BAB I
August 18, 2017 | Author: Blank Blackkarch | Category: N/A
Short Description
maklaja...
Description
STRUKTUR KAYU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan salah satu material konstruksi yang paling banyak terdapat di alam dan pertama kali digunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat ini masih banyak digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan untuk rumah tinggal, gedung, jembatan, bantalan kereta api dan lain – lain. Kayu dipilih sebagai bahan konstruksi selain karena alasan mudah didapat, harganya relatif murah dan memiliki nilai estetika yang tinggi. ( Frick,1981 ) juga menyatakan bahwa material kayu akan selalu dibutuhkan manusia karena sifat utama yang dimiliki yaitu kayu merupakan kekayaan alam ( natural resources ) yang tidak akan pernah habis, mudah dalam pemrosesan serta memiliki sifat –sifat spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Selain keuntungan kayu seperti yang telah disebutkan di atas kayu juga mempunyai kekuatan yang tinggi ( tekan sejajar atau tegak lurus serat ) dan berat yang rendah dibandingkan dengan konstuksi yang lainnya, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh kimia (Chemical Attack), dan bersifat isolator. 1.2 Tujuan penelitian kuat kayu secara umum adalah mendapatkan sebuah nilai kekuatan kayu yang bisa dijadikan pedoman kekuatan untuk merencanakan sebuah konstruksi kayu. Tujuan secara khusus dari penelitian uji kayu antara lain: 1. Menganalisa kuat kayu secara ilmiah, yaitu menggunakan perhitungan manual dengan beban-beban yang diasumsikan dan mendapatkan kuat tarik. 2. Melakukan perhitungan kuat tekan batang kayu secara ilmiah dengan metode tertentu dan sesuai sehingga mendapatkan hasil akhir berupa kuat kayu yang memungkinkan 3.
Melakukan
validasi
antara
berbagai
perhitungan
kayu
yaitu
membandingkan hasil akhir dari berbagai macam perhitungan sehingga didapat kuat kayu yang bisa dipakai sebagai pez doman dalam membuat sebuah konstruksi kayu.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 1
STRUKTUR KAYU
1.3 Manfaat Pada pembahasan ini mahasiswa tentunya dapat menghitung kekuatan kayu dalam berbagai hal yang tentunya dapat merencanakan untuk suatu konstruksi bahan bangunan. Dimana mahasiswa dapat merencanakan sesuai dengan spesifikasi teknik dan dapat melakukan pelaksanaan lansung di lapangan.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 2
STRUKTUR KAYU
BAB II PENGETAHUAN DASAR KAYU 2.1 Tinjauan pustaka Kayu dapat di gunakan untuk berbagai macam jenis konstruksi pada bangunan
keperluan
seperti
untuk
membuat
konstruksi
bangunan
dan
perlengkapan alat-alatrumah tangga. Kayu sebagai bahan konstrusi banyak didapat dari hutan yang luasdi Indonesia. Dengan adanya pengembangan industri kecil akhir-akhir ini, bukan hanyabatang kayu saja yang di manfaatkan tetapi juga cabang dan akar. Sebagaimana bahan bangunan lainnya, kayu juga memiliki kelebihankekurangan. Oleh karena itu, sebelum mengenal atau menggunakan kayu sebagai bahan konstruksi, sebaiknya kita mengenal atau menggunakan bahan kayu dan sifatnya. 2.1.1 Struktur kayu Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantaranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelagar jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. 2.1.2 Bentuk dan kegunaan kayu Kayu dapat digunakak Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam : a)Menahan Tarikan Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat, sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat. b)Menahan Tekanan (Desak) Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 3
STRUKTUR KAYU
c)Menahan Lenturan Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu, besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu menahan lenturan maka dapat menahan beban tetap maupun beban kejut/pukulan. 2.1.3 Kelebihan dan kekurangan struktur kayu Dalam konstruksi bahan bangunan semua mempunyai kekurangan dan kelebihan dimana khususnya dalam konstruksi bahan bangunan dari kayu yaitu sbb: a) Kelebihan Kayu : 1. Berkekuatan tinggi dengan berat jenis rendah. 2. Tahan terhadap pengaruh kimia dan listrik. 3. Relatif mudah dikerjakan dan diganti. 4. Mudah didapatkan, relatif murah. 5.Pengaruh temperatur terhadap perubahan bentuk dapat iabaikan. 6.Pada kayu kering memiliki daya hantar panas dan listrik yang rendah, sehingga baik untuk partisi. 7. Memiliki sisi keindahan yang khas. b) Kekurangan Kayu : 1. Adanya sifat-sifat kayu yang kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu, retak, dll.). 2. Beberapa jenis kayu kurang awet. 3. Kekuatannya sangat dipengaruhi oleh jenis kayu, mutu, kelembaban dan pengaruh waktu pembebanan. 4. Keterbatasan ukuran khususnya untuk memenuhi kebutuhan struktur bangunan yang makin beskala besar dan tinggi. 5. Untuk beberapa jenis kayu tertentu harganya relatif mahal dan ketersediaan terbatas (langka). 2.1.4 Bagian-bagian kayu 1. Kulit 2. Kayu Gubal
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 4
STRUKTUR KAYU
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kambium Hati Kayu Teras Pori-Pori Jari-Jari Kayu Lingkaran Tumbuh
9.
Serat
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 5
STRUKTUR KAYU
1. Kulit Lapisan yang berada disebelah dalam kulit luar yang bersifat basah danlunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lainnya. Lapisanyang berada paling dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung. 2. Kayu Gubal Bagian kayu yang terdiri dari sel-sel hidup yang masih berfungsi. Olehkarena itu, tugas daripada kayu gubal ini adalah menyalurkan bahan makanan daridaun kebagian- bagian pohon yang lain. 3. Kambium Jaringan yang berupa lapisan tipis dan bening yang melingkari pohon. Tugas kambium ke arah luar yaitu membentuk kulit dan ke arah dalam yaitumembentuk kayu yang baru. 4. Hati Merupakan bagian dari pusat kayu. Hati berasal dari kayu awal, yaitu kayuyang pertama-tama yang dibentuk oleh kambium yang bersifat rapuh 5. Kayu Teras Bagian yang terdiri dari sel-sel yang sudah tua dan mati. Kayu teras iniasalnya dari kayu gubal yang sudah tua dan sudah tidak berfungsi lagi. Kayuteras ini hanya sebagai pengokoh tumbuhnya pohon saja. Kayu teras lebih awetdan pada umumnya warna kayu lebih tua dari kayu gubalnya. 6. Pori-Pori Pori-pori merupakan sel-sel pembuluh yang terpotong, sehingga member kesan merupakan lubang yang kecil.Ukuran besarnya pori-pori berbeda untuksetiap jenis kayu. 7. Jari-Jari Kayu Jaringan kayu yang dibentuk dengan susunan sel secara radial, artinyatumbuh melalui luar menuju pusat.Jaringan ini disebut radial.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 6
STRUKTUR KAYU
8. Lingkaran Tumbuh Kondisi pertumbuhan pohon ditentukan oleh lingkaran tumbuh, yaituiklim. Di daerah yang memiliki perbedaan musim yang jelas, pengaruh iklimterhadap pembentukan lingkaran tumbuh lebih jelas daripada negara-negara tropis. 9. Serat Arah dan ukuran serat ini berbeda-beda. Ada kayu yang berserat lurus,terpilin, berpadu, berombak, berukuran kecil, sedang dan besar. Serat sebenarnyaadalah susunan sel-sel yang bentuknya seperti gelondongan dan panjang-panjang. Table 1.1. Kelas kuat kayu bedasarkan berat jenisnya KELAS
BERAT JENIS
KUAT LENTUR
KUAT DESAK
KUAT
KRING UDARA
(Kg/Cm2)
(Kg/Cm2)
I
≥ 0,90
≥ 1100
≥ 650
II
0,90 - 0,60
1100 - 725
650 - 425
IV
0,40 - 0,30
500 - 360
300 - 215
V
≤ 0,30
≤ 360
≤ 215
Hubungan berat jenis dan kekuatan Berat jenis menyatakan berat kayu dibagi dengan volumenya, umumnya kayu yang baru ditebang mempunyai kadar air 40 % untuk kayu berat hingga dan 200 % untuk kayu ringan. Kadar air tersebut akan keluar bersamaan dengan mengeringnya kayu hingga mencapai titik jenuh serat (fiber saturation point), yang berkadar lengas kira-kira 25–35%. Apabila kayu mengering dibawah titik jenuh seratnya, dinding sel menjadi padat, akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan kokoh. Jadi turunnya kadar lengas kayu mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu di Indonesia dibedakan menjadi lima kelas kuat, sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1 (Klasifikasi ini disusun oleh Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan). Cara meningkatkan keawetan kayu Upaya meningkatkan keawetan kayu telah lama dilakukan, tujuannnya adalah untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan-serangan serangga
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 7
STRUKTUR KAYU
(rayap, bubuk, dll.) agar memperpanjang umur kayu. Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu menjadi lima kelas awet. Pembagian kelas awet tersebut didasarkan pada kriteria yang terdapat dalam Tabel 1.2. Table 1.2. Kelas kuat kayu bedasarkan berat jenisnya KELAS AWET
I
II
III
IV
V
Selalu
8
5
3
Sangat
Sangat
Tahun
Tahun
Tahun
pendek
pendek
Kayu tidak
20
15
10
Beberapa
Sangat
terlindung
Tahun
Tahun
Tahun
tahun
pendek
Tidak
Tidak
Sangat
Beberapa
Pendek
terbatas
terbatas
lama
tahun
Tidak
Tidak
Tidak
20
20
terbatas
terbatas
terbatas
tahun
tahun
Tidak
Jarang
Agak
Sangat
Sangat
cepat
cepat
cepat
berhungan dengan tanah lembab.
terhadap angin dan iklim, tetapi dilindungi terhadap air. Kayu ditempatkan ditempat terlindung Kayu ditempatkan di tempat terlindung tapi dirawat, di cat, dsb. Kayu termakan
terbatas
/terserang rayap Kayu termakan oleh bubuk
Tidak
Tidak
Hampir
Tidak
Sangat
terbatas
terbatas
tidak
seberapa
Cepat
kayu, rayap dan serangga lain
Dalam hal ini ada beberapa cara mengawetkan kayu yaitu sbb:
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 8
STRUKTUR KAYU
1. Membakar Kayu Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah dengan membakar lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar yang berlapis arang tidak akan mudah termakan rayap. Cara ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian tertanam dalam tanah. Cara ini tidak baik sebab kayu akan retak, sehingga bubuk/rayap akan mudah masuk dalam retak-retak itu dan akan menyebabkan rusaknya kayu. 2. Mengetir Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari kayu muda. Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu : “kolter” dan “sweedsteer” warnanya coklat muda dan cair. 3. Penggunaan Karbolium Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu tidak tertutup dan getahnya masih bisa keluar.Biasanya digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk tiang jembatan dalam laut, perahu, dll. 4. Penggunaan Minyak Kreosoot Kayu yang akan di-kreosoot dimasukan kedalam ketel. Kemudian disalurkan uap air, agar getah kayu keluar. Air panas yang tercampur getah dan angin dipompa keluar. Lewat saluran pipa lain minyak kreosoot yang telah dipanasi sampai 600ºC dimasukan, lalu diproses sampai 10 atmosfir. Penggunaan minyak ini juga bisa disapukan atau dicatkan dibagian luar seperti mengetir. 5. Proses Burnett Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya bahannya yang berbeda yaitu Zn Cl2 berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak dapat digunakan untuk struktur yang terendam air. 6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi) Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus. Tangki bagian atas diisi campuran kopervitriool dan air, kayu dimasukan kedalam tangki bagian bawah, sehingga kopervitriool bercampur air akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu. 7. Proses Kijan Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet Hg Cl2 (zat cair putih yang beracun sangat berbisa dan tak berwarna) selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk pada tempat yang berangin.Kayu
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 9
STRUKTUR KAYU
yang sudah diobati tidak berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat. Cara ini tidak baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak baik dipadukan (komposit) dengan besi. 8. Proses Wolman Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet yang terdiri dari Na Fe di tambah dini trophenol dan bichromat kers. dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air yang sudah dicampur garam wolman selama 7 hari dan kemudian dikeringkan. 2.2 Landasan teori Peraturan perencanaan struktur kayu Penggunaan kayu sebagai bahan struktur tidak boleh dirancang hanya berdasarkan pengalaman, perasaan maupun perkiraan. Perhitungan struktur kayu harus didasarkan atas pengetahuan ilmu gaya. Meskipun demikian dalam perancangan, penggunaan pengalaman hasil struktur kayu yang telah ada, dapat memberikan arahan dan pandangan awal yang bermanfaat. Dengan demikian, mulai penetapan beban yang bekerja, perhitungan gayagaya yang terjadi pada struktur, penetapan ukuran, sambungan dan lainlain, harus dilakukan secara rasional dan mengacu pada peraturan serta norma keilmuan yang berlaku. 1. Aturan penetapan pembebanan Penetapan besarnya muatan-muatan (beban) yang bekerja pada struktur, harus mengacu pada ketetapan / peraturan yang berlaku, misalnya : Dana Normalisasi
Indonesia
NI-02006,
NI-02007,
Peraturan-peraturan
pembebanan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum, Tenaga
Perum Kereta Api, dan sebagainya. Menurut kombinasinya, pembebanan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: beban tetap, beban sementara (beban tidak tetap), dan beban khusus. Beban tetap adalah beban yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus menerus seperti berat sendiri, tekanan tanah,
tekanan air, barang-barang gudang, kendaraan diatas
jembatan, dan sebagainya. Beban sementara adalah beban yang berlangsung kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau terus menerus, sepeti berat
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 10
STRUKTUR KAYU
orang yang berkumpul (misalnya : untuk ruangan pertemuan, kantor, dan sebagainya). Sedang beban khusus adalah beban tetap atau beban sementara yang di
tambah dengan beban yang sifatnya khusus, yaitu beban yang bekerja pada struktur atau bagian struktur yang terjadi akibat selisih suhu, pengangkatan atau penurunan, penurunan fondasi, susut, gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal, dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin serta pengaruh khusus lainnya. 2. Ukuran penampang balok minimum Ukuran penampang balok minimum yang digunakan mengacu pada Pasal 9 dan Pasal 10 PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia), yang isi pokoknya terdapat pada pernyataan dibawah ini. PKKI Pasal
9: Ukuran salah satu sisi (lebar/tinggi) balok kayu yang digunakan sebagai bagian struktur rangka batang paling kecil adalah 4 cm,
dengan luas penampangnya lebih besar 32 cm2. Apabila batang itu terdiri lebih dari satu bagian maka syarat-syarat
tersebut untuk keseluruhan tampang. Untuk struktur dengan paku atau perekat, syarat-syarat tersebut tidak
berlaku PKKI Pasal 10. Perhitungan ukuran dan luas penampang akibat adanya perlemahan, pada batangbatang tarik dan bagian-bagian struktur yang dibebani
dengan tegangan lentur harus diperhitungkan. Untuk batang yang menahan tegangan desak, perlemahan akibat alat sambung tidak perlu diperhitungkan (dengan catatan bahwa lubang
tersebut tertutup oleh alat sambung). Tetapi apabila dalam kenyataannya lubang tersebut tidak tertutup, maka lubang tersebut harus diperhitungkan sebagai perlemahan.
3. Lendutan maksimum yang di izinkan Penetapan besarnya lendutan yang diijinkan pada struktur kayu, diatur
melalui Pasal 12 ayat 5 PKKI, dengan isi pokok sebagai berikut : Lendutan maksimum yang diperbolehkan, untuk balok pada struktur
terlindung ≤ L/300 panjang bentang, dengan L adalah panjang bentang. Untuk balok pada struktur tidak terlindung ≤ L/400 panjangbentang.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 11
STRUKTUR KAYU
Untuk balok yang digunakan pada struktur kuda-kuda, misalnya
gording, ≤ L/200 panjang bentang. Untuk rangka batang yang tidak terlindung ≤ L/700 panjang bentang. 4. Modulus elastis kayu Pada perencanaan perhitungan batang desak dan batang terlentur beberapa rumus membutuhkan Modulus Elastis Kayu (dilambangkan dengan huruf E). Modulus Elastis diperlukan untuk menghitung perubahan bentuk elastis, besarnya berbeda-beda menurut kelas kuat kayunya, sebagaimana tersaji pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Besaran Modulus Elastis (E) Kayu Sejajar Serat Kelas Kuat Kayu
Modulus Elastis (E) (kg/cm2)
I
I25.000
II
100. 000
III
80. 000
IV
60. 000
5. Tegangan ijin kayu Tegangan kayu yang diijinkan (atau sering disebut tegangan ijin) merupakan besaran (dalam satuan kg/cm2) yang menyatakan tegangan kayu yang diperkenankan dipakai dalam perhitungan-perhitungan. Tegangan ijin dibedakan menurut gaya yang bekerja dan arah bekerjanya gaya, yaitu :
σlt = Tegangan ijin lentur. σds‖ = Tegangan ijin desak sejajar serat. σσtr ‖ = Tegangan ijin tarik sejajar serat. σdsḻ = Tegangan ijin desak tegak lurus serat. τ‖ = Tegangan ijin geser sejajar serat.
Besarnya tegangan ijin tergantung dengan kelas kuat kayu. 6. Langkah perhitungan tegangan ijin Ada beberapa langkah umum dalam menghitung tegangan ijin kayu, adalah sebagai berikut : a. Tentukan jenis kayu yang akan digunakan.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 12
STRUKTUR KAYU
Jenis kayu yang akan dipakai dalam perencanaan dapat diambil dari tabel yang terdapat pada Lampiran I. Dari tabel tersebut akan diketahui kelas kuatnya dan berat jenisnya (=g). Apabila terdiri dari beberapa kelas kekuatan, pilih yang b.
terendah (agar lebih aman). Tentukan Tegangan ijinnya. Besarnya
tegangan ijin bisa ditentukan berdasarkan kelas kuatnya, dapat
diambil dari tabel yang terdapat pada Lampiran II. Bila ragu-ragu mengunakan tabel tersebut, dapat menggunakan rumus yang terdapat dibawah ini, berdasarkan berat jenisnya. • • • •
σlt = 170 g σtr//= σds//= 150 g σds ḻ = 40 g τ// = 20 g
dengan g = berat jenis kayu. Lampiran dan rumus tersebut diatas hanya berlaku untuk kayu mutu A. Sedang untuk kayu mutu B, tegangan ijinnya harus dikalikan dengan faktor α =3/4. c. Tegangan ijin yang diperoleh diatas adalah untuk kayu terlindung, sehingga untuk kayu yang tidak terlindung, misalnya : selalu terendam air, kadar lengas tinggi, terkena air hujan dan matahari, maka tegangan ijinnya harus dikalikan dengan faktor 2/3 ( β= 2/3). Bila struktur tidak terlindung namun dapat mengering dengan cepat, misalnya : untuk jembatan, perancah, maka tegangan ijin harus dikalikan dengan faktor 5/6 ( β= 5/6).
Gambar 2.1 Arah Gaya terhadap Batang Horisontal d. Bila sifat muatan struktur kayu berupa beban sementara ,makategangan ijinnya
harus dikalikan dengan angka 5/4 ( ϒ= 5/4). Dengan demikian rumus tegangan ijinnya menjadi : σLt = 170 gβϒα
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 13
STRUKTUR KAYU
σtr//=σds//= 150gβϒα σdsḻ = 40gβϒα σdsḻ = 40gβϒα e. Bila arah gaya batang membentuk sudut α dengan arah serat kayu (Gambar 2.1), maka tegangan yang diijinkan harus dihitung menurut rumus : σdsa = σds// - (σds// - σdsḻ ) sinα dengan, σdsa = Tegangan ijin desak kayu dengan sudut α terhadap arah serat. Disamping dengan rumus diatas, juga dapat berdasarkan diagram (Lampiran II). 7. Ukuran lebar bentang pada batang terlentur Di dalam PKKI Pasal 12 tertulis bahwa penetapan ukuran jarak bentang pada struktur terlentur mengikuti syarat - syarat sebagai berikut : •
Panjang perletakan dari sebuah balok di atas dua perletakan harus diambil setinggitingginya L/20 jarak antara kedua ujung perletakan. Sebagai jarak bentang harus diambil jarak antara kedua titik tengah perletakan tersebut dan setinggi - tingginya 1,05 kali jarak antara ujung perletakan.
•
Apabila perletakan-perletakan berupa sendi, maka sebagai jarak bentang lurus diambil jarak antara kedua titik sendi tersebut.
•
Jika sebuah balok atau pelat itu merupakan balok tersusun, maka sebagai jarak bentang masing-masing lapangan harus diambil jarak antara titik tengah-tengah masing-masing perletakan. Pada balok tersusun masingmasing lapangan dapat dianggap seperti terletak diatas dua perletakan. Sedangkan tegangan lentur yang diperkenankan untuk balok tersebut boleh dinaikan 10 %.
•
Pada balok dengan tunjang, sebagai jarak bentang harus diambil : l = (l1 + l2) / 2.
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 14
STRUKTUR KAYU
BAB III PERHITUNGAN DAN PENYELESAIAN 3.1 Perhitungan 3.1.1 Desain Batang Tarik Diketahui suatu batang tarik menerima gaya: TD TLa TW
= 10 kN ± nomorabsen 21 = 10 kN ± nomorabsen 21 = 5 kN ± nomorabsen 21
= 31 kN = 31 kN = 26 kN
Tentukan dimensi batang tarik tersebut yang memenuhi syarat, jika digunakan kayu Akasia mangium dengan E-11 dari pemilahan maksimal. Jawab: a) Kombinasi Pembebanan: • Kombinasi 1 Tu = 1.4 TD = 1.4 x 37 = 43,4 kN • Kombinasi 2 Tu = 1.2 TD + 0.5 TLa = 1.2 (31) + 0.5(31) = 52,7 kN • Kombinasi 3 Tu = 1.2 TD + 1.6 TLa + 0.8 TW= 1.2 (31) + 1.6(31) •
+0.8(26)= 107,6 kN Kombinasi 4 Tu = 1.2 TD + 1.3 TW + 0.5 TLa= 1.2 (31) + 1.3(26)
+0.5(31)= 86,5 kN b) Kuat acuan: Kayu tersebut tergolong dalam E-11, Ft = 8,0 MPa (dariTabel SNI-2013), Faktor konversi format KF = 2,70, factor ketahanan tarik Фt = 0,80 c) Kuat acuan Ft harus dikoreksi dengan faktor-faktor CM, CF, CT dst. Asumsikan CM = 1 (Tabel) CF = (12/D)1/9dimana D dalam inch..... kalau dalam mm CF = (305/D) 1/9 Asumsikan CF= 1 maka Ft’= CM CF KF Ft= 21,6 MPa Misalkan penampang berukuran B x D A = BD Universitas Islam Al-Azhar Mataram 15
STRUKTUR KAYU
An = 0,8 BD (misalkan An = 0,8 A) T’ = Ft’ An = 21,6 (0.8BD) λ = 0.8 untuk kombinasi 3 Tu < λ Фt T’ (seharusnya cek semua kombinasi pembebanan dg λ berbeda) 107600 < 0,8· 0,8 ·21,6 (0,8BD) BD > 9729,5 mm2 d) Dimensi penampang: Jika B=D maka B2 > 9729,5 B > 98,6 mm, Ambil ukuran 100 x 100 mm2. Atau alternatif lain, jika B = 60 maka D > 5787/60 > 96,5 mm, Ambil ukuran 60 x 100 mm2 Catatan: CF = (12/(100/25.4))1/9= 1.13 di cek kembali dimensi penampangnya jika CF < 1 (Rubah Dimensi dan hitung sampai dengan CF < 1) 3.1.2 Disain Batang Tekan (Hanya gaya normal tekan sentris) Diketahui suatu batang tekan berukuran 150 x 150 mm2, panjang batang 2500 mm ± nomor absen 21 = 2521 mm, tergolong E17 dari pemilahan secara masinal. Perletakan adalah sendi-sendi. Hitung besarnya gaya tekan terfaktor Pu yang dapat diterima batang tekan tersebut. Jawab: a) Kelas Kuat Kayu E17 dari tabel didapat Fc = 13,2 Mpa Emin = 8500 MPa b) Cek rasio kelangsingan: ke L = ℓe = 1 (2521) = 2521 mm ℓe / d =2521/ 150 = 16,81 < 50 ok! c) Kuat Tekan (FCE) FCE= [0,822 Emin]/[ ℓe / d ]2 FCE = 0,822 ∙ 8500 / 16,812 = 24,74 Mpa Fc*=Fc dikalikan semua faktor kecuali CP (faktor kestabilan kolom) Jika CM =1 CF=1 KF = 2,4 (faktor lain diasumsikan = 1) Maka Fc* = Fc.KF.CM.CF =13,2. 2,4.1.1= 31,68 MPa d) Beban Yang Mampu Dipikul (Pu) P0’= A Fc*= (150)(150)(31,68)=712800 N αc = FCE/FC*= 24,6/31,68 = 0,77 c = 0.8 untuk batang masif Faktor kestabilan kolom,
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 16
STRUKTUR KAYU
2
CP = [(1+ αc)/2c]-[ [(1+ αc)/2c ¿
–αc/c]0,5 = [(1+0,78)/2.0,8)]-
[(1+0,78)2.0,8]0,5 =0,493 P’ = Cp Po’=0.493*(712800) = 351410,4 N Pu = λ Фc P’ = 0.8*(0.9)* 351410,4 = 253015,49 N Cek Pembebanan: Pu = 253015,49 N < P’ = 351410,4 N (ok) 3.13.1.3 Desain penampang terhadap momen lentur,gaya geser dan lendutan: Diketahui suatu balok di atas dua perletakan sendi dan rol dengan ukuran B = 80 mm, D = 120 mm, panjang bentang L=1750 mm ± nomor absen 21 = 1771 mm, kayu tergolong E19.
Beban mati merata yang
bekerja qD = 2 kN/m. Asumsikan CL = 1, CM =1 dan CF =1. Lendutan yang diijinkan 1/300 panjang bentang. Hitung: 1. Besarnya beban hidup merata qL yang dapat diterima. 2. Jika ada takikan pada perletakan, hitung berapa minimum harga dn (tinggi balok di perletakan) yang diperbolehkan. Jawab: 80mm 120 mm
Qdl=2kN/m A
C L = 1771 mm
δijin = L/300 = 1771/300 =509,3 mm E = 19000 MPa
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 17
B
STRUKTUR KAYU
Kuat lentur acuan Fb = 18,5 MPa, KF = 2,54 kuat geser acuan Fv = 2,18 MPa, KF = 2,88 Kombinasi beban U = 1,2 DL + 1,6 LL (diasumsikan paling kritis), faktor waktu λ = 0,8 Penyelesaian: a) Syarat terhadap kuat lentur, cek terhadap momen maksimum Momen maksimum ada di tengah bentang, di C MDL = qDL L2/8 = 2. 1,7712/8 = 0,78 kNm Sx = BD2/6 = 80. 1202/6 = 192.000 mm3 , factor tahanan lentur Ǿb = 0,85 Fb = M/Sx, M = Fb. Sx M’= λ. Ǿb. CL. CM. CF. Sx. KF Fb = 0,8. 0,85. 1. 1. 1. 192000. 2.54 (18,5) = 6,14 kNm Mu < M’ 1,2 MDL + 1,6 MLL < 6,14 kNm….momen lentur 1,2 (0,78) + 1,6 MLL < 6,14 kNm 0,936 + 1,6 MLL < 6,14 kNm 1,6 MLL < 6,14 kNm – 0,936 MLL < 5,204/1,6 kNm MLL < 3,2525 kNm qLL . L2/8 < 3,2525 KN/m qLL 1,7712/8 < 3,2525 kN/m qLL 0,392/3,2525 kN/m qLL < 2,860 kN/m…………………………..( a ) b) Syarat terhadap kuat geser, cek terhadap gaya geser maksimum faktor tahanan geser Ǿv = 0,75 3v 2 Fv = 2 BD , V = 3 Fv BD =14400 Fv’ = C L. CM. CF. KF . Fv = 6,3 MPa 2 V’ = λ.Ǿ 3 Fv BD = 0,8. 0,75. 1,5. 80. 120 = 8,640 kN V DL = qDL L / 2 = 2. 1,771/2 = 1,771kN Vu < V’ 1,2 VDL + 1,6 VLL 4195, B > 64,7 mm, Ambil ukuran 100 x 100 mm2 Catatan: CF = (12/(100/25.4))1/9= 1.13
2. Desain batang tekan - Panjang (le) - Lebar (B) - Tinggi (D) - Kelas kayu - Rasio Kelangsingan 3. Kuat Tekan (FCE) No
perhitungan
1
FCE
┴ 0,822
= 2521 = 150 = 150 = E-17 = 16,81
Emin(
Le
D
Jumlah
Mpa) 8500
2521
150
(Mpa) 24,74
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 20
STRUKTUR KAYU
Jika CM =1 CF=1 KF = 2,4 (faktor lain diasumsikan = 1) Maka Fc* = Fc.KF.CM.CF =13,2. 2,4.1.1= 31,68 MPa 4. Beban yang mampu di pikul N
Perhitunga
A
B D o n 1 PO’ 150 150 2 ɑc Ket: c = 0,8 Untuk batang Masif
Fc*
FCE
Jumlah
31,68 31,68
24,6
712800 0,77
5. Faktor kesetabilan kolom No Perhitungan [(1+ αc)/2c] [(1+ αc)/2c
αc/c
[(1+
Jumlah
αc)/2c
¿2
¿2 – 1
CP
0,712
No Perhitungan 1 P’ 2 PU
CP 0.6048 -
0,507
0.975
PO’ 712800 -
ƛ 0,8
Фc 0,9
αc/c]0.5 1,219
P’ 431101
0.493
Jumlah (N) 253015,49 351410,4
6. Cek Pembebanan: Pu= 253015,49 N < P’= 351410,4 N (ok) 7. Desain Penampang - Panjang (le) = 1771 - Lebar (B) = 80 - Tinggi (D) = 120 - Kelas kayu = E-19 - Beban mati merata = 2 KN/m - δijin = L/300 = 1771/300 = 509,3 mm - E = 19000 MPa - Kuat lentur acuan Fb = 18,5 MPa, KF = 2,54 - kuat geser acuan Fv = 2,18 MPa, KF = 2,88 - Kombinasi beban U = 1,2 DL + 1,6 LL - (diasumsikan paling kritis), faktor waktu λ = 0,8 8. Momen lentur
PerhituNo ngan
ƛ QDL
L2/
BD2/6
Ǿb
C
C
C
L
M
F
8
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 21
SX
KF
Fb
jumlah
STRUKTUR KAYU
1
MDL
2
0,3
-
-
-
-
-
-
-
19200
-
0,8
-
-
-
-
-
1
1
1
19200
2,5
0
4
92 2
SX
-
0
-
192000
5
3
FB
-
19200
0,
0,8
0
8
5
18,5
6,14KN/m
2,8
4
MLL
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6,14
5
QLL
-
0,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,860
92
9. Kuat geser Perhitu No
-ngan
1
FV’
2
Ǿ
V’
0,75
CL
CM
CF
KF
FV
BD
ƛ
qDL
jumlah
1
1
1
2,8
2,1
-
-
-
6,3
8
8
-
2,1
-
-
-
Mpa
9600
0,8
-
8,640
8 3
VDL
-
-
-
-
-
KN
-
-
-
2.L/2
1,771
10. Lendutan No 1
Perhitungan QLL
EIx 2188,8 m
∆ 5,87
4
Jumlah 5,74
11. Takikan No
Perhitu
QDL
QLL
L
B
FV’
VU
V’
ƛ
Ǿv
Jumlah
ngan 1
VU
2
2,86
2
V’
-
-
3
Dn
-
-
1,771
-
-
-
-
-
-
80
6,3
7,125
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 22
-
-
-
-
0,8
10,3
-
-
6,2
0,75
10,3
-
21
STRUKTUR KAYU
BAB IV KESIMPULAN 1.
Pembahasan umum Kayu dapat di gunakan untuk berbagai macam jenis konstruksi pada
bangunan keperluan seperti untuk membuat konstruksi bangunan dan perlengkapan alat-alat rumah tangga. Kayu sebagai bahan konstrusi banyak didapat dari hutan Dari perhitungan di bab 3 dapat di simpulkan sbb: •
A. Desain batang tarik Kombinasi Pembebanan: - Kombinasi 1 Tu = 1.4 TD = 1.4 x 14 = 19,6 kN - Kombinasi 2 Tu = 1.2 TD + 0.5 TLa = 1.2 (14) + 0.5(14) = 23,8 kN - Kombinasi 3 Tu = 1.2 TD + 1.6 TLa + 0.8 TW= 1.2 (14) + 1.6(14) -
•
•
+0.8(9)= 46,4 kN Kombinasi 4 Tu = 1.2 TD + 1.3 TW + 0.5 TLa= 1.2 (14) + 1.3(9)
+0.5(14)= 35,5 kN Kuat acuan Kayu E-11 , Ft = 8,0 MPa, Faktor konversi format KF = 2,70, factor ketahanan tarik Фt=0,80 Kuat acuan Ft dengan faktor-faktor CM, CF, CT dst. T’ = Ft’ An = 21,6 (0.8BD) λ = 0.8 Tu< λФt T’ 46400 < 0,8· 0,8 ·21,6 (0,8BD) BD >4195 mm2
•
Dimensi penampang: Jika B=D maka B2 >4195, B >64,7 mm, = 65 x 65 mm2 Catatan: CF = (12/(100/25.4))1/9= 1.13
Universitas Islam Al-Azhar Mataram 23
STRUKTUR KAYU
• • •
•
B. Desain batang tekan Kelas Kuat Kayu E17 = Fc = 13,2 Mpa Emin = 8500 MPa Cek rasio kelangsingan: ke L = ℓe = 1 (2504) = 2504 mm ℓe / d =2504/ 150 = 16,69< 50 ok! Kuat Tekan (FCE) FCE= [0,822 Emin]/[ ℓe / d ]2 FCE = 0,822 ∙ 8500 / 16,692 = 25 Mpa Fc*=Fc CM =1 CF=1 KF = 2,4 Fc* = Fc.KF.CM.CF =13,2. 2,4.1.1= 31,68 MPa Beban Yang Mampu Dipikul (Pu) P0’= A Fc*= (150)(150)(31,68)=712800 N αc = FCE/FC*= 25/31,68 = 0,79 c = 0.8 - Faktor kestabilan kolom, CP = [(1+ αc)/2c]-[ [(1+ αc)/2c]2–αc/c]0.5 =1,11875-(1,118752 – 0,9875)0,5 = 0,6048 P’=Cp Po’=0,6048*(712800) = 431101 N Pu = λ Фc P’ = 0.8*(0.9)* 431101=310393 N - Cek Pembebanan: Pu = 310393 N< P’ = 431101 N (ok) C. Desain penampang terhadap momen lentur Beban hidup yang dapat dipikul adalah yang yaitu qLL
View more...
Comments