Bab IV Dasar Teori Dan Analisa Data
July 14, 2019 | Author: ainun_2412 | Category: N/A
Short Description
Download Bab IV Dasar Teori Dan Analisa Data...
Description
BAB IV DASAR TEORI TE ORI DAN ANALISA DATA DATA
4.1. Dasar Teori 4.1. 4.1.1 1. Sist istem Air Air Pe Pend ndin ingi gin n Selain komponen utama, PLTA memiliki komponen-komponen
pendukung yang mempunyai mempunyai peranan penting, salah satunya ialah sistem air pendingin. Air Air pendingin digunakan untuk untuk menjaga temperatur komponenkomponen utama khususnya pada rotary equipment , over heat pada pada suatu alat akan menyebabkan penurunan performa penurunan performa dari dari alat tersebut. Pada PLTA, PLTA, sistem air a ir pendingin digunakan untuk mendinginkan udara pada generator pada generator 1 ( Air Air Cooler ). ). Panas yang terjadi merupakan bentuk transformasi dari transformasi dari rugi pada inti ataupun pada belitan stator belitan stator dan dan rotor . Panas yang terjadi akan mempengaruhi terhadap kemampuan generator kemampuan generator dalam dalam menghasilkan energi listrik dan jika dibiarkan terus-menerus hingga temperature outlet ≥ ! "# maka unit akan trip. trip. Selain pada generator pada generator , air pendingin digunakan pada sistem Oil Cooler yang yang meliputi turbine bearing , upper bearing , thrust and lower bearing . Panas yang timbul pada bearing tersebut tersebut sebagai akibat adanya kalor yang timbul karena gesekan antara turbine bearing dengan dengan poros turbin. $erikut %ara kerja %ara kerja sistem air pendingin & a. Distribusi Air Pendingin Sistem air pendingin masuk ke dalam sequencial dalam sequencial preparation relay. relay. Pada saat unit start maka flow maka flow air pendingin harus memenuhi ' batas flow batas flow yang telah ditetapkan, jika tidak terpenuhi maka unit tidak dapat dioperasikan. Air yang digunakan untuk sistem pendingin merupakan air yang dipompakan oleh Main oleh Main Water Water Supply Supply Pump (*+SP) dari draft tube. pada generator ialah ialah udara 1 *edia pendingin pada generator
2saluran air buangan setelah memutarkan runner
!ambar "#1 Main Water Supply Pump Tiap unit terdiri dari buah pompa yang bekerja se%ara bergantian, pompa pertama sebagai primary sebagai primary pump dan pompa kedua sebagai stand sebagai stand by pump. pump. Apabila pada saat operasi primary operasi primary pump trip maka trip maka stand stand by pump akan bekerja untuk menggantikan tugas dari primary dari primary pump. pump. ika kedua pompa trip maka trip maka unit juga akan trip. trip. Pergantian/manufer Pergantian/manufer dari primary ke stand ke stand by pump dilaksanakan tiap a0al bulan. 1istribusi jumlah air yang masuk ke masing peralatan ialah & No
Cooler
Kaasitas !L"m#
. 1 $ % 4
$urbine %earing ' &pper %earing 2 $hrust'(ower %earing 2 Air cooler 3 $abel $abel "#1 )istribusi air pendingin
!ambar "# )istribusi air pendingin b. Pen&a Pen&arin ringan gan Air Air Pend Pending ingin in Setelah dipompakan menggunakan *+SP, air akan di saring oleh
Main Water Water Supply Strainer Strainer (*+SS). Tujuan Tujuan air disaring adalah agar bersih dari kotoran sehingga tidak mengganggu mengganggu aliran air pendingin, selain itu juga agar tidak mengganggu proses penyerapan panas pada media yang didinginkan. *+SS bekerja/ bac*wash se%ara automatis jam sekali atau dapat di setting di setting sesuai sesuai kebutuhan dengan batas range range jam. 4ntuk operasi manual *+SS dapat dilakukan sesuai keinginan.
5otoran yang tersaring akan dibuang oleh Main Water Water Supply beroperasi selama menit Strainer Purging +alve. +alve . Purging +alve +alve beroperasi untuk membuang kotoran yang tersangkut pada screen, screen, jika setelah menit purgin menit purging g valve belum valve belum menutup (karena ada kotoran yang menghambat) maka time lag relay for fault of *+SS akan akti6 dan menunggu selama menit. ika dalam 0aktu ≥ menit kembali purging valve valve belum belum menutup maka akan memberikan sinyal sinyal alarm dan *+SP trip selanjutnya trip selanjutnya manu7er ke stand ke stand by pump. pump. .1.$. Oil Cooler
2
Sistem pelumasan pada sistem pembangkitan digunakan untuk melumasi bearing yang ber6ungsi menahan beban vertical , hori,ontal , dan a-ial dari suatu poros yang berputar. Sistem pelumasan mesin adalah suatu sistem yang bertujuan untuk memberikan oil 6ilm (lapisan oli) untuk men%egah kontak langsung pada komponen8komponen yang bergesekan dan menyebabkan keausan. 9ungsi pelumasan ialah & a. *embentuk oil film untuk men%egah kontak langsung antara dua permukaan logam. b. *engurangi atau men%egah keausan dan panas. %. *endinginkan bagian8bagian pada mesin. d. *emelihara mesin agar tetap bersih. e. *emaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. 6. *en%egah korosi pada bagian8bagian mesin.
Adapun sistem pelumasan pada bearing yang menggunakan sistem air pendingin ialah & a. Turbine Bearing
Aliran air pendingin& ' l/min 2A& ' l/min, 2 menit
Temperatur normal & :'3"# !'-3& ;"#< !'-& ;3"#
!ambar "#. $urbine bearing b. Upper Bearing
Aliran air pendingin& 2 l/min
2A& ! l/min, 2 menit
Temperatur normal & :'"# !'-3& '3"#< !'-& ;"#
!ambar "#" &pper bearing
'.Thrust dan Lower Bearing
Aliran air pendingin& 2 l/min 2A& = l/min, 2 menit
Temperatur normal & :'"# !'-3& '3"#< !'-& ;"#
!ambar "#/ $hrust bearing
!ambar "#0 (ower bearing
3
4.1.1.%. Air cooler
Sistem pendingin pada generator dengan %ara mendinginkan udara disekitar ruang generator . adial fan yang terpasang pada rotor akan mendorong udara pada stator menuju ke water cooler . Pada water cooler udara panas dari stator akan diserap oleh air yang mengalir pada pipa-pipa ke%il (tube), sehingga udara yang keluar dari water cooler'outlet menjadi dingin. Selanjutnya udara yang telah dingin tersebut akan kembali bersirkulasi masuk ke rotor generator , begitu seterusnya hingga udara di dalam generator tetap terjaga temperaturnya. Temperatur pada generator harus selalu dipantau. >al-hal yang harus diperhatikan &
Aliran air pendingin& ' l/min 2A& ' l/min, 2 menit
Temperatur normal & :'3"# !'-3& ;"#< !'-& ;3"#
1.4.4. Perinda(an Panas Kon)e*si ada Sistem Oil Cooler dan Air Cooler
Sistem air pendingin pada Oil Cooler dan Air cooler merupakan penerapan dan sistem 2eat 3-changer (alat penukar panas), dalam hal ini meman6aatkan perpindahan panas se%ara kon7eksi (media perpindahan panas berupa 6luida). Terdapat jenis perpindahan panas se%ara kon7eksi, yaitu & a.
Kon)e*si a+ami ! Natural/Free Convection#
5on7eksi alamiah dapat terjadi karena ada arus yang mengalir akibat gaya apung, sedangkan gaya apung terjadi karena ada perbedaan densitas 6luida tanpa dipengaruhi gaya dari luar sistem. Perbedaan densitas 6luida terjadi karena adanya gradien suhu pada 6luida. #ontoh kon7eksi alamiah antara lain aliran udara yang
'
melintasi radiator panas ?,'-abe1//% @. 1alam sistem Oil Cooler tidak ada yang mengalami kon7eksi alami. b. Kon)e*si a*sa !Forced Convection#
5on7eksi paksa terjadi karena arus 6luida yang terjadi digerakkan oleh suatu peralatan mekanik (%ontoh & pompa, pengaduk), jadi arus 6luida tidak hanya tergantung pada perbedaan densitas. #ontoh perpindahan panas se%ara kon7eksi paksa antara lain& pemanasan air yang disertai pengadukan. 1alam sistem Oil Cooler yang mengalami kon7eksi alami ialah oli pada turbine bearing , dan upper bearing . 1alam sistem Oil Cooler yang mengalami kon7eksi paksa ialah& oli dan air pendingin pada thrust dan lower bearing < air pendingin dan peluumas pada turbine bearing dan upper bearing < serta air pendingin dan udara pada sistem Air cooler .
umus perpindahan panas se%ara kon7eksi se%ara umum, ialah &
´ 0 ( A T Q ´ Q
1engan h
B besar laju perpindahan panas (k/s) B koe6isien perpindahan panas kon7eksi (+/m5)
A
B luasan bidang perpindahan panas (m)
CT
B perbedaan temperatur ("#)
4.1.1.2. E3e*ti)itas Penggunaan ,arteria+ -uNi dan Stainless steel ada ,asingmasing Sistem Oil Cooler dan Air Cooler a. Turbine Bearing dan Upper Bearing Pada turbine bearing material tube yang digunakan ialah #uDi
dengan besar koer6isien kondukti7itasnya sebesar 23 +/m5 2. Analisa 3 (ampiran $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
;
e6ekti7itas perpindahan panas pada sistem air pendingin terhadap oil cooler pada turbine bearing menggunakan perhitungan perpindahan panas se%ara kon7eksi. Perpindahan panas se%ara kon7eksi paksa terjadi pada oli, karena oli tidak disirkulasikan, tetapi ikut mengalami pergerakan akibat dari putaran poros turbin yang di tumpu oleh turbine bearing . Sedangkan air pendingin bekerja se%ara kon7eksi paksa, karena disirkulasikan di dalam tube4tube yang di pompakan oleh Main Water Supply Pump.
!ambar "#7 Pipa air pendingin pada turbine bearing oil cooler 4ntuk upper bearing kon7eksi paksa terjadi pada oli (oli tidak disirkulasikan, prinsipnya sama seperti turbine bearing ), sedangkan air pendingin bersi6at kon7eksi paksa (disirkulasikan melalui Main Water Supply Pump).
!ambar "#8 Pipa air pendingin pada upper bearing oil cooler
!
#ara perhitungan e6ekti7itas perpindahan panas pada pendingingan oli yang digunakan untuk turbine bearing dan upper bearing adalah sama. umus perpindahan panas yang digunakan ialah &
Perpindahan panas aktual ´ a*tua+ 0 m´ ( '( !T(inT(out# Q ´ a*tua+ 0 m´ ' '' !T'outT'in# Q 5eterangan & m ´ h B laju massa aliran 6luida panas (kg/s)
´ m
%
B laju massa aliran 6luida dingin (kg/s)
% ph
B koe6isien panas spesi6ik 6luida panas (k/kg5)
% p%
B koe6isien panas spesi6ik 6luida dingin (k/kg5)
Thin
B temperatur masuk 6luida panas (5)
Thout
B temperatur keluar 6luida panas (5)
T%in
B temperatur masuk 6luida dingin (5)
T%out
B temperatur keluar 6luida dingin (5)
Perpindahan panas maksimum -
9luida dingin dipanaskan hingga men%apai temperatur inlet 6luida panas
-
´ Q
ma*sima+
0 -ma5 !T'outT(in#
9luida panas didinginkan hingga men%apai temperature inlet 6luida dingin ´ Q
ma*sima+
0 -min !T(inT'in#
E6ekti7itas perpindahan panas ´ aktual Q 6 0 ´ maksimal Q
5 1778
5eterangan & F B e6ekti7itas perpindahan panas ()
´ Q
aktual
B laju perpindahan panas aktual (k/s)
´ Q
maksimal
B laju perpindahan panas maksimal (k/s)
=
b. Thrust and Lower Bearing
Sistem pendinginan pelumas pada $hrust and (ower %earing menggunakan alat penukar panas (heat e-changer ) tipe tube and shell dengan banyak tube dan pass pada shell . 1imana pelumas dialirkan melalui oil cooler shell dengan gaya sentri6ugal dari $hrust and (ower %earing ke sisi shell dari oil cooler dan air pendingin diambil dari sisi draft tube oleh Main Water Supply Pump (*+SP) ke sisi tube dari oil cooler .
!ambar "#9 2eat 3-changer tipe tube and shell umlah $hrust and (ower %earing oil cooler pada masing-masing unit PLTA Saguling adalah buah, yakni unit A dan $. Pada unit $hrust and (ower %earing oil cooler memakai bahan untuk tube tembaga-nikel (#uDi) pada unit oil cooler A, dan memakai bahan tube stainless steel pada unit oil cooler %. Analisa perbandingan e6isiensi heat eG%hanger berbahan #uDi dan Stainless steel dengan 3ffectiveness45$& method . *etode ini berdasarkan parameter yang tak berdimensi yang disebut heat transfer effectiveness dengan symbol H.
60
laju PP aktual laju PP maksimum
0
´ aktual Q ´ maks Q
Imaks ditentukan berdasarkan beda temperature maksimum kedua 6luida. Imaks di%apai apabila &
-
9luida dingin dipanaskan hingga men%apai temperatur inlet 6luida
panas - 9luida panas didinginkan hingga men%apai temperature inlet 6luida dingin
Semakin ke%il nilai kapasitas panas suatu 6luida maka semakin besar beda temperaturnya, agar laju perpindahan panas menjadi maksimum.
´ Q
ma*s
0 'min !T(in 9 T'in#
*etode ini juga ditentukan dari bilangan # atau rasio kapasitas panas yakni perbandingan antara kapasitas panas minimum dan kapasitas panas maksimum '
¿
C min C maks
*enentukan tahanan panas bahan tube oil cooler dengan perhitungan sebagai berikut &
Perpindahan panas se%ara kon7eksi paksa 4 Pemanasan 6luida dalam tabung dengan aliran turbulen (e J 2) Nu 0 77$% Re7: Pr74 4 Pemanasan dan pendinginan 6luida dalam tabung dengan aliran laminer Nu 0 7;;4 Re72 Pr7% !d"+#72
5eterangan & e (bilangan eynold) 1engan
B
V xl ν
K
B ke%epatan 6luida (m/s)
l
B panjang lintasan (m)
B 7iskositas kinematik (m/s)
Pr (bilangan Praudth) 1engan
B
M
B 7iskositas dinamis (kg/ms)
#p
B kapasitas panas spesi6ik (/kg5)
k
B koe6isien kondukti7itas (+/m5)
Du (bilangan Durselt) 1engan
μ x Cp k
h
B
hx l k
B koe6isien perpindahan panas kon7eksi (+/m5)
l
B panjang lintasan (m)
k
B koe6isien kondukti7itas (+/m5)
Perpindahan panas overall 1
U
0
1 h1
<
ln ( D o / D i ) 2 πkL
<
1
h2
5eterangan & 4 B perpindahan panas overall (+/m5) k B koe6isien kondukti7itas (+/m5) L B panjang lintasan/tube (m) h B koe6isien perpindahan panas konduksi pada 6luida (+/m5) h B koe6isien perpindahan panas konduksi pada 6luida (+/m5) 1o B diameter luar tube (m) 1i B diameter dalam tube (m)
Setelah mengetahui koe6isien perpindahan panas overall dari masing masing bahan tube air cooler , selanjutnya bisa diketahui bilangan tak berdimansi yang menentukan e6ekti7itas sebuah 2eat 3-changer , yaitu 5umber $ransfer &nit (DT4). DT4 adalah jumlah satuan perpindahan panas yang merupakan tolak ukur perpindahan panas suatu penukar panas. >arga DT4 semakin besar maka penukar panas mendekati batas termodinamikanya (5reith, =;2).
NT= 0
U As C min
5eterangan DT4 B 5umber of $ransfer &nit 4 B perpindahan panas overall (+/m5) As B luasan bidang perpindahan panas (m ) #min B koe6isien pansa spesi6ik minimal dari jenis 6luida (k/kg5)
$esarnya e6ekti6itas (H) sebuah heat e-changer didapat berdasarkan 6ungsi DT4 ( 5umber $ransfer &nit: dan % (Capacity ratio). 4ntuk tipe shell and tube persamaan e66ekti7itas adalah 60$
{
1 + c + √ 1 + c
[− NTU √ 1 +c ] 1− exp [ − NTU √ 1 + c ]
2 1 + exp
2
2
}
−1
5eterangan H B e6ekti7itas perpindahan panas () % B perbandingan antara %min/%maG DT4 B 5umber of $ransfer &nit '. Air cooler
Sistem pendingin pada generator dengan %ara mendinginkan udara disekitar ruang generator . adial fan yang terpasang pada rotor akan mendorong udara pada stator menuju ke air pendingin. Pada water cooler udara panas dari stator akan diserap oleh air yang mengalir pada pipa-pipa ke%il (tube), sehingga udara yang keluar dari water cooler'outlet menjadi dingin. Selanjutnya udara yang telah dingin tersebut akan kembali bersikulasi masuk ke rotor generator , begitu seterusnya hingga udara di dalam generator tetap terjaga temperaturnya.
2
!ambar "#1; !enertaor air cooler
Pada air cooler , *aterial #u-Di telah di rubah menjadi Stainless steel bertujuan meningkatkan Li6e time air cooler dari pengikisan air (abrasi) sehingga kondukti7itas thermal stainless yang lebih ke%il dapat menyebabkan menurunnya per6orma heat trans6er pada air cooler , menghadapi permasalahan tersebut kami menganalisa e6ekti6itas air cooler dengan material stainless steel yang ada pada unit . Penukar kalor yang kami analisa ialah penukar kalor kompak jenis fin and tube< fin dengan material aluminium dan tube dengan material stainless steel#
Tube
Fin
!ambar "#11 $ube dan =in pada !enerator air cooler
Water
Water
inlet
outlet !ambar "#1 Sisi inlet dan outlet air pendingin
Prinsip kerja air cooler adalah mendinginkan 6luida yang bertemperature tinggi (udara) dengan prinsip kon7eksi/mengaliri 6luida lain (air) dengan adanya tenaga dari luar (kon7eksi paksa) sehingga 6luida (air) menyerap kalor yang ada pada 6luida (udara) sehingga temperatur udara menurun. 5etika panas udara diserap oleh tube4tube yang di aliri air maka pada daerah-daerah tube tersebut terjadi proses kon7eksi, dan ketika panas udara tersebut diserap oleh fin4fin alumunium maka pada daerah fin tersebut terjadi konduksi.
!ambar "#1. Pendinginan udara di generator
4dara panas yang dihasilkan dalam mesin akan berkumpul di luar inti stator dan kemudian didinginkan melalui pendingin udara. 1alam
3
karya tulis (Apriadi, ') disebutkan bah0a mekanisme perpindahan panas pada pendingin udara generator terbagi menjadi bagian yaitu perpindahan panas pada udara dan perpindahan panas pada air.
4ntuk menentukan tahanan panas bahan tube oil cooler dengan perhitungan sebagai berikut &
Perpindahan panas se%ara kon7eksi paksa (untuk air pendingin) 4 Pemanasan 6luida dalam tabung dengan aliran turbulen (e J 2) Nu 0 77$% Re7: Pr74 4 Pemanasan dan pendinginan 6luida dalam tabung dengan aliran laminer Nu 0 7;;4 Re72 Pr7% !d"+#72
5eterangan & e (bilangan eynold) 1engan
B ke%epatan 6luida (m/s)
l
B panjang lintasan (m)
B 7iskositas kinematik (m/s)
B
μ x Cp k
M
B 7iskositas dinamis (kg/ms)
#p
B kapasitas panas spesi6ik (j/kg5)
k
B koe6isien kondukti7itas (+/m5)
Du (bilangan Durselt) 1engan
V xl ν
K
Pr (bilangan Praudth) 1engan
B
h
B
hx l k
B koe6isien perpindahan panas kon7eksi (+/m5)
l
B panjang lintasan (m)
k
B koe6isien kondukti7itas (+/m5)
'
Perpindahan panas overall 1
U
0
1 h1
<
ln ( Do / Di ) 2 πkL
<
1
h2
5eterangan & 4 B perpindahan panas overall (+/m5) k B koe6isien kondukti7itas (+/m5) L B panjang lintasan/tube (m) h B koe6isien perpindahan panas konduksi pada 6luida (+/m5) h B koe6isien perpindahan panas konduksi pada 6luida (+/m5) 1o B diameter luar tube (m) 1i B diameter dalam tube (m)
Setelah mengetahui koe6isien perpindahan panas overall dari masing masing bahan tube air cooler , selanjutnya bisa diketahui bilangan tak berdimansi yang menentukan e6ekti7itas sebuah 2eat 3-changer , yaitu 5umber $ransfer &nit (DT4). DT4 adalah jumlah satuan perpindahan panas yang merupakan tolak ukur perpindahan panas suatu penukar panas. >arga DT4 semakin besar maka penukar panas mendekati batas termodinamikanya (5reith, =;2). U As C min
NT= 0
5eterangan DT4 B 5umber of $ransfer &nit 4 B perpindahan panas overall (+/m5) As B luasan bidang perpindahan panas (m ) #min B koe6isien pansa spesi6ik minimal dari jenis 6luida (k/kg5)
$esarnya e6ekti6itas (H) sebuah heat e-changer didapat berdasarkan 6ungsi DT4 ( 5umber $ransfer &nit: dan % (Capacity ratio). 4ntuk tipe shell and tube persamaan e66ekti7itas adalah 60$
{
1 + c + √ 1 + c
;
2
[− NTU √ 1 +c ] 1− exp [ − NTU √ 1 + c ]
1 + exp
2
2
}
−1
5eterangan H B e6ekti7itas perpindahan panas () % B perbandingan antara %min/%maG DT4 B 5umber of $ransfer &nit
.$. Ana+isa Data 4.$.1. Turbin Bearing Sistem air pendinginan pelumas pada turbine bearing terdiri dari shell
dan tube, yang mana pelumas (kon7eksi paksa< pelumas tidak disirkulasikan, tetapi ikut mengalami pergerakan akibat putaran poros turbine) berada pada shell dan air pendingin (kon7eksi paksa< air pendingin disirkulasikan menggunakana pompa *+SP) berada pada tube. 4ntuk menghitung e6isiensi/e6ekti7itas perpindahan panas sistem air pendinginan pelumas pada turbine bearing , diketahui bah0a tube bermaterialkan #uDi dengan nilai kondukti7itas (k #uDi) sebesar 23 +/m5 . *etode yang digunakan ialah metode yang berdasarkan parameter tak berdimensi ( 2eat $ransfer 3ffectiveness H). Setelah dilakukan pengambilan pengamatan temperatur pada sisi air pendingin dan turbine bearing , maka di dapatkan data sebagai berikut &
Sisi Air Pendingin Tangga+
2/2/ 3 2/2/ 3
In !>-#
Out !>-#
!>-#
,;
,2
,'
,!
,
,2
Turbine Bearing Temeratur !>-#
Temeratur Permu*aan Luar Turbine Bearing !>-#
La?u A+iran Air Pendingin Turbine Bearing !8#
3=
',;
La?u A+iran Air Pendingin Turbine Bearing !L"m#
Beban !,@#
'
'
4 (ampiran $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
!
2/2/ 3 /2/ 3 /2/ 3 /2/ 3 3/2/ 3 3/2/ 3 3/2/ 3 '/2/ 3 '/2/ 3 '/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3
,=
,'
,;
,3
,=
,
,
,
,3
,3
,!
,!
,3
2,
,'
,;
2,'
,=
,'
,
,3
,;
,
,
,;
,
,3
,;
,'
,=
,!
,!
,=
,=
3=
;
2
3=,3
',=
;
3=
;,
'
3=,3
;,
'!
$abel "# )ata temperatur bearing dan air pada sistem air pendingin pada $urbine bearing 1alam men%ari nilai e6ekti7itas perpindahan panas, maka di butuhkan 7ariabel-7ariabel data yaitu&
´ Q
< dan
aktual
´ Q
maksimum
. Perhitungan
dilakukan dengan mengambil sampel data (pada data pertama tanggal 2 *aret 3). Temperatur inlet air pendingin (T %in)
B ,; "#
Temperatur outlet air pendingin (T %out)
B ,2 "#
Temperatur tuebine bearing (Thin)
B 3= "#
1itube
B ! mm B ,! m
1 otube
B 3 mm B ,3 m
3
5 >Sumber? $im @novasi dengan udul @novasi BMening*at*an 6eandalan Sistem Pendingin Pembang*it (ewat edesign 2eader pada
=
% pair (% p%)B ! /kg5 Nair
B ==;,= kg/m 2
>Sumber? 6alorindo:
Laju aliran air pendingin (I) B ' L/menit B ,22 m 2/s
´ Laju massa air pendingin ( m
) B Nair G I
%
B (==;,= kg/m 2)(,22 m 2/s) B ,2 kg/s #air (dianggap #min)'B % p% G
´ m
%
B (! /kg5)(,2 kg/s) B !.',;! /s5 B !,' k/s5
*enghitung Q´ aktual ´ aktual B m´ % % p% (T%out-T%in) Q ´ aktual B (,2 kg/s)( ! /kg5)(,2 "# 8 ,; " #) Q ´ aktual B .!2;,' +att B ,!2; k+ Q *enghitung Q´ maksimal ´ maksimal B #min (Thin-T%in) Q ´ maksimal B (!,' k/s5)(3= "# 8 ,; "#) Q ´ maksimal B ';2,;2 k+ Q E6ekti7itas perpindahan panas ´ aktual Q HB ´ maksimal G Q 10,837 kW 673,713 kW 6 0 1;7/ 8 HB
G
4ntuk nilai e6ekti7itas pada data berikutnya, terlampir pada $abel A4# 5ilai 3fe*tivitas Pendinginan Pelumas pada $urbine %earing .
4.$.$. Upper Bearing
Spiral Oil Cooler &nit 1< < . dan " P($A Saguling:
6 5arena 7ariabel pelumas tidak diketahui se%ara lengkap
Sistem air pendinginan pelumas pada upper bearing sama seperti turbine bearing , hanya berbeda pada dimensi tube dan bak penampung oli dan bearing . umusan yang dalam men%ari e6ekti7itas air pendinginan pelumas pada upper bearing , sama dengan perhitungan yang digunakan pada pen%arian e6ekti7itas pada air pendinginan pelumas pada turbine bearing ,
4ntuk menghitung e6isiensi/e6ekti7itas perpindahan panas sistem air pendinginan pelumas pada turbine bearing , diketahui bah0a tube bermaterialkan #uDi dengan nilai kondukti7itas (k #uDi) sebesar 23 +/m5 ;. *etode yang digunakan ialah metode yang berdasarkan parameter tak berdimensi ( 2eat $ransfer 3ffectiveness H). Setelah dilakukan pengambilan pengamatan temperatur pada sisi air pendingin dan upper bearing , maka di dapatkan data sebagai berikut &
Sisi Air Pendingin
Upper Bearing Temeratur !>-#
Tangga+
2/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3 /2/ 3 /2/
In !>-#
Out !>-#
!>-#
,;
=,
;,3
,!
3,
2,2
,=
!,;
',!
,
!,;
;,3
,'
!,;
!,
La?u Temeratur A+iran Permu*aan Air Luar Upper Pendingin Bearing Upper !>-# Bearing !8#
La?u A+iran Air Pendingi n Upper Bearing !L"m#
Beban !,@#
2 3
,
'
3
2
7 $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
3 /2/ 3 3/2/ 3 3/2/ 3 3/2/ 3 '/2/ 3 '/2/ 3 '/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3
,!
!,3
;,;
,=
=,
;,3
,'
2,
!,3
,;
=,'
;,=
,3
!,3
!
,'
=
!,
,3
!,;
!,
,'
!,!
',
!,;
',;
,'
!,=
;,2
3
2=,!
;
3
,2
'
3,3
,
'!
$abel "#. )ata temperatur bearing dan air pada sistem air pendingin pada &pper bearing Perhitungan dilakukan dengan mengambil sampel data (pada data pertama tanggal 2 *aret 3). Temperatur inlet air pendingin (T %in)B ,; "# Temperatur outlet air pendingin (T %out)
B =, "#
Temperatur tuebine bearing (Thin)
B 3 "#
1itube
B = mm B ,= m
1 otube
B 3 mm B ,3 m
!
% pair (% p%)B ! /kg5 Nair
B ==;,= kg/m 2
>Sumber? 6alorindo:
Laju aliran air pendingin (I) B 2 L/menit B ,3 m 2/s
´ Laju massa air pendingin ( m
) B Nair G I
%
B (==;,= kg/m 2)(,3 m2/s) 8 >Sumber? (aporan 6erDa Pra*ti* dengan udul BAnalisa 2eat $ransfer Sistem Pendingin pada $urbine %earing di P$# @ndonesia Power &%P Saguling:
B ,=!' kg/s #air (dianggap #min)=B % p% G
´ m
%
B (! /kg5)(,=!' kg/s) B .!,; /s5 B ,! k/s5
*enghitung Q´ aktual ´ aktual B m´ % % p% (T%out-T%in) Q ´ aktual B (,=!' kg/s)( ! /kg5)(=, "# 8 ,; " #) Q ´ aktual B 3'.2=,32 +att B 3',2= k+ Q *enghitung Q´ maksimal ´ maksimal B #min (Thin-T%in) Q ´ maksimal B (,! k/s5)(3 "# 8 ,; "#) Q ´ maksimal B '2,= k+ Q E6ekti7itas perpindahan panas ´ aktual Q HB ´ maksimal G Q HB
156,309 kW 631,491 kW
G
6 0 $42$ 8
4ntuk nilai e6ekti7itas pada data berikutnya, terlampir pada $abel A4.# 5ilai 3fe*tivitas Pendinginan Pelumas pada &pper %earing .
4.$.%. Thrust and Lower Bearing umlah $hrust and (ower %earing oil cooler pada masing-masing unit
PLTA Saguling adalah buah, yakni unit A dan $. Pada unit $hrust and (ower %earing oil cooler memakai bahan untuk tube tembaga-nikel (#uDi) pada unit oil cooler A, dan memakai bahan tube stainless steel pada unit oil cooler %. Pergantian ini bertujuan untuk menanggulangi keadaan s ungai #itarum yang semakin parah akibat polusi dan menyebabkan tingkat korosi6itas nya semakin tinggi. Tangga+
=nit 4A
=nit 4B
9 5arena 7ariabel pelumas tidak diketahui se%ara lengkap
2
Beban
O+i
Air
O+i
Air
!,@#
In !>-#
Out !>-#
!>-#
In !>-#
Out !>-#
!>-#
In !>-#
Out !>-#
!>-#
In !>-#
Out !>-#
!>-#
2/2/3 2/2/3 2/2/3 /2/3 /2/3 /2/3 3/2/3 3/2/3 3/2/3 '/2/3 '/2/3 '/2/3 2/2/3
'.3 3. ' '.= '. 3.= 3.; 3. 3. 3.2 3. 3. 3.
.' .; .; .= . . .2 .2 . . . 2=.=
3.= .3 3.2 ' 3.! 3.; 3. .= .; 3.2 .= 3. 3.2
.2 .' . .3 . .= .' .! .! .3 .' .
3.2 3.; 3.3 3. .' .2 .2 .' .2 !. .; .= .
. 2. 2.; 2.3 2. .; 2.! 2.3 '.= 2.; 2.2 .!
3. 3.= '.2 3.= 3.' 3. 3. 3.2 3. 3. 3.3 3.2 3
2. 2. 2.2 2. .! .; .3 .3 .! . .3 .3 .
.! 2 .! .! .; .= .! .' .= 2 .! .!
.' . .! . .' .' . . . . .; .'
'. '.' '.3 '. 3.= 3.= 3.= 3.! 3.= 3.= '. '. 3.!
.! . .; 3. 3.2 3.2 .3 . 3.3 .= .! .; 3.
2/2/3 2/2/3
2. 3.'
2. .= .2 2. 3. .2 .! .= '. 2=.= 3.; .' . 2.' .3 . .2 .; '. $abel "#" )ata temperatur oli dan air pada sistem air pendingin pada $hrust and (ower %earing
3. 3.
Pergantian bahan tube ini memiliki dampak terhadap e6ekti6itas perpindahan panas oil cooler tersebut. >al ini bisa terlihat dari gra6ik temperatur oli keluar dari oil cooler pada oil cooler A dan $ unit PLTA Saguling. Data Temeratur O+i Ke+uar Oi+ -oo+er =nit 4 PLTA Sagu+ing
Temeratur !>-#
2!
4nit $ (Stainless ) 4nit A (#uDi)
Tangga+
!ambar "#1" !rafi* data temperatur oli dan air pada sistem air pendingin pada $hrust and (ower %earing
'
2
;
'
'!
Perbadaan temperature oli keluar ini disebabkan oleh perbedaan bahan tube antara unit A dan $. Se%ara sederhana bisa ditinjau dari sisi kondukti7itas bahan panas tersebut.
1ari tabel bahan, tube #uDi memiliki kondukti7itas panas maksimal sebesar 23 +/m 5 , sedangkan stainless steel hanya memiliki kondukti7itas panas sebesar +/ m 5 . Analisa perbandingan e6isiensi heat eG%hanger berbahan #uDi dan Stainless steel dengan 3ffectiveness45$& method . *etode ini berdasarkan parameter yang tak berdimensi yang disebut heat transfer effectiveness dengan symbol H. 60
´ Q
maks
laju PP aktual laju PP maksimum
0
´ aktual Q ´ maks Q
ditentukan berdasarkan beda temperature maksimum kedua
6luida. -
´ maks di%apai apabila & Q 9luida dingin (air) dipanaskan hingga men%apai temperatur outlet
-
6luida panas (oli) 9luida panas (oli) didinginkan hingga men%apai temperature inlet 6luida dingin (air) Semakin ke%il nilai kapasitas panas suatu 6luida maka semakin besar
beda temperaturnya, agar laju PP menjadi maksimum.
´ Q
ma*s
0 'min !T(in 9 T'in#
1imana #min adalah nilai kapasitas panas terke%il baik dari 6luida air maupun oli. % poliB .=,= /kg"#
´ m
oli
% pair
B .! /kg"#
´ m
B = kg/s
air
B ','22 kg/s
10 $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
11 $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
3
#oli
´ m
B % poli G
#air
oli
B % pair G
´ m
air
B (.=,=)(=)
B (.!)(','22)
B ;2. +att/"#
B .23 +att/"# >Sumber ? 6alorindo:
Sehingga #min adalah #air B .23 +att/"#
*etode ini juga ditentukan dari bilangan # atau rasio kapasitas panas yakni perbandingan antara kapasitas panas minimum dan kapasitas panas maksimum #B
C min C maks
B
111.325 173.241
B ,''
*enentukan tahanan panas bahan tube oil cooler . dengan perhitungan sebagai berikut&
Dilai koe6isien perpindahan panas kon7eksi air adalah Temperatur air masuk rata-rata adalah "# - "#, maka
properties air dapat dianggap sebagai berikut & MB =3= G -' m/s< Pr B ','< k B ,'' +/m5 $ilangan eynold ( 4 ) ( 26,633 ) 4 ´ m e B B B 14./$%; π Lμ ( 3,14 ) (2,37 ) ( 959 x 10−6 ) 5arena e J 2 maka aliran turbulen dan kon7eksi paksa karena 6luida dialirkan oleh pompa.
$ilangan Durselt Du B ,2 e,! Pr , Du B (,2) (.=;,2;') ,! (','), Du B ',='=
5oe6isien perpindahan panas kon7eksi ( 0,606 ) ( 106,969 ) kNu hair B
D
B
−3
22 x 10
'
B .=',3= +/m 5
5arena pada sisi shell tidak diketahui jumlah 6ulida yang masuk, setiap 0aktunya, maka diambil data dari laporan PT. 5alorindo yakni koe6isien perpindahan panas holi B .',! +/m 5 dan laju massa
´ m
B = kg/s.
oli
1imensi dari oil cooler tube adalah & Ao
B 3,= m
$hic*ness B , mm
Ai
B ,' m
(ength
B ,2; mm
holi
B .',! +/m 5
D
B 2
hair
B .==,= +/m 5
1o
B ,3 mm
>Sumber ? 6alorindo:
1idapat tahanan panas dari tube oil cooler berbahan stainless steel adalah & ln (
stainless B
Do Di
)
2 π kL $ahan Stainless steel memiliki nilai kondukti7itas panas k B +/m5, dengan perhitungan ini didapat & ln
stainless B
(
22,225 18,025
)
B ,3 G -2 "#/+att
( 2 ) ( 3,14 ) ( 14 ) ( 2,37 ) *aka koe6isiensi perpindahan panas keseluruhan pada material stainless steel dapat ditentukan dengan & 1 U stainless 1 U stainless 1 U stainless 4 stainless
B
1 hai
B
1 2.946,509
O stainless O
1 holi
O ,3 G -2 O
B ,=' G -2 B 3=,== +/m 5
;
1 1.622,28
1engan perhitungan yang sama digunakan untuk men%ari tahanan panas tube air cooler berbahan #uDi (k B 23 +/m5) Do ln (
#uDi B ln
#uDi B
(
22,225 18,025
)
D i
)
2 π kL
B ,G -3 "#/+att
( 2 ) ( 3,14 ) ( 350 ) (2,37 ) Perhitungan koe6isiesn perpindahan panas keseluruhan #uDi & 1 U CuNi
B
1 hai
1 U CuNi
B
1 2.946,509
1 U CuNi
B =,=' G -
4#uDi
O #uDi O
1 holi
O ,G -3 O
1 1.622,28
B .,' +/m 5
Setelah mengetahui koe6isien perpindahan panas overall dari masing masing bahan tube air cooler , selanjutnya bisa diketahui bilangan tak berdimansi yang menentukan e6ekti7itas sebuah 2eat 3-changer , yaitu 5umber of $ransfer &nit (DT4). DT4 adalah jumlah satuan perpindahan panas yang merupakan tolak ukur perpindahan panas suatu penukar panas. >arga DT4 semakin besar maka penukar panas mendekati batas termodinamikanya (5reith, =;2).
DT4Stainless B DT4Stainless B
U stainless A o C min
( 509,992 ) (51,9 ) 111.325
DT4Stainless B ,2!
DT4#uDi B DT4#uDi B
U CuNi As C min ( 1.004,016 ) ( 51,9) 111.325
!
DT4#uDi B ,'!
$esarnya e6ekti6itas (H) sebuah heat e-changer didapat berdasarkan 6ungsi DT4 ( 5umber $ransfer &nit: dan % (Capacity ratio). 4ntuk tipe shell and tube persamaan e66ekti7itas adalah &
H B
{
1 + c + √ 1 + c
[− NTU √ 1 +c ] 1− exp [− NTU √ 1 + c ]
2 1 + exp
2
2
}
−1
1engan # B ,'' dan DT4 #uDi B ,'! maka nilai e6ekti7itas (H) il #ooler 4nit A berbahan tube #uDi adalah& H B
{
2 2 1 + exp [− 0,468 √ 1+( 0,6426 ) ] 1 + 0,6426 + √ 1 +( 0,6426 ) 2 1−exp [ −0,468 √ 1 +(0,6426 ) ]
6 0 7%%1:/:
}
−1
%%1:/: 8
1engan # B ,'' dan DT4 Stainless B ,2! maka nilai e6ekti7itas (H) il #ooler 4nit A berbahan tube Stainless adalah & HB
{
[−0,238 √ 1 +( 0,6426 ) ] 2 1 + 0,6426 + √ 1 +( 0,6426 ) 1−exp [−0,238 √ 1 +( 0,6426 ) ] 6 0 71//:
2 1 + exp
2
2
1//:8
=
}
−1
4.$.4. Air cooler
Air -oo+er Tangga+ 1
2/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3 /2/ 3 /2/ 3 /2/ 3 3/2/ 3 3/2/ 3 3/2/
$
%
4
2
;
Air -oo+er Out+et !>-#
La?u A+iran =dara !L"m#
La?u A+iran Air Pendingin !L"m#
2;
'
=!
=!
2,3
''
=3
=3
23
'3
=3
=3
:
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
Out !>-#
In !>-#
;,!
2,3
=,'
2,;
=,'
22,'
=
2
=,;
2
!,
2,3
=,
22,
;,3
22,'
=,
2,3
=,
2,;
!,=
22
!,
2,;
!,
2,!
;,!
=,
',!
2,'
=,3
22,'
;,3
2,;
;,
2,
;
2,2
',
=,
',2
2
3,
!
3,=
2,3
!,3
2,2
;,'
2,2
!,=
2
',3
=,=
',
=,=
',!
2,2
',2
!,;
;,2
2,3
;,=
2,!
!,3
2,2
!,
2,2
2,
!,=
2,2
',3
2,=
!,
2,
;,3
2,2
;,3
2,!
!,2
2,2
!
2,
;,2
2,2
;
2,
',!
2,=
',
;,3
;,3
2,
',=
2,=
;,=
2,
!
2,
;,
2,;
;,;
2,
;,
2,!
',3
!,=
;,2
2,2
!,;
2,
!,
2,=
;,3
2,2
;
2,
',
=,'
',!
2,2
3,;
;,!
',2
2,'
;,'
2,;
;,
2,
','
=,'
',
=,;
3,2
!,=
3,!
2,3
,3
;,
3,2
=,=
','
2,'
2
Air -oo+er In+et !>-#
Out !>-#
3 '/2/ 3 '/2/ 3 '/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3 2/2/ 3
=,!
22,
=,
2,
=
2,;
=
2,;
=,
2
!,;
2,
;,!
2,
!,!
2,
=,'
2,
!,=
2,
!
2,2
!
2,
!
2,;
','
=
;,
2
!,=
2,3
!,
2,
;,3
2,
','
2,2
','
=,'
',
2,2
3,;
;,3
',
2,
;,;
2,'
',
2,
',!
2,=
'
2,3
','
=,=
;,
2,
',!
=,3
;,
2,
'
2,
!,2
2,
=,=
2,3
!,2
2,3
!,
2,3
!,
2,2
;,2
=,!
!,
2,
!
2,
!,=
2,
!,'
2,=
;,!
2,!
;,2
2,
;,
2,3
',2
=,;
',=
2,
!,3
2,2
$abel "#/ )ata temperatur oli dan air pada sistem air pendingin pada air cooler
2
2!
''
=3
=3
2;
'!
==
==
!ambar "#1/ Proses pendinginan udara pada generator air cooler
1ata yang dibutuhkan dalam men%ari koe6isien perpindahan panas kon7eksi pada air, ialah & - I B .3 L/s B ,! m 2/s B ;,; kg/s (untuk ! air -
cooler ) Nair B ==;,= kg/m2 >Sumber? 6alorindo: 207,7 ´ air B m B 3,=; kg/s (untuk air cooler ) 8 Tin rata-rata B ;,3o# B ;,3 O ;2 B 2,3 5 B 2 5
Sehingga dari tabel >T-3 ($hermophysical Propersties of Saturated Water 1.) didapatkan cpair = 4,179 kJ/(kgoC
!rair
=
)air
=
5,83 = 4"179 J/(kgoC #air = 8,55 $ 10%6 (&'/2 276,1/* kair = 0,613 +/(oC
1ata yang dibutuhkan dalam men%ari koe6isien perpindahan panas kon7eksi pada udara, ialah & - Nudara B ,2; kg/m 2 ´ udara B 2,2, kg/s m - Tin rata-rata B '3,! o# B '3,! O ;2 B 22!,! 5 B 23 5 12 I merupakan laju aliran aktual pada sistem air cooler 13 (ampiran $abel 2$4/# $hermophysical Properties of Saturated Water
2
Sehingga dari tabel >T-2 didapatkan % pudaraB ,!33 k/kg"#
Pr udara B ,;3'!
B .!,33 /kg"# Mudara
B ,= G -3 Ds/m
udara
B ,=;=2 G -3 m/s
k udara B ,=; +/m5
´ 4ntuk menentukan nilai perpindahan panas minimum ( Q ´ laju perpindahan maksimum ( Q % pair m ´
#air
)&
maG
B .;= /kg"# air
% pudara
B 3,=; kg/s
m ´
´ m
#udara
B %air G
) dan
min
air
B .!,33 /kg"# udara
B 2,2 kg/s
B % pudara G
´ m
udara
B (.;=)(3,=;)
B (.!,33)(2,22)
B !.3!,'2 +att/"#
B 2.2,;3 +att/"#
Sehingga #min adalah #udara B 2.2,;3 +att/"#< dan # maG adalah #air B !.3!,'2 +att/"#. Sehingga di dapat & #B
C min C maks
B
13.413,715 108.528,63
B ,
1ikethui data fin sebagai berikut &
14 $abel 2$4.# $hermophhysical Properties of !ases at Atmospheric Pressure
22
!ambar "#10 )ata dimensi fin >Sumber? 6alorindo:
*enghitung fin (tahanan fin) sebagai tempat 6luida udara, dengan %ara menghitung jumlah fin4nya terlebih dahulu dengan &
D fin B Q jumlah baris fin/meter G tinggi penampang fin D fin D fin
B (23/m)(,22! m) B ;2' fin
*enghitung keliling dan luas fin, dengan rumus & -
5eliling fin (P) P 0 $ < $t
5eterangan P B keliling fin (m) 0 B panjang fin (m) t B lebar fin (m) diketahui bah0a 0 B mm< dan t B ,2 mm, sehingga keliling fin adalah & P B 0 O t P B ()( mm) O ()(,2 mm) P B ,!' mm untuk fin, sehingga keliling fin se%ara
-
keseluruhan ialah & Ptotal B P G D fin Ptotal B (,!' mm)(;2' fin) B 3.233 mm Luas fin (A) A05t
3,233 m
5eterangan A B luas fin (m) 0 B panjang fin (m) t B lebar fin (m) diketahui bah0a 0 B mm< dan t B ,2 mm, sehingga luas fin adalah & AB0Gt A B ( mm)(,2 mm) A B ,2 mm untuk fin, sehingga luas seluruh permukaan
fin ialah & Akeseluruhan B A G D fin Akeseluruhan B (,2 mm)(;2' fin) B 2;=,3 mm m
2
2,! G -2
Setelah mendapatkan keliling dan luas fin kemudian kita dapat menghitung Tahanan =in ( fin) dengan rumus & 1 R in 0 √ h u!aa x P total x k Al x A keseluuhan 5eterangan
hudara
B koe6isien perpindahan panas kon7eksi (+/m5)
Ptotal
B keliling seluruh permukaan fin (m)
k Al
B kondukti7itas panas material alumunium (+/m5)
!ambar "#17 Properties udara pada air cooler >Sumber? 6alorindo:
1iketahui hudara B 3,'; +/m 5< dan k Al B 2; +/m5 fin B fin B
3
1
√ h u!aa x P total x k Al x A keseluuhan 1 −3 √ ( 51,67 ) ( 15,355 ) (237 ) ( 3,18 x 10 )
fin B ,!= "#/+att
4ntuk menghitung tube, diketahui data geometri tube sebagai berikut &
15 $abel A4"# 5ilai 6ondu*tivitas (ogam $ertentu pada $emperatur Standar
23
!ambar "#18 )ata dimensi tube
Sehingga tube dapat di hitung dengan & ln
tube B
D o
(
D i
)
< dengan k stainless B 2, +/m5
2 π k stainless L ln
tube B
(
15,875 ) 13,875
B ',!! G - "#/+att
( 2 ) ( 3,14 ) ( 13,4 )( 2,338) *enghitung koe6isien perpindahan panas kon7eksi air (h air ) dengan %ara, menghitung bilangan reynoldnya terlebih dahulu a gar dapat menghitung bilangan Dusselt dan mendapatkan nilai koe6isien perpindahan panas kon7eksi 6luida air (h air ). $ilangan eynold ´ air B 3,= kg/s< L B ,22! m< M air B !33 G -' ike-a.ui m Ds/m e B
4 ´ m
π L μ ai
B
( 4 ) ( 25,94 ) B 1;.24/2/ ( 3,14 ) (2,338 ) ( 855 x 10−6 )
J2 (aliran turbulen) $ilangan Durselt 1engan Prair B 3,!2< diketahui bah0a aliran air adalah turbulen, sehingga digunakan rumus & Du B ,2 e,! Pr , Du B (,2) ('.3=,;=) ,! (3,!2),
2'
Du B ,3 hair diketahui kair B ,'2 +/m5< 1 i B ,2!;3 m k ai Nu ( 0,613 ) ( 110,415 ) hair B B B .!;!,' +/m 5 Di 0,013875
1engan didapatkan nya fin, stainless, hair , dan hudara' maka koe6isien perpindahan panas overall di dapat & 1 B U
1 hai
1 U
B
1 U
B ,'
O stainless O fin O 1 4.878,16
1 hu!aa
O (',! G -) O ,!= O
1 51,67
4 B ',''; +/m5
Setelah mendaptkan nilai perpindahan panas total, maka kita dapat menghitung DT4-e66e%ti7eness dengan rumus & UA C min
DT4 B
< dengan #min B 2.2,;3 +att/"#
( 16,667 ) (440 )
DT4 B
13.413,715
DT4 B ,3
1engan # B , dan DT4 B ,3 maka nilai e6ekti7itas (H) Air Cooler 4nit adalah & H B
{
HB
{
1 + c + √ 1 + c
[− NTU √ 1 +c ] 1− exp [− NTU √ 1 + c ] 2
2 1 + exp
2
2 1 + exp
2 1 + 0,124 + √ 1 +( 0,124 )
6 0 747
[−0,54 √ 1 +( 0,124 )2 ]
1− exp
47 8
16 Sumber? 6alorindo
2;
}
−1
[ −0,54 √ 1 +( 0,124 ) ] 2
}
−1
2!
View more...
Comments