BAB I
April 9, 2017 | Author: jumadilbaco | Category: N/A
Short Description
Download BAB I...
Description
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Batuan sedimen sudah banyak dikenal orang dan juga sudah
sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling sederhana seperti pembuatan pondasi jalan sampai pada hal yang paling rumit seperti pembuatan gedung yang megah. Namun hanya sedikit orang yang mengetahui asal kejadian dari batuan sedimen ini, dan kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya dalam kehidupan ini. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari proses pelapukan batuan yang telah terbentuk sebelumnya. Penggolongan batuan sedimen sudah banyak dilakukan dari dulu hingga sekarang, berbagai cara telah dilakukan seperti penggabungan jenis-jenis yang sama dalam satu golongan dan pemisahan
dari
jenis-jenis
yang
tidak
menunjukan
adanya
persamaan. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi
dalam
mengakibatkan
mengklasifikasikan
sebagian
klasifikasi
dibuat
batuan atas
sedimen dasar
yang
berbeda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan suatu klasifikasi dalam berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaanya. Bila kita tidak memilih klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapat hasil yang tidak memuaskan. 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1. Maksud Adapun maksud dilakukannya praktikum ini adalah untuk memenuhi kriteria kelulusan pada mata kuliah petrologi dengan jumlah SKS 3. 1.2.2. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai sehingga dilakukannya praktikum batuan sedimen non karbonat yang diantaranya adalah ; JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
1.Praktikan dapat memahami pembentukan batuan sedimen non karbonat 2.Praktikan mampu memahami material penyusun batuan sedimen non karbonat 3.Praktikan
dapat
menjelaskan
tekstur
dan
sedimen non karbonat 1.3. Alat dan Bahan 1.3.1. Alat 1. Lup, pembesaran 10 X 2. ATM 3. Baju Laboratorium 4. Id Card 1.3.2. Bahan 1. Problem set 6 lembar 2. Skala Wentwort 3. Beberapa Batuan Sedimen Non Karbonat
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
struktur
batuan
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
BAB II TEORI DASAR Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik, kimia maupun organic. Batuan sedimen yang diendapkan secara mekanik akan dapat menghasilkan batuan sedimen detritus atau sedimen klastik. Sedangkan, batuan sedimen yang diendapkan secara kimia dengan reaksi anorganik akan terjadi langsung dan dengan organic akan dibantu oleh organisme. Dimana lingkungan pengendapan yang direflikasikan oleh mineral-mineral dalam batuan. 2.1. Pembentukan Batuan Secara Mekanik Batuan ini terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan (Allogenik), factor-faktor berperan penting dalam pembentukan batuan sedimen secara mekanik yaitu : a.Sumber material batuan asal : sifat dan komposisi dari batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material asalnya, contohnya ; batuan sedimen detrial breksi vulkanik berasal dari kegiatan vulkanik yang berasal dari kegiatan erupsi gunung api, batua pasir mengandung kuarsa dan feldspar berasal dari batuan feldspatik yang kasar. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan
waktu
dan
jarak
transportasi,
tergantung
persentase mineral yang stabil dan yang non stabil.
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
dari
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
b.Lingkungan oengendapan ; merupakan tempat terakumulasi material-material sedimen yang secara umum dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Lingkungan Darat 2. Lingkungan Transisi 3. Lingkungan Laut c.Pengankutan/transportasi ; merupakan media sebagai jalur yang memindahkan suatu material dari suatu tempat ketempat yang lain. Media transportasi (agen) dapat berupa air, angin dan glacial (es), dan yang paling berperan penting terhadap sedimentasi yaitu air. Selama proses transportasi berlangsung terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen, seperti ukuran butir, bentuk dan roundness. Perubahan ini terjadi akibat adanya gesekan butir dengan butir batuan dasar. d.Pengendapan
;
pengendapan
merupakan
proses
terakumulasinya material-material sedimen pada suatu tempat atau daerah. Misalnya, cekungancekungan, laut, muara sungai, yang disebabkan oleh kekuatan arus/ gaya mulai menurun hingga berada dibawah titik daya angkutnya. berpengaruh
Kecepatan terhadap
angkutan sifat-sifat
dan dan
pengendapan komposisi
dari
sangat batuan
sedimen. e.Kompaksi ; merupakan proses pemadatan material-material sedimen yang terjadi karena gaya berat atau gravitasi dari material sedimen itu sendiri. Sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan berimigrasi keatas. f.Lithifikasi dan sedimentasi ; merupakan proses kompaksi yang meningkat sehingga menyebabkan terjadi pergeseran (konsolidasi) terhadap material-material sedimen (proses pembatuan). Proses ini disertai dengan sedimentasi, dimana material-material sedimen terikat (tersemen) oleh unsure-unsur atau mineral yang mengisi pori-pori antara butiran sedimen, semen ini biasanya berasal dari JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
mineral silica, oksida besi, mineral-mineral silikat, karbonat dan iron salt. g.Replecement dan rekristalisasi ; selama proses lithifikasi dan rekristalsasi. Proses replacement merupakan proses penggantian mieral oleh pelarutan-pelarutan kimia sehingga terjadi mineral baru.
Sedangkan
rekristalisasi
merupakan
perubahan
atau
pengkristalan kembali mneral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperature dan tekanan yang relative rendah. h.Diagnosis ; adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung. Baik tekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan proses kimia dan fisika. Sebagai contoh ; glaukonit biasanya berasal dari mineral yang terbentuk didasar laut, mineral lempung
yang
diendapkan
sebagai
monorlonit
mengalami
rekristalisasi menjadi illinite atau klorit. 2.2. Pembentukan batuan secara kimia dan organic Merupakan batuan sedimen yang terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa kletel organism. a.Secara Kimia ; 1. Pencampuran dari beberapa larutan yang terakumulasi membentuk suatu batuan sedimen (mingling of solution) seperti :rijang dari larutan silica. 2.
Perlepasan
material
organic/karbon
dioksida
yang
menyebabkan terbentuknya batuan sedimen (escape of carbon dioxide) seperti: batubara 3. Evaporition pembentukan material sedimen akibat pengaruh penguapan seperti anhydrite. b.Secara organic : 1.Akumulasi dari sisa skletel organism 2.Kegiatan dari organism, seperti : proses fotosintesis proses-proses dari bakteri. JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
dan
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Setelah proses kimia dan organic berlangsung, akan terjadi proses lanjut, yaitu proses kompaksi dan kristalisasi, lithifikasi, replacement dan rekristalisasi dan diagnosis. Sedimen kimia dan organic dapat terjadi pada kondisi darat, transisi, lautan seperti halnya sedimen mekanik. 2.3. Tekstur Tekstur
batuan
sedimen
merupakan
kenampakan
darihubungan antara komposisi/material dari batuan yang dapat mengidentifikasi sejarah terbentuknya batuan sedimen tersebut atau petrogenesa. Tekstur batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1.Tekstur Klastik Merupakan bentuk akumulasi dari material-material dan fragmen batuan yang berukuran halus dampai kasar atau clay – boulder (1/256 – 256) mm, skala wentwort. Tekstur ini terjadi oleh proses mekanik. Adapun bagian-bagian dari tekstur klastik adalah sebagai berikut : a.Ukuran butir (grain size)\ besar suatu butiran mineral penyusun batuan sedimen ditentukan oleh : 1. Jenis
pelapukan,
baik
secara
kimia
(butirannya
halus)
maupun mekanik (kasar) 2. Macam transportasi 3. Waktu dan jarak transportasi Besar ukuran butir dapat dilihat pada skala wentworth. b.Bentuk Butir (shapes) bentuk butir merupakan kenampakan atau dimensi bentuk dari butiran sedimen. Zing (1935), membagi bentuk memanjang atau balok : 1. Rods (prolatye) yaitu bentuk memanjang seperti tongkat atau balok
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
2. Blades yaitu bentuk berupa lembaran memanjang seperi papan. Umumnya berasal dari batuan metamorf berfoliasi atau batuan sedimen yang berlapis 3. Disk (tabular) yaitu bentuk seperti cakram dapat berasal dari batuan dengan struktur sheeting atau batuan yang telah pecah dalam bentuk lembaranpendek 4. Equant, yaitu bentuk seperti kubus dari batuan yang telah remuk dan berbentuk kubus. Klasifikasi ukuran butir. c.Roundness/kebundaran adalah tingkat atau bentuk kebundaran daripada butiran batuan sedimen, yang disebabkan oleh pengaruh transportasi, yang dapat dibagi atas: 1. 2. 3. 4. 5.
Angular (menyudut) Su-angular (menyudut tanggung) Sub-rounded (membulat tanggung) Rounded (membulat) Well rounded (sangat bulat)
d.Sortasi atau pemilahan merupakan tingkat keseragaman ukuran butir pada batuan sedimen klastik, yang terdiri dari : 1. Sortasi : jika besar butirannya merata (matriks hanya sedikit/tidak ada) 2. Sortasi sedang : jika besar butirannya agak merata dan matriks cukup banyak 3. Sortasi jelek : jika besar butirannya tidak merata dan matriks paling banyak Pada batuan sedimen klastik ada tiga unsure tekstur yaitu : a.Fragmen, komponen dalam batuan sedimen yang ukuran lebih besar daripada komponen lainnya (> 2mm) b.Matriks, komponen yang ukurannya lebih kecil daripada fragmen (1/256 mm – 2 mm) c.Semen, mineral atau unsure yang mengikat fragmen dan matriks pada batuan sedimen. 2. Tekstur Non Klastik JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Merupakan bentuk interlocking (saling tumbuh, isi mengisi) dari agregasi kristal-kristal dan mineral yang sangat kompak, yang terjadi dalam proses kimia dan organic. 2.4. Komposisi Mineral Pada batuan sedimen dikenal adanya mineral-mineral : 1.Mineral Autogenik : yaitu mineral yang terbentuk pada daerah sedimentasi dan langsung diendapkan, gypsum, kalsit, anhydrite, dan halite. 2.Mineral Allognic : yaitu mineral yang terbentuk pada daerah sedimentasi/pada saat sedimentasi, yakni telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan pada daerah sedimentasi. Biasanya mineral allogenic tahan
terhadap
pelapukan
dan
pengikisan
selama
proses
sedimentasi. Mineral-mineral penyusun batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua berdasarkan stabilitas dari suatu mineral terhadap pelapukan dan pengikisan, yaitu: 1.Mineral
stabil
;
mineral
tahan
terhadap
pelapukan
dan
pengikisan, contoh : lempung, kuarsa, muscovite, tourmaline. 2.Mineral Tidak Stabil ; mineral yang ada dalam proses transportasi, tetapi jarang sampai pada pengendapan, contoh mineral yang umumnya
allogenetic,seperti
olivine,
piroksin,
plagioklas,
hornblende, epidot, andalusit, garnet, staurolit. 2.5. Struktur Secara umum struktur pada batuan sedimen dapat dibagi atas dua bagian, yaitu : 1.Struktur
Berlapis
:
merupakan
bidang
yang
sejajar
yang
disebabkan oleh proses sedimentasi, yang biasanya terjadi karena adanya perbedaan : a. Warna batuan b. Ukuran butir c. Komposisi mineral JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
d. Sifat fisika dan kimia 2.Struktur Tidak Berlapis : struktur yang tidak memperlihatkan adanya kesan perlapisan pada batuan sedimen. Pada batuan sedimen dikenal adanya struktur sedimen, struktur sedimen ini baerguna terutama dalam penentuan lapisan bagian atas dan lapisan bagian bawah, penentuan arah arus purba dan penentuan lingkungan pegendapan. Struktur sedimen dan tekstur merupakan kenampakan utama yang dapat memberikan informasi tentang media dan bentuk dari transportasi dan kondisi energy pada saat terjadi pengendapan. Struktur
sedimen
dapat
dibagi
menjadi
dua
berdasarkan atas genetiknya yaitu : 1.Struktur sedimen singgenetik 2.Struktur sedimen epigenetic
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1.Hasil 3.1.1. Batuan 1 PRAKTIKUM PETROLOGI Acara : Sedimen Non Karbonat Jumadil.Baco Hari/Tgl : 9/5/2015 09320130076 Nomor urut Nomor peraga Jenis batuan Warna lapuk Warna Segar Tekstur Komposisi Mineral Struktur Nama batuan JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
Nama: Stb
:
: 01 :: Sedimen Non Karbonat : Coklat : Merah Tua : Non Klastik : Kuarsa : Berlapis : Rijang Merah
bagian
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Symbol batuan
:
3.1.2. Batuan 2 PRAKTIKUM PETROLOGI Acara : Sedimen Non Karbonat Jumadil.Baco Hari/Tgl : 9/5/2015 09320130076 Nomor urut Nomor peraga Jenis batuan Warna lapuk Warna Segar Tekstur Komposisi Mineral Struktur Nama batuan Symbol batuan
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
Nama: Stb
:
: 02 :: Sedimen Non Karbonat : Coklat : Abu-abu : Non Klastik : Kuarsa : Tidak berlapis : Konglomerat :
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
3.2.Pembahasan 3.2.1. Batuan 1 Rijang merah merupakan jenis batuan non karbonat yang memiliki warna lapuk (merupakan warna pada batuan sebagai warna pengotor yang disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar) yaitu warna coklat dan juga memiliki warna segar (warna dasar/ warna yang telah ada/ nampak pada batuan pada awal terbentuknya batuan dan belum mengalami perubahan/ pengaruh dari lingkungan) yaitu merah tua. Rijang merah memiliki tekstur (kenampakan suatu hubungan antara komposisi material dari batuan) yaitu non klastik (dimana agregasi dari kristal-kristal atau mineral yang sangat kompak sehingga tidak memperlihatkan adanya butiran pada batuan). Rijang merah memiliki komposisi mineral kuarsa, memiliki struktur (merupakan kelainan dari bidang perlapisan
batuan
karena
adanya
proses
sedimentasi)
yaitu
berlapis (merupakan bidang yang sejajar yang disebabkan oleh proses sedimentasi), rijang merah juga memiliki, Symbol batuan JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
:
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Batuan asal daripada terbentuknya rijang merah yaitu dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silica organic yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Sehingga singkapan pada rijang yang ada, bisa jadi dulunya adalah laut dalam. Rijang terbentuk terhadap
dari
proses
batugamping
replacement/penggantian/perubahan
oleh
silica
organic
atau
anorganik.
Komposisi batuan terdiri dari silica dan terdapat urat-urat (vein) kuarsa. Cadangannya masih diperkirakan mencapai jutaan ton. Proses ini terjadi ketika organisme penghasil silica seperti diatom dan radiolarian yang memadat dan mengalami rekristalisasi pada dasar lautan dalam. Batu rijang dapat dipergunakan dalam pembuatan ornament, dapat juga sebagai pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dan lain-lain. Metode penambangan yang dapat diterapkan adalah open pit (metode penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan permukaan), batu rijang biasanya berasosiasi dengan tuff,, batuan vulkanik basa seperti basalt bantal, batugamping pelagic, dan batupasir turbidit, lanau ,dolomite, batupasir glaukonitik,batugamping argaillaceous dan phosforhites. Dan pada rijang terdapat mineral kuarsa yang memiliki warna bening, ungu dengan system kristal hexagonal, memiliki kekerasan (7 skala mohs), kuarsa merupakan mineral yang telah terbentuk pada suhu 573 oC (1063 0F), dan merupakan mineral yang paling umum ditemukan pada rijang.
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Gambar. 3.2.1. Mineral Kuarsa Adapun gambar singkapan dari rijang yang ditunjukan pada gambar dibawah :
Gambar. 3.2.2. Singkapan batu rijang merah
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
3.2.Pembahasan JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
3.2.2. Batuan 2 konglomerat merupakan jenis batuan non karbonat yang memiliki warna lapuk (merupakan warna pada batuan sebagai warna pengotor yang disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan sekitar) yaitu warna coklat dan juga memiliki warna segar (warna dasar/ warna yang telah ada/ nampak pada batuan pada awal terbentuknya batuan dan belum mengalami perubahan/ pengaruh dari lingkungan) yaitu abu-abu. Konglomerat memiliki tekstur (kenampakan suatu hubungan antara komposisi material dari batuan) yaitu non klastik (dimana agregasi dari kristal-kristal atau mineral yang sangat kompak sehingga tidak memperlihatkan adanya butiran pada batuan). Konglomerat memiliki komposisi mineral kuarsa, memiliki struktur (merupakan kelainan dari bidang perlapisan batuan karena adanya proses sedimentasi) yaitu tidak berlapis (merupakan bidang yang tidak menunjukan adanya pensejajaran lapisan batuan yang disebabkan oleh proses sedimentasi), konglomerat juga memiliki, Symbol batuan :
Pada
umumnya
batuan
konglomerat/
komposisi
dari
konglomerat berasal dari batupasir dan kerikil yang bersama-sama terendapkan. Batuan ini (konglomerat) diendapkan dengan proses mekanis (proses pengikisan bongkahan batu menjadi bongkahan yang lebih kecil, tetapi tidak mengubah unsure kimianya), dimana lingkungan tempat pengendapan batuan ini dilingkungan sungai dan danau atau bahkan laut. Batuan konglomerat terbentuk secara mekanis
lalu
diendapkan
disungai
laut
dan
danau,
dalam
pembentukannya dibutuhkan energy yang cukup besar, dan biasanya terjadi di sungai dan pantai, batuan konglomerat banyak digunakan sebagai batuan untuk menyimpan hidrokarbon (source rock),
pada
konglomerat
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
metode
penambangan
yang
dapat
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
dilakukan untuk mengambil endapan konglomerat yaitu dengan metode quarry (system tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan bahan galian industry atau mineral industry).
Dalam
proses
pembentukan
konglomerat,
banyak
berasosiasi dengan dengan batu rijang dengan granit. Mineral yang terdapat pada konglomerat yaitu kuarsa yang memiliki system kristal hexagonal dan memiliki warna segar bening atau bahkan warna ungu serta memiliki kekerasan (7 skala mohs ).
Gambar. 3.2.4. Mineral Kuarsa Adapun gambar singkapan pada konglomerat yang ditunjukan pada gambar dibawah
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
Gambar.3.2.5. Singkapan konglomerat
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
BAB IV PENUTUP
4.1.Kesimpulan Berdasarkan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum batuan sedimen non karbonat dapat disimpulkan bahwa : 1.Praktikan dapat memahami pembentukan batuan sedimen non karbonat 2.Praktikan telah mengetahui apa saja material yang terkandung dalam batuan sedimen non karbonat 3.Praktikan dapat menjelaskan mengenai tekstur dan struktur pada batuan sedimen non karbonat JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
PRAKTIKUM PETROLOGI LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA BATUAN SEDIMEN NON KARBONAT
4.2.Saran “Saran saya kepada Asisten agar pada saat kegiatan praktikum sudah berjalan agar selalu mendampingi praktikan. Agar praktikan tidak melakukan deskripsi batuan dengan asal-asalan”.
JUMADIL.BACO YUSFALDIN 093 2013 0076
View more...
Comments