bahan ajar MORFOLOGI 3.pptx

May 21, 2019 | Author: Lhiie Dwie Ningrum II | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

materi kuliah 3...

Description

KLASIFIKASI KLASIFIKASI KAT KATA (1) KELAS TERBUKA KRITERIA KLASIFIKASI

Yang termasuk kelas terbuka adalah kata-kata yang ya ng termasuk dalam kelas verba, nomina, dan dan adjektifa.  adjektifa. Pada kelas verba bahasa Indonesia dulu belum ada kata-kata seperti menggalakkan, memonitor, dan tereliminasi; tetapi sekarang kata-kata seperti itu sudah ada. Pada kelas nomina bahasa Indonesia dulu belum ada komputer, sinetron, dan dan pembenaran;  pembenaran; tetapi  tetapi kata-kata seperti itu sekarang sudah banyak. Demikian juga kata-kata dari kelas adjektifa.

Lanjutan…….

Lanjutan…….

Hal ini berbeda dengan kata-kata dari kelas tertutup, yaitu yang termasuk pronomina, adverbia, preposisi, konjungsi, dan artikula, yang jumlahnya sejak dulu tidak pernah bertambah. Yang dari kelas tertutup ini pun boleh dikatakan tidak pernah menjadi dasar dalam suatu proses morfologis. Sebaliknya yang termasuk kelas terbuka dapat menjadi dasar dalam proses morfologis. Pertama, kata-kata dari kelas nomina tidak dapat didampingi oleh adverbia frekuensi, adverbia derajat, adverbia kala, dan adverbia keselesaian. Namun, dapat didampingi oleh adverbia jumlah (kuantitas). Juga dapat didampingi oleh adverbia negasi bukan dan tanpa. Sementara itu dapat juga didampingi oleh adverbia keharusan boleh dan harus, serta adverbia kepastian; tetapi dengan persyaratan, yaitu sebagai kalimat jawaban. Misalnya, untuk pertanyaan “kamu mau makan apa?”, jawabannya dapat “boleh gado-gado”, atau “harus ayam goreng”. Untuk pertanyaan “siapa yang mengambil uang saya?”, jawabannya dapat “pasti dia”, “tentu dia”, “mungkin dia” atau barangkali dia”

Kedua, kata-kata dari kelas verba dapat didampingi oleh adverbia negasi tidak dan tanpa; oleh adverbia frekuensi sering dan jarang ; oleh adverbia  jumlah banyak, sedikit, kurang dan cukup; oleh adverbia kala (tenses), adverbia keselesaian, adverbia keharusan, dan adverbia kepastian. Dapat didampingi oleh adverbia negasi bukan, tetapi dengan persyaratan yaitu digunakan dalam konstruksi berkontras, misalnya: -Dia bukan menyanyi, melainkan berteriak-teriak -- saya bukan memukul, tetapi dipukul Ketiga, kata-kata dari kelas adjektifa dapat didampingi oleh

semua adverbia derajat, semua adverbia keselesaian, dan semua adverbai kepastian; tetapi tidak dapat didampingi oleh adverbia keharusan, adverbia frekuensi,dan adverbia jumlah. Sementara itu kata-kata dari kelas adjektifa ini dapat juga didampingi oleh negasi bukan tetapi dengan persyaratan, yaitu dalam konstruksi berkontras. Misalnya, Warnanya bukan merah, melainkan oranye

Secara umum ciri yang membedakan ketiga kelas itu, nomina, verba, dan adjektifa, yang membedakan satu sama lain adalah, bahwa kata-kata dari kelas nomina (N) tidak dapat didampingi oleh negasi tidak padahal kata-kata dari kelas verba dan adjektifa dapat. Sedangkan kata-kata dari kelas verba dapat didampingi oleh adverbia frekuensi sering, padahal kata-kata dari kelas nomina dan adjektifa tidak dapat. Sebaliknya kata-kata dari kelas adjektifa dapat didampingi oleh adverbia derajat agak, padahal kata-kata dari kelas nomina dan kelas verba tidak dapat.

KLASIFIKASI KATA (2) KELAS TERTUTUP  ADVERBIA

 ADVERBIA lazim disebut kata keterangnan atau kata keterangan tambahan. Fungsinya adalah menerangkan kata kerja, kata sifat dan  jenis kata yang lainnya; berbeda dengan adjektifa (yang lazim disebut kata sifat) yang fungsinya menerangkan kata benda.  ADVERBIA pada umumnya beupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang berupa kata bentukan. Yang berupa kata bentukan ini secara morfologi dapat dikenali dari bentuknya yang: (1) Berprefiks se- seperti sejumlah, sebagian, seberapa, dan semoga (2) Berprefiks se- dengan reduplikasi, seperti sekali-kali, semena-mena (3) Berkonfiks se-nya seperti sebaiknya, seharusnya, sesungguhnya, dan sebisanya (4) Berkonfiks se-nya disertai reduplikasi seperti selambat-lambatnya, secepat-cepatnya, dan sedapat-dapatnya.

PRONOMINA

PRONOMINA lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Secara umum lazim dibedakan adanya empat macam pronomina, yaitu (1) pronomina persona atau kata ganti diri, (2) pronomina demontrativa atau kata ganti penunjuk, (3) pronomina introgativa atau kata ganti tanya, dan (4) pronomina tak tentu. Kata ganti diri: kata ganti diri orang pertama tunggal yaitu saya dan aku; orang pertama jamak yaitu kami dan kita. Kata ganti penunjuk: kata ganti penunjuk adalah kata ini   dan itu yang digunakan untuk menggantikan nomina (frase nominal atau lainnya) sekaligus dengan penunjukan. Contoh: buku ini adalah buku impor. Kata ganti tanya: adalah kata yang digunakan untuk bertanya atau menanyakan sesuatu (nomina atau yang dianggap konstruksi nominal). Kata ganti tanya itu adalah apa, siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana, dan ,mana

NUMERALIA

KATA BILANGAN atau numeralia adalah kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan fungsinya biasanya dibicarakan adanya kata bilangan utama, bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan bulat, bilangan pecahan, bilangan tingkat dan kata bantu bilangan. Kata bilangan dapat ditulis dengan angka arab, angka romawi, maupun dengan huruf.

KATA BANTU BILANGAN: kata ganti bilangan yang lazim digunakan adalah orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum.

PREPOSISI PREPOSISI atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa. Misalnya kata di dan dengan dalam kalimat: -Nenek duduk di kursi -- kakek menulis surat dengan pensil

Secara semantik preposisi ini menyatakan makna: (1) Tempat berada, yaitu preposisi di, pada, dalam, atas, dan antara. Contoh: nenek tinggal di Bogor (2) Arah asal, yaitu preposisi dari. Contoh : Dia datang dari  kediri (3) Arah tujuan, yaitu preposisi ke, kepada, akan dan terhadap Contoh: mereka menuju ke utara

KONJUNGSI

KONJUNGSI atau kata penghubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat dengan kalimat. Contoh: 1. Ibu dan ayah pergi ke bogor 2. Dia tidak datang karena hujan lebat sekali 3. Orang-orang pergi ke utara sebaliknya dia menuju ke selatan Konjungsi Koordinatif: adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara. Kemudian dilihat dari sifat hubungannya dikenal adanya konjungsi: 1. Menghubungkan menjumlahkan, yaitu konjungsi dan, dengan dan serta. Contoh: Adik dengan ayah belum pulang

2. Menghungkan memilih yaitu konjungsi atau Contoh: mana yang kamu pilih yang merah atau yang biru 3. Menghubungkan mempertentangkan, yaitu preposisi tetapi, namun, sedangkan, dan sebaliknya. Contoh: kami ingin menyumbang lebih, tetapi kemampuan kami terbatas

Konjungsi subordinatif: konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Artinya, kedudukan klausa yang satu lebih tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang pertama. Konjungsi subordinatif ini dibedakan atas konjungsi yang menghubungkannya

(1) Menghubungkan menyatakan sebab akibat, yaitu konjungsi sebab dan karena contoh : - banyak petani yang mengeluh sebab harga pupuk makin mahal - kami tidak dapat melanjutkan perjalanan karena hari sudah malam - karena ketiadaan dana, kami terpaksa berhenti kuliah (2) Menghubungkan menyatakan persyaratan, yaitu konjungsi kalau,  jikalau, jika, bila, bilamana, apabila, dan asal. contoh: - kalau diundang, saya akan hadir - saya akan datang kalau diberi ongkos (3) Menghubungkan menyatakan tujuan, yaitu konjungsi agar dan supaya contoh: - kami berangkat pagi-pagi agar tidak terlambat tiba disekolah

KONJUNGSI ANTAR KALIMAT

adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraf. Melihat sifat hubungannya dikenal adanya konjungsi antar kalimat yang: (1) Menghubungkan dan mengumpulkan: adalah konjungsi  jadi, karena itu, oleh sebab itu, kalau begitu, dan dengan demikian. contoh: Ali dan ahmad sering kali berkelahi di sekolah, karena itu, mereka sering kali dihukum guru. (2) Menghubungkan menyatakaan penegasan: adalah konjungsi lagipula dan apalagi contoh: hawa di Jakarta sangat panas, apalagi, pada siang hari (3) Menghubungkan mempertentangkan atau mengontraskan. adalah konjungsi namun dan sebaliknya contoh: dia memang bandel, keras kepala, dan suka membantah, namun demikian, hatinya baik dan suka menolong

 ARTIKULUS

KATA SANDANG atau artikulus adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinitkan sesuatu nomina, ajektiva, atau kelas lain.  Artikulus dalam bahasa Indonesia adalah si dan sang. Contoh : Mana si gendut, sejak tadi belum muncul INTERJEKSI

INTERJEKSI adalah kata-kata yang mengungkapkan perasaan batin,misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih dan sebagainya. Contoh : “Wah, mahal sekali” kata ibu itu PARTIKEL

PARTIKEL seperti kah, tah, lah, pun, dan per. Partikel ini ada yang sebagai penegas, tetapi ada pula yang bukan. Contoh : - Apakah isi lemari itu? - Siapakah namamu yang sebenarnya?

- Terima kasih -

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF