BAB I_(2).docx
November 9, 2017 | Author: Syaiful Islam | Category: N/A
Short Description
Download BAB I_(2).docx...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup didunia ini memerlukan bernafas, secara tidak langsung memerlukan oksigen untuk system respirasinya. Respirasi sendiri adalah roses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, semua respirasi tidak melibatkan oksigen. Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida).Menurut massanya, oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah di biosfer, udara, laut, dan tanah bumi. Oksigen merupakan unsur kimia paling melimpah ketiga di alam semesta, setelah hidrogen dan helium. Sekitar 0,9% massa Matahari adalah oksigen. Oksigen mengisi sekitar 49,2% massa kerak bumi dan merupakan komponen utama dalam samudera (88,8% berdasarkan massa). Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan diridengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi kandungan oksigenterlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan.Ikan mas merupakan salah satu jenis ikan yang sensitif terhadap kandunganoksigen terlarut dalam media air tempat hidupnya. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan menghitung konsumsi oksigen ikan masyang sensitive terhadap kadar oksigen terlarut di media hidupnya. 1.3 ManfaatPraktikum Manfaat dari praktikum ini kita dapat menghitung jumlah kadar oksigen yang dikonsumsi ikan mas dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO meter sebagai pengukur kandungan oksigen terlarutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Ikan Nilem Ikan nilem, nilem mangut, atau melem (Osteochilus vittatus) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan herbivora ini diketahui menyebar di Asia Tenggara: Tonkin, Siam (Thailand), Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Jawa. Nilem merupakan ikan budidaya untuk konsumsi, terutama di Jawa. 2.2.1 Morfologi Ikan Nilem Ikan nilem atau Silver Shark minnow Familia Cyprinidae, Genus Osteochilus, Species Osteochilus hasselti (Val) mempunyai ciri morfologi antara lain bentuk tubuh hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Pada sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau abu-abu. Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba Klasifikasi ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Saanin (1987) adalah sebagai berikut: Phylum Subphylum Class Subclassis Ordo Sub Ordo Familia Sub familia Genus Spesies
: Chordata : Vertebrata : Pisces : Teleostei : Ostariophysi : Cyprinoidae : Cyprinidae : Cyprininae : Ostechilus : Osteochilus hasselti
Gambar 1. Ikan Nilem (sumber: http://budidarma.com/wp-content/uploads/2016/03/617.png)
Ikan nilem akan melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5 – 6 ppm, karbondioksida bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby, 1999). Menurut Susanto (2001) suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 – 280C, dan untuk pH berkisar antara 6,7 – 8,6. Sedangkan menurut PBIAT Muntilan (2007), untuk kandungan ammonia yang disarankan adalah 0,5 ppm. Sistem pencernaan pada ikan di mulai dari oesophagus yang sangat pendek, karena hampir ronga mulut langsung menuju ke lambung atau intestine ventriculus melengkung seperti huruf U, dan dibedakan menjadi 2 yaitu pars cardiaca yang lebar dan pars pylorica yang sempit. Pada bangsa ikan sangat berliku dan hampir memenuhi rongga perut, dan bermuara ke anus. Hepar terdiri atas dua lobi, vesca fellea dari hepar menuju ductus hepaicus kemudian bersatu dengan ductus cyticus menjadi ductus choledocus yang bermuara ke duodenum. Adapun yang dihubungkan dengan peritoneum ke tundus ventriculli. Osteochilus hasselti mempunyai hati dan pankreas yang sulit dibedakan sehingga disebut hepatopankreas (Radiopoetro, 1988).Ginjal yang gilik yang terletak antara vesica pneumatica dengan tulang vertebrae. Cairan yang mengandung sisa-sisa persenyawaan nitrogen dan hidrogen diambil dari darah dalam ginjal akan ditampung ke dalam vesica urinaria melalui ureter (Jasin,1989). Sistem pernapasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam 4 pasang kantong insang yang terletak disebelah pharynk di bawah operculum. Waktu bernapas operculum menutup lelekat pada dinding tubuh, arcus branchialis mengembang ke arah lateral. Air masuk melalui mulut kemudian kelep mulut menutup, sedangkan arcus branchialis berkontraksi, dengan demikian operculum terangkat terbuka. Air mengalir keluar filamen sehingga darah mengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida (Jasin,1989). Menurut Djuhanda (1982), lengkung insang pada ikan nilem berupa tulang rawan yang sedikit membulat dan merupakan tempat melekatnya filamen-filamen insang. Arteri branchialis dan arteri epibranchialis terdapat pada lengkung insang di bagian basal pada kedua filamen insang pada bagian basalnya. Tapis insang berupa sepasang deretan batang-batang rawan yang pendek dan sedikit bergerigi, melejat pada bagian depan dari lengkung insang. Ikan nilem memiliki gelembung renang untuk menjaga keseimbangan di dalam air. Sirip adalah suatu perluasan integument (pembungkus tubuh) yang tipis yang disokong oleh jari-jari sirip. Fungsi sirip adalah untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air dan untuk berenang. Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung (dorsal fin), sirip ekor(caudal fin), dan sirip dubur (anal fin) disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) disebut sirip berpasangan (Jasin, 1989). Ikan jantan dan ikan betina dapat dibedakan dengan cara memijit bagian perut ke arah anus. Ikan jantan akan mengeluarkan cairan putih susu dari lubang genitalnya. Induk betina yang sudah matang telurnya dicirikan dengan perut yang relatif besar dan lunak bila diraba (Sumantadinata, 1981).
2.3 DO (Dissolved Oxygen) Oksigen terlarut adalah tingkat saturasi udara di air yang dinyatakan dalam kadar mg per liter air atau part per million (ppm).Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000). Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurangdengan semakin tingginya salinitas. Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968). Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (Anonimous, 2004). DO merupakan perubahan mutu air paling penting bagi organisme air, pada konsentrasi lebih rendah dari 50% konsentrasi jenuh, tekanan parsial oksigen dalam air kurang kuat untuk mempenetrasi lamela, akibatnya ikan akan mati lemas (Ahmad dkk, 1998). Kandungan DO di kolam tergantung pada suhu, banyaknya bahan organik, dan banyaknya vegetasi akuatik (Lelono, 1986 dalam Anonim, 2008). DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal: 1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik. 2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar perairan. 3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari. “Semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin mengecil”
View more...
Comments