Bab I
September 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Bab I...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kegiatan MABIM (Masa Bimbingan) merupakan kegiatan atau tahapan yang harus dilakukan dan dilampaui oleh anggota muda MAHAPEKA Cirebon dan MABIM ini syarat wajib untuk mendapatkan nomor
anggota
dengan
syarat
membuat
sebuah
laporan
pertanggungjawaban MABIM. B. Nama Kegiatan
Kegiatan ini dinamakan MABIM ( Masa Bimbingan ). C. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan MABIM ini dilaksanakan pada hari Senin-Sabtu tanggal 02-07 Juli 2018. D. Tujuan
1) Salah satu syarat wajib untuk mendapatkan nomor anggota. 2) Pendalaman materi dan mempraktikannya di lapangan. 3) Agar mempermudah anggota muda untuk memilih salah satu divisi. E. Bentuk Kegiatan
1) Materi kelas setiap divisi. 2) Pengaplikasian materi. 3) Praktik di lapangan.
1
BAB II MATERI KELAS 1. Materi
: Rock Climbing Climbi ng ( Panjat Tebing )
Pemateri
: Abd. Rofi (Sepet)
Waktu
: Senin, 02 Juli 2018
Pukul
: 16.00 – 19.30 19.30 WIB
A. Pengertian Rock Climbing ( Panjat Tebing)
Panjat
Tebing
adalah
menaiki
atau
memanjat
tebing
yang
memanfaatkan celah atau benjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan dalam suatu pemanjatan untuk menambah menambah ketinggian.1 B. Sejarah Panjat Tebing
Awal mula panjat tebing di dunia terjadi pada tahun 1492 sekelompok orang perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat Mount Aiguille (2.097 MDPL), dikawasan Vercors Massif. Beberapa dekade kemudian, orang-orang yang sering naik turun tebing-tebing batu di pegunungan alpen adalah para pemburu Chamonis, sejenis kambing gun gunung. ung. Dan di indonesia sendiri panjat tebing pertama kali di lakukan oleh anggota TNI-AD untuk dijadikan medan latihan pada p ada tahun 1959 di tebing 48 Citatah. Danp pada tahun 1979 Rock Climing (panjat tebing) terpublikasikan oleh si Mata Tebing (Harry Sulistiato). Kemudian panjat tebing mulai perkembang dengan dibuat nya sekolah panjat tebing Indonesia yaitu Skygers Amateur Rock Climbing Group yang dibuat dibuat oleh Deddy Hikmat. Hikmat. Dengan perkembangannya kemudian dinding panjat (wall climbing) digunakan untuk media latihan untuk para pemanjat tebing pada tahun 1988.2 A. Macam-Macam Jenis Panjat Tebing
Adventure, merupakan panjat tebing yang mengarah ke petualangan. Dan
bisa diterapkan di tebing alam
1
GEMALAWA.2018.Pendidikan Dasar Gemalawa:Pekalongan Ibid
2
2
Sport, merupakan pamanjatan yang lebih mengarah ke olahraga atau
kompetisi, pemanjaan ini terbagi menjadi yaitu: Boulder, Speed, Lead.
Industri, pemamjatan ini digunakan untuk industrial seperti pembuatan
patung raksasa, membersihkan kaca di gedung pencakar langit.
Vertical Rescue, pemanjatan ini di khususkan untuk penyelamatan pada
medan yang susah di jangkau harus menggunakan alat bantu untuk penyelamatan.3 B. Teknik Pemanjatan Pemanjatan
FREE CLIMBING
Pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti menambat. Pengamanan tidak digunakan untuk pegangan atau pijakan untuk menambah menambah ketinggian.
AID CLIMBING
Pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan.
BOULDERING
Pemanjatan yang dilakukan pada tebing yang tidak terlalu tinggi, dengan menggunakan gerakan vertikal kanan – kiri kiri dan naik turun. Dalam bouldering ini gerakan dilakukan berulang-ulang dan hanya memerlukan peralatan yang berupa pakaian, sepatu, dan chalk chalk bag.4 C. System Pemanjatan ALPINE Pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan, makanan dibawa terus.
HIMALAYAN
pemanjatan dengan cara ca ra menghubungkan menghubungkan antar base camp melalui tali, perlengkapan dan makanan dikirim secara estafet dari camp ke camp. D. Gerakan Memanjat
Layback yaitu digunakan pada celah vertikal yang memanfaatkan tekanan
antar tubuh. Cheval yaitu dilakukan pada batu bagian punggung tebing batu dengan bidang yang sangat kecil kecil dan tipis. Mantelshelf yaitu digunakan bila menghadapi suatu tonjolan datar atau flat yang luas sehingga dapat menjadi tempat untuk berdiri.
3
GEMALAWA.2018.Pendidikan Dasar Gemalawa:Pekalongan Ibid.
4
3
Slab/Friction Climbing yaitu teknik yang dilakukan pada tebing yang licin
dan tanpa celah atau rekahan serta kondisi tidak terlalu curam. Wriggling yaitu teknik yang dilakukan pada celah celah antara dua tebing. Backing up yaitu teknik yang dilakukan pada suatu celah dengan lebar yang cukup. Bridging yaitu teknik yang dilakukan pada lubang tebing yang besar.
Traversing yaitu gerakan menyamping atau horisontal dari suatu tempat ketempat.
E. Macam-Macam Pegangan
Open Grip, yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing t ebing
yang agak datar dan lebar.
Pinch Grip, yaitu digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing, bentuk
nya seperti mencubit.
Palming, yaitu telapak tangan yang digunakan sebagai pegangan
Crimp Grip, yaitu cara memegang hand hold dengan 4 jari dan di bantu ibu
jari di atasnya yang berfungsi sebagai mengunci Undercut, yaitu cara memegang yang pegangannya menghadap keatas
dengan posisi lengan lurus.
Side Pull, yaitu cara memegang hand hold dengan arah yang berlawanan
apabila arah pegangan ke kiri maka tarikan atau bebannya ke kanan begitu pun sebaliknya. F. Macam-Macam Pijakan
Hooking, cara meminjak hold dengan menggunakan tumit pada saat
menemukan contur dinding roof/ pada saat akan melewati roof.
Smearing, cara memijak hand hold di sepatu bagian tengah/telapak atas
dibawah jari kaki.
Edging, cara memijak hand hold menggunakan ujung sepatu/ ujung kaki.
G. Perencanaan Pemanjatan
Kenalilah kemampuan diri dan anggota.
Amatilah, pelajaran dan rencanakan route.
Perkiraan waktu.
Periksalah perlengkapan dan peralatan.5
5
Laporan Pertanggungjawaban Spesialisasi Indriyani Awliya Fajrin.2017.hal 6
4
H. Prosedur-Prosedur Pemanjatan
Orientasi medan.
Menyiapkan alat.
Leader, memilih jalur yang tidak menggangu pemanjatan dan membuat
lintasan.
Bilayer, memasang angkor dan merapihkan alat dan membantu leader,
mengamankan leader dengan aba-aba leader.
Memberikan aba-aba.
Leader mencapai satu pitch membuat angkor.
Leader yang sudah memasang angkor bergegas sebagai bilayer.
Begitupun sebaliknya.
I. Alat-Alat Panjat Tebing a) Kernmanthel
Yaitu tali yang digunakan untuk melakukan pemanjatan sebagai pengaman. Kernmanthel ini di bagi menjadi menjadi 2 yaitu:
Kernmanthel Statis, yang tekstur tali nya keras dan tingkat
kelenturan nya 6-9%
Kenrmanthel Dinamis, yang memiliki kelenturan 25%
b) Carabiner
Yaitu alat yang menggabungkan berbagai jenis peralatan. Carabiner memiliki banyak bentuk dan variasi, yaitu: a. Carabiner screw, carabiner yang memiliki kunci.
5
b. Carabiner snap, carabiner yang tidak memiliki cincin/kunci.
c) Descender
Yaitu alat yang digunakan untuk meniti tali kabawah atau biasanya disebut denga Rappeling.
Figur Of Eight
Auto Stop
d) Stopper
Yaitu sebuah pengaman sisip untuk celah vertikal yang menyempit.
e) Hexantrik
Yaitu sebuah pengaman sisip untuk celah yang sempit berbentuk Hexagonal.
6
f) Fren
Pengaman sisip yang diselipkan pada celah batu yang berongga.
g) Sky Hook
Pengaman sementara untuk kita membuka jalur pemanjatan.
h) Webbing
Bisa digunakan sebagai tali tubuh, bisa juga untuk alat bantu peralatan lainnya.
i) Chalk Bag
Sebagai wadah magnesium.
7
j) Hammer
Alat bantu menanamkan python pada tebing agar terpasang kuat.
k) Sepatu
Digunakan untuk melindungi kaki pemanjat.
l) Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan saat membelay.
m) Matras
Untuk alas peralatan tebing agar tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung.
8
n) Carrier
Digunakan untuk menyimpan peralatan dan mempermudah untuk membawa peralatan.
o) Helm
Digunakan untuk melindungi kepala.
p) Harnest
Sit Harnest, sebagai pengikat tubuh untuk menahan berat badan di
pinggang dan paha. paha.
Full Body Harnest, sebagai pengikat tubuh digunakan untuk
menahan seluruh tubuh.
9
q) Sling
Yaitu tali pipih yang disambungkan dan dihubungkan dengan carabiner menjadi runner.
r) Pipih Hook
Digunakan sebagai pengam sementara.
s) Python
Berfungsi sebagai pengaman sisip akan tetapi digunakannya menggunakan Hammer. Dan dibagi menjaidi 2 yaitu: untuk celah yang sempit atau kecil. Python king, untuk
Python angel, untuk celah yang besar.
10
t) Hanger
Berfungsi sebagai anchor, pengaman waktu pemanjatan.
u) Runner
Gabungan ntar sling dengan 2 buah carabiner.
J. Macam-Macam Simpul
a) Simpul Dasar, sebagai dasar dari semua simpul.
b) Simpul Kambing, untuk pengaman di medan yang sulit, dan hanya perlu dibuatkan simpul pengaman tambahan.
c) Simpul Delapan dan Delapan Ganda, digunakan untuk anchor tiang/patok yang rendah atau tinggi untuk menyambung dua dua tali panjang sama besar.
11
d) Simpul Pangkal, digunaka untuk membuat tiang/patok secara cepat dan mudah.
e) Simpul Italian Hitch, untuk menuruni tali bila tidak ada Figure Of Eight.
f) Simpul Nelayan, menyambungkan dua tali yang sama besar.
g) Simpul Kupu-Kupu, untuk memperpendek tali dan juga baik untuk pengaman.
h) Simpul Set Belt, menyambung dua buah tali yang sama besar atau tidak licin dan basah.
i) Simpul Pita, untuk menyabungkan webbing atau pengikat pada tandu.
K. Aba-Aba Pemanjatan
bela ying sudah Pemanjat : “On belay” (Saya akan memanjat, Apakah belaying
siap?) Belayer : “Belay on” (Saya sudah siap) Pemanjat : “Climbing” ( Saya mulai memanjat ) Belayer : “Climb” (Silahkan memanjat) Pemanjat : “Slack” (Kendorkan talinya. Saya tidak bias bergerak tali terlalu kencang) Pemanjat : “Up rope” (tali terlalu kendur. Mohon tali ta li dikencangkan sedikit), belayer mengencangkan tali tanpa menyahut.
12
Pemanjat : “Off belay” ( saya dalam posisi yang baik, tidak perlu
belaying) Belayer : “Belay off” (belayer coba menyakinkan bahwa pemanjat betulbetul tidak tidak membutuhkan belaying lagi) Pemanjat : “Tension” (tahan tali dengan erat) belayer menahan dengan
mengunci tali belaying. Pemanjat : “Falling” (saya jatuh, tali mohon dikunci) Pemanjat : “Rock” (ada benda keras yang jatuh, hati-hati) Belayer : “Rock” (belayer meneriakkan kembali kata-kata pemanjat sebagai tanda bahwa dia sudah mengetahui).
Pemanjat : “lower me”(saya akan turun). turun).
Belayer : “ lowering” (saya turunkan). turunkan).
L. Grade Jalur
Merupakan suatu dasar untuk mengetahui tingkat kesulitan pada tebing. Dimulai :
5.7 – 5.7 – 5.8, 5.8, yaitu tingkat kesulitan nya mudah.
5.9, yaitu tingkat kesulitannya agak sulit.
5.10, yaitu tingkat kesulitanya sulit.
5.11 – – 5.12, 5.12, yaitu tingkat kesulitannya lebih sulit. 5.11
5.13 5.13 – – 5.15, 5.15, yaitu tingkat kesulitannya extreme.
2. Materi
: Caving ( Susur Goa )
Pemateri
: M. Ahdali ( Raweng )
Waktu
: Selasa, 03 Juli 2018
Pukul
: 15.00 – 17.20 WIB
A. Pengertian Caving ( Susur Goa )
Caving berasal Caving berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Cave” yang berarti goa jadi caving merupakan kegiatan yang melakukan penelusuran sebuah goa. B. Sejarah
Penelusuran gua dimulai oleh John Beaumont seorang ahli bedah dari Somerset Inggris (1674). Secara resmi ilmu Speleologi lahir pada abad ke 19,
13
berkat ketekunan Edward Alfred Martel yang pada masa itu dianggap sebagai bapak Speleologi hingga hingga sekarang. Tetapi Speleologi di Indonesia Indonesia berkembang sekitar tahun 1980-an. Perkembangannya diawali dengan berdirinya klub SPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin dan Dr. R. King Tjoen Ko.6 C. Ketentuan-Ketentuan
Orientasi medan.
Persiapan peralatan dan bekal.
Intermedit (pengamanan).
D. Bio Speleologi
Bio speologi speologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yang ada didalam goa. Ciri-ciri flora dan fauna yang ada didalam goa : - Flora 1. Memiliki epidermis tipis, dan 2. Stomata yang kurang - Fauna Mempunyai kemampuan penglihatan yang kurang. Jenis-jenis hewan
Troglobite yaitu Troglobite yaitu hewan yang menetap digua (ikan buta, belut dan laba-laba)
Troglofhile yaitu Troglofhile yaitu hewan periodik didalam gua (kelelewar, kapinis, dan walet)
Trogloxene yaitu Trogloxene yaitu hewan yang tidak menetap didalam gua (harimau dan srigala)7
E. Teknik Penelusuran Goa
Di lihat dari kondisi medan yang ada, goa dibagi 3 yaitu: 1. Gua Horizontal Dapat ditelusuri dengan 6 teknik yaitu:
6 7 Laporan
Ibid
Pertanggungjawaban Mabimka Pengstu Abie Bakrin.2014.Hal:17
14
a. Crawling (merayap), (merayap), apabila ketinggian gua sekitar 50 cm. b. Squezing (merangkak), (merangkak), apabila Ketinggian gua antara 50-100 cm. c. Ducking c. Ducking (jongkaok), (jongkaok), Ketinggian gua antara 100-150 cm. d. Chimneying (memanjat), (memanjat), Medan gua menyempit ke atas (Crack ( Crack ). ). e. Climbing (memanjat), (memanjat), Medan gua tebing atau air terjun. t erjun. f. Traverse Traverse (menyamping), (menyamping), Medan gua sempit seperti jurang. 2. Gua Vertikal Dapat ditelusuri dengan SRT (Single ( Single Rope Technique) Technique) yaitu teknik
menaiki
lintasan
( Ascending )
dan
menuruni
lintasan
( Descending Descending ) dengan menggunakan satu tali. Peralatan SRT: 1. Harnest : Alat untuk mengikat atau berfungsi sebagai pengaman tubuh. Jenis yang digunakan dalam SRT yaitu penggabungan
Sit
Harnest
dengan
Chest
Harnest
menggunakan Croll dan dan DMR.
2. Ascender Non Handle (Croll ) : Alat yang digunakan untuk menaiki lintasan tali. Dipasang di dada dengan menggunakan Chest Harnest .
3. Ascender Handlec : Alat yang digunakan untuk menaiki lintasan tali. Posisi Ascender di tangan. Ascender dihubungkan pada Sit Harnest dengan menggunakan Cowstail. Ascender yang digunakan hanya satu buah.
2. Descender ( Inpanic Inpanic Descender) : Alat ini digunakan untuk menuruni lintasan tali. Jenis yang digunakan dalam SRT (Single Rope Technique) adalah ID (Inpanic Descender).
3. Mailon Rapide : Rapide : Mailon Rapide Dibagi menjadi 2 yaitu :
15
- Delta Mailon Rapide (DMR) → digunakan untuk menggabungkan antara Croll (Chest Harnest) dengan Sit Harnest. - Oval Mailon Rapide (OMR) → alat yang dipasangkan pada Sit Harnest sebagai media untuk menggantungkan menggantungkan alat-alat lain.
4. Foot Loop : Alat ini digunakan sebagai pijakkan kaki untuk mengangkat badan kita pada saat menaiki lintasan dipasangkan pada Ascender dengan menggunakan Carabiner (Oval).
5. Cowstail : Alat ini berupa tali dinamis dengan 2 Loop pada kedua sisinya, Loop yang yang satu berfungsi sebagai penghubung Ascender, Ascender, Loop yang lainnya lainnya adalah sebagai pengaman kita pada Anchor.
F. Peralatan Caving
1. Helm 2. Head Lamp 3. Warepack 4. Sarung Tangan 5. Sepatu Boot 6. Lilin
7. Dry Bag 8. Kernmanthel Statis 9. Peralatan SRT 10. Webbing 11. Carabiner 12. Oksigen 13. Bekal atau Logistik
16
G. Rigging
Rigging adalah teknik pemasangan tali (pembuatan lintasan) baik vertikal, horizontal pada horizontal pada anchor. Rigging dilakukan dilakukan oleh dua orang yaitu: (RM) Rigging Man (RM)
•
orang yang bertugas memasang lintasan utama.
Assistain Rigging (AR) (AR)
•
orang yang bertugas membantu rigging man.
3. Materi
: Gunung Hutan
Pemateri
: Kayadi S.Pd (Bocank)
Waktu
: Selasa, 3 Juli 2018
Pukul
: 18.30 – 23.00 23.00 WIB Mountainerring
A. Pengertian
Gunung hutan berasal dari kata gunung dan hutan, definisi gunung ialah suatu daratan tinggi yang minimalnya memiliki ketinggian 1500 mdpl. Sedankan hutan ialah daratan yang di penuhi oleh pepohonan dan vegetasi lainnya. Jadi pegertian dari gunung hutan (Mountainerring) ialah kegiatankegiatan yang dilakukan di gunung atau suatu perjalanan yang bertujuan tertentu.
B. Sejarah
Sejarah awal pendakian pada tahu 1964 ada ekspedisi cendrawasih sudarso dan sugini bersama orang jepangnya freed atahe yaitu puncak
17
soekarno di pegunungan jayawijaya. Dari situlah banyak yang membuat pekumpulan pecinta alam. C. Jenis – Jenis Jenis Pendakian
Hill Walking, yaitu jenis pendakian yang relative landai dan rendah
tanpa menggunakan alat yang lengkap.
Scrembling, yaitu jenis pendakian yang medannya sedikit curam dan
dengan bantuan kaki dan tangan.
Climbing, yaitu:- Rock Climbing, yaitu pendakian yang harus
menggunakan
alat
bantuan
untuk
menambah
ketinggian dan medannya horizontal dan vertical. - Ice Snow Climbing, yaitu sama halnya seperti Rock Climbing akan tetapi ini medannya berupa salju atau es.
Mountanerring, yaitu pendakian dari semua jenis pendakian.
D. Manajemen Pendakian
1. Persiapan : - Fisik, usahakan sebelum melakukan pendakian 3 bulan sebelumnya joging seminggu dua kali. - Mental - Pengetahuan dan keterampilan - Etiak : Harus menghormati adat Jangan meninggalkan sesuatu kecuali jejak Jangan mengambil sesuatu kecuali dokumentasi Jangan berburu sesuatu kecuali waktu. 2. Perencanaan : - Pengumpulan informasi sebelum pendakian harus mengumpulkan informasi terlebih dahulu baik itu informasi mengenai cuaca c uaca di gunung, mengenai sumber air, dll. Bisa lewat internet atau bertanya langsung kepada orang yang pernah mendaki ke gunung itu. - Tujuan Tujuan mendaki itu untuk apa? Apakah untuk observasi, atau pengembaraan, atau hanya untuk senang-senang saja. Tapi intinya harus mentaati etika.
- Infentalisir anggota
18
Sebelum melakukan pendakian sebaiknya di pastikan dulu ada berapa orang dalam satu team agar lbih mudah untuk memenegement logistik yang ada. - Peralatan : Carrier Dome Alat masak Dan alat-alat pribadi yang lain - Perbekalan : Protein 30% Lemak 20% Karbohidrat 50% - Biaya akomodasi & administrasi
- Pelaksanaan : - Teknis medan - Teknis waktu - Teknis indevidu / kelompok - Evaluasi dan pelaporan Navigasi Darat ( NAVDAR) A. Pengertian NAVDAR
Navigasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan posisi dan arah perjalanan secara tepat baik di medan sebenarnya s ebenarnya maupun di peta dengan menggunakan peta, kompas, dan protector (berhubungan dengan membaca koordinat dan angka). Sebelum kita melakukan navigasi kita harus dapat membaca peta, menggunakan kompas, dan mengetahui tanda ta nda – tanda tanda alam. B. Alat – Alat Alat NAVDAR
1. Peta Peta adalah suatu gambar atau lukisan dari suatu s uatu bagian permukaan bumi, yang dibuat atas skala, yang menyatakan perbandingan ukuranukuran dari keadaan di peta, dengan keadaan sebenarmya di medan dalam bentuk datar. Peta topografi yaitu peta yang dibuat dengan selengkaplengkapnya yaitu dengan menggambarkan menggambarkan keadaan yang ada di medan dengan tanda-tanda topografi dan beda dengan peta biasanya.
19
a) Bagian-bagian peta : - Skala/kedar adalah perbandingan perbandingan jarak antara titik di peta dengan jarak mendatar di medan sebenarnya. Jadi cara membaca peta peta yaitu setiap 1 cm pada peta sama dengan 50.000 cm di medan sebenarnya. (skala 1:50.000) - Legenda Peta adalah keterangan peta yang berupa simbol atau tanda yang terdapat di bawah peta. - Karfak yaitu garis hayal yang membantu dalam penentuan koordinat pada peta. - Nomor Peta : sheet 41/XXX/X-B First Edition Bilingual Edition (di bagian kanan atas) - Tahun pembuatan peta: 1942 (AMSI) First GSGS Edition (di bagian bawah) - Judul Peta (bagian yang menyatakan identitas peta): Palimanan - Arah Mata Angin - Kontur yaitu yaitu bentuk suatu medan/garis khayal yang yang tidak terputus (sambung-menyambung).
Semakin kecil kontur, semakin tinggi keadaan sebenarnya (puncak)
Semakin rapat jarak antar kontur (lereng)
Semakin renggang jarak antar kontur (dataran)
Semakin besar kontur (dataran)
b) Jenis-Jenis Peta
-
Peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke
dalam peta digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur adalah garis
pada
peta
yang
menghubungkan
tempat-tempat
yang
mempunyai ketinggian yang sama. - Peta korografi, yaitu peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bersifat umum, dan biasanya berskala atlas.. sedang. Contoh peta korografi adalah adalah atlas - Peta dunia atau geografi, yaitu peta umum yang berskala sangat kecil dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
20
- Peta khusus (peta tematik), yaitu peta yang menggambarkan informasi dengan tema tertentu/khusus. Misalnya, peta politik, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan sebagainya - Peta kadaster (sangat besar) adalah peta yang berskala > 1: 100 sampai > 1: 5000. Contoh: Peta pertanahan, Peta Pertambangan - Peta besar adalah peta yang berskala > 1: 5000 sampai > 1: 250.000. Contoh: peta kecamatan/kabupaten - Peta sedang adalah peta yang berskala > 1: 250.000 sampai > 1: 500.000. Contoh: peta provinsi - Peta kecil adalah peta yang berskala > 1: 500.000 sampai > 1: 1.000.000. Contoh: peta negara - Peta geografis (sangat kecil) adalah peta yang berskala > 1: 1.000.000 ke bawah. Contoh: Peta benua/dunia. 2. Kompas Kompas adalah alat penunjuk arah, yaitu arah utara uta ra magnetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya . Macam-macam kompas yang digunakan:
Kompas Silva
Digunakan untuk orienteering (lintas medan).
Kompas Prisma
Digunakan untuk membidik/navigasi, karena hasilnya lebih akurat.
3. Protector/Busur derajat Terdapat beberapa bentuk derajat lingkaran berbentuk segi empat, dan terdapat tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan mempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth. 4. Penggaris
21
5. Balpoint C. Menghitung Jarak Peta
A. Menghitung jarak Peta
JP
Rumus :
JP
K = JM
atau
JM = K
atau JP = K × JM
Keterangan : - K
= skala
- JP
= jarak pada peta
- JM
= jarak pada medan sebenarnya
Contoh : Diketahui: skala 1:50000 JP = 5 cm Ditanyakan : Berapa JM =......? Jawab : JM =
JP
=
K
/.
= 5 × 50.000 = 250.000 cm (jarak di peta) = 2.5 km (jarak di medan sebenarnya) D. Survival
Survival berasal dari kata “SURVIVE” yang berarti perjuangan untuk tetap hidup. SURVIVAL adalah tindakan yang paling awal bagi makhluk hidup untuk mempertahankan hidupnya dari berbagai ancaman dengan memanfaatkan potensi alam dengan potensi dirinya.
S : Sadar
U : Usahakan untuk tetap tenang
R : Rasa takut dan panik hilangkan
V : Vitalitas dikuatkan
22
I : Ingin hidup
V : Variasi alam dapat di manfaatkan
A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
L : Lancar dan selamat
Menghilangkan rasa panik bisa menerapkan prinsip seperti berikut:
S = STOP (berhenti)
T = Thinking (berfikir)
O = Observation (mengamati, meneliti)
P = Planning (rencana)
E. Botani dan Zoologi Praktis
Botani adalah ilmu yang mempelajari mengenai tumbuhan, baik tumbuhan tingkat tinggi ataupun rendah. sedangkan zoologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hewan-hewan, jadi botani dan zoologi praktis dapat didefinisikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang hewan dan tumbuhan dengan lebih simple dalam keadaan darurat. 1) Ciri-ciri tumbuhan yang dapat di makan:
Tidak berwarna mencolok
Tidak berbulu
Tidak mengandung getah
Tidak berduri
Tidak berbau menyengat
Dimakan oleh mamalia, misalnya monyet
4. Materi
: Rafting ( Arum Jeram )
Pemateri
: Kiki Taqyudin ( Cacing )
Waktu
: Rabu, 4 Juli 2018
Pukul
: 15.00 – 17.20 17.20 WIB
A. Pengertian Rafting
Arung jeram adalah suatu kegiatan mengarungi sungai dengan menggunakan perahu khusus. Kriteria sungai untuk arung jeram yaitu
23
berbatu, berarus deras, dan bergelombang, kemiringan sungai lebar sungai, arus utama sungai (main stream). B. Sejarah Rafting
Awal mula Rafting setelah perang dunia II yaitu penemunya Jhon Macregor pada abad ke 19 dan pada tahun 1950 Rafting mulai ber berkembang kembang menjadi olahraga extreme. Awal mula di indonesia dicetuskan oleh wanadri pada tahun 1987 dan mapal UI pun kemudian ikut mengembakannya. C. Peralatan Rafting
1.
Perahu karet (boat) Bagian-bagian yang terdapat pada perahu: - Bow and Stern - Chamber atau biasa disebut tube - Floor - Thwart - Boat line (tali kapal) - D-Ring - Handling Grip - Bilge
Hole/self
bailing - Valve 2. Dayung Alat yang digunakan untuk megendalikan jalannya perahu dan juga sebagai pengaman pengaman ketika ketika terjatuh dari perahu 3. Pelampung Pengaman tubuh agar tetap mengapung dan mengantisipasi tenggelam ketika jatuh dari perahu.
24
4. Helm Pelindung kepala dari benturan batu ataupun benda keras lainnya 5. Pompa Alat untuk mengontrol tekanan udara pada perahu 6. Peluit Sebagai pemberi aba-aba yang digunakan oleh Skipper
7. Dry Bag Tempat menyimpan barang agar tetap dalam keadaan kering ketika dalam pengarungan sungai 8. Carabiner Snap Sebagai pengait ketika terjatuh dari perahu 9. Webbing sebagai alat bantu untuk membalik perahu ketika dalam keadaan flip. keadaan flip. 10. P3K disesuaikan
dengan
jumlah
anggota,
lama
pengarungan, dan hal-hal yang mungkin terjadi sepanjang sungai 11. Sepatu sepatu kanvas atau parasit yang tidak mengganggu saat kita berenang dapat dipergunakan 12. Logistik dan Kamera untuk dokumentasi D. Klasifikasi Sungai
Sungai merupakan media utama dalam kegiatan rafting, pembagian sungai yaitu:
Hulu, yaitu bagian atas sungai yang dangkal, sempit, lembah yang
dalam
Peralihan, yaitu cabang sungai yang cukup dalam, lebar, deras
25
Hilir, yaitu bagian bawah sungai yang lebar, dalam , airnya tenang
Klasifikasi Arus :
Arus utama ( Mainstream )
Gelombang arus ( Standing wave )
Arus balik, hole dan hidrolik Edies
Tingkat kesulitan sungai :
Class I
mudah
Class II
medium
Class III
sulit
Class IV
sangat sulit
Class V
extreme
Class VI
unrunable
E. Teknik Dayung
Forward stroke / dayung maju
da yung mundur Backward stroke / dayung
Draw Stroke / dayung tarik
Dry stroke / dayung tolak
Crossbow Stroke / dayung pancung
C. Stroke
J. Stroke
F. Aba-Aba
Dayung maju
Dayung mundur
STOP
Belok kiri
Belok kanan
Bump / merunduk
Pindah kiri
Pindah kanan
G. Sinyal dalam Rafting
26
a. Dengan menggunakan peluit:
Bunyi 1 kali : perhatian
Bunyi 2 kali : Go
Bunyi 3 kali : ada masalah
b. Dengan menggunakan dayung: Stop : dayung diangkat ke atas
Edy out : menggunakan tangan
Oke : tepuk helm
Boat Flip : satu tangan diatas kepala dengan tangan dibolak-balikan
Perlu P3K : kedua tangan membentuk huruf X
Perlu Pompa : tangan diatas kepala dengan menaik-turunkan
Jalur kanan : menggunakan tangan kanan
Jalur kiri : menggunakan tangan kiri
Ada orang berenang : tangan menggerakan seperti renang Go : dayung diangkat lurus tegak
Hilang dayung : dengan menunjukan dayung yang masih ada
Ada masalah : dengan melambaikan dayung
5. Materi
: Konservasi Sumber Daya Alam ( KSDA )
Pemateri
: Nurul Haq ( Pleye )
Waktu
: Rabu, 4 Juli 2018
Pukul
: 18.30 – 20.00 20.00 WIB
A. Pengertian KSDA
Konservasi adalah upaya pelestarian dan perlingdungan lingkungan dengan tidak mempengaruhi keberadaan lingkungan untuk pemanfaatan masa depan dan dilindungi oleh badan hukum. Kawasan Konservasi adalah bagian dari wilayah yang dimana perlu dilindungi
dan
dilestarikan
kemudian
dimanfaatkan,
sehingga
keberadaannya terjamin bagi generasi saat ini dan yang akan datang.
27
B. Landasan Hukum
Landasan hukum konservasi sumber daya alam yaitu, UU No 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayatu beserta ekosistemnya. Beberapa landasan hukum KSDA lainnya: - UU no 25 th 1997 tentang pengelolaan LH - UU no 27 th 1999 tentang Amdal - PP no 19 th 1999 tentang pengendalian pencemaran danau dan pengerusakan laut. - PP no 41 th 1999 tentang pengendalian pencemaran udara. C. Wilayah Konservasi
Daerah resapan air dan sungai ( DAS Hulu-Hilir )
Daerah rawan lonsor
Daerah potensial dan subur
Pembagian kawasan konservasi : a. Cagar Alam
Merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya. b. Suaka Margasatwa Merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa dimana untuk kelangsungan
hidupnya
dapat
dilakukan
pembinaan
terhadap
habitatnya.
D. Bentuk-Bentuk Bentuk-Bentuk KSDA 1. Konservasi in situ
Yaitu konservasi yang dilakukan di dalam habitat aslinya. Contohnya: Taman Nasional Gunung Ciremai. 2. Konservasi ex situ Yaitu konservasi yang dilakukan bukan di dalam habitat aslinya. Contohnya: kebun raya, arberotum dan kebun binatang. E. Kawasan pelestarian alam
28
Adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik didaratan maupun di perairan
yang mempunyai fungsi perlindungan sistem
penyangga
kehidupan. Kawasan ini mencakup: a. Taman nasional Yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang di kelola dengan sistem zonasi yang bertujuan untuk ilmu pengetahuan,
penelitian,
pendidikan,
budaya
dan
pariwisata.
Contohnya: taman nasional gunung ciremai. b. Kebun raya Yaitu kawasan yang berfungsi untuk koleksi tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomis dan
digunakan
untuk
penelitian,
pendidikan ataupun pariwisata. Contonya: Contonya: kebun raya Bogor. c. Arboretum Yaitu kebun yang berupa pepohonan yang merupakan bentuk konservasi plasma nutfah hasil buatan manusia.
29
BAB III MATERI LAPANGAN
1. Materi
: Rafting ( Arum Jeram )
Pemateri Waktu
: Kiki Taqyudin ( cacing ) : Kamis, 05 Juli 2018
Pukul
: 13.30 – 16.00 16.00 WIB
Pukul 13.00 kami sampai di Telaga Herang untuk melakukan praktek Rafting kami pun bergegas mengganti men gganti pakaian. Setelah mengganti pakaian saya, colet, mencu, korap korap memakai perlekapan untuk rafting supaya aman seperti pelampung, dan helm. Lalu materi pertama kami dikasih tau caranya mempompa dan mengangkat perahu yang benar dan baik. Setelah itu kami langsung turun ke telaga untuk menaiki perahu. Setelah menaiki perahu kami diberi arahan untuk maju, mundur, belok kanan, belok kiri. Sehabis itu kami di melanjutkan materi flip flop yaitu membalikan perahu yang terbalik. Setelah itu kami mencoba bergantian menjadi skeeper. Kemudian itu rangkaian praktek Rafting sudah selesai. Kami pun bersiap siap pulang ke kampus dan bersiap siap berangkat ke Tebing Cupang. 2. Materi
: Rock Climbing
Pemateri
: Abd. Rofi ( Sepet )
Waktu
: Jumat, 06 Juli 2018
Pukul
: 09.00 – 11.00 11.00 WIB
Pukul 08.00 kami mempersiapkan peralatan untuk Rock Climbing. Setelah itu saya dan colet langsung ke puncak tebing nya untuk materi pemasangan anchor dan rappeling. Serta mempraktikan materi tadi yang di sampaikan oleh pemateri jadi saya dan colet membuat anchor terlebih dahulu. Setelah anchor terpasang pemateri mencontohkan rappeling yang benar dan baik, kemudian kemudian saya dan colet pun turun turun tebing dengan rappeling. rappeling. Berhubung waktu tidak mencukupi materi lapangan Rock climbing di sambung esok harinya.
30
3. Materi
: SRT ( Single Rope Technique )
Pemateri
: M. Ahdali ( Raweng )
Waktu
: Jumat, 06 Juli 2018
Pukul
: 14.00 – 17.00 17.00 WIB
Selesai sholat jumat saya melanjutkan materi SRT . kami mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk SRT lalu kami memakain perlenkapan yang safety supaya aman terkendali. Lalu saya dapat giliran pertama untuk mempraktikan SRT yang yang telah diajarkan oleh oleh pemateri. SRT ini bertujuan untuk media pertolongan atau vertikal rescue. Kami juga belajar simpul-simpul untuk kegiatan Caving ini. Dan satu persatu pun sudah mempraktikan SRT itu. Setelah itu pemateri mengulas kembali tentang SRT dan Caving. Dan selesai materi lapangan Caving. 4. Materi
: Gunung Hutan
Pemateri Waktu
: Yusuf Supriyatna ( Baplang ) : Sabtu, 07 Juli 2018
Pukul
: 08.00 – 12.00 12.00 WIB
Pukul 07.30 kami bersiap-siap untuk melanjutkan materi. Setelah peralatan sudah lengkap ada semua kami melanjutan melanjutan ketempat praktik untuk untuk NAVDAR. Sesampainya disana kami lansung dibagi kelompok menjadi 2 kelompok dan saya satu kelompok dengan mencu. Materi yang pertama yaitu NAVDAR kami mempersiapkan kompas, peta, penggari, protektor, alat tulis. Kemudian kami membidik gunung bendera dan gunung jaya untuk mengetahui posisi kita diman ini langkah langkahnya: 1. Dilakukan orientasi medan 2. Dicari objek/titik yang yang mudah dikenali pada
peta dan medan
sebenarnya yaitu Gn.Jaya dan Gn. Bendera. 3. Bidik gunung tersebut dengan kompas, sehingga menghasilkan azimuth Gn. Jaya : 315° 315° Gn. Bendera : 185° 185 ° 4. Lalu hitung back azimuth Gn. Jaya : 315° 315° − 180° = 135° 135° Gn. Bendera: 185− 185− 180° = 5° 5°
31
5. Pindahkan sudut Back azimuth pada peta dengan menggunakan protector dan buat garis. 6. Perpotongan garis ditarik sehingga menjadi titik acuan. Titik acuan tersebut adalah posisi kita dipeta.
7. kemudian menghasilkan titik koordinat 9 detik dan 9 detik.
Menentukan titik koordinat suatu objek pada peta (intersection) Pempraktekan di lapangan :
1. Memastikan posisi kita berada (resection) 2. Bidik obyek yang mudah dikenali pada peta dan medan sebenarnya. 3. Bergerak ke posisi lain 4. Melakukan resection yang kedua dengan menghasilkan\ Azimuth Gn. Bendera : 187° 187° Gn. Jaya : 315° 315° Back azimuth Titik koordinat : 12 detik dan 6 detik 5. Kemudian mencari jarak dari koordinat pertama ke koordinat kedua dengan hasil JP = 1 cm , skala 1:50.000 6. Menghitung JM = =
JP K
/.
= 1 × 50.000 = 50.000 cm = 500 m
Kemudian setelah materi NAVDAR kami pun mendapatkan materi pembuatan bivak dan trap tra p untuk hewan. Dan kami pun lan langsung gsung membuat sesuai kelompok yang tadi dibuat untuk materi NAVDAR. Kemudain semua materi sudah dilaksanakan kami pun kembali ke tenda untuk istirahat.
32
5. Materi
: Rock Climbing
Pemateri
: Abd. Rofi ( Sepet )
Waktu
: Sabtu, 07 Juli 2018
Pukul
: 13.30 – 16.00 16.00 WIB
Karena kemarin terbentur oleh waktu dan sholat jumat jadi materi Rock Climbing dimulai lagi dan sekarang kita ingin in gin melakukan aid climbing dan mecoba memakai pengaman sisip yang baik dan benar. Setelah kami selesai dan berganti-gantian sudah semuanya kami pun melanjutkan materi ke jalur tebing yang berbeda kami akan melakukan runneran sampai top puncak. Kami pun berganti-gantian untuk jadi pemanjat dan bilayernya. Setelah itu materi Rock Climbing sudah selesai semua.
6. Materi
: KSDA
Pemateri Waktu
: Ika Siti Nurjannah (chely) : Sabtu, 07 Juli 2018
Pukul
: 16.15 – 18.15 18.15 WIB
Sebelum ke materi kita di suruh mencari daun yang lebar. Setelah itu kami dipaparkan oleh pemateri tentang herabrium dan plester cast. Herbarium itu bentuk konservasi sumber daya alam yang mengkhususkan oleh tumbuhan yang langkan dan di awetkan dengan alcohol. Sedangkan plester cast itu konservasi hewan dengan membuat jejak kaki yang sama dengan hewan yang baisanya sudah hampir punah untuk di teliti lebih lanjut. Plester cast ini menggunakan bahan semen putih dan air saja. Materi pun selesai.
33
BAB IV PENUTUP
Assalamualaikum Wr.Wb Salam Lestari. Dalam kegiatan MABIM ini saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan tentang semua divisi akan tetapi saya masih banyak yang ingin saya ketahui lebih dalam lagi , dengan demikian kedepan nya saya bisa mendapatkan lebih banyak ilmu dalam bentuk teori maupun praktek. Demikian hasil dari laporan yang saya buat mungkin segala kekurangan dalam penulisan dan penyampaian masih banyak kekurangan karena saya masih belajar, untuk itu saya membutuhkan kritik dan saran membangun untuk kedepannya lebih baik lagi. Mungkin itu saja dari yang saya dapat sampaikan, mohon maaf bila ada kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Wasslamu’alaikum Wr. Wb Wb
34
View more...
Comments