BAB II Skripsi sistem tabulasi data sektoral BPS Kolaka
April 16, 2018 | Author: Castaway Prince Al-ikhwan | Category: N/A
Short Description
Bab 2 Skripsi Analisis dan perancangan sistem tabulasi data sektoral Badan Pusat Statistik kabupaten kolaka 2013...
Description
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan di Universitas 19 November yang mirip
dengan penelitian ini adalah “Perancangan Sistem Informasi Produktifitas Hasil Pertanian Pada Dinas Pertanian, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten Kolaka”. Penelitian ini dilakukan oleh Andi Jumriana pada tahun 2012. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui rekapitulasi tingkat produktifitas hasil pertanian dalam tingkat kabupaten dengan cara menjumlahkan data produktifitas dari tiap kecamatan. Metode pengembangan yang digunakan adalah analisis dan desain terstruktur dengan pendekatan terstruktur. Dan metode pengujian perangkat lunak menggunakan metode white-box. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas salah satunya adalah metode yang digunakan. Metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya hanya metode pengembangan tanpa metode analisis khusus, sedangkan pada penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES dan metode Akar Penyebab sebagai metode analisis. Perbedaan yang lain adalah metode pengujian perangkat lunak. Pada penelitian sebelumnya metode pengujian menggunakan metode white-box, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode black-box. Dan untuk laporan atau keluaran dari sistem penulis menambahkan laporan perkembangan selain laporan rekapitulasi seperti pada penelitian sebelumnya.
8
9
2.2. Konsep Dasar 2.2.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah organisasi instansi maupun perusahaan. keberhasilan sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya bergantung pada sistem yang ada pada organisasi tersebut. Jika sistem yang digunakan baik, maka baiklah hasil dari semua kegiatan yang dilakukan. Untuk mendefinisikan sistem dapat digunakan dua pendekatan yaitu pendekatan prosedur dan elemen. Menurut Jerry (Jogiyanto,2005:1) dengan menggunakan pendekatan prosedur “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Jadi dapat diketahui bahwa sistem adalah gabungan dari proses-proses yang memiliki fungsi masing-masing. Semua proses atau prosedur ini dihubungkan satu sama lain untuk mencapai sebuah hasil atau tujuan utama yang telah ditetapkan pada awal pembuatan sistem. Seluruh prosedur dalam sebuah sistem saling membutuhkan, fungsi dari sebuah prosedur dibutuhkan oleh prosedur lainnya. Bahkan sering kali terdapat sebuah prosedur dalam sistem yang tidak dapat berjalan jika ada suatu prosedur tidak berjalan sebelumnya. Dengan
menggunakan
pendekatan
elemen
atau
komponennya,
Jogiyanto(2005:2) secara umum mendefinisikan sistem sebagai berikut “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Definisi ini mencakup definisi sistem secara lebih luas. Pada dasarnya sebuah sistem tidak hanya terdiri dari proses, tetapi juga elemen lain seperti perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan serta individu-
10
individu yang menjalankan proses. Berinteraksi dapat diartikan bekerja sama satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berinteraksi secara langsung adalah beberapa individu yang menjalankan proses yang sama. Sedangkan tidak langsung adalah dua atau lebih individu yang mengerjakan proses yang berbeda-beda tapi saling berkaitan. Dua pendekatan di atas sama-sama benar dalam mendefinisikan sistem, karna pada dasarnya sistem adalah sebuah kumpulan yang memiliki fungsi, saling terkait serta memiliki tujuan utama yang sama. Kumpulan ini dapat berupa individu atau proses pembentuk sistem tersebut. 2.2.2. Pengertian Analisis Analisis pada sistem informasi adalah langkah setelah perencanaan pengembangan suatu sistem. tahap analisis merupakan tahapan penting. Kesalahan pada tahap ini menyebabkan kesalahan pada tahapan selanjutnya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2008:60) “Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Dari sini diketahui analisis dilakukan untuk mencari tahu dan memahami sesuatu lebih mendalam. Pemahaman dari tiap-tiap bagian akan mengantarkan pada pemahaman secara keseluruhan. Hal yang sama terjadi pada analisis sistem. Pemahaman tentang bagian-bagian sistem serta fungsi-fungsinya akan menuntun pada pemahaman sistem secara keseluruhan. Menurut Jogiyanto (2005:129) “Analisis adalah penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
11
mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatankesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.”. definisi tersebut tidak jauh berbeda dari definisi sebelumnya, hanya saja lebih ditujukan kepada analisis sistem. Hingga dapat ditarik pemahaman bahwa dalam proses analisis sistem terdapat kegiatan mengurai bagian-bagian dari sistem untuk memahami fungsi dan cara kerjanya. Bagian-bagian yang dimaksud berupa proses, arus data, basis data dan bagian-bagian lain pada sistem. Dari tiap bagian ini kemudian diidentifikasi untuk menemukan kelemahan yang mungkin terdapat padanya. Kelemahan sistem mungkin terjadi karena adanya bagian yang tidak seharusnya ada sehingga menghambat kinerja sistem. Atau mungkin ada bagian yang perlu ditambahkan atau di perbaiki untuk mencukupi kebutuhan sistem. Ada beberapa langkah dasar yang harus dilakukan pada tahap analisis sistem yaitu identifikasi masalah, pemahaman kerja sistem, analisis, dan pelaporan. Hasil dari tahap analisis sistem menjadi dasar untuk perancangan sistem baru selanjutnya. 2.2.3. Pengertian Perancangan Perancangan secara harfiah berarti cara mengatur segala sesuatu sebelum nantinya dilaksanakan. Sedangkan perancangan sistem atau desain sistem yang merupakan tahap selanjutnya setelah proses analisis, adalah tahap dipikirkannya cara membentuk sebuah sistem baru untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan sistem sebelumnya berdasarkan hasil analisis sistem.
12
Menurut John Burch & Gary Grudnitski (Jogiyanto, 2005:196) “Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”. Dan menurut George M. Scott (Jogiyanto, 2005:196) “Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponenkomponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem”. Dari dua definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap desain atau perancangan sistem merupakan tahap merencanakan sebuah kesatuan sistem baru yang berfungsi dengan semestinya. Sistem ini terdiri dari kumpulan elemen yang awalnya terpisah kemudian diatur sedemikian rupa. Dalam tahapan perancangan ini dilakukan pendefinisian kebutuhan fungsional dari sistem. Termasuk pula cara mengkonfigurasi atau penyusunan struktur dari komponen perangkat lunak dan perangkat keras. Kesemuanya dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yaitu hasil dari implementasi yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan akan sistem yang efektif dan efisien. 2.2.4. Pengertian Tabulasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:1406) “Tabulasi adalah penyajian data dalam bentuk tabel atau daftar untuk memudahkan pengamatan dan evaluasi”. Jadi tabulasi adalah memasukkan data ke dalam sebuah tabel yang dibuat atau telah ada sebelumnya. Secara manual, tabulasi dilakukan dengan cara
13
menuliskan data pada tabel secara langsung, sedangkan dengan komputerisasi data dapat dimasukkan terlebih dahulu pada form yang didesain khusus untuk memudahkan penginputan, atau langsung diketikkan pada tabel. 2.2.5. Pengertian Data Sektoral Menurut
Swasono
(2009:5)
“Data
Sektoral
adalah
data
yang
pemanfaatannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi yang bersangkutan”. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tiap instansi memerlukan data sektoral yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada badan pusat statistik untuk quick count data sektoral meliputi sektor: -
Penggalian
-
Industri Pengolahan
-
Listrik dan Air Bersih
-
Perdagangan, Hotel dan Restoran
-
Pengangkutan dan Komunikasi
-
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
-
Jasa-Jasa
2.2.6. Pengertian Quick Count Secara umum quick count adalah proses hitung cepat dengan menggunakan sampel atau bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti. Data dari sampel diambil dan dianggap sudah mewakili dari keseluruhan populasi, kemudian biasanya hasilnya disajikan dalam bentuk persentase.
14
Tidak ada definisi khusus untuk quick count pada badan pusat statistik. Hanya saja proses hitung cepat pada BPS berbeda dari hitung cepat pada umumnya. Pengambilan data pada BPS utamanya terdiri dari dua cara yaitu pengumpulan data dari seluruh populasi (Sensus) dan pengambilan data sampel dari populasi (Survei). Hitung cepat atau quick count tidak termasuk dalam kedua cara pengambilan data tersebut. Hitung cepat data sektoral pada BPS adalah mengambil data dengan jalan mewawancarai kepala pemerintah setempat yang akan memperkirakan jumlah dari masing-masing sektor yang didata. Kemudian data yang terkumpul dihitung jumlah keseluruhannya untuk tiap sektor. Cara ini tentulah jauh lebih cepat dari pada kedua cara utama yang biasa digunakan, namun dengan tingkat keakuratan yang lebih rendah. 2.3. Perancangan Sistem 2.3.1. Diagram Alir Data Menurut Raymond (2008:214) “Diagram alir data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang menggunakan empat bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung”. DAD menggambarkan bagaimana proses mengalirnya data dalam sebuah sistem, atau dengan kata lain proses perpindahan data dari suatu bagian menuju bagian lainnya. tiap DAD hanya menggambarkan satu proses saja, hingga dalam DAD dibutuhkan tingkatan untuk menggambarkan semua proses dan sub proses dalam sistem. Untuk menentukan tingkatan dan urutannya, dibutuhkan diagram berjenjang yang berisi semua proses yang ada pada sistem sesuai dengan jenjangnya.
15
Tingkatan DAD dimulai dari level teratas yang berisi hanya satu proses utama yang mewakili seluruh proses pada sistem, kemudian dihubungkan dengan semua entitas yang ada pada sistem. DAD level teratas (top level) ini biasa disebut diagram konteks (context diagram). Setelah DAD level teratas, kemudian dilanjutkan dengan level 0 yang prosesnya merupakan bagian dari proses utama. Kemudian dilanjutkan dengan level 1 dan seterusnya sesuai dengan diagram berjenjang. Dalam menggambarkan DAD, digunakan empat macam simbol untuk menyatakan aliran proses seluruh sistem yaitu: Nama
Simbol
Elemen Lingkungan (Kesatuan Luar)/ Terminator
Nama Entitas
Keterangan terdapat di luar sistem dan menjadi titik berakhirnya sistem. menyediakan input dan menerima output pada sistem. Dapat berupa orang, organisasi atau sistem lain.
Pemrosesan
Nomor Nama Proses
Pemrosesan mengubah suatu input menjadi output. Berisi nomor proses dan nama proses
Nama File
Penyimpanan data menyimpan data tidak bergerak. Dapat dalam bentuk file atau tabel data.
Penyimpanan data
Aliran data (Arus data)
Aliran data berisi suatu data bergerak dari suatu posisi ke posisi lainnya.
Tabel.2.1 Simbol DAD dan keterangannya
16
2.3.2. Bagan Alir Menurut Jogiyanto (2005:795) “Bagan alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkan alir (flow) dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan utamanya untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi”. Bagan alir biasa digunakan untuk menggambarkan langkah kerja sebuah program yang disebut bagan alir program. Ada pula yang digunakan untuk menggambarkan langkah kerja sistem yang biasa disebut bagan alir sistem. Sedangkan yang dimaksud alat bantu komunikasi disini adalah alat bantu komunikasi antara para pembuat sistem yang mengerti dengan bagan alir. Seperti analis, programmer, dan designer. Simbol bagan alir yang terdiri dari bagan alir program dan bagan alir sistem berikut ini: a. Simbol bagan alir program (Program flowchart)
(Terminal) Menunjukkan awal dan akhir suatu proses
(Proses) Mewakili suatu proses
(Input/Output) Mewakili data input atau output
(Persiapan) Pemberian nilai awal suatu besaran
(Proses terdefinisi) Menunjukkan suatu operasi yang rinciannya di tempat lain
(Penghubung) Menunjukkan sambungan bagan yang terputus di halaman yang sama
17
(Penghubung halaman lain) Menunjukkan sambungan bagan yang terputus di halaman lain
(Keputusan) Penyelesaian kondisi di dalam program
(Garis alir) Menunjukkan arus
Tabel 2.2 Bagan alir program b. Simbol Bagan alir sistem (System flowchart)
(Dokumen) Menunjukkan dokumen input/output. Manual maupun komputer
(Manual) Menunjukkan pekerjaan manual
(Arsip) Simpanan offline / non komputer
(Proses) Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer
(Operasi luar) Menunjukkan operasi yang dilakukan di luar proses operasi komputer
(Pengurutan offline) Menunjukkan proses pengurutan data diluar proses komputer
(Hard disk) menunjukkan simpanan komputer menggunakan hard disk
(Keyboard) Menunjukkan input yang menggunakan keyboard
(Display) Menunjukkan tampilan monitor
18
(Garis alir) Menunjukkan arus
(Penjelasan) Menunjukkan penjelasan dari suatu proses
(Penghubung) penghubung ke halaman yang sama / lain
Tabel 2.3 Bagan alir sistem 2.4. Basis Data 2.4.1. Pengertian Data Menurut Sutanta (2011:13) “Data dapat di definisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak, yang menunjukkan jumlah, tindakan, atau hal”. Dapat diartikan bahwa data adalah fakta, Bukan hasil manipulasi. Data memiliki struktur yang jelas serta memiliki nilai. Lebih lanjut, Sutanta (2011:13) Menjelaskan “Data dapat berupa catatancatatan dalam kertas, buku, atau tersimpan sebagai file dalam basis data”. Berarti data memiliki sebuah media tempat data tersebut tersimpan, baik itu media yang berbentuk fisik atau pun media yang tidak memiliki bentuk fisik. 2.4.2. Pengertian Informasi Menurut Sutanta (2011:13) “Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang”. Hasil dari pengolahan data adalah informasi. Namun hasil pengolahan tersebut dapat dikatakan bukan informasi jika penerima tidak
19
membutuhkannya baik untuk saat ini atau saat mendatang. Jadi sebuah hasil pengolahan dapat dikatakan informasi bagi seseorang, namun tidak bagi orang lain. Tergantung arti dan kegunaan hasil pengolahan data itu bagi orang yang menerimanya. Pengolahan data menjadi informasi membutuhkan sebuah proses dimana data mentah sebagai inputnya dan informasi adalah outputnya. Di bawah ini adalah gambar proses pengolahan data menjadi informasi:
INPUT
PROSES
OUTPUT
BASIS DATA
Gambar 2.1. Pengolahan Data Unit penyimpanan atau basis data merupakan bagian penting dalam pengolahan data, namun tidak selalu harus ada. Tapi sebaik-baik proses pengolahan data adalah yang memiliki unit penyimpanan, hingga dapat diadakan pengolahan kembali dengan lebih mudah, dan untuk evaluasi pada pengembangan ke depannya. 2.4.3. Pengertian Basis Data Berikut ini adalah definisi basis data menurut beberapa ahli: C.J. Date (Sutanta, 2011:32) “Database adalah beberapa kumpulan data yang akan tetap tersimpan, digunakan oleh sistem-sistem aplikasi yang diberikan oleh organisasi”.
20
J.L. Whitten & L.D. Bentley (Sutanta, 2011:32) “Database adalah sekumpulan data dalam file yang saling terhubung, record
dalam file harus
mengijinkan adanya kerelasian ke record-record yang lain dalam file yang lain”. Abraham Silberschatz, Hendry F. Korth dan S. Sudarshan (Sutanta, 2011:32) “Database adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan menjadi bagian dari DBMS (Database Management System)”. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa basis data terdiri dari banyak data yang memiliki hubungan satu dengan yang lainnya, tidak berdiri sendiri, teratur, dan tersimpan secara baik untuk dapat digunakan sewaktuwaktu. Jadi jika dalam satu basis data terdapat suatu data yang tidak memiliki hubungan dengan data lainnya yang ada dalam basis data tersebut, maka data itu tidak dapat dikatakan bagian dari basis data. Seharusnya data tersebut mempunyai basis data sendiri, atau bergabung pada basis data yang memiliki relasi dengannya. 2.4.4. Pengertian Model Data Model data dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna akan informasi tentang rancangan basis data. Model data digunakan untuk mengkomunikasikan perancangan basis data oleh analis kepada pengguna basis data, agar diketahui model data dan model informasi yang diinginkan pengguna. Menurut Silberschatz, dkk (Sutanta,2011:86) “Model data merupakan suatu cara untuk menjelaskan tentang data-data yang tersimpan dalam basis data dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pengguna (user) secara logika”. Jadi dengan model data, para pengguna yang secara umum awam
21
terhadap konsep dan teknologi basis data sehingga tidak mengetahui tentang teknis penyimpanan pada basis data dapat memahami rancangan basis data secara logika. Dengan cara ini analis dapat dengan mudah berkomunikasi dengan calon pengguna database tentang bagaimana model data dan informasi yang dibutuhkannya. Salah satu model data yang sering digunakan adalah Entity Relationship Model (ER_M) yang didefinisikan oleh Martin (Sutanta, 2011:86) “Merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan suatu persepsi bahwa real word terdiri dari objek-objek dasar yang mempunyai hubungan/kerelasian antara objek-objek dasar tersebut yang dilukiskan menggunakan simbol-simbol grafis tertentu”. Dari definisi tersebut diketahui bahwa ER_M adalah model data berbasis objek. Dengan dasar pemikiran bahwa setiap objek dasar di dunia ini memiliki hubungan satu sama lain, memberikan pemahaman secara logis terhadap basis data yang di rancang. ER_M digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut ER_D yang disusun dengan menggunakan komponen simbol-simbol grafis yaitu entitas, atribut, dan kerelasian antar entitas. 2.4.4.1. Entitas Menurut Sutanta (2011:92) “Entitas menunjukkan objek-objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda, atau hal yang keterangannya perlu disimpan di dalam basis data”. Untuk menggambarkan entitas digunakan aturan sebagai berikut: a. Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang
22
b. Nama entitas dituliskan di dalam simbol persegi panjang c. Nama entitas berupa kata benda, tunggal d. Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas
Entitas
Nama_Entitas
(Satu suku kata)
(Dua suku kata)
Gambar 2.2. Simbol Entitas 2.4.4.2. Atribut Menurut Sutanta (2011:98) “Atribut sering pula disebut properti (property), merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan dalam basis data. Atribut berfungsi sebagai penjelas pada sebuah entitas”. Aturan menggambarkan atribut adalah: a. Atribut dinyatakan dengan simbol elips b. Nama atribut dituliskan di dalam simbol persegi elips c. Nama atribut berupa kata benda, tunggal d. Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas e. Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan menggunakan sebuah garis. Atribut
Atribut_02 Entitas
Atribut_01
Atribut_03
Gambar 2.3 Simbol atribut pada entitas
23
2.4.4.3. Kerelasian Antar Entitas Menurut
Martin
(Sutanta,
2011:101)
“Kerelasian
antar
entitas
mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas. Kerelasian adalah kejadian atau transaksi yang terjadi antara dua buah entitas yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data”. Aturan menggambarkan kerelasian antar entitas adalah: a. Kerelasian dinyatakan dengan simbol belah ketupat b. Nama kerelasian dituliskan di dalam simbol belah ketupat c. Nama kerelasian menghubungkan 2 entitas d. Nama kerelasian berupa kata kerja aktif (menggunakan awalan me-), tunggal e. Nama kerelasian sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas Kerelasian dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu: a. Kerelasian jenis 1-ke-1 (one to one), menggambarkan jika hanya memungkinkan terjadi sebuah transaksi pada kedua entitas yang berhubungan. b. Kerelasian jenis n-ke-1 (many to one) atau 1-to-n (one to many), menggambarkan jika hanya memungkinkan terjadi satu kali transaksi pada sebuah entitas dan lebih dari satu kali transaksi pada entitas lainnya yang berhubungan. c. Kerelasian jenis n-ke-n (many to many), menggambarkan jika memungkinkan terjadi lebih dari satu kali transaksi atau kejadian pada kedua entitas yang berhubungan.
24
1
1
1
1-ke-1
n
n
1-ke-n
1
n
n-ke-1
n
n-ke-n
Tabel 2.4 Simbol kerelasian antar entitas 2.4.5. Pengertian Kamus Data Menurut Nugroho (2008:121) “Kamus data (data dictionary) adalah sebuah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database”. Jadi kamus data memberikan keterangan dari data. Keterangan tersebut dapat berupa struktur, bentuk, volume, periode, sumber dan aliran data. Penulisan kamus data disesuaikan dengan kebutuhan. Yang utama adalah kamus data harus memuat keterangan data yang selengkap-lengkapnya. 2.4.6. Transformasi Model Data Transformasi model data dari ER-D menjadi tabel relasional adalah mengubah model ER_M ke dalam bentuk model tabel relasi, yang dimaksudkan agar model data dapat diimplementasikan pada perangkat lunak yang akan dibuat. Langkah dalam transformasi ini adalah:
25
a. Transformasi Diagram ER menjadi model relasi (skema relasi, tabel relasi). Adalah mengubah model entitas menjadi bentuk tabel yang berisi kolom atribut. b. Penentuan atribut relasi sesuai dengan kamus data yang telah dibuat. Mengisi kolom atribut sesuai kamus data. c. Normalisasi, adalah menyesuaikan tabel baik jumlah serta isinya agar tidak terjadi kerangkapan data. Untuk meminalisir penggunaan sumber daya, dan meningkatkan performa program nantinya. d. Pendefinisian struktur tabel. Adalah menerangkan fungsi tabel dan entitas di dalamnya. e. Pembuatan relasi antar tabel. Adalah membuat jalur hubungan antar tabel. 2.5. Perangkat Lunak Yang Digunakan 2.5.1. Pengertian .Net Framework Menurut Kurniawan (2003:2) “.Net Framework merupakan suatu konsep pemrograman yang menyediakan, antara lain common language runtime, the .Net framework class library, dan cross-language interoperability.” Common language runtime adalah suatu lingkungan eksekusi program yang
mengatur
eksekusi
dari
kode
dan
menyediakan
layanan
yang
menyederhanakan dan mempermudah proses pembuatan aplikasi. The .Net framework class library adalah library yang menyediakan akses terhadap fungsi-fungsi sistem dan didesain untuk menjadi fondasi bagi aplikasi .Net framework, komponen-komponen, dan kontrol-kontrol.
26
Cross-language interoperability adalah kemampuan dari suatu objek yang dibuat dengan bahasa pemrograman untuk berinteraksi dengan bahasa pemrograman yang lain. 2.5.2. Pengertian Visual Basic .Net Menurut Kurniawan (2003:1) “Visual Basic .Net merupakan pemrograman Visual yang berbasis pada bahasa Basic”. Pemrograman visual berarti pembuatan objek program dilakukan dengan menggunakan gambar atau tampilan objek itu sendiri, misalkan untuk membuat sebuah textbox dilakukan dengan menarik objek dari toolbox. Berbeda dengan pemrograman yang tidak tervisualisasi dalam bentuk gambar yang pembuatan objeknya harus menggunakan perintah yang diketikkan. Sedangkan bahasa Basic adalah bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft untuk pembuatan program aplikasi yang dapat dijalankan pada komputer. Kelebihan visual basic .net dibandingkan dengan bahasa pemrograman yang tidak menggunakan .net framework antara lain: -
listing yang diketikkan otomatis menyesuaikan dengan strukturnya, dengan mengatur jarak dari tepi jendela penulisan listing.
-
Tersedia berbagai macam bantuan (help) yang inovatif yang memudahkan saat mengetikkan kode program atau terjadi kesalahan (debugging).
-
Koneksi database dengan server eksplorer membuat koneksi terhadap database lebih mudah dan memberikan informasi yang lengkap tentang sumber dayanya.
27
-
Tersedia berbagai macam fungsi instan yang membantu pengaturan properti objek secara lebih cepat, dan meminimalisir pengetikan kode program.
-
Antarmuka yang lebih tertata.
2.5.3. Pengertian Microsoft Access Microsoft access Menurut Taufani (2009:1) “Merupakan salah satu perangkat lunak yang diperuntukkan untuk mengolah database di bawah sistem Windows. Dengan menggunakan Microsoft Access, seseorang dapat merancang, membuat, dan mengelola database dengan mudah dan cepat”. Access memiliki berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan pada saat pembuatan data base dan pada saat mengolah data.
View more...
Comments