Bab II. Tinjauan Teori Abrasi

April 20, 2019 | Author: aheririswd | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tentang penyebab abrasi dan penanganannya...

Description

II. TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN 2.1 Batasan Dan Pengertian 2.1.1. Abrasi Pantai

Seiring perkembangan waktu garis pantai selalu berubah. Perubahan garis  pantai terjadi akibat interaksi antara a ntara gelombang laut dan daratan sehingga pantai membuat keseimbangan baru. Abrasi terjadi akibat pengaruh gelombang se hingga terjadi transpor sedimen sejajar pantai. Abrasi Abrasi pantai pantai adalah adalah kerusa kerusakan kan garis garis pantai pantai akibat akibat dari dari terlepa terlepasny snyaa material pantai, pantai, seperti seperti

pasir atau lempun lempung g yang terus terus menerus menerus di hantam hantam oleh

gelomb gelombang ang lautata lautatau u dikaren dikarenaka akan n oleh oleh terjad terjadiny inyaa peruba perubahan han keseimb keseimbang angan an angkutan sedimen di perairan pantai (Hang Tuah, 200!. "rosi pantai (abrasi! dan deposisi pantai merupakan #enomena umum dan sering terjadi di wilayah pesisir.Abarasi pantai dapat disebabkan oleh beberapa #aktor, seperti proses alami yang terjadi di laut, akibat akti#itas manusia maupun kombinasi keduanya. $aerah pesisir %ndonesia banyak yang telah mengalam% abrasi seperti pantai selatan &awa, 'ali dan pantai barat Sumatera.$alam skala keil abrasi pantai juga terjadi di )alimantan 'arat, seperti di pantai Sui $uri. Abrasi ini umumnya terjadi di bagian ujung daratan yang menonjol (o## head land! dan di bagian pantai yang tersusun dari bahan *mineral allu+ial dan material lepas (unonsolidated! lainnya. Proses alami penyebab penyebab abrasi terdiri dari e#eke#ek gelombang, arus laut, angin dan aksi pasang surut ('irowo, -/!. erakan gelombang pada pantai terbuka merupakan penyebab utama yang dominan terjadi pada erosi pantai di %ndonesia. Selain itu perubahan hidrologis dan oseanogra#i akan memperepat  berlangsungnya proses tersebut

2.1.2. Definisi dan Ruang Lingkup Mangrove

Pada umumnya mangro+e adalah pohonpohon dan semaksemak yang tumbuh dibawah tingkat air pasang tinggi di musim semi. $engan demikian, sistem perakarannya seara teratur digenangi air laut (asin!, meskipun satu atau dua kali dalam setahun dibanjiri oleh aliran permukaan air tawar, dan hanya digenangi sekali atau dua kali setahun. 1enurut Snedaker (-3!, hutan mangro+e adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai subtropis yang memiliki #ungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan  berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Seperti halnya direkomendasikan oleh 4A5 (-32!, kata mangro+e sebaiknya digunakan baik untuk indi+idu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Adapun menurut Aksornkoae (-!, hutan mangro+e adalah tumbuhan halo#it yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian ratarata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

$engan demikian seara ringkas hutan mangro+e

dapat dide#inisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai! yang tergenang  pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya  bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem mangro+e merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan! yang berinteraksi dengan #aktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangro+e.

2.2. Pelindung Pantai a. Penanaman Tumbuhan Pelindung Pantai

Penanaman tumbuhan pelindung pantai berupa mangro+e (bakau, nipah dan  pohon apiapi! dapat dilakukan terhadap pantai berlempung, karena pada pantai

 berlempung mangro+e dapat tumbuh dengan baik tanpa perlu perawatan yang rumit. Pohon bakau dan pohon apiapi dapat mengurangi energi gelombang yang menapai pantai sehingga pantai terlindung dari serangan gelombang. Penanaman pohon bakau juga dapat memperepat pertumbuhan pantai karena akarakar pohon bakau akan menahan sedimen*lumpur yang terbawa arus sehingga akan terjadi pengendapan di sekitar pepohonan bakau. Pohon bakau  juga dapat ber#ungsi sebagai tempat berlindung biota laut dan bagi ikan, sehingga dapat melestarikan kehidupan di sekitar pantai tersebut. Pohon bakau juga  ber#ungsi sebagai penghasil oksigen dan sebagai penyeimbang untuk kelestarian lingkungan pantai (Triatmodjo, -!. b. Pengisian Pasir ( Sand Nourishment )

Perlindungan pantai dengan  sand nourishment dipilih berdasar pertimbangan kesesuaian dan keharmonisan dengan lingkungan. 1etode  sandnourishment   biasanya memerlukan biaya in+estasi lebih murah dibandingkan metode lainnya, tetapi biaya operasi dan perawatannya relati# lebih mahal (Triatmodjo, -!. Prinsip kerja  sand nourishment yaitu dengan menambahkan suplai sedimen ke daerah pantai yang potensial akan tererosi. Penambahan sedimen dapat dilakukan dengan menggunakan bahan dari laut maupun dari darat, tergantung ketersediaan material dan kemudahan transportasi. Suplai sedimen ber#ungsi sebagai adangan sedimen yang akan di bawa oleh badai (gelombang yang besar! sehingga tidak  mengganggu garis pantai. $iusahakan kualitas pasir urugan harus lebih baik atau sama dengan kualitas pasir yang akan diurug atau diameter pasir urugan diusahakan lebih besar atau sama dengan diameter pasir asli (Triatmodjo, -!. Sand nourishment merupakan ara yang ukup baik dan tidak memberikan dampak negati# pada daerah lain, namun perlu dilakukan seara terusmenerus sehingga memerlukan biaya perawatan yang mahal. 1engingat biaya operasional yang mahal maka  sand nourishment hanya dilakukan jika memberikan keuntungan yang ukup besar dan nyata, seperti pantai untuk pariwisata.

c. Groin (Groyne)

Struktur groin dibagi menjadi 2 bagian yaitu difracting dan nondifracting . roin non-difracting  biasanya memiliki panjang yang relati# lebih pendek jika dibandingkan dengan groin difracting . Panjang groin akan e#ekti# menahan sedimen apabila bangunan tersebut menutup lebar  surfzone.  6amun keadaan tersebut dapat mengakibatkan suplai sedimen ke daerah hilir terhenti sehingga dapat mengakibatkan erosi di daerah hilir. Sehingga panjang groin dibuat /07 sampai dengan 807 dari lebar surfzone dan jarak antar groin adalah - panjang groin. (Triatmodjo, -! roin memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut 9 a. )elebihan (Triatmodjo, -!9 

1ampu menahan transpor sedimen sepanjang pantai



roin tipe T dapat digunakan sebagai inspeksi dan untuk keperluan wisata

 b. )elemahan (Triatmodjo, -!9 

Pembangunan groin pada pantai yang tererosi akibat onshore offshore

transport dapat memperepat erosi tersebut 

Perlindungan pantai dengan groin dapat menyebabkan erosi di daerah hilir.

d. Breakater

Sebenarnya breakwater atau pemeah gelombang dapat dibedakan menjadi dua maam yaitu pemeah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe  pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Seara umum kondisi  perenanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemeah gelombang, seperti halnya pada perenanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rini mengenai  pemeah gelombang sambung pantai lebih enderung berkaitan dengan  palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan lebih di#okuskan pada pemeah gelombang lepas pantai.

'reakwater atau dalam hal ini pemeah gelombang lepas pantai adalah  bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis  pantai. Pemeah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan  pantai terhadap erosi dengan menghanurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. "ndapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

2... Kebi!a"an#Dasar $u"um

-. :ndang:ndang ;epublik %ndonesia 6o. - Tahun 20-/ tentang Perubahan

a ta s :ndang:ndang 6o. 2 Tahun 200 tentang

Pengelolaan
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF