cages space yang dibutuhkan untuk seekor ayam petelur dari umur 0-3 minggu adalah 125 cm2/bird dan umur 3-5 minggu seharusnya memiliki cages space yaitu 220 cm2/bird sedangkan cages space  ayam umur 0-3 minggu pada kandang QL yaitu 110 cm 2/bird dan ayam umur 3-5 minggu pada kandang QL yaitu 220 cm2/bird. Cages space  menetukan kepadatan yang mempengaruhi tingkat stress dan ruang gerak ayam. Kandang laying terdiri atas 11 kandang (L1, L2, L3, L4, L5, L6, L7, L8, L9, L10, dan L11) untuk ayam berusia 13 minggu hingga 75 minggu (afkir). Luas masing-masing kandang laying yaitu 120 meter × 12 meter. Satu kandang laying diisi sekitar kurang dari 52.000 ekor ayam. Konstruksi kandang di laying terdiri atas 4 row dengan masing-masing row terdiri atas sisi kiri dan kanan serta memiliki 5 tingkatan ke atas. Setiap tingkatan dari kiri ke kanan berjumlah 160 cages, sehingga total cages  yang ada di laying yaitu 6400 cages. Setiap cages diisi oleh 8 ekor ayam. Ukuran satu cages, yaitu 60 cm x 60 cm. Cages space dari kandang laying yaitu 450 cm 2 /bird. Menurut Hisex General Management Guide Commercials (2009), ayam berumur 5-17minggu sebaiknya memiliki cages space sebesar 200-350 cm 2/bird. Kandang laying dilengkapi oleh 2 silo dengan kapasitas masing-masing sebanyak 11 ton pakan dan 1 auger untuk memasukkan pakan ke dalam 2 silo, paranet di sekeliling kandang, blower sebanyak 14 buah, alat sensor, lampu, 5 buah cooling pump dengan 1 buah di bagian depan, 2 buah dibagian kanan dan kiri, dan cooling pad   yang diletakkan di depan kandang dengan tinggi 150 cm x 12 m, untuk sisi kanan dan kiri masing-masing sepanjang 36 meter dengan tinggi 100 cm. Terdapat juga tirai yang menutupi sekeliling kandang dan window   yang terbuka selama 24 jam. Kandang laying juga dilengkapi dengan conveyor yang diatur secara otomatis untuk membuang kotoran ayam setiap 2 hari sekali, kotoran-kotoran tersebut akan dibawa oleh truk kemudian dijadikan pupuk. Fasilitas yang ada di dalam kandang memiliki fungsi-fungsi sebagai penunjang untuk menjaga kondisi ayam agar tetap sehat dan dapat berproduksi. Blower   berfungsi sebagai ventilasi kandang dan menyalurkan amonia serta debu keluar dari kandang. Cooling pad merupakan tempat masuknya udara ke dalam kandang dengan cara menyalurkan air keluar untuk menjaga keadaan suhu dan kelembaban udara di kandang. Air akan keluar secara otomatis apabila suhu lebih dari batas maksimal dan kelembaban di bawah batas minimum. Kelembapan dan suhu yang ideal di dalam kandang berkisar 65  – 80 mmHg dan

26  –  30 °C dengan kecepatan angin 2 m/s. Cooling pump berfungsi untuk memompa air menuju ke cooling pad . Heater   berfungsi untuk memanaskan ruangan yang digunakan untuk ayam pada kandang pullet.

Gambar 2 Diagram alur dari DOC datang sampai ayam diafkir  Ayam layer merupakan ayam yang dapat memproduksi telur. Ada beberapa strain ayam petelur yaitu Shaver, Starcross, Hisex Brown, ISA Brown, Bovan Black, Lohmann (Brown dan White feathered strains), dan Afabird . Jenis ayam petelur yang dipelihara PT QL Agrofood yaitu dari ras Hisex Brown di peroleh dari PT Manggis. Sebelum DOC datang, dilakukan pengecekan heater dan blower kemudian tempat makanan dan nipple dibersihkan, persiapan keperluan medikasi dan dilakukan fogging TH4. Tiga jam sebelum DOC dimasukan heater dihidupkan. Cages  yang telah bersih dilapisi dengan Koran sebanyak 5-7 koran. DOC datang akan dilakukan pemberian nopstres, baytril dan vaksin spray. DOC dimasukan kedalam cages sampai umur 13 minggu ayam akan di pindahkan ke laying.

Pakan Pakan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh ayam. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi sesuai umur ayam. Kebutuhan pakan setiap hari untuk ayam berbeda-beda tergantung pada umur (Tabel 1). Pakan yang digunakan di farm QL Agrofood berasal dari pabrik pakan luar. Pakan yang digunakan berbeda kandungannya untuk setiap umur. Pakan untuk anak ayam petelur berumur 0-8 minggu menggunakan S-21, ayam dara petelur umur 8-16 minggu menggunakan pakan S-22, usia 16 - 18 minggu menggunakan GT-1P, dan usia 20 minggu  –  afkir menggunakan P3-CP51. Komposisi pakan dan analisa proksimat dari tiap pakan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 1 Kebutuhan pakan layer per hari Umur 0-7 8-14 15-21 22-28 29-35 36-42 43-49 50-56 57-63 54-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120-126

Kebutuhan pakan per hari (kg) 0.1 0.2 0.4 0.6 0.9 1.1 1.5 1.8 2.2 2.6 3.0 3.5 3.9 4.4 4.9 5.5 6.0 6.6

Tabel 2 Komposisi tiap jenis pakan S-21 (0 – 8 minggu)

S-22 (8 – 16 minggu)

GT-1P (16 – 20 minggu)

P3-CP51 (20 minggu – afkir)

Jagung

Jagung

Jagung kuning

Jagung kuning

Dedak

Dedak

Bungkil kedelai

Bungkil kedelai

Gluten

Gluten

Canola meal

Canola meal

Pollard

Pollard

Dedak padi

Dedak padi

Tepung Ikan

Tepung Ikan

Pollard

Pollard

Tepung Daging dan Tulang

Tepung Daging dan Tulang

Tepung ikan

Tepung ikan

Bungkil kedelai

Bungkil kedelai

Tepung daging

Tepung daging

Minyak

Minyak

Asam amino

Asam amino

Kalsium fosfat

Kalsium fosfat

Vitamin

Vitamin

Kalsium karbonat

Kalsium karbonat

Trace mineral

Mineral

Natrium klorida

Natrium klorida

Antioksidan

Antioksidan

 Asam amino

Asam amino

Antijamur

Vitamin

Vitamin

Antibiotik

Trace Mineral

Trace Mineral

 Antioksidan

Antioksidan  Antibiotik  Anticoccidia

Tabel 3 Kandungan Analisa Proksimat Tiap Pakan yang Digunakan  Analisa

S-21

S-22

GT-1P

P3-CP51

Kadar air (maksimal)

12%

12%

12%

13%

Protein kasar

19-21%

15.5 - 16.5 %

Minimal 17.5%

16-18%

Lemak kasar

4 - 6%

4 - 7%

4 – 8%

Maksimal 7%

Serat kasar

Maksimal 5.5%

Maksimal 6%

Maksimal 6%

Maksimal 7%

 Abu

Maksimal 7.5%

Maksimal 8%

Maksimal 13.5%

Maksimal 14%

Kalsium

0.9 - 1.1%

0.9 - 1.1%

3.4 – 3.6%

3.25 – 4.25%

0.6 - 0.9%

0.6 - 0.8%

0.6 – 0.9%

0.6 – 1%

Fosfor

Program pemberian pakan pada ayam petelur dibagi menjadi 4, yaitu fase starter , fase grower , fase developer , dan fase bertelur. Diet starter dimulai pada umur 0 – 4 minggu dapat pula diperpanjang hingga umur 5 atau 6 minggu untuk menjaga perkembangan pembentukan tubuh ( frame size). Diet grower dianjurkan pada umur 4  –  10 minggu, namun dapat diperpanjang hingga umur 11 atau 12 minggu untuk menjaga masa pertumbuhan (tulang dan otot). Kandungan protein pakan pada fase ini lebih tinggi dibanding fase lainnya karena untuk pertumbuhan tulang dan otot membutuhkan protein tinggi. Dalam pakan tidak terdapat kandungan energy yang tinggi karena pakan energy tinggi akan menyebabkan penurunan perkembangan saluran pencernaan. Pakan fase developer merupakan fase perkembangan alat reproduksi, dimulai umur 13 minggu hingga 16 minggu. Pakan pada fase ini selain untuk perkembangan alat reproduksi juga membantu dalam perkembangan kapasitas tembolok karena level energy pada pakan lebih rendah dibandingkan pakan grower. fase persiapan hingga fase bertelur diberi pakan dengan kandungan kalsium yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menjaga tulang medullary sebagai reservoir kalsium dalam pembentukan telur. Kebutuhan air minum diberikan secara ad libitum yang disalurkan melalui pipa menuju nipple-nipple di cages. Nipple dalam cages pullet berjumlah 4 dengan kapasitas 1 cages 30 ekor, sedangkan laying berjumlah 2 dengan kapasitas 1 cages 8 ekor.

Program Pencahayaan (lighting) Cahaya dapat didefinisikan sebagai suatu bagian dari spektrum gelombang elektromagnet yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya. Penelitian intensif pada ayam modern selama satu dekade terakhir mengindikasikan bahwa gelombang elektromagnet yang merupakan komponen cahaya dapat mempengaruhi fungsi fisiologis dari beberapa bagian dari otak besar, khususnya hypothalamus. Penerimaan cahaya pada ayam akan mengakibatkan rangsangan terhadap syaraf pada syaraf optik, yang dilanjutkan oleh syaraf reseptor ke hipothalamus untuk memproduksi hormone releasing factor (HRS). Hormone releasing factor   selanjutnya merangsang  pituitaria pars anterior   untuk menghasilkan folicle stimulating hormone  (FSH) dan luteinizing hormone  (LH). HRS juga merangsang  pituitaria pars posterior   untuk menghasilkan oksitosin. FSH akan mempengaruhi perkembangan folikel-folikel yang ada di ovarium. Apabila folikel ini telah matang maka hormon LH akan dilepaskan dan terjadilah ovulasi. Selain itu cahaya juga merangsang kelenjar paratiroid untuk melepaskan hormonnya yang berfungsi dalam pembentukan kerabang telur (Nesheim et al . 1979).  Adanya cahaya juga menstimulasi kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi mengatur kecepatan metabolisme tubuh sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan. Selain itu keberadaan cahaya di dalam kandang memungkinkan ayam untuk mampu melihat lingkungan sekitar, terutama makanan dan air minum yang tersedia. Sehingga keadaan ini akan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ayam (Nesheim et al . 1979).

Oleh karena itu, cahaya merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah peternakan ayam sehingga membutuhkan suatu program khusus untuk mencapai hasil yang maksimal. Suatu program pencahayaan harus memperhatikan waktu pencahayaan, besarnya intensitas cahaya dan kapan pencahayaan tersebut. Berikut program pencahayaan yang dilakukan di PT QL  Agrofood. Tabel 4 Program pencahayaan di PT QL Agrofood Umur

DURASI

LAMPU

KETERANGAN

0-3 hari

24 jam

13 watt

Day light+lampu cages

4-5 hari

22 jam

13 watt

Day light+lampu cages

6-7 hari

20 jam

13 watt

Day light+lampu cages

8-9 hari

18 jam

13 watt

Day light+lampu cages

10 - 11 hari

16 jam

13 watt

Day light

12 - 13 hari

14 jam

13 watt

Day light

14 - 15 hari

12 jam

13 watt

Day light

15 - 21 hari

12 jam

13 watt

Day light

4 - 5 minggu

12 jam

5 watt

Merah (Setelah Vaksin 28 hari)

6 - 8 minggu

12 jam

5 watt

Merah

9  – pindah ke laying 

10 jam

5 watt

Merah

Waktu pindah

24 jam

8 watt

Warm white (3 hari)

Pindah - 16 minggu

12 jam

8 watt

Merah

17 minggu

13 jam

8 watt

Warm white

18 minggu

14 jam

8 watt

Warm white

50% produksi

16 jam

8 watt

Warm white

Pada tabel di atas terlihat bahwa pancahayaan pada minggu awal pemeliharaan ayam sangat panjang lebih dari 20 jam. Hal ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan ayam. Setelah itu berangsur-angsur diturunkan. Hal ini berfungsi untuk mengurangi pertumbuhan ayam sehingga pertumbuhan badannya seimbang dengan pertumbuhan organ reproduksinya. Pada masa bertelur pencahayaan juga ditambah seiring dengan meningkatnya jumlah produksi.

Manajemen Kesehatan Biosekuriti Biosekuriti merupakan suatu program untuk mengontrol penyebaran penyakit infeksius dengan cara mengurangi kontaminasi yang masuk ke dalam peternakan dari luar wilayah dan membatasi penyebaran saat operasional. Peternakan QL Agrofood membagi sistem biosekuriti menjadi tiga, yaitu lalu lintas, isolasi, dan sanitasi. Pekerja atau pengunjung yang memasuki wilayah peternakan (Gambar 3) diharuskan melewati ruang penyemprotan disinfektan terlebih dahulu (pengasapan). Hal serupa dilakukan juga saat kendaraan masuk wilayah peternakan, yaitu harus melewati kolam dipping   ban serta penyemprotan disinfektan terhadap body  mobil. Proses disinfeksi dilakukan untuk meminimalisir kontaminasi terhadap wilayah peternakan. Pengendalian terhadap tikus dilakukan dengan pemasangan pipa pada lantai kandang yang diberi racun tikus, kemudian pipa tersebut diberi nomor untuk mengetahui kandang yang terdapat tikus dalam jumlah banyak. Pengontrolan terhadap serangga dilakukan dengan menggunakan racun serangga bubuk yang disebar di lantai depan kandang untuk mengantisipasi serangga menghinggapi pakan yang tercecer. Pekerja yang akan memasuki kandang (Gambar 4) diharuskan melewati ruang sanitasi terlebih dahulu untuk disemprotkan cairan disinfektan serta memakai pakaian khusus dan sepatu boot. Saat akan memasuki kandang pullet pekerja harus melalui ruang penyemprotan disinfektan (pengasapan) yang terletak pada perbatasan wilayah kandang laying dan pullet. Isolasi terhadap hewan terlihat pada sistem perkandangan. Kandangkandang pada QL Agrofood dibedakan berdasarkan umur serta diterapkan sistem all in all out . Saat ayam seluruhnya keluar maka dilakukan pembersihan terhadap kandang serta peralatannya. Hewan yang sakit ditaruh pada cages yang terpisah agar tidak terjadi penularan. Hewan yang ditemukan mati di dalam cages  akan langsung dimasukkan ke dalam karung lalu diikat, kemudian diletakkan pada tempat sampah yang berada di depan kandang. Bangkai ayam akan dikumpulkan lalu dibeli oleh peternak ikan lele untuk dimanfaatkan sebagai pakan. Proses sanitasi dan biosekuriti dibagi menjadi dua, yaitu celup kaki ( foot deep) dan penyemprotan disinfektan di dalam dan lingkungan luar kandang. Prosedur celup kaki (foot deep): 1. Setiap pagi hari operator kandang harus membersihkan bak celup kaki dan mengganti larutan disinfektan yang digunakan. 2. Air dituangkan ke dalam bak celup kaki yang telah dibersihkan sebanyak 5 liter, kemudian ditambahkan TH4 sebanyak 25 ml, diaduk dengan alat bantu sampai merata. 3. Bahan disinfektan yang berada di bak celup air diletakkan di depan pintu masuk kandang. 4. Setiap orang yang akan memasuki kandang wajib melakukan celup kaki (foot deep) di dalam bek berisi larutan disinfektan. Prosedur penyemprotan disinfektan di dalam dan lingkungan luar kandang: 1. Mesin sanchin, selang, dan stick penyemprotan disiapkan dan dipastikan dalam kondisi normal. 2. Larutan disinfektan dibuat sesuai dosis (TH4 1:200; Longlife 1:400; Formalin 10%) dan bak penampung disiapkan lalu diisi dengan air sebanyak 200 liter. Setelah itu ditambahkan bahan disinfektan yang telah dibuat sesuai dosis.

3. Mesin sanchin dinyalakan kemudian disinfektan disemprotkan ke lorong, lantai, dan dinding kandang. 4. Setelah bagian kandang selesai disemprot, lingkungan sekeliling kandang  juga disemprot, mulai dari belakang samping kiri ke depan, dilanjut dari belakang samping kanan ke depan dan berakhir di area cooling pad depan. 5. Setelah proses penyemprotan selesai, bak penampung dibersihkan. 6. Proses penyemprotan dilakukan secara rutin sebanyak 3 kali dalam satu minggu.

Biosekuriti Masuk Area Peternakan

Pegawai

Kendaraan



Supir

turun

didisinfeksi

di

untuk



penyemprotan

ruang

untuk

penyemprotan 

Kendaraan kembali

diambil oleh

dengan

supir



Kendaraan diberhentikan di atas

(shower)

disinfeksi

terlebih

dahulu 

Setelah

disinfektan

disemprotkan

berjalan

melalui pintu keluar

Pegawai memasuki ruang



Pegawai dapat masuk ke area peternakan setelah penyemprotan selesai

kolam disinfeksi sampai proses

penyemprotan

disinfektan selesai 

Kendaraan

dapat

masuk area peternakan dan di parkir di luar area kandang

Gambar 3 Prosedur biosekuriti saat akan memasuki wilayah peternakan

Biosekuriti Pegawai Masuk/Keluar Area Kandang Barang bawaan berupa tas, HP, kacamata dimasukkan ke dalam kotak sterilisasi ultraviolet (UV). Pintu kotak ditutup dan tombol ditekan untuk menyalakan lampu UV Pegawai masuk ruang disinfeksi lalu pakaian, alas kaki dilepas dan disimpan di dalam loker   Selanjutnya masuk ke dalam ruang penyemprotan untuk didisinfeksi dengan campuran larutan disinfektan Setelah penyemprotan selesai, pegawai ke ruang mandi Lalu pegawai memakai perlengkapan berupa pakaian dan sepatu boot Barang bawaan yang diletakkan pada kotak UV diambil kembali dengan mematikan lampu UV terlebih dahulu Pegawai diperbolehkan masuk area kandang Pegawai yang akan memasuki area kandang pullet didisinfeksi kembali di ruang penyemprotan area kandang pullet terlebih dahulu Operator kandang tidak dapat berpindah (berkunjung) ke kandang lain tanpa ijin dari supervisor/asisten supervisor







  

 



Gambar 4 Prosedur biosekuriti saat akan memasuki kandang

Vaksinasi Vaksinasi adalah proses menumbuhkan dan mengembangkan sistem pertahanan tubuh dengan tujuan individu yang telah dilakukan vaksinasi terhindar dari terjangkitnya penyakit infeksi serta untuk membatasi proses infeksi oleh agen patogen. Vaksinasi memberi kekebalan yang efektif dengan membentuk antibodi yang cukup banyak dan menambah populasi sel-sel limfosit yang dapat berkembang dengan cepat bila terjadi kontak dengan antigen (Roitt 1985). Menurut Tizard (1987) vaksinasi yang baik sebagai pengendali penyakit harus mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Identifikasi mutlak organisme penyebab dengan tepat 2. Mampu melindungi hewan terhadap penyakit 3. Resiko vaksinasi tidak melebihi resiko kemungkinan mengidap penyakit tersebut. Vaksin dibedakan menjadi dua yaitu vaksin aktif (live) dan vaksin inaktif (kill). Vaksin aktif merupakan vaksin dari mikroorganisme hidup yang masih aktif namun sudah tidak virulen atau avirulen. Vaksin inaktif adalah vaksin yang berisi mikroorganisme mati melalui proses inaktivasi. Virus yang terkandung dalam vaksin inaktif telah kehilangan sifat inefektifnya namun antigenitasnya masih dipertahankan. Sifat antigenitas inilah yang berperan dalam menginduksi kekebalan tubuh (Fenner et al. 1995). Perbedaan antara vaksin aktif dan inaktif  dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perbedaan Vaksin aktif dan inaktif (Saif 2008) Vaksin aktif (live)

Vaksin inaktif (killed )

Jumlah antigen yang dibutuhkan kecil

Membutuhkan antigen yang banyak

Bisa berbagai macam cara  Administrasinya selalu injeksi. administrasi seperti spray, minum, dan tetes mata atau mulut. Onset imunitasnya cepat

Onset imunitasnya lambat

Kekebalan yang ditimbulkan relatif sebentar

Menimbulkan kekebalan yang relatif lebih lama

Penyusunan sebuah program vaksinasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti umur serangan penyakit, umur ayam dan jenis vaksin yang digunakan. Vaksin aktif memiliki kemampuan menggertak pembentukan antibodi yang lebih cepat dibandingkan vaksin inaktif. Dalam waktu 2-3 minggu titer antibodi hasil vaksinasi dengan vaksin aktif telah mencapai standar protektif, sedangkan vaksin inaktif baru mencapai standar protektif pada 3-4 minggu. Meskipun demikian, titer antibodi yang dihasilkan vaksin inaktif relatif bertahan lebih lama di atas protektif dibandingkan vaksin aktif. Berdasarkan pola pembentukan titer antibodi tersebut maka waktu pelaksanaan vaksinasi dengan menggunakan vaksin aktif sebaiknya dilakukan selambat-lambatnya 2-3 minggu sebelum penyakit menyerang, sedangkan vaksin inaktif bisa diberikan 3-4 minggu sebelum waktu penyakit menyerang. Dengan demikian diharapkan pada saat bibit penyakit menginfeksi di dalam tubuh ayam telah terbentuk antibodi yang bisa memblok bibit penyakit tersebut (Anonim 2011). PT QL Agrofood memberikan vaksinasi terhadap ayam-ayam petelur di kandang untuk menstimulasi kekebalan tubuh. Jadwal program vaksinasi PT QL Agrofood dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jadwal program vaksinasi pada PT QL Agrofood Umur Vaksin

Strain

Jenis

Aplikasi

0

Marek

Nobilis Rismavac+CA 126

killed

Hatchery

1

ND,IB live

Ma5 clone 30

Live

Spray

3

ND killed (duble dose)

ND Broiler

Killed

SC (0,2 cc)

13

IBD live

Bursin 2

Live

MD (mouth drop)

Hari

Mgg

21

28

4

AI Killed

Medivac AI

killed

SC 0,5 cc

ND,IB live

LS Bronmass

live

ED (eye drop)

IBD live

Poulvac Bursa F

Live

MD (mouth drop)

ND Lassota live

Nobilis ND lasota

Live

SC (triple dose 0,5 cc)

ND+IB Killed

Nobilis ND,IB killed

Killed

SC (0,5cc)

ND,IB live

LS Bronmass

live

ED(eye drop)

42

6

Fowl pox

Chick N Pox

Live

WW (wing web)

56

8

ILT(live)

LT-vacc

Live

ED(eye drop)

63

9

AI Killed

Medivac AI

Killed

IM (0,5cc)

ND,IB live

LS bronmass

Live

ED

Coryza (alum adj)

Polvac AC plus Bacterin

Killed

IM (0,5cc)

Nobilis newcavac

77

11

ND killed

91

13

Pindah ke layer

98

14

ND,IB live

LS Bronmass

Live

ED

14

CORYZA (oil adj)

Polvac AC plus Bacterin

Killed

IM 0,5 cc

16

ND,IB,EDS (killed)

Nobilis ND,IB,EDS

Killed

IM kiri 0,5 cc

 AI Killed

Medivac AI

Killed

IM Kanan 0,5 cc

112

IM (0,5cc)

133

19

ND,IB live

LS Bronmass

Live

DW (dringking Water)

161

23

ND Lassota live

Nobilis ND lasota

Live

DW (dringking Water)

189

27

ND,IB live

LS Bronmass

Live

DW (dringking Water)

40-45

AI Killed/ND+AI killed

Medivac AI

Killed

IM 0,5 cc

Pemberian Vitamin dan Antibiotik Pada saat di kandang pullet pemberian vitamin dilakukan setalah vaksinasi dan pindah kandang ke laying . Sedangkan di kandang laying   pemberian vitamin dilakukan tiga kali seminggu saat umur 1-30 minggu awal produksi, dua kali seminggu saat umur 30-60 minggu produksi, dan satu kali saat umur 60 minggu sampai afkir. Pemberian vitamin bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, memenuhi kebutuhan mineral dan vitamin tubuh serta mengurangi stress pada ayam setelah vaksinasi. Tindakan vaksinasi akan membuat ayam menjadi stres sehingga apabila tidak diimbangi dengan pemberian vitamin akan mengakibatkan kegagalan vaksinasi. Hal ini disebabkan karena stres dapat menurunan imunitas atau imunosupresi sehingga antibodi yang diharapkan tidak terbentuk. Vitamin yang diberikan pada peternakan ini adalah Nopstress ®  yang memilki kandungan vitamin A, vitamin D3, vitamin E, vitamin B6, vitamin B12, serta memilki kandungan elektrolit yaitu sodium, potasium, Magnesium, Natrium, garam Cl, dan asetat. Pemberian Nopstres® selalu diberikan di farm ini yang dicampurkan dengan air minum dengan dosis pemberian 1 gram/2 liter air. Pemberian antibiotik sangat jarang pada peternakan ini. Pemberian antibiotik hanya dilakukan pada saat DOC (day old chick ) baru datang. Antibiotik yang diberikan adalah Baytril ® (enrofloxacin) yang diaplikasikan peroral dengan cara mencampurkannya ke dalam air minum. Selain itu pada DOC juga dilakukan pemberian Diacoxin ® untuk pengobatan koksidiosis.

Alur Telur Dari Kandang Sampai Pemasaran Telur dari kandang akan dipindahkan ke gudang telur melalui conveyor yang merupakan pintu awal masuknya telur dari kandang menuju gudang telur. Pada conveyer dilakukan grading telur dan sterilisasi dengan sinar UV. Pemisahan atau grading telur dilakukan pada telur jumbo, putih (kerabang tipis,kasar, putih, dan abnormal), retak, dan kotor yang dipisahkan dari telur normal. Telur putih dan telur jumbo akan dimasukan kedalam peti untuk dipasarkan ke pasar tradisional, telur retak dialihkan menjadi produk liquid egg, dan telur kotor menjadi produk telur gosok.

Gambar 5 Alur telur dari kandang sampai pemasaran Telur normal (Telur coklat) yang berasal dari conveyor   1 diperuntukkan bagi modern market   sedangkan dari conveyor   2 diperuntukkan bagi traditional market . Setelah proses penyortiran, telur yang berasal dari conveyor   1 dilakukan sterilisasi dengan UV. Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme pada permukaan kerabang telur. Telur coklat akan dilakukan grading berat untuk dipasarkan ke pasar modern. Kriteria telur untuk Mcd adalah memiliki berat 58-62 gram sedangkan untuk Indomaret adalah 62-68 gram. Telur kemudian di washing dengan klorin dan kemudian oiling. Pelaksanaan washing dilakukan dengan menggunakan air yang telah dicampur dengan chlorin  sebanyak 400 ml ke dalam mesin boiling. Mesin boiling bertujuan untuk memanaskan air hingga 37.8°-48.9°C. Air di dalam bak larutan mesin washing   diganti setiap 2 jam sekali dan menambahkan kembali chlorin  sebanyak 400 ml. Kemudian dilakukan packing dengan tray kardus dan tray plastik.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF