BAB I
March 31, 2019 | Author: Joseph Gilbert | Category: N/A
Short Description
laoran pkl...
Description
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek.
Dalam Dalam melaksanaka melaksanakan n parogram parogram Praktek Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), (PRAKERIN), banya banyak k sekali sekali kegiat kegiatan an yang yang dilaku dilakukan kan siswa siswa selama selama mengik mengikuti uti kegiat kegiatan an PRAKERIN. Untuk meningkatkan efisinsi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas sehingga memberikan pengakuan dan penghargaan tehadap pen penga gala lama man n kerj kerjaa seba sebaga gaii bagi bagian an pros proses es dari dari pend pendid idik ikan an.. Maka Maka sisw siswaa diwajibkan membuat buku laporan prakerin yang bertujuan agar pihak sekolah dan perusahaan mengetahui kegiatan yang dilakukan siwa selama mengikuti program PRAKERIN. Latar Latar belaka belakang ng penuli penulisan san lapor laporan, an, erat erat sekali sekali kaitan kaitan dengan dengan kegiat kegiatan an PRAKER PRAKERIN, IN, karena karena penuli penulisan san lapora laporan n ni berdas berdasark arkan an akhir akhir dari dari kegiata kegiatan n selama melaksanakan program PRAKERIN. 1.2Tujuan Praktek Kerja Industri.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan prakerin ini adalah : •
Mema Memaha hami mi pene penera rapa pan n ilmu ilmu kimi kimiaa indu indust stri ri dala dalam m duni duniaa indu indust stri ri,, khususnya di industri PT. PT. Krakatau Steel.
•
Mend Mendap apat atka kan n gamb gambar aran an nyat nyataa tent tentan ang g peng pengop oper eras asia ian n kerj kerjaa dan dan pen pener erpa panny nnyaa dala dalam m upay upayaa pengo pengope pera rasi sian an suatu suatu sara sarana na produ produks ksii termasuk diantaranya managemen pengolahan dan peraturan kerja.
•
Mendapatkan gambaran nyata tentang proses dan pengoperasian yang berfungsi sebagai sarana produksi.
•
Memahami karakteristik perangkat-perangkat proses pada Dinas Fluid Certre di PT. Krakatau Steel.
•
Mengetahui tentang proses penyediaan kebutuhan air pendingin di fluid centre WTP 1, 2, dan 3. 3.
1 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 1.3. Tujuan Penyusunan Laporan.
Siswa Siswa mampu mampu mencar mencarii altern alternati atife fe pemeca pemecahan han sesuai sesuai dengan dengan program bidang studi yang dipilih secara luas dari karya tulisnya. Siswa mamp mampu u mema memaha hami mi dan dan meng mengem emba bangk ngkan an pela pelaja jara ran n yang yang dida didapa patt di sekolah dan di dunia industri. Mengumpulkan data dan untuk kepentingan sekolah dan juga diri sendiri, salah satunya untuk mengikuti UAN (Ujian Akhir Nasional).
1.4. Sejarah Singkat PT. Krakatau Steel (Flat Product Specipication, PT. Krakatau Steel).
Pada tahun 1956 Perdana Mentri Ir.Juanda mencetuskan gagasan awal tentang perlunya industri baja di Indonesia. Melalui kerja sama di bidang ekonomi dan teknik antara Indonesia dan UNI Soviet maka setelah penelitian dan studi banding pada tahun 1957, mulai dibangunlah Pabrik Baja Baja Triko rikora ra Cile Cilegon gon pada pada tang tangga gall 20 Mei Mei 1962. 1962. Pemb Pemban angun gunan an ini ini direncanakan selesai tahun 1968. Namun pada tahun 1965 pembangunan proyek Besi Baja Trikora terhenti karena adanya pemberontakan G 30 S/PKI. Pada
tahun
197 1970
pemerintah
menga ngadakan
usa usaha
untu ntuk
mela melanj njunt untuka ukan n proy proyek ek ini ini kare karena na peme pemeri rint ntah ah Rusi Rusiaa mengh menghen enti tika kan n bantuannya. Sedangkan para teknisi dipulangkan tanpa memberikan serah terima pekerjaan pada pemerintah Indonesia. Kemudian proyek Besi Baja Trikora Cilegon diubah namanya menjadi PT. Krakatau Steel. Berdasarkan intruksi Presiden RI. No. 17 tanggal 28 November 1967 1967 tent tentan ang g adan adanya ya penga pengara raha han n dan dan peny penyed eder erha hana naan an dari dari satu satu per per usahaa usahaan n agar agar ke dalam dalam tiga tiga bentuk bentuk perusa perusahaa haan n agar agar lebih lebih berman bermanfaa faatt dalam dalam rangka rangka pemban pembanguna gunan n ekonom ekonomii serta serta kemakm kemakmura uran n bangsa bangsa dan Negara.
2 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
Ketiga bentuk perusahaan tersebut adalah : 1. Perusahaan
Negara/Perusahaan
Umum
(Public
Coorperation) atau PERUM. 2. Usah Usahaa-usa usaha ha Nega Negara ra/P /Per erusa usahaa haan n Nega Negara ra (Pub (Publi licc Stat Statee Company) atau PERSERO. 3. Usah Usahaa-us usah ahaa Nega Negara ra/P /Per erus usah ahaa aan n Jawa Jawata tan n Nega Negara ra atau atau PERJAN. PT. PT. Krakat Krakatau au Steel Steel didiri didirikan kan berdasa berdasarka rkan n surat surat Pemeri Pemerinta ntahan han No.35 pada tanggal 31 Oktober 1971 dihadapan notaries Tan Thongkie di Jakart Jakarta. a. Kemudi Kemudian an diperb diperbaik aikii berdas berdasark arkan an naskah naskah No. 25 dihada dihadapan pan notaries yang sama pada tahun 1971. Tujuan dibangunnya kembali Proyek Besi Baja Trikora yaitu: 1. Memenu Memenuhi hi kebut kebutuha uhan n baja baja di Indone Indonesia sia.. 2. Mening Meningkat katkan kan devisa devisa Negara Negara melalui melalui ekspor ekspor besi besi baja keluar keluar negeri. 3. Sebagai Sebagai pusat penelitia penelitian n kadet kadet industri. industri. 4. Memb Membuka uka lapa lapanga ngan n kerj kerjaa baru baru,, sehi sehing ngga ga akan akan mengu mengura rangi ngi angka pengangguran yang telah ada. Pada tahun 1973 dengan bantuan dari Pertamina PT. Krakatau Stee Steell memu memutu tuska skan n untuk untuk memp memper erlu luas as kapa kapasi sita tass produ produksi ksi agar agar bisa bisa membuat billet sendiri dan langsung membuat baja lembaran atau coil slab. slab. Akan tetap tetapii rencan rencanaa ini tertun tertunda da karena karena Pertam Pertamina ina meng meng alami alami masalah keuangan, sehingga lahirlah Keppres No.30 tanggal 17 Agustus 1975, tentang kalanjutan pembangunan PT. Krakatau Steel tahap pertama dengan kapasitas produksi ½ juta ton pertahun. Pada tanggal 27 Juli 1977 Presiden Presiden Soeharto meresmikan meresmikan Pabrik Besi Beton, Pabrik Besi Profil dan Pelabuhan Cigading serta me resmikan pula pada tanggal 9 0ktober 1979. Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet, Pabrik Batang Kawat, Krakatau Hugovent International. Ltd,PLTU 400 MW dan PUSAT PUSAT penjernihan air (dengan kapasitas 2000 liter/detik). Pada tahun 1982 terjadi penambahan dua module Pabrik Besi 3 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
Spons, Pabrik Slab Baja, Pabrik Hot Strip Mill. Tahun 1985 PT. Krakatau Steel telah telah mampu mengekspor besi baja ke Negara Jepang, Korea, Cina, Amerika, Inggris, Negara Timur Tengah, Tengah, dan Negara-negara ASEAN. Berdasarkan Berdasarkan Keppres Keppres RI. No.44 No.44 tanggal tanggal 28 Agustus Agustus 1989, PT. PT. Krakatau Steel bersama perusahaan strategis lainnya masuk ke dalam lingkungan Pengolahan Industri Strategis (BPIS) yang ketuai oleh Prof. Dr. Ir. Bj. Habibie dengan setatus perusahaan menjadi Badan Usaha milik Negara Strategis (BUMN). Pada tanggal 10 November 1994 oleh Mentri muda perindustrian Ir. Ir. Tungki Tungki Ariwibowo Ariwibowo selaku selaku Dirut Dirut PT. PT. Krakat Krakatau au Steel Steel mengad mengadaka akan n perluasan pabrik yaitu Pabrik Besi Spons, DR-I, HYL III, Pabrik Slab Baja Baja,, dan dan Pabr Pabrik ik HSM HSM (Hot (Hot Stri Strip p Mill Mill). ). Kemu Kemudi dian an pada pada tang tangga gall 31 Agustu Agustuss 1995 1995 di resmik resmikan an proyek proyek Pabrik Pabrik Besi Besi Spons Spons DR-I, DR-I, HYL III, Pabrik Slab Baja II, Sizing Press (HSM).Gardu Hub III dan I Instalasi Kompensasi Kompensasi PLTU PLTU 400 MW serta Production Production Control Control System System II (PPC) oleh Ir.Tungki Ir.Tungki Ariwibowo selaku Komensaris K omensaris Utama PT. Krakatau Steel.\
1.5. SISTEM PROSES Sistem Proses Fluid Centre.
Sejalan Sejalan dengan pesatnya pembangunan, pembangunan, khususnya khususnya dalam dalam industri industri penge pengerja rjaan an logam, logam, kebutu kebutuhan han akan akan produk-p produk-prod roduk uk besi besi cor yang yang terus terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini di ikuti oleh meningkatnya kebutuhan akan bahan baku, yaitu besi kasar (besi mentah atau pig iron) yang pengadaannya masih tergantung dari impor. Satu-satunya industri baja terpadu yang sudah ada dan sudah beroperasi hingga sekarang ini hanyalah PT. Krakatau Steel, karena proses produksinya menggunakan jalur reduksi langsung tanur listrik, industri ini tidak menghasilkan besi kasar, tetapi baja yang sifat-sifat dan penggunaannya berbeda dengan besi kasar.
Air proses yang digunakan oleh PT.Krakatau PT.Krakatau Steel berasal dari air 4 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
waduk Cidanau yang diolah menjadi air jernih di pusat penjernihan air krenceng. Air tersebut di distribusikan ke Direct Reduction Plant (DR I-II, HYL HYL III) III) dan dan Flui Fluid d Cent Centre re (Bil (Bille lett dan dan Slab Slab), ), Wire ire Mill Mill Plan Plant, t, yang yang kemudi kemudian an hampir hampir 80% dimanf dimanfaat aatkan kan untuk untuk pendin pendingin ginan, an, selebi selebihny hnyaa digunakan untuk air proses dan air umpan ketel.
1.6. FLUID FLUI D CENTRE – WTP 1 FLUIDE CENTRE
Fluid Centre adalah suatu pusat pengolahan air dan fluida lainnya untuk memenuhi kebutuhan air industri atau air pandingin, udara tekan dan lain-lain, untuk pabrik pengolahan baja yaitu Pabrik Billet Baja (BSP), Pabrik Slab Baja (SSP) I dan II serta beberapa unit penunjang lainnya. Fluid Centre terbagi 3 (tiga) unit pengolahan air dan fluida, yaitu Water Treat Treatmen mentt Plant Plant (WTP-1 (WTP-1), ), (W (WTP-2 TP-2), ), dan (W (WTPTP-3). 3). Yang memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han air pendin pendingin gin untuk untuk seluru seluruh h mesinmesin-mes mesin in dan perala peralatan tan di pabrik SSP 1-2 dan BSP. WTP 1 mulai beroperasi sekitar tahun 1978, pada awalnya hanya melaya melayani ni kebutu kebutuhan han air pendin pendingin gin dan fluida fluida lainny lainnyaa untuk untuk melay melayani ani pabrik BSP. Setelah SSP 1 dibangun dan dioperasikan sekitar tahun 1983, maka WTP 1 mulai beroperasi penuh melayani BSP dan SSP 1. Namun dengan cepatnya perkembangan teknologi, sekitar tahun 1983 dapur listrik (EAF) I-IV BSP menggunakan Water Cooling Panel untuk mengganti batu tahan api dalam rangka penghematan biaya operasi, karena Water Cooling Panel (WCP) tersebut dinilai cukup berhasil maka sekitar tahun 1988 telah dibangun dan dioperasikan WCP untuk semua dapur listrik ( EAF -I s/d IV BSP ), serta ( EAF V s/d VIII SSP 1 ).
Keberadaan WTP-1 adalah sebagai supporting unit dari ke giatan proses produksi di SSP 1 dan BSP. Jika terjadi kerusakan-kerusakan pada 5 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
mesin yang ada di d i WTP seperti : •
Pompa pendingin.
•
Compressor (air plant).
•
Gear box cooling tower dan sebagainya;
Akan Akan berd berdam ampa pak k terg tergan angg gguny unyaa kela kelanc ncar aran an prose prosess produ produksi ksi SSP1 SSP1 dan dan BSP BSP, seca secara ra kese keselu luru ruha han. n. Akib Akibat atny nyaa piha pihak k main mainte tena nanc ncee (mekanik (mekanik dan elektrik) elektrik) dituntut dituntut untuk meningkatka meningkatkan n kualitas kualitas dari mesin atau atau pera perala lata tan n yang yang bera berada da dala dalam m tang tanggun gung g jawa jawab b seksi seksi
WTPWTP-1, 1,
khususn khususnya ya perala peralatan tan atau atau mesin mesin yang yang berhubu berhubunga ngan n lang lang sung dengan dengan proses produksi produk si SSP dan BSP. BSP. Proses Proses pendin pendingin ginan an merupa merupakan kan proses proses yang yang sangat sangat diperl diperluka ukan n didalam pabrik, pada ada umumnya proses pendinginan mengguna kan air pendingin yang masuk pada suhu lingkungan tertentu dan keluar pada suhu tertentu. Pengolahan air pendingin ini dilakukan dengan suatu alat yang disebut Cooling Tower atau menara pen dingin. Pada WTP-1 ini telah dirancang untuk beroperasi selama 24 jam/hari dan 330 hari dalam setiap tahunnya, dengan kondisi iklim sebagai berikut : •
Temperatur
: 26°C - 38°C
•
Kelembaban
: 70% - 98%
Dalam WTP-1 ini air yang dihasilkan terbagi menjadi 3 jenis yaitu : 1. Air Air Ind Indus ustr tri. i. 2. Air Minum Minum (Pot (Potabl ablee Wat Water) er).. 3. Air Air Hydr Hydran antt.
1.6.1. Air Industri
6 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
Air Industri adalah suatu jenis air yang diproses secara khusus sehingga memenuhi keperluan industri yang digunakan untuk pendinginan mesin-mesin serta peralatan industri antara lain, pada : Pabrik Billet Baja, Pabrik Slab Baja, Pabrik Gas Industri, dan Main Station I & II.
1.6.2. Air Minum (Potable Water)
Air minum adalah air yang diolah secara khusus untuk me menuhi kebitu kebituhan han air minum, minum, wastaf wastafle, le, WC : Pabrik Pabrik,,
Emerg Emergenc ency y Hospit Hospital, al,
Laboratorium, Central Workshop, Workshop, Gudang Gud ang SMS,dan lain-lain.
1.6.3. Air Hydrant
Air hydrant adalah suatu sistem air yang digunakan khusus untuk keperluan pemadam kebakaran pada seluruh areal pabrik Billet Plant, DR Plant, Slab Plant, Oxigent Plant, dan lain-lain. Dan jenis fluid lainnya yang juga dilayani oleh fluid centre antara lain yaitu : •
Udara Tekan.
•
Solar
•
Dan Residu
7 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB II AIR INDUSTRI
2.1. AIR INDUSTRI.
Air Industri hasil pengolahan di Fluid Centre dipergunakan untuk pendinginan mesin-mesin yang pada dasarnya terbagi menjadi 3 sistem pendinginan yaitu: 1. Sistem pendinginan terbuka langsung (Direct Cooling) Cell A. 2. Sistem pendinginan terbuka tak langsung langsung (Indirect Cooling ) Cell B/C/D. 3. Sistem pendinginan terbuka tak langsung langsung (Indirect Cooling) Cell E/F. 4. Sistem pendinginan tertutup (Closed Cooling) Mould Cooling dan closed machine cooling
2.1.1. 2.1.1 . Sistem Siste m Pendingina Pendin ginan nT Terbu erbuka ka Langsung Langsu ng (Direct (Direc t Cooling Coolin g) Cell A.
Air masuk berasal dari Pusat Penjernihan Air Krenceng ke Cooling Tower ower Cell ell A. Kem Kemudi udian dipo dipomp mpak akaan
ke area areall
pabr pabriik
deng dengaan
menggunakan pompa-pompa sebagai berikut :
•
P08. 1/2 (untuk Back Wash Filter-filter).
•
P10. 1/2 (untuk Secondary Cooling BSP).
•
P12. 1/2 (untuk Open Cooling BSP).
•
P14. 1/2/3 (untuk Open Cooling SSP).
•
P15. 1/2/3 (untuk Secondary Cooling SSP).
8 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
2.1. 2.1.2. 2. Sist Sistem em Sirk Sirkul ulas asii Pend Pendin ingi gina nan n Terbu erbuka ka Lang Langsu sung ng (Dir (Direc ectt Cooling Cell A).
Air dari Cell A dipompakan dengan P10, P12, P14, dan P15 untuk mendinginkan bagian-bagian Open Machine dan Secondary di Continous Casting (Concast) Billet Steel Plant dan Slab Plant. Ada pun cara kerja pendinginan tersebut, untuk open machine Cooling mendinginkan mesinmesin pada bagian luarnya, seperti rol-rol, mesin potong, dan lain-lain, Untuk Untuk Seconda Secondary ry Coolin Cooling g mendin mendingin ginkan kan baja baja langsun langsung g secara secara spray. spray. Setelah Setelah melakukan pendinginan pendinginan di Concast SSP dan dan BSP air sisa pendingina pendinginan n jatuh ke Canal Scale Scale Water Water untuk kemudian kemudian mengalir mengalir ke Scale Mixing Syclone yang diberi Block Rake pada inletnya, sehingga scale-scale yang kasar dapat tertahan disana untuk dibuang pada setiap shift dengan menggunakan pompa P30 . 1-4. Air dipompakan ke Scale Settling Settling Cyclone, dan yang halus scale akan akan turu turun n keba kebawa wah h dan dan dita ditamp mpung ung di Silo Silo tank tank S.01a S.01a/0 /02a 2a/0 /03a 3a,, dan dan apabila sudah penuh akan di blow down serta dibuang ke pembuangan limbah industri dengan mempergunakan kendaraan FAUN.kemudian air dari scale scale settling settling syclone syclone dikirim dikirim lagi ke graved filter filter F03/F08 F03/F08 untuk penyaringan ,setelah didapat air bersih kemudian air kembali lagi ke Cell A sebagai air yang siap dikirim lagi ke system. Sela Selain in untu untuk k pend pendin ingi gin n mesin esin-m -mes esin in,, air air Cell Cell A ini ini juga juga dipergunakan untuk Back Wash Filter-filter tersebut diatas apabila sudah kotor, kotor, yaitu yaitu dengan mempergu mempergunakan nakan pompa pompa P08. 1/2. Air Air bekas Back Back Wash akan akan jatuh jatuh ke canal canal dan mengal mengalir ir ke bak penamp penampung ungan an Sludge Sludge Mixing Cyclone, dan dengan P29.1/2 air ini di pompakan lagi ke Sludge Settling Cyclone SO4, bersama dengan itu di Injeksikan Flouculant Nalco 71630 dengan dosis ± 1 ppm. Guna mempercepat proses pengendapan lumpur-lumpur di SO4 tersebut.
9 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
Setelah melalui proses pengendapan selama ± 4 jam, kemudian air dipompakan kembali ke Cooling Tower Cell A dengan menggunakan pompa P20. 1/2 melalui filter F09 untuk kembali ke Colling tower Cell A,di Colling tower ini dilengkapi dengan fan Blower V04.1.
Direct Cell A.
Holding capasity
: 2800 m
Temperatur Δt mWS
: 70° 40° = 30° : 300 - 500 m³/h
10 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
gambar direct cella
11 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.2.1. Sistem Pendinginan Terbuka Tak Langsung (Indirect Cooling Cell B/C/D).
Air masuk berasal dari Pusat Penjernihan Air Krenceng ke Bak Cell B/C/ B/C/D. D. Sete Setela lah h di trea treatm tmen entt air air digun digunak akan an untuk untuk pend pendin ingi gina nan n Furn Furnac acee Bille Billet/S t/Slab lab Plant. Plant. Trafo Trafo-tr -trafo afo Main Main Statio Station, n, Oxigen Oxigentt Plant Plant dan lain-l lain-lain ain,, disalurkan dengan pompa-pompa sebagai berikut: •
P01. 1/2 (untuk pendinginan Oxigent Plant).
•
P02. 1/2 (untuk pendinginan Maint Station I dan II).
•
P04. 1/2 (untuk sirkulasi air Cell B/C/D).
•
P06. P06. 1/2/ 1/2/3/ 3/4/ 4/5/ 5/6/ 6/7 7 dan dan P04. P04.1 1 (unt (untuk uk pend pendin ingi gina nan n Elek Elektr trik ik Furnace)
2.2.2 2.2.2.. Sistem Sistem Sirkul Sirkulasi asi Pendin Pendingi ginan nan Terb erbuka uka Tak Langs Langsung ung (Indir (Indirect ect Cooling Cell B/C/D).
Air dari Cell B/C/D dipompakan dengan menggunakan pompa P01.1/2 ke Oxsigent Plant dan langsung kembali ke Cooling Tower Tower Cell B/C/D. Dengan menggunakan pompa P02.1/2 air dipompakan ke Maint Station I dan II untuk mendinginkan trafo-trafo, dan lain-lain. Kemudian air pendingin ditampung diba dibak k pena penamp mpung ungan an main maintt stat statio ion n I dan dan II deng dengan an meng menggun gunak akan an pomp pompaa P102 P102.1 .1/2 /2 dan dan P132 P132.1 .1/2 /2 seca secara ra otom otomat atis is,, berd berdas asar arka kan n leve levell cont contro roll air air dipompakan kembali ke Cooling Tower Tower Cell B/C/D. B/C/D. Deng Dengan an meng menggu guna naka kan n pomp pompaa P04. P04.1/ 1/ 2 ini ini air air dari dari Cell Cell B/C/ B/C/D D dipompakan melalui By Pass Filter F06 dan langsung kembali ke Cooling Tower Cell B/C/D. B/C/D. Tujuanny Tujuannyaa adalah untuk membersih membersih kan air yang ada di Cell B/C/D B/C/D itu sendiri. Kemudian dengan meng gunakan P06.1 s/d 7 dan P04.1 air dipompakan ke Furnace Billet dan Slab Plant. Untuk Pendinginan Furnace : •
Furnace Billet membutuhkan air pendingin 4 x 260 m³/h ditambah 400 m³/h untuk Cooling Jacket Furnace IV, IV, dengan tekanan ± 3 bar. bar.
•
Furn Furnac acee Slab Slab Plan Plantt memb membut utuhk uhkan an air air pendi pendingi ngin n 4 x 520 m³/h m³/h dengan tekanan 3 bar.
12 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
Di Furnac Furnacee ini air air yang yang diguna digunakan kan untuk untuk pendin pendingin ginan an pada bagian bagian- bagia bagian n Ring Ring Roof, Roof, Elbow Dedusti Dedusting, ng, Slag Gate, Gate, Coolin Cooling g Eletrode Arm dan lain-lain. Setelah mendingin
Jacket Jacket,, Trafo, Trafo,
kan mesin-mesin tersebut,
air ditampung di Return Furnace dan dengan menggunakan pompa P31. 1 s/d 7 secara otomatis dipompa kan kembali ke Cooling Tower Cell B/C/D yang dilengkapi dengan Fan Blower pada setiap Cellnya. Selain itu pompa ini juga digunakan digunakan untuk pendinginan pendinginan Comp. V06. 1/2/3, 1/2/3, V106. 1/2, air Dryer, Dryer, Genset dan lain-lain. Pada sistem ini air pendinginan tidak kontak langsung dengan bagian yang didinginkan, air ini hanya mendinginkan dinding-dinding dapur Furnace, Cooler Cooler trafor trafor dan sebagainya. sebagainya. Setelah Setelah menyerap panas, ke mudian mudian kembali kembali ke Cooling Tower Tower untuk didinginkan.
Indirect Cell B/C/D.
Holding capasity
: 7000 m³
Temperatur Temperatur Δt mWS
: 52°C - 32°C - 20°C : 500 - 800 m³/h
13 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
gambar indirect
14 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.3.1 Sistem Pendinginan Terbuka Tak Langsung Water Cooling Panel (Indirect Cooling Cell EF).
Pada Cooling Panel air pendingin digunakan untuk mendinginkan mendinginkan Side Wall (dinding) dan roof pada dapur listrik BSP dan SSP 1, yang sebelumnya menggunakan batu tahan api.
2.3.2 Sistem Sirkulasi Pendinginan Terbuka Tidak Langsung pada Water Cooling Panel (Indirect Cooling Cell EF).
Air masuk dari Pusat Penjernihan Air Krenceng ke Cooling Tower Cell EF, setelah ditreatment air tersebut dipompakan ke Dapur Listrik dan LF SSP dan
BSP denga dengan n menggun menggunaka akan n pompapompa-pomp pompaa P1.02.1 P1.02.1 s/d P1.02.1 P1.02.10 0 dan
kembali ke Cooling Tower. Untuk kondisi operasi yang sekarang cukup dengan 7 pompa operasi dan 2 stand by, dengan kapasitas masing-masing 562,5 m³/jam dan tekanan 7 bar. Disamping pompa-pompa tersebut diatas dilengkapi juga pompa-pompa P1.01.1 dan P1.01.2 untuk By Pass Gravel Filter yang digunakan untuk menyaring kotoran yang terdapat pada air pendingin
Indirect Cell EF. EF.
Holding capacity
: 5100m3
Temperatur ∆t
: 470C - 320C - 150C
mWS
: 6,2 m3 / h
15 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel Indirect Cooling Cell EF
16 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.5. Sistem Pendinginan Tertutup (Closed Cooling).
Sistem ini digunakan untuk : •
Pendinginan Mould (Mould Cooling Water).
•
Pendinginan Closed Machine (Closed Cooling Coo ling Water). Water).
Untuk Mould Cooling, air mendinginkan bagian mesin pencetak (Mould)
di Conc Concas astt Bill Billet et dan dan Slab Slab Plan Plant. t. Untu Untuk k Closs Clossed ed Mach Machin inee Cool Coolin ing, g, air air mendinginkan mesin pada bagian-bagian Straigthener, Mesin potong (Billet) di Concast Billet dan Slab Plant. Persyaratan air yang dipakai untuk Closed Cooling Sistem ini adalah air yang sudah dilunakan (Soft Water) Water) prosesnya adalah sebagai berikut :
17 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel Closed Cooling
18 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.5.1. Proses Pembuatan Air Lunak (Soft Water). Water).
Air masuk dari Pusat Penjernihan Air Krenceng dengan meng gunakan pompa P16. 1/2 melewati Gravel Filter F10/F11 yang berisi pasir kuarsa yang berfungsi untuk menyaring kotoran, kemudian air masuk ke Cation Exchanger C01/C02 yang berisi resin cation. Resin ini berfungsi untuk menangkap ion-ion Magnesium Magnesium (Mg) dan Calsium (Ca), setelah itu kemudian kemudian masuk ke Degasser Degasser tank (D01) yang dilengkapi dengan blower V03.1 untuk menghilangkan gas Carbon Dioksida (CO2) yang ter kandung dalam air, sehingga akhirnya dapat dihasilkan air yang lunak (Soft Water) dengan total Hardness (TH) nol (Trace). Soft Soft Water ater ters terseb ebut ut dita ditamp mpung ung di bak bak 23 untu untuk k meng mengis isii bakbak-ba bak k Moul Mould d Cooling dan Closed Cooling Billet dan Slab Plant. Apabila resin yang terdapat dalam dalam C01/C0 C01/C02 2 sudah sudah mencap mencapai ai tingka tingkatt kejenu kejenuhan han dan tidak tidak mampu mampu lagi lagi menangkap ion-ion Ca dan Mg yang terdapat dalam air, maka resin tersebut harus harus direge diregener nerasi asi dengan dengan memper memperguna gunakan kan HCl 30%. 30%. Oleh Oleh karena karena itu itu air buanga buangan n bekas bekas regene regenersi rsi sangat sangat asam, asam, maka maka air terseb tersebut ut dinetr dinetralk alkan an lebih lebih dahulu dahulu dengan soda Lay 46% (NaOH) pada bak netralisasi netralisasi kemudian air yang sudah dinertralkan dengan pH harus (7,5-8,5), dapat dibuang ke laut dengan menggunakan pompa P43.1.
19 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.5.2. Regenerasi CO1/CO2 •
Reaksi pembuatan air lunak (softwater)
Reaksi pengikatan ion Ca 2+ dan Mg2+ R R – H + Ca 2+
Ca2+ + 2H+ R
•
Regenerasi oleh HCl :
R
R–H Ca + 2 HCl
R
+ CaCl2 R–H
Dalam air CaCl2 terurai menjadi HCl dan CaO, HCl inilah yang menyebabkan keasaman. Reaksi Netralisasi : HCl + NaOH TH ( Total Hardness)
NaCl + H2O = 10 ppm diregenerasi
20 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel regenerasi
21 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 2.5.3 Kondisi Operasi Emergency ( POWER PLTU OFF) 2.5.4 Kondisi Operasi Emergency (WCP Cell E/F )
Jadi pada prinsipnya bila di tangki emergency dan sistem sudah penuh, air akan akan bersir bersirkul kulasi asi dari dari pompapompa-pom pompa pa P18, P12, P17, P17, dan P19 ke Concas Concast, t, kemu kemudi dian an kemb kembal alii mele melewa wati ti Heat Heat Exch Exchan ange gerr dan dan masuk masuk lagi lagi ke pompa pompa sirkulasi. Kecuali apabila ada kebocoran-kebocoran pada sistem tersebut secara otomatis air akan ditambah dari tangki emergency melalui tangki T03/T04 atau tangki T103/T104 dan secara otomatis pula emergency tersebut akan di isi kembali dari basin Mould dan Closed Cooling dengan menggunakan pompa P24. 1/2 dan P124. 1/2. Apabila terjadi power PLTU off, maka air dari emergeny tank akan meng mengis isii sist sistem em dengan dengan bant bantua uan n teka tekana nan n udara udara
± 6 bar bar dari dari tanki tanki udara udara
(T05.1 (T05.1/2, /2, T105.1 T105.1/2) /2) compre compressor ssor V02. V02. 1.2 digunak digunakan an untuk untuk pengis pengisian ian tanki tanki udara (T05.1/2, T105.1/2) yang kegunaan nya untuk menekan air yang ada di tank tankii
emer emerge genc ncy y
T01/ T01/T02 T02
&
T101/ T101/T10 T102 2
dan dan
air air
emer emerge genc ncy y
dapa dapatt
mendinginkan mesin-mesin selama ± 15 menit melalui valve-valve emergency yang terbuka secara otomatis dan air kembali kemudian akan masuk lagi ke basin Mould dan Closed Cooling. Apabila tangki emergency tersebut sampai kosong, untuk mengisinya kembali diperlukan waktu 4 sampai 5 jam, dan sement sementara ara itu Bille Billett dan Slab Slab harus harus dalam dalam keadaa keadaan n tidak tidak berope beroperas rasi. i. Pada Pada sistem ini air sama sekali tidak kontak langsung dengan udara luar. Air yang digunakan adalah air yang sudah di lunakkan yaitu di hilangkan ion Ca, Mg.
2.5.5 Kondisi operasi Emergency (CLOSED SYSTEM )
Apabila Apabila terjadai terjadai power dari PLTU PLTU off,maka off,maka air dari emergency emergency tank akan akan meng mengis isii syst system em dgn bant bantua uan n teka tekana nan n udar udaraa + 6 bar bar dari dari kompr kompres esor or V02.1/ V02.1/2 2 dan dapat dapat mendin mendingin ginkan kan mesin mesin-me -mesin sin selama selama + 15 menit menit melal melalui ui valve-v valve-val alve ve emerge emergency ncy yang yang terbuka terbuka secara secara otomat otomatis is dan air air kembli kembli akan akan masuk masuk lagi lagi ke basi basin n moul mould d dan dan clos closed ed cool coolin ing. g.Ap Apab abil ilaa tank tankii emer emerge genc ncy y tersebut
22 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB III PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM (POT ( POTABLE ABLE WA WATER)
Air masuk dari Pusat Penjernihan Air Krenceng dengan menggunakan pompa P44. 1/2 melewati Header Tank T116 dengan kontrol level dari T115 masuk di Gravel Filter F112 dan Corbon Filter F113 dan F114 yang selajutnya akan akan dipomp dipompaka akan n dengan dengan menggu menggunak nakan an pompa pompa P47. P47. 1/2/3 1/2/3 ke konsume konsumen. n. Untuk
memenuhi
persyaratan
sebagai
air
minum, um,
maka
diadakan kan
penginjeksian. Bahan pembunuh bakteri yaitu chlorine dan tekanan udara non lubrication dengan urutan-urutan sebagai berikut :
1. Diinje Diinjeksi ksikan kan High High Chlorin Chlorin pada inle inlett F44. 1/2 dengan dengan dosis 5 ppm Cl2. 2. Pada Pada outl outlet et P14. P14. 1/2 1/2 diinj diinjek eksi sika kan n tekan tekanan an udar udaraa ± 7 ba bar deng dengan an flow flow ± 0,5 0,5 m³/ m³/h kegu keguna naan anya ya untu untuk k menghilangkan zat besi (Diffet Sation/Ironitation). Sation/Ironitation). 3. Dan Dan untu untuk k peng pengam aman an maka maka pada pada pipa pipa sebe sebelu lumn mnya ya masuk ke storage tank T115 diinjeksikan chlorine lagi dengan dosis ± 0,5 ppm.
Maka dengan dikontrol oleh level dari Header Tank T17, pompa P47. 1/2/3 1/2/3 akan akan berope beroperas rasii memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han konsum konsumen, en, dengan dengan kapasi kapasitas tas maxsimum 60 m³/jam. Namun karena jumlah pemakaian air minum pada saat ini melebi melebihi hi kapasi kapasitas tas yang yang ada, ada, maka maka perlu perlu direnc direncana anakan kan kembal kembalii untuk untuk penambahan kapasitas sehingga dapat seimbang dengan deng an jumlah pemakaian. Pening Peningkat katan an kebutu kebutuhan han akan akan air minum minum ini terja terjadi di teruta terutama ma setela setelah h adanya pengembangan unit-unit pabrik dan kantor-kantor baru. Tetapi proses pembuatan air minum (potable water) ini sudah lama tidak digunakan lagi.
23 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB IV AIR HYDRANT
Air ini khususnya digunakan untuk pemadaman kebakaran pada lokasilokasi tertentu seperti : •
DR Plant.
•
Slab Plant.
•
Oxigent Plant dan lain-lain.
Data-datanya sebagai berikut : Volume maximum
: 300 m³/h
Volume minimum
: 30 m³/h
Pressure
: 7 bar
Temperature emperatu re
: ± 29° C
Air hydrant ini diambil langsung dari pipa air Krenceng dengan tekanan ± 4,5 bar, namun karena pompa P103.1/2/3 ini memerlukan inlet 2 bar, maka dipasang PVC 103 (Pressure Control Valve). Valve). Disamping pompa-pompa tersebut juga dipasang “Jockey Pump” P103.4 yang kapasitas 34 m³/h dan tekanan 7 bar, dan pompa inilah yang beroperasi terus menerus, sedangkan pompa P103.1/2/3 akan beroperasi tergantung dari pemakaian pada plant-plant yang membutuhkannya.
24 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB V FLUIDA LAINNYA
3.1.Udara Tekan.
Udara tekan dari Fluid Centre didapat dari : - Compressor V06.1/2/3 dengan kapasitas
: 2870 Nm³/h
dan tekanan ± 7 bar. bar. - Compressor V106.1/2/3 dengan kapasitas
: 4500 Nm³/h
Dan tekanan ± 7 bar. bar. - Comporessor V106.4 dengan kapasitas
: 2436 Nm³/h
Dan tekan 7,9 bar. Total
: 9806 Nm³/h
- Kapasitas yang diperlukan oleh BSP dan SSP
: 5750 Nm³/h
Udara dari compressor tersebut sebelum dipakai langsung oleh Billet Plant, Slab Plant, Central Workshop dan jalur pemakaian yang lain terlebih dahulu melewati : Separator Separator oil, separator separator oil atau kotoran, kemudian kemudian melewati melewati Air Dryer untu untuk k
mengh enghiilangk angkan an
kele kelemb mbab aban an
disa disallurka urkan n
ke
plan plantt-pl plan antt
yang ang
membutuhkan. Adapun pemakaian udara tersebut adalah untuk electrical dan mechanical worskhop, furnace, concast, mesin potong Slab Plant, Billet Plant, dan lain-lain.
3.2. Solar (Minyak Diesel).
Minyak solar ini dapat digunakan untuk melayani beberapa mesin-mesin : •
3 unit Diesel Emergency Generator 1800 KVA. KVA.
•
Flushing alat-alat untuk Reavy Fuel Oil System (Residu).
•
Pengisian Charging Mesin Billet dan Slab Plant.
•
Alat-alat pemanasan (Preheating).
•
Kendaraan-kendaraan angkut dan lain-lain.
Unt Untuk
kebu kebuttuha uhan-ke n-kebu buttuha uhan
ters terseb ebut ut
dia diatas
dil dilaya ayani
deng dengan an
25 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
menggunakan menggunakan pompa P39.1/2 P39.1/2 yang berkapasitas berkapasitas 105 1/sec. 1/sec. Dan tekanan 4-4,5 bar. bar. Ada pun volume dari storange tank solar adalah 100.000 liter . 33. Nitrogent.
Pema Pemaka kaia ian n nitr nitroge ogent nt di Flui Fluid d Cent Centre re adal adalah ah tida tidak k begi begitu tu bany banyak, ak, diantaranya adalah sebagai berikut : •
Di hubungkan dengan emergency water system, namun selama ini kami cukup dengan udara comp.V01.1/2 yang bertekanan sekitar 30 bar.
•
Di gunakan untuk pengoperasian Surge Tank yang ada di Fluid Centre, dan ini pun relatif kecil.
26 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB VI PEMAKAIAN BAHAN KIMIA DI WTP – 1
1. Ku Kuri rile lex x L107 L107S S •
Fungsi
: Bahan kimia penghambat korosi untuk sistem air pendingin sirkulasi tertutup.
•
Pemakaian : Dosis maintenance = 400-800 ppm vs HW. HW.
2. Nal Nalco 3DT1 3DT190 90 •
Fungsi
: Untuk mencegah terbentuknya deposit besi dimana sangat potensial terjadi di sistem terbuka.
•
Pemaka Pemakaian ian : 30 ppm vs vs blowdown blowdown
3. Nalco 73 7330 •
Fung Fungsi si
: Unt Untuk mempe emperk rkec eciil pemb pemben enttuka ukan slim slimee dan efektif untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme.
•
Pemakaian Pemakaian : 50 ppm vs holding holding volume volume tiap tiap 2 minggu. minggu.
4. Nal Nalco 7340 340 L •
Fungs ngsi
: Un Untuk me mencegah pe pertumbuhan han al alga. ga.
•
Pemakaian Pemakaian : 0,2-0.5 0,2-0.5 ppm residual. residual.
5. Nal Nalco 8103 •
Fung Fungsi si
: Baha Bahan n bant bantu u untu untuk k memp memper erbe besa sarr part partik ikel el besi sehigga tertangkap di gravel filter.
•
Pemakaian Pemakaian : 1-2 ppm vs vs recirculat recirculation ion rate. rate.
27 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
6. Ku Kuri rize zett S204 S204S S •
Fungsi
: Untuk menghambat korosi pada sistem air pendingin tebuka.
•
Pemakaian Pemakaian : 200 ppm ppm vs holding holding water water..
7. Ku Kuri rize zett T225 T225S S •
Fung Fungsi si
: Unt Untuk mengh enghaambat mbat kera kerak k pa pada sist sisteem air air pendingin terbuka.
•
Pemakaian Pemakaian : 200 ppm ppm vs holding holding water water..
8. Ku Kuri rize zett S1 S117S 17S •
Fung Fungsi si
: Unt Untuk mengh enghaambat mbat kera kerak k dan dan kor korosi osi pada pada sistem pendingin terbuka.
•
Pemakaian : 50-150 ppm vs total total blowdown rate.
9. Pol Polycri ycrin n A49 A496S 6S •
Fung Fungsi si
: Unt Untuk mengo engont ntro roll pert pertum umbu buha han n sl slime ime dan dan bio dispersant
•
Pemakaian Pemakaian : 50-200 50-200 ppm vs HW. HW.
10. Polycrin A411S •
Fungs ngs
: Un Untuk me membun bunuh ba bakteri at atau mi mikroorganime secara oksidasi.
•
Pemaka Pemakaian ian : 0,50,5-1 1 ppm ppm
28 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel BAB VII PERMASALAHAN DALAM SISTEM AIR PENDINGINAN DI WTP 1
Pada umumnya permasalahan dalam sistem air pendinginan ada 3 (tiga) macam yaitu : 1. Korosi. 2. Kerak. 3. Slime dan Fouling (Mikroorganisme). Air yang digunakan pada sistem air pendingin mengandung beberapa hal antara lain : 1. Padatan Terlarut. 2. Gas Terlarut. 3. Mikrooganisme. Permasalahan yang timbul dalam sistem air pendingin dan problem yang di timbulkan adalah : 1. Korosi (karatan).
- Efesiensi perpindahan panas menurun. - Pipa bocor. - Pipa tersumbat.
2. Kerak (Scale).
- Kekuatan mekanis pipa menurun. - Tekanan Tekanan pompa naik dan aliran menurun. - Laju korosi naik. 3. Slime dan Fouling.
- Konsumsi bahan kimia naik. - Pengendapan lumpur pada basin cooling tower.
29 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 4.1 Korosi.
Korosi adalah suatu proses elektromika dimana suatu besi baja kembali ke status alamiahnya (besi oksida atau karat). Karena proses korosi yang bersifat alamia tersebut maka korosi tidak dapat dihilangkan tapi bisa dikurangi dan diperlambat sampai batas yang bisa diterima.
4.1.1 Beberapa Jenis korosi.
a. Korosi menyeluruh (General Corrosion). Terjadi secara hampir merata pada permukaan metal atau logam, jenis korosi ini relatif tidak berbahaya dan pengendaliannya mudah.
b. Korosi Satu Tempat Tempat (Pitting Corrosion). Terjadi hanya pada satu titik tertentu dan agak sulit s ulit diprediksi. Korosi ini sangat berbahaya karena dalam waktu singkat bisa menyebabkan kebocoran dan sulit sulit dikend dikendali alikan kan karena karena sulit sulit mendet mendeteks eksiny inya. a. Dalam Dalam kondisi kondisi terten tertentu tu metal non ferrous (misal : alloy tembaga atau alloy alumunium) yang mudah terserang korosi jenis ini.
c. Korosi Galvanis (Galvanized corrosion). Terjadi erjadi bila bila dua metal metal atau atau logam logam yang yang berlai berlainan nan (beda (beda potens potensial ial)) bertemu pada permukaan. Pada dasarnya peristiwa korosi adalah karena beda potensial baik itu di akibatkan oleh kondisi yang tidak homogen.
30 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel 4.1.2. Parameter Air yang Mempengaruhi Korosi.
Beberapa Faktor yang mempengaruhi korosi adalah : 1. Oksigen atau gas-gas terlarut (dissolved oxygen and others), Oksi Oksige gen n yang yang terl terlar arut ut dala dalam m air air memb memban antu tu reak reaksi si pada pada katoda, jenis gas yang terlarut dalam air seperti H2S, Ammonia (NH3) yang bersifat korosif. 2. Zat-zat terlarut dan tidak terlarut (dissolved and suspended susp ended matters). •
Zat-zat Zat-zat yang terlarut terlarut : garam-gara garam-garam m elektroli elektrolitt terutama terutama (Cl -), klorida klorida dan (SO4²-) Sulfat, mempengaruhi reaksi korosi dengan menaikkan konduktifitas air. Semakin tinggi konduktifitas laju korosi makin tinggi. •
Zat-zat yang tidak terlarut : (suspunded matters) memp memper erce cepa patt koro korosi si,, kare karena na zat zat yang yang tida tidak k terl terlar arut ut
akan akan
meni menim mbul bulkan kan
endap ndapan an
pada pada
permu permukaa kaan n metal metal sehing sehingga ga terjad terjadii korosi korosi satu satu tempat. tempat. Endapan Endapan ini bersifat bersifat abrasif abrasif (menggores (menggores permukaan logam). 3. Alkalinitas Alkalinitas dan pH p H (alkalinity and acidity). pH yang yang rendah rendah (-7) (-7) mening meningkat katkan kan kelaru kelarutan tan metal metal dan lapisan film korosi, disamping itu juga mempercepat reaksi pada katoda. 4. Kecepatan aliran air (velcocity of stream). Kecepa Kecepatan tan aliran aliran air yang yang rendah rendah mengak mengakiba ibatka tkan n bahan bahan pengo pengotor tor akan akan (foula (foulants nts)) mengen mengendap dap pada pada permuk permukaan aan logam logam sehing sehingga ga terjadi sel korosi setempat. Endapan ini juga mengganggu kerja lapisan film korosi. 5. Suhu (temperature). Kenai Kenaikan kan suhu ± 10°C 10°C mengaki mengakibat batkan kan kecepa kecepatan tan reaksi reaksi korosi menjadi ± 2 kali lipat. Akan tetapi bila sudah melebihi 71°C maka pengaruh terhadap kecepatan reaksi relatif kecil. 6. Pertumbuhan mikroorganisma (growth of microoganisme). Pertumbuhan mikroorganisme menghasilkan endapan yang 31 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
meng mengak akib ibat atka kan n
sel sel
koro korosi si
diba dibawa wahn hnya ya..
Disa Disamp mpin ing g
itu itu
seju sejuml mlah ah
mikroorganisme menghasilkan produk-produk korosi seperti gas H2S atau bereaksi dengan
corrosion inhibitor yang
ditambahkan misalnya merubah
Nitrit menjadi Nitrat.
4.1.3. Cara - Cara Mengatasi Korosi.
Korosi Korosi dapat dapat diatas diatasii atau atau dikenda dikendalik likan an dengan dengan bebera beberapa pa cara cara yaitu yaitu sebagai berikut : a. Pemili Pemilihan han peralat peralatan an yang tahan tahan korosi korosi pada lingku lingkunga ngan n yang yang korosifitasnya tinggi. b. Pengontrolan Pengontrolan paramet parameter er air (pH, Alkali Alkalinity nity,, Siklus konsen konsen trasi, konduktifitas). c. Pelapi Pelapisan san pada permuka permukaan an metal metal (cat, (cat, rubber rubber linin linings, gs, coating coating,, ceramics lining, plastic). d. Penggun Penggunaan aan tekni teknik k penceg pencegaha ahan n katodi katodik k (catho (cathodic dic protecti protection) on) dengan arus listrik atau anoda karbon. e. Pemberian
bahan
kimia
pengham hambat
koro orosi
(corrosion
inhibitor).
4.2. Kerak.
Kerak adalah lapisan yang cukup tebal pada permukaan metal yang sebagian besar terdiri dari zat-zat an-organik, yaitu endapan yang terjadi dalam logam seperti (CaCO3, (CaCO3, MgCO3, CaSiO4, MgSiO4), MgSiO4), yang disebabkan disebabkan oleh air pendingin itu mengandung garam Ca, Mg, SiO2, dan garam-garam tersebut akan mengendap jika titik jenuh kelarutannya melewati batas kelarutannya (lewat jenuh).
4.2.1 Jenis kerak yang terdapat dalam sistem pendingin ada 4 (empat) yaitu :
1. Kalsiu Kalsium m dan dan Kals Kalsium ium karbona karbonat. t. 2. Zinc Zinc phos phosph phat ates es.. 32 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
3. Kals Kalsiu ium m sul sulfa fat. t. 4. Silika Silika dan magnesi magnesium um sili silika. ka.
4.2.2 Parameter Air yang Mempengaruhi Kerak.
Mekanisme terjadi kerak disebabkan oleh 5 (lima) faktor yaitu : 1. Suhu. 2. pH dan dan alk alkal alin init itas as.. 3. Konse Konsent ntra rasi si zatzat-za zatt terl terlar arut ut yang yang meny menyeb ebab abka kan n terj terjad adin inya ya kerak. 4. Konsentrasi Konsentrasi zat-za zat-zatt lain (terla (terlarut rut dan tidak tidak terlarut) terlarut) yang yang bukan komponen pembentuk kerak. 5. Kece Kecepa pata tan n alira aliran n air. air. Faktor-faktor ini, yang akan diakibatkan adalah sebagai berikut : 1. Pada Pada temp temper erat atur ur ting tinggi gi kela kelaru ruta tan n CaCO CaCO3 3 Menu Menuru runk nkan an se hingga mudah mengendap. 2. Bila Bila alkali alkalinit nitas as tinggi kelaru kelarutan tan CaCO3 CaCO3 menuru menurunka nkan n sehing sehingga ga mudah mengendap. 3. Semakin Semakin tinggi tinggi pH semakin semakin mudah mudah terjadi terjadinya nya pengerakk pengerakkan. an. 4. Banyak Banyaknya nya zat terlaru terlarutt membu membuat at larutan larutan cepat jenuh jenuh sehingga sehingga memudahkan terjadinya kerak. 5. Kecepatan Kecepatan air air yang terlalu terlalu rendah rendah mengakiba mengakibatkan tkan pengen pengen dapan dapan secara alami semakin mudah. 6. Besi Besi yang terlaru terlarutt dapat bereaks bereaksii dengan zat lain lain atau oksigen oksigen mengakibatkan terbentuknya endapan besi oksida. 4.2.3 Cara mengatasi kerak.
Ada beberapa cara yang paling umum untuk mengatasi kerak yaitu : 1. Proses
pelunakan
(softening)
atau
demineralisasi
(demineralizing) 2. Pengaturan Pengaturan pH dengan dengan menambahkan menambahkan asam dan basa. basa. 3. Penambahan Penambahan bahan bahan kimia kimia pencegah pencegah kerak (scale (scale dispersant dispersant). ). 33 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
4. Mengontrol Mengontrol siklus siklus pemekat pemekatan an (kuali (kualitas tas air). 5. Pengat Pengatura uran n mekan mekanis is (menga (mengatur tur kecepata kecepatan, n, mengur mengurang angii beban beban panas). 4.3 Slime dan Fouling (mikroorganisme).
Microbial slime adalah tumbuhan atau jasad renik yang bersifat licin dan menemp menempel el sepert sepertii gelati gelatin, n, sedang sedangkan kan Fouling Fouling adalah adalah endapa endapan n slime slime yang yang bercampur dengan pengotor dalam air (lumpur, pasir, pasir, debu, produk korosi, sisasisa bahan kimia,dan lain-lain) selain kerak yang mengganggu operasi sistem pendingin. Microbial slime atau biasa di sebut slime, yang mempercepat terjadinya proses fouling karena slime bersifat bersifat sebagai filter dalam dalam air pendingin lumpur, lumpur, pasir, debu, produk korosi, jasad mikroor ganisme yang telah mati, sisa-sisa bahan kimia yang tidak dapat larut dalam air akan melekat pada slime dan menempel pada per mukaan metal atau logam. Air dalam dalam sistem sistem pendin pendingin gin tidak tidak bisa bisa dari dari mikroo mikroorg rgani anisme sme karena karena secara secara alami alami adalah adalah tempat tempat yang baik bagi bagi pertum pertumbuha buhannya nnya.. Yang Yang dilakuka ukan
adalah
mengendalikan
jumlahny hnya.
Tetapi
tidak
bisa bisa semua
mikroorganisme yang hidup dalam air bersifat me rugikan. Yang merugikan adal adalah ah yang yang mengh menghas asil ilka kan n (mic (micro robi bial al)) slim slimee atau atau mikr mikroor oorga gani nism smee yang yang menghasilkan produk-produk yang merugikan seperti gas-gas bersifat reduktor atau oksidator.
43.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi slime dan fouling.
Faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik air. Beberapa Beberapa parameter parameter air seperti seperti zat-zat zat-zat terlarut terlarut (dissolved (dissolved solids), solids), zat-zat zat-zat tersuspensi tersuspensi (dissolved (dissolved solids) solids) yang dapat mempercepa mempercepatt fouling bila melebihi ambang batas. 2. Suhu (temperatur). Semaki Semakin n tinggi tinggi temper temperatu aturr foulin fouling g makin makin mudah mudah terjad terjadi. i. Pada umumnya suhu pada pertumbuhan mikroorganisme adalah 30°C34 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
40°C dan ada beberapa yang dapat hidup pada suhu lebih tinggi.
3. Kecepatan aliran. Pada kecepatan yang rendah yaitu kurang dari 30 cm/sec (1ft/sec) fouling mudah terjadi karena zat-zat tersuspensi akan mengendap (natural settling). 4. Pertumbuhan mikroorganisme. Adalah penyebab utama terjadinya fouling. Mikroorganisme dapat tumbuh pada semua permukaan dan bila ada pengotor debu, pasir, lumpur yang melekat maka fouling cepat berkembang. Penyebab pertumbuhan mkroorganisme antara lain : a. bahan makanan (nutrieat): karbonat atau senyawa lain. b. li lingku ngkung ngaan sek sekiitar
: si sinar nar mat matah ahar arii, oks oksiigen gen te terlar rlarut ut,, dl dll.
c. Ph
: Ph pertumbuhan mikroorganisme 6,5 – 9,0
d. Temperatur
: tergantung jenis biasanya (70°F - 140°F).
5. Produk korosi. Produk korosi yang tidak karut dalam air (karat) dapat me nempel pada slime dan membentuk fouling. 6. Kontaminasi proses Material yang masuk karena kebocoran alat pemindah panas (heat exchanger) dapat mengakibatkan fouling yang serius karena : •
Terjadi endapan yang tidak larut.
•
Menj Menjad adii baha bahan n baha bahan n maka makana nan n mikr mikroo oorrgani ganism smee dan dan per per tumbuhannya tidak terkendali.
•
Dapat bereaksi dengan kerak atau bahan kimia pencegah korosi (corrosion inhibitor).
35 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel
4.3.2 Cara mengatasi Slime dan Fouling.
Beberapa cara mengatasinya adalah sebagai berikut : •
Mengurangi pengotor atau kontaminan yang masuk ke sistem pendingin.
•
Bahan pengotor yang mudah masuk antara lain debu, pasir, serang serangga ga (hewan (hewan)) kecil kecil yang yang dapat dapat dikura dikurangi ngi dengan dengan design design Cooling Tower Tower yang tepat dan memasang Insect Lamp.
•
Menjaga kualitas air make up (turbidity, (turbidity, suspended solids).
•
Kontrol korosi dan kerak yang baik.
1. Mengurangi Mengurangi pertumbuhan pertumbuhan mikroorgan mikroorganisme isme dengan biocides. biocides. Ada Ada
tiga maca macam m
bioc biocid idees
yaitu aitu Oxi Oxidic dicing ing
biocides, Non Oxidicing biocides, dan Biodispersants. 2. Melakukan Melakukan penyar penyaringan ingan sebagia sebagian n (side stream stream filtrat filtration). ion). Disamp Disamping ing blwdow blwdown n cara cara mengur mengurangi angi kotora kotoran n dan suspended solids dalam air pendingin adalah penyaringan sebagian (side stream filtration) kira-kira 5% dari resirkulasi.
36 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Setelah mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) akhirnya siswa/i mengetahui yang sebenarnya perbedaan dari hasil teori yang diberikan sekolah deng dengan an prak prakte tek k lapa lapang ngan an WTPWTP-1 1 Flui Fluid d Cent Centre re PT. PT. Krak Krakat atau au Stee Steell sert sertaa mengetahui bahan-bahan yang belum diadakan pelaksanaan praktek di sekolah. Disamping itu terdapat pengetahuan yang lebih baik dari disiplin serta peraturan-peraturan kerja sebagai tenaga kerja sementara, yang nantinya kelak akan kami terapkan pada lingkungan sebenarnya. Kami menyimpulkan bahwa perlu adanya persamaan yang sesuai antara teori di sekolah dengan kondisi yang dilapangan (Industri PT. Krakatau Steel). Adapun Adapun hal ini diluar diluar dari Prakte Praktek k Kerja Kerja Lapang Lapangan an (PKL) (PKL) ini kami merasa puas dan bersikap dewasa sebagaimana layaknya seorang pekerja yang sebena sebenarny rnyaa dan dari dari sikap sikap inilah inilah kami kami melakuk melakukan an sesuat sesuatu u perbua perbuatan tan atau atau pekerja akan selalu menggunakan perhitungan dan d an pemikiran yang matang.
37 SMK Negeri 2 Cilegon
Laporan praktek kerja industri di PT Krakatau Steel B. SARAN-SARAN
Kepada siswa/i yang melakukan PKL di Industri Krakatau Steel, demi kelanc kelancara aran n dalam dalam melaks melaksana anakan kan tugastugas-tug tugas as ditemp ditempat at parakt paraktek ek hendak hendaknya nya memenuhi dan mentaati segala peraturan yang ditetapkan dilingkungan tempat praktek. Adapun saran kami adalah : •
Siswa/ Siswa/ii yang yang akan akan prakte praktek k hendak hendaknya nya mengan menganali alisa sa terleb terlebih ih dahulu dan mengenali tempat pelaksanaan praktek.
•
Siswa/ Siswa/ii yang yang harus harus memper mempersia siapka pkan n diri diri untuk untuk patuj patuj disipl disiplin in serta melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan.
•
Kepa Kepada da piha pihak k peru perusa saha haan an diha dihara rapka pkan n dapa dapatt memb member erik ikan an kemudahan kepada siswa/i yang akan melaksanakan praktek di industri atau perusahaan serta memberikan bimbingan sesuai tujuan PKL.
•
Kepa Kepada da
pemb pembim imbi bing ng
PKL PKL
dise diseko kola lah h
diha dihara rapk pkan an
untu untuk k
memonitor siswa/i yang melaksankan praktek di industri serta memberikan arahan yang tepat.
38 SMK Negeri 2 Cilegon
View more...
Comments