Bab I

October 2, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab I...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketuba Ket uban n pecah pecah dini dini (KPD) (KPD) di defini definisik sikan an sebagai sebagai pecahn pecahnya ya ketuba ketuban n sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun mau pun jauh jauh sebelu sebelum m waktun waktunya ya melahi melahirka rkan. n. KPD preterm preterm adalah adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Sujiyatini, 2009). Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan / sebelum inpartu,pada pembukaan < 4cm (fase laten). Hal ini dapa dapatt terj terjad adii pada pada akhi akhirr keha kehami mila lan n maup maupun un ja jauh uh se sebe belu lum m wakt waktun unya ya melahirkan (Nugroho Taufan, 2012) Kompli Kom plikasi kasi yang yang timbul timbul akibat akibat KPD antara antara lain lain dapat dapat menyeb menyebabk abkan an infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterine;  persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm;   komplikasi pada ibu mencakup peningkatan peningkatan kejadian kejadian persalinan persalinan melalui bedah Caesar (akibat (akibat malp ma lpre rese sent ntas asi, i, pr prol olap apss

tali tali pusa pusat) t),,

in infe feks ksii

in intr tram amni nion on (1 (155-30 30%) %) da dan n

endometritis pasca persalinan; gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering

terjadi

pada

presentasi

bokong

atau

letak

lintang);

Oligohidramnion,bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis (Yeyeh Rukiyah Ai dan Yulianti Lia,2010).

1

 

Bada Ba dan n Keseh Kesehata atan n Duni Duniaa atau atau World World Heal Health th Orga Organi nizat zatio ion n (WHO (WHO)) memperkirakan bahwa 35-37% ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami mengalami ketuban ketuban pecah dini. Pada umumnya umumnya ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian kematian ibu (maternal  ( maternal  mortality)) (Saifuddin, 2010). mortality Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi ke keha hami milan lan pa pato tolo logi gis. s. Keha Kehami mila lan n pa pato tolo logi giss sen sendi diri ri tida tidak k te terj rjad adii secara secara mendadak menda dak karena kehamilan kehamilan dan efeknya terhadap terhadap organ tubuh berlangsun berlangsung g secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama sela ma kehami kehamilan lan merupa merupakan kan upaya upaya terbaik terbaik untuk untuk menceg mencegah ah terjadi terjadinya nya ga gang nggu guan an ya yang ng seriu seriuss terh terhad adap ap ke keha hami mila lan n atau atau ke kesel selam amat atan an ib ibu u ha hami mill (Saifuddin (Saifu ddin 2010). Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan kehamilan beresiko beresiko tinggi. Kesalahan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayinya (Sujiyatini dkk, 2009). Data hasil Suvei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 100.000 kelahiran hidu hidup. p. Seda Sedang ngka kan n me menu nuru rutt Keme Kement nter erian ian Kese Keseha hata tan n RI ju juml mlah ah ib ibu u ya yang ng meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 sebanyak 5019 orang, dan jumlah bayi bayi yang meninggal meninggal di Indonesia Indonesia berdasarkan berdasarkan estimasi estimasi SDKI

2

 

2013 mencapai 160.681 bayi. Insidensi ketuban pecah dini pada usia kehamilan cukup bulan adalah 8-10%, sedangkan 2-4% terjadi pada ketuban pecah dini saat preterm dan 7-10% ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan kembar  (Kemenkes RI, 2014). KPD merupakan permasalahan yang serius karena bisa menyebabkan infeksi intra partum (korioamnionitis) ascendens dari vagina ke intrauterine;  persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm;   komplikasi pada ibu mencakup peningkatan kejadian persalinan melalui bedah caesar (akibat malp ma lpre rese sent ntas asi, i, pr prol olap apss

tali tali pusa pusat) t),,

in infe feks ksii

in intr tram amni nion on (1 (155-30 30%) %) da dan n

endometritis pasca persalinan; gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering

terjadi

pada

presentasi

bokong

atau

letak

lintang);

Oligohidramnion,bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis dan tentunya banyak sekali faktor resiko yang menyebabkan terjadinya ketuba ket uban n pecah pecah dini. dini. Pada Pada saat survey survey dilapa dilapanga ngan n kasus kasus KPD merup merupaka akan n masalah yang paling banyak ditemui dan masih sering terjadi. Itulah alasan  penulis tertarik untuk mengambil kasus laporan tugas akhir dengan judul KPD (Ketuban Pecah Dini). 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Berdas arkan uraian uraian dari latar belakang belakang diatas diatas maka rumusan masalah masalah dalam dal am lapora laporan n kasus kasus ini adalah adalah “ Bagaim Bagaimana ana penata penatalak laksan sanaan aan manajem manajemen en asuhan kebidanan kebidanan pada Ny. J G2P1A0 umur 26 tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD Tengku Rafian Tahun 2016.

3

 

1.3 Tujuan

1.3.1

Tujuan umum Untuk menerapkan manajemen asuhan kebidanan pada pada Ny. J G2P1A0 umur 26 tahun tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD Tengku Rafian tahun 2016.

1.3 1.3.2

Tuju ujuan kh khus usus us a. Mampu Mampu melak melakuka ukan n pengka pengkajian jian data data pada pada Ny. Ny. J G2P1A0 umur 26 tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD Tengku Rafian tahun 2016.  b. Mampu menegakkan diagnosa pada Ny. J G2P1A0  umur umur 26 tahun tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD Tengku Rafian tahun 2016. c. Mampu Mampu mela melaku kuka kan n peren perenca cana naan an pada pada Ny. Ny. J G2P1A0  umur 26 tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD Tengku Rafian tahun 2016. d. Mampu Mampu melak melakuk ukan an asuha asuhan n kebid kebidan anan an pada pada Ny. Ny. J G2P1A0  umur 26 tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD RSUD Tengku Rafian Rafian tahun 2016. e. Mampu Mampu melak melakuk ukan an evalua evaluasi si asuhan asuhan kebid kebidan anan an pada pada Ny. Ny. J G2P1A0 umurr 26 tahun umu tahun dengan dengan indika indikasi si KPD di ruang VK RSUD Tengku Tengku Rafian tahun 2016.

4

 

f. Mampu Mampu melak melakuk ukan an pendo pendoku kume ment ntasi asian an pada pada Ny. J G2P1A0  umur 26 tahun dengan indikasi KPD di ruang VK RSUD RSUD Tengku Rafian Rafian tahun 2016.

1.4 Ruang Lingkup

a. Sasaran Ibu dengan indikasi KPD  b. Tempat Ruang VK di RSUD Tengku Rafian tahun 2016.

c. Waktu aktu/T /Tan angg ggal al Pukul 09:00/Minggu, 18 September 2016 2016 1.5 Manfaat

1.5 1.5.1

Bag Bagi Mah Mahas asis iswa wa Hasi Ha sill da dari ri lapo lapora ran n ka kasu suss in inii dihar diharap apka kan n da dapa patt mena menamb mbah ahka kan n  pengalaman dan wawasan mahasiswi serta sebagai media untuk  mene me nerap rapka kan n ilmu ilmu ya yang ng telah telah dida didapa patk tkan an selam selamaa ku kuli liah ah kh khus usus usny nyaa mengenai KPD.

1.5.2

Bag agii ib ibu de dengan KP KPD Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambahkan wawasan  pengetahuan tentang KPD.

5

 

1.5. 1.5.3 3

Bagi Bagi RSUD RSUD Teng Tengku ku Rafi Rafian an Siak  Siak  Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi  banding dalam melaksanakan manajemen asuhan kebidanan ibu dengan KPD.

1.5. 1.5.4 4

Bagi Bagi Akad Akadem emii Keb Kebid idan anan an Sa Salm lmaa Hasil laporan kasus ini di harapkan dapat menambahkan menambahkan referensi di pe perp rpus usta taka kaan an Akad Akadem emii Kebi Kebida dana nan n Sa Salm lmaa ya yang ng da dapa patt di digu guna naka kan n sebagai bahan acuan dan bacaan ilmu pengetahuan tentang KPD.

6

 

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Ketuban Pecah Dini 2.1.1 Definisi Ketuban Pecah Dini

Ketuba Ket uban n Pecah Pecah Dini Dini didefin didefinisik isikan an sebaga sebagaii pecahn pecahnya ya ketuba ketuban n se sebe belu lum m wakt waktun unya ya mela melahi hirk rkan an.. Hal Hal in inii da dapa patt te terj rjad adii pa pada da ak akhi hir  r  kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah ada lah KPD KPD sebelu sebelum m usia usia kehami kehamilan lan 37 minggu minggu.. KPD merupa merupakan kan kompli kom plikas kasii yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan kehami kehamilan lan kurang kurang bu bulan lan,, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada  bayi yang kurang bulan. Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34

min mingg ggu u

sa sang ngat at

komple mplek k,

ber ertu tuju juan an

un untu tuk k

men mengh ghil ilan ang gkan kan

kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Sujiyatini dkk, 2009) Ketuban Pecah Dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum  proses persalinan dimulai (Norwitz Errol dan Schorge John,2006). John,2006). 2.1.2 Etiologi

Penyebab Penye bab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan ditentukan secara sec ara pa past sti. i. Bebe Beberap rapaa lapor laporan an meny menyeb ebut utka kan n

fakto faktor-f r-fak akto torr

ya yang ng

 berhubungan erat dengan KPD, namun faktor-faktor mana yang lebih

7

 

 berperan

sulit

diketahui.

Kemungkinan

yang

menjadi

faktor 

 predisposisinya adalah: a.

Infeksi Infeks Inf eksii yang yang terjad terjadii secara secara langsu langsung ng pada pada selaput selaput ketuba ketuban n maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban  bisa

menyebabkan

terjadinya

KPD.

Servik

yang

inkompete inko mpetensia,k nsia,kanalis analis sevikalis sevikalis yang selalu terbuka terbuka oleh karena karena kelainan kelain an pada servik uteri (akibat (akibat persalinan,c persalinan,curetag uretage). e). Tekanan Tekanan intra int ra uterin uterin yang yang mening meninggi gi atau mening meningkat kat secara secara berleb berlebiha ihan n (overdistensi uterus) misalnya trauma,hidramnion,gamelli. Trauma oleh oleh bebe bebera rapa pa ahli ahli dise disepa paka kati ti se seba baga gaii fa fakt ktor or pr pred edis isis isii at atau au  penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hu hubu bung ngan an

se seks ksua ual, l,pe peme meri riks ksaan aan

da dala lam, m,ma maup upun un

amno amnosi sint ntes esis is

menyeb men yebabk abkan an terjad terjadiny inyaa KPD KPD karena karena biasan biasanya ya disert disertai ai infeks infeksi. i. Kelain Kel ainan an let letak, ak,mis misaln alnya ya sungsa sungsang, ng, sehing sehingga ga tidak tidak ada bagian bagian terend ter endah ah yang yang menutu menutupi pi pintu pintu atas atas panggu panggull (PAP) (PAP) yan yang g dapat dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah. Faktor lain: a)

Fakt Faktor or gol golon onga gan n darah darah akib akibat at golo golong ngan an dara darah h ibu ibu dan ana anak k yang yang tidak tid ak sesuai sesuai dapat dapat menimb menimbulk ulkan an kelema kelemahan han bawaan bawaan termasu termasuk  k  kelemahan jaringan kulit ketuban.

 b)

Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul panggul ibu.

8

 

c)

Faktor Faktor multi multi gravid graviditas itas,, mero merokok kok dan perdar perdaraha ahan n ante antepar partum tum..

d)

Defisie Defisiensi nsi gizi gizi d dari ari tembag tembagaa atau atau asam asam asko askorba rbatt (Vit (Vitami amin n C). C). Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor 

yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran  premature, merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor  risiko dari KPD : 1.

In Inko komp mpet eten ensi si se serv rvik ikss (leh (leher er ra rahi him) m)

2.

Poli Polihi hidr dram amni nion on (cai (caira ran n ketub ketuban an ber berle lebi bih) h)

3.

Riwayat KPD sebelumnya

4.

Kela Kelain inan an ata atau u ker kerus usak akan an sel selap aput ut ke ketu tuba ban n

5.

Kehamilan kembar 

6.

Truma

7.

Serv Servik ikss (lehe (leherr Rahim Rahim)) yang yang pend pendek ek ( 5 in indu duks ksii da dapa patt di dila laku kuka kan, n, sebali seb alikny knyaa < 5, dilaku dilakukan kan pemata pematanga ngan n servik, servik,jik jikaa tidak tidak berhas berhasil il akhiri persalinan dengan seksiosesaria.  b. Penatalaksanaan KPD pada kehamilan preterm (< 37 ming minggu) gu) Pada kasus-kasus KPD dengan umur kehamilan yang kurang  bulan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaannya bersifat konserv kon servatif atif diserta disertaii pember pemberian ian antibi antibioti oticc yang yang adekua adekuatt sebaga sebagaii  profilaksi. Penderita perlu dirawat di rumah sakit, ditidurkan dalam  posisi trendelenberg,tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam untuk  menc me nceg egah ah terj terjad adin inya ya in infek feksi si da dan n ke keha hami mila lan n di dius usah ahak akan an bi bisa sa

15

 

mencapai 37 minggu, obat-obatan uteronelaksen atau tocolitic agent diberikan juga tujuan menunda proses persalinan. Tuju Tu juan an da dari ri pe peng ngel elol olaa aan n ko kons nser erva vati tiff de deng ngan an pe pemb mber eria ian n kortikosteroid pada penderita KPD kehamilan kurang bulan adalah agarr tercap aga tercapain ainya ya pematan pematangan gan paru, paru, jika jika selama selama menung menunggu gu atau atau melaku mel akukan kan pengel pengelola olaan an konserv konservati atiff tersebu tersebutt muncul muncul tanda-t tanda-tand andaa infeksi, maka segera dilakukan induksi persalinan tanpa memandang umur kehamilan. Sikap konservatif meliputi pemeriksaan leukosit darah tepi setiap hari,pemeriksaan tanda-tanda vital terutama temperature setiap 4 jam,pengawasan denyut jantung janin, pemberian antibiotic mulai saat diagnosis ditegakkan dan selanjutnya setiap 6 jam. Pemberian kortikosteroid antenatal pada preterm KPD telah dila dilapo pork rkan an secar secaraa pa past stii da dapa patt menu menuru runk nkan an ke keja jadi dian an RDS. RDS. The The  National Institutes of Health (NIH) telah merekomendasikan  penggunaan kortikosteroid pada preterm KPD pada kehamilan 30-32 mingg min ggu u yang yang tidak tidak ada infeks infeksii intram intramani anion. on. Sedian Sedian terdiri terdiri atas atas  betametason 2 dosis masing-masing 12 mg i.m tiap 24 jam atau dexametason 4 dosis masing—masing 6 mg tiap 12 jam (Sujiyatini dkk,2009). Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. Bila janin hidup dan

16

 

terdapat terdap at prolapse prolapse tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalau perlu kepala janin didorong didorong keatas dengan 2 jari agar tali pusat tidak tertekan tertekan kepala janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yang dilapisi  plastic. Bila demam atau a tau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau ketuba ket uban n pecah pecah lebih lebih dari dari 6 jam, jam, berika berikan n antibi antibioti oticc sepert sepertii penisil penisilin in  prokain 1,2 juta IU intramuscular dan ampisilin 1 g peroral. Bila pasien tidak tahan ampisilin diberikan eritromisin 1 g peroral. Bila keluarga  pasien menolak dirujuk pasien disuruh istirahat dalam posisi berbaring miring, berikan antibiotic penisilin prokain 1,2 juta IU intramuscular tiap 12 jam dan ampisi ampisili lin n 1 g pe pero rora rall di diik ikut utii

50 500 0 mg tiap tiap 6 ja jam m at atau au

eritromisin dengan dosis yang sama. Pada kehamilan kurang dari 32 minggu min ggu dilaku dilakukan kan tindak tindakan an konserv konservati atif, f, yaitu yaitu tirah tirah baring baring,di ,diber berika ikan n sedative berupa fenobarbital 3x30 mg. berikan antibiotic selama 5 hari dan glukokorti glukokortikoster kosteroid,c oid,contoh ontoh deksametason deksametason 3x5 mg selama selama 2 hari. Berika Ber ikan n pu pula la tokoli tokolisis. sis. Bila Bila terjadi terjadi infeks infeksi,a i,akhi khiri ri kehami kehamilan. lan. Pada Pada kehamilan keham ilan 33-35 minggu lakukan terapi konservatif konservatif selama 24 jam lalu induksi persalinan. Bila terjadi infeksi akhiri kehamilan. Pada kehamilan lebih dari 36 minggu bila ada his, pimpin meneran dan akselerasi bila ada insersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi  persalinan bila ketuban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5,

17

 

seksio sesaria bila ketuban 5 jam dan skor pelvik pelvik kurang dari 5 (Sudarti dan Sukarmi Icesmi, 2014).

18

 

BAB III TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN PADA NY. J G2P1A0H1 DENGAN INDIKASI KPD DI (VK) RSUD TENGKU RAFI’AN SIAK  I. PENGKAJIAN

Tanggal A.

: 18 18 September 2016

pukul : 09.00 Wib

Identitas

 Nama

: Ny. J

Nama suami

: Tn. S

Umur

: 26 tahun

Umur

: 28 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Suku

: Minang

suku

: Melayu

Pendidikan

: SMA

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: IRT

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Kwalian

Alamat

: Kwalian

B.

Keluhan Utama / Alasan Kunjungan

1.

Ibu meng mengata atakan kan air air yang yang bany banyak ak merem merembes bes dari dari kema kemalua luan n ibu

2.

Ibu mengat mengataka akan n air air terus terus kelu keluar ar dan dan tida tidak k berhe berhenti nti

19

 

C.

 N o

Riwa Riwaya yatt k keh eham amil ilan an,, p per ersa sali lina nan n dan dan nifa nifass yan yang g lal lalu u : G2P1A0

Tgl lahir / Umur 

Usia Kehamila n

Tempat / Penolo

Komplikasi Jenis  persalin an

Hamil

Bayi PB / BB

Persal inan

ng 1

2012

2 H

D.

E.

Aterm

A

RS

M

Normal

I

-

L

-

Nifas

kasi

Ko mpl ikas i

-

-

Ko mpli

49 cm / 2700 gr  I

N

I

Riwayat Perkawinan

Perkawinan ke

:1

Lama perkawinan

: 5 tahun

Usia saat kawin

: 21 tahun

Ri Riwa waya yatt Yan Yang g Ber Berhu hubu bung ngan an Deng Dengan an Masa Masala lah h Kes Keseh ehat atan an Repr Reprod oduk uksi si

Tidak ada F.

Ri Riwa waya yatt Pen Penya yaki kitt Kel Kelua uarg rga a ( Aya Ayah, h, Ibu, Ibu, At Atau au Yang Yang Pern Pernah ah Di Dide deri rita ta )

Tidak ada G.

Riwayat Ke Keluarga Be Berencana

Pernah me menjadi pe peserta KB KB

: Ti Tidak ad ada

20

Lak  tasi

6  bln

 

H.

I.

Pola Makan Dan Minum

Makan dan minum, pukul

: 07.30 wib

Pola eliminasi

: BAK

: Lancar  

  BAB

: Lancar  

Pemeriksaan Fisik  

Kesadaran

: compos mentis

Sikap tubuh

: normal

Tanda-tanda vital

: TD : 120/800 mmHg

HR : 84x/i

  RR R R : 20 x/i

T

BB

: 58 Kg

Tinggi Badan

: 158 cm

Rambut/ kepala

: bersih

Mata/ sklera

: ikterik

Konjungtiva

: merah muda

Penglihatan

: jelas

Gigi

: ada (asli)

Telinga

: tidak tampak kelainan

21

:38 0c

 

Leher

: tidak tampak kelainan

Payudara

: asimetris

   

J.

Puting susu

: menonjol

Areola

: bersih

Abdomen, bekas operasi

: tidak ada

Ekstremitas

: tidak oedema

Pemeriksaan Penunjang

Penentuan cairan dapat dilakukan dengan tes lakmus (Nitrazin test) merah menjadi biru dan pemeriksaan dengan USG. K.

Diagnosa

G2P1A0H1 + KPD L. Perencanaan

1. Menginformas Menginformasikan ikan hasil hasil pemerik pemeriksaan saan kepada kepada ibu dan dan keluarga keluarga 2. Melakukan Melakukan kolaborasi kolaborasi dengan dengan dokter dokter SpOG, SpOG, advice advice : a. Per eriintah ra raw wat  b.

injeksi ampicillin 4x500 mg

c.

Metr Metron onid idazo azole le 2x 2x50 500 0 mg mg

d.

Pronal Pronalges ges jika jika suhu suhu tubuh tubuh ibu tinggi tinggi

22

 

3. Memant Memantau au balan balance ce cairan cairan infus infus dan dan keadaa keadaan n ibu 4. Os be bedrest 5. Observasi Observasi DJJ dan pemantauan pemantauan pengeluaran pengeluaran cairan ketuban ketuban L.

Penata natala lak ksa sana naan an

a. Menginform Menginformasikan asikan hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan pada pada ibu dan keluarg keluargaa  b. Memeriksa tanda-tanda vital Ibu c. Pemasangan Pemasangan infus RL (20 tetes/menit) tetes/menit) d. Pemantauan Pemantauan pengelua pengeluaran ran cairan ketuban ketuban Tanggal dan  jam

Anames Ana mesis, is, pemer pemeriks iksaan aan fisik fisik at atau au penun penunjan jang g hasil hasil pengobatan,

diagnosis,

rencana

tatalaksana

(pengobatan / gizi / tindakan / pemeriksaan / penunjang / konsultasi) – SOAP

18 /09 /2016

S : Ibu mengatakan mengatakan keluar keluar air yang banyak dari kemaluan kemaluan sejak pukul 08.15 WIB dan badan terasa lemas.

09.00 Wib

O : k/u

: Baik  

 

Kesadaran : Compos mentis

 

Vital sign, TD TD : 120/80 mmHg

 

RR : 20 x/i

HR : 83 x/i T

23

: 38 0c

 

IVFD RL : 20 tetes/menit A : G2P1A0H1 + KPD P : Observasi k/u, vital sign dan Pengeluaran cairan ketuban Therapy obat :  

injeksi dexametason 5 mg 3x1 injeksi ampicillin 4x500 mg 3x1 Metronidazole 2x500 mg 3x1 Pronalges

19/ 09/ 2016

S

14.00 Wib

: Ibu mengatakan mengatakan air masih keluar keluar dari dari jalan lahir dan  badan masih terasa lemas

O : k/u

: Baik 

 

Kesadaran : Composmetis

 

Vital sign, TD : 110/70 mmHg   RR : 21 x/i

HR : 83 x/i T : 37,5 0c

IVFD RL : 20 tetes/menit A : G2P1A0H1 + KPD hari ke 2 P : Observasi K/U dan vital sign, dan pemantauan cairan

24

 

ketuban Therapy obat : injeksi dexametason 5 mg 3x1 injeksi ampicillin 4x500 mg 3x1 Metronidazole 3x1  

Hemabion 1x1

20/09/2016 20.00 Wib

S : Ibu mengatak mengatakan an air ketuban ketuban yang yang keluar keluar sudah mulai sedikit O : k/u

: baik 

 

Kesadaran : compos mentis

 

Vital Sign : TD : 110/80 mmHg     IVFD RL

RR : 21 x/i

HR : 83 x/i T

: 36,5 0c

: 20 tetes/menit

A : G2P1A0H1 + KPD hari ke 3 P : Observasi k/u, kesadaran dan vital sign serta pengeluaran cairan ketuban

25

 

 

Therapy obat : injeksi dexametason 5 mg 3x1 injeksi ampicillin 4x500 mg 3x1  Metronidazole 3x1  Hemabion 1x1

21 /09/ 2016 14.00 Wib

Rencana AFF Infus S : Ibu mengatakan pengeluaran air ketuban( - ), demam ( - ),  

mual / muntah ( - ), BAK dan BAB tidak ada keluhan, nafsu makan ada.

O : k/u k/u : Baik  Baik   

Kesadaran

: Composmentis

 

Vital sign, TD : 120/80 mmHg  T : 36,5 0c

A : G2P1A0H1 + KPD hari ke 4 P : Therapy obat :

26

HR : 83 x/i RR : 21 x/i

 

injeksi dexametason 5 mg 2x 2x1 injeksi ampicillin 4x500 mg 2x1 Hemabion 1x1 Persiapkan konseling untuk ibu yang akan pulang

M.

 

Aff Infus

 

Pasien pulang

Evaluasi

Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.J sudah dilakukan, ibu dan keluarga bersedia untuk melakukan nasehat dan anjuran yang diberikan pada saatt ko saa kons nsel elin ing g ses sesua uaii de deng ngan an ke kebu butu tuha han n ib ibu. u. Dan Dan pe peng ngel elua uara ran n ca cair iran an ketuban pada Ny.J sudah teratasi dan ibu sudah diperbolehkan untuk pulang.

27

 

BAB IV

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Ketuba Ket uban n pecah pecah dini dini (KPD) (KPD) di defini definisik sikan an sebagai sebagai pecahn pecahnya ya ketuba ketuban n sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun mau pun jauh jauh sebelu sebelum m waktun waktunya ya melahi melahirka rkan. n. KPD preterm preterm adalah adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Sujiyatini dkk,2009). Kehami Keh amilan lan patolog patologis is sendir sendirii tidak tidak terjadi terjadi secara secara mendad mendadak ak

karena karena

kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan  berangsur-angsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap terhad ap kehamilan kehamilan atau keselamatan keselamatan ibu hamil (Saifuddin (Saifuddin 2010). Ketuban Ketuban  pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi. Kesalahan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayinya (Sujiyatini dkk, 2009). 4.2 Saran

Setiap bidan mampu mengadakan kerja sama yang baik agar terciptanya hubungan yang baik antara pasien dan bidan. Serta bidan mampu menerapkan

28

 

asuhan asu han kebida kebidanan nan tentan tentang g KPD dengan dengan cara member memberika ikan n asuhan asuhan dengan dengan kewenangan yang berlaku.

29

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF