BAB II nya mike utk kompre.doc
December 27, 2018 | Author: Cecilia Mike Openg | Category: N/A
Short Description
Download BAB II nya mike utk kompre.doc...
Description
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masa Kehamilan 2.1.1 Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 213) Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trim trimes ester ter keti ketiga ga 13 ming minggu gu (min (mingg ggu u ke-2 ke-28 8 hing hingga ga ke-4 ke-40) 0).. (Ilmu kebidanan, kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 213)
Menurut Menurut Manuaba Manuaba masa kehamilan di mulai mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan normal adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirn lahirnya ya janin, janin, lama lama kehami kehamilan lan berlan berlangsu gsung ng sampai sampai persal persalina inan n aterm aterm adalah adalah sekit sekitar ar 280 280 hari hari sampa sampaii 300 300 hari hari.. (Ilmu (Ilmu Kebida Kebidanan nan,, Penyak Penyakit it Kandun Kandungan gan,, dan KB, Manuaba ; 2010 , 106).
Jadi, kehamilan kehamilan adalah mulai dari konsepsi konsepsi sampai lahirnya lahirnya janin, janin, lamanya lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
2.1.2 Pembagian Trimester Dalam Kehamilan
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester yaitu : 1. Trimester Trimester pertama pertama (antara 0 sampai sampai 12 minggu) minggu) 2. Trimester Trimester kedua (antara (antara 13 13 sampai 27 27 minggu) minggu)
3. Trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu)
(Ilmu kebidanan, kebidanan, Prawirohardjo Prawirohardjo
Sarwono, 2010 : 213)
Kehamilan terbagi dalam 3 trimester yaitu : 1. Trimester Trimester pertama pertama (antara 0 sampai sampai 13 minggu) minggu) 2. Trimester Trimester kedua (antara (antara 14 14 sampai 27 27 minggu) minggu) Trimes este terr ketig etigaa (ant (antar araa 28 sam sampai pai 40 ming inggu) gu) 3. Trim
(Ask Askeb
Pada Pada
Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 4)
2.1.3 Tanda Kehamilan 2.1.3.1 Tanda dugaan hamil
Tanda kehamilan yaitu :
1. Amenore atau tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid) anoreksia, emesis (muntah), dan hipersalivasi. hipersalivasi. 2. Nausea (mual), anoreksia, 3. Pusi Pusing ng.. Miksing atau sering buang air kecil. 4. Miksing atau 5. Kons Konsti tipa pasi si pada striae, cloasma dan linea nigra. 6. Hiperpigmentasi pada striae, Varises. 7. Varises. 8. Payuda Payudara ra meneg menegang ang.. 9. Perubah Perubahan an peras perasaan aan..
10. Berat badan bertambah.
(Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 85)
Masa Masa
2.1.3.2 Tanda tidak pasti kehamilan kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan yaitu : a. Rahi Rahim m memb membesa esar r b. Tanda hegar Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain. c. Tanda chadwick Perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan. d. Tanda piskacek Uterus Uterus membes membesar ar ke salah salah satu arah hingga hingga menonj menonjol ol jelas jelas ke pembesa pembesaran ran perut. e. Tand anda braxton-hicks Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang. f. Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat. g. Ballottement positif positif Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyanggoyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa “pantulan” di sisi yang lain. h. Tes Urin Urinee kehami kehamilan lan (tes (tes HCG HCG)) positif. Tes urin dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui mengetahui kadar hormon gonadotropin gonadotropin dalam urin. Kadar yang melebihi melebihi ambang ambang normal, normal, mengindika mengindikasikan sikan bahwa wanita mengalami kehamilan. ( Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 83-85)
2.1.3.3 Tanda Pasti Kehamilan
Tanda pasti kehamilan yaitu : 1. Terdengar Terdengar denyut denyut jantung jantung janin janin (DJJ). (DJJ). 2. Terasa Terasa gerak gerakan an janin janin.. 3. Pada Pada peme pemeri riks ksaa aan n USG USG terl terlih ihat at adan adanya ya kant kanton ong g keha kehami mila lan, n, ada ada gamb gambar ar
embrio. 4. Pada pemeriksaan rontgen terlihat terlihat adanya adanya rangka rangka janin (>16 minggu). minggu). (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 83)
2.1.4 Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan yaitu : 1. Masalah Masalah pengli penglihat hatan an 2. Sakit Sakit kepala kepala hebat hebat 3. Bengkak Bengkak pada pada muka muka atau atau tangan tangan 4. Nyeri Nyeri abdom abdomen en yang yang hebat hebat 5. Bayi kurang kurang bergerak bergerak seperti seperti biasa biasa 6. Perdarahan per vaginam (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 128)
2.1.5 Perubahan Anatomik dan Fisiologik Fisiologik pada Wanita Hamil Hamil
Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada wanita hamil, yaitu : 2.1.5.1 Sistem reproduksi
1. Uterus a. Ukuran ran
Pada Pada kehami kehamilan lan cukup cukup bulan, bulan, ukuran ukuran uterus uterus adalah adalah 30x25x 30x25x20c 20cm m dengan dengan kapa kapasi sita tass
4.00 4.000c 0cc. c.
Hal Hal
ini ini
memu memung ngki kink nkan an bagi bagi adek adekua uatn tny ya
akom akomod odas asii
pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot otot polo poloss
rahi rahim, m, sera serabu butt-se sera rabu butt
kola kolage genn nny ya
menja enjadi di higr higros osko kopi pik k
dan dan
endometrium menjadi desidua. b. Berat Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir bulan. c. Posisi Posisi Rahim Rahim dala dalam m kehami kehamilan lan 1) Pada permulaan permulaan kehamil kehamilan, an, dalam posisi posisi antefleksi atau retrofleksi. retrofleksi. 2) Pada 4 bulan kehamila kehamilan, n, rahim tetap berada berada dalam rongga rongga pelvis. pelvis. 3) Setelah Setelah itu, mulai memasuki rongga rongga perut yang dalam pembesarann pembesarannya ya dapat mencapai batas hati. 4) Pada Pada ibu hamil, hamil, rahim rahim biasan biasanya ya fleksib fleksibel, el, lebih mengis mengisii rongga rongga abdomen abdomen kanan atau kiri. d. Vasku Vaskula laris risasi asi Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena mengembang dan bertambah. e. Serviks uteri
Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut tanda Goodell . Kelenja Kelenjarr endose endoservi rvikal kal membesa membesarr dan mengelu mengeluarka arkan n banyak banyak cairan cairan mukus. mukus. Oleh Oleh karena karena pertam pertambah bahan an dan peleba pelebaran ran pembul pembuluh uh darah, darah, warnan warnanya ya menjadi livide, dan ini disebut dengan tanda Chadwick.
2. Ovar Ovariu ium m
Terja Terjadi diny nyaa keha kehami mila lan n indu indung ng telur telur yang yang meng mengan andu dung ng korp korpus us luteu luteum m gravid gravidaru arum m akan akan meneru meneruska skan n fungsi fungsiny nyaa sampai sampai terbent terbentukn uknya ya plasen plasenta ta yang yang sempurna pada usia 16 minggu. 3. Vagin Vagina a dan dan vulv vulva a
Organ Organ vagi vagina na dan dan vulv vulvaa meng mengala alami mi peni pening ngka kata tan n sirku sirkula lasi si dara darah h kare karena na pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwiks) Chadwiks) (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 58-66) 2.1.5.2 Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan jumlah darah yang di pompa oleh jantung setiap menitnya curah curah jantu jantung ng (cardiac cardiac output output ) meni mening ngkat kat 30-5 30-50% 0% yang yang terja terjadi di pada pada usia usia keham kehamil ilan an 6 ming minggu gu dan dan menc mencap apai ai punc puncak akny nyaa pada pada usia usia keha kehami milan lan 16-2 16-28 8 minggu. Karena itu denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70x/menit menjadi 80-90x/menit). Setelah usia 30 minggu curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim yang menekan vena yang membawah darah dari tungkai ke jantung. 2.1.5.3 Sistem Urinaria
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai saat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
2.1.5.4 Sistem Gastronintestinal Gastronintestinal
Rahi Rahim m yang yang memb membesa esarr akan akan mene menekan kan rectu rectum m dan dan usus usus bagi bagian an bawa bawah, h, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi. Wanita hamil sering mengalami rasa panas di dada (heartburn) heartburn) dan sendawa yang mungkin terjadi karena makanan lebih lama berada dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di kerongkon kerongkongan gan bagian
bawah
yang
memungkinkan isi
lambung mengalir
kembali
ke
tenggorokan. 2.1.5.5 Sistem Metabolisme
1. Zat Zat bes besii Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg untuk menghentikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan rata-rata 3,5 mg /hari. 2. Lemak emak Pada metabolisme metabolisme lemak terjadi peningkatan peningkatan kadar kolesterol kolesterol sampai 350 mg atau atau lebi lebih h per per 100c 100cc. c. Horm Hormon on somatotropin memp mempun unya yaii peran peranan an dalam dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha dan lengan. 3. Mineral Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah pada kalsium, di butuhkan ratarata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan pembentukan tulang terutama di trimester trimester
akhir dibutuhkan 30-40 gram. Fosfor dibutuhkan rata-rata 2 gram per hari. Air pada wanita hamil cenderung mengalami retensi air. 2.1.5.6 Sistem Muskuloskeletal Muskuloskeletal
1. Kulit Cloasma Gravidarum adalah bintik-bintik pigmen kecoklatan yang tampak di kulit kening dan pipi. Peningkatan pigmentasi juga terjadi di sekeliling puting susu, sedangkan di perut bawah bagian tengah biasanya akan tampak garis gelap, yaitu spider angioma (pembuluh (pembuluh darah kecil yang memberi memberi gambaran gambaran seperti laba-laba) laba-laba) bisa muncul muncul di kulit atau di atas pinggang. pinggang. Pelebaran Pelebaran pembuluh pembuluh darah kecil yang berdinding tipis sering kali tampak di tungkai bawah. 2. Pay Payudar udaraa Perubah Perubahan an yang yang terjadi terjadi pada pada payuda payudara ra yang yang dapat dapat diamati diamati adalah adalah sebaga sebagaii berikut : a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan berat.
b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli. c. Bayangan vena-vena lebih membiru. d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu. e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolustrum) berwarna
kuning. 2.1.5.7 Sistem Endrokrin
Progesteron dan estrogen merangsang proliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta yang terbentuk secara sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan
terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi estrogen dan progesterone. dan progesterone. 2.1.6 Perubahan Psikologis 2.1.6.1 Pada Trimester I
Perubahan psikologis yang dialami pada trimester I adalah: 1. Ibu merasa tidak tidak sehat dan kadang kadang benci terhadap terhadap kehamilanny kehamilannya. a. 2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan, bahkan ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja. 3. Ibu mencari mencari tanda-tanda tanda-tanda untuk meyakin meyakinkan kan bahwa ibu benar benar hamil. 4. Setiap perubahan yang terjadi pada dirinya akan mendapat perhatian secara
seksam seksama. a. Karen Karenaa peru perutt ibu ibu masih masih keci kecill kemun kemungk gkin inan an keha kehami milan lan akan akan dirahasiakan. 5. Penurunan hasrat hubungan seks. (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 76)
2.1.6.2
Pada Trimester II
Perubahan psikologis yang dialami pada pada trimester II adalah : 1. Ibu merasa sehat, tubuh tubuh ibu sudah biasa dengan dengan kadar hormon hormon yang
tinggi. tinggi.
2. Ibu sudah sudah bisa bisa menerim menerimaa keham kehamila ilanny nnya. a. 3. Merasa Merasaka kan n gera geraka kan n ana anak. k. 4. Merasa terlepas terlepas dari dari ketidak ketidaknyam nyamanan anan dan kekhawatiran kekhawatiran.. 5. Libi Libido do men menin ingk gkat at.. 6. Menunt Menuntut ut perhat perhatian ian dan cinta. cinta. 7. Merasa bahwa bahwa bayinya bayinya sebagai sebagai individu individu yang yang merupakan merupakan bagian bagian dari dari dirinya. dirinya. 8. Hubungan Hubungan sosial sosial meningk meningkat at dengan dengan wanita wanita hamil hamil lainnya lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu. 9.
Kete Ketert rtar arik ikan an dan dan akti aktivi vita tasn sny ya terf terfok okus us pada pada keha kehami mila lan, n, kela kelahi hira ran n dan dan persiapan untuk peran baru. (Askeb (Askeb Pada Masa Kehamilan, Kehamilan, Sulistyawati Sulistyawati Ari, 2009 : 76-77)
2.1.6.3 Pada Trimester Trimester III
Perubahan psikologis psikologis yang dialami pada trimester III adalah: 1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik. 2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. 3. Takut rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya. 4. Merasa sedih karena karena akan berpisah berpisah dengan dengan bayinya bayinya 5. Merasa kehilangan kehilangan perhatian perhatian 6. Perasaan mudah mudah terluka terluka (sensitif (sensitif)) 7. Libido Libido menuru menurun n 8. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 77)
2.1. 2.1.7 7
Kebu Ke butu tuha han n ibu ibu hami hamill
Kebutuhan pada ibu hamil yaitu : 2.1.7.1 Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak mutlak harus dipenuhi. dipenuhi. Kekurangan Kekurangan nutrisi nutrisi dapat menyebabkan menyebabkan anemia, abortus, abortus, IUGR, inersia uteri, pendarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis. Sedangkan kelebihan konsumsi makanan
pada ibu hamil akan berakibat kegemukan, preeklampsi dan janin terlalu besar. Hal penting yang harus di perhatikan adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman berpedoman pada Pedoman Pedoman Umum Gizi Seimbang. Seimbang. (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 107-122).
2.1.7.2 Kebutuhan Energi
Widya Karya Pangan dan Gizi Nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan energinya sebesar 285 kkal per hari, yang terdiri atas : 1. Prot Protei ein n
Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68 % selama kehamilan, atau 12% atau 75-100 gram per hari. 2. Zat Zat Be Besi si
Diberi Diberikan kan pada pada usia usia kehami kehamilan lan 12 minggu minggu sebesar sebesar 30-60 30-60 gram gram setiap setiap hari hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran untuk mencegah anemia postpartum. 3. Asam Asam Fol Folat at
Kebutuhan Asam folat selama trimester I sebesar 280 mikrogram, trimester II sebesar 660 mikrogram, dan trimester III sebesar 470 mikrogram. Asam folat sebaiknya diberikan pada 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari setelah kehamilan karen karenaa sums sumsum um tula tulang ng belak belakan ang g dan dan otak otak dibe dibent ntuk uk pada pada ming minggu gu pert pertam amaa kehamilan. 4. Kals Kalsiu ium m
Kadar kalsium pada ibu hamil mengalami penuranan sebesar 5 %, karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah
susu, dan hasil olahannya udang, sarang burung, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati, seperti sayuran warna hijau. 2.1.7.3 Obat-obatan
Sebena Sebenarny rnyaa jika jika kondis kondisii ibu hamil hamil tidak tidak dalam dalam keadaa keadaan n yang yang benarbenar-ben benar ar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksan Penatalaksanaan aan keluhan keluhan dan ketidakny ketidaknyamanan amanan yang dialami dialami lebih dianjurkan dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja. 2.1.7.4 Lingkungan yang Bersih
Salah satu pendukung untuk keberhasilan yang sehat dan aman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkugan bersih disini adalah temasuk bebas dari populasi udara seperti asap rokok. 2.1.7.5 Senam Hamil
Senam hamil berfungsi melancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak. nyenyak. 2.2.7.6 Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap mempertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelen lengkapannya
yang ang
kuran rang
tepa epat
akan
mengakibatkan
ketidaknyamanan yang akan mengganggu mengganggu fisik dan psikologis psikologis ibu.
beberapa apa
2.1.7.7 Istirahat dan Rekreasi
Adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut sehin sehingg ggaa terja terjadi di peru peruba baha han n sikap sikap tubu tubuh, h, tida tidak k jara jarang ng ibu ibu akan akan meng mengala alami mi kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimest trimester er akhir akhir kehami kehamilan lan sering sering diirin diiringi gi dengan dengan bertam bertambah bahny nyaa ukuran ukuran janin, janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri. Meskipun dalam keadaan keadaan hamil, ibu masih membutuhkan membutuhkan rekreasi untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata atau pergi keluar kota. 2.1.7.8 Kebersihan Tubuh
Perubah Perubahan an sistem sistem metabo metabolism lismee mengak mengakiba ibatka tkan n pening peningkat katan an pengel pengeluar uaran an keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembapan kulit dan memung memungkin kinkan kan menjad menjadii tempat tempat berkem berkemban bangny gnyaa mikroo mikroorga rganism nisme. e. Jika Jika tidak tidak dibersihkan (dengan mandi), maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. yang menyebabkan ibu akan lebih terkena penyakit. Selain itu kebersihan daerah vital harus diperhatikan, karena saat hamil terjadi pengeluaran secret vagina yang berlebihan, karena itulah ibu mandi dan menganti pakaian dalam secara rutin.
2.1.7.9 Perawatan Payudara
Hal-hal yang harus di perhatikan dalam perawata payudara : 1. Hindari Hindari pemakaian pemakaian bra yang yang terlalu terlalu ketat. 2. Gunakan Gunakan bra dengan bentuk bentuk penyanggah penyanggah payudara. payudara. 3. Hindari membersihkan puting susu dengan sabun mandi. Bersihkan puting susu
ibu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat. 4. Jika di temukan pengluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara,
berarti produksi ASI telah dimulai. 2.1.7.10 Eliminasi
Keluha Keluhan n yang yang sering sering muncu muncull pada pada kehami kehamilan lan berkai berkaitan tan dengan dengan elimina eliminasi si adalah konstipasi dan sering berkemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot-otot polos, salah satu satuny nyaa otot otot usus usus.. Sela Selain in itu, itu, desa desaka kan n usus usus oleh oleh pemb pembes esar aran an jani janin n juga juga menyeb menyebabk abkan an bertam bertambah bahany anyaa konstip konstipasi. asi. Tindak Tindakan an penceg pencegaha ahan n yang yang dapat dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong. Minum air putih hangat ketika perut dalam keadaan kosong dapat merangsang gerakan peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan dorongan , maka segeralah untuk buang buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan keluhan yang umum dirasakan oleh ibu hami hamil, l, terut terutam amaa pada pada trim trimest ester er I dan dan III. III. Hal Hal terse tersebu butt adal adalah ah kond kondisi isi yang ang fisiologis. Ini terjadi karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesa mendesak k kanton kantong g kemih kemih sehing sehingga ga kapasi kapasitasn tasnya ya berkur berkurang ang.. Sedang Sedangkan kan pada pada
trimest trimester er III terjadi terjadi pembes pembesaran aran janin janin yang yang juga juga menye menyebab babkan kan desaka desakan n pada pada kantung kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi. 2.1.7.11 Kebutuhan Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti : 1. Abortus dan kelahiran premature 2. Pendarahan pervaginam 3. Koit Koitus us haru haruss dilak dilakuk ukan an deng dengan an hati hati-ha -hati ti teru teruta tama ma pada pada ming minggu gu terak terakhi hir r
kehamilan. 4. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri. 2.1.7.12 Sikap Tubuh yang Baik ( Body Mechanic) Mechanic)
Seirin Seiring g dengan dengan bertam bertambah bahny nyaa usia usia kehami kehamilan lan,, tubuh tubuh akan akan mengad mengadaka akan n penyesuaian fisik dengan bertambah ukuran janin. Perubahan tubuh yang paling jelas tulang punggung bertambah lordosis karena tumpukan tubuh bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram kaki ketika tidur malam hari. Untuk mencegah dan menguranggi keluhan ini perlu adanya sikap tubuh yang baik. 2.1.7.13 Imunisasi
Imun Imunisa isasi si selam selamaa keha kehami mila lan n sanga sangatt pent pentin ing g dila dilaka kaka kan n untu untuk k mence mencega gah h penyakityang dapat menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang di
berikan adalah Tetanus Tixoid (TT) yang dapat mencegah penyakit tetanus. Imunisasi asi
TT
pada
ibu
hamil
harus
terl erlebih
dulu
ditent entukan
sta status
kekeba kekebalan lan/im /imuni unitas tasnya nya.. Selama Selama kehami kehamilan lan bila bila ibu hamil hamil statusn statusnya ya T0 maka maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya).
Tabel 2.1
Pemberian Suntikan TT Stat Status us TT T0
T1 T2
Jeni Jeniss Sun Suntika tikan n Waktu Belum pernah mendapat suntikkan TT TT1 TT2
T3
TT3
T4
TT4
T5
TT5
Inte Interv rval al Perlindungan
4 minggu dari TT1 6 bukan dari TT2 Minimal 1 tahun dari TT3 3 tahun dari TT4
Lama ama Perlindungan
Perse ersen ntase tase
3 tahun
80 95
5 tahun 10 tahun
99 99
10 tahun
99
(Sumber: Sulistyawati A, 2009 : 121)
2.1.7.14
Persiapan Persalinan
Meskipun perkiraan persalinan masih lama tidak ada salahnya jika ibu dan keluarga keluarga mempersiapka mempersiapkan n persalinan persalinan sejak jauh hari sebelumnya. sebelumnya. Ini dimasukkan dimasukkan agar terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan atau persalinan maju dari perkirann, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah siap.
2.1.7.15 Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya dalam kehamilan: 1. Perdarahan per vagina. 2. Sakit kepala hebat. 3. Masalah penglihatan.
4. Bengkak Bengkak pada pada muka muka atau tangan. tangan. 5. Nyeri Nyeri abdom abdomen en yang yang hebat. hebat. 6. Bayi kurang bergerak seperti biasa.
2.1.8 Asuhan Kehamilan ( Ante Ante Natal Care) Care) 2.1.8.1 Definisi
Asuhan ante ante natal natal adalah upaya preventer preventer program program pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan obsetri obsetri untuk untuk optima optimalisa lisasi si luaran luaran matern maternal al dan neonat neonatal al melalu melaluii serangk serangkaia aian n kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 278).
2.1.8.2 Tujuan Ante Tujuan Ante Natal Care (ANC)
Tujuan ANC adalah : a.
Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
b.
Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau obsetri selama kehamilan.
c.
Mengembangkan pe persiapan pe persalinana se serta ke kesiapan menghadapi komplikasi.
d.
Membantu me m enyiapkan ib i bu un u ntuk me menyusui de d engan sukses, menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial. (Perawatan Ibu Hamil, Kusmiyati Yuni dkk, 2009 : 4).
2.1.8.3 Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan
Pemeriksaan obstetrik pada ibu hamil menggunakan cara Leopold yaitu : 1. Tes urin kehamilan (Tes HCG) (Tes HCG)
a. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu minggu
setelah koitus). b. Upayakan urin yang digunakan adalah urin pagi hari.
2. Palpasi Palpasi abdome abdomen n Menggunakan cara leopold dengan langkah sebagai berikut. a. Leopo eopold ld I Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut : a) Peme Pemeri riks ksaa meng mengah ahad adap ap pasie pasien, n, pasi pasien en tidu tidurr terle terlent ntan ang g deng dengan an kaki kaki ditekuk dan pastikan posisi ibu nyaman. b) Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus uteri. c) Meraba Meraba bagian bagian yang yang ada di fundu fundus. s. Jika Jika teraba teraba benda benda bulat, melenti melenting, ng, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah digerakkan maka itu adalah bokong janin.
b. Leopold II 1) Bertujuan Bertujuan untuk untuk mengetahui mengetahui bagian janin yang ada di sebelah
kanan
atau kiri ibu. 2) Cara pelaksanaa pelaksanaanny nnyaa adalah sebagai sebagai berikut berikut : a) Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah kanan dan kiri perut perut ibu. b) Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut
sebelah kiri ke arah kanan. c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan
bagian apa yang ada di sebelah kanan (jika teraba benda yang rata, tida tidak k terab terabaa bagi bagian an keci kecil, l, teras terasaa ada ada taha tahana nan, n, maka maka itu itu adal adalah ah punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang kecil dan menonjol, maka itu adalah bagian kecil janin). c. Leop Leopol old d III III 1) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. uterus. 2) Cara pelaksanaa pelaksanaanny nnyaa adalah sebagai sebagai berikut berikut : a) Tangan Tangan kiri menahan menahan fundus fundus uteri. uteri. b) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus. Jika
teraba bagian yang bulat, bulat, melenting, melenting, keras, dan dapat digoyangkan digoyangkan,, maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak, lunak, dan sulit digerakkan, digerakkan, maka itu adalah bokong. bokong. Jika di bagian bawah
tidak ditemukan kedua bagian
seperti
diatas,
pertimbangkan apakah janin berada dalam letak melintang.
maka
d.
Leopold IV 1) Bertujuan Bertujuan untuk untuk mengetahui mengetahui bagian janin yang yang ada di bawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. 2) Cara pelaksanaa pelaksanaanny nnyaa adalah sebagai sebagai berikut berikut : a) Pemerik Pemeriksa sa mengha menghadap dap kaki kaki pasien pasien (kaki (kaki pasien pasien pastik pastikan an dalam dalam
posisi lurus) b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak yang
berlawanan di bagian bawah. d) Jika kedua tangan konvergen (tidak saling bertemu) berarti kepala
belum masuk panggul. e) Jika kedua tangan divergen (saling bertemu) berarti kepala sudah
masuk panggul. (Askeb Pada Masa Kehamilan, Sulistyawati Ari, 2009 : 8993).
2.1.8.4 Menghitung taksiran persalinan
Untuk menghitung taksiran persalinan digunakan rumus Neagle, Neagle, yaitu sebagai berikut : 1. Rumus Neagle Rumus Neagle dapat dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir
2. Jika Jika HPHT HPHT – nya nya bula bulan n janua januari ri – mare marett maka maka rumu rumusn snya ya adalah adalah Hari Hari + 7, Bulan + 9, Tahun menyesuaikan. 3. Jika HPHT HPHT – nya nya bulan bulan april – desember desember,, maka maka rumusn rumusnya ya adalah adalah Hari + 7, Bulan – 3, Tahun menyesuaikan. Namun, rumus ini tidak bisa digunakan digunakan pada : a. Ibu dengan dengan riwaya riwayatt haid yang yang tidak tidak teratur teratur
b. Ibu hamil saat masih menyusui dan belum haid sesudah melahirkan c. Ibu hamil karena karena berhenti berhenti mengkonsumsi mengkonsumsi pil KB dan belum haid. ( Ummi Ummi Hani, dkk, 2010 : 79-80)
2.1.8.5 Menentukan Taksiran Berat Berat Janin
Cara untuk menentukan taksiran berat janin menurut Mc. Donald, yaitu ( Tinggi Findus dalam cm-n) x 155 = Berat (gram). Bila kepala di atas atau pada spina iskiadika maka n =12. Apabila kepala di bawah spina bawah spina iskiadika maka n =11. Taksiran ini hanya berlaku untuk janin dengan presentasi kepala. (Perawatan (Perawatan Ibu Hamil, Kusmiyati Yuni, dkk, 2009 : 5)
2.1.8.6 Standar Asuhan Kehamilan
Ada 14 prinsip Ante prinsip Ante Natal Care yaitu : 1. Tanyakan Tanyakan dan sapa ibu ibu dengan dengan ramah ramah 2. Ukur tinggi tinggi dan dan timbang timbang berat berat badan ibu ibu 3. Temuk Temukan an kela kelain inan an atau atau perik periksa sa daer daerah ah muka muka atau atau lehe leherr (gon (gondo dok, k, vena vena
jugularis eksterna), oedem pada jari dan tungkai, lingkaran lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan refleks lutut. 4. Ukur Ukur tekan tekanan an darah darah 5. Tekan atau palpasi payudara (benjolan), perawatan payudara, senam payudara,
tekan titik (accu (accu pressure) pressure) peningkatan ASI 6. Ukur Ukur tinggi tinggi fundus fundus uteri uteri
Tabel 2.1 TFU menurut penambahan per tiga jari Usia Kehamilan (minggu) 12 16 20 24 28 32 36 40
Tinggi Fundus uteri (TFU) 3 jari diatas simfisis Pertengahan pusat-simfisis 3 jari dibawah simfisis Setinggi pusat 3 jari diatas pusat Pertengahan pu pusat-prosesus xi xiphoideus(px) 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px) Pertengan pusat-prosesus xiphoideus (px)
(Sumber: Sulistyawati A, 2009 : 60)
7. Tentukan Tentukan posisi posisi janin janin (Leopol (Leopold d I-IV) 8. Tentukan Tentukan keadaan keadaan (palpasi) (palpasi) liver liver dan limfa limfa 9. Tentukan kadar Hb dan periksa lab (protein dan glukosa urin), sediaan vagina
dan VDRL (PMS) sesuai indikasi 10. Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe) dan penyakit lainnya sesuai indikasi
(gondok, malaria dll) 11. Imunisasi TT (Tetanus (Tetanus Toxoid )
Tujuan pemberian TT untuk melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus. Imunis Imunisasi asi TT diberi diberikan kan 2 kali, kali, yaitu yaitu pada pada kunjun kunjungan gan pertam pertamaa kemudi kemudian an interval 4 minggu untuk TT yang kedua.
Tabel 2.2 Imunisasi TT Antigen
Interval
Lama Perlindungan
% Perlindungan
TT 1
-
-
-
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 tahun
80
TT 3
6 bulan setelah TT 2
5 tahun
95
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 tahun
99
TT 5
1 tahun setelah TT 4
25 tahun
99
(Sumber: Sulistyawati, 2009 : 121)
12. Tingkatkan kesegaran jasmani (accu (accu pressure) pressure) dan senam hamil
13. Lakuka Lakukan n penyu penyuluh luhan an untuk untuk mening meningkat katkan kan penget pengetahu ahuan an ibu hamil hamil tentan tentang g makan makan bergiz bergizi, i, tanda tanda bahay bahayaa kehami kehamilan lan dan petunj petunjuk uk agar agar tidak tidak terjadi terjadi bahaya pada kehamilan dan persalinan. 14. Temu wicara konseling. (Litbangkes, Depkes RI )
2.2 Masa Persalinan 2.2.1
Definisi
1. Persalinan adalah Proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dati uterus ibu. (Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 39))
2. Persalinan suatu proses yang dimulainya dengan adanya kontraksi uterus yang menye menyebab babkan kan terjad terjadiny inyaa dilatas dilatasii progre progresif sif dari dari serviks serviks,, kelahi kelahiran ran bayi bayi dan
kelahiran plasenta, proses ini merupakan proses alamiah. (Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan, Rohani dkk, 2011 : 3)
2.2.2 Tujuan Asuhan Persalinan Normal :
Tujuan Tujuan Asuhan Asuhan Persalian Persalian Normal Normal adalah menjaga kelangsungan kelangsungan hidup hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintregrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi seminimal yang mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal). ( Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 3))
2.2.3 2.2.3 Lima Lima Ben Benang ang Merah Merah dalam dalam melak melakuka ukan n Asuhan Asuhan Persal Persalina inan n dan dan Kelahiran Bayi
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan, baik normal maupun patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah : 2.2.3.1 Membuat keputusan klinik
Membu Membuat at kepu keputu tusa san n klin klinik ik meru merupa paka kan n pros proses es yang yang mene menent ntuk ukan an untu untuk k menyelesaikan menyelesaikan masalah dan menentukan menentukan asuhan yang diperlukan diperlukan oleh pasien. pasien. Kepu Keputu tusan san itu itu haru haruss akur akurat at,, komp kompre rehe hens nsif if dan dan aman aman,, baik baik bagi bagi pasi pasien en dan dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan. 1. Pengum Pengumpul pulan an data data Data subjekt subjektif if adalah adalah inform informasi asi yang yang dicerit diceritaka akan n ibu tentan tentang g apa yang yang dirasakannya, apa yang sedang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data subjekt subjektif if juga juga melipu meliputi ti inform informasi asi tambah tambahan an yang yang diceri diceritaka takan n oleh oleh anggot anggotaa keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu sangat merasa nyeri atau sangat
saki sakit. t. Data Data obje objekt ktif if adal adalah ah info inform rmas asii yang ang diku dikump mpul ulka kan n berd berdas asar arka kan n pemeriksaan atau pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara : a. Anamne Anamnesa sa dan observ observasi asi langsu langsung ng : Berbic Berbicara ara dengan dengan ibu, ibu, mengaj mengajuka ukan n
pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi dan mencatat riwayat kesehatan ibu. Termasuk juga mengamati prilaku ibu apakah ibu terluhat sehat atau sakit. Merasa aman atau nyeri. b. Pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. c. Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan laboratorium, USG, Rontgen. Rontgen .
d. Cata Catata tan n medic medic.. 2. Melaksa Melaksanak nakan an asuh asuhan an Setelah membuat membuat rencana rencana asuhan, asuhan, laksanakan laksanakan rencana tersebut secara tepat waktu waktu dan dan aman aman.. Hal Hal ini ini akan akan meng menghi hind ndar arka kan n terja terjadi diny nyaa peny penyul ulit it dan dan memasti memastikan kan bahwa bahwa ibu dan atau atau bayiny bayinyaa yang yang baru baru lahir lahir akan akan menerim menerimaa asuhan atau perawatan yang mereka butuhkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan adalah : a.
Bukti-bukti ilmiah
b.
Rasa percaya ibu terhadap penolong persalinan
c.
Pengalaman sa s audara at a tau ke k erabat untuk ka k asus ya yang serupa
d.
Tempat dan kelengkapan fasilitas kesehatan
e.
Biaya yang diperlukan
f.
Akses ke tempat rujukan
g.
Luaran dari sistem dan sumber daya yang ada
3. Diag Diagno nosi siss Setelah data dikumpulkan, penolong persalinan dapat melakukan analisis data dan segera membuat membuat diagnosis diagnosis secara tepat. Pencarian Pencarian dari pengumpulan pengumpulan data untu untuk k diag diagno nosis sis,, buka bukanl nlah ah pros proses es lini linier er (ber (berad adaa pada pada suat suatu u gari gariss luru lurus) s) melainkan proses sirkuler (melingkar) yang berlangsung secara terus-menerus. Suat Suatu u diag diagno nosis sis kerja kerja diuji diuji dan diperte dipertegas gas atau atau dikaji dikaji ulang ulang berdas berdasark arkan an pengamatan dan temuan yang diperoleh secara terus-menerus.
Untuk membuat diagnosis dan identifikasi masalah, diperlukan : a. Data Data yang yang lengka lengkap p dan akur akurat at b. Kemampuan untuk menginterpretasikan menginterpretasikan atau analisa data c. Pengetahuan Pengetahuan esensial, esensial, intuisi intuisi dan pengalaman pengalaman yang yang relevan dengan dengan masalah yang ada. d. Merumu Merumuskan skan Masalah Masalah Bagian Bagian ini dianal dianalog ogikan ikan dengan dengan proses proses membua membuatt diagno diagnosa sa kerja kerja setelah setelah mengembang mengembangkan kan berbagai berbagai kemungki kemungkinan nan diagnosa diagnosa lain (diagnosa (diagnosa banding). banding). Rumusan masalah mungkin saja terkait langsung atau tidak langsung terhadap diagno diagnosis sis tetapi tetapi dapat dapat pula pula merupa merupakan kan masalah masalah utama utama yang yang saling saling terkait terkait dengan masalah penyerta atau faktor lain yang berkontribusi dalam terjadinya masalah utama. Menila Menilaii adany adanyaa kebutu kebutuhan han dan kesiapa kesiapan n interv intervensi ensi untuk untuk mengha menghadap dapii masalah petugas kesehatan di lini depan seperti bidan di desa, tidak hanya
diharap diharapkan kan teramp terampil il untuk untuk membua membuatt diagno diagnosis sis bagi bagi pasien pasien atau atau klien klien yang yang dilayaninya tetapi juga harus mampu mengenali situasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Untuk mengenali situasi tersebut para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan bayinya apabila situasi gawat darurat memang terjadi. 4. Menyusun Menyusun rencana rencana asuhan asuhan atau atau intervensi intervensi Rencana asuhan atau intervensi bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data data yang telah telah dipe dipero role leh, h, iden identi tifi fika kasi si kebu kebutu tuha han n atau atau kesia kesiapa pan n asuha asuhan n danintervensi dan mengukur sumber daya atau kemampuan yang dimiliki. Hal ini dilaku dilakukan kan untuk untuk membua membuatt ibu bersalin bersalin dapat dapat ditang ditangani ani secara secara baik baik dan meli melind ndun ungi giny nyaa
dari dari
berb berbag agai ai
masa masala lah h
atau atau
peny penyul ulit it
pote potens nsia iall
dapa dapatt
meng menggan gangg ggu u kual kualit itas as pelay pelayan anan an,, keny kenyam aman anan an ibu ibu atau ataupu pun n meng menganc ancam am keselamatan ibu dan bayi. (Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 7)) 2.2.3.2 Asuhan Sayang Ibu
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai menghargai budaya, kepercayaan kepercayaan dan keinginan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan jika para ibu diperhatikan dan diberi diberi dukung dukungan an selama selama persali persalinan nan dan kelahi kelahiran ran bayi bayi serta serta mengeta mengetahui hui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka mereka akan akan mendap mendapatk atkan an rasa aman aman dan keluar keluaran an yang yang lebih lebih baik. baik. (Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 14))
2.2.3.3
Pencegahan infeksi
Tindakan Pencegahan Infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam dalam setiap setiap aspek aspek asuhan asuhan untuk untuk melind melindung ungii ibu, ibu, bayi bayi baru baru lahir, lahir, keluar keluarga, ga, penolong persalian dan tenaga kesehatan lainnya dengan jalan menghindarkan transmisi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Juga upayaupay upayaa
ini ini menu menuru runk nkan an resik resiko o terja terjang ngki kitt atau atau teri terinf nfek eksi si mikr mikroo oorg rgan anism ismee
menimbulkan menimbulkan penyakit-penya penyakit-penyakit kit berbahaya berbahaya yang hingga hingga kini belum ditemukan cara pengobatannya, seperti misalnya Hepatitis dan HIV/AIDS. (Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 16))
2.2.3.4 Pencatatan (dokumentasi)
Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan atau bayinya. Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa tidak pernah dilakukan asuhan yang dimaks dimaksud. ud. Pencat Pencatatan atan adalah adalah bagian bagian pentin penting g dari dari proses proses membua membuatt keputu keputusan san klin klinik ik
karen karenaa
memu memung ngki kink nkan an
peno penolo long ng
persa persali lina nan n
untu untuk k
teru terus-m s-men eneru eruss
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya. (Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 34))
2.2.3.5 Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa
ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian ibu mengalami persalinan normal, namun namun sekitar sekitar 10-15% 10-15% dianta diantarany ranyaa akan akan mengal mengalami ami masalah masalah selama selama proses proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas rujukan. ( Asuhan Persalinan Normal (APN) (2008 : 35))
Setiap Setiap tenaga tenaga penolo penolong ng atau atau fasilit fasilitas as pelay pelayanan anan harus harus mengeta mengetahui hui lokasi lokasi fasilitas tujukan terdekat yang mampu melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir, seperti : 1. Pembedahan Pembedahan termasuk termasuk bedah bedah sesar. sesar. 2. Transfu Transfusi si darah. darah. 3. Persalinan Persalinan menggunaka menggunakan n ekstraksi vakum vakum daan cunam. cunam.
4. Pemberian antibiotik intravena. 5. Resusitasi Resusitasi bayi baru lahir lahir dan asuhan lannjutan lannjutan bagi bayi bayi baru lahir. Singkatan BAKSOKUDO dapat digunakan untuk mengingat hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi yaitu : B (Bidan)
Pastikan bahwa ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten untuk menatalaksanakan gawat gawat darura daruratt obstet obstetri ri dan bayi baru baru lahir lahir untuk untuk dibawa dibawa ke fasilitas rujukan.
A (Alat)
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, alat resu resusi sita tasi si dan dan lain lain-l -lai ain) n) bers bersam amaa ibu ibu ke temp tempat at ruju rujuka kan. n. Perlengkap Perlengkapan an dan bahan-bahan bahan-bahan tersebut tersebut mungkin mungkin diperlukan diperlukan jika ibu melahirkan dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.
K (Keluarga)
Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan atau atau bayiny bayinyaa dan mengapa mengapa ibu dan atau bayi perlu perlu diruju dirujuk. k. Jelask Jelaskan an pada pada merek merekaa alasan alasan dan dan kepe keperl rlua uan n upay upayaa ruju rujuka kan n ters terseb ebut ut.. Suam Suamii atau atau angg anggot otaa kelu keluar arga ga yang ang lain lain haru haruss menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
S (Surat)
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obatobatan yang diterima ibu dan atau bayi baru lahir. Sertakan juga partograf yang dipakai untuk membuat membuat keputusan klinik.
O (Obat)
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke fasilitas ruju rujuka kan. n. Obat Obat-ob -obat atan an mung mungki kin n akan akan dipe diperlu rluka kan n selam selamaa di perjalanan.
K(Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk
ibu dalam kondisi cukup nyaman. Selain itu, pastikan bahwa kondis kondisii kendar kendaraan aan cukup cukup baik baik untuk untuk mencap mencapai ai tujuan tujuan pada pada waktu yang tepat. U (Uang)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
DO (Donor)
Donor bagi ibu hamil harus ada 4 pendonor untuk persiapan gawat darurat pada persalinan. (APN, 2008 : 37)
2.2.4 Tanda dan gejala gejala inpartu menurut menurut APN tahun 2008 2008
Tanda dan gejala inpartu yaitu : 1. Penipisan Penipisan dan dan pembu pembukaan kaan serviks serviks 2. Kont Kontrak raksi si uter uterus us yang ang meng mengak akib ibatk atkan an peru peruba baha han n pada pada servi serviks ks (frek (frekue uens nsii minimal 2 kali dalam 10 menit) 3. Cairan lendir lendir bercamp bercampur ur darah (show) (show) melalui vagina. (APN, 2008:39)
2.2.5 Mekanisme Persalinan Normal
Ada 3 faktor penting yang memegang peranan yaitu : 1. Kekuatan Kekuatan ibu ibu seperti seperti kekuata kekuatan n his dan kekuata kekuatan n mengedan mengedan.. 2. Kead Keadaa aan n jala jalan n lahi lahir. r.
3. Janinnya sendiri. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 310) His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus sinklitismus ialah bila arah sumbu sumbu kepala kepala janin tegak lurus dengan dengan bidang bidang pintu pintu atas atas panggu panggul. l. Dapat Dapat pula pula kepala kepala masuk masuk dalam dalam keadaa keadaan n asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus anterior menurut Neagle ialah apabila arah sumbu kepala mem membuat buat sudu sudutt lanc lancip ip ke depa depan n deng dengan an pint pintu u atas atas pang panggu gul. l. Dapa Dapatt pula pula
asink asinkli liti tism smus us poste posteri rior or menu menuru rutt Litz Litzma man n adal adalah ah kead keadaa aan n sebal sebalik ikny nyaa dari dari asinklitismus anterior. Keadaan Keadaan asinkli asinklitism tismus us anterio anteriorr lebih lebih mengun menguntun tungka gkan n daripa daripada da mekani mekanisme sme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis didaerah posterior adalah lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior. Akibat Akibat sumbu sumbu kepala kepala janin janin yang yang tidak tidak simetri simetris, s, dengan dengan sumbu sumbu yang yang lebih lebih mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul . Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang paling kecil, kecil, yakni yakni dengan dengan diamet diameter er suboks suboksipi ipitob tobreg regmat matiku ikuss (9,5 (9,5 cm) dan dengan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemu menemuii diafrag diafragma ma pelvis pelvis yang yang berjala berjalan n dari dari belaka belakang ng atas atas ke bawah bawah depan. depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh oleh his yang yang berula berulangng-ula ulang, ng, kepala kepala mengad mengadaka akan n rotasi rotasi disebu disebutt pula pula putaran putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, depan, sehing sehingga ga di dasar dasar panggu panggull ubun-u ubun-ubun bun kecil kecil di bawah bawah simpis simpisis. is. Sesudah kepala janin berada di dasar panggul dan UUK berada di bawah simpisis, maka maka dengan dengan suboks suboksipu iputt sebagai sebagai hipomo hipomokli klion, on, kepala kepala mengad mengadaka akan n geraka gerakan n defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his akan timbul gejala kala II. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma,
dahi, muka dan akhirnya akhirnya dagu. Sesudah Sesudah kepala kepala lahir, kepala segera mengadakan mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, terjadi, untuk menyesuaikan menyesuaikan kedudukan kedudukan kepala dengan dengan punggung punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada diposisi depan belakang. Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu baru kemudian trokanter belakang. Kemudian bayi lahir la hir seluruhnya. Apabil Apabilaa bayi bayi telah telah lahir, lahir, segera segera jalan jalan napas napas dibersi dibersihka hkan. n. Tali Tali pusat pusat dijepi dijepitt diantara 2 cunam pada jarak 5 dan 10 cm, kemudian digunting diantara kedua cunam tersebut lalu diikat. Resusitasi dengan jalan membersihkan dan menghisap lendir pada jalan napas harus segera dikerjakan. Cairan di lambung hendaknya dihisap untuk mencegah masuknya ke paru-paru ketika bayi muntah dan muntahnya terhisap masuk ke paru-paru. Bila Bila bayi bayi tela telah h lahi lahir, r, uter uterus us meng mengeci ecil. l. Sege Segera ra setel setelah ah bayi bayi lahi lahir, r, his his memp mempun uny yai ampl amplit itud udo o yang yang kirakira-ki kira ra sama sama ting tinggi giny nyaa hany hanyaa frek frekue uens nsin inya ya berkurang. Akibat his ini, uterus akan mengecil sehingga perlekatan plasenta dengan dengan dinding dinding uterus akan terlepas. Melepasnya Melepasnya plasenta plasenta dari dinding uterus dapat dimulai dari tengah tengah (sentral (sentral menurut menurut Schultze), Schultze), pinggir (marginal menurut Mathew Mathewss – Duncan), Duncan), lalu kombinas kombinasii 1 dan 2 Schultze.
yang yang terbanya terbanyak k ialah ialah menuru menurutt
2.2.6 Bidang Hodge
Untuk Untuk menent menentuka ukan n seberap seberapaa jauh bagian bagian terdepa terdepan n janin janin turun turun kedasar kedasar panggul Hodge menentukan menentukan bidang penurunan sebagai berikut. HI
: Bidang yang sama dengan pintu atas panggul.
H II
: Bidang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah simfisis.
H III
: Bidang sejajar dengan H I setinggi spina ischiadica .
H IV
: Bidang Bidang sejajar dengan H I setinggi ujung ujung tulang kelangkung (os.sacrum). Menentukan penurunan sesuai bidang hodge dapat ditetapkan kemungkinan
persalinan melalui vaginal atau persalinan dengan operasi secsio sesarea. sesarea. Bila kepa kepala la atau atau bagi bagian an tere terend ndah ah masi masih h ting tinggi gi diat diatas as bida bidang ng H II, II, pers persal alin inan an pervaginam sulit dilakukan tanpa trauma persalinan. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 195)
Tabel 2.3 Gambar penurunan kepala janin menurut sistem persalinan Periksa Luar
Periksa Dalam
Kepa Kepala la di atas atas PAP, PAP, muda mudah h digerakkan
5/5
4/5
Keterangan
H I – II
Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul
3/5
H I I – II I
Bagian te terbesar ke kepala be belum masuk panggul
2/5
H III +
Bagian terbesar kepala su sudah masuk panggul
1/5
H III – IV
Kepala di dasar panggul
0/5
H IV
Di perineum
(Sumber : Saifuddin Abdul Bari, 2006 : N-10)
2.2.7 Fisiologis Persalinan Normal
Fisiologi persalinan normal terbagi atas : (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 297-310)
2.2.7.1 Fase-fase Fersalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang yang meneye meneyebab babkan kan penipi penipisan san,, dilata dilatasi si serviks serviks dan mendor mendorong ong janin janin keluar keluar melalui jalan lahir. Banyak energy yang dikeluarkan pada waktu itu. Oleh karena itu, penggunaan istilah in labour (kerja labour (kerja keras) dimaksukan untuk menggambarkan proses ini. Kontraksi myometrium pada persalinan terasa nyeri sehinga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini.
2.2.7.2 Tiga Kala Persalinan
Persalinan aktif dibagi menjdi tiga kala yang berbeda. Kala satu persalinan mulai ketika telah mencapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas dan durasi durasi yang yang cukup cukup untuk untuk mengha menghasilk silkan an pendat pendatara aran n dan dilatas dilatasii serviks serviks yang yang progresif. Kala satu persalinan selesai ketika serviks sedah membuka lengkap (sekitar (sekitar 10 cm) sehingga sehingga memungkinkan memungkinkan kepala janin lewat. Oleh karna itu, kala satu persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala dua persalinan disebut juga sebagai stadium ekspulsi janin. Kala tiga persalinan dimulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan disebut juga sebagai stadium pemisahan dan ekspulsi plasenta. 2.2.7.3 Diferensiasi 2.2.7.3 Diferensiasi Aktivitas Aktivitas Uterus
Selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang berbeda. Segmen Segmen atas yang berkontrak berkontraksi si secara aktif menjadi menjadi lebih tebal ketika persalinan persalinan belangsung. Bagian bawah relatif pasif di bandingkan dengan sgmen atas, dan bagian ini berkembang menjadi jalan lahir yang berbanding jauh lebih tipis. Dengan palpasi abdomen kedua segmen dapat dibedakan ketika terjadi kontraksi, sekalipun selaput ketuban belum pecah. Segmen atas uterus cukup kencang atau keras, sedangkan konsistensi segmen bawah uterus jauh kurang kencang. Segmen atas atas uterus uterus merupa merupakan kan bagian bagian uterus uterus yang yang berkon berkontra traksi ksi secara secara aktif, aktif, segmen segmen bawah adalah bagian yang diregangkan, normalnya normalnya jauh lebih pasif.
2.2.7.4 Perubahan Bentuk Uterus
Setiap kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai pengurangan diameter horizontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek penting pada proses persalinan. Pertama, pengurangan diameter horizontal menimbulkan menimbulkan pelurusan kolumna kolumna vertebralis vertebralis janin, dengan menekankan menekankan kutub kutub atasnya atasnya rapat-rapat rapat-rapat terhadap terhadap fundus fundus uteri, sementara kutub bawah didorong didorong jauh ke bawah dan menuju ke panggul. Pemanjangan janin yang berbentuk onoid yang ditimb ditimbulk ulkann annya ya diperk diperkira irakan kan telah telah mencap mencapai ai antara antara 5-10 5-10 cm, tekana tekanan n yang yang diberikan dengan cara ini dikenal sebagai tekanan sumbu janin. Kedua, dengan memanjangny memanjangnyaa uterus, uterus, serabut serabut logitudinal logitudinal ditarik tegang dan karena segmen segmen bawah dan serviks merupakan satu-satunya bagian uterus yang fleksibel, bagian ini ditarik kearah atas kutub bawah janin, Efek ini merupakan factor yang penting untk dilatasi serviks pada otot-otot segmen bawah dan serviks. 2.2.7.5 Gaya-gaya ambahan pada persalinan
Setelah Setelah serviks serviks berdil berdilatas atasii penuh, penuh, gaya gaya yang yang paling paling pentin penting g pada pada proses proses ekspulsi ekspulsi janin adalah gaya yang dihasilkan oleh tekanan intra abdomen ibu yang meninggi. Gaya ini terbentuk oleh kontraksi otot-otot abdomen secara bersama melalu melaluii upaya upaya pernap pernapasan asan paksa paksa dengan dengan glotti glottiss tertutu tertutup. p. Gaya Gaya ini disebut disebut mengeja mengejan. n. Sifat Sifat gaya gaya yang yang ditimb ditimbulk ulkan an sama sama dengan dengan gaya gaya yang yang terjadi terjadi pada pada defeka defekasi, si, tetapi tetapi intensi intensitasn tasnya ya biasany biasanyaa jauh jauh lebih lebih besar. besar. Dilata Dilatasi si serviks serviks yang yang sebagian besar adalah hasil dari kontraksi uterus yang bekerja pada serviks yang melunak berlangsung secara normal, tetapi ekspulsi bayi dapat terlaksana dengan lebih mudah bila ibu diminta mengedan, dan dapat melakukan perintah tersebut selam terjadi kontraksi uterus.
2.2.7.6 Perubahan-perubahan Perubahan-perubahan pada Serviks
Tenaga yang efektif pada kala satu persalinan adalah kontraksi uterus yang selanjutny selanjutnyaa akan menghasilkan menghasilkan tekanan tekanan hidrostatik hidrostatik keseluruh keseluruh selaput selaput ketuban ketuban terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah uteru uterus. s. Akib Akibat at kegi kegiat atan an daya daya doro dorong ng ini, ini, terja terjadi di dua dua peru peruba baha han n mend mendasa asarr pendataran dan dilatasi-pada servik yang melunak. Untuk lewatnya kepala jani serviks akan dilebarkan samapia berdiameter 10 cm. 2.2.7.7 Pendataran Seviks
Obliterasi atau pendataran serviks adalah pemendekan saluran serviks dari panjang sekitar 2 cm menjadi hanya berupa muara lingkaran dengan tepi hampir setipis kertas. Serabut-serabut otot setinggi os serviks internum ditarik ke atas, atau dipendekkan menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi os eksternum untuk untuk sement sementara ara tidak tidak beubah beubah.. Pinggi Pinggirr os intern internum um ditarik ditarik ke atas atas beberap beberapaa senmetr sampai menjadi bagian (baik secara anatomic amupun fungsional) dari segmen bawah uterus. 2.2.7.8 Dilatasi Serviks
Ketika kontraksi uterus menimbulkan tekanan pada selaput ketuban, tekanan hidrostatik hidrostatik kontong amnion akan melebarkan melebarkan saluran serviks serviks dan segmen bawah uterus jaga sama efektifnya. Selaput ketuban yang pecah dini tidak mengurangi dilatas dilatasii serviks serviks selama selama bagian bagian terbaw terbawah ah janin janin berada berada pada pada posisi posisi meneru meneruskan skan tekanan terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Proses pendataran dan dilatasi serviks ini menyebabkan pembentukan kantong cairan amniotami di depan kepala.
2.2.7.9 Ketuban Pecah
Pecah Pecah ketu ketuba ban n secara secara khas khas tampa tampak k jelas jelas sebag sebagai ai semb sembur uran an caira cairan n yang yang normalnya jernih atau sedikit keruh, hamper tidak berwana dengan jumlah yang bervaritas. 2.2.7.10 Mekanisme Ekstrusi Plasenata
Bila Bila terjadi terjadi pemisa pemisahan han plasent plasentaa tipe tipe sentra sentral, l, atau tipe tipe biasa, biasa, hemato hematoma ma retroplasent retroplasentaa dipercaya dipercaya mendorong mendorong plasenta menuju menuju kerongga kerongga uterus, uterus, pertama pertama bagian tengah dan kemudian sisanya. Karena membrane di sekitarnya menempel kaku pada desisua,hanya dapat turun dengan menyeret membrane secara perlahanlahan, lahan, kemudaian kemudaian membrane-mem membrane-membran bran tersebut tersebut mengelupas mengelupas bagian bagian perifernya. perifernya. Akibatnya kantong yang terbentuk oleh menbrean tersebut mengalami inversi, dan yang muncul di vulva adalah amnion yang mengilap diatas pembukaan plasenta atau atau di temuka temukan n di dalam dalam kanton kantong g inversi inversi.. Pada Pada proses proses ini di kenal kenal sebaga sebagaii ekspulsi plasenta secara mekanis Schultze, darah dari tempat plasenta plasenta tercurah tercurah ke dalam kantong kantong inversi inversi tersebut tersebut dan tidak mengalir keluar sampai sampai setelah ekstrusi plasenta. Cara ekstrusi yang lain di kenal sebagai mekanisme mekanisme Duncan Duncan, yakni pemisahan plasenta pertam kali terjadi di perifer, deengan akibat darah menggumpal diantara membran dinding uterus dan keluar dari plasenta. Pada situasi ini, plasenta turun kevagina secara menyamping dan permukaan ibu adalah yang pertama kali terlihat di vulva.
2.2.7.11 Kala Satu Persalinan
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kesuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. (APN, 2008:40)
Fase laten pada kala satu persalinan : 1.
Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
2.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
3.
Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam. Fase aktif pada kala satu persalinan :
Frekuensi si dan lama lama kontra kontraksi ksi akan akan mening meningkat kat secara secara bertah bertahap ap (kontr (kontraks aksii 1. Frekuen dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selam 40 detik atau lebih). 2. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, aka
terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). 3. Terjadi penurunan kepala janin.
Fase aktif, terbagi dalam 3 fase : 1) Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal yaitu maksimal yaitu dalam waktu 2 jam dari pembukaan 4 cm menjadi
9 cm. 3) Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat dan dalam waktu 2 jam dari
pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan, Rohani, dkk, 2011: 6)
Pemeriksaan fisik pada kala I Tujuan Tujuan pemeriksaan pemeriksaan fisik adalah untuk untuk menilai kondisi kondisi kesehatan ibu dan janinnya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Pemeriksaan abdomen pada pemeriksaan fisik digunakan untuk : a) Menentukan Menentukan tingg tinggii fundus fundus uteri uteri b) Memantau kontraksi uterus c) Memantau Memantau denyut denyut jantung jantung janin janin d) Menentukan Menentukan presentasi presentasi e) Menentukan penurunan bagian terbawah janin. (APN, 2008 : 41-42)
Penurunan bagian terbawah dengan metode perlimaan adalah : 1) 5/5 jika bagian terbawah terbawah janin seluruhny seluruhnyaa teraba di atas simpisis simpisis pubis 2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP 3) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul 4) 2/5 jika hanya hanya sebagi sebagian an dari dari bagian bagian terbaw terbawah ah janin janin masih masih berada berada di atas atas
simpisis simpisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakkan). 5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang
berada di atas simpisis dan 4/5 bagian telah masuk ke dalam rongga panggul.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar . (APN, 2008 : 44)
2.2.8.12 Ketuban Pecah Dini 1. Mekanisme Ketuban Pecah Dini
Mekanisme ketuban pecah dini yaitu : Ketuban Ketuban pecah dini dalam persalinan persalinan secara umum disebabkan disebabkan oleh kontraksi kontraksi uterus uterus dan perega pereganga ngan n berula berulang. ng. Selapu Selaputt ketuba ketuban n pecah pecah karena karena pada pada daerah daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 678)
Terdapat Terdapat keseimbanga keseimbangan n antara sinresis dan degradasi ekstraselular ekstraselular matriks. matriks. Perubahan struktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah. 2. Faktor risiko akibat akibat terjadinya ketuban pecah dini
a. Berkurangn Berkurangnya ya asam askorbik askorbik sebagai sebagai kompone komponen n kolagen. kolagen. b. Kekurangan tenaga dan asam asa m askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain merokok. Kompli Komplikasi kasi yang yang timbul timbul akibat akibat ketuba ketuban n pecah pecah dini dini bergan bergantun tung g pada pada usia usia kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan premature, hipoks hipoksia ia karena karena kompre kompresi si tali tali pusat, pusat, deform deformita itass janin, janin, mening meningkat katny nyaa inside insiden n kebidanan, Prawirohardjo Prawirohardjo seksio seksio sesarea sesarea atau gagalny gagalnyaa persali persalinan nan normal normal.. (Ilmu kebidanan, Sarwono, 2010 : 678)
3. Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini
a.
Pastikan diagnosis
b.
Tentukan umur kehamilan.
c.
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin.
2.2.9.12 Kala II (pengeluaran janin)
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 30 menit. Gejala dan tanda kala II persalinan : 1.
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
2.
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya.
3.
Perineum menonjol.
4.
Vulva vagina da dan sfingter ani membuka.
5.
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. (APN, 2008 : 44)
2.2.10.12 Episiotomi
Episiotomi merupakan tindakan untuk melebarkan jalan lahir lunak dengan jalan melakukan insisi pada daerah perineum. Syarat untuk dapat melakukan episiotomi: 1.
Pros Proses es persal persalin inan an diha dihala lang ngii oleh oleh jarin jaringa gan n lunak lunak di jalan jalan lahir, lahir, khus khusus usny nyaa perineum. Dengan melakukan insisi menggunakan gunting khusus jalan lahir
lunak dapat diperlebar sehingga proses persalinan dalam berlangsung dengan baik. 2.
Indi Indika kasi si mela melaku kuka kan n episi episiot otom omii adal adalah ah hamp hampir ir semua semua persa persali lina nan n pada pada primigravida, pada multigravida bila dianggap perineumnya kaku dan sempit sehingga diperlukan pelebaran dengan episiotomi. Saat Saat yang yang tepat tepat untuk untuk melaku melakukan kan episiot episiotomi omi adalah adalah pembuk pembukaan aan kepala kepala
dengan lingkaran sekitar 5 cm, kepala hampir melakukan defleksi dan ekspulsi, jaringan perineum sudah tipis, dilakukan bersama dengan puncak his dan mengejan. Jenis episiotomi yang umum adalah episiotomi median dan mediolateral. Tujua Tujuan n melak melakuk ukan an epis episio ioto tomi mi adala adalah h melu meluask askan an jalan jalan lahir lahir sehin sehingg ggaa persalinan dapat berlangsung lebih cepat dan mengupayakan agar tepi robekan perineum menjadi teratur untuk memudahkan penjahitannya penjahitannya kembali. Keuntungan dan kerugian episiotomi median dan mediolateral a.
Episio siotomi me median ian Keuntungan : 1) Dari segi anatomi anatomi dan fungsi fungsi penyembuhan penyembuhannya nya baik. 2) Penjahi Penjahitan tan lebih lebih mudah mudah 3) Tidak banyak menimbulkan dyspareunia
4) Rasa nyeri nyeri pada masa masa nifas tidak tidak selalu berat berat 5) Jahita Jahitan n sukar sukar terlepa terlepass 6) Tidak/jarang menjadi robekan perineum total
Kerugian :
Dapat timbul robekan tambahan menjadi rupture perineum total. b.
Episiotomi mediolateral Keuntungan : Jarang menjadi robekan perineum total. Kerugian : 1) Dari segi anatomi dan fungsi penyembuha penyembuhanny nnyaa kurang kurang sempurna. 2) Penjahitanny Penjahitannyaa agak sukar. 3) Dapat menimbulka menimbulkan n dispareunia. dispareunia. 4) Pada masa nifas nifas terasa lebih nyeri nyeri (pada beberapa beberapa hari pertama) pertama) 5) Jahita Jahitan n sering terlepa terlepas. s. Anastesi dalam kebidanan : Rasa nyeri jahitan jahitan episiotomi episiotomi dikurangi dikurangi dan dihilangkan dihilangkan dengan dengan cara yang
mudah mudah,, aman,d aman,dan an murah murah.. Mengur Mengurang angii rasa nyeri nyeri sangat sangat pentin penting g untuk untuk dapat dapat menjahit bekas luka episiotomi dengan tenang dan hasilnya memuaskan. Metode yang dianjurkan adalah infiltrasi dengan lidokain disekitar luka episotomi yang Kebidanan, akn dijahi dijahitt atau atau infilt infiltrasi rasin n langsu langsung ng pada pada nervus nervus pudend pudendali alis. s. (Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Manuaba, 2010 :192-198)
2.2.11.12 Kala III (pengeluaran plasenta)
Dimulai Dimulai setelah setelah bayi lahir dan berakhir berakhir dengan dengan lahirnya lahirnya plasenta dan selaput ketu ketuba ban. n. Pada Pada kala kala III III persa persali lina nan, n, otot otot uteru uteruss (mio (miome metri trium um)) berk berkon ontr trak aksi si mengikuti mengikuti penyusutan penyusutan volume rongga rongga uterus uterus setelah lahirnya lahirnya bayi. bayi. Penyusutan Penyusutan ukuran ukuran ini menye menyebab babkan kan berkur berkurang angny nyaa ukuran ukuran tempat tempat perlen perlengke gketan tan plasen plasenta. ta. Karena tempat perlengketan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak tidak beruba berubah h maka maka plasen plasenta ta akan akan terlipa terlipat, t, menebal menebal dan kemudi kemudian an lepas lepas dari dari
dinding uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina. (APN, 2008 : 99-100) Tiga tanda lepasnya plasenta 1. Perubahan Perubahan bentuk bentuk dan tinggi tinggi fundus. fundus. 2. Tali Tali pusat meman memanjan jang. g. 3. Semburan Semburan darah darah mendadak mendadak dan singka singkat. t. Manajemen aktif kala III Keuntungan-keuntungan manajemen aktif kala III ialah persalinan kala III yang lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah, mengurangi kejadian retensio plasenta. Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah utama : a.
Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali. c. Masa Masase se fund fundus us uter uteri. i. 2.2.12.12 Kala IV (observasi)
Setelah plasenta lahir tindakan yang harus dilakukan adalah : 1. Laku Lakuka kan n rang rangsa sang ngan an takt taktil il (mas (masas ase) e) uter uterus us untu untuk k mera merang ngsa sang ng uter uterus us berkontraksi dengan baik dan kuat. 2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya tinngi fundus setinggi s etinggi pusat atau dua jari di bawah pusat. 3. Memperkiraka Memperkirakan n kekurangan kekurangan darah secara secara keseluruhan. keseluruhan. 4. Perik Periksa sa kemu kemung ngki kina nan n perd perdara araha han n dari dari robe robeka kan n (laser (laserasi asi atau atau episi episiot otom omi) i) perineum.
5. Evalua Evaluasi si keadaan keadaan umum umum ibu. ibu. 6. Dokume Dokumenta ntasik sikan an semua semua asuhan asuhan dan temuan temuan selama selama persali persalinan nan kala kala empat empat
dibagi dibagian an belaka belakang ng partog partograf, raf, segera segera setelah setelah asuhan asuhan diberi diberikan kan atau setelah setelah penilaian dilakukan. (APN, 2008 : 114-116) Setelah persalinan lakuakan pencegahan infeksi dengan mendekontaminasi alas plastik, tempat tidur dan matras dengan larutan klorin 0,5 % kemudian cuci dengan detergen dan bilas dengan air bersih lalu keringkan dengan kain bersih supaya ibu tidak berbaring di atas matras yang basah. 2.2.13.12 APN 58 Langkah
Langkah Asuhan Persalianan Normal yaitu : 1.
Mengenali tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
2.
Pastika Pastikan n keleng kelengkap kapan an perala peralatan tan,, bahan bahan dan obat obat – obatan obatan esensial esensial untuk untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat datar dan keras, 2 kain dan 1 handuk bersih dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi, menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu bayi, menyiapkan oksitosin 10 UI dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3.
Pakai celemek plastik yang bersih.
4.
Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan
dengan handuk pribadi yang bersih dan kering. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk untuk periksa dalam. 5.
Masukka Masukkan n oksitos oksitosin in ke dalam dalam tabung tabung suntik suntik gunak gunakan an tangan tangan yang yang memakai memakai sarung tangan DTT dan steril. (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
6.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT, jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja bersihkan deng dengan an seksam seksamaa dari dari arah arah depa depan n ke bela belaka kang ng,, buan buang g kapa kapass atau atau kasa kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia, ganti sarung tangan apabila terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%).
7.
Lakuka Lakukan n periksa periksa dalam dalam untuk untuk memastik memastikan an pembuka pembukaan an lengkap lengkap.. Bila selaput selaput ketu ketuba ban n belu belum m peca pecah h dan dan pemb pembuk ukaa aan n suda sudah h leng lengka kap p maka maka laku lakuka kan n amniotomi.
8.
Dekont Dekontami aminas nasii sarung sarung tangan tangan dengan dengan cara cara mencelu mencelupka pkan n tangan tangan yang yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.
9.
Periksa Periksa denyu denyutt jantung jantung janin janin (DJJ) (DJJ) setelah setelah kontra kontraksi ksi/saa /saatt relaksa relaksasi si uterus uterus untuk untuk memasti memastikan kan bahwa bahwa DJJ dalam dalam batas batas normal normal (120–1 (120–160 60 x/ menit) menit).. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal. Mendokumentasikan
hasil–hasil hasil–hasil pemeriksaan pemeriksaan dalam, dalam, DJJ dan semua hasil–hasil hasil–hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. 10. Beritah Beritahu u ibu bahwa bahwa pembuk pembukaan aan sudah lengkap lengkap dan keadaa keadaan n janin janin baik baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya. a.
Tunggu Tunggu hingga timbul timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan pemantauan kondisi kondisi dan kenyamanan ibu dan janin dan dokumentasikan semua temuan yang ada.
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar. 11. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman). 12. Laksana Laksanakan kan bimbin bimbingan gan menera meneran n pada pada saat ibu merasa merasa ada dorong dorongan an kuat kuat
untuk meneran: bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama). Anjurk Anjurkan an ibu untuk untuk beristi beristirah rahat at dianta diantara ra kontra kontraksi. ksi. Anjurk Anjurkan an keluar keluarga ga memberi dukungan dan semangat untuk ibu. Berikan cukup asupan cairan peroral (minum). Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120 menit (2 jam) meneran (primi gravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida).
13. Anjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran meneran dalam 60 menit. 14. Letakkan Letakkan handuk bersih bersih (untuk (untuk mengeringka mengeringkan n bayi) di perut ibu, jika kepala kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm. cm. 15. Letakkan Letakkan kain bersih bersih yang yang dilipat 1 / 3 bagian bagian dibawah dibawah bokong bokong ibu. 16. Buka tutup tutup partus set dan perhatikan perhatikan kembali kembali kelengkapan kelengkapan alat dan bahan. bahan. 17. Pakai sarung sarung tangan tangan DTT pada pada kedua kedua tangan. tangan. 18. Setelah tampak tampak kepala kepala bayi dengan dengan diameter diameter 5 – 6 cm membuka vulva vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal. 19. Periksa kemung kemungkinan kinan adanya adanya lilitan lilitan tali pusat dan ambil ambil tindakan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi. a. Jika Jika tali tali pusat pusat melilit melilit leher leher secara longgar longgar,, lepaska lepaskan n lewat lewat bagian bagian atas kepala bayi. b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat diantara dua tempat dan potong diantara dua klem tersebut. 20. Tunggu kepala bayi bayi lahir melakukan putaran paksi luar secara spontan. 21. Setelah Setelah kepala kepala melaku melakukan kan putaran putaran paksi paksi luar, luar, pegang pegang secara secara bipari biparieta etal. l.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan dan kemu kemudia dian n gera geraka kan n kear kearah ah atas atas dan dan dist distal al untuk untuk mela melahi hirk rkan an bahu bahu belakang. 22. Setelah Setelah kedua bahu lahir, lahir, geser geser tangan tangan bawah kearah perineum perineum ibu untuk untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas. 23. 23. Sete Setela lah h tubu tubuh h dan dan leng lengan an lahi lahir, r, pene penelu lusu sura ran n tang tangan an atas atas berl berlan anju jutt ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing – masing mata kaki dengan ibu jari dan jari – jari lainnya). 24. Lakukan Lakukan penilai penilaian an ( sepintas sepintas ) a. Apakah bayi menangis menangis kuat dan / atau bernapas bernapas tanpa kesulitan? b. Apakah bayi bergerak dengan aktif? c. Jika bayi tidak menangis, tidak bernapas atau megap – megap lakukan
langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia bayi bayi lahir) 25. Keringk Keringkan an tubu tubuh h bayi bayi Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk/kain kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal). 26. Beritahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik. 27. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 UI secara IM
(intra (intra musku muskuler ler)) di 1/3 paha paha atas bagian bagian distal distal lateral lateral (lakuk (lakukan an aspiras aspirasii sebelum menyuntikan oksitosin).
28. Setelah 2 menit menit pasca pasca persalinan, persalinan, jepit jepit tali pusat dengan dengan klem klem kira-kira kira-kira 3 cm dari tali pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal klem pertama. 29. Pemotongan Pemotongan dan pengikatan pengikatan tali pusat pusat a. Dengan Dengan satu tangan, tangan, pegang pegang tali pusat pusat yang yang telah dijepit dijepit (lindu (lindungi ngi perut perut bayi), dan lakukan pengguntingan pengguntingan tali pusat diantara dua klem tersebut. b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya. c. Lepaskan Lepaskan klem dan masukk masukkan an dalam wadah wadah yang yang telah disediakan. disediakan. 30. Letakkan Letakkan bayi bayi agar ada kontak kontak kulit ibu ke kulit kulit bayi bayi Letakk Letakkan an bayi bayi tengku tengkurap rap di dada dada ibu. ibu. Lurusk Luruskan an bahu bahu bayi bayi sehing sehingga ga bayi bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi menempel berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu. 31. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasangkan topi di kepala bayi.
32. Pindahkan Pindahkan klem klem pada tapi pusat pusat hingga hingga berjarak 5 – 6 cm dari dari vulva. vulva. 33. Letakkan Letakkan satu tangan tangan diatas kain kain pada perut ibu, ibu, di tepi atas simpisis, simpisis, untuk untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat. 34. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kearah belakang – atas (dorso- cranial) secara hati- hati (untuk mencegah inversio uteri). uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 3050 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas. atas . Jika uterus tidak segera s egera berkontraksi,
minta ibu, suami atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu. 35. Lakukan penegangan dan dorongan dorso – cranial hingga cranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso – cranial ) a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 - 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta. b. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat. 1) Beri dosis ulangan oksitosin 10 UI secara IM 2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih kemih penuh 3) Minta keluarga untuk menyiapkan menyiapkan rujukan 4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutnya 5) Jika plasen plasenta ta tidak tidak lahir dalam 30 menit menit setelah setelah bayi lahir lahir atau atau bila bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual. 36. Saat Saat plasent plasentaa muncul muncul di introi introitus tus vagina vagina,, lahirk lahirkan an plasen plasenta ta dengan dengan kedua kedua tangan. tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput selaput ketuban ketuban terpilin terpilin kemudian kemudian lahirk lahirkan an dan tempatk tempatkan an plasent plasentaa pada pada wadah wadah yang yang telah telah disedi disediaka akan. n. Jika Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari- jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
37. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakk letakkan an telapa telapak k tangan tangan di fundus fundus dan lakuka lakukan n massase massase dengan dengan geraka gerakan n melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). 38. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus. 39. Evaluasi Evaluasi kemungkinan kemungkinan laserasi laserasi pada vagina vagina dan perineum perineum lakukan penjahitan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, lakukan segera penjahitan. 40. 40. Pasti Pastika kan n uter uterus us berk berkon ontr trak aksi si deng dengan an baik baik dan dan tida tidak k terja terjadi di perd perdara araha han n pervaginam. 41. Biarkan Biarkan bayi melakukan melakukan kontak kontak kulit kulit di dada ibu paling paling sedikit sedikit 1 jam. jam. a. Sebagian Sebagian besar bayi bayi akan berhasil melakuka melakukan n inisiasi menyusu menyusu dini dalam waktu 30 – 60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit. Bayi cukup menyusu pada satu payudara. b. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu. 42. Setelah Setelah 1 jam, jam, lakuka lakukan n penimb penimbang angan an / penguk pengukura uran n bayi bayi beri beri salep salep mata mata
antibi antibiotic otic propil propilaks aksis, is, dan vitami vitamin n K1 1 mg intram intramusk uskule ulerr di paha paha kiri kiri anterolateral. 43. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
a. Letak Letakka kan n bayi bayi dida didala lam m jang jangka kaua uan n ibu ibu agar agar sewak sewaktu tu – wakt waktu u bisa bisa di susukan. b. Letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu. 44. Lanjutkan pemantauan kontraksi kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam a. 2 – 3 kali dalam dalam 15 menit pertama pertama pasca pasca persalinan persalinan b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan c. Setiap 20 – 30 30 menit menit pada jam jam kedua kedua pasca pasca persalinan persalinan d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
untuk penatalaksanaan atonia uteri 45. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi. 46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. darah. 47. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan. a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pasca persalinan. b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan te muan yang tidak normal.
48. Periksa kembali kembali bayi untuk pastikan pastikan bahwa bayi bernapas dengan dengan baik (40 – 60 kali / menit) serta suhu tubuh normal 36,5ºC – 37,5ºC. 49. Tempat Tempatkan kan semua semua perala peralatan tan bekas bekas pakai pakai dalam dalam laruta larutan n klorin klorin 0,5% 0,5% untuk untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi. 50. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
51. Bersihkan Bersihkan ibu dengan dengan menggunakan menggunakan air DTT. Bersihkan Bersihkan sisa cairan ketuban, ketuban, lendir dan darah bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering. 52. Pastika Pastikan n ibu merasa merasa nyaman nyaman bantu bantu ibu member memberii ASI. ASI. Anjurk Anjurkan an keluar keluarga ga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan. 53. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5% 54. Celupkan Celupkan sarung tangan kotor kotor ke dalam larutan klorin klorin 0,5% balikkan bagian bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit. 55. Cuci kedua tangan tangan dengan sabun dan air mengalir. mengalir. 56. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan
asuhan kala IV. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 341-347) 2.2.14.12 Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. (APN, 2008 : 57) Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk : a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam. b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian
juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadi partus lama. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan kemajuan proses persalinan, persalinan, bahan bahan dan medikamento medikamentosa sa yang diberikan, diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu di catat secara rinci pada status atau rekam medis ibu bersalin dan bayi baru lahir. (APN, 2008 : 57)
2.2.15.12 Cara pengisian partograf partograf lembar depan :
1. Bagian identi identitas tas pasien dan dan keterangan keterangan waktu. waktu. a. Diisi Diisi berdasar berdasarkan kan infor informas masii yang dibut dibutuh uhkan kan b. Melipu Meliputi ti nomor nomor regist registrasi rasi,, nomor nomor puskes puskesmas mas,, nama, nama, tangga tanggall dan jam
datang, usia, dan paritas pasien. 2. Baris untuk untuk menuliskan menuliskan waktu. waktu. Cara Cara meng mengis isii bari bariss ini ini adal adalah ah deng dengan an menu menuli lisk skan an jam jam dila dilaku kuka kann nny ya pemeriksaan dalam pertama kali, kemudian kotak berikutnya diisi dengan penambahan satu jam berikutnya. 3. Graf Grafik ik DJJ DJJ.. a.
Hasil pemeriksaan DJJ yang dihitung selama 1 menit penuh dituliskan dalam grafik ini dalam bentuk noktah ( titik yang agak besar ).
b.
Penulisan noktah disesuaikan dengan skala dalam grafik dan jam pemeriksaan.
c.
Cata Catatt hasil hasil pem pemer erik iksaa saan n DJJ DJJ setia setiap p 30 men menit it..
d.
Antara noktah yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan garis tegas yang tidak terputus. 1. Baris hasil hasil pemerik pemeriksaan saan air air ketuban ketuban Cara penulisannya adalah sebagai berikut: U : kulit ketuban masih utuh J : selaput ketuban pecah dan dan air ketuban Jernih M : air ketuban bercampur Meconium D : air ketuban bernoda bernoda Darah
K : tidak ada cairan ketuban/ ketuban/ Kering 2. Baris hasil pemeriksaan pemeriksaan untuk untuk molase kepala kepala janin/penyusu janin/penyusupan pan a. Molase adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin
dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul. b. Cara penulisannya menggunakan lambang – lambang lambang berikut : 0: sutura terpisah 1: sutura (pertemuan tulang tengkorak) bersesuaian 2: sutura tumpang tindih tapi masih dapat diperbaiki 3: sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki. 3. Garis wapada dan Garis bertindak bertindak a. Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan berakhir pada
titi titik k
dima dimana na
pemb pembuk ukaa aan n
leng lengka kap p
diha dihara rapk pkan an
terj terjad adii
laju laju
pembukaan serviks 1cm/jam. b. Garis bertindak terletak sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4
cm) garis waspada. 4. Garis Garis hasil hasil pemerik pemeriksaan saan dalam dalam Cara menuliskan dengan memberi tanda silang tepat diatas garis waspada (jika pembukaan tepat 4 cm atau berada diperpotongan garis waspada dan skala pembukaan yang ada disisi paling pinggir grafik 9 skala 1 – 10). 5. Grafik hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan penuru penurunan nan kepala kepala Cara penulisannya dengan menggunakan simbol huruf “O” yang ditu dituli lisk skan an di skla skla 0-5 0-5 deng dengan an pemb pembag agian ian perli perlima ma untu untuk k setia setiap p
penurunan kepala. Contohnya jika teraba 3/5 bagian kepala, maka ditu dituli lisk skan an di skal skalaa angk angkaa 3; jika jika terab terabaa 4/5 4/5 bagi bagian an kepa kepala la maka maka dituliskan di skala 4. 6. Grafik hasil observasi observasi kontra kontraksi ksi a. Cara Cara penul penulisan isanny nyaa adalah adalah : 1) Beri titik-titik titik-titik dikotak dikotak yang sesuai untuk menyatakan menyatakan kontraksi kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik. 2) Beri Beri gari gariss-ga gari riss di kota kotak k yang ang sesu sesuai ai untu untuk k meny menyat atak akan an kontraksi yang lamanya 20-40 detik. 3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
lamanya lebih dari 40 detik. 7. Baris keterang keterangan an pemberian pemberian Oksitosin Oksitosin a. Data yang dituliskan adalah berapa unit Oksitosin yang diberikan
di baris pertama. b. Jumlah tetesan/menit dalam baris kedua.
8. Baris keterang keterangan an pemberian pemberian cairan cairan IV dan obat obat Tulis jenis cairan infus dan jenis obat yang diberikan 9. Grafik hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan tekanan tekanan darah dan dan nadi. nadi. a. Teka Tekana nan n darah darah dipe diperik riksa sa setia setiap p 4 jam, jam, yang ditu dituli lisk skan an sesua sesuaii dengan skala yang tersedia. Tekanan darah sistol dituliskan dengan arah panah ke atas yang dituliskan sesuai dengan skala pada grafik, sedangk sedangkan an diasto diastoll dilamb dilambang angkan kan dengan dengan arah panah panah ke bawah. bawah. Selanjutnya ditarik garis ke bawah dari panah sistol ke diastol.
b. Nadi diperiksa setiap 30 menit berpedoman dengan skala yang sama dengan skala pada tekanan darah. Nadi dituliskan dengan lambang noktah dan menyesuaikan dengan skala yang ada. 10. Baris Baris hasil hasil pemerik pemeriksaan saan suhu suhu Hasil pemeriksaan suhu dituliskan dalam baris hasil pemeriksaan suhu suhu deng dengan an angk angkaa nomi nomina nall sesua sesuaii hasi hasill yang dida didapa pat, t, laku lakuka kan n pencatatan setiap 2 jam. 11. Baris Baris hasil hasil pemerik pemeriksaan saan urine urine.. a. Setiap melakuk melakukan an pemeriksaan pemeriksaan urine, hasil hasil harus selalu selalu dituliskan dituliskan dalam baris ini. b. Keterangan kandungan protein dan aseton dalam urine, cukup dilambangkan dengan tanda (+) atau (-). c. Volume dituliskan dengan angka nominal sesuai dengan data yang
ada, catat setiap kali pasien berkemih. 2.2.16.12 Pencatatan pada lembar belakang partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama persalinan dan kelahiran kelahiran bayi, bayi, serta tindakan-tindak tindakan-tindakan an sejak kala I hingga hingga kala kala IV dan bayi bayi baru baru lahir. lahir. Bagian Bagian belaka belakang ng partog partograf raf disebu disebutt juga juga sebagai catatan persalinan. Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut: 1. Data atau atau Infor Informas masii umum. umum. 2. Kala ala I. I. 3. Kala Kala II. II.
4. Kala Kala III III.. 5. Bayi Bayi Baru Baru Lahi Lahir. r. 6. Kala IV. (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 : 678).
2.3 2.3 Bayi Bayi Bar Baru u Lahi Lahirr b.3.1
Definisi
Banyak ahli yang mengungkapkan definisi bayi baru lahir diantaranya: Asuh Asuhan an
1.
yang ang
diber iberik ikan an
pada ada
bay bayi
terseb tersebut ut selam selamaa sejam sejam pert pertam amaa sete setela lah h kela kelahi hira ran n (Ilmu (Ilmu Kebidan Kebidanan an Sarwon Sarwono o Prawirohardjo, Sarwono prawirohardjo, 2008).
Asuhan Asuhan bayi bayi baru baru lahir lahir adalah adalah asuhan asuhan
2.
yang yang dibe diberi rika kan n pada pada bay bayi terse tersebu butt setel setelah ah kelu keluar ar dari dari rahim rahim ibu. ibu. (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin, Ari Sulistyawati, 2009).
Bayi Bayi baru lahir normal adalah bayi bayi yang
3.
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. ( Depkes, 2005) b.3.2 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir yaitu : 2.3.2.1 Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme yang terpapar atau terkontaminasi terkontaminasi selama proses persalinan persalinan berlangsung berlangsung maupun beberapa saat setelah setelah lahir. lahir. Untuk Untuk tidak tidak menamb menambah ah risiko risiko infeksi infeksi maka maka sebelu sebelum m menang menangani ani BBL, pastikan penolong persalinan dan pemberi asuhan BBL melakukan upaya pencegahan infeksi berikut:
a. Cuci tangan tangan dengan seksama seksama sebelum sebelum dan setelah bersentuh bersentuhan an dengan bayi. bayi. b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan. dimandikan. c. Pastikan Pastikan semua peralatan dan bahan bahan yang digunakan, digunakan, terutama terutama klem, gunting, gunting, penghisap lender DeLee, alat resusitasi dan benang tali pusat telah di Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi. d. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,
sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi. Dekontaminasi dan cuci bersih semua peralatan, setiap kali setelah digunakan. (APN, 2008 : 124) 2.3.2.2 Penilaian bayi baru lahir
Setelah bayi lahir, segera lakukan penilaian awal yang meliputi: a. Apakah Apakah bay bayii cukup cukup bulan bulan b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur meconium c. Apakah Apakah bayi bayi menangis menangis atau bernapas bernapas d. Apakah Apakah tonus tonus otot otot bayi bayi baik Pada penilaian bayi biasanya digunakan APGAR skor.
Tabel 2.5 Sistem skoring APGAR pada bayi baru lahir Aspek pengamatan bayi 0 baru lahir Appearance atau Seluruh tubuh bayi berwarna kebiruan warna kulit atau pucat. Pulse atau nadi
Denyut jantung
Skor 1
Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan. Denyut jantung
2
Warna kulit seluruh tubuh normal. Denyut jantung
tidak ada.
< 100 kali per menit.
> 100 kali per menit.
Grimace atau respon reflek
Tidak ada respon terhadap stimulasi.
Wajah meringis saat distimulasi.
Activity atau tonus otot
Lemah, tidak ada gerakan.
Meringis, menarik, batuk atau bersin saat distimulasi. Bergerak aktif dan spontan.
Respiratory atau pernafasan
Tidak bernapas, pernafasan lambat dan tidak teratur.
Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan. menangis lemah, Menangis kuat, terdengar seperti pernafasan merintih. baik dan teratur.
(Sumber : Ari Sulistyawati, 2009)
Catatan: NA 1 menit lebih/sama dengan 7 tidak perlu resusitasi. Bayi normal NA 1 menit 4-6 bag and mask mask ventilation. Bayi asfiksia ringan sedang NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi. Bayi Bayi asfiksia berat. 2.3.5 Pencegahan kehilangan panas
Mekan Mekanis isme me peng pengat atur uran an tempe temperat ratur ur tubu tubuh h pada pada BBL belu belum m berf berfun ungsi gsi sempu sempurn rna. a. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, jika jika tida tidak k seger segeraa dila dilaku kuka kan n upay upayaa penc penceg egah ahan an kehilangan panas tubuh maka BBL dapat mengalami hipotermia. Mekanisme kehilangan panas: a. Evap Evapor orasi asi adal adalah ah kehi kehila lang ngan an pana panass yang yang terja terjadi di kare karena na peng pengua uapa pan n caira cairan n ketuban pada permukaan tubuh oleh tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak dikeringkan. b. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan benda yang dingin, seperti meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi.
c. Konveksi Konveksi adalah kehilang kehilangan an panas tubuh yang yang terjadi saat bayi terpapar terpapar udara sekitar yang lebih dingin. d. Radiasi adalah adalah kehilangan kehilangan panas yang terjadi terjadi karena bayi ditempatkan ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. bayi.
Mencegah kehilangan panas pada bayi dilakukan dengan upaya: 1)
Keri Kering ngka kan n tub tubuh uh bayi bayi tanpa tanpa memb member ersih sihka kan n ver verni niks ks
2)
Leta Letakk kkan an bay bayii agar agar terja terjadi di kon konta tak k kuli kulitt ibu ibu ke kul kulit it bay bayii
3)
Seli Selimu muti ti ibu ibu dan dan bay bayii dan dan pak pakai aika kan n topi topi di di kep kepal alaa bay bayi
4)
Janga Jangan n sege segera ra meni menimb mban ang g atau atau mem meman andi dika kan n bay bayi baru baru lahi lahir r
5)
Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
2.3.2.4 2.3.2.4 Perawata Perawatan n tali pusat
a. Klem dan potong potong tali tali pusat setelah setelah dua menit menit setelah bayi bayi lahir. b. Tali pusat dijepit dengan klem DTT pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pan (pangk gkal al pusat pusat)) bayi. bayi. Dari Dari titi titik k jepit jepitan an,, tekan tekan tali tali pusat pusat deng dengan an dua dua jari jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu. Kemudian jepit dengan klem kedua tali pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan, berjarak 2 cm dari tempat jepitan klem pertama. c. Pegang tali tali pusat di antara antara kedua klem tersebut tersebut,, satu tangan menjadi menjadi landasan landasan tali pusat pusat sambil sambil melind melindung ungii bayi, bayi, tangan tangan yang yang lain lain memoto memotong ng tali tali pusat pusat diantara kedua klem tersebut. d. Ikat tali pusat pusat dengan dengan benang benang DTT DTT atau steril steril
e. Jangan Jangan membu membungk ngkus us puntun puntung g tali pusat atau mengol mengoleska eskan n cairan cairan atau atau bahan bahan apapun ke puntung tali pusat. 2.3.2.5 Pemberian ASI (Inisiasi Menyusu Dini) Langkah Inisiasi Menyusu Dini: a. Bayi harus mendapatkan mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya ibunya segera setelah setelah lahir
selama paling sedikit satu jam. b. Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan inisiasi menyusu
dini dini dan ibu dapat dapat mengen mengenali ali bayiny bayinyaa siap untuk menyusu menyusu serta serta memberi memberi bantuan jika diperlukan. c. Menun Menunda da semua semua pros prosed edur ur lainn lainnya ya hing hingga ga pros proses es IMD IMD selesa selesaii dilak dilakuk ukan an,, prosedur tersebut adalah menimbang, pemberian salep mata antibiotika, vitamin K1 dan lain-lain. Keuntungan inisiasi menyusu dini untuk bayi adalah: 1) Makanan Makanan dengan kualitas kualitas dan kuantitas kuantitas optimal. optimal. 2) Segera memberika memberikan n kekebalan kekebalan pasif pada bayi. bayi. 3) Meningkatkan Meningkatkan kecerdasan kecerdasan 4) Membantu bayi bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan napas 5) Meningkatkan Meningkatkan jalinan jalinan kasih sayang sayang ibu dan bayi bayi 6) Mencegah Mencegah kehilan kehilangan gan panas panas 2.3.2.6 Pencegahan infeksi mata
Pencegahan infeksi mata menggunakan salep mata tetrasiklin 1%. Salep mata ini harus diberikan dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Cara pemberian profilaksis mata :
a.
Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir).
b.
Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung menuju menuju ke bagian luar mata.
c.
Ujung tabung salep mata ti tidak boleh menyentuh mata bayi.
d.
Jangan me menghapus sal salep ma mata da dari ma mata ba bayi da dan an anjurkan ke keluarga untuk tidak menghapus obat-obatan tersebut.
2.3.2.7 Pemberian vitamin K1
Semu Semuaa bay bayi baru baru lahi lahirr haru haruss dibe diberi rika kan n vita vitami min n K1 inje injeks ksii 1 gram gram intramuskuler setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan bayi selasai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. 2.3.2.8 Pemberian imunisasi bayi baru lahir
Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam. Selanjutnya hepa hepati titi tiss B dan dan DPT DPT dibe diberi rika kan n pada pada umur umur 2 bula bulan, n, 3 bula bulan n dan dan 4 bula bulan. n. Dianjurkan BCG dan OPV diberikan pada saat bayi berumur 24 jam atau pada usia 1 bulan. Selanjutnya OPV diberikan sebanyak 3 kali pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Umur 0 bulan 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
Tabel 2.5 Jadwal Imunisasi Jenis Imunisasi HB 0 BCG, Polio 1 DPT/HB 1, Polio 2 DPT/HB 2, Polio 3 DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan
Campak
(Sumber : Buku KIA, 2009)
2.3.2.9 Pemeriksaan bayi baru lahir
Adapun pemeriksaan bayi baru lahir yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Kead Keadaa aan n umum umum Memeriksa pernapasan 1) Apak Apakah ah mer merin inti tih h 2) Hitung Hitung napa napas: s: apakah apakah 40-6 40-60 0 per menit menit 3) Apakah Apakah terdapa terdapatt retraksi retraksi dinding dinding dada bawah b. Melihat gerakan: apakah tonus baik dan simetris c. Melih Melihat at warn warnaa kulit kulit d. Melihat Melihat adanya adanya hipersalivasi hipersalivasi dan atau atau muntah muntah e. Melihat Melihat adany adanyaa kelainan kelainan bawaan bawaan f. Melihat Melihat kepala: kepala: adakah adakah bengkak bengkak atau atau memar g. Melihat Melihat abdomen: abdomen: apakah pucat pucat atau ada perdarah perdarahan an tali pusat pusat h. Memeriksakan Memeriksakan adanya adanya pengeluaran pengeluaran mekonium mekonium dan air seni i. Meni Menimb mban ang g bay bayii j. Menilai cara menyusu 2.3.2.10 Tanda-tanda Bahaya Bayi baru Lahir
Tanda bahaya pada bayi baru lahir adalah : 1. Tidak Tidak dapat dapat meny menyusu usu 2. Kejan ejang g 3. Mengan Mengantuk tuk atau atau tidak tidak sadar sadar 4. Napas Napas cepat cepat ( >60 >60 x/meni x/menitt )
5. Meri Merint ntih ih 6. Retrak Retraksi si dinding dinding dada dada bawah bawah 7. Sianosis sentral. (APN, 2008 : 144)
2.4 Masa Nifas 2.4.1 Definisi
Banyak ahli yang mengemukakan definisi nifas diantaranya : 1. Masa nifas (puerperium) ialah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakh berakhir ir ketika ketika alat-al alat-alat at kandun kandungan gan kembal kembalii seperti seperti keadaa keadaan n sebelu sebelum m hamil. hamil. Masa nifas berlan berlangsu gsung ng selama selama kira-k kira-kira ira 6 mingg minggu u (42 hari). hari). (Ilmu kebidanan, Prawirohardjo Sarwono, 2010 :356 )
2. Masa nifas adalah masa sesudah sesudah persalinan dan kelahiran kelahiran bayi, plasenta, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, 2009 :4)
2.4.2
Tujuan Masa Nifas
Tujuan perawatan pada masa nifas yaitu : 1. Menjaga kesehatan kesehatan ibu dan bayinya, bayinya, baik fisik maupun maupun psikologis. psikologis. 2. Mendeteksi Mendeteksi masalah, masalah, mengobati, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikas komplikasii pada ibu maupun bayinya. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi
KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi sehari-hari.
4. Memberikan pelayanan KB. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, 2009 : 4-5)
2.4.3 Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terhadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1. Periode Periode immediate immediate postpartum postpartum Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masa ini sering terdapat masalah, misalnya pendarahan karena aton atonia ia uter uteri. i. Oleh Oleh kare karena na itu, itu, bida bidan n deng dengan an tera teratu turr haru haruss mela melaku kuka kan n pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah dan suhu. 2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. 3. Periode Periode late postpartum postpartum (1 minggu minggu-5 -5 minggu) minggu) Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, 2009 : 5) 2.4.4 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas.
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali, yaitu : 2.4.4.1 Kunjungan Kunjungan pertama pada waktu 6-8 jam setelah setelah persalinan.
Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah : 1. Mencegah Mencegah terjadinya terjadinya pendaraha pendarahan n pada masa masa nifas. 2. Mendeteksi Mendeteksi dan merawat penyebab penyebab lain perdarahan perdarahan dan memberikan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut.
3. Memberi kan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga mengenai
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4. Pemberian Pemberian ASI pada masa masa awal menjadi menjadi ibu. ibu. 5. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. lahir.
6. Menjaga bayi bayi agar tetap sehat dengan dengan cara mencegah mencegah hipotermia. hipotermia. 7. Jika bidan menolon menolong g persalinan, persalinan, maka bidan harus harus menjaga menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama pertama setelah setelah kelahiran kelahiran atau sampai sampai keadaa keadaan n ibu dan bayi bayi dalam dalam keadaan stabil. 2.4.4.2 Kunjungan Kunjungan kedua pada waktu waktu enam hari setelah persalinan.
Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah : 1. Memasti Memastikan kan involu involusi si uteri uteri berjala berjalan n normal normal,, uterus uterus berkon berkontra traksi ksi,, fundus fundus di
bawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau. 2. Menilai Menilai adanya adanya tanda-tanda tanda-tanda demam, demam, infeksi infeksi atau kelainan kelainan pasca melahirka melahirkan. n. 3. Memastikan Memastikan ibu mendapat mendapat cukup makanan makanan,, cairan dan istirahat. istirahat. 4. Memastikan ibu menyusui dengan dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. 5. Member Memberika ikan n konseli konseling ng kepada kepada ibu megenai megenai asuhan pada bayi, bayi, cara merawat merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat. 2.4.4.3 Kunjungan ketiga pada waktu dua minggu setelah persalinan.
Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah : 1. Memasti Memastikan kan involu involusi si uteri uteri berjala berjalan n normal normal,, uterus uterus berkon berkontra traksi ksi,, fundus fundus di
bawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau. 2. Menilai Menilai adanya adanya tanda-tanda tanda-tanda demam, demam, infeksi infeksi atau kelainan kelainan pasca melahirka melahirkan. n. 3. Memastikan Memastikan ibu mendapat mendapat cukup makanan makanan,, cairan dan istirahat. istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit. 5. Member Memberika ikan n konseli konseling ng kepada kepada ibu megenai megenai asuhan pada bayi, bayi, cara merawat merawat tali pusat dan bagaimana menjaga bayi agar tetap hangat.
2.4.4.4 Kunjungan keempat pada waktu empat minggu setelah persalinan.
Tujuan dilakukan kunjungan ini adalah : 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang yang dialami atau bayinya. 2. Memberikan Memberikan konselin konseling g untuk untuk KB secara secara dini. 3. Menga Menganj njur urka kan n atau atau meng mengaja ajak k ibu ibu memb membaw awaa bayi bayiny nyaa ke posy posyand andu u atau atau
puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, 2009 :6-7 )
2.4.5 Perubahan Fisiologis pada masa nifas 2.4.5.1 Perubahan Sistem Reproduksi
Peruba Perubahan han Sistem Sistem Reprod Reproduks uksii selama selama masa masa nifas, nifas, alat intern internal al maupun maupun ekste ekstern rnal al
beran berangs gsun ungg-an angs gsur ur
kemba kembali li
sepe sepert rtii
sebel sebelum um
hami hamil. l.
Peru Peruba baha han n
kesel keselur uruh uhan an alat alat geni genita talia lia ini ini diseb disebut ut invo involu lusi. si. Pada Pada masa masa ini ini terja terjadi di juga juga perubahan penting lainnya, perubahan - perubahan penting lain yang terjadi antara lain sebagai berikut : 1. Ute Uterus
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi berkontraksi pada posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simpisis, atau sedikit lebih tniggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengkerut, sehingga dalam dua minggu telah turun dan masuk kedalam rongga
pelviks dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengorganisasian dan pengguguran desidua serta pengelupasan situs plasenta, sebagaimana sebagaimana diperlihatkan diperlihatkan dengan dengan pengurang pengurangan an dalam ukuran dan berat serta oleh warna dan banyaknya lochea. Banyaknya lochea dan kecepatan involusi tidak akan terpengaruh oleh pemberian sejumlah preparat matergin dan lainnya dalam proses persalinan. Proses involusi tersebut dapat dipercepat prosesnya bila ibu menyusui bayinya. bayinya.
Tabel 2.6 Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi Invousi TFU Berat Uterus Bayi lahir Setinggi pusat 2 jari bawah pusat 1.000 gram 1 ming inggu Pert Perten eng gahan ahan pusa pusatt sim simpisis isis 750 750 gram ram 2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gram 6 minggu Normal 50 gram 8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram (Sumber : Saleha, S, 2009 : 55)
2. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa nifas. Lochea terbagi atas empat yaitu : a. Lochea Rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah segar
dan dan sisasisa-sis sisaa selap selaput ut ketu ketuba ban, n, sel-se sel-sell desi desidu duaa vern vernik ikss caseo caseosa, sa, lanugo lanugo dan mekoneum mekoneum selama selama 2 hari hari pasca pasca persali persalinan. nan. Inilah lochea yang akan keluar selama 2 sampai 3 hari postpartum. b. Lochea Sanguilenta berwarna merah kuning bersih darah dan lendir
yang keluar pada hari ke -3 sampai ke-7 pasca persalinan.
c. Lochea Serosa dimulai dengan versi yang lebih pucat dari lochea
rubra. rubra. Lochea Lochea ini berben berbentuk tuk serum serum dan berwarn berwarnaa merah merah jambu jambu kemudian menjadi kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke7 sampai hari ke-14 pasca persalinan. d. Lochea alba dimulai dari hari ke-14 kemudian makin lama makin
sedikit hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya. Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-sel desidua. 3. Endo Endome metr trium ium Peru Peruba baha han n
pada pada
endo endome metr trium ium adal adalah ah
timb timbul ulny nyaa
tromb trombos osis, is,
degene degenerasi rasi dan nekros nekrosis is di tempat tempat implan implantasi tasi plasen plasenta. ta. Pada Pada hari hari pertama tebal endometrium 2.5 mm, mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai mulai rata, rata, sehing sehingga ga tidak tidak ada pemben pembentuk tukkan kan jaringa jaringan n perut perut pada pada bekas implantasi plasenta. 4. Serv erviks iks Sete Setela lah h bera berakh khir irny nyaa kala kala III, III, servi serviks ks menj menjad adii sanga sangatt lemb lembek ek,, kendur, dan terkulai. Serviks tersebut bisa melepuh dan lecet, terutama di bagian anterior. Serviks akan terlihat padat yang mencerminkan vaskularitas vaskularitasnya nya yang yang tinggi, tinggi, lubang lubang serviks serviks lambat laun mengecil, mengecil, beberapa hari setelah persalinan dari retak karena robekan dalam persalinan. Rongga leher serviks bagian luar akan membentuk seperti keadaan sebelum hamil pada saat empat minggu postpartum.
5. Vag Vagina ina Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerpurium merupakan suatu saluran yang luas berbanding berbanding tipis. Secara berangsur-angsur berangsur-angsur luasn luasny ya berk berkur uran ang, g, tetap tetapii jaran jarang g sekal sekalii kemb kembali ali sepert sepertii ukur ukuran an nulipara. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan jaringan yang kecil, yang dalam proses pembentukan perubahan menjadi karunkulae mitiformis yang khas pada wanita multipara. 6. Payuda Payudara ra (Mamae) (Mamae) Proses Proses menyu menyusui sui mempun mempunya yaii dua mekanis mekanisme me fisiolo fisiologis gis,, yaitu yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down. Sampai Sampai hari ketiga ketiga setelah setelah melahi melahirka rkan, n, efek prolat prolatin in pada pada payuda payudara ra mulai mulai dirasak dirasakan. an. Pembuluh Pembuluh darah payudara payudara menjadi menjadi bengkak bengkak terisi darah, sehingga sehingga timb timbul ul rasa rasa hang hangat at,, beng bengka kak k dan dan rasa rasa saki sakit. t. SelSel-sel sel acini acini yang yang menghasilk menghasilkan an ASI mulai berfungsi, berfungsi, ketika bayi bayi menghisap menghisap puting, puting, reflek reflek saraf saraf merang merangsang sang lobus lobus posteri posterior or pituit pituitari ari untuk untuk mensekr mensekresi esi horm hormon on
oksi oksito tosi sin. n.
Oksi Oksito tosi sin n
mera merang ngsa sang ng
refl reflek ekss
let
down
(menga (mengalir lirkan kan), ), sehing sehingga ga menye menyebab babkan kan ejeksi ejeksi ASI melalui melalui sinus sinus aktifetus payudara ke duktus yang terdapat pada puting. 7. Sistem Sistem Pencer Pencernaa naan n Pada ibu nifas yang partus lama akan mudah terjadi ileus paralitikus, yaitu adanya obstruksi usus akibat tidak adanya peristaltik usus. Hal ini terjadi karena penekanan buah dada dalam kehamilan dan partus
lama, lama, sehing sehingga ga membata membatasi si gerak gerak perista peristaltik ltik usus, usus, serta serta bisa bisa juga juga terjadi terjadi karena karena pengar pengaruh uh psikis psikis takut takut BAB karena ada luka luka jahita jahitan n perineum.
8. Sistem Sistem Perkem Perkemiha ihan n Pelv Pelvis is ginja ginjall dan dan uter uterus us yang yang tere terega gang ng dan dan berd berdil ilat atasi asi selam selamaa keham kehamila ilan n kemb kembali ali norm normal al pada pada akhi akhirr ming minggu gu keem keempa patt setela setelah h melahirkan. 9. Sistem Muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu keham kehamila ilan n
dan dan
persa persali linan nan
bera berang ngsu sung ng-an -angs gsur ur
kemb kembali ali
sepert sepertii
sediak sediakala ala.. Tidak Tidak jarang jarang ligame ligamen n rotund rotundum um mengen mengendu dur, r, sehing sehingga ga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat genitalia yang mengendur mengendur dapat diatasi dengan dengan latihan-latih latihan-latihan an tertentu. tertentu. Mobilisasi Mobilisasi sendi berkurang dan posisi lordosis kembali secara perlahan-lahan. 10. Peruba Perubahan han TandaTanda-tan tanda da vital vital Tanda-tanda vital yang dikaji selama masa nifas adalah sebagai berikut : a. Suhu Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ºC. Setelah partus akan naik 0,5 ºC dari keadaan normal. b. Nadi dan Pernapasan
Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus dan dapat menjadi bradikardia. Pada masa nifas umumnya denyut nadi lebih dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan pernapasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula. c. Teka Tekana nan n dar darah ah Pada beberapa kasus ditemukan ditemukan keadaan hipertensi post partum akan akan meng menghi hila lang ng deng dengan an send sendir irin iny ya
apab apabil ilaa tida tidak k terd terdap apat at
penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ½ bulan tanpa pengobatan. (Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, 2009 :53-61 ) 2.4.5.2 Kebutuhan Dasar Dasar Ibu pada Masa Masa Nifas
Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas adalah sebagai berikut : 1. Nutrisi
Ibu harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut : a. Mengkonsum Mengkonsumsi si tambahan tambahan 500 500 kalori kalori setiap hari. b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. c. Minum sedikitnya sedikitnya 3 liter air air setiap setiap hari. hari. d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, sedikitnya
selama 40 hari pasca persalinan. e. Minu Minum m kaps kapsul ul vitam vitamin in A 200. 200.00 000 0 unit unit agar agar dapa dapatt memb memberi erika kan n vitamin A kepada bayinya melalui ASI. 2. Ambu Ambula lasi si
Ambul Ambulasi asi dini dini (early ambulation ambulation)) ialah ialah kebijak kebijakan an agar agar secepat secepat mungk mungkin in bidan bidan membim membimbin bing g ibu postpa postpartum rtum bangu bangun n dari dari tempat tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. 3. Elim Elimin inas asii a. Buan Buang g Air Air Keci Kecill (BAK (BAK)) Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dala dalam m 8 jam jam post postpa part rtum um belu belum m dapa dapatt berk berkem emih ih atau atau seka sekali li berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan Akan tetapi tetapi kalau kalau terny ternyata ata kandun kandung g kemih kemih penuh, penuh, tidak tidak perlu perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. b. Buang Air Besar (BAB) Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat obat pencah pencahar ar masih masih belum belum bisa BAB, BAB, maka maka dilaku dilakukan kan klisma klisma (huknah) 4. Person Personal al Higien Higienee Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh Oleh karena karena itu, kebersih kebersihan an diri
sangat sangat penting penting untuk untuk mencega mencegah h
terja terjadi diny nyaa infe infeks ksi. i. Kebe Kebersi rsiha han n tubu tubuh, h, paka pakaia ian, n, temp tempat at tidu tidurr dan dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga. 5. Istirahat dan Tidur
Hal-hal yang bisa dilakukan dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut : a. Anjurkan Anjurkan ibu untuk untuk istirahat cukup cukup untuk mencega mencegah h kelelahan yang yang berlebihan. b. Sarankan Sarankan ibu untuk kembali kembali pada kegiatan-kegiata kegiatan-kegiatan n rumah tangga
secara secara perlah perlahan-l an-laha ahan, n, serta serta untuk untuk tidur tidur siang siang atau beristi beristirah rahat at selagi bayi tidur. c. Kurang istirahat istirahat akan mempen mempengaruh garuhii ibu dalam hal : 1) Mengurangi Mengurangi jumlah jumlah ASI yang diproduk diproduksi. si. 2) Memp Memperl erlam ambat bat pros proses es invo involu lusi si uter uterus us dan dan memp memper erba bany nyak ak
pendarahan. 3) Menyebabk Menyebabkan an depresi dan ketidakmampuan ketidakmampuan untuk untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. 6. Aktifi Aktifitas tas Seksua Seksuall Aktifitas seksual dapat dilakukan oleh ibu nifas bila telah memenuhi syarat, yaitu secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan jari satu-satu dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap. 7. Latiha Latihan n dan Sena Senam m Nifas Nifas Setelah Setelah persalianan persalianan terjadi involusi involusi pada hampir hampir seluruh organ tubuh wanita wanita.. Involu Involusi si ini sangat sangat jelas jelas terlih terlihat at pada pada alat-al alat-alat at kandun kandungan gan.. Sebagai akibat kehamilan dinding perut menjadi lembek dan lemas
disert disertai ai adany adanyaa striae striae gravid gravidaru arum m yang yang membua membuatt keinda keindahan han tubuh tubuh akan sangat terganggu. Oleh karena itu, mereka akan selalu berusaha untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah sudah tidak tidak indah indah lagi. lagi. Cara untuk untuk mengem mengembal balika ikan n bentuk bentuk tubuh tubuh menjadi indah dan langsing seperti semula adalah dengan melakukan Kebidanan pada Masa Nifas, Sitti Saleha, latihan dan senam nifas. (Asuhan Kebidanan 2009 :71-76 )
2.4.5.3 Proses Laktasi dan Menyusui
Proses ini dikenal juga dengan istilah inisiasi menyusu dini, di mana ASI baru akan keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plesenta mengandun mengandung g hormon hormon penghambat penghambat prolaktin ( hormon hormon plasenta) plasenta) yang mengha menghamba mbatt pemben pembentuk tukan an ASI. ASI. Setela Setelah h plasen plasenta ta lepas, lepas, hormo hormon n plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga susu pun keluar. Umum Umumny nyaa
ASI ASI kelu keluar ar 2-3 hari ari sete setela lah h
melah elahir irk kan. an.
Nam Namun,
sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum yang baik sekali untuk bayi, karena mengandung zat kaya gizi dan antibiodi pembunuh kuman. 2.4.5.6 Hubungan perkawinan (sanggama)
a.
Secara fi fisik mu mulai am aman un untuk me melakukan hu hubungan su suami is istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
b.
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri istri sampai sampai masa masa waktu waktu terten tertentu, tu, misalnya misalnya setelah setelah 40 hari hari atau atau 6 mingg minggu u setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
2.4.5.7 Keluarga Berencana
a.
Idealnya pa pasangan ha harus me menunggu se sekurang-kurangnya 2 ta t ahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaim bagaimana ana mereka mereka ingin ingin merenca merencanak nakan an tentan tentang g keluar keluargan ganya. ya. Namun Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya denggan mengaja mengajarka rkan n kepada kepada mereka mereka tentan tentang g cara menceg mencegah ah kehami kehamilan lan yang yang tidak tidak diinginkan.
b.
Biasanya wanita tidak akan ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidny haidnyaa selama selama menete meneteki. ki. Oleh Oleh karena karena itu, itu, metoda metoda amenor amenoree laktasi laktasi dapat dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Risiko cara ini ialah 2% kehamilan.
c.
Meskipun beberapa metoda KB mengandung risiko, menggunakan kontrasepsi lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
d.
Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal sebagai berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu : 1)
Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
2)
Kelebihan / keuntungannya
3)
Kekurangannya
4)
Efek samping
5)
Bagaimana menggunakan metoda itu
6)
Kapan metoda itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca bersalin yang menyusui.
e.
Jika se seorang ibu atau pasangan telah memilih metoda KB KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan itu dan untuk melihat apakah metoda tersebut bekerja dengan baik.
2.4.6 Tanda-tanda Bahaya Post Bahaya Post Partum
Menurut APN (2008) tanda bahaya post bahaya post partum adalah : 1. Demam 2. Perdar Perdaraha ahan n aktif aktif 3. Banyak Banyak keluar keluar bekuan bekuan darah 4. Bau busu busuk k dari vagi vagina na 5. Pusi Pusing ng 6. Lemas Lemas luar luar biasa biasa 7. Penyulit Penyulit menyusu menyusukan kan anaknya anaknya 8. Nyeri panggul atau abdomen yang yang lebih hebat dari dari nyeri kontraksi biasa 2.4.7 Sibling 2.4.7 Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah adanya rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya terjadi pada anak dengan usia 2 - 3 tahun. Anak mendemonstrasikan sibling rivalry dengan dengan perilaku perilaku temperamenta temperamental, l, contohny contohnyaa menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang
tua, atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya. Hal ini dapat dicegah deng dengan an selal selalu u meli meliba batk tkan an anak anak dalam dalam memp mempers ersiap iapkan kan kela kelahi hira ran n adik adikny nya, a, memperkenalkan calon saudara kandung sejak masih dalam kandungan dengan menunj menunjukk ukkan an gambar gambar-ga -gamba mbarr bayi. bayi. Orang Orang tua harus harus selalu selalu memper mempertaha tahanka nkan n komunikasi komunikasi yang baik dengan anak tanpa mengurangi mengurangi kontak fisik dengan anak. (Ari Sulistyawati, 2009) 2.5 Manajemen Asuhan Kebidanan 2.5.1 Definisi
Manajem Manajemen en kebida kebidanan nan adalah adalah proses proses pemeca pemecahan han masala masalah h yang yang digunak digunakan an sebagai sebagai metode metode mengorg mengorgani anisasik sasikan an pikiran pikiran dan tindaka tindakan n berdasark berdasarkan an teori teori ilmiah, ilmiah, penem penemua uan-p n-pen enemu emuan an,, keter keteramp ampila ilan n dalam dalam rangkaian rangkaian atau tahapan tahapan yang logis logis untuk untuk pengambi pengambilan lan suatu suatu keputu keputusan san yan yang g berf berfok okus us pada pada klie klien. n. (Va (Varn rney ey,, 200 2008) 8) 2.5.2 Langkah-langkah manajemen kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan pada ibu bersalin agar asuhan mendapat hasil yang maksimal, maka dilakukan asuhan dengan menggunakan manajemen kebidanan pada ibu bersalin dengan tujuh langkah varney sebagai berikut: 1. Mengumpul Mengumpulkan kan Data Dasar Adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan panggul sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru dan catatan rumah sakit sebelum sebelumny nya, a, meninj meninjau au data data Labora Laborator torium ium dan memban membandin dingka gkan n dengan dengan study study
singkatnya, langkah pertama ini mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. 2. Identifikasi Identifikasi masalah, masalah, diagnosa diagnosa dan kebutuhan kebutuhan.. Pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik yang sudah diidentifikasi. Kata masalah dan dan diag diagno nosa sa kedu keduan anya ya digu diguna naka kan, n, karen karenaa bebe beberap rapaa masal masalah ah tida tidak k dapa dapatt diselesaikan diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhk membutuhkan an penanganan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap pasien. Diagno Diagnosa sa kebida kebidanan nan adalah adalah diagno diagnosa sa yang yang ditega ditegakka kkan n dalam dalam lingku lingkup p praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur nomenklatur diagnosa kebidanan. 3. Mengidentif Mengidentifikasi ikasi diagnosa diagnosa atau masalah potensial. potensial. Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain lain berdasa berdasarka rkan n rangka rangkaian ian masalah masalah dan diagno diagnosa sa terbaru terbaru.. Pada Pada langka langkah h ini membutuhkan antisipasi perencanaan, bila mungkin menunggu sambil mengamati dan bersiap-siap bila hal tersebut benar-benar terjadi. 4. Identifikasi Identifikasi kebutuhan kebutuhan yang memerlukan memerlukan penanganan penanganan segera. Langkah Langkah keempat keempat mencermink mencerminkan an kesinambu kesinambungan ngan dari proses manajemen kebida kebidanan nan,, jadi manajem manajeman an bukan bukan hanya hanya selama selama asuhan asuhan primer primer period periodic ic atau atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama ibu bersalin tersebut membutuhkan tindakan segera. 5. Merencanakan Merencanakan asuhan asuhan yang yang menyeluruh menyeluruh..
Meren Merenca cana naka kan n
asuha asuhan n
yang yang meny menyelu eluru ruh h
dite ditent ntuk ukan an oleh oleh lang langka kah h
sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi. Pada langkah informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja yang yang sudah sudah terliha terlihatt dari dari kondis kondisii pasien pasien yang yang berkai berkaitan tan tetapi tetapi juga juga berkai berkaitan tan dengan dengan kerangka kerangka pedoman pedoman antisipasi bagi ibu bersalin. Dengan kata lain, asuhan terhadap terhadap ibu bersalin tersebut sudah mencakup mencakup setiap hal yang berkaitan berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. 6. Melaksanakan Melaksanakan Perencanaan. Perencanaan. Adalah Adalah langka langkah h pelaks pelaksana anaan an rencan rencanaa asuhan asuhan menye menyeluru luruh h seperti seperti yang yang telah diuraikan pada langkah kelima. 7. Eval Evalua uasi si Langkah terakhir ini sebenarnya adalah merupakan pengecekan apakah renc rencan anaa asuha asuhan n terseb tersebut ut yang yang meli melipu puti ti peme pemenu nuha han n kebu kebutu tuha han n yang yang akan akan membutuhkan bantuan benar–benar telah terpenuhi kebutuhannya, sebagaimana yang yang telah telah diiden diidentif tifika ikasi si di dalam dalam masalah masalah dan diagno diagnosa. sa. Rencan Rencanaa terseb tersebut ut dianggap efektif dalam pelaksanaannya dan dianggap tidak efektif jika memang tidak efektif. Asuhan kebidanan disusun sesuai dengan interprestasi data dasar yang dimulai dengan mengumpulkan data pada waktu pasien bersalin.
2.5.3 Dokumentasi Asuhan Kebidanan
Asuhan yang dilakukan harus dicatat dengan benar, sederhana, jelas dan logis, sehingga perlu metode pendokumentasian. (Varney, 2008) SOAP SOAP adalah adalah catatan catatan yang yang bersiap bersiap sederhan sederhana, a, jelas, jelas, logis, logis, dan tertulis. Metode Metode 4 langkah langkah yang yang dinamakan dinamakan SOAP ini disarikan disarikan dari proses proses pemiki pemikiran ran penatala penatalaksana ksanaan an kebidan kebidanan. an.
Dipakai Dipakai untuk untuk mendokum mendokumentasik entasikan an asuhan asuhan pasien pasien
sebagai catatan cat atan perkembangan. perkembang an. (Konsep asuhan kebidanan, 2003) Sedangkan untuk pendokumentasian dengan menggunakan SOAP, sebagai berikut : S : Subjektif Mengga Menggamba mbarka rkan n pendok pendokum ument entasia asian n hasil hasil pengum pengumpul pulan an data data klien klien melalu melaluii anamnesa yang berisi keluhan – keluhan yang dirasakan klien. O : Objektif Menggambark Menggambarkan an pendokum pendokumentasia entasian n hasil pemeriksaan pemeriksaan fisik klien, klien, hasil labora laborator torium ium dan tes diagno diagnosa sa lain yang yang dirum dirumusk uskan an dalam dalam data data fokus fokus untuk untuk mendukung assesment. A : Assesment Mengg Menggamb ambark arkan an pendok pendokum umenta entasian sian hasil hasil analis analisaa dan interp interpreta retasi si dari dari subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosa atau masalah potensial dan tindakan segera. P : Planning
Meng Mengga gamb mbar arka kan n pend pendok okum umen entas tasia ian n dari dari pere perenc ncan anaa aan n dan dan eval evalua uasi si berdasarkan assesment. Untuk menggambarkan keterkaitan antara manajemen kebida kebidanan nan sebaga sebagaii pola pola pikir pikir dengan dengan pendok pendokume umenta ntasian sian sebaga sebagaii catatan catatan dari dari asuhan pendekatan manajemen kebidanan.
View more...
Comments