BAB IV Pembahasan Milk Cleanser
February 28, 2018 | Author: NadaNursetiyanti | Category: N/A
Short Description
BAB IV Pembahasan Milk Cleanser...
Description
BAB IV PEMBAHASAN Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan kosmetik susu pembersih (cleansing milk). Susu pembersih (cleansing milk)
merupakan
sediaan kosmetik yang digunakan untuk perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat, terlindung dari kekeringan dan sengatan cuaca, baik panas matahari maupun dingin dan nampak segar dengan tekstur kulit yang lembut dan menarik (Wasitaatmadja, 1997). Krim pembersih adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud menghilangkan kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak. Ada 2 macam krim yaitu A/M dan M/A. Dalam pembuatan milk cleanser pada praktikum ini dibuat sediaan tipe emulsi minyak dalam air. Hal ini bisa ditunjukan dengan jumlah fase air yang lebih banyak dari fase minyak (anonim,2017). Krim tipe M/A memiliki beberapa keuntungan yaitu mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik karena jika digunakan pada kulit maka akan terjadi penguapan dan peningkatan konsentrasi dari suatu obat yang larut dalam air sehingga mendorong penyerapannya ke dalam jaringan kulit (Aulton, 2003), harga yang lebih murah, lebih mudah dibuat, lebih enak dipakai karena tidak begitu lengket, lebih cepat menyebar ke permukaan kulit dan lebih dingin. Pada krim yang komponen air jauh lebih banyak dari minyak sehingga bentuk krim menjadi lebih cair disebut susu pembersih (cleansing milk). (anonim,2017). Krim ini dibuat dengan metode pencampuran 2 fase, yaitu fase minyak dan fase air. Pada praktikum ini yang termasuk kedalam fase miyak adalah minyak kelapa, paraffin liquid, asam stearate, setil alcohol, dan span. Pada fase minyak ini minyak kelapa bertindak sabagai emulsifier dan antioksidan yang menurut (Fife, 2003) memiliki aktivitas paling tinggi sebagai antivirus, mengurangi resiko aterosklerosis, menurunkan resiko kanker, mencegah infeksi virus, membantu mencegah osteoporosis, membantu mengontrol
diabetes dan banyak lainnya. Parafin liquid yang termasuk dari golongan minyak mineral ini, bertindak sebagai basis yang tidak terabsorbsi kedalam kulit. Asam stearate sebagai emulsifying agent dengan konsentrasi 1-20% (Allen, 2009) dapat membentuk emulsi dengan cara menurunkan tegangan antar muka antara minyak dalam air sehingga dalam praktkum ini bertindak sebagai emulgator anionik untuk menghasilkan emulsi M/A yang homogen dan stabil ketika dicampurkan dengan TEA yang dileburkan terlebih dahulu bersama fase air. untuk menghasilkan emulsi M/A yang homogen dan stabil. Penggunaan emulgator anionik yaitu trietanolamin dan asam stearat, mengingat bahwa krim yang dibuat ditujukan untuk penggunaan luar. Asam stearat sebagian dapat dinetralkan dengan trietanolamin dan digunakan dalam penyusun krim. Dalam keadaan yang netral, mampu memberikan penampilan yang creamy dan bentuk yang kental. Bahan ini juga mampu mempengaruhi pelepasan bahan aktif sediaan dan umunya tidak mengiritasi kulit (Allen, 2009). Setil alcohol bertindak sebagai stiffening agent dengan konsentrasi 210% (Unvala, 2009), setil alkohol dapat juga digunakan sebagai emolien dan zat pengemulsi yang lemah sehingga dapat meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan meningkatkan konsistensi. Selain itu asam starat juga bersiifat sebagai emolien yang dapat menyerap di epidermis sehingga dapat menyebabkan kulit terasa lembut (Unvala, 2009). Span bertindak sebagai emulgator karena emulgator ini bersifat netral dan stabil dengan adanya asam/basa dari komponen krim. Penggunaan emulgator ini untuk menghindari terjadinya interaksi antara emulgator (Hamzah, 2014) dan menghasilkan pengurangan tegangan antar muka. Bahan-bahan fase miyak tersebut dilebur terlebih dahulu diatas penangas air yaitu pertama asam stearate dan setil alcohol yang memiliki titik didih lebih tinggi kemudian bahan fase minyak lainnya dengan
suhu
dipertahankan pada 70oC dan sambil diaduk agar bahan-bahan tersebut tercampur homogeny dan tidak memadat.
Pada saat yang sama dengan suhu 70oC diatas penangas air, Propilen glikol, TEA, nipagin dan nipasol dipanaskan dalam fase air. Propilenglikol digunakan sebagai humectant yang akan mempertahankan kandungan air dalam
sediaan
sehingga
sifat
fisik
dan
stabilitas
sediaan
selama
penyimpanan dapat dipertahankan. Oleh karena itu propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan. Propilen glikol juga meningkatkan daya sebar pada sediaan milk cleaser ini (Dwiastuti, 2010). Trietanolamin
sebagai
emulgator
anionic.
asam
stearat
akan
membentuk emulsi minyak dalam air yang stabil dan homogen jika digabungkan dengan trietanolamin (TEA) (Hamzah, 2014). Nipagin dan Nipasol berfungsi sebagai pengawet yang digunakan sebagai pengawet antimikroba pada sediaan kosmetika. Kemudian kedua fase minyak dan air tersebut dicampurkan kedalam mortar dan lumpang yang sebelumnya telah dihangatkan dengan tujuan agar menutup pori-pori yang ada pada mortar dan alu sehingga bahan tidak memasuki lupang an campuran tersebut diaduk hingga homogen. Setelah campuran tersebut dingin pada suhu 40 oC, vitamin E ditambahkan kedalamnya. Hal ini agar vitamin E tidak teroksidasi. Vitamin E bertindak sebagai zat aktif yang berfungsi antioksidan. Kemudian sambil diaduk sediaan tersebut ditambah parfum untuk menghasilkan sediaan milk cleanser
yang
wangi
dan
menarik
secara
estetika.
Setalah
teraduk
homogeny, sediaan milk cleanser tersbut dimasukan kedalam wadah dan dilakukan uji evaluasi. Pada sediaan Milk Cleanser ini dilakukan evaluasi uji organoleptic, uji homogentitas, uji PH, Uji daya bersih, dan uji Hedonik. Pada uji organoleptic didapatkan sediaan bewarna putih, tidak lengket, viskositas kental, dan wangi. Sediaan ini juga mudah dituang dari wadahnya. Pada uji Homogenitas didapatkan hasil sediaan yang homogen dengan diamati pada 2 kaca objek yang diberi milk cleanser. Dan terlihat bahwa sediaan tercampur secara merata. Pada uji PH didaptkan hasil PH 7 dimana hal ini menujukan sediaan tersebut bagus dan sesuai untuk penggunaan kulit. Kemudian dilakukan uji
daya bersih dengan mengoleskan lipstick pada tangan dan kemudian di bersihkan dengan milk cleanser dan diberi pembanding dengan air biasa dan baby
oil
yang
merupakan
standar
minyak
yang
paling
baik
untuk
menghasilkan daya bersih. Pada uji daya bersih ini didapatkan hasil bahwa milk cleanser bisa membersihkan dengan baik pada noda lipstick yang ada ditangan. Kemudian pada evaluasi terakhir dilakukan uji hedonic baik pada sediaan milk cleanser dan wadah kemas, dimana hasil menunjukan bahwa sediaan tersebut disukai.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Susu pembersih (cleansing milk)
merupakan sediaan kosmetik yang
digunakan untuk perawatan kulit agar kulit menjadi bersih dan sehat. 2. Pembuatan milk cleanser pada praktikum ini dibuat sediaan tipe emulsi minyak dalam air yang memilki keuntungan mudah dicuci dengan air, dan pelepasan obatnya baik, harga yang lebih murah, lebih mudah dibuat, lebih enak dipakai karena tidak begitu lengket, lebih cepat menyebar ke permukaan kulit dan lebih dingin. 3. Hasil evaluasi uji organoleptic, uji homogentitas, uji PH, Uji daya bersih, dan uji Hedonik menunjukan bahwa sediaan tersebut bagus dan sesuai dengan ciri ciri emulsi tipe minyak dalam air. 5.2 Saran Mahasiswa diharapkan dapat lebih baik lagi dan kreatif dalam melakukan pembuatan produk kosmetik dengan memperhatikan hasil sediaan dan juga nilai estetika sediaan sehingga menarik untuk digunakan
View more...
Comments