Bab IV Wheels and Brake Sistem

November 13, 2018 | Author: Arif Wibowo | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab IV Wheels and Brake Sistem...

Description

BAB IV WH EEL S AND BRAKE SYS SYSTEM  TEM 

an d Br ake Sys System  tem  4.1 Pengertian Wh eel s an

Wheels di desain untuk tahan pada kecepatan putaran tinggi. Wheels terbuat dari bahan aluminium atau magnesium. Kedua material itu selain kuat, ringan, juga hanya membutuhkan sedikit perawatan. Wheels dipasang  pada sebuah inner dan inner dan outer roller bearing assembly.  Hydraulic Brake system merupakan sistem rem yang menggunakan media fluida cair sebagai media penghantar/ penyalur gerakan. Sistem Rem Hidrolik ini sangat rumit dan perlu perawatan yang berkala karena komponen-komponen rawan terhadap kerusakan, apabila terjadi kerusakan/ kebocoran pada selang atau sambungan- sambungan penyalur fluida maka akan menggangu siklus aliran atau kerja dari Sistem Rem hidrolik. Komponen terpenting dalam Sistem Rem Hidrolik yaitu  Lining ,  Master  Cylinder , Actuactor Cylinder , Brake Assy dan Pedal. Sistem Rem Hidrolik ini  bekerja yaitu apabila Tuas pedal rem diinjak maka tuas akan meneruskan gerakan ke master Cylinder , didalam Master didalam  Master Cylinder terjadi Cylinder  terjadi perubahan dari energi kinetik menjadi tekanan pada minyak rem yang kemudian diteruskan menuju Actuactor menuju  Actuactor Cylinder  melewati selang/pipa-pipa tekanan tinggi, setelah tekanan sampai di Actuactor di  Actuactor Cylinder kemudian Cylinder  kemudian gaya tekan dirubah kembali menjadi gerakan/kinetik oleh Actuactor oleh Actuactor Cylinder untuk Cylinder untuk menggerakkan Sepatu rem untuk menekan tromol/disc tromol/ disc supaya terjadi proses pengereman. Selain itu aliran hidrolik yang bertekanan digunakan juga untuk  menggerakkan nose wheel steering , sehingga pilot dapat melakukan gerakan  belok kiri maupun kanan di darat dengan menggunakan rudder pedal. rudder  pedal. Cairan atau hydraulic fluid  merupakan bagian yang paling penting dalam brake  system,  system, karena brake system memanfaatkan cairan atau  fluid  bertekanan ini meneruskan energi sebagai media transfer tenaga yang dihasilkan. Hydraulic dihasilkan.  Hydraulic 17

18

 fluid  ini berfungsi untuk memindahkan tenaga yang tekanan untuk  menggerakkan atau mengoperasikan sistem pesawat yang membutuhkannya. 4.2 Bagian utama dari wheels 

Pada pesawat terbang T-34C-1 Charlie dilengkapi dengan 3 wheels yang terdiri dari 1 nose wheel dan 2 main wheel .

Gambar 4.1 Nose Wheel 

Gambar 4.2 Main Wheels

19

Bagian-bagian Nose wheel terdiri dari :

Gambar 4.3 Bagian Nose Wheel 

Keterangan : 1.  Ring, Snap

7.  Bolt 

2.  Ring, Grease Seal 

8. Wheel Half, Inner 

3.  Felt, Grease Seal 

9. Cup, Bearing 

4. Cone, Bearing 

10. Wheel Half, Outer 

5.  Nut 

11. Cup, Bearing 

6. Washer 

12. Grommet 

20

Bagian-bagian Main Wheel terdiri dari :

Gambar 4.4 Bagian Main Wheels

Keterangan : 1. Tire

9.

 Ring, Grease Seal 

2. Tube

10.  Bearing 

3.  Ring 

11.  Bolt 

4.  Ring, Grease Seal 

12. Washer 

5.  Felt 

13.  Nut 

6. Spacer 

14.  Disc Assy

7.  Ring, Grease Seal 

15. Cup, Bearing 

8.  Felt 

16. Wheel Half, Inner 

17. Cup, Bearing  18. Wheel Half, Outer 

21

4.3 Tire 

Ukuran yang dipakai untuk  nose wheel  yaitu 500 x 5 dengan 10  play rating dan tekanan 45

±

2 Psi. Main wheel menggunakan ban dengan ukuran

19,6 x 6,75 yang mempunyai 10  play rating dan tekanan 90

±

2 Psi.

4.4 Fungsi dan bagian utama tire 

Tire menahan berat pesawat, pada saat pesawat didarat dan berfungsi saat pengereman dan pemberhentian aircraft pada saat landing. Bagian utama pada tire terdiri dari 1. Cord body terdiri dari permukaan nilon yang berlapis yang disusun secara  pararel dan dilapisi oleh rubber. Cord body  berfungsi untuk memberikan kekuatan

pada

tire,

terhadap

tekanan

dari

dalam

dan

untuk 

mempertahankan bentuk tire. 2. Treat  adalah permukaan karet yang dilapisi tire paling luar yang melindungi cord body dari abrasi, goresan dan kelembaban. 3. Side wall  adalah permukaan luar yang menghubungkan tread  dan memanjang menuju beads. Seperti halnya tread, sidewall juga melindungi cord body dari abrasi, goresan dan kelembaban. 4.  Breads adalah kawat baja berlapis yang sangat kuat. 5.  Breakers adalah lapisan cord/fabric yang berat didalam. 6.  Rubber brakes terletak diantara tread rubber cord body untuk memberikan kekuatan extra pada tire.

4.5 Kl asif ik asi Perf ormance Ti re 

Tire pada pesawat terbang di produksi dalam berbagai ukuran dan kekuatan atau tipe-tipe yang benar yang telah dispesifikasikan oleh pabrik   pesawat berdasarkan ukuran dan kecepatan mendarat pada pesawat terbang yang terkait. Konstruksi tire pesawat sama seperti kontruksi tire mobil hanya saja susunan lapisan fabric plies pada tire aircraft lebih banyak dibandingkan susunan  fabric plies pada mobil. Untuk mengidentifikasi dengan beban

22

maksimal yang direkomendasikan disebut dengan  Ply Rating , semakin tinggi  ply rating maka semakin besar beban yang ditanggung oleh tire. Tipe-tipe tire yang banyak digunakan pada pesawat kecil sekarang ini adalah tipe tube, sedangkan pesawat transport menggunakan tipe tubeless. Ban tipe tube menahan udara yang bertekanan nitrogen (N2) menggunakan inner tube. Tire pada pesawat diklasifikasikan menggunakan nomor berdasarkan  performance, seperti ditunjukan pada table dibawah ini:

TYPE

DESIGN AND RATING

I

Smooth Contour 

II

 High Pressure

III

 Low Pressure

IV

 Extra Low Pressure

V

 Not Applicable

VI

 Low Profile

VII

 Extra High Pressure, Low Speed   Extra High Pressure, High speed 

VIII

 Extra High Pressure, Low Profile, Low Speed   Extra High Pressure, Low Profile, High Speed  Gambar 4.5 Tabel Klasifikasi Performance Tire Tire yang diklasifikasikan dengan tipe I,II,IV,VI sudah tidak 

digunakan karena tire tipe-tipe ini tidak biasa digunakan untuk desain baru. Tire yang diklasifikasikan dengan tipe III,VII,VIII diproduksi dibawah  peraturan FAR 37,167 dan disetujui dibawah technical standard order (TSO).

23

4.6 Br ake System 

Gambar 4.6 Brake system Pada pesawat terbang T-34C-1 Charlie dilengkapi dengan 3 wheels yang terdiri dari 1 nose wheel  dan 3 main wheel  serta tire assembly dengan tire tubeless. Masing-masing main gear  dilengkapi dengan brake.  Brake dapat difungsikan secara manual dengan capten atau copilot brake pedal. Sistem hidrolik di pesawat T-34C-1 Charlie digunakan pada untuk  brake system. Brake system terdiri dari disk brake, master cylinder , blocking  valve, reservoir dan pipa-pipa penghubung. Circuit brake untuk roda kiri dan kanan masing-masing terpisah. Kedua master cylinder dihubungkan langsung dengan rudder  pedal, sedangkan rudder kiri dan kanan ditiap sisi juga saling  berhubungan, jadi dengan demikian brake dapat dikontrol dari sisi kiri maupun kanan.  Reservoir  terletak di  fire wall  dan cairan hidrolik yang dipergunakan adalah MIL-H-606A. Pesawat ini juga dilengkapi dengan  parking brake.

24

4.7 Bagian utama dari Br ake System 

 Main wheel  pesawat T-34C-1 Charlie dilengkapi dengan hydraulic brakes yang akan beroperasi dengan menekan rudder  pedal bagian ujung.  Brake ini juga digunakan sebagai sarana untuk membelokkan pesawat saat taxy. Bagian dari Brake sytem terdiri dari : 4.7.1 Brake Pedal

 Brake  pedal, letaknya dijadikan satu dengan pedal penggerak  rudder  kanan dan kiri di dalam cokpit pilot  dan copilot , cara mengoperasikan brake tersebut dengan cara menginjak bagian atas pedal, sedangkan untuk menggerakkan rudder menginjak bagian bawah.

Gambar 4.7 Brake Pedal 4.7.2 H ydraul i c Reser voir 

 Hydraulic Reservoir  merupakan tempat menampung hydraulic fluid  yang terletak di  fire wall , dalam ruang motor sebelah kiri atas.  Hydraulic fluid  ini akan mengalir ke komponen brake system yang lain secara  gravity.  Reservoir  digunakan untuk menyediakan brake fluid  yang dipergunakan untuk pengoperasian brake system dan sebagai tempat untuk menampung hydraulic fluid  saat brake dilepaskan

25

kembali sekaligus sebagai kompensasi terhadap kebocoran kecil pada sambungan pipa.  Reservoir  dilengkapi ventilasi guna menjamin masuknya hydraulic fluid  ke master cylinder  karena gravitasi. Karena itu permukaan hydraulic fluid  harus dipertahankan pada ketinggian yang tepat, sebab jika tidak akan menyebabkan masuknya udara ke sistem sehingga mengurangi efektifitas pengereman.

Gambar 4.8 Hydraulic Reservoir 

4.7.3 Shu ttle Valve 

Shuttle Valve berfungsi untuk mengontrol arah aliran satu arah atau dua sumber tekanan yang masuk pada brake system.

Gambar 4.9 Shuttle Valve

26

4.7.4 M aster Cyli nder ,

 Master

Cylinder  terpasang pada bagian kiri dan kanan dari brake

 pedal, yang posisinya terletak antara cockpit  depan kiri dan kanan.  Master cylinder  berfungsi memperbesar tekanan minyak hidrolik yang akan meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik untuk  menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada kontruksi rem piringan).

Gambar 4.10 Master cylinder 

4.7.5 Park in g Br ake Valve 

 Parking Brake Valve berfungsi untuk mencegah mengalir baliknya minyak hidrolik dari sistem, pada saat pesawat di  parking brake.  Parking brake control handle terletak di cockpit depan sebelah kanan.

Gambar 4.11 Parking brake valve

27

4.7.6 Br ake Assy 

 Brake Assy, ada 2 pasang terdiri dari lining brake dan piston yang bisa  bergerak dan lining brake yang diam (fix). Merupakan sebuah  single disk brake yang dioperasikan secara hydraulic.

Gambar 4.12 Brake assy

4.7.7 Di sc Brake 

 Disc Brake yang digunakan adalah buatan master Goodyear , terdiri dari  piringan (disk) yang bergerigi dan bergerak diantara wheel rim sebelah kanan housing yang menyatu dengan landing gear .  Disk brake ini akan mendapat tekanan dari brake assy yang akan menghentikan perputaran roda sehingga pesawat dapat berhenti. Pengoperasian rem tersebut dengan cara menginjak bagian atas pedal.

Gambar 4.13 Disk brake

28

4.7.8 Lining 

 Lining  berfungsi sebagai media pengereman antara piringan cakram dengan kampas rem menghasilkan gaya gesek sehinga terjadi  pengereman. Prinsip dasar fungsi dari brake pad  ini adalah mengubah energi kinetik dari rotor menjadi energi panas dengan metode friksi. Pada tekanan tuas master brake, rotor disc yang terapit oleh dua brake  pad  akan terjepit oleh dua brake pad  tersebut dan menghasilkan friksi sehingga mengubah energi kinetik menjadi energi panas yang pada akhirnya akan terbuang ke udara sekitarnya.

Gambar 4.14 Lining 

29

4.8 Prinsip kerja br ake system 

Gambar 4.15 Skema aliran brake system Minyak hidrolik akan mengalir dari  Reservoir  menuju ke master  cylinder  setelah ujung rudder  pedal ditekan. Saat melewati master cylinder  tekanan minyak hidrolik diperbesar dan kemudian diteruskan menuju  parking  brake valve dan  shuttle valve, kemudian minyak hidrolik yang sudah  bertekanan tersebut akan menekan piston sehingga lining brake yang berada  pada brake assy akan menjepit disk brake.  Parking brake bekerja setelah handle parking brake yang berada di  sub panel  depan sebelah kanan ditarik dan dilanjutkan dengan menekan rudder pedal beberapa kali. Hal tersebut bisa terjadi karena dengan menarik   parking handle berarti  parking brake valve tertutup dan akan mencegah minyak hidrolik mengalir kembali ke reservoir  setelah injakan pada rudder  dilepas. Bila brake pedal ditekan beberapa kali, berarti parking brake valve tertutup, sehingga hydraulic fluid  bertekanan akan mengalir ke wheel brake

30

assy dan tidak bisa kembali ke reservoir  sesudah injakan pada rudder  pedal dilepas, dengan demikian pesawat tetap dalam kondisi pengereman,  parking  brake akan lepas atau benda bila control handle kita tekan, sehingga blocking  valve terbuka dan hydraulic fluid berbalik ke reservoir. Untuk menghemat dan mencegah kerusakan pada brake system  pesawat, maka penggunaan brake harus dilakukan dengan setepat-tepatnya. Pengereman secara kasar atau keras seketika pesawat touch down akan memudahkan terjadinya kemacetan pada roda (wheel locked ) dibandingkan  bila kita memberikan tekanan yang sama pada saat seluruh badan pesawat sudah didukung oleh semua roda. Pada umumnya landing roll  yang panjang akan lebih menguntungkan karena akan didapatkan pengereman secara aerodinamis (aerodynamic braking ) sebelum menekan brake pedal. Jika diperlukan pengereman yang sesegera mungkin setelah touch down, maka diusahakan untuk mengurangi lift  (gaya angkat) sebanyak mungkin dengan menurunkan  flap dan nose diturunkan sebelum menekan pedal brake. Dengan demikian akan ada  pengurangan kecepatan yang disebabkan oleh gesekan roda dengan runway. Jika brake telah digunakan secara berlebihan, maka kemungkinan yang akan terjadi ialah overheat  pada lining brake yang dapat menyebabkan brake macet.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF