Bab I
July 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Bab I...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Allah Swt. menciptakan manusia untuk menjadi makhluk sosial yang 1
dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, itu, penting bagi seluruh umat
manusia untuk menjaga keharmonisan antar sesamanya. Salah
satu contohnya adalah bekerjasama dalam melakukan sesuatu kegiatan sehingga tercipta hasil yang yang saling menguntungkan. menguntungkan. Kerjasama tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila a pabila rasa solidaritas antar antar umat manusia manusia dapat dipupuk dipupuk dengan baik. Dalam Islam, kegiatan ini disebut dengan mu‟amalah mu‟amalah.. Mencari nafkah merupakan salah satu contoh kegiatan kegiatan bermu‟amalah, bermu‟amalah, bahkan Islam lebih mendorong umatnya untuk berjuang mendapatkan materi atau nafkah, asalkan 2 mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam agama Islam. Karena
tujuan utama bermuamalah dalam Islam adalah menciptakan kehidupan yang aman dan sejahtera.3 Aktivitas antar manusia termasuk aktivitas
ekonomi, terjadi
melalui
1
Kedudukan manusia sebagai makhluk sosial dikonfirmasi oleh begitu banyak teks-teks keislaman. Teks-teks Teks-teks Islam terutama Alqur‟an dan Sunnah Nabi telah membicarakan masalah masalah sosial secara kritis dengan memberikan penekanan pada misi solidaritas sosial yang kuat. Pembebasan budak atau memerdekakan budak merupakan rangkaian teks kritik yang dapat digunakan untuk menjelaskan fakta-fakta sosial empiris dewasa ini. Ajakan untuk “membersihkan” mereka dari dari “laknat” Allah, seb sebab ab mereka yang menumpuk h harta arta dan berlaku tidak adil dalam relasi sosialnya dapat dipandang sebagai manusia yang mendustakan agama Allah. Pada periode Madinah, Islam telah berkembang sebagai suatu paradigma yang integratif dengan segala aspek kehidupan. Misi sosial Islam dapat benar-benar berfungsi untuk menciptakan keseimbangan sosial dan keadilan bagi kemanusiaan. Lihat Syarifuddin Jurdi, Sosiologi Islam dan Masyarakat Modern: Teori, fakta, dan Aksi Sosial (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 43-44. 2
Muhammad Syafi‟i Syafi‟i Antonio, Islamic Banking, Bank Syari‟ah Syari‟ah dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 11. (Jakarta: 3
al-Qardhawi, dan Etika Islam, alih alih bahasa Zainal Arifin, cet. ke-1 (Jakarta:Yusuf Gemaal-Qardhawi, Norma Insani Press, Norma 1999), hlm. 57. Ekonomi Islam,
apa yang diistilahkan oleh ulama dengan mu‟amalah mu‟amalah (interaksi).4 Pesan utama Alqur‟an Alqur‟an QS. Al-Baqarah (2): 281 dalam mu‟amalah mu‟amalah tentang aktivitas 5 ekonomi adalah:
٨ Dan peliharalah ظ ٚ ُ ت ك يبdari س (azab ف كمyang ثىterjadi ل pada) ٌٛف ُ عhari ج شyang يب pada ق 281. dirimu waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masingmasing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Menurut ajaran Islam ukuran keimanan seorang muslim belum sempurna hanya dengan ibadah, tetapi dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan mu‟amalat, mu‟amalat, sosial dan ekonomi yang dapat menjadi ukuran beriman tidaknya seorang muslim, untuk itu material ma terial dan moral harus bergandengan bergandengan untuk mencapai 6
ekonomi yang sehat se hat terutama dalam perdagangan. Perdagangan dapat diartikan dengan bisnis,
karena
bisnis merupakan
suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen.7 Dalam bisnis, para pelaku bisnis dapat mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan syarat sesuai dengan kaidahkaidah Islam dan tidak merugikan pihak-pihak pihak-pihak lain. Prinsip-prinsip dan sistem yang dianjurkan oleh Islam dalam menjaga pertumbuhan usaha bisnis adalah profesionalisme, profesionalism e,8 disitu
dituntut
untuk selalu menggunak menggunakan an cara-cara cara-cara yang yang
4
M. Quraish Shihab, Wawasan Wawasan Alqur‟an Alqur‟an Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat , cet. ke-1 ke-1 (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 408. 5
CD ROM Qur‟an In Word. Word.
6
Abdullah Siddik al-Haji, Inti Dasar Hukum Dagang Islam (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 17. 1993), 17. 7
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjaya, Menggagas Bisnis Islami (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 18. Islami 8
Raharjo, Etika Ekonomi dan Manajemen (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990), M. 1990), hlm.Dawam 52. 52.
profesional perdagangan
sehingga sehingga
tidak
menimbulkan menimbulkan
kerusakan
ekonomi.
Melalui
kedua
belah
pihak, penjual dan pembeli berusaha untuk
memperoleh laba yang sebesar-besarnya, laba akan diperoleh bila banyak pembeli yang membeli kepada perusahaan dagang tersebut, dan untuk menarik pembeli perusahaan dagang berusaha melakukan promosi kepada pembeli. Promosi merupakan aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen. 9 Promosi sebagai sarana untuk menyebarkan menyebarkan pesan atau informasi kepada konsumen konsumen tentang keberadaan produk. produk. Promosi dapat dilakukan dengan memberikan diskon harga, memasang iklan
di media masa baik cetak maupun elektronik. Penjualan
langsung kepada konsumen, dan sekarang ini tidak kalah menariknya adalah promosi dengan dengan memberikan hadiah secara secara bertahap kepada kepada konsumennya. konsumennya. Di samping untuk promosi barang, juga digunakan sebagai strategi untuk menarik minat konsumennya konsumennya agar a gar belanja ditempat tersebut, hal ini sangat menarik sekali karena tujuan utamanya adalah memberikan hadiah sebagai promosi secara cuma-cuma. Melakukan aneka trik dalam berdagang, boleh-boleh saja. Namanya juga dagang, pasti ujung-ujungny ujung-ujungnyaa mencari untung. untung. Asalkan, cara yang ditempuh benar dan tidak tidak merugikan merugikan konsumen. konsumen. Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari merupakan toko bangunan terbesar di kota Kendari sehingga memiliki skala pasar yang cukup luas dan
9
Promosi adalah salah satu aspek terpenting dalam usaha menyukseskan suatu bisnis atau perdagangan. Promosi berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan, memberitahukan, dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Pemasaran (Jakarta: (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1999), hlm. 17. Lihat Marius P. Angipora, Dasar-Dasar Pemasaran
sebagian besarnya merupakan muslim.. Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari ini termasuk termasuk ke dalam golongan golongan usaha yang baru
berdiri tetapi dalam
perjalanannya, perjalananny a, usaha ini dapat dengan cepat berkembang pesat dan ramai dikunjungi oleh para konsumen yang akan mendirikan bangunan baik itu proyek yang berskala kecil maupun besar. Penyediaan bahan bangunan yang lengkap inilah yang membuat Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari dapat berkembang pesat, selain itu Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari melakukan langkah-langkah langkah-langkah strategis dalam dalam menjalankan roda bisnisnya bisnisnya dengan deng an
meny menyeleng elenggarak garakan an
pemberian pemberian
ku p o n
had hadiah iah
seb sebagai agai
sar sarana ana
promosinya. promosiny a. Promosi yang dilakukan oleh Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari ini adalah memberikan kupon undian berhadiah kepada konsumennya dengan cara yaitu sesuai dengan jumlah batas minimun belanja yang telah ditentukan. Batas minimum belanja adalah terpenuhinya kriteria jumlah target belanja yang ditetapkan Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari mulai dari pembelanjaan yang jumlahnya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Adapun tahapan jumlah batas minimun belanja yang berhak mendapat kupon hadih yaitu mulai dari Rp. 500.000,- sampai seterusnya. Tidak hanya itu, promosi lain yang dilakukan Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari untuk menarik minat konsumen adalah memberikan kupon undian berhadiah lebih dengan melakukan pembelian produk tertentu. Strategi pemberian kupon hadiah tersebut dengan cara terpenuhinya kriteria jumlah pembelanjaan. Hal ini menarik perhatian penyusun, karena
beberapa hal. Pertama, jika beruntung konsumen yang jumlah pembelanjaannya mencapai minimal Rp. 500.000,- ke
atas
bisa mendapatkan kupon undian
berhadiah. Lain halnya untuk konsumen yang nilai belanjanya tidak mencapai Rp. 500.000,- atau ata u
kurang dari batas pembelanjaan minimal Rp. 500.000,- dari
total belanjanya tidak berhak mendapat kupon undian berhadiah. berhadiah. Kedua, konsumen yang tertarik untuk mendapatkan hadiah yang disediakan, tidak jarang membuatnya membuatnya harus belanja lebih agar mencapai target, walaupun sebenarnyaa barang yang di beli tidak begitu penting sebenarny penting karena tujuannnya tujuannnya hanyalah sekedar mencapai target agar bisa mendapatkan hadiah. Karena daya tarik hadiah yang ditawarkan
pemilik
Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari
sebagai upaya upaya untuk menarik minat minat konsumen juga menjadi menjadi salah satu alasan yang tidak bisa diabaikan. Dalam upaya mencari rezeki, kemungkinan besar akan timbul persaingan karena pelaku usaha cenderung tarik menarik untuk memperoleh keun keuntungan tungan sebanyak mungkin. Namun disisi lain, perbedaan kemampuan dan situasi yang terdapat pada seseorang memungkinkan timbul perbedaan dalam memperoleh hasil usahanya. usahanya. Kupon berhadiah tentu tentu saja melibatkan konsumen muslim dalam prakteknya. Oleh karena itu, perlu ditinjau status hukumnya dalam perspektif hukum Islam. Berdasarkan Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat sebuah judul yaitu: “Kupon Berhadiah Bagi Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari. Kendari.” ”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka pokok permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peraktek pemberian kupon berhadiah pada konsumen di Maxcell
Depo Teknik dan Bangunan Kendari? 2. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap peraktek pemberian kupon
berhadiah pada konsumen di Maxcell Depo Depo Teknik dan Bangu Bangunan nan Kendari? C. Tujuan Penelitian
Dengan berpijak pada pokok permasalahan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menjelaskan praktek pemberian kupon berhadiah pada konsumen di Maxcell
Depo Teknik dan Bangunan Kendari. 2. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap peraktek pemberian kupon
berahadiah pada konsumen di Maxcell Maxcell Depo Teknik dan Bangunan K Kendari. endari. D. Manfaat Penelitian
1. Kajian skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi khazanah
pembangunan ilmu pengetahuan khususnya khususnya dalam bidang hukum Islam. 2. Memberi pemahaman dan pengetahuan tentang pelaksanaan pemberian
kupon hadiah sebagai promosi untuk menarik minat konsumen menurut hukum Islam.
E. Definisi Operasional
Untuk menyamakan persepsi dalam mendefinisikan proposal penelitian ini yang berjudul
“K upon upon
Berhadiah Bagi Konsumen Dalam Perspektif Hukum
Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari) ”, maka penulis
memberikan definisi sebagai berikut : 1. Kupon
Berhadiah
adalah
undian
yang
biasanya
diadakan
untuk
mengumpulkan dana atau propaganda peningkatan pemasaran barang. 10 2. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, 11
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. 3. Perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi. 4. Hukum Islam ialah peraturan-peraturan yang berkenaan dengan kehidupan berdasarkan Al-Quran, Hadits dan ijtihad.12 Penelitian ini berjudul “Kupon Berhadiah Bagi Konsumen Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Maxcell Depo Teknik Bangunan Kendari)” Kendari)” adalah memberikan kupon berhadiah kepada konsumen yang membeli produk pada Maxcell Depo Bangunan Tekhnik Bangunan Kendari dengan melakukan pembelanjaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebagai syarat s yarat mendapatkan kupon berhadiah, sehingga akan ditinjau menurut hukum Islam, apakah dalam
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), hlm. 979. 11
Ibid, hlm. 674.
12
Ibid, hlm. 441.
melakukan aktifitas diatas pemberian kupon tersebut sudah sesuai menurut hukum Islam atau tidak. F. Sistemat Sistematika ika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan bantuan yang dapat digunakan pembaca untuk mempermudah mengetahui urutan-urutan sistematis dari karya ilmiah tersebut, yang merupakan suatu urutan dalam membahas bab demi bab dan sub babnya. Untuk mencapai tujuan penulisan skripsi ini sebagai karya ilmiah harus memenuhi syarat logis dan sistematis. Dalam pembahasannya, penulis menyusun skripsi ini menjadi lima bab, yaitu: 1. Bab I Pendahuluan, dalam bab ini menguraikan hal-hal yang bersifat umum sebagai langkah awal dalam penulisan proposal ini yaitu mulai dari Latar Belakang, Fokus Penelitian, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Kegunaan
Penelitian, Definisi Operasional Serta Sistematika Penulisan. 2. Bab II
Tinjauan Pustaka, dalam bab bab ini akan diu diuraikan raikan tentang Kajian
Relevan dan menjelaskan tentang Konsep Dasar Jual Beli, Dasar Hukum Perlindungan Konsumen, Konsep Dasar Jual Beli dalam Hukum Islam, serta Kupon Berhadiah. 3. Bab III, Metode Penelitian, Bab ini membahas Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Data dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, serta Teknik Keabsahan Data. 4. Bab IV, Hasil Penelitian, Bab ini membahas Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Praktek Pemberian Kupon Berhadiah pada konsumen di Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari, serta Praktek Pemberian Kupon
Berhadiah pada Konsumen di Maxcell Depo Teknik dan Bangunan Kendari di Tinjau dari Segi Hukum Islam 5. Bab V, Penutup, Bab ini membahas Kesimpulan dan Saran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Relevan
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian akan dicantumkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. 1. Mukaromah dengan judul “ Hadiah sebagai Promosi untuk Menarik Konsumen dalam Perspektif Hukum Islam (Studi terhadap pasal 13 dan 14 UU. No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen), karya ilmiah tersebut menjelaskan tentang bagaimana etika pemberian hadiah yang sebenarnya yang ada di Negara Republik Indonesia dan bagaimana aturanaturan yang ada dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen pada pasal 13 dan 14. Karya ilmiah berbentuk penelitian literer yaitu memperoleh datadata dari bahan pustaka seperti buku, artikel dan jurrnal dengan menggunakan pendekatan masalah yaitu yuridis normatif.13 2. Hidayatullah dengan judul “Tinjauan Tinjauan Hukum Islam terhadap Pemberian Pemberian Hadiah sebagai Strategi Pemasaran Produk ” , isi dari karya ilmiah tersebut menjelaskan bagaimana tinjauan umum tentang hadiah dalam bidang pemasaran, serta disebutkan pemberian hadiah sebagai strategi pemasaran produk dalam tinjauan hukum Islam.14
13
Mukaromah, “ Hadiah Sebagai Promosi untuk Menarik Konsumen dalam Persfektif Hukum Islam (Studi terhadap Pasal 13 dan 14 UU. NO. 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Hukum Konsumen)”,, Skripsi Strata Satu Konsumen)” Sat u Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2006. 2006.
View more...
Comments