Download Bagi 'Ebook Langkah Mudah Membuat Buku-1.PDF'...
Cahyadi Takariawan
Langkah Mudah
Membuat Buku
Wonderful Publishing Yogyakarta 2017
Judul Buku
: Langkah Mudah Membuat Buku
Penulis
: Cahyadi Takariawan
Editor
: Abdullah Sujono
Lay Out
: Abdullah Sujono
Penerbit
: Wonderful Publishing
Daftar Isi Pengantar 1. 2. 3. 4. 5.
Sumber Inspirasi Menulis Buku Proses Pra-Penulisan Buku Proses Penulisan dan Editing Proses Penerbitan Buku Pemasaran Buku
Penutup
Kata Pengantar
Bagi saya, menulis adalah dunia tanpa batas. Ekspresi yang sangat bebas bisa tuangkan dalam bentuk tulisan, untuk berbagai macam maksud dan tujuan.
Cahyadi Takariawan
1
Mengapa saya senang menulis, dan mengapa saya terus menulis? Terlalu banyak alasan untuk disebutkan, dan sudah banyak pula disampaikan oleh para pakar dan tokoh-tokoh penulis handal. Saya menyebutkan beberapa poin yang membuat saya tidak pernah lelah juga tidak pernah bosa untuk menulis. Pertama, bagi saya, menulis adalah dunia tanpa batas. Ekspresi yang sangat bebas bisa tuangkan dalam bentuk tulisan, untuk berbagai macam maksud dan tujuan. Dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Dari yang paling mulia sampai yang paling jahat dan rusak. Kita memilih jalan yang mana, mana, akan tam tampak pak dari tul tulisan isan kita. Kedua, saya meyakini, “profesi” menulis tidak pernah ada matinya. Industri apapun bisa bangkrut dan mati, namun tidak untuk “industri” tulis menulis. Ia akan tetap ada dan tetap hidup. Perintah pertama dalam Al Qur‟an adalah Iqra‟ ---yaitu membaca. Berarti perlu ada tulisan ---dalam makna hakiki maupun makna majazi. Ketiga, saya mendapatkan manfaat, menulis itu menyehatkan dan membahagiakan diri saya. Benar-benar sehat dan bahagia. Saat sedih, kita menulis, maka hilanglah kesedihan menjadi kebahagiaan. Saat susah, kita menulis, maka hilanglah kesusahan berganti keceriaan. Menulis akan menyehatkan jasmani dan ruhani kita. Keempat, ternyata menulis juga terapi. Pada beberapa jenis penyakit tertentu, bisa dihilangkan dengan proses menulis. Tekanan yang demikian berat bisa berkurang bahkan hilang dengan menuliskan hal-hal yang membuat tekanan tersebut. Kelima, menulis adalah media dakwah yang efektif. Ada banyak muatan dakwah yang bisa disampaikan melalui tulisan, dan membuat banyak kalangan tercerahkan oleh karena tulisan yang memiliki muatan dakwah. Tulisan dakwah bisa dibaca berulang-ulang, hingga membentuk kepahaman dan pengetahuan yang melekat. Keenam, menulis mampu mengoptimalkan berbagai potensi diri. Akal kita selalu terasah, hati kita selalu terbuka, jiwa kita selalu peduli, karena menulis. Pengetahuan selalu bertambah, pikiran menjadi sistematis dan logis, karena terbiasa membua membuatt sistematika tulisan. Ketujuh, menulis itu proses merekamserta sejarah dan kehidupan jejak perjalanan serta kehidupan. Ada banyak pengalaman catatan tokoh-tokoh 2
yang sangat inspiratif, yang mampu memberikan pengaruh kebaikan bagi manusia sepanjang zaman. Kedelapan, menulis itu mengkristalkan hikmah. Sangat banyak hikmah bisa kita dapatkan dalam setiap peristiwa kehidupan, alangkah sayang jika tidak diabadikan dalam bentuk tulisan. Berbagai hikmah bisa hilang begitu saja jika tidak direkam, dan salah satu cara merekam hikmah adalah dengan menuliskan menuliskannya. nya. Kesembilan, saya selalu menyatakan, bahwa menulis adalah jendela untuk melihat dunia. Lihatlah, karya tulis kita bisa merambah ke berbagai negara, hingga ke pelosok-pelosok dunia yang bahkan kita belum pernah sampai ke sana. Kita bisa mengunjungi banyak negara dan pelosok dunia, lewat karya tulis kita. Kesepuluh, sebagaimana disampaikan mas Hernomo, menulis adalah mengikat makna. Membaca baru sebatas menangkap makna, namun menulis yang akan mengikat makna bisa tersebut. Maka menjadi sangat bagus jika hal-hal yang yang sudah kita tangkap kita ikat melalui mela lui tulisan. Sangat banyak alasan dan tujuan menulis. Sepuluh hal itu saja sudah sangat menyemangati dan memotivasi kita untuk terus menerus menulis, dimanapun kita berada.
Cahyadi Takariawan
3
1
Sumber Inspirasi Menulis Buku
Sangat banyak sumber ide dan sumber inspirasi. Jika diperinci, bisa ribuan bahkan jutaan sumber inspirasi menulis. Anda tidak akan pernah kehabisan.
Cahyadi Takariawan
4
“Saya bingung akan menulis apa. Saya tidak punya ide untuk menulis”, demikian keluhan banyak orang. Sebenarnya, darimanakah kita mendapatkan sumber inspirasi menulis? Sangat banyak sumber ide dan sumber inspirasi. Jika diperinci, bisa ribuan bahkan jutaan sumber inspirasi menulis. Saya sampaikan beberapa saja, sekedar sebagai contoh. 1. Dari kitab ru rujukan jukan Anda membaca kitab suci, lalu a anda nda mendapat inspirasi untuk menuliskan pesan dari ayat yang anda baca. Anda membaca kitab hadits, lalu anda mendapat inspirasi untuk menuliskan pesan dari hadits yang anda baca. Tuliskan saja pesan-pesan kitab suci dan hadits Nabi menjadi tulisan ringan yang mudah dipahami banyak kalangan. Perhatikan judul buku berikut: -
Prinsip Manajemen Hidup dari Surat Al Fatihah 7 Kebiasaan Muslim dari Surat Al Fatihah Prinsip Hidup Bahagia Berdasar Hadits Arba‟in Arba‟in
Tampak judul buku tersebut bermula dari kitab-kitab rujukan yang menginspirasi, dan dituangkan kembali dalam bentuk narasi atau tulisan hingga menjadi sebuah buku, 2. Dari perenungan dan penghayatan kita sendiri Semua dari kita memiliki perenungan dan penghayatan atas sesuatu. Misalnya merenungi pekerjaan, merenungi usia, merenungi kondisi bangsa, dan lain sebagainya. Itu bisa menjadi bahan tulisan menarik. Buku-buku Pak Palgunadi Tatit Setyawan adalah contoh dari perenungan dan penghayatan hidup beliau sendiri. Ini contoh judul buku Pak Pal : Daun Berserakan, dan Menapaki Jalan Mendaki. Isinya perenungan yang sangat mendalam atas kehidupan yang beliaujalani selama ini, menjadi kristalisasi hikmah. Buku Nick Fujicic “Life Without Limits” dan buku Hirotada Ototake “No One‟s Perfect” juga muncul dari penghayatan atas kehidupan atas kehidupan yang mereka alami. 5
3. Dari pengalaman dan kegiatan sehari-hari Seorang ibu tengah memasak di dapur, mendadak panci yang digunakan untuk memasak tumpah mengenai kakinya. Panas, dan melepuh. Segera ia oleskan minyak butbut, dan langsung sembuh tanpa ada bekas luka dan pelepuhan atau pembengkakan. Sejak itu ia menaruh minyak butbut di dekat dapur, karena terbukti menjadi alat pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di dapur. Ini bisa menjadi bahan diskusi dan tulisan menarik. Perhatikan contoh judul buku berikut ini. -
Seribu Satu Resep Memasak Ayam Buku Pintar Ibu Rumah Tangga 99 Bisnis Rumahan
Pengalaman dan kegiatan sehari-hari ternyata bisa menjadi buku yang menarik banyak pembaca. 4. Dari pelaksanaan amanah dan tugas profesi kita Anda sebagai guru, dokter, perawat, pegawai bank, tukang parkir, petani, nelayan, tukang tambal ban, atau siapapun anda dan apapun pekerjaan anda, ada banyak hal menarik untuk ditulis dari kejadian sehari-hari saat melaksanakan pekerjaan itu. Perhatikan judul buku berikut ini. -
Menjadi Karyawan Profesional Dari Guru Konvensional Menjadi Guru Profesiona Profesionall Cenat Cenut Dokter Puskesmas
Pelaksanaan tugas profesi bisa menjadi tulisan yang menarik dan menginspirasi banyak orang, bahkan yang tidak satu profesi. 5. Dari kondisi jiwa dan perasaan kita Semua jenis perasaan anda, marah, sedih, bahagia, semangat, kecewa, menderita, baper, lelah, putus asa, dan lain-lain, semua adalah bahan tulisan. Bahkan saat anda marah, anda bisa menulis artikel “Bagaimana Meredam Kemarahan dengan Aktivitas Positif”. Positif”. Perhatikan contoh buku berikut: 6
-
Buanglah Mantan Pada Tempatnya PHK Bukan Kiamat Galau Bijaksana
Suasana kejiwaan ---baik positif maupun negatif--- bisa menjadi sumber inspirasi menulis buku. 6. Dari dunia y yang ang kita geluti sehari-hari Anda suka olah raga? Suka Suka membaca ber berita ita dan artikel tentang olah rraga? aga? Berarti anda memiliki dunia olah raga. Tulislah tema tentang olah raga, karena itu dunia anda. Anda seorang konsultan pajak? Anda seorang pemusik? Anda seorang trainer? Anda seorang petani? Anda nelayan? Semua dunia anda itu bisa menjadi bahan tulisan menarik dan menginspirasi. Perhatikan contoh judul buku berikut ini: -
Asyiknya Menjadi Petani Berkebun di Lahan Sempit Laut Adalah Rumahku
Menulis hal yang menjadi dunia kita, akan melahirkan ketajaman emosi, karena tidak ada jarak antara isi tulisan dengan realitas keseharian. 7. Dari hobi Seorang teman sangat suka memancing. Itu memang hobinya. Maka segala sesuatu tentang memancing adalah bahan tulisan yang mudah ia tuliskan. Anda hobi motor tua? Anda hobi memelihara burung? Anda hobi memelihara dan mengkoleksi anggrek? Anda hobi minum kopi dan mengkoleksi kopi? Semua hobi itu menjadi bahan tulisan yang menarik dan menginspirasi. Perhatikan judul buku berikut ini. -
Filateli, Hobi Mengoleksi Prangko Aneka Kreasi Elektronik Elektronika a Memancing di Laut Lepas
Hobi perlu dijelaskan dan dituliskan, agar bisa mengedukasi masyarakat dan memahamkan makna dari hobi yang ditekuninya. 7
8. Dari berbagai kejadian dalam kehidupan Tetangga anda yang masih remaja meninggal dunia karena kecelakaan. Sepulang sekolah ia naik motor sambil membaca pesan di smartphone. Kejadian ini bisa menjadi bahan tulisan. Kejadian apapun dalam hidup sehari-hari, adalah bahan perenungan dan sumber inspirasi yang penting untuk dituliskan. Perhatikan judul buku berikut ini. -
Secangkir Peristiwa, Seuntai Makna Pemilu Yang Memilukan Jakarta Minus Banjir dan Macet
Memotret suatu kejadian atau peristiwa di sekitar kita, kemudian menuangkan ke dalam tulisan, bisa merupakan bahan pemikiran dan perenungan bersama. 9. Dari pengalaman perjalanan Naik pesawat pertama kali pun bisa menjadi bahan tulisan. Berangkat haji atau umrah bisa menjadi bahan tulisan. Perjalanan mengasyikkan ke berbagai daerah dan negara bisa menjadi bahan tulisan yang asyik. Betapa banyak buku yang berisi pengalaman perjalanan haji, umrah, atau wisata keliling dunia. Perhatikan judul buku berikut ini. -
Menembus Rusia Mencari Kafka di Praha 100 Hari Keliling Indonesia
Semua rekaman kejadian selama perjalanan bisa menjadi bahan tulisan yang menarik dan menginspirasi. 10.
Dari sakit
Bahkan, sakit pun bisa menjadi bahan tulisan yang menginspirasi serta memotivasi. Dahlan Iskan menulis buku “Ganti Hati” setelah berhasil melakukan transplantasi hati. Dari kondisi sakit, bisa menjadi karya tulis yang menginspirasi. Menulis di kala sakit bahkan bisa menjadi bagian dari proses penyembuhan dan pemulihan. 8
11.
Dari organisasi
Anda aktif di organisasi? Sangat banyak hal penting dan menarik untuk dituliskan dan memberikan kemanfaatan bagi khalayak. Perhatikan judul buku berikut ini. -
Manajemen Remaja Masjid Modern Aktivasi Karang Taruna Kiprah Organisasi Wanita
Berbagai dinamika dalam organisasi bisa menjadi bahan tulisan yang menginspirasi dan mengedukasi. 12.
Dari pengalaman belanja
Aktivitas belanja yang biasa dilakukan ibu-ibu bisa menjadi materi tulisan yang menarik. Contohnya buku “Miss Jinjing, Belanja Sampai Mati” yang ditulis berdasarkan catatan harian penulisnya – penulisnya – Amelia Masniari. Masniari. 13. Dari kegagalan Seseorang yang tengah mengalami kegagalan, sesungguhnya tengah memiliki sumber inspirasi yang sangat kaya. Ia bisa menulis buku “Bangkit Dari Kegagalan”. Kegagalan”. Pengalaman gagal bisnis, gagal diterima kerja, gagal wawancara, gagal menikah, gagal kuliah, dan semua jenis kegagalan dalam hidup bisa menjadi tulisan yang menginpirasi dan memotivasi orang lain. Bahkan termasuk gagal move on. Bisa menjadi cerita sendiri yang menginspirasi. Dari kegagalan, bisa diolah menjadi awal keberhasilan dalam kehidupan. 14.
Dari keterbatasan diri
Hirotada Ototake menulis buku “No One‟s Perfect” dari kondisi dirinya yang tidak memiliki dua kaki dan dua tangan. Nick Fujicic menulis buku “Life Without Limits” Limits” dari kondisi fisiknya yang mirip Hirotada. Hirotada. Banyak orang yang menjadikan keterbatasan dirinya menjadi kisah inspiratif dan mampu memotivasi banyak kalangan. Dari keterbatasan diri, berubah menjadi motivasi super hebat.
9
15.
Dari kisah dan cerita orang lain
Seorang teman lama menelpon anda, bercerita tentang bisnis barunya yang sukses. Cerita teman anda ini bisa anda tulis menjadi satu artikel atau bahkan lebih. Dari “paksaan” pihak lain 16. Misalnya karena diminta membuat makalah seminar, diminta memberikan komentar, diberikan deadline, dan lain-lain. Saya sering diminta membuat makalah, pada tema tertentu. Mau tidak mau saya harus menuliskannya, apalagi ada deadline. Ini semakin mempercepat penulisan.
17.
Dari tulisan orang lain
Misalnya karena kita tidak setuju, atau ingin melihat dari sisi berbeda, atau ingin memberi warna, ingin „mengolah‟ „mengolah‟ lebih detail dari buku yang sudah ada, itu semua bisa menjadi buku baru yang menarik. Buku “Jaddid Hayataka” karya Muhammad Al Ghazali adalah interpretasi islami atas buku Dale Carnegie “Perbarui Hidupmu”. Hidupmu”. 18.
Dari ide orang lain
Seorang sahabat menyampaikan kepada anda “Saya punya ide menarik tapi saya tidak bisa menuliskannya”. Maka anda pun punya bahan tulisan. bahan tulisan. Request samacam ini sering sekali saya dapatkan. Dari teman-teman yang memiliki ide namun tidak mampu menuliskannya. 19. Dari obrolan di warung kopi, di forum arisan, di gardu ronda, atau di pasar Dimanapun kita bertemu orang dan mengobrol, di situ kita menemukan banyak bahan tulisan. Dari yang paling serius sampai yang paling tidak serius. Saya punya banyak tulisan ringan dari obrolan dengan Kang Sunmanjaya Rukmandis. 20.
Dari celoteh anak-anak
“Besok kalau besar aku pengen jadi harimau,” celoteh seorang seora ng anak. Sang ibu terheran-heran dengan keinginan seperti ini. Tulis saja celoteh itu sembari dikomentari.
10
21.
Dari pertanyaan yang tidak mampu anda jawab
“Ayah, apakah beruang itu kencing di malam hari?” tanya seorang anak. Sang ayah tidak bisa menjawab. “Ibu, adik lahir lewat mana sih?” tanya seorang anak. Ini bisa menjadi bahan tulisan menarik. 22. Dari kebutuhan yang mendesak Saya butuh uang segera untuk suatu keperluan. Saya tawarkan jasa menulis buku kepada pihak penerbit dengan syarat uang saya terima di depan. Penerbit setuju. Nah, inspirasi muncul karena kebutuhan mendesak. 23.
Dari mimpi
Anda pernah bermimpi? Tulis saja mimpi anda. Saya pernah menulis puisi setelah dua malam berturutan bermimpi bertemu dengan seseorang tokoh nasional. 24.
Dari berita di media massa
Ada berita yang menyedihka menyedihkan n di media massa. Misalnya tentang kasus perkosaan terhadap anak di bawah umur. Ini bisa menjadi bahan tulisan. Ulas kejadiannya, dan berikan perspekstif perspekstif yang konstruktif. 25.
Dari film yang anda tonton
Anda menonton film dan anda rasakan sangat inspiratif. Bukan hanya keseluruhan film, mungkin hanya pada bagian-bagian tertentu atau dialog tertentu. Itu bisa menjadi bahan tulisan. 26.
Bahan ajar
Anda guru? Besok akan mengajar? Menuliskan hal yang akan anda ajarkan besok pagi adalah bagian dari persiapan mengajar yang lebih baik. Sekaligus menghasilkan tulisan. Kebiasaan ini dilakukan almarhum KH. Mujab Mahalli. 27.
Idealisme
Anda punya idealisme tertentu, tuliskan saja idealisme itu. Berbagai hal ideal yang sangat ingin anda sebar luaskan kepada masyarakat adalah bahan tulisan menarik. 11
28.
Dari keinginan
Sederhana. Mengapa anda menulis tentang tema itu? Jawabnya : karena saya ingin menulisnya. Coba gali apa keinginan anda. 29.
Dari bencana dan musibah
Betapa banyak karya tulis paska tsunami Aceh 2004 ataupun gempa Jogja 2006. Berbagai tulisan itu melihat dari sudut yang berbeda-beda sesuai disiplin ilmu atau kecenderungan masing-masing penulis. 30.
Dari keputusasaan
Sudah semua cara anda lakukan untuk menulis artikel. Namun semuanya gagal. Sudah berhari-hari anda tidak mampu menulis satu artikel pun. Maka anda putus ada, dan menulis artikel berjudul “Aku Putus Asa Karena Tidak Mampu Menulis”. Menulis”. Masih banyak sumber-sumber inspirasi lainnya. Tiga puluh contoh di atas hanya untuk meyakinkan anda bahwa menulis tidak akan kekurangan inspirasi. Pada dasarnya, semua hal bisa menjadi sumber inspirasi menulis. Bahkan kita bisa kebanjiran inspirasi yang membuat bingung akan menulis yang mana dulu dari semua yang ingin kita tuliskan. Prinsipnya sederhana : mulailah dari yang paling mudah untuk anda tuliskan. Jangan memulai dari yang paling susah.
12
2
Proses Pra-Penulisan Buku
Hal sangat penting dalam segala sesuatu adalah meluruskan niat atau motivasi. Luruskan niat anda saat membuat buku. Bahwa semua yang anda lakukan adalah dalam rangka ibadah, dalam rangka ketaatan kepada Allah. Ini yang akan memperlancar proses penulisan buku anda.
Cahyadi Takariawan
13
Di zaman cyber sekarang, sungguh mudah membuat sebuah buku. Tidak serumit zaman dulu. Pertama kali saya membuat buku di tahun 1991, masih menggunakan mesin ketik manual ---belum punya komputer. Buku kedua yang saya buat di tahun 1997, sudah menggunakan komputer model jadul. Bisa dikatakan, saya benar-benar membuat buku dari nol, dari awal hingga akhir berkonsentrasi untuk menghadirkan sebuah buku pada waktu itu. Berat rasanya. Sekarang ini, saya merasakan betapa simpel membuat buku. Yang tidak simpel adalah bagaimana membuat buku yang kita tulis bisa laku di pasaran. Karena untuk urusan laku dan tidak laku ini ada sangat banyak variabel yang mempengaruhinya. Kita abaikan dulu sementara, soal laku atau tidak laku. Sekarang kita fokus belajar bagaimana menulis hingga menerbitkan sebuah buku. Mengapa saya sebut prosesnya mudah? Mari saya ajak memahami kemudahannya. PROSES PRA-PENULISAN Yang dimaksud Proses Prapenulisan adalah proses menemukan dan menentukan motivasi, tujuan, segmen sasaran, dan tema yang akan anda jadikan buku. 1. Luruskan Motivasi Anda Hal sangat penting dalam segala sesuatu adalah meluruskan niat atau motivasi. Luruskan niat anda saat membuat buku. Bahwa semua yang anda lakukan adalah dalam rangka ibadah, dalam rangka ketaatan kepada Allah. Ini yang akan memperlan memperlancar car proses penulisan buku anda. Nilai spiritual dari motivasi ini sangat besar dan dahsyat, anda mendapatkan kemanfaatan bukan hanya duniawi, namun juga kemanfaatan ukhrawi. 2. Tetapkan T Tujuan ujuan Anda Sebagaimana dalam menulis sebuah artikel, anda juga harus menetapkan tujuan dalam menulis buku. Ada sangat banyak tujuan dalam menulis buku, anda bisa merumuskan atau memilihnya. Saya sendiri memiliki tujuan untuk memotivasi dan menginspirasi masyarakat melalui buku. Jadi, pada dasarnya saya tidak mempunyai tujuan untuk popularitas. Maka anda lihat buku saya, lebih bercorak normatif, dari segi judul maupun kemasannya, tidak bombastis. 14
3. Perjelas Segmen yang Anda Ingin Sasar Coba perjelas terlebih dahulu, buku anda itu ingin anda hadirkan untuk siapa? Karena semua segmen memiliki karakter yang berbeda. Misalnya buku untuk anak-anak, buku untuk remaja, buku untuk mahasiswa, buku untuk orang tua, buku untuk muslimah, buku untuk ibu hamil, buku untuk aktivis dakwah, buku untuk keluaga muda, dan seterusnya. Semua memiliki karakter bahasa yang berbeda. 4. Tentukan Tema y yang ang Akan Anda Tulis Sekarang tentukan “tema besar” yang akan anda tulis. Anda akan menulis tentang apa? Ada sangat banyak hal bisa anda tulis, sebagaimana penulisan sebuah artikel. Namun saran saya, sesuaikan dengan minat dan kecenderungan anda, karena ini yang akan membuat tulisan anda lancar bak air mengalir. Jika anda menulis buku pada tema yang bersesuaian dengan minat dan kecenderungan anda, membuat anda lebih mudah menemukan ide dan inspirasi untuk menulis.
15
3
Proses Penulisan dan Editing Buku
Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal jumlah bab dan sub-bab untuk menjadi sebuah buku, semua sesuai selera dan keinginan anda.
Cahyadi Takariawan
16
Setelah anda selesai dengan Proses Prapenulisan, artinya anda sudah memiliki tema yang jelas dan sasaran yang jelas. Sekarang kita mulai Proses Penulisan dan Editing. Tema yang sudah anda pilih, harus berwujud satu buah buku atau bisa lebih. Harus dimulai bagian demi bagian, agar tidak terasa memberatkan. Beberapa langkah berikut ini perlu anda lakukan untuk memulai penulisan dan editing buku. 1. Pengumpulan Bahan Tulisan Ini adalah cara yang saya lakukan pada penulisan buku Wonderful Family Series (WFS). Enam buku yang sudah ada dari WFS, bermula dari artikel yang saya posting di Kompasiana, silakan cek lapak saya di www.kompasiana.com.pakcah www.kompasiana.com.pakcah.. Dari seluruh naskah yang saya publikasikan di Kompasiana, saya pilih yang memiliki kesamaan tema, kemudian saya kumpulkan menjadi satu file. Misalnya yang bertema tentang suami, saya kumpulkan menjadi satu file. Yang bertema tentang istri, saya kumpulkan menjadi satu file; dan begitu seterusnya. Pengumpulan artikel-artikel saya yang memiliki kesamaan tema inilah yang menjadi bahan baku pembuatan buku dengan tema WFS. Maka anda temukan ada buku Wonderful Husband, Wonderful Wife, Wonderful Family, Wonderful Couple, Wonderful Journeys for A Marriage dan Wonderful Marriage. Masih ada beberapa buku lagi dari seri WFS yang akan hadir, insyaallah. Anda juga bisa mengumpulkan dari makalah yang pernah anda buat, atau dari tulisan-tulisan anda yang berserakan di berbagai majalah serta koran, termasuk yang masih tersimpan di komputer atau laptop dan belum pernah dipublikasikan. Itu semua bisa menjadi bahan awal untuk membuat buku. 2. Pembuatan Outline Penulisan Jika anda sudah memiliki bahan seperti yang saya ceritakan di atas, maka langkah berikutnya adalah membuat rancangan outline atau sistematika buku. Jika anda belum memiliki bahan sama sekali, artinya anda membuat buku benar-benar dari nol, maka mulai saja dengan membuat outline buku. Misalnya, buku anda nanti terdiri dari berapa bab, dan setiap bab ada berapa sub bab. Tidak ada ketentuan minimal atau maksimal jumlah bab dan sub-bab, semua sesuai selera dan keinginan anda. 17
Tetapi bisa jadi buku anda tidak memerlukan sistematika atau outline tertentu, karena sifatnya adalah kumpulan hikmah. Isinya adalah kumpulan semua artikel tentang hikmah kehidupan, jadi disusun bersambungan satu artikel dengan artikel lainnya, hanya dengan pemberian judul dan nomer tulisan pada setiap artikelnya. Misalnya menulis buku “50 Pengalaman Berharga dalam Hidup Berumah Tangga”, maka langsung saja menulis bagian demi bagian isinya, dari nomer 1 sampai nomer 50. Tidak memerlukan sistematika tertentu. 3. Mulai Menulis Bagian Demi Bagian Walaupun anda sudah memiliki banyak bahan seperti yang saya lakukan pada buku WFS, namun tetap saja harus memperbaiki atau menambah atau menyesuaikan, bagian demi bagian. Tidak bisa hanya dengan memasang artikel begitu saja, karena sifat buku berbeda dengan sifat artikel lepas; tetap harus ada penyesuaian tersendiri untuk layak menjadi sebuah buku. Jika belum memiliki bahan tulisan sebelumnya, maka setelah memiliki outline, anda mulai menulis bagian demi bagian. Tidak harus urut dari bab satu, anda bisa mulai menulis dari bab berapapun yang anda mau, yang menurut anda paling mudah. Jadi saran saya, tulislah dari bagian yang paling mudah, agar lebih lancar dan cepat prosesnya. Jika anda memilih dari bagian yang paling sulit, maka sejak awal anda sudah menemukan banyak hambatan yang bisa mempengaruhi semangat anda. Jika sifat tulisan anda adalah kumpulan hikmah dalam kehidupan, maka mulai tulis saja bagian demi bagian dari hikmah kehidupan yang hendak anda hadirkan. Kuncinya sama, mulailah dari bagian yang paling mudah untuk dituliskan. 4. Lakukan Pemeriksaan Menyeluruh Setelah selesai semua penulisan, lakukan pemeriksaan atau editing secara menyeluruh. Bagian ini terasa melelahkan dan menguras pemikiran serta tenaga. Berbeda dengan bagian menulis yang terasa menyenangkan dan mengasyikkan. Walaupun bisa jadi nanti ada tim editor sendiri, namun anda perlu melakukan pemeriksaan ---terutama pemeriksaan isi atau konten. Karena isi adalah bagian paling penting, ia merupakan pesan utama untuk anda sampaikan kepada khalayak. Jangan sampai salah.
18
Jika buku anda akan diterbitkan oleh penerbit mayor, maka anda tidak perlu terlalu detail dengan kesalahan tulisan, titik koma dan tanda baca, karena masih ada tim editor yang akan membantu anda menyelesaikan itu semua. Tapi jika anda berencana menerbitkan sendiri dengan metoda self publishing atau indie, maka anda memang harus mengerjakan semuanya sendiri. Sampai editing teknis harus anda selesaikan sendiri. 5. Bikin Judul Yang Menarik Bisa jadi dari awal anda sudah memiliki judul yang menarik, sehingga motivasi menulis buku muncul kuat justru karena dipicu oleh judul yang sudah anda temukan. Pak Afrizal ---seorang teman saya, menyatakan, “Pak Cah, coba tulis buku berjudul Di Jalan Dakwah Da kwah Aku Menikah, itu pasti laris di kalangan aktivis dakwah”. Lalu beliau menyodorkan outline tulisan, lalu saya tulis. Dan benar, buku itu sangat laris di zamannya. Judul sudah ada, lalu saya menulis buku dari judul itu. Tapi jadi andatema belum punya judul, belumpusingkan ada ide tentang judul. Anda baru bisa menemukan besar. Maka jangan judul jika memang belum punya. Tulis saja dulu semua isi buku. Bikin judul nanti pada saat anda sudah selesai menulis dan mengedit. Dengan demikian anda sudah mengerti gambaran dan isi buku yang anda tulis secara keseluruhan. Sambil menyelesaikan tulisan dan editing, anda sekaligus mencari inspirasi untuk menemukan judul yang menarik, atau bahkan : mencolok. 6. Temukan Cover yang Menarik Dua hal yang tampak pertama kali oleh pembaca dari sebuah buku adalah judul dan cover. Jika kelak anda sudah menjadi penulis terkenal, maka nama penulis menjadi sebuah jaminan tersendiri. Tidak lagi terlalu penting judul dan coverny covernya, a, karena sang penulis sudah sangat diminati khalayak pembaca. Namun jika nama penulis belum banyak dikenal, maka judul dan cover adalah daya tarik yang besar. Jika nantinya ingin anda terbitkan dengan metode self publishing atau penerbitan indie, maka anda perlu menentukan cover yang menarik. Jika diterbitkan oleh penerbit mayor, biasanya sudah ditentukan covernya oleh pihak penerbit, namun anda bisa memberikan usulan alternatif. Bisa juga menyatakan setuju dan tidak setuju atas cover yang disediakan oleh pihak penerbit.
19
4
Proses Penerbitan Buku
Anda bisa memilih metode self publishing, penerbit indie, maupun penerbit mayor. Semuanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tergantung maksud dan tujuan anda.
Cahyadi Takariawan
20
Setelah langkah penulisan dan editing selesai, artinya anda sudah memiliki naskah buku yang sudah anda periksa seluruhnya. Kini tinggal teknis bagaimana menerbitkan dan memasarkan buku anda tersebut. Ada beberapa alternatif dalam menerbitkan dan memasarkan buku. Saya akan sampaikan secara ringkas dan sederhana. 1. Alternatif Publishing
Pertama
:
Terbitkan
Sendiri
dengan
Self
Yang dimaksud dengan metode self publishing adalah, penulis menerbitkan sendiri bukunya menggunakan jasa percetakan ---bukan lembaga penerbitan. Maka penulis harus melakukan edit, setting, lay out , membuat cover, hingga buku siap dicetak oleh percetakan. Pihak percetakan tidak mengurus editing, setting dan lain-lain, hanya mencetak buku saja. Maka dalam metode ini hanya ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penulis dan pihak percetakan buku. Penulis membayar sendiri semua biaya percetakan untuk mencetak buku. Penulis harus memasarkan bukunya sendiri, karena pihak percetakan tidak mengurus pemasaran. Penulis tidak terikat perjanjian dengan pihak penerbit manapun karena hak cipta ada pada dirinya. Maka di buku hanya tercantum nama penulis, tidak ada nama serta logo penerbit. Bisa juga mencantumkan ISBN dengan menggunakan jasa pihak lain yang menguruskan ISBN. Self publishing seperti ini sangat umum di luar negeri. Bahkan seorang Robert Kiyosaki menulis buku awalnya dari self publishing. Dia mencetak sendiri bukunya, namun kemudian ada penerbit mayor yang tertarik dan akhirnya menerbitkan bukunya. Jika memilih metode self berikut. publishing untuk menerbitkan buku anda, perhatikan beberapa catatan a.
Anda Lakukan Sendiri atau Mencari Tim Teknis
Tentukan, apakah anda sebagai penulis akan melakukan semua hal teknis sendiri, atau meminta bantuan pihak lain yang bertindak sebagai tim teknis. Jika anda ingin melakukan sendiri, maka anda harus melakukan edit secara total, kemudian melakukan setting, lay out, menentukan ukuran buku, format, membuat cover dan hal-hal teknis lainnya. Benar-benar anda lakukan sendiri. Saya memiliki teman penulis produktif yang melakukan semuanya sendiri, kecuali bagian cover. Untuk cover dia minta bantuan pihak lain yang menyediakan jasa pembuatan cover. 21
Jika anda meminta bantuan pihak lain, maka anda tinggal menyerahkan naskah saja. Pihak lain inilah yang akan mengerjakan semua hal teknis, hingga naskah siap untuk dicetak. Pihak lain ini yang bertindak sebagai tim teknis pengerjaan pembuatan buku. TIm teknis bisa anda bangun sendiri dari kalangan teman-teman, atau bahkan dari kalangan keluarga sendiri --seperti anak-anak yang sudah dewasa--- atau dari pihak penyedia jasa teknis seperti ini. Biaya untuk tim teknis harus anda alokasikan tersendiri. b. Mencari Percetakan Buku Berikutnya anda harus mencari percetakan buku yang terpercaya. Ada sangat banyak jasa percetakan buku, tinggal anda memilihnya. Carilah yang terpercaya, baik dari segi kualitas hasil maupun dari segi ketepatan waktu sesuai perjanjian di awal. Tugas percetakan benar-benar hanya mencetak sesuai pesanan anda. Semua biaya anda tanggung sendiri. c. Pasarkan Sendiri atau Dengan Tim Setelah buku selesai dicetak, maka proses berikutnya adalah memasarkan buku. Anda bisa memasarkan sendiri, atau melibatkan tim untuk ikut memasarkan. Cara dan model pemasaran buku akan dibahas tersendiri di bagian belakang nanti. 2. Alternatif Kedua : Lakukan Penerbitan Indie Yang dimaksud dengan metode penerbitan indie ---singkatan dari independent ----- adalah, penulis menggunakan jasa penerbit indie untuk menerbitkan bukunya. Penerbit indie bisa menerbitkan buku dalam jumlah berapapun sesuai keinginan penulis, namun dirinya adalah lembaga penerbitan buku yang berizin. Dalam metode ini ada tiga pihak yang terlibat, yaitu pihak penulis, pihak percetakan dan pihak penerbit indie. Model penerbitan indie sendiri ada dua macam, pertama adalah self finance indie label . Artinya penulis membayar sendiri biaya edit, setting, layout, cetak, dan lain-lain. Penerbit indie hanya membantu menerbitkan buku, dengan memasang logo penerbitannya, beserta ISBN. Yang kedua adalah non-self finance, finance, dimana pihak penerbit indie membiayai semua biaya dari awal sampai akhir, hingga terbitnya buku. Di buku anda ---selain tercantum nama anda sebagai penulis--- juga tercantum nama dan logo penerbit indie beserta ISBN. Kedua model ini tentu memiliki konsekuensi yang berbeda dalam perjanjian kerja sama dengan pihak penerbit indie. 22
Metode penerbitan indie ini lebih keren dan lebih bertanggung jawab di mata publik dibanding self publishing, karena ada nama penerbit yang terpasang di cover buku. Menjadikan buku layak dijual secara lebih luas, karena memiliki kredibilitas legal formal; walaupun tidak setara dengan penerbit mayor. Jika memilih untuk menerbitkan buku anda secara indie, maka perhatikan beberapa hal berikut ini. a. Lakukan Sendiri atau Mencari Tim Teknis Sama seperti dalam metode self publishing , anda memilih melakukan semua hal teknis sendiri, atau melibatkan pihak lain sebagai tim teknis. Keduanya memiliki resiko masing-masing yang harus anda hadapi. Jika ingin keuntungannya maksimal untuk anda, maka memilih mengerjakan sendiri membuat semua keuntungan akan kembali kepada anda. Konsekuensinya, anda benar-benar harus bersedia mengeluarkan waktu, tenaga dan keahlian kesungguhan t eknis, yang mungkin saja bukan anda. untuk mengerjakan hal-hal teknis, Jika anda ingin berbagi tugas, maka anda bisa membentuk tim teknis atau menggunakan jasa pihak lain yang mengurus teknis pembuatan buku. Tentu ada biaya yang harus dialokasikan untuk tim teknis ini. b. Mencari Penerbit Indie Berikutnya, cari informasi penerbit indie yang terpercaya, dan sekaligus tentukan sistem kerjasamanya. Apakah menggunakan sistem self finance atau non-self finance. finance. Keduanya memiliki konsekuensi tersendiri. Ada banyak penerbit indie di zaman sekarang, tidak seperti zaman dulu yang hanya mengenal jenis penerbit mayor. Ini yang sejak awal saya sampaikan, bahwa membuat sebuah buku itu mudah dan simpel di zaman sekarang. Karena ada banyak penerbit indie bermunculan. bermunculan. c. Pasarkan Sendiri atau Dengan T Tim im Setelah buku selesai diterbitkan oleh penerbit indie, tugas anda adalah memasarkan sendiri buku anda, atau anda pasarkan bersama dengan tim. Cara-cara pemasaran kita bahas di bagian akhir tulisan ini.
23
3. Alternatif Ketiga : Tawarkan ke Penerbit Mayor Inilah model penerbitan buku yang paling konvensional dan dikenal sajak zaman dulu. Yang dimaksud dengan penerbit mayor adalah industri penerbitan buku yang bermodal besar. Sudah memiliki izin resmi, reputasi dan jaringan pemasaran yang luas. Penulis menawarkan naskah ke penerbit mayor, jika naskah diterima ditindaklanjuti dengan penandatangan kontrak penerbitan. Dalam penerbitan mayor, biasanya naskah akan dilakukan editing, semua proses setting, layout, cover, ISBN dan lain-lain sepenuhnya diurus pihak penerbit. Semua biaya penerbitan hingga pemasaran ditanggung pihak penerbit. Penulis hanya menyetor naskah dan menerima royalti atau sistem beli putus. Jika memilih untuk menerbitkan buku anda ke pihak penerbit mayor, maka beberapa hal ini perlu anda perhatikan. a. Membuat Proposal Penawaran untuk Penerbit Jika anda penulis pemula dan belum dikenal memiliki karya tulis, biasanya penerbit mayor menghendaki proposal dari anda untuk diajukan. Jika anda sudah dikenal oleh penerbit mayor, maka mereka tidak memerlukan proposal dari anda. Bahkan mereka akan mengajukan proposal kepada anda untuk menuliskan sejumlah tema yang mereka perlukan. b. Membuat Perjanjian dengan Penerbit Biasanya penerbit mayor sudah memiliki format perjanjian untuk disepakati bersama penulis. Sebagai penulis anda berhak melakukan negosiasi atas poin-poin yang ada dalam perjanjian itu. Intinya adalah, kerja sama saling menguntungkan kedua belah pihak. Termasuk di dalam perjanjian ini adalah, apakah sistem pembayaran secara bayar putus, atau dengan royalti. c. Pantau Proses di Penerbit Penerbit Mayor Proses penerbitan buku di penerbit mayor itu antri. Bahkan kadang-kadang lama, sampai penulis tidak sabar. Di penerbitan mayor, mereka memiliki sangat banyak variabel untuk menentukan buku mana dulu yang akan diterbitkan. Maka harus rela antri untuk menunggu jadwal terbitnya buku anda; dan anda harus terus memantau prosesnya. Jangan sungkan menelpon buku anda.untuk menanyakan sudah sampai dimana proses penerbitan 24
5
Pemasaran Buku
Seribu satu cara memasarkan dan menjual buku anda. Teknologi informasi dan komunikasi dengan berbagai fiturnya sangat membantu untuk keperluan itu.
Cahyadi Takariawan
25
Ada sangat banyak model pemasara pemasaran n buku. Teknolog Teknologii informasi dan komunikasi dengan berbagai fiturnya sangat membantu untuk keperluan itu. Secara sederhana kita bagi tiga saja, yaitu model offline offline,, model online online,, dan gabungan dari keduanya. Yang dimaksud model offline offline adalah penjualan langsung kepada konsumen, baik melalui penjualan door to door , melalui toko buku mainstream, toko buku keliling, pasar, pameran buku, dan lain sebagainya. Anda bisa menjual langsung atau melalui pihak lain, termasuk menitipkan ke jalur-jalur distributor yang sudah eksis. Yang dimaksud model online online adalah penjualan menggunakan sarana internet, baik dijual melalui berbagai toko online, atau model penjualan melalui jaringan fesbuk, instagram, twitter, web, blog, grup whatsapp, dan lain sebagainya. Model indent sebelum cetak juga menjadi alternatif menarik. Bagi anda yang sudah memiliki modal berupa media sosial yang ramai pengunjung, maka itu menjadi sarana publikasi yang efektif sebelum anda meluncurkan buku. Anda bisa mengulas dan mempublikasikan berulang kali melalui semua medsos yang anda miliki, sehingga ketika buku anda terbit sudah dikenal luas oleh calon pembeli. Sedangkan yang ketiga adalah menggabungkan model offline offline dengan model online online.. Cara-cara pemasaran offline dilakukan, namun juga menempuh pemasaran melalui sarana online, dalam rangka meraih pangsa pasar seluas-luasnya. Pilihan manapun, selalu ada keuntungan dan kerugian, selalu ada kelebihan dan kekurangan. Demikianlah proses pembuatan buku secara sekilas, bermula dari pengalaman saya menulis 46 judul buku yang sudah terbit dan dijual di pasaran. Semoga ada manfaatnya.
26
Kata Penutup
“Hanya ada tiga langkah untuk menjadi penulis, yaitu menulis, terus menulis dan tetaplah tetaplah menulis” menulis”
Cahyadi Takariawan
27
Menulislah, karena itu memperpanjang usia kebermaknaanmu. “Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi” ---Helvy Tiana Rosa. “Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis memperpanjang ada-mu ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak” kelak” --- Helvy Tiana Rosa. Menulis memang memiliki resiko. "Masalahnya adalah, jika anda tidak mengambil resiko, maka anda akan mendapati resiko yang lebih besar lagi" ---Erika Jong. Terus menulis, jangan menyerah. "Ini adalah masalah stamina, jadi jangan putus asa jika Anda menemui gang buntu dan harus memulai dari awal, atau jika Anda menerima surat penolakan lagi. Semua penulis sukses pernah menjalani itu, namun mereka terus menulis dan tidak menyerah hingga tercapai tujuan mereka" ---Tim Maleeny. Menulislah dengan cinta. "Cintai apa yang anda lakukan dan lakukan apa yang anda cintai" ---Ray Bradbury. Tidak sulit menjadi penulis. “Hanya ada tiga langkah untuk men jadi penulis, yaitu menulis, terus menulis dan tetaplah menulis” ---Cahyadi Takariawan. “Saya sudah siap untuk berhenti. Saya mulai merasa nggak seperti penulis-penulis handal itu. Jika saya menyerah kalah padahal sudah berkali-kali mencoba, mungkin orang-orang akan memakluminya. Tetapi saya juga pernah membaca, entah dimana, bahwa dunia hanya melihat apa yang kamu hasilkan, ia nggak peduli berapa kali kamu mengalami kegagalan. Jika kamu gagal untuk melakukan sesuatu, dan kamu punya sejuta alasan untuk itu, maka kesimpulannya hanya satu; kamu gagal” --Nailal Fahmi.
28
Biodata Penulis Nama Panggilan Lahir
: Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt. : Pak Cah : Karanganyar, 11 Desember 1965
Pendidikan : 1. SD, SMP dan SMA Negeri di Karanganyar, Jawa Tengah 2. Fakultas Farmasi UGM 3. Pendidikan Profesi Apoteker UGM 4. Program Pendidikan Reguler Angkatan 45 (PPRA - XLV) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI tahun 2010 Pengalaman Organisasi : 1. Senat Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM (1986/1987) 2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta (1986/1988) 3. Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Jama'ah Shalahuddin UGM (1986/1989) 4. Yayasan Peningkatan dan Pengembangan Sumber Daya Umat (YP2SU) 5. Era Intermedia Author Club (ErAC) 6. Forum Lingkar Pena (FLP) 7. Jogja Family Center (JFC) 8. IKAL – IKAL – XLV XLV (Ikatan Alumni Lemhannas RI – RI – 45) 45) Aktivitas : 1. Bapak Rumah Tangga 2. Senior Editor di Lembaga Penerbitan PT Era Adicitra Intermedia 3. Penulis buku 4. Konselor di Jogja Family Center (JFC) dan Rumah Keluarga Indonesia (RKI) 5. Trainer di Wonderful Family Institute 6. Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM) 7. Pengasuh Pengajian PERMATA (Pernik-pernik Rumah Tangga)
Email : cahyadi
[email protected] [email protected] Blog : www.keluarga.or.id 1. www.keluarga.or.id http://kompasiana.com/PakCah 2. http://kompasiana.com/PakCah Facebook Twitter
cahyadi.takariawan (fanspage) :: @PakCah 29
Instagram
: @cahyadi_takariawan
Isteri Anak-anak
: Ida Nur Laila : 3 laki-laki dan 3 perempuan
Buku yang ditulis : 1. Pernik-pernik Rumah Tangga Islami 2. Menjadi Pasangan Paling Berbahagia 3. Agar Cinta Menghiasi Rumah Tangga Kita 4. Wonderful Family, Family, Merajut Kebahagiaan Keluarga 5. Wonderful Husband 6. Wonderful Wife 7. Wonderful Couple 8. Wonderful Journeys Journeys for A Marriage 9. Wonderful Marriage 10. Wonderful Love 11. Dan lain-lain, lebih 40 judul buku. Penghargaan :
1. Penulis Buku Berbahasa Indonesia Terbaik dari Pusat Bahasa Depdiknas RI tahun 2006 2. Peraih Penghargaan Kompasianer Favorit (Best People Choice) dari Kompasiana tahun 2014
30
Daftar Bacaan
AS. Haris Sumadiria, 2010, Jurnalistik Indonesia : Menulis Berita dan Feature , Jakarta, Simbiosa Rekatama Media Carmel Bird, 2001, Menulis Dengan Emosi, Bandung, Kaifa Didik Komaidi, 2007, Aku Bisa Menulis, Jakarta, SabdaMedia Gorys Keraf, 2004, Diksi dan Gaya Bahasa , Jakarta, Gramedia Pustaka Utama Hasan Alwi dkk, 1998, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia , Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta Herman RN, 2009, Konsep Bahasa Nasional dan Bahasa Negara , dalam : lidahtinta, 7/11/2009 R.S. Kurnia, 2007, Menulis Artikel Ilmiah Populer , dalam : Website Pelitaku, 19/11/2007 Slamet Soeseno, 1982, Teknik Penulisan Ilmiah-Populer , Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
31