BAB6 Merancang Denah

April 23, 2018 | Author: fajarempatenam | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

cara merencanakan denah...

Description

6

BAB.

1 MERANCANG DENAH Merancang denah adalah bagian yang paling kompleks dalam pentahapan perancangan  bangunan. Denah tidak hanya hanya menggambarkan menggambarkan ruang-ruang ruang-ruang berserta fungsi dan ukurannya saja, namun juga sangat berarti untuk menempatkan posisi-posisi struktur utama (kolom dan dinding struktur), mewadahi bentangan bangunan dan  jarak antar kolom, dan juga untuk untuk menentukan posisi-posisi rangka atap. Di bangunan bertingkat, denah bahkan memegang peran penting karena denah satu lantai akan terikat dengan denah lantai lainnya, yaitu pada sistem struktur utama, pelatpelat lantai beserta baloknya sampai pada sistem pondasi yang akan digunakan.

1.1 Menyempurnakan Denah Kasar Langkah selanjutnya untuk mendapatkan denah jadi pada bangunan adalah dengan menyempurnakan denah kasar dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan. Bentuk dan ukuran ruang-ruang ini akan saling berpengaruh dengan apekaspek dalam bangunan, sehingga dalam setiap rancangan ruang pada denah akan selalu dipikirkan terhadap berbagai aspek tersebut. Pada proses awal pencarian denah, arsitek biasanya terlebih dahulu hanya mempertimbangkan aspek fungsi dan hubungan antar ruang saja, dan belum secara lebih teknis mempertimbangkan aspek lain dalam bangunan. Setelah ruangruang itu didapatkan, maka perencana baru melangkah pada proses pemikiran berikutnya pada denah yang lebih kompleks, yaitu pada kesesuaiannya dengan berbagai aspek yang akan dicapai dalam bangunan termasuk antara lain bentuk ruang dan bangunan, pencapaian struktur dan sebagainya. Walaupun proses ini tidak selamanya demikian, namun untuk mengindari kompleksitas, langkah ini banyak dilakukan. Pada tahap pematangan denah, seringkali perancang banyak melakukan study terhadap berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh secara berulang hingga segenap aspek pada bangunan dapat diwadahi secara maksimal. Seringkali pula, tidak setiap aspek pada bangunan dapat diwadahi pada keputusan disain secara maksimal, jika terjadi demikian perencana biasanya mengambil keputusan yang paling sesuai pada kasus bangunan tersebut. Prioritas dalam disain memang sering dilakukan karena bangunan tidak harus mewadahi seluruh aspek-aspek secara sama.

Selanjutnya hal-hal utama yang perlu diperhatikan pada pengembangan denah dalam perancangan struktur arsitektur adalah: • • • •

Fungsi ruang serta bangunan (menggunakan modul ruang fungsi) Struktur, konstruksi dan bentukan ruang serta bangunan (menggunakan grid struktur) Sistem-sistem bangunan (menempatkan jaringan, ruang service dsb) Kaitannya dengan lingkungan (orientasi, bukaan dsb)

Gambar 1-1. Proses penyempurnaan denah

1.2 Menggunakan Modul Ruang Fungsi Modul ruang adalah standar ukuran atau luasan dan bentukan jenis ruang fungsi tertentu yang dihasilkan dari pewadahan aktifitas pokoknya. Modul ini dapat mengambil ukuran-ukuran standar yang telah ada pada buku-buku referensi arsitektur ( time saver, standard, manual, dsb) atau dengan mendapatkan ukuran dasar dengan mengamati kebutuhan ruang minimal pada fungsi utama ruang. Modul ini sesungguhnya berasal dari kata “modulor” yang membahas

proporsi tubuh manusia. Segala aktifitas fungsi dalam ruang tentu saja dilakukan oleh manusia, sehingga proporsi tubuh manusia ini selanjutnya digunakan untuk menentukan ukuranukuran yang diperlukan untuk satu aktifitas, sehingga aktifitas dapat dilakukan dengan benar dan nyaman. Ukuran modul ruang fungsi ini selanjutnya dijadikan pedoman untuk menentukan besaran dan bentukan ruang seluruhnya dengan cara melipatkannya menjadi besaran dan ukuran ruang sesungguhnya yang tergantung pada kapasitas atau volume ruang. Dengan menggunakan modul ini, aktifitas fungsi pada ruang akan diwadahi oleh besaran ruang secara optimal, sehingga tidak ada ruang yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk suatu kegiatan.

perkantoran tentu akan manggunakan satu modul utama kegiatan kantor berupa aktifitas bekerja di atas menja tulis atau komputer yang relatif sama kebutuhan ruangnya. Namun sebuah studio gambar arsitek dapat berupa kegiatan menggunakan meja peralatan gambar manual atau set komputer, yang kebutuhan ruangnya dan juga persyaratannya menjadi berbeda.

1.2.1 Menentukan Modul Utama Sebuah bangunan akan digunakan untuk beberapa fungsi dalam ruang-ruangnya, yang masing-masing ruang mempunyai persyaratan ukuran khusus tergantung fungsinya. Dengan demikian diperlukan modul fungsi untuk setiap fungsi yang berbeda. Pada fungsi-fungsi bangunan tertentu, masingmasing modul fungsi ini harus dipenuhi satu persatu, namun pada beberapa fungsi yang lain ukuran ruang pada modul dapat disesuaikan atau ditambah kurang, dengan mengutamakan fungsi utama dalam bangunan, sehingga modul utama harus ditentukan. Modul utama dapat berupa satu modul kegiatan utama atau beberapa modul kegiatan utama dalam bangunan. Modul utama ini didapatkan dengan mengetahui fungsi utama ruang dan bangunan. Terkadang terdapat lebih dari satu pilihan yang harus ditentukan pada aktifitas fungsi utama. Sebuah bangunan

Gambar 1-2. Modul fungsi

1.2.2 Menentukan Bentuk dan Ukuran Ruang dengan Modul Ruang Jika modul utama pada bangunan sudah dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah membentuk kebutuhan ukuran dan bentukan ruang sebenarnya. Sebuah ruang akan mewadahi satu atau sejumlah aktifitas fungsi utama tergantung berapa kapasitas ruangnya. Ukuran ruang akhir didapatkan dari kelipatan modul ruang sesuai dengan kapasitas ruang yang

telah ditentukan, sedangkan bentuk ruang dihasilkan dari layout  atau tatanan modulnya. Untuk mendapatkan denah yang utuh, persyaratan fungsi ruang antara lain orientasi, bukaan dan kebutuhan ruang sirkulasi juga harus diperhatikan. Dengan demikian diperlukan penyesuaian-penyesuaian ukuran dan bentukan yang nantinya berkaitan langsung dengan aspek-aspek lain dalam bangunan. Bentukan ruang fungsi dapat sekaligus sama dengan bentukan bangunan atau berbeda, karena bentukan bangunan lebih banyak dipengaruhi wadah strukturnya yang secara garis besar akan dibahas dalam pembahasan grid struktur.

Gambar 1-3. Memperoleh ruang dengan modul fungsi

1.3 Menggunakan Grid Struktur

Grid struktur adalah titik-titik atau garis-garis yang akan dipakai untuk menempatkan sistem struktur utama bangunan. Karena sistem struktur lebih ideal dengan keteraturan, terlebih pada bangunan bertingkat, maka grid struktur adalah cara untuk mengatur letak titik-titik dan garisgaris struktur dengan teratur. Struktur yang lebih teratur akan menguntungkan dan memudahkan mulai dari proses perencanaan, perancangan, pelaksanaan konstruksi hingga sistem pengawasan di lapangan. Namun bukan berarti keteraturan ini adalah keseragaman yang identik dengan monoton atau disain yang kaku dalam arsitektur. Justeru dengan grid ini keberagaman bentuk baik denah atau bangunan dapat difasilitasi dengan baik, karena dalam grid struktur dimungkinkan alternatif-alternatif serta kombinasi keteraturan yang tidak terbatas dalam disain. Keteraturan pada penggunaan grid ini pada nantinya akan menjamin optimalnya rancangan sistem struktur secara keseluruhan, mulai dari rangka atap hingga pondasi. Bentuk dan ukuran grid struktur ini dapat menyesuaikan atau diikuti modul ruang fungsinya. Satu grid struktur dapat terdiri dari kelipatan atau bagian modul ruang dan sebaliknya. Satu grid struktur ditandai dengan titik-titik kolom dan atau garis-garis dinding struktur. Bentuk dan ukuran grid struktur dalam satu bangunan dapat berubah atau bervariasi yang disesuaikan dengan aspek-aspek lain dalam bangunan. Seperti halnya pada modul ruang yang terkait langsung dengan modul fungsi, grid struktur untuk bangunan fungsi seragam akan lebih mudah ditentukan dari pada bangunan dengan fungsi kompleks. Ukuran dan bentukan pada grid struktur akan menentukan ukuran, bentuk dan letak elemen struktur lain

yaitu ukuran kolom, balok, pelat lantai, kuda-kuda, rangka atap dan pondasi. Ukuran dan bentukan grid struktur ini juga akan mempengaruhi bentang ruang dan atau konfigurasi kolom yang ada di dalamnya, sehingga pengaruhnya ke dalam akan menentukan sistem-sistem bangunan seperti pencahayaan dan penghawaan, sedangkan ke luar akan menentukan bentuk dan façade bangunan. Dengan demikian ketika menggunakan grid struktur maka akan berpengaruh pada interior sekaligus eksterior bangunan..

Gambar 1-4. Denah dengan grid struktur

Bentuk dan ukuran kolom dan dinding struktur pada grid juga harus dapat menopang daerah pikulnya dengan

optimal. Oleh karena itu bentuk kolom yang ideal harus dapat menyesuaikan area beban pikulnya sesuai bentuk gridnya. Kolom dengan bentuk bujursangkar akan lebih tepat memikul grid struktur bujursangkar, sementara kolom persegi panjang akan lebih tepat memikul grid persegi panjang dengan arah yang sama. Sementara kolom bulat dapat digunakan untuk memikul grid bujursangkar, segi enam, segi delapan atau juga lingkaran.

sudah ditentukan di depan, sehingga ruang-ruang fungsi akan disesuaikan.

1.3.1 Mewadahi Ruang-ruang pada Grid Struktur Terdapat dua cara untuk menyesuaikan ruang dengan grid strukturnya. Cara pertama yaitu grid struktur yang menyesuaikan ruang fungsinya, sedangkan cara kedua adalah fungsi ruang yang menyesuaikan grid strukturnya. Kedua cara ini dapat dilakukan, walaupun juga dapat diambil cara dengan memadukan keduanya, tergantung dasar dan tujuan bangunan direncanakan. Grid struktur yang menyesuaikan ruang fungsi lebih ditujukan pada pewadahan fungsi yang mutlak, sementara sistem struktur hanya sebagai “alat” untuk membentuk ruang. Bentukan pada cara ini juga relatif tidak mudah ditentukan di awal, karena cara ini relatif lebih membentuk ketidak teraturan baik grid struktur ataupun bentuk yang dihasilkannya. Cara ini biasanya digunakan pada fungsi-fungsi bangunan yang mengendaki tiap fungsi mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak dapat di-reratakan. Ruang yang menyesuaikan grid biasanya ditujukan pada fungsi-fungsi yang relatif fleksibel yang dapat disesuaikan dengan ukuran dan bentukan grid. Cara ini dilakukan, karena biasanya bentukan dan konfigurasi bangunan

Gambar 1-5. Menyesuaikan grid dengan denah

Penyesuaian-penyesuaian memang harus dilakukan untuk mendapatkan komposisi yang ideal, sehingga pada praktiknya, kedua cara di atas tidak dilakukan dengan kaku, namun dengan penyesuaian-penyesuaian yang kompak karena aspek bangunan yang terkait dengan ini akan meliputi banyak hal seperti yang telah dibahas di depan.

1.3.2 Menyesuaikan Konfigurasi Ruang pada Denah Konsep Faktor lain dalam membuat denah adalah mengatur ruang-ruang menjadi kumpulan ruang menurut organisasi ruang yang telah dikonsepkan. Apapun konfigurasi ruang yang diperoleh dari kedua cara di atas harus berdasarkan konsep bangunannya. Organisasi ruang pada konsep akan menjamin hubungan antar ruang benar dan ideal dan juga akan berpengaruh pada massa bangunan. Sehingga bentuk bangunan secara garis besar juga akan ditentukan pada tahap ini. Perubahan penerapan organisasi ruang akan merubah tujuan utama ruang fungsinya dan juga bentuk bangunannya. Pengaturan ruang ini juga harus mengikuti gubahan ruang atau massa bangunan yang telah dipikirkan sebelumnya dalam rangka kaitannya dengan berbagai aspek bangunan yang telah ditentukan.

Gambar 1-6. Menyesuaikan konfigurasi ruang dengan konsep

1.3.3 Menyesuaikan Aspek-Aspek Lain pada Bangunan Grid dan bentukan yang dihasilkan juga harus dibuat dalam kerangka memenuhi aspek-aspek lain pada bangunan selain setruktur. Oleh karena itu setiap langkah mendapatkan bentukan fungsi pada ruang, harus disesuaikan dengan berbagai aspek tersebut. Memang proses ini akan sangat rumit jika tuntutan persyaratan dalam aspek bangunan banyak dan kompleks. Namun demikian, pada prinsipnya struktur dan konstruksi akan dapat disesuaikan dengan atau tanpa akibat pada aspek yang lain misalnya pada bentuk bangunan, harga bangunan dan sebagainya.

1.3.4 Menyesuaikan Posisi-posisi Ruang dan Strukturnya Ada kalanya ketika grid sebagai titik-titik kolom atau garis-garis dinding struktural tidak sesuai dengan peruangan dan aspeknya. Jika demikian halnya, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan merubah salah satu baik ruang atau grid yang dipakai, atau keduanya. Pengurangan atau penambahan titik kolom sangat dimungkinkan walaupun itu berarti merubah keteraturan grid. Namun sebagai failitas, sistem struktur dapat flekibel memfasilitasi tuntutan ruang dan fungsinya. Perubahan-perubahan ini pada nantinya juga harus diperhatikan konsekuensi disain pada salah satu atau beberapa elemen struktur yang akan mendapat penekanan disain khusus. Gambar 1-7. Penyesuaian yang mungkin harus dilakukan

dan penghawaan alami khusus misalnya dengan menggunakan dinding dan jendela pantul, atap berlubang transparant dsb. Wadah sistem pemipaan atau shaft ditempatkan relatif dekat dengan area ruang servis ini untuk mendapatkan sistem distribusi dan sanitasi yang baik. Shaft-shaft ini juga harus direncanakan sejak awal pada denah baik di lantai satu atau dua. Posisi sistem penyediaan air bersih (water tower)  dan posisi buangan (septic tank) harus diperhitungkan pada sekitar area servis, sehingga konstruksi struktural pada bagian atas dan bawah bangunan akan memeperhitungkan aspek ini.

1.6 Menentukan Posisi dan Konfigurasi Ruang-ruang Posisi dan letak ruang-ruang harus disesuaikan dengan konsep layout ruang pada kaitannya dengan aspek-aspek bangunan. Pada pokoknya posisi ruang-ruang ini yang harus diperhatikan adalah ruang-ruang yang mendapatkan akses langsung terhadap sirkulasi fungsi, sirkulasi udara dan cahaya serta view dari dan ke ruang-ruang dalam bangunan. Pengaturan ini harus memperhatikan juga aspek-apek eksternal ruangan meliputu kondisi lingkungan termasuk view, kontur, vegetasi dan sebagainya.

1.7 Menentukan Dinding dan Bukaannya Posisi ruang tidak akan berarti banyak jika tanpa disertai posisi bukaan ruang baik pintu ataupun jendela. Fungsi ruang dan sistem yang mengikutinya akan sangat dipengaruhi oleh posisi dan ukuran bukaan ini. Pada denah, notasi-notasi pintu jendela selain menunjukkan letak dan akan membentuk

wajah bangunan (fasade), juga dapat menginformasikan sistem pencahayaan dan penghawaan ruangan. Pintu jendela yang digunakan untuk keperluan pencahayaan dan penghawaan alami harus berhubungan langsung dengan ruang luar. Pengudaraan silang hanya dapat dicapai dengan membuka jendela pada dua sisi bangunan yang berhubungan langsung dengan udara bergerak. Tinggi rendah bukaan juga akan mempengaruhi gerak udara di dalam ruang karena udara panas cenderung akan bergerak ke atas. Tinggi rendah atau besar bukaan secara lngsung akan memepengaruhi intesitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Namun semakin besar pintu jendela juga akan mempengaruhi aspek lain pada ruang. Arah bukaan juga menjadi penting pada pintu ataupun jendela. Pada ruang-ruang publik biasanya pintu menuju ke arah luar untuk memudahkan akses keluar jika terjadi kepanikan dalam ruang akibat api, gempa dsb. Pada  jendela, bentuk dan arah bukaan juga akan meneruskan atau membelokkan udara dan atau cahaya.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF