BAB III - LAPORAN PKL TECHNOPLEX LIVING APARTEMENT BANDUNG

August 13, 2018 | Author: sheila | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan praktek kerja lapangan di proyek kontruksi technoplex living apartement bandung- teknik sipil...

Description

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Umum

Perencanaan adalah hal paling mendasar dan paling utama dalam melaksanakan pembangunan proyek. Dengan adanya perancangan maka diharapkan proyek yang akan dibangun dapat berjalan dengan lancar, tepat waktu dan memiliki kualitas yang baik sesuai yang direncanakan. Peran cangan dikatakan  berhasil apabila seluruh proses yang ada di dalamnya memiliki sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pada proses pelaksanaan yang terjadi di lapangan sering kali tidak sesuai dengan perancangan yang telah di buat, karena sering terjadi perubahan desain yang diinginkan oleh beberapa pihak sehingga perancangan harus disusun ulang dengan memperhitungkan tambah kurang pada suatu pekerjaan. Perancangan harus didasari komitmen dan kerjasama yang baik antar seluruh pihak yang terlibat agar komitmen dan kerjasama tersebut dapat menghasilkan kesepakatan yang baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

3.1 Perencanaan Proyek

Perencanaan Proyek Technoplex Living Apartement ini bertujuan untuk membuat hunian atau tempat tinggal vertikal dengan konsep terpadu (one stop living) yang living) yang artinya segala kebutuhan hidup dapat diperoleh dalam satu kawasan. Proyek yang dibangun di kawasan pendidikan Telkom University dengan University dengan jumlah 25 lantai yang terdiri dari Lantai Semi Basement, Groud Floor , lantai P1, lantai P2, lantai 2, lantai 3 sampai dengan dengan lantai 20 . Seperti terlihat pada Gambar 3.1

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

25

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.1 Rancangan Proyek Technoplex Living Apartement Sumber: Dokumen Proyek 

Gambar 3.2 Visualisasi 3D Proyek Technoplex Living Apartement  Sumber: Dokumen Proyek

Rencana pembangunan Proyek Technoplex Living Apartement  pada awalnya direncanakan membangun 2 tower secara beringingan, namun menurut adendum II dokumen proyek, Tower yang dibangun pada periode sekarang adalah Tower U saja. Bisa dilihat di Gambar 3.2

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

26

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.1 Rancangan Proyek Technoplex Living Apartement Sumber: Dokumen Proyek 

Gambar 3.2 Visualisasi 3D Proyek Technoplex Living Apartement  Sumber: Dokumen Proyek

Rencana pembangunan Proyek Technoplex Living Apartement  pada awalnya direncanakan membangun 2 tower secara beringingan, namun menurut adendum II dokumen proyek, Tower yang dibangun pada periode sekarang adalah Tower U saja. Bisa dilihat di Gambar 3.2

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

26

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.3 Rancangan Proyek Technoplex Living Apartement  Sumber: Dokumen Proyek  Rancangan Pembangunan apartement 25 lantai ini terdiri atas kerja sama  beberapa konsultan perencana diantaranya yaitu PT. Anugrah Multi Cipta Karya sebagai konsultan perencana struktur, PT.Megatika Internasional sebagai konsultan  perencana arsitektur dan PT.Mitra Inti Pranata sebagai konsultan perencana mekanikal, elektrikal dan plambing.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

27

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3.2 Tinjauan Perencanaan Perencanaan Kontruksi Proyek

Perencanaan struktur atas (kolom,balok,pelat) pada proyek Technoplex  Living Apartement menggunakan sistem konvensional yang berarti semua elemen struktur dikerjakan diproyek.Pengerjaan Struktur Tower U di Proyek Technoplex Apartement dibagi menjadi 6 zona dimaksudkan agar memudahkan proses  pengerjaan dan mengefektifkan waktu. Zona yang ditinjau adalah zona 2B. Pembagian zona dapat dilihat di Gambar 3.3

Gambar 3.4 Pembagian Zona Tower U Proyek  Pro yek  Technoplex  Technoplex Living Apartement  Sumber: Dokumen Proyek 

3.2.1 Perencanaan Acuan Perancah

Acuan Perancah adalah kontruksi yang mendukung acuan dari beton yang belum mengeras atau cetakan sementara yang digunakan untuk menahan  beban beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang dituang mencapai kekuatan yang cukup.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

28

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Beban-Beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada kete ntuan ACI-347. Perancah harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah,  beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh gamabr rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan. Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu mencegah kebocoran adukan. Acuan dan perancah harus direncanakan sedemikia sehingga tidak merusak struktur yang sudah dikerjakan. Cetakan untuk beton yang terlindungi haruslah dari logam (metal),  plywood, atau bahan lain yang disetujui, bebas dari lubang-lubang atau mata kayu yang besar. Dalam Proyek Technoplex Living Apartement   acuan perancah yang digunakan adalah cetakan papan dan plywood.Terdapat dua jenis Plywood yang digunakan adalah sebagai berikut : 

Struktur vertikal ( kolom, corewall ) menggunakan jenis  plywood Penit Film-Hitam dengan ketebalan minimal 18 mm.



Struktur Horizontal ( balok, plat lantai ) mengunakan jenis  plywood Polly  Expoxy dengan ketebalan minimal 15 cm

Gambar 3.5 Bekisting Polyfilm Penit Film Hitam Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

29

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Scafolding yang dipasang untuk men support acuan dan perancah adalah PCH. PCH (  Perth Construction Hire  ) adalah metode yang digunakan untuk  pembangunan struktur atas  Proyek Technoplex Living Apartement, keunggulan PCH adalah antara lain: 1. Lebih mudah dipasang 2. Kemampuan dalam menahan beban lebih besar 3. Lebih efektif dan efesien dalam menahan beban

Gambar 3.6 Penyimpanan PCH di Proyek Technoplex Living Apartement Sumber: Dokumen Pribadi Pembongkaran

acuan

perancah

dalam  Proyek

Technoplex

Living

 Apartement   harus sesuai dengan PB-71 NI-2. Acuan Perancah dapat dibongkar dimana umur beton telah mencapai kekuatan yang dapat menahan beban sendiri.Berikut masa periode pembongkaran cetakan : 

Bekisting Kolom dan Corewall : 24 Jam



Bekisting Balok dan plat lantai : 1 Minggu Setelah pembongkaran, Acuan Perancah untuk balok dan pelat lantai harus

sepenuhnya ditopang minimal 28 hari.

3.2.2 Perencanaan Pembesian

Pelaksanaan pembesian di lapangan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Bahan Pembesian ini didatangkan dari  supplier yaitu PT.Toyogiri dengan BJ 40. Mutu besi dan supplier  besi dapat dilihat dalam gambar

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

30

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.7 Mutu Besi Tulangan dan Supplier Sumber: Dokumen Pribadi Sebelum pembesian dilakukan

sebelumnya harus dilakukan uji tarik

tulangan dan uji lengkung terlebih dahulu. Perencanaan untuk uji tarik tulangan Dapat diliat di Tabel 3.1.a. Pelaksanaan pengujian dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Negeri Bandung dan Laboratorium ITB.

Tabel 3.1 Tabel Perencanaan Kuat Tarik Tulangan

Sumber : SNI-07-2052-2002

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

31

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tulangan yang memilki nilai korosi yang tinggi dan sudah tidak layak digunakan tidak boleh dipakai di lapangan. Tulangan dibengkokan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga posisi tulangan sesuai gambar rencana dan diikat menggunakan kawat bendrat agar tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama proses pengecoran. Pembentukan dan Pembengkokan Tulangan pada Proyek T echnoplex  Living Apartement  dilakukan sesuai PBI-71 (Peraturan Beton Indonesia). Pembengkokan Tulangan, sesuai dengan PB71 antara lain: 1. Batang Tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara yang yang merusak tulangan seperti dipanaskan. 2. Batang Tulangan yang tertanaman sebagian didalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan didalam gambar rencana atau disetujui oleh perencana. 3. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan Tulangan: 1. Batang Tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan toleransi yang diisyartakan oleh  perencana. 2. Terhadap panjang total yang dipotong dan dibengkok ditetapkan toleransi ± 25mm. Panjang Penyaluran Tulangan pada Proyek T echnoplex Living Apartement  dilakukan sesuai aturan SKSNI T-15-1991-03 atau ACI-318 edisi terakhir. Aturan Panjang penyaluran Tulangan yang dipakai sebagai berikut: 1. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.Sambungan untuk tulangan atas pada balokdan pelat harus diadakan ditengah bentang dan tulangan bawah pada t umpuan. 2. Ketidaklurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui  perbandingan 1 terhadap 10. Perakitan atau fabrikasi tulangan dilakukan di tempat yang telah ditentukan yang memiliki area cukup luas agar memudahkan dalam pengerjaannya. Jarak antar

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

32

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

tulangan telah ditentukan pada gambar rencana. Pada proyek ini besi tulangan yang digunakan adalah besi ulir yang memiliki diameter 25, 22 19, 16, 13 dan 10. Dan Panjang Overlap yang ditentukan adalah 50D.

Gambar 3.8 Fabrikasi Tulangan Kolom dan Balok Sumber: Dokumen Pribadi

3.2.3 Perencanaan Pengecoran

Bahan untuk pelaksanaan pengecoran ini didatangkan dari  supplier yaitu PT. Adhimix. Sebelum pengecoran beton tersebut tersebut harus dilakukan uji  slump dan pengambilan sampel untuk uji tekan beton. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI-71, ASTM C143 dan ASTMC231. Apabila beton setelah dilakukan uji  slump tersebut tidak memenuhi nilai slump yang direncanakan maka beton harus di kembalikan kepada supplier dan digantikan dengan yang baru.  Nilai slump untuk struktur Tower U  Proyek Technoplex Living Apartement  adalah 12 ± 2 cm dengan Mutu beton adalah K 300 untuk Balok, Pelat dan Kolom dan K-400 utuk Core Wall   untuk lantai 4-20 Tower U Proyek Technoplex Living  Apartement.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

33

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.9 Uji Slump Sumber: Dokumen Pribadi Selain uji  slump,dilaksanakan juga pengujian kuat tekan beton dengan diambilnya 3 sampel beton berbentuk silindris dengan ukuran diameter 15cm dan  panjang 30cm. Tiga sampel ini akan diuji di Laboratorium ITB pada umur 7 hari, 14 hari, 28 hari. Perencanaan uji kuat tekan beton dalam proyek Technoplex Living  Apartement mengacu pada .

Gambar 3.10 Benda Uji Kuat tekan beton Sumber: Dokumen Proyek  Untuk beton Ready mix yang dipakai untuk Proyek Technoplex Living  Apartement , pada pengiriman setiap hari harus dilakukan percobaan sebagai  berikut:

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

34

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tabel 3.2 Tabel Sampel Uji kekuatan beton Truk Mixer

Jumlah Contoh

1 Truk Mixer 7m³

1x3contoh

2-5 Truk Mixer 7m³

2x3 contoh

Sumber: Dokumen Proyek Persyaratan pada saat pengecoran tinggi jatuh beton maksimal adalah 1.5m, apabila tinggi jatuh lebih tinggi dari batas maksimal maka akan terjadi segregasi. Segregasi adalah pemisahan antara agregat dengan campuran betonnya. Untuk  pengecoran beton yang dicor dalam posisi horizontal, tidak boleh melebihi ketebalan 30cm dan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan. Beton yang telah masuk cetakan harus segera di padatkan menggunakan alat  penggetar yaitu vibrator . Alat penggetar menggunakan tipe elektrik type Immersion yang beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiamater 180 mm. Kepala  penggetar pada alat tersebut dimasukkan kedalam adukan secara vertikal dan tidak  boleh mengenai tulangan, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai 45°. Pemadatan harus dilakukan secara merata. 3.3 Tinjauan Perencanaan Pelaksanaan Struktur Atas 3.3.1 Perencanaan Pelaksanaan Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban balok. Kolom merupakan elemen struktur yang sangat  penting bagi suatu banguan, apabila kolom tersebut tidak kuat terhadap  beban yang diterimanya maka kolom tersebut akan runtuh. Untuk denah perencanaan kolom dapat dilihat dalam lembar lampiran 2a-Gambar Rencana. Untuk perencanaan pelaksanaan data tulangan kolom  beserta dimensi dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

35

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tabel 3.3 Tabel Perencanaan Kolom Proyek Techoplex Living Apartement  No

Tipe

Dimensi

Tulangan

Beugeul

Mutu

Keterangan

D.700

16D22

D13-100

K450

Lt.LG-GM

K450

Lt.LG-GM

K400

Lt.11-16

K450

Lt.5-10

K450

Lt.SB-4

K400

Lt.23-Atap

K400

Lt.17-22

Kolom 1

K4

D13-200 2

K3

600x600

16D22

D10-100 D10-200

3

K1

400x900

20D22

D13-100 D13-200

4

K1

500x1000

24D22

D13-100 D13-200

5

K1

500x1000

28D22

D13-100 D13-200

6

K1

400x800

16D22

D10-100 D10-200

7

K1

400x800

16D22

D13-100 D13-200

Sumber: Dokumen Proyek

Gambar 3.11 Detail kait pada Kolom Sumber: Dokumen Proyek

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

36

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.12 Detail Sambungan Kolom Proyek Techoplex Living Apartement Sumber: Dokumen Proyek

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

37

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.13 Standar Detail Sengkang Kolom Proyek Techoplex Living Apartement Sumber: Dokumen Proyek

3.3.2 Perencanaan Struktur Core Wall

Core Wall   adalah jenis dinding geser yaang terletak di pusat  bangunan yang berfungsi sebagai pebgaku bangunan gedung. Core Wall iasanya diletakan pada lubang lift dan tangga. Detail Core Wall dapat dilihat dalam lampiran 2a-Gambar Rencana. Denah Core Wall pada proyek pembangunan Technoplex Living Apartement dapat dilihat di Gambar 3.11.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

38

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.14 Denah Core Wall pada Proyek Techoplex Living Apartement 3.3.3 Perencanaan Pelaksanaan Balok

Balok merupakan struktur horizontal yang dapat memikul beban lantai dan  beban yang berada di atasnya. Balok menyalurkan bebannya menuju kolom-kolom yang memikulnya. Denah Balok dan Pelat dapat dilihat dalam lembar lampiran 2.a-Gambar Rencana. Untuk Rancangan Pelaksanaaan Data Balok Proyek Apartement dapat dilihat di Table 3.4 Tabel 3.4 Tabel Perencanaan Balok Lantai 4-20 Proyek  Technoplex  No

Tipe

Dimensi

Tulangan Tumpuan

1

B1

400x700

Beugeul Lapangan

Tul.

Tul.

Tul.

Tul.

Atas

Bawah

Atas

Bawah

8D22

5D22

4D22

6D22

Tul.

Tumpu-

Lapa-

Sam-

an

ngan

 ping

D13-100

D13-

2D13

200 2

B2

300x600

6D22

4D22

3D22

4D22

D10-100

D10-

2D10

200 3

B3

250x500

7D19

4D19

3D19

4D19

D10-100

D10-

-

200

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

39

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

 No

Tipe

Dimensi

Beugeul

Tulangan Tumpuan   Tul. Atas

4

B3A

300x500

7D19

Lapangan

Tul.

Tul .

Bawah

4D19

Tumpuan

Tul.

Lapangan

Tul.

Atas

Bawah

3D19

4D19

Sam ping

D10-100

D10-

-

200 5

B4

250x400

6D16

4D16

2D16

3D16

D10-200

D10-

-

200 6

BA1

250x500

4D19

2D19

3D19

3D19

D10-100

D10-

2D10

200 7

BA2

250x400

6D16

4D16

2D16

3D16

D10-100

D10200

8

BA3

200x300

4D16

2D16

2D16

3D16

D10-100

D10-

-

200 9

BK1

300x600

6D22

4D22

6D22

4D22

D10-100

D10-

2D10

200 10

BK2

250x500

6D19

4D19

6D19

4D19

D10-100

D10-

-

200 11

BA4

250x400

6D19

4D19

3D19

3D19

D10-100

D10-

-

200 12

B4A

250x500

6D16

4D16

3D16

4D16

D10-100

D10-

-

200

Sumber: Dokumen Proyek Tabel 3.5 Tabel Perencanaan Balok Lantai 1-3 Proyek Techoplex Living  Apartement no

Tipe

Dimensi

Tulangan Tumpuan

1

B1

400x700

Tul.

Tul.

Atas

Bawah

8D22

5D22

Beugeul Lapangan

Tul.Atas

Tul.Samping

Tumpuan

Lapangan

D13-

D13-200

2D13

D10-200

2D10

D10-200

-

D10-200

-

D10-200

-

Tul. Bawah

4D22

6D22

100 2

B2

300x600

6D22

4D22

3D22

4D22

D10100

3

B3

250x500

7D19

4D19

3D19

4D19

D10100

4

B3

300x500

7D19

4D19

3D19

4D19

A 5

B4

D10100

250x400

6D16

4D16

2D16

3D16

D10200

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

40

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

no

Tipe

Dimensi

Tulangan Tumpuan

6

BA

250x500

Lapangan

Tul.

Tul.

Atas

Bawah

4D19

Beugeul

Tul

2D19

BA

Atas

BA

3D19

3D19

BK 

250x400

6D16

4D16

2D16

3D16

BK 

0

2

1

BA

1

4

1

B4

2

A

D10-200

2D10

D10-

D10-200

100 200x300

4D16

2D16

2D16

3D16

D10-

D10-200

-

D10-200

2D10

D10-200

-

D10-200

-

D10-200

-

100 300x600

6D22

4D22

6D22

4D22

1 1

D10100

3 9

Lapangan

Bawah

2 8

Tumpuan

Tul.

1 7

Tul.Samping

D10100

250x500

6D19

4D19

6D19

4D19

D10100

250x400

6D19

4D19

3D19

3D19

D10100

250x500

6D16

4D16

3D16

4D16

D10100

Sumber: Dokumen Proyek

Tabel 3.6 Tabel Perencanaan Balok Atap Proyek Techoplex Living Apartement

no

Tipe

Dimensi

Tulangan Tumpuan

1

2

3

4

5

6

7

B1

B2

B3

B3A

B4

BA1

BA2

400x700

300x600

250x500

300x500

250x400

250x500

250x400

Beugeul Lapangan

Tul.Atas

Tul.Bawah

Tul.Atas

Tul.Bawah

8D22

5D22

4D22

6D22

6D22

7D19

7D19

6D16

4D19

6D16

4D22

4D19

4D19

4D16

2D19

4D16

3D22

3D19

3D19

2D16

3D19

2D16

4D22

4D19

4D19

3D16

3D19

3D16

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Tul.Samping

Tumpuan

Lapangan

D13-

D13-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

200

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

2D13

2D10

-

-

-

2D10

41

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

no

Tipe

Dimensi

Tulangan Tumpuan

8

9

10

11

12

BA3

BK1

BK2

BA4

B4A

200x300

300x600

250x500

250x400

250x500

Beugeul Lapangan

Tul.

Tul.

Tul.

Tul.

Atas

Bawah

Atas

Bawah

4D16

6D22

6D19

6D19

6D16

2D16

4D22

4D19

4D19

4D16

2D16

6D22

6D19

3D19

3D16

Tumpuan

3D16

4D22

4D19

3D19

4D16

Lapangan

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

D10-

D10-

100

200

Tul. samping

-

2D10

-

-

-

Sumber: Dokumen Proyek

Gambar 3.15 Detail Batasan sengkang balok pada Proyek Techoplex  Living Apartement Sumber : Dokumen Proyek

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

42

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.16 Standar Detail tulangan utama dan tulangan pinggang pada Proyek Techoplex Living Apartement Sumber : Dokumen Proyek

3.3.4 Perencanaan Pelaksanaan Pelat Lantai

Pelat lantai merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain. Pelat lantai ini tidak berhubungan langsung dengan tanah. Pelat lantai didukung oleh balok yang bertumpu pada kolom. Dalam merencanakan ketebalan pelat kita harus menghitung lendutan yang terjadi dan harus mengetahui lebar bentang antar balok-balok yang memikulnya. Ada beberapa macam konstruksi pelat lantai berdasarkan jenis mater ialnya. Pada proyek Technoplex Living Apartment   ini pelat lantai yang digunakan adalah  pelat lantai beton bertulang yang dicor langsung ditempat. Setiap pelat dipasang tulangan cakar ayam yang berfungsi untuk memberi jarak antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Tulangan cakar ayam ini dipasang menggunakan besi ulir  berdiameter 10. Denah pelat pada proyek Technoplex Living Apartment ini dapat dilihat  pada lampiran 2d. Sedangkan desain tulangan pelat pada proyek ini dapat dilihat dalam Tabel 3.6.a Tabel 3.6.a Tabel Perencanaan Pelat Proyek Techoplex Living Apartement

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

43

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tipe

Tebal

Tulangan

S0

300mm

D13-200

S1

140mm

D10-300

S2

120mm

D10-200

S3

200mm

D13-250

S4

150mm

D10-250

Sumber: Dokumen Proyek Adapun standar detail tulangan untuk pelat lantai yang telah di rencanakan dapat dilihat pada Gambar 3.14

Gambar 3.17 Sumber : Dokumen Proyek

3.4 Tinjauan Perencanaan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Waktu pelaksanaan pekerjaan proyek diharapkan dapat tepat waktu sesuai rencana awal. Perencanaan waktu atau  scheduling dibuat untuk mengetahui  progress setiap pekerjaan yang akan di laksanakan di lapangan. Rencana  pelaksanaan pada proyek pembangunan Technoplex Living Apartment terhitung dari bulan Juni 2015 sampai Januari 2019. Rencana pelaksanaan tersebut digambarkan menggunakan Kurva S. Kurva S merupakan hasil plot dari barchart

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

44

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

yang berisikan tabel uraian pekerjaan dan bobot yang harus dikerjakan pada setiap  pekerjaan. Untuk detail Kurva S dapat dilihat pada lembar lampiran 2b-Kurva S.

3.4 Pelaksanaan Proyek

Tahapan pelaksanaan merupakan tahapan perwujudan dari gambar-gambar yang terdapat pada kertas kerja sehingga menjadi sebuah bangunan yang utuh yang memiliki kekuatan dan dapat berfungsi sesuai yang direncanakan. Tahapan  pelaksanaan ini membutuhkan metode yang tepat serta kordinasi yang baik antar semua pihak yang terlibat agar menghasilkan suatu pekerjaan yang baik, tepat waktu dan sesuai gambar yang direncanakan. Berdasarkan pengamatan di lapangan pekerjaan struktur atas meliputi  pekerjaan kolom , core wall , balok dan pelat lantai. Pekerjaan Core wall  dan Kolom merupakan pekerjaan struktur vertikal sedangkan balok dan pelat merupakan  pekerjaan struktur horizontal. Sebelum melaksanakan pekerjaan pembetonan, maka lokasi proyek ter lebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak belukar, atau kotoran yang akan mengganggu pada proses pengerjaan dilokasi proyek, dan serta bangunan eksisting yang ada dilokasi proyek harus dibongkar. Produk dari perencanaan untuk  pekerjaan pembetonan struktur atas yaitu pembuatan  shop drawing dimana RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) merupakan pedoman dalam proses pembuatan  shop drawing . Untuk mempermudah pembagian pekerjaan Proyek Technoplex Living  Apartement   terdefinisi dengan jelas, maka pekerjaan proyek dibagi menjadi  beberapa bagian, dapat dilihat dalam Gambar 3.17. Pekerjaan yang ditinjau adalah  pekerjaan struktur atas yang terbagi menjadi pekerjaan kolom, core wall , balok dan  pelat lantai.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

45

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

46

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3.4.1 Pelaksanaan Pembuatan Shop Drawing

Shop drawing merupakan gambar teknis lapangan yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan Pada proyek Technoplex Living Apartment ,  shop drawing dibuat oleh kontraktor yaitu PT. PP (Persero) Tbk, dengan mengacu kepada gambar. tender yang sudah dibuat oleh konsultan perencana. Shop drawing yang telah dibuat lalu diperiksa oleh konsultan MK kemudian disetujui apabila gambar sudah sesuai, pemeriksaan gambar tidak hanya dilakukan oleh konsultan MK melainkan dilakukan juga oleh konsultan perencana dan juga pemilik proyek (owner ) sebagai pihak yang mempunyai wewenang untuk memeriksa. Setelah shop drawing sudah sesuai dengan gambar rencana, maka  shop drawing akan dikembalikan kepada kontraktor untuk segera dimulai pelaksanaan pekerjaan. Gambar Shop Drawing pada Proyek Technoplex Living Apartement akan dijelaskan secara rinci pada lembar Lampiran 2.a-Gambar Kerja. 3.4.2 Pekerjaan Persiapan Di Lapangan

Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi proyek harus selalu dijaga agar tetap bersih. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan pengecekan kembali di lokasi bangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai ketinggian tanah dan kolom beton, jarak dan dimensi kolom-kolom beton dengan alat-alat yang sesuai. Air untuk bekerja pun harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur  pompa di lokasi proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dar i debu,  bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak. Listrik untuk bekerja pun harus disediakan oleh kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan diesel untuk  pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas  persetujuan konsultan pengawas. Pada proyek Technoplex Living Apartment , air yang digunakan untuk bekerja didapat dari dua sumur bor yang terletak di lokasi  proyek. Sedangkan untuk listrik yang digunakan selama pekerjaan didapat dari PLN setempat.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

47

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Kontraktor pun wajib membuat saluran drainase sementara yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada (air hujan atau air kotor li mbah proyek). Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu harus dibuat pagar  pengaman pada lokasi proyek serta akses keluar masuk proyek.

3.4.3

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas

Struktur atas suatu bangunan merupakan bagian struktur yang berada diatas muka tanah. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan tahapan pekerjaan struktur atas terdiri dari pekerjaan struktur kolom, balok, dan pelat lantai. 3.4.3.1 Pelaksaanaan Pekerjaan Kolom

Kolom merupakan elemen struktur vertikal yang kuat terhadap gaya tekan. Kolom terdiri dari komponen beton yang didalamnya terdapat besi bertulang. Pada  penggunaannya proyek ini di desain menggunakan mutu beton dan diameter tulangan yang bervariasi. Desain kolom tersebut dibuat sesuai beban yang diterima oleh kolom tersebut.Semakin atas letak strutur kolom, maka dimensinya semakin kecil. Pada

proyek

Technoplex

Living

Apartment ,

pembuatan

kolom

menggunakan metode cast in place (metode konvensional) dimana tulangan di fabrikasi di lokasi proyek kemudian diangkut dengan menggunakan alat bantu tower crane dan dilakukan pengecoran ditempat. Untuk mutu beton pada elemen kolom digunakan mutu K-400 untuk lantai untuk lantai 11  –  lantai atap.  Flowchart  pengerjaan kolom dapat dilihat dalam Gambar 3.19

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

48

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.19 Flowchart  pengerjaan kolom Sumber :Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

49

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Berikut Langkah-langkah pelaksanaan Pekerjaan Kolom: 1. Penentuan As Kolom

Pekerjaan penentuan as kolom merupakan pekerjaan yang penting dalam konstruksi agar elemen kolom dapat sesuai dengan gambar rencana, dimana  penentuan as kolom dilakukan untuk menentukan titik-titik posisi kolom sehingga sesuai dengan rencana. Pemasangan sepatu kolom pun berfungsi penting karena sebagai tempat batas pemasangan bekisting. Sepatu kolom merupakan profil baja L yang menjadi pembatas bekisting. Sepatu kolom ini berfungsi sebagai acuan pemasangan bekisting kolom. Sepatu kolom digunakan sebagai verticality pada kolom maupun wall. Terbuat dari besi siku tebal 10 mm yang ditanam didalam beton pada titik te mbak dr surveyor. Sepatu kolom dipasang pada tiap titik sudut bekisting,agar tak terjadi penggelembungan  pada saat pengecoran sehingga sangat meminimalisir biaya untuk repair hasil  pengecoran. Pegukuran as kolom dilakukan sebelum pekerjaan di mulai.Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan titik posisi kolom agar perencanaan sesuai rencana.Alat yang digunakan adalah theodolit, benang, kapur, besi siku, alat las. Alat yang digunakan dapat dilihat dalam Tabel 3.7. Tabel 3.7 Alat alat Penentuan As Kolom  Nama Alat

Gambar

Theodolit

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Keterangan Digunakan untuk membuat garis acuan titik as dari masing-masing  bidang

50

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

 Nama Alat

Gambar

Keterangan

Benang

Digunakan

untuk

tanda kelurusan

Kapur

Memberi

tanda

untuk penentuan as kolom Besi siku

Digunakan sebagai Sepatu Kolom

Alat Las

Menyatukan tulangan besi

Meteran

Mengukur jarak antara benda dengan alat pengukuran

Sumber : Dokumen Pribadi Penentuan as kolom dan pemasangan sepatu kolom akan ditunjukkan dalam Gambar 3.20 dan 3.21.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

51

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.20 Rencana penentuan sepatu kolom Sumber : Dokumen Proyek

Gambar 3.21 Sepatu Kolom Sumber : Dokumen Proyek

2. Penulangan Kolom

Tulangan yang digunakan bervariasi sesuai gambar rencana.Untuk Kolom yang berada di lantai 11-16 memiliki dimensi yang berbeda-beda yaitu 400.900, 700.700, dengan tulangan utama berdiameter 22mm Alat yang digunakan pada pekerjaan penulangan Kolom Adalah Tower Crane, Bar Bending, Bar Cutter.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

52

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tabel 3.8 Alat alat Pembesian Kolom Alat

Gambar

Tower Crane

Bar Bending

Keterangan Mengangkut material dan  bahan ke tempt yang ditentukan

Membengkokan tulangan/besi sesuai gambar

Bar Cutter

Memotong tulangan/besi sesuai yang diperlukan di lapangan

Kawat

Pengikat tulangan

Bendrat

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

antar

53

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Digunakan untuk memotong kawat  bendrat,untuk  perakitan tulangan Core Wall 

Pemotong Kawat Bendrat

Sumber : Dokumen Pribadi

Pelaksanaan penulangan kolom dilakukan sebagai berikut: 1. Mengukur Panjang Tulangan yang akan digunakan sesuai dengan gambar rencana. 2. Memotong Tulangan sesuai gambar dengan menggunakan bar cutter dan membengkok tulangn dengan menggunakan bar bender di tempat pembesian yang telah disediakan.

Gambar 3.22 Fabrikasi Tulangan Kolom Sumber: Dokumen Pribadi 3. Tulangan yang telah dipotong dibengkok lalu difabrikasi/dirakit ditempat yang telah disediakan, Tulangan yang telah dirakit lalu diangkat menggunakan Tower Crane. Kemudian disambungkan dengan dengan tulangan yang telah terpasang dilapangan. Panjang sambungannya adalah 50D.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

54

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.23 3.23 Penyambungan Penyambungan Kolom 50D Sumber: Dokumen Pribadi 4. Setelah pembesain kolom dirakit, selanjutnya adalah dipasangnya beton decking.

Gambar 3.24 Beton Decking Pada Kolom Sumber: Dokumen Pribadi 5. Setelah tulangan terpasang sempurna, maka akan dilakukan pengecekan oleh quality control dari kontraktor yaitu PT. PP (Persero) Tbk jarak antar tulan gan kolom, jenis tulangan yang dipakai, ikatan antar tulangan kolom, panjang

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

55

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

overlap dan sambungannya, pemasangan sepatu kolom/ beton decking , serta  jumlah tulangan yang digunakan. Setelah dilakukan pengecekan, maka quality control memberikan surat izin pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan MK, lalu supervisor dari konsultan MK melakukan pengecekan kembali dan apabila semua pekerjaan penulangan telah sesuai dengan rencana maka konsultan MK  berhak memberikan instruksi untuk pekerjaan selanjutnya. Foto form  pengecekan dapat dilihat di Gambar 3.25

Gambar 3.25 Form Pengecekan Pelaksanaan Struktur Sumber: Dokumen Pribadi

3. Pemasangan Bekisting Kolom

Pemasangan bekisting dilakukan setelah penulangan selesai sesuai dengan gambar kerja. Bekisting yang digunakan pada kolom merupakan bekisting knock down yaitu bekisting yang terbuat dari plat baja dan besi hollow yang ditutup oleh plywood yang memiliki ketebalan 18 mm. Bekisting ini dapat di pakai beberapa kali pengerjaan.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

56

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat yang dibutuhkan pada saat pengerjaan bekisting kolom adalah sebagai berikut : Tabel 3.9 Alat alat Pemasangan Bekisting Kolom Alat

Gambar

Keterangan

Tower Crane

Mengangkut material dan bahan ke tempt yang ditentukan

Sling baja

Sebagai keselamatan  pekerja

alat untuk

Theodolite

Digunakan menentukan acuan

untuk titik

Bekisting Kolom

Digunakan mencetak untuk kolom

untuk beton

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

57

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Membersihkan area untuk menghilangkan kotoran yang menempel

Air Kompresor

Sumber : Dokumen Pribadi Berikut langkah pengerjaan pemasangan bekisting kolom pada proyek ini: 1. Membersihkan area kolom yang akan di pasang bekisting menggunakan kompresor udara.

Gambar 3.26 Pembersihan Area Proyek Dengan Alat Air Kompressor Sumber: Dokumen Pribadi

2. Bekisting yang akan digunakan di lumuri pelumas terlebih dahulu agar beton yang dituangkan kedalam bekisting tidak menempel pada bekisting. 3. Bekisting kolom lalu diangkat memaki tower crane lalu dipasang di Kolom Yang akan di cor.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

58

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.27 Pengangkatan Bekisting Kolom dengan Tower Crane Sumber: Dokumen Pribadi 4. Setelah bekisting selesai dikerjakan seperti terlihat pada Gambar 3.28, pihak manajemen konstruksi memeriksa kembali ketegakan bekisting tersebut. Apabila pemeriksaan telah selesai dan tidak terjadi kesalahan, pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan yaitu pengecoran.

Gambar 3.28 Pemasangan Bekisting Kolom Sumber: Dokumen Pribadi

5.

Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom pada lantai 12 menggunakan mutu K-400. Pengecoran menggunakan beton ready mix yang di datangkan dari PT Adhimix. Pengecoran ini dilakukan dengan bantuan bucket dan pipa tremie.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

59

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran adalah sebagai berikut: •

Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helm, dan  pelindung mata jika diperlukan.



Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.



Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan



Bekisting harus kuat dan instalasi M/E di bawah plat atau balok, pastikan ini terpasang sebelum dicor



Ketika mengecor, hati-hati jangan sampai merusak atau merubah bekisting dan tulangan



Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga  beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan  pengiriman karena kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca dalam keadaan terkendali



Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor. Sedangkan untuk alat - alat pengecoran kolom bisa dilihat dalam tabel 3.10 Tabel 3.10 Alat alat Pengecoran Kolom

Alat

Gambar

Tower Crane

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Keterangan Mengangkut material dan bahan ke tempt yang ditentukan

60

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Pembentuk Beton hingga mengeras  pada struktur kolom

Bekisting Kolom

Truk

Mixer

Kapasitas 7 m³

Bucket kapasitas

Keterangan

0.9



LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Membawa material  beton dari tempat  pembuatan ke Proyek

Membawa material  beton dari truck mixer ke tempat yang akan dicor

61

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan

Beton Decking

Penanda untuk selimut beton

Vibrator

Memadatkan beton selama pengecoran  berlangsung

7000

Rpm

Sumber : Dokumen Pribadi Pekerjaan pengecoran terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu: 1. Beton ready mix yang telah di datangkan oleh  supplier di lakukan uji  slump terlebih dahulu untuk memastikan beton tersebut dapat digunakan atau tidak.  Nilai uji  slump untuk mutu K-450 adalah 12 cm ± 2. Pada Pelaksanaan Pengujian Slump dilapangan didapatkan nilai slump 10cm.

Gambar 3.29 Uji Slump Beton Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

62

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Berdasarkan SNI 1972:2008, alat yang digunakan untuk pengujian slump harus memenuhi syarat sebagai berikut: -

Kerucut Abrams, merupakan kerucut terpancung, dengan bagian atas dan  bawah terbuka, dengan: Diameter atas 102 mm Diameter bawah 203 mm Tinggi 305 mm Tebal plat min 1,5 mm

-

Batang besi penusuk, dengan: Diameter 16 mm Panjang 60 cm Memiliki salah satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm

-

Alas berbentuk datar, dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku

Gambar 3.30 Kerucut Abrams Sumber: SNI-1972-2008

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

63

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Berdasarkan SNI 1972:2008, langkah pengujian yang dilakukan untuk pengujian slump adalah sebagai berikut: -

Kerucut Abrams (cetakan) dibasahi, ditempatkan di atas permukaan yang datar dan dalam kondisi lembab

-

Pengisian cetakan dibagi 3 kali, masing-masing sekitar ⅓ volume cetakan (tiap lapis dipadatkan dengan cara ditusuk sebanyak 25 kali secara merata dan menembus ke lapisan sebelumnya/ di bawahnya, tetapi tidak boleh menyentuh dasar cetakan

-

Pengisian untuk lapisan terakhir dilebihkan setelah dipadatkan lalu diratakan dengan menggelindingkan batang penusuk di atasnya

-

Segera setelah permukaan atas beton diratakan, cetakan diangkat dengan kecepatan ± 3-7 detik, diangkat lurus vertikal

-

Seluruh proses dari awal sampai selesainya pengangkatan cetakan tidak  boleh lebih lama dari 2.5 menit

-

Letakkan cetakan di samping beton yang diuji slump-nya (boleh diletakkan dibalik posisinya) dan ukur nilai slump

-

Jika terjadi kegagalan slump (tidak memenuhi kisaran slump yang disyaratkan, maka pengujian diulang (maksimal 3 kali), jika masih gagal maka beton dinyatakan tidak memenuhi syarat dan ditolak

Gambar 3.31 Pengujian Slump Beton Sumber: SNI-1972-2008

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

64

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Berdasarkan hasil pengujian slump yang dilakukan di lapangan pada tanggal 17 Juli 2017, diketahui nilai slump untuk truck mixer yang di kirim oleh PT. Adhimix beton Industri adalah 10 cm dimana disyaratkan nilai slump untuk mutu beton K-400 yaitu 12 ± 2 cm, maka nilai slump tersebut telah memenuhi. 2. Lalu Jika nilai  slump memenuhi, beton dituangkan kedalam  bucket   yang memiliki volume 0.9 m3

Gambar 3.32 Beton dituangkan kedalam bucket Sumber: Dokumen Pribadi 3. Menuangkan lem beton ( sicabon ) pada permukaan atas beton lama agar terjadi ikata antara beton lama dengan beton baru yang akan di cor. 4. Kemudian menuangkan beton dari bucket kedalam bekisting dengan bantuan  pipa tremi yang dijatuhkan kedalam bekisting, tinggi jatuh tersebut tidak boleh lebih dari 1,5 m. Setelah itu padatkan beton yang telah dijatuhkan menggunakan vibrator . Penggunaan vibrator harus secara merata dan hati-hati agar tidak terjadi keropos pada beton tersebut dan tidak merusak ikatan pada tulangan. Gunakan kayu yang sebagian badannya dimasukkan kedalam pengecoran unt uk mengetahui batas pengecoran.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

65

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.33 Pengecoran Kolom Beton Sumber: Dokumen Pribadi 5.

Pembongkaran Bekisting Kolom

Pembongkaran bekisting dilakukan pada saat umur beton kurang lebih 8-12  jam. Pembongkaran ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak  beton dan tidak merusak bekistingnya. Pembongkaran dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1. Melepaskan perkuatan bekisting tersebut seperti pipe support dan wing nut yang mengikat bekisting.

Gambar 3.34 Pelepasan  pipe support dan wing nut  Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

66

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

2. Setelah semua di lepas, angkat bekisting menggunakan Tower Crane untuk digunakan kembali pada kolom lain yang akan dilakukan pengecoran.

Gambar 3.35 Pengangkatan Bekisting Kolom Sumber: Dokumen Pribadi

3. Setelah bekisting dilepas, lakukan pemeriksaan pada beton kolom tersebut untuk memeriksa keadaan vertikaliti kolom tersebut dan Apabila terjadi keropos maka harus dilakukan  grouting untuk menutupi keropos beton tersebut. Bahan grouting yaitu semen, semen putih dan air.

Gambar 3.36 Pengecekan vertikaliti kolom Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

67

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

6. Pekerjaan Perawatan beton Kolom

Setelah bekisting dibongkar dari kolom dan jika ada kolom yang keropos,  permukaannya tidak rata, ataupun ukuran dimensinya tidak sesusai, maka akan dilakukan cipping yaitu dilakukan pembobokan disekitar area yang cacat lalu dilapisi lagi dengan adukan beton. Pengecekan tersebut akan dilakukan oleh  surveyor dan dilakukan pengecekan ulang oleh quality control dan  supervisi (konsultan MK). Perawatan beton (curing ) juga bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, dan untuk menjaga kelembaban dan suhu beton yang dilakukan setelah proses  finishing  beton selesai dan waktu total setting tercapai. Beberapa metoda yang sering digunakan untuk curing /perawatan beton di lapangan, antara lain: -

Membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu lembab selama perawatan (bisa dengan sistem sprinkler supaya praktis)

-

Merendam beton dengan air (dengan penggenangan permukaan beton)

-

Membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan penguapan air (plastik atau terpal)

-

Menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi  penguapan air dan dibasahi secara berkala (misal dengan plastik berpori atau non woven geotekstile dan disiram secara berkala selama perawatan)

-

Menggunakan material khusus untuk perawatan beton (curing compound ) Pada proyek Technoplex Living Apartment dilakukan curing  beton pada

kolom dengan menggunakan curing compounds  yaitu  sika antisol dengan cara mengoleskan compounds pada permukaan beton kolom.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

68

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.37 Curing  Kolom Sumber: Dokumen Proyek

3.4.2 Pelaksanaan Pekerjaan Core Wall

Proyek Technoplex Living Apartement membuat Core Wall   untuk  penempatan tangga darurat dan lift. Core Wall yang ditinjau adalah core wall tipe CW2 yang terletak dilantai 12. Pekerjaan core wall meliputi penentuan as,  penulangan, pemasangan bekisting, pembongkaran bekisting dan yang terakhir  perawatan beton.  Flowchart Core Wall dapat dilihat di Gambar 3.38

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

69

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.38 Flowchart  pengerjaan Core wall  Sumber :Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

70

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Berikut Langkah-langkah pelaksanaan Core Wall : Penentuan Titik As Core Wall

1.

Pegukuran As Core Wall   dilakukan sebelum pekerjaan di mulai. Pengukuran ini dilakukan untuk menentukan titik posisi Core Wall   agar  perencanaan sesuai rencana dan memudahkan pada saat pelaksanaan. Alat yang digunakan adalah waterpass, spidol dan benang selengkapnya bisa dilihat di Tabel 3.11. Tabel 3.11 Alat alat Penentuan As Core Wall  Nama Alat

Gambar

Keterangan

Theodolit

Digunakan untuk membuat garis acuan titik as dari masingmasing bidang

Benang

Digunakan untuk

tanda

kelurusan

Kapur

Memberi

tanda

untuk penentuan as corewall

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

71

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Mengukur jarak antara benda dengan alat  pengukuran

Meteran

Sumber : Dokumen Pribadi

Penulangan Core Wall

2.

Alat-alat yang digunakan untuk penulangan Core Wall dapat dilihat dalam Tabel 3.12. Tabel 3.12 Alat alat Pembesian Core Wall Alat

Gambar

Keterangan

Tower Crane

Mengangkut material dan bahan ke tempt yang ditentukan

Bar Bending

Membengkokan tulangan/besi sesuai gambar

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

72

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan

Bar Cutter

Memotong tulangan/besi sesuai yang diperlukan di lapangan

Kawat Bendrat

Pengikat tulangan

Pemotong Kawat

Digunakan untuk memotong kawat  bendrat,untuk  perakitan tulangan Core Wall 

Bendrat

antar

Sumber : Dokumen Pribadi Langkah-langkah penulangan Core Wall adalah sebagai berikut: 1. Memotong Tulangan sesuai gambar dengan menggunakan bar cutter dan membengkok tulangn dengan menggunakan bar bender di tempat pembesian yang telah disediakan. 2. Tulangan yang telah dipotong dibengkok lalu difabrikasi/dirakit ditempat yang telah disediakan,Tulangan Yang telah dirakit lalu diangkat menggunakan Tower Crane.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

73

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.39 Tulangan Core Wall yang siap diangkat menggunakan Tower Crane Sumber: Dokumen Proyek 3. Tulangan yang telah selesai diangkat maka disambungkan kedalam tulangan yang sudah terpasang dengan panjang penyambungan adalah 50D.

Gambar 3.40 Overlap Core Wall Sumber: Dokumen Proyek 4. Setelah sambungan dilapangan selesai, tulangan tersebut di pasang beton decking sebagai batas ketebalan untuk selimut beton. Selain itu dipasang pula sterofoam antara pertemuan kolom dan balok. Sterefoam ini berfungsi sebagai block out, untuk mempermudah penulangan balok sehingga tidak perlu dilakukan pembobokan lebih dalam. Sterofoam ini akan dibersihkan lalu ruang kosong tersebut akan di isi dengan grouting dan tulangan balok.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

74

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.41 PerakitanTulangan Core Wall Sumber: Dokumen Proyek

Pemasangan Bekisting Core Wall

3.

Pemasangan bekisting dilakukan setelah penulangan selesai sesuai dengan gambar kerja. Bekisting yang digunakan pada Core Wall   merupakan  bekisting knock down yaitu bekisting yang terbuat dari plat baja dan besi hollow yang ditutup oleh plywood yang memiliki ketebalan 18 mm. Bekisting ini dapat di pakai beberapa kali pengerjaan. Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan bekisting Core Wall dapat dilihat di Tabel 3.13 Tabel 3.13 Alat alat Pemasangan Bekisting Core Wall Alat

Gambar

Tower Crane

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Keterangan Mengangkut material dan  bahan ke tempat yang ditentukan

75

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan

Sling baja

Sebagai alat keselamatan untuk pekerja

Theodolite

Digunakan untuk menentukan titik acuan

Sumber : Dokumen Pribadi Berikut langkah pengerjaan pemasangan bekisting pada pro yek ini: 1.

Membersihkan area Core Wall  yang akan di pasang bekisting.

Gambar 3.42 Pembersihan Bekisting Core Wall Sumber: Dokumen Proyek

2.

Bekisting yang akan digunakan diangkat menggunakan Tower Crane menuju lokasi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

76

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.43 Penangkatan Bekisting Core Wall menggunakan Tower Crane Sumber: Dokumen Proyek

3.

Bekisting yang akan digunakan di lumuri pelumas terlebih dahulu agar  beton yang dituangkan kedalam bekisting tidak menempel pada bekisting.

4.

Setelah bekisting tepat pada marking yang telah ditentukan, kemudian  pasang bekisting hingga menjadi satu kesatuan.

Gambar 3.44 Pemasangan Bekisting Core Wall Sumber: Dokumen Proyek

5.

Gunakan besi yang digantung dengan benang sebagai pengganti untingunting untuk mengecek ketegakan bekisting tersebut.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

77

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.45 Pengecekan Bekisting Core Wall Sumber: Dokumen Proyek

6.

Setelah semua selesai dikerjakan, pihak manajemen kontruksi melakukan  pemeriksaan terhadap ketegakan bekisting. Setelah pemeriksaan selesai dan tidak terjadi masalah, pihak manajemen kontruksi menyetujui form ijin  pelaksanaan. Form ijin pelaksanaan dapat dilihat dalam lampiran 2d- form ijin pelaksanaan.

Pengecoran Core Wall

4.

Pengecoran core wall dilakukan dengan beton ready mix mutu K-400 yang di datangkan dari supplier PT. Adhimix. Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan pengecoran Core Wall   dapat dilihat di Tabel 3.14 Tabel 3.14 Alat alat Pengecoran Core Wall  Alat

Gambar

Tower Crane

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Keterangan Mengangkut material dan  bahan ke tempt yang ditentukan

78

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Pembentuk Beton hingga mengeras pada struktur Core Wall 

Bekisting Core Wall 

Truk

Mixer

Kapasitas

Keterangan

7



Bucket kapasitas 0.9m³

Beton Decking

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Membawa material beton dari tempat  pembuatan ke Proyek

Membawa material beton dari truck mixer ke tempat yang akan dicor

Penanda untuk selimut beton

79

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Memadatkan  beton selama  pengecoran  berlangsung

Vibrator 7000 Rpm

Digunakan untuk memberishkan area

Air Kompressor

Sumber : Dokumen Pribadi

Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengerjaan pengecoran core wall : 1. Bersihkan Area yang akan dicor dengan Kompressor udara.

Gambar 3.46 Pembersihan area Bekisting Core Wall Sumber: Dokumen Proyek

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

80

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

2. Beton ready mix di lakukan uji slump terlebih dahulu untuk memastikan beton tersebut dapat digunakan atau tidak. Nilai uji  slump untuk mutu K-400 adalah 12 cm ± 2 cm. 3. Setelah niai slump sesuai beton dari truck mixer di tuangkan ke dalam bucket yang memiliki kapasitas 0.9 m3. 4. Kemudian angkat bucket yang berisi beton segar tadi menggunakan Tower Crane menuju tempat yang akan di lakukan pengecoran lalu tuangkan kedalam  bekisting Core Wall . Sebelum dilakukan pengecoran, tuangkan cairan perekat  beton ke atas permukaan beton lama.

Gambar 3.47 Pengecoran Beton pada Core Wall Sumber: Dokumen Pribadi 5. Selama proses pengecoran lakukan pemadatan menggunakan vibrator agar  beton yang dihasilkan tidak keropos. Pemadatan dilakukan tidak boleh menyentuh tulangan.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

81

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.48 Memadatkan dengan vibrator pada Core Wall Sumber: Dokumen Pribadi

5.

Pembongkaran Bekisting Core Wall

Pembongkaran bekisting di lakukan setelah beton cukup menahan beratn ya sendiri sehingga dapat menahan beban sendiri yaitu kurang lebih 8-12 jam. Tahapan pembongkaran bekisting adalah sebagai berikut : 1. Melepas kunci yang mengikat pada bekisting. 2. Setelah

semuanya

menggunakan

terlepas,

angkat

bekisting

yang

terpakai

tadi

Tower Crane menuju tempat penyimpanan.

3. Dalam pembongkarannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak beton yang sudah jadi.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

82

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.49 Membongkar bekisting Core Wall Sumber: Dokumen Pribadi 4. Apabila terjadi keropos pada beton yang telah dicor, lakukan grouting pada keropos beton tersebut. 6. Pekerjaan Perawatan beton Core Wall

Setelah bekisting dibongkar jika ada

core

wall   yang keropos,

 permukaannya tidak rata, ataupun ukuran dimensinya tidak sesusai, maka akan dilakukan cipping yaitu dilakukan pembobokan disekitar area yang cacat lalu dilapisi lagi dengan adukan beton. Pengecekan tersebut akan dilakukan oleh  surveyor dan dilakukan pengecekan ulang oleh quality control dan  supervisi (konsultan MK). Perawatan beton (curing ) juga bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, dan untuk menjaga kelembaban dan suhu beton yang dilakukan setelah proses  finishing  beton selesai dan waktu total setting tercapai. Beberapa metoda yang sering digunakan untuk curing /perawatan beton di lapangan, antara lain: -

Membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu lembab selama perawatan (bisa dengan sistem sprinkler supaya praktis)

-

Merendam beton dengan air (dengan penggenangan permukaan beton)

-

Membungkus beton dengan bahan yang dapat menahan penguapan air (plastik atau terpal)

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

83

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

-

Menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi  penguapan air dan dibasahi secara berkala (misal dengan plastik berpori atau non woven geotekstile dan disiram secara berkala selama perawatan)

-

Menggunakan material khusus untuk perawatan beton (curing compound ) Pada proyek Technoplex Living Apartment dilakukan curing  beton pada

core wall   dengan menggunakan curing compounds dengan cara mengoleskan compounds pada permukaan beton core wall.

5.4.3

Pelaksanaan Pekerjaan Pelat dan Balok

Pada proyek pembangunan ini pekerjaan balok dan pelat lantai dilakukan secara bersamaan atau biasa disebut monolit. Balok dan pelat lantai pada proyek ini menggunakan mutu beton K 300 dengan tipe yang bervariasi. Pada bab ini saya akan membahas metode pelaksanaan balok yang terdapat pada lantai 12 dengan tipe B3A dan pelat lantai dengan Tipe S2. Berikut adalah flowchart dari pekerjaan pelaksanaan pelat dan balok.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

84

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.50 Flowchart  pengerjaan balok dan pelat Sumber :Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

85

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

1. Penentuan As Balok dan Pelat

Penentuan as balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat dan teliti, agar menghasilkan as yang lurus dan elevasi yang sama dalam  pembuatan balok dan plat lantai. 2. Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat

Alat-Alat yang dipakai untuk Pemasangan Bekisting balok dan pelat dapat dilihat dalam tabel 3.15. Tabel 3.15 Alat alat Pemasangan Bekisting Pelat Lantai Alat

Gambar

Keterangan

Tower Crane

Mengangkut material dan bahan ke tempat yang ditentukan

Sling baja

Sebagai keselamatan  pekerja

alat untuk

Theodolite

Digunakan menentukan acuan

untuk titik

Air Kompresor

Membersihkan area untuk menghilangkan kotoran yang menempel

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

86

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Untuk mencetak  beton pada saat  pengecoran

Bekisting Balok dan Pelat Lantai

Sumber : Dokumen Pribadi 1.

Memasang Acuan Perancah agar menjadi satu kesatuan yang kuat untuk menahan beban diatasnya. Acuan Perancah dapat diliat di Gambar 3.52

2.

Setelah Acuan Perancah berdiri,selanjutnya dilakukan pemasangan balok pikul dan bekisiting untuk balok.Materialnya menggunakan polyfilm dengan tebal 15mm dan alat seperti gergaji,paku,dan palu.

Gambar 3.51 Pemasangan Acuan Perancah Balok Pikul Sumber: Dokumen Pribadi 3.

Apabila bekisting balok telah selesai dilaksanakan selanjutnya dapat dipasang  bekisting pelat lantai sesuai luas bidangnya. Bekisting pelat

Gambar 3.52 Pemasangan Acuan Perancah Balok dan Pelat Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

87

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

4.

Setelah bekisting balok dan lantai terpasang ,maka selanjutnya dicek  pengecekan elevasi pelat dan balok. 3. Pembesian Balok dan Pelat

Tabel 3.16 Alat alat Pembesian Pelat dan Balok Alat

Gambar

Keterangan

Tower Crane

Mengangkut material dan bahan ke tempt yang ditentukan

Bar Bending

Membengkokan tulangan/besi sesuai gambar

Bar Cutter

Memotong tulangan/besi sesuai yang diperlukan di lapangan

Kawat Bendrat

Pengikat tulangan

Pemotong

antar

Digunakan untuk memotong kawat  bendrat,untuk  perakitan tulangan Core Wall 

Kawat

Bendrat

Sumber : Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

88

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

1. Pemotongan dan membentuk diletakkan ditempat bar bending dengan bantuan bar cutter dan bar bender.

Gambar 3.53 Fabrikasi Pembesian Balok Sumber: Dokumen Pribadi

2. Angkat

tulangan

yang

telah

dipotong

dan

dibengkokan

menggunakan Tower Crane menuju lokasi perakitan. Untuk balok  perakitan dilakukan langsung ditempat yang akan dipasang tulangan  balok. Perakitan dilakukan dengan merakit tulangan utama terlebih dahulu, lalu dilanjutkan perakitan tulangan sengkang.

Gambar 3.54 Perakitan Pembesian Balok dan Pelat Sumber: Dokumen Pribadi 3. Setelah pemasangan tulangan balok selesai dilanjutkan penulangan  pada pelat lantai yang dilakukan 2 lapis, dimulai dari tulangan bawah selanjutnya tulangan atas.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

89

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.55 Pembesian Balok Sumber: Dokumen Pribadi

Gambar 3.56 Pembesian Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi 4. Diantara tulangan atas dan bawah dipasang tulangan cakar ayam yang berfungsi sebagai pemisah antara tulangan atas dan tulangan  bawah agar tidak bersatu ketika proses pengecoran dan selain itu dipasang pula beton decking untuk batas selimut beton.

Gambar 3.57 Pemasangan Beton Decking pada Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

90

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.58 Pemasangan tulangan cakar ayam pada Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi

4. Pengecoran Balok Dan Pelat

Pekerjaan pengecoran pada balok dan pelat lantai sangat tipikal dengan pengecoran pada kolom dan core wall . Hanya saja balok dan  pelat memiliki arah horizontal pada volumenya. Alat-alat yang dipakai untuk pengecoran Balok dan pelat dapat dlihat dalam tabel 3.17 Tabel 3.17 Alat alat Pengecoran Balok dan Pelat Alat

Gambar

Tower Crane

Keterangan Mengangkut material dan bahan ke tempt yang ditentukan

Bekisting pelat dan balok

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

Pembentuk Beton hingga mengeras  pada struktur Core Wall 

91

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat Truk

Gambar Mixer

Kapasitas 7m³

Bucket kapasitas 0.9 m³

Keterangan Membawa material  beton dari tempat  pembuatan ke Proyek

Membawa material  beton dari truck mixer ke tempat yang akan dicor

Beton Decking

Penanda untuk selimut beton

Vibrator

Memadatkan beton selama pengecoran  berlangsung

7000

Rpm

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

92

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Alat

Gambar

Keterangan Digunakan untuk memberishkan area

Air Kompressor

Sumber : Dokumen Pribadi

Berikut tahapan pengecoran pada balok dan pelat lantai: 1. Pembersihan

pada

area

yang

akan

dicor

menggunakan

 penyemprotan udara menggunakan kompresor udara. 2. Beton ready mix di lakukan uji  slump terlebih dahulu untuk

memastikan beton tersebut dapat digunakan atau tidak. Nilai uji  slump untuk mutu K-300 adalah 12 cm ± 2 cm. 3. Menuangkan beton ready mix yang telah lulus uji  slump kedalam

bucket untuk di angkat ke lokasi pengerjaan menggunakan Tower Crane.

Gambar 3.59 Menuangkan beton ready mix kedalam bucket Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

93

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

4. Pengecoran struktur horizontal tinggi jatuh diperkirakan 30cm

dengan struktur yang akan dicor agar tidak terjadi segregasi.

Gambar 3.60 Pengecoran Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi 5. Selama pengecoran berlangsung lakukan pemadatan pada setiap

area yang telah dicor menggunakan vibrator untuk menghindari keropos pada beton seperti terlihat pada Gambar 3.63

Gambar 3.61 Pemadatan Pengecoran Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi 6. Setelah

dilakukan

pemadatan,

beton

segar

tadi

diratakan

menggunakan bantuan ruskam seperti pada Gambar 3.64.

Gambar 3.62 Perataan hasil Pengecoran balok dan Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

94

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

5. Pembongkaran Balok Dan Pelat

Pembongkaran bekisting balok dan pelat dilakukan setelah umur beton 1 minggu. Pembongkaran dilakukan dengan sangat hati-hati.  Main  frame yang terdapat pada tengah balok dan pelat akan tetap dipasang sampai umur beton 28 hari.

Gambar 3.63 Pembongkaran bekisting balok dan Pelat Lantai Sumber: Dokumen Pribadi

6. Perawatan Beton Balok dan pelat

Perawatan beton (curing ) bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, dan untuk menjaga kelembaban dan suhu beton yang dilakukan setelah proses  finishing  beton selesai dan waktu total setting tercapai. Perawatan beton (curing ) pada balok dan  pelat dilakukan pada saat beton sudah mulai mengeras. Pada proyek Technoplex Living Apartment dilakukan curing  beton pada balok dan  pelat dengan menggunakan air dengan cara membasahi permukaan pelat dan balok supaya permukaan beton dalam kondisi lembab. Curing dilakukan dua kali sehari yaitu pada jam 9 pagi dan jam 3 sore selama

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

95

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

minimal 7 hari setelah bekisting pada balok dan pelat dilepas.

Gambar 3.64 Curing  balok dan Pelat Lantai Sumber: Dokumen Proyek 3.3 Pengawasan Proyek

Pengawasan Proyek dilakukan untuk proyek berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan dan kerja sama antar pihak berjalan secara optimal . Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999, pengawasan pada  proyek dapat dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli dan profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi, serta mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai pekerjaan selesai dan diserah terimakan. Pada proyek Technoplex Living Apartment , pengawasan proyek dilakukan oleh konsultan MK dan quality control yang telah dipilih oleh pemilik proyek (owner ). Pengawasan ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa proses  pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan rencana.Berikut merupakan bagian dari  pengawasan yang dilakukan pada suatu proyek kontruksi.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

96

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3.3.1 Pengawasan Biaya

Pengawasan biaya dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang telah dikeluarkan selama proses pengerjaan berlangsung. Pengawasan biaya ini memiliki  pedoman yaitu Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan rekapitulasi biaya yang telah keluar. Dengan perbandingan ini maka akan diketahui apabila terjadi pembengkakan biaya selama pekerjaan  berlangsung 3.3.2 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu dilakukan agar struktur yang dihasilkan dapat sesuai spesifikasi yang telah direncanakan. Pengawasan mutu ini memiliki pedoman  berupa Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang di miliki oleh proyek tersebut Pengawasan mutu dapat berupa pengawasan mutu bahan/material. Berikut merupakan beberapa contoh dari pengawasan mutu bahan/material 3.3.2.1 Pengawasan terhadap Pengujian

Selama masa pelaksanaan suatu pekerjaan, mutu dari beton perlu diawasi dan diperiksa secara berkala agar mutu beton sesuai dengan rencana dan spesifikasi. Sebelum beton siap pakai (ready mix) digunakan, terlebih dahulu diadakan pengujian slump test, pengujian kuat tekan beton, maupun pengujian besi tulangan yang digunakan. Apabila hasil dari pengujian-pengujian yang dilakukan tidak memenuhi syarat maka material tersebut tidak boleh digunakan dan harus diganti. Pada praktik kerja lapangan, pengujian yang dilakukan hanya slump test dan uji kuat tekan beton.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

97

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.65 Benda Uji Tes kekuatan tekan beton Sumber: Dokumen Pribadi

1. Uji Kekuatan Beton Uji Kekuatan Beton dilakukan bersamaan dengan pengujian slump, Pengujian kekuatan beton dilakukan dengan mengambil 3 sampel yang akan diuji pada hari ke 7, 14, 28 hari. Campuran beton yang digunakan untuk benda uji harus diambil langsung dari batching plant dan dari truck mixer pada saat akan dilakukan pengecoran. Pengujian kuat tekan  beton dilakukan oleh Laboratorium ITB didampingi pihak kontraktor. Hasil pengujian uji kuat tekan beton dapat dilihat dalam Tabel 3.18 Tabel 3.18 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Hari ke-

K-300

K-350

K-400

K-450

(kg/cm²)

(kg/cm²)

(kg/cm²)

(kg/cm²)

7

228.73

262.45

305.41

337.19

14

286.79

337.19

382.38

424.10

28

357.95

388.63

456.38

488.40

Sumber : Dokumen Proyek Dari Hasil dapat menunjukkan bahwa kuat tekan beton memenuhi  persyaratan. Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dilihat pada lembar Lampiran.2.c

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

98

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

2. Uji Slump Slump Test dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan beton untuk menentukan tingkat workability dari beton. Tes ini dilakukan pada saat beton tiba di lokasi proyek. Uji Slump dilakukan menggunakan kerucut Abrams yang memiliki tinggi 30cm, diamteter atas 10cm dan diameter bawah 20cm. Apabila pengujian ini menghasilkan nilai yang tidak sesuai dengan syarat yang berlaku maka beton segar ini tidak boleh digunakan untuk pengecoran. Nilai Slump  Proyek Technoplex Living  Apartement  bisa dilihat dalam Tabel 3.19. Hasil pengujian perencanaan tes  slump  beton mutu K-300 adalah 12±2cm dan untuk aktual mutu K-300 menunjukan uji slump beton adalah 10cm. Hal ini menunjukkan bahwa uji slump beton memenuhi  persyaratan. Tabel 3.19 Nilai Slump Mutu Beton Mutu Beton

Nilai Slump

K-300

12±2cm

K-350

12±2cm

K-400

12±2cm

K-450

14±2cm

Sumber : Dokumen Proyek

Gambar 3.66 Pengujian Slump beton mutu K-300 Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

99

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3. Uji Besi Tulangan Pengujian

besi

tulangan

dalam

suatu

proyek

konstruksi

dimaksudkan untuk mengetahui mutu tulangan yang diapakai sesuai dengan rencana. Pada setiap jenis diameter tulangan diambil sampel sepanjang 1 meter untuk dilakukan pengujian kuat Tarik dan lengkung statis baja yang dilakukan dilaboratorium. Hasil pengujian besi tulangan dapat dilihat pada lembar Lampiran 2c.

1. Pengujian Tarik Tulangan Pengujian

Tarik

tulangan

dilakukan

di

laboratorium

guna

mengetahui data regangan, tegangan leleh, maupun kuat tarik baja. Mutu  baja tulangan yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi agar mutu  bangunan sesuai dengan yang diinginkan oleh pemilik proyek (owner ). Hasil pengujian perencanaan tes uji tarik tulangan dapat dilihat dalam Tabel 3.20 2. Pengujian Lengkung Statis Tulangan Pegujian lengkung statis dilakukan terhadap sampel tulangan dengan diameter yang berbeda-beda dengan menggunakan mesin uji lengkung statis yang bertujuan untuk mendapatkan gaya maksimum yang dapat ditahan tulangan sampai tulangan mengalami sudut lengkung sebesar 180̊ Hasil pengujian perencanaan tes lengkung statis didapatkan hasil  baik dan dapat dilihat dalam lampiran 2c.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

100

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Tabel 3.20 Hasil Pengujian Uji Tarik Tulangan  No

Identifikasi

Diameter

Kekuatan

Tes Tekuk

 benda uji

(mm)

Tarik

180̊

(kgf/mm²) 1

Baja Ulir

13

62.5

Baik

2

Baja Ulir

16

57.5

Baik

3

Baja Ulir

19

56.33

Baik

4

Baja Ulir

22

68

Baik

Sumber : Dokumen Proyek 3.3.2.2 Pengawasan terhadap Material

Pada suatu proyek konstruksi, material yang digunakan didalam proyek sangat menentukan untuk mutu dan kualitas suatu bangunan tersebut. Material yang masuk ke dalam lokasi proyek harus sesuai dengan standard dan persyaratan yang ada dalam rencana. Proses pengawasan material yang dilakukan pada proyek Technoplex Living Apartment adalah sebagai berikut: 1. Memeriksa material yang masuk ke lokasi proyek untuk mencegah material yang tidak sesuai dengan syarat dan spesifikasi yang diminta, atau material yang rusak serta volume dari material yang kurang. 2. Melakukan penyimpanan material sesuai dengan peraturan, melakukan  pengecekan material yang sudah lama, serta pengontrolan material yang akan didistribusikan ke lapangan.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

101

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

Gambar 3.67 Penyimpanan Material Di Gudang Penyimpanan Sumber: Dokumen Pribadi 3.3.3 Pengawasan Waktu

Kegiatan pengawasan waktu dimaksudkan untuk mengetahui apakah  proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pada proyek technoplex living apartment , pengawasan waktu dilakukan dengan menggunakan kurva S, laporan harian, mingguan, serta bulanan Pengawasan terhadap waktu dapat dilihat pada kurva S rencana dan kurva S realisasi dan dibandingkan dengan laporan  progress bulanan. Kurva S ini dapat memberikan indikator terlambat atau tidaknya proyek tersebut. Kurva S ini menggunakan selisih antara kumulatif rencana dengan kumulatif aktual yang sering disebut deviasi. Deviasi inilah yang akan menunjukan terlambat atau tidaknya  proyek tersebut. Dalam Proyek Technoplex Living Apartement  pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan lebih lambat dari perencanaan. Kurva S menunjukkan indikasi aktual  pelaksanaan 51.014% sedangkan perencanaan adalah 52.313%.Terdapat Deviasi 1.299%. Kurva S Dapat dilihat dalam Lampiran 2d-Kurva S.

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

102

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3.3.4 Pengawasan K3

1. Safety Talk Safety Talk dilakukan setiap pagi hari sebelum dimulainya pekerjaan. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengarahan yang dilakukan oleh bagian K3 kepada semua orang yang beraktifitas di lingkungan proyek. Kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan para pekerja yang terlibat pada proyek tersebut akan  pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja

Gambar 3.68 Safety Talk Pekerja Sumber: Dokumen Pribadi 2. Pemakaian Pagar Pengaman Pagar Pengaman atau disebut juga Safety Deck  dimaksudkan agar material dari proyek yang sekiranya membahayakan jika jatuh akan tertahan dulu oleh safety deck sehingga tidak membahayakan nyawa orang yang berada dibawahn ya.

Gambar 3.69 Safety Deck Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

103

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

3. Safety Net Safety net dipasang tepat diatas pagar pembatas. Fungsi dari safety net yaitu untuk menahan benda jatuh keluar area proyek. Safety net yang terdapat di lapangan dapat dilihat pada Gambar 3.70

Gambar 3.70 Safety Net Sumber: Dokumen Pribadi

4. Pengamanan pada Void Pengamanan ini dipasang pada setiap void yang berada di lapangan dengan menggunakan besi tulangan dan  police line. Hal ini berguna untuk menghindari benda atau orang jatuh kedalam void tersebut. Pengamanan  pada void yang terdapat di lapangan dapat dilihat pada Gambar 3.71

Gambar 3.71 Pengamanan pada void Sumber: Dokumen Pribadi

5. Penyediaan Fasilitas K3 Penyediaan fasilitas K3 dilakukan untuk meminimalisir kecelakan kerja yang timbul pada saat bekerja. Fasilitas K3 tersebut antara lain:

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

104

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar 3.72 Alat pelindung diri Sumber: Dokumen Pribadi 2. Rambu

Gambar 3.73 Rambu-rambu pada proyek Sumber: Dokumen Pribadi 3. Tempat p3k

Gambar 3.74 Tempat P3K Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

105

BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROYEK 

4. Alat pemadam

Gambar 3.75 Alat Pemadam Kebakaran Sumber: Dokumen Pribadi

5. Railing tangga

Gambar 3.76 Railing Tangga Sumber: Dokumen Pribadi

LAPORAN PKL DIV TPPG JURUSAN TEKNIK S IPIL POLBAN 2017

106

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF