Bab Ii Landasan Teori Pengertian Hujan Asam

July 5, 2019 | Author: Ferdy Frankensteins | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab Ii Landasan Teori Pengertian Hujan Asam...

Description

BAB II LANDASAN TEORI PENGERTIAN HUJAN ASAM

Didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk  mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini. Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danaudanau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.

2

PENYEBAB HUJAN ASAM

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik  pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah. Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik  Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya. Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan asam). Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut: Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masingmasing lapisan tersebut. Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam

3

Dampak hujan asam bagi lingkungan paling jelas terlihat dalam dua gejala berikut: 1. NEKROSIS : deposisi kering yang berupa partikel dan gas asam menyebabkan kerusakan

lapisan lilin pada daun. Kerusakan ini menyebabkan tanaman mudah kehilangan nutrisi, tidak  tahan terhadap dingin, jamur dan serangga. Fenomena deposisi kering ini sangat merisaukan terutama bila terjadi di daerah hutan dan pertanian karena dapat memperlambat pertumbuhan tanaman, serta mengurangi hasil panen. 2. EUROFIKASI : Karena sifat kandungan asamnya, air hujan mudah melarutkan Nitrat dalam

tanah yang dilaluinya. Pada dasarnya Nitrat merupakan zat yang dibutuhkan keberadaannya bagi pertumbuhan tanaman. Bila kandungan nitratnya terbawa air hujan, berakibat pada pengurangan kesuburan tanah tersebut. Selanjutnya senyawa nitrat dibawa dan dikumpulkan oleh air hujan di daerah yang lebih hilir seperti danau dan muara. Daerah ini sebaliknya menjadi terlalu subur, sehingga memacu pertumbuhan alga dan tanaman air lainnya. Dampak turunan dari peristiwa di atas adalah tertutupnya danau atau muara akibat pesatnya pertumbuhan tanaman air di permukaan. Selain itu asam dalam air mudah mengikat logam beracun seperti Aluminium. Selanjutnya berkurangnya pasokan sinar matahari dan oksigen, serta tingginya kandungan logam berat dalam air, dapat menyebabkan matinya ikan dan makhluk lain yang hidup di bawahnya. Selain dampak hujan asam bagi lingkungan, juga tidak kecil dampaknya pada kesehatan manusia. Gejala eurofikasi seperti yang telah dijelaskan di atas, menyebabkan tingginya kandungan Nitrat pada sumber-sumber air seperti sungai dan danau, yang hingga saat ini masih menjadi sumber air bagi masyarakat di sekitarnya. Belum lagi air hujan yang dipanen dan dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di wilayah yang sulit air. Air hujan asam berbahaya bagi organ paru-paru yang peka terhadap NOx. Pemasukan Nitrat ke air minum 200-300 mg/hari dapat memicu kanker, mutasi dan abnormalitas. Standar kandungan tertinggi konsumsi Nitrat yang ditetapkan WHO sebesar : 10 ppm nitrat atau 10 mg per liter air (Akhadi, 2009). Penelitian juga menunjukkan bahwa deposisi asam dapat menambah kerentanan anak terhadap penyakit, seperti: demam, alergi, dan batuk.

4

Penanggulangan

a. Upaya Pengendalian Deposisi Asam :

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi. b. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah

Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi. Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar nonbelerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker). c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran

Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%. Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk  gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara. Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas

 buang selanjutnya “didinginkan” dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam. e. Pengendalian Setelah Pembakaran

Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000. Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk. Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil dalam bentuk  papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis dinding (wall boards).

.

6

KATA ENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Peristiwa Hujan Asam”. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk  menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik  pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk  itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Ngawi,27 April 2012 Penyusun

Diki Pradana

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… .(i) KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. (ii) DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………….. (iii) BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..(1) 1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..(1) BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hujan Asam …………………………………………………………… (2) 2.2 Penyebab Hujan Asam……………………………………………………………… (3) 2.3 Dampak dari Hujan Asam…………………………………………………………...(4) 2.4 Penanggulangan peristiwa Hujan Asam…………………………………………….(5-6)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………(7) 3.2 SARAN…………………………………………………………………………….(7) DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................(iv) III

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. 2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut: Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. 3. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohonpohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia. 3.2 Saran Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara, diharapkan akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak hanya erhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.

7

DAFTAR PUSTAKA (1) WWW.GOOGLE.COM 

IV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mungkin kita sering mendengar peristiwa Hujan Asam,tapi apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan hujan asam? Dampak yang ditimbulan bagi lingkungan hidup?.Sebagian besar masyarakat belum mengetahui tentang peristiwa Hujan Asam.Untuk memberi pengetahuan dan landasan teori yang lebih baik,maka disusunlah makalah ini

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai beriut:

a) Apa pengertian dari peristiwa hujan asam? b) Apa penyebab terjadinya hujan asam? c) Apa dampak yang ditimbulkan dari hujan asam? d) Bagaimana upaya penanggulangan dari hujan asam?

1

DI SUSUN OLEH: DIKI PRADANA FAKULTAS EKONOMI (A) 114070

i

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF