BAB I-V

May 2, 2019 | Author: niarnida | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

proposal...

Description

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wanita merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi cukup unik. Salah satunya adalah mereka mengalami haid setiap bulannya yang tidak dialami oleh pria. Seringkali mereka mengeluhkan sakit atau ketidaknyamanan ketika mengalami haid. Haid adalah perdarahan periodik normal uterus dan merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi pada wanita. Pada dasarnya haid merupakan  proses katabolisme dan terjadi di bawah pengaruh hormon hipofisis dan ovarium (Benson, 2009). Wanita yang mengalami haid biasanya mengeluhkan gejala-gejala dalam dua hari pertama. Gejala tersebut antara lain ketidakstabilan emosi, sakit kepala, tidak bergairah, dan nafsu makan menurun. Gejala fisik yang paling umum adalah ketidaknyamanan, nyeri dan kembung di daerah perut, rasa tertekan pada daerah kemaluannya dan dismenore (Benson, dismenore (Benson, 2009). Gangguan fisik yang sangat menonjol pada wanita haid adalah dismenore. dismenore.  Dismenore   Dismenore  dibedakan menjadi dua yaitu dismenore  dismenore  primer dan dismenore sekunder. Dismenore sekunder. Dismenore primer  primer biasanya terjadi dari mulai pertama haid kurang lebih usia 10-15 tahun (menarke) sampai usia 25 tahun. Nyeri pada dismenore  dismenore  primer lebih dikarenakan kontraksi uterus. Sedangkan dismenore  dismenore  sekunder disebabkan oleh kelainan yang didapat di dalam rongga uterus (Hendrik, 2006).

2

 Dismenore primer  Dismenore primer dialami oleh 60-75 % wanita muda. Dari tiga perempat  jumlah wanita tersebut mengalami dismenore  dismenore  dengan intensitas ringan atau sedang. Sedangkan seperempat bagiannya mengalami dismenore  dismenore  intensitas berat dan terkadang membuat penderitanya tidak dapat menahan rasa nyeri yang dialami. Hasil angket yang diberikan kepada peserta pelatihan di salah satu pusat industri di Indonesia dapat menunjukkan keluhan buruh wanita (jumlah responden 55 orang), antara lain nyeri haid 58,18%, nyeri perut bagian bawah 16,36%, haid yang tidak teratur 41,82% dan nyeri pinggang 34,55%. Gambaran tersebut sangat  jelas menunjukkan adanya buruh yang mengalami beberapa gejala yang terkait dengan kesehatan reproduksi. Keluhan itu dialami oleh buruh wanita usia  produksi sehingga kondisi itu pun dikhawatirkan akan mengganggu produktivitas mereka (Hendrik, 2006). Penelitian menunjukan bahwa dismenore  dismenore  mempengaruhi aktivitas siswi SMK Batik 1 Surakarta. Dari 85 siswi yang menjadi responden penelitian 61,7% di antaranya mengalami penurunan aktivitas sedangkan sisanya sebanyak 38,3% tidak mengalami penurunan aktivitas (Kurniawati, 2008).  Nyeri dismenore  dismenore  jika tidak segera diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik individu sehingga mendesak untuk segera mengambil tindakan/terapi secara farmakologis atau non farmakologis. Terapi secara farmakologis salah satunya dengan pemberian obat-obat analgesik. Obat golongan  NSAID ( Nonsteroidal  Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs  )   ) dapat meredakan nyeri ini dengan cara memblok  prostaglandin yang menyebabkan nyeri. Pengobatan dengan

3

menggunakan NSAID memiliki efek samping yang berbahaya terhadap sistem tubuh lainnya (nyeri lambung dan resiko kerusakan ginjal) (Wibowo, 2004). Terapi non farmakologis antara lain pengaturan posisi, teknik relaksasi, manajemen sentuhan, manajemen lingkungan, distraksi, dukungan perilaku, imajinasi, kompres dan pemberian ramuan herbal. Terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat tradisional yang berasal dari bahan bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri. Salah satu tanaman tersebut adalah jahe ( Zingibers  Zingibers Officinale Rosc. Ro sc.)) yang bagian rimpangnya berfungsi sebagai analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi (Pramono, 2002). Jahe juga dapat digunakan untuk kompres pada nyeri rematik dan sakit kepala yaitu dengan cara mengompreskan air rebusan daun jahe. Jahe dapat digunakan dengan cara dipanaskan diatas bara api ditumbuk dan digunakan untuk  bagian tubuh yang nyeri (Kurniawati, 2010). Penelitian menunjukan bahwa ekstrak jahe yang diberikan kepada tikus percobaan mampu mengurangi lesi di rongga pencernaan. Selain itu jahe juga dapat menekan sekresi asam lambung. (Yahya, 1989). Jahe dapat digunakan bersama asam jawa untuk meredakan nyeri haid. Asam jawa mengandung asam sitrat, asam sitrat inilah yang membantu meringankan nyeri (Suharmiati, 2006). Menurut penelitian Omar dan Ayman (2008) asam sitrat memiliki kemampuan untuk mengurangi respon nyeri viseral  pada tikus percobaan. Nyeri dismenore  dismenore  adalah salah satu contoh nyeri viseral. Asam jawa juga diyakini memiliki komponen kimia yang bersifat antioksidan.

4

Asam jawa akan lebih dapat ditingkatkan aktivitas antioksidannya apabila di  padukan dengan rempah rempa h lain (Astawan, 2009). Sebelumnya pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh minuman kunyit (kunyit asam) dalam mengurangi nyeri dismenore  dismenore  primer pada remaja  putri. Hasil penelitian menunjukan bahwa penurunan tingkat nyeri terjadi rata-rata setelah 15 menit perlakuan (Marlina, 2012). Produk herbal saat ini memang sedang menjadi alternatif utama bagi para remaja putri yang ingin mengurangi rasa nyeri pada dismenore tanpa mendapat efek samping (Limananti & Triratnawati, 2003). Produk herbal ini bisa didapat dengan mengolah tanaman rempah sebagai salah satu penatalaksanaan nyeri dismenore. dismenore. Tanaman rempah-rempah yang telah disebutkan memiliki efek analgesik sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada dismenore primer. Telah disebutkan sebelumnya bahwa dismenore  dismenore  primer dialami oleh wanita usia 10-15 tahun (menarke) sampai usia 25 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan dari 180 mahasiswi angkatan 2010- 2012, 100 diantaranya mengalami dismenore  dismenore  primer setiap bulannya. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang efektivitas minuman ramuan rempah jahe dan asam dalam mengurangi

rasa

nyeri dismenore  dismenore  primer

pada

mahasiswi

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Angkatan 2010-2012.

Keperawatan

5

B. Perumusan Masalah

 Dismenore adalah gejala fisik yang dialami wanita pada saat haid. Gejala fisik ini menimbulkan ketidaknyamanan sehingga seringkali mengganggu aktifitas sehari-hari. Obat golongan NSAID misalnya, terbukti efektif dalam mengurangi ketidaknyamanan pada saat haid. Namun obat ini dapat menimbulkan efek samping yang merugikan terhadap sistem tubuh lain apabila digunakan dalam  jangka waktu lama. Ada beberapa alternatif pengobatan dismenore salah satunya terapi herbal ramuan rempah jahe asam. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh minuman ramuan rempah (jahe dan asam) dalam mengurangi nyeri dismenore  pada mahasiswi Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Angkatan 2010-2012?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum: Mengetahui pengaruh minuman rempah jahe asam dalam mengurangi nyeri dismenore. 2. Tujuan Khusus: a. Mengetahui karakteristik usia responden penderita dismenore primer.  b. Mengetahui skala nyeri sebelum dan sesudah diberi minuman rempah jahe asam. c. Menganalisa pengaruh mengurangi rempah jahe asam terhadap penurunan skala nyeri dismenore.

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya tentang terapi lain untuk mengurangi nyeri haid menggunakan olahan rempah  jahe merah dan asam kawak. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Universitas Sebagai masukan dan informasi dalam rangka pengembangan program seperti misalnya penyuluhan kepada masyarakat mengenai tanaman obat yang bermanfaat.  b. Bagi Masyarakat Memberikan informasi mengenai manfaat yang terkandung di dalam tanaman obat-obatan sebagai pereda rasa nyeri. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengolah ramuan rempah yang aman dan tanpa bahan  pengawet untuk meringankan nyeri dismenore. c. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang kegunaan tanaman obat sebagai terapi herbal khususnya jahe dan asam yang dapat digunakan sebagai ramuan rempah untuk mengurangi nyeri dismenore. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya terkait terapi herbal dalam mengurangi nyeri dismenore.

7

E. Keaslian Penelitian

Pelitian terkait dengan terapi mengatasi nyeri dismenore, penatalaksanaan nyeri menggunakan ramuan rempah, dan penelitian mengenai rempah itu sendiri  pernah dilakukan oleh peneliti lain. Namun penelitian mengenai ramuan rempah  jahe dan asam belum pernah diteliti. Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain: Puji, I. (2009) pernah meneliti mengenai keefektifan senam dismenore dalam mengurangi nyeri dismenore. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret –  April 2009. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen  dalam satu kelompok. Variabel bebasnya adalah senam dismenore. Sedangkan variabel terikatnya adalah nyeri dismenore. Pengambilan sampel dilakukan secara  purposive

sampling

dimana  purposive

sampling

didasarkan

pada

suatu

 pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, dengan ciri dan syarat  populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti mengumpulkan data dan menyajikannya dalam tabel uji  Paired Sample t-Test . Uji  Paired Sample t-Test didapatkan nilai signifikansi yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % dan nilai mean 3,733, standart deviasi 3,195, standart error mean 0,825. Nilai t tabel adalah 1,761, maka daerah  penerimaan Ho antara -1,761 sampai dengan 1,761. Pada penelitian ini, nilai t hitung 4,525, maka nilai di luar daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diputuskan bahwa hipotesis efektivitas senam dismenore dalam mengurangi nyeri haid atau dismenore pada remaja diterima.

8

Rahayu (2010) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompres Hangat Terhadap  Dismenore  Primer pada Mahasiswi Semester VIII S1 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Semarang. Penelitiannya menggunakan penelitian  pra eksperimen dengan rancangan one group pretest-postest dimana pada  penelitian ini sampel di observasi terlebih dahulu sebelum (pretest) diberi  perlakuan kemudian setelah (postest) diberikan perlakuan sampel tersebut di observasi kembali. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi semester VIII S1 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Semarang yang berjumlah 48 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara total sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan pengambilan semua anggota  populasi menjadi sampel. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 29  juli 2010. Uji statistik menggunakan uji T dependent   diketahui ada pengaruh kompres hangat terhadap tingkat dismenore primer (p-value 0,05). Astuti (2011) telah melakukan penelitian mengenai Efektivitas Pemberian Ekstrak Jahe Merah ( Zingiber Officinale Roscoe Varr Rubrum) Dalam Mengurangi Nyeri Otot Pada Atlet Sepak Takraw. Metode penelitiannya menggunakan studi eksperimental dengan rancangan  Pre And Post tes Design  pada 18 atlet sepak takraw usia 14-20 tahun di Pusat Pendidikan Latihan Pelajar Jawa Tengah bulan Mei-Juni 2011. Tingkat nyeri diukur menggunakan skala nyeri bourbonnais. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak jahe merah sebanyak 3x2 kapsul sehari selama sepuluh hari. Analisis data bivariat menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan tingkat nyeri pada kedua kelompok setelah intervensi sama-sama menurun. Penurunan lebih besar terjadi pada kelompok

9

 perlakuan. Pengujian perbedaan tingkat nyeri dengan menggunakan skala nyeri bourbonnais  pada kelompok

perlakuan

sebelum

dan

sesudah intervensi

menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,008). Sebaliknya, pengujian yang sama  pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna (p=0,012). Terdapat penurunan nyeri otot pada atlet sepak takraw yang diberikan ekstrak jahe merah sebanyak 3x2 kapsul sehari selama sepuluh hari. Tingkat nyeri otot atlet sepak takraw berada dalam kategori tingkat nyeri ringan. Anindita (2010) telah melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebiasaan Mengkonsumsi Minuman Kunyit Asam Terhadap Keluhan  Dismenore  Primer Pada Remaja Putri di Kotamadya Surakarta. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional . Pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil simpulan bahwa terdapat pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman kunyit asam terhadap keluhan dismenore  primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta. Pengaruh kebiasaan tersebut terhadap keluhan dismenore  primer adalah dalam hal mengurangi keluhan dismenore primer pada remaja putri. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antar variabel yang ditunjukkan oleh hasil penghitungan Odds Ratio. Zhang Wy dan Li Wan Po A (1998) melakukan penelitian berjudul Minor  Analgesics Are Effective For Primary Dysmenorrhoea. Penelitian ini menunjukan  bahwa naproxen dan ibuprofen dapat mengurangi nyeri dismenore secara efektif. Penelitiannya menggunakan meta analisis.

10

Akin, et al (2001) melakukan penelitian berjudul Continuous Topical Heat Was As Effective As Ibuprofen For Dysmenorrhea. Penelitian menggunakan consecutive  sampling

dalam

pengambilan

samplenya.

Hasil

penelitian

menunjukan bahwa kompres hangat sama efektifnya dengan penurunan tingkat nyeri menggunakan ibuprofen. Ozgoli, Goli, dan Moattar (2009) melakukan penelitian berjudul Comparison of Effects of Ginger, Mefenamic Acid, and Ibuprofen on Pain in Women with Primary Dysmenorrhea.  Hasil akhir dari penelitian ini tidak menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara jahe, asam mefenamat, dan ibuprofen dalam mengurangi nyeri dismenore. Ketiganya memiliki efektivitas yang sama.

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Haid Haid atau haid adalah proses alami yang datang secara berulang setiap  bulan pada wanita normal sejak masa pubertas hingga menjelang menopause yang disertai perdarahan. kedatangan haid ini secara berulang disebut siklus haid. Normalnya siklus haid adalah 28 hari. Namun untuk sebagian wanita siklus ini tidak teratur dan bervariasi berkisar antara 22-25 hari (Gunawan, 2010). Haid pada dasarnya merupakan proses katabolisme dan terjadi dibawah  pengaruh kelenjar hipofisis dan ovarium. Durasi rata-rata perdarahan haid adalah 3-7 hari. Tetapi setiap orang dapat memiliki durasi perdarahan yang  berbeda-beda (Benson, 2009). 2. Pengertian Dismenore Wanita yang mengalami haid bisa jadi mengalami gangguan pada saat haid. Salah satu gangguan yang terjadi pada saat haid adalah dismenore.  Dismenore  merupakan perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas seharihari. Gangguan ini ada 2 jenis yaitu dismenore  primer dan sekunder.  Dismenore  primer yaitu dismenore  yang terjadi tanpa adanya kelainan anatomis genitalis. Sedangkan dismenore  sekunder adalah dismenore  yang

12

tejadi akibat kelainan anatomis genitalis seperti misalnya haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip serviks, dan lain-lain (Manuaba, 2009).  Nyeri haid atau dismenore merupakan nyeri kejang otot (spasmodik) di  perut bagian bawah dan menyebar ke sisi dalam paha atau bagian bawah  pinggang yang menjelang haid atau selama haid akibat kontraksi otot rahim. Keluhan nyeri haid bisa ringan sampai berat dan berubah keluhan ke seluruh tubuh antara lain muntah, mual, lelah, sakit daerah bawah pinggang, cemas, tegang, pusing dan bingung (Harmanto, 2006). Menurut Baziad (2003) dismenore  dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: a.  Dismenore Ringan Rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat, hanya diperlukan istirahat sejenak (duduk, berbaring) sehingga dapat dilakuan kerja atau aktivitas sehari-hari.  b.  Dismenore Sedang Diperlukan

obat

untuk

menghilangkan

rasa

nyeri

tanpa

perlu

meninggalkan aktivitas sehari-hari. c.  Dismenore Berat Untuk menghilangkan keluhan istirahat beberapa hari, dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari.  Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan  pada sifat, tempat, berat ringannya dan waktu lamanya serangan. Menurut klasifikasi ini, nyeri dismenore  termasuk ke dalam jenis deep pain (nyeri

13

dalam) karena terjadi pada organ tubuh viseral yaitu pada saluran reproduksi (Asmadi, 2008).  Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat  bersifat individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan mental. Nyeri dapat diukur dengan beberapa metode sebagai berikut (Potter & Perry, 2006): a.

Visual Analog Scale (VAS) VAS merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus-menerus dan mewakili alat pendeskripsi verbal pad setiap ujungnya.

Skala

ini

memberi

klien

kebebasan

penuh

untuk

mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS merupakan pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik daripada memilih satu kata atau angka.

Gambar 2.1 Skala Penilaian Nyeri VAS  b.

Verbal Descriptive Scale (VDS) VDS adalah alat pengukuran nyeri yang lebih objektif. Skala berupa garis lurus yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Penggolongan nyeri dimulai dari tidak nyeri sampai nyeri tak tertahankan.

14

c.  Numeric Rating Scale (NRS) Skala penilaian ini digunakan untuk menggantikan penilaian dengan deskripsi kata. Klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala yang paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik. Menurut Strong, et al   (2002) dalam Datak (2008), NRS merupakan skala nyeri yang paling sering dan lebih banyak digunakan di klinik, khususnya pada kondisi akut, NRS digunakan untuk mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi teraupetik. NRS mudah digunakan dan didokumentasikan.

Gambar 2.2 Skala Penilaian Nyeri NRS 3. Etiologi Dismenore Primer  Dismenore  primer terjadi akibat endometrium mengalami peningkatan  prostaglandin  dalam jumlah tinggi. Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal haid, endometrium yang mengandung  prostaglandin  meningkat mencapai tingkat maksimum pada awitan haid. Prostaglandin  menyebabkan kontraksi myometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium dan nyeri (Morgan & Hamilton, 2009).  Prostaglandin F2 alfa  adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot  polos myometrium dan

konstriksi pembuluh

darah uterus. Hal

ini

15

memperparah hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada haid sehingga timbul nyeri berat (Corwin, 2008). Selain itu, kejadian dismenore primer juga dapat dipicu oleh faktor psikogenik yaitu stress emosional dan ketegangan, kurang vitamin, atau rendahnya kadar gula (Dianawati, 2003). 4. Karakteristik dan Faktor yang Berkaitan dengan Dismenore  Primer (Morgan & Hamilton, 2009): a.  Dismenore primer umumnya dimulai 1-3 tahun setelah haid.  b.

Kasus ini bertambah berat setelah beberapa tahun sampai usia 23-27 tahun, lalu mulai mereda.

c.

Umumnya terjadi pada wanita nulipara.

d.  Dismenore primer lebih sering terjadi pada wanita obesitas. e.

Kejadian ini berkaitan dengan aliran haid yang lama.

f.

Jarang terjadi pada atlet.

g.

Jarang terjadi pada wanita yang memiliki status haid tidak teratur.

5. Deskripsi Perjalanan Penyakit  Dismenore  primer muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat spasmodik yang dapat menyebar ke punggung atau paha  bagian dalam. Umumnya ketidaknyamanan muncul 1-2 hari sebelum haid.  Namun nyeri paling hebat muncul pada hari pertama haid. Dismenore  kerap disertai efek seperti muntah, diare, sakit kepala, nyeri kaki, dan sinkop (Morgan & Hamilton, 2009).

16

6. Penatalaksanaan Nyeri Dismenore Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan nonsteroid (misalnya ibuprofen dan asam mefenamat). Obat ini akan efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum haid sampai hari ke 1-2 pada saat haid. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual tetapi mual dan muntah biasanya hilang setelah kram teratasi. Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga dapat dikurangi dengan istirahat yang cukup, olahraga teratur (terutama berjalan), yoga, orgasme pada aktivitas seksual, kompres hangat daerah perut. Jika masih nyeri dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron, hal ini untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi  pembentukan  prostaglandin  yang selanjutnya dapat mengurangi serangan dismenore (Indriasari, 2009). Selain itu nyeri juga dapat diatasi dengan teknik distraksi (mengalihkan perhatian klien), massage/pijatan, maupun teknik relaksasi (Asmadi, 2008). Pengobatan nyeri haid primer secara modern dilakukan dengan memberi anti nyeri yang bekerja menekan prostaglandin. Nyeri haid bisa juga diatasi dengan ramuan rempah. Ramuan rempah untuk mengatasi nyeri haid yang digunakan biasanya menggunakan bahan-bahan yang memiliki khasiat sebagai anti radang, anti nyeri dan antispasmodik (kejang otot). Ada beberapa cara meminum yang dianjurkan antara lain pada saat haid atau 3-5 hari sebelum haid (Suharmiati & Handayani, 2006).

17

7. Ramuan Rempah yang Digunakan untuk Mengurangi Nyeri Dismenore Jahe termasuk tanaman herbal semusim dengan batang semu hijau, tegak, tingginya 40-50 cm beralur dan membentuk rimpang. Rimpang jahe mengandung 2-3 % minyak atsiri yang terdiri dari  zingiberin, kemferia, limonene, borneol, sineol, zingiberal, linalool, geraniol, kavikol, zingiberol,  gingerol dan  shogaol.  Rimpang jahe juga mengandung minyak damar yang terdiri dari  zingeron, pati, damar, asam organik, asam oksalat, asam malat, dan  gingerin. Rimpang jahe bersifat anti peradangan/anti inflamasi (Suharmiati & Handayani, 2006). Jahe adalah bumbu dapur yang memiliki stimulant pemulih tenaga (tonikum) dan pereda rasa nyeri (analgesik). Senyawa  gingerol   sebagai kandungan utama adalah suatu antioksidan kuat yang efektif mengatasi radang. Dewasa ini, jahe merupakan bahan ramuan lebih dari 50%

obat

tradisional yang mampu mengatasi kondisi seperti mual, kram perut, demam, infeksi, dan lain-lain. Jahe memiliki kandungan kalsium dan zat besi yang cukup tinggi, bahkan studi menunjukan bahwa jahe mampu menghentikan mual dan muntah di pagi hari pada wanita hamil, pasien pasca bedah, mencegah penyakit pembuluh darah, mengatasi gangguan pencernaan, infeksi usus, rematik, dan migren (Tim Redaksi Vitahealth, 2004). Rimpang jahe mengandung unsur gizi penting seperti kalsium, magnesium, zat besi, beta karoten dan vitamin C. Zat besi yang terkandung dalam jahe dapat digunakan untuk mencegah anemia pada saat haid. Sedangkan kalsium dan vitamin C dalam jahe berguna untuk menenangkan saraf dan mengurangi rasa nyeri

18

(Alam & Hadibroto, 2007). Senyawa  shogaol   dan  gingerol   juga berfungsi sebagai anti mual. Kedua senyawa ini memiliki sifat antioksidan yang lebih tinggi daripada vitamin E (Khomsan & Anwar, 2006). Peradangan tubuh yang terjadi akibat sistem autoimun dalam mengeluarkan zat yang bernama prostaglandin yang menyebabkan rasa sakit di daerah peradangan. Obat golongan NSAID dapat meredakan nyeri ini dengan cara memblok  prostaglandin  yang menyebabkan nyeri. Pengobatan dengan menggunakan NSAID memiliki efek samping yang berbahaya terhadap sistem tubuh lainnya (nyeri lambung dan resiko kerusakan ginjal). Jahe mengandung gingerol   yang mampu memblokir prostaglandin (Wibowo, 2004). Penelitian menunjukan bahwa jahe memiliki efektivitas yang sama dengan asam mefenamat dan ibuprofen dalam mengurangi rasa nyeri pada dismenore  primer. Selain itu tidak ditemukan efek samping yang parah dari  jahe (Ozgoli, Goli, & Moattar 2009). Penelitian lain juga menunjukan bahwa  jahe memiliki efek sebagai anti ulseratif di dalam lambung sehingga aman untuk lambung (Yahya, et al, 1989). Seperti halnya rempah-rempah lain (misalnya jahe), asam jawa juga diyakini mengandung komponen bioaktif yang bersifat antioksidan yaitu  pencegah radikal bebas yang dapat merusak sel tubuh. Komponen bioaktif asam jawa juga dapat berinteraksi dengan reaksi-reaksi fisiologis, sehingga mempunyai kapasitas antimikroba, anti pertumbuhan sel kanker dan sebagainya. Jenis asam yang terkandung dalam buah asam jawa adalah asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, asam asetat, asam askorbat dan

19

asam laktat. Kandungan asam tersebut antara lain berfungsi untuk memudahkan

buang

air

besar,

melancarkan

peredaran

darah,

dan

mendinginkan suhu tubuh. Total kadar asamnya mencapai 12,3%-23,8% sebagian besar berupa asam tartrat. Selain itu daging buah asam juga mengandung 30-40% gula. Kandungan energinya cukup tinggi yaitu 239 kkal  per 100 gr buah. Oleh karena itu kombinasinya dengan gula merah akan menghasilkan kesegaran terutama akibat dari energi yang dihasilkan. Kombinasi penggunaan rempah lain dengan asam jawa dapat meningkatan aktivitas antioksidannya (Astawan, 2009). Kandungan asam sitrat di dalam asam jawa bermanfaat mengurangi ekskresi kalsium dan membantu mencegah terbentuknya batu ginjal. Sedangkan asam tartrat merupakan antioksidan yang baik (Saparinto & Hidayati, 2006). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa jahe memiliki efektivitas yang sama dengan ibuprofen dalam mengurangi nyeri. Secara umum ibuprofen dikenal sangat cepat dan efektif diserap setelah pemberian peroral. Puncak konsentrasi di dalam plasma sangat singkat yaitu antara 15 menit-1 jam. Kerja dari ibuprofen pun sama dengan jahe yaitu dengan menghambat sintesis  prostaglandin. Obat-obat/herbal yang sejenis dengan ibuprofen sangat mudah diabsorbsi oleh sistem gastrointestinal. Waktu paruh obat adalah waktu yang diperlukan obat untuk dimetabolisme. Waktu paruh ibuprofen relatif singkat (Kee & Hayes, 1996). Penelitian Marlina (2012) menunjukan bahwa dari 17 siswi SMA yang mengalami nyeri dismenore  berat mengalami penurunan nyeri menjadi nyeri sedang, 11 siswi yang mengalami nyeri sedang

20

mengalami penurunan menjadi nyeri dengan intensitas ringan. Penurunan nyeri ini dialami 15 menit setelah para siswi meminum minuman kunyit asam. Curcumin yang terkandung dalam kunyit mampu menghambat sintesis  prostaglandin sama halnya seperti gingerol dalam jahe (Marlina, 2012). 8. Jenis Ramuan dan Pengolahan Ramuan atau jamu nyeri haid terdiri dari bahan yang mempunyai khasiat sebagai pengurang nyeri, pereda kejang, dan peluruh haid. Bahan bahan yang diperlukan untuk membuat ramuan nyeri dismenore  adalah sebagai berikut (Suharmiati & Handayani,2006): a.

Jahe merah (pengurang nyeri) 10 gram.

 b.

Buah asam kawak (peluruh haid dan pereda kejang) 10 gram.

c.

Gula merah atau aren (pemanis) 10 gram.

d.

Air 400 ml. Cara pembuatan dan konsumsi ramuan adalah sebagai berikut:

 jahe dikupas, dicuci, kemudian dipotong-potong. Seluruh bahan direbus sampai tersisa 200 ml. Air rebusan tersebut diminum 1 kali sehari sampai nyeri hilang.

21

B. Kerangka Teori

Berdasarkan penjabaran teori dari Hamilton (2009), Harmanto (2006), Wibowo (2004), Tim redaksi vitahealth (2004), Astawan (2009), Suharmiati handayani (2006) yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik kerangka teori sebagai berikut:

 Nyeri haid atau dismenore adalah kejang otot (spasmodik) di perut bagian bawah, menyebar ke sisi dalam paha atau bawah  pinggang menjelang haid atau selama haid. Manifestasi dismenore: Muntah, mual, capek, sakit daerah bawah pinggang, lemas,  pusing.

Endometrium mengalami peningkatan  prostaglandin. Ini menyebabkan kontraksi myometrium meningkat,  penyempitan pembuluh dara, sehingga terjadi iskemi dan n eri.

Penatalaksanaan nyeri haid secara non farmakologis: 1. Istirahat. 2. Olahraga. 3. Yoga. 4. Orgasme. 5. Kompres hangat. 6. Ditraksi, massage dan relaksasi. 7. Ramuan rempah (jahe & asam) mengandung gingerol, shogaol dan antioksidan dapat memblok prostaglandin sehingga menurunkan nyeri.

Penatalaksaan nyeri haid secara farmakologis: 1. Obat anti  peradangan non steroid (misalnya ibuprofen dan asam mefenamat. 2. Pil KB dosis rendah.

Gambar 2.3 Kerangka Teori

22

C. Kerangka Konsep

VARIABEL BEBAS:

VARIABEL TERIKAT:

Ramuan rempah dari jahe dan asam kawak.

 Nyeri dismenore primer pada mahasiswi angkatan 2010-2012 keperawatan Universitas Jenderal Soedirman.

Keterangan: = diteliti Gambar 2.4 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah prediksi dari suatu penelitian. Hipotesis  penelitian harus dinyatakan secara jelas, tepat, d an dapat diukur (Saryono, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minuman rempah dalam mengurangi skala nyeri pada penderita dismenore  primer sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman. Jahe dan asam yang digunakan untuk membuat ramuan memiliki efek yang diharapkan dapat mengurangi skala nyeri. Dari penjelasan tersebut, maka dapat ditarik hipotesis kerja (Ha) sebagai berikut: Ha: Ramuan rempah (jahe merah dan asam kawak) memiliki pengaruh dalam mengurangi skala nyeri dismenore  primer pada mahasiswi jurusan keperawatan angkatan 2010-2012 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan desain studi pre eksperimen one group pre and post tes design yaitu dengan menggunakan satu kelompok responden di mana kelompok tersebut diberikan  perlakuan. Pengukuran dilakukan sebelum dan setelah perlakuan. Adanya  perbedaan hasil pengukuran dianggap sebagai efek dari perlakuan (Saryono, 2011). Kelompok yang diteliti sebelumnya diukur skala nyerinya lalu diberi  perlakuan yaitu dengan meminum ramuan rempah jahe asam. Setelah diberikan perlakuan, kelompok ini diukur kembali skala nyerinya 15 menit kemudian. 15 menit ini didapat dari penelitian sebelumnya tentang pengaruh minuman kunyit asam yang menunjukan penurunan tingkat nyeri terjadi ratarata setelah 15 menit perlakuan (Marlina, 2002). O1

X

O2

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: O1 =  pengukuran skala nyeri menggunakan NRS sebelum diberi ramuan

rempah. X = pemberian ramuan rempah jahe dan asam.

24

O2 =  pengukuran skala nyeri menggunakan NRS setelah diberi ramuan

rempah 15 menit kemudian. 2. Cara Pendekatan a.

Ramuan yang telah siap dikonsumsi dan lembar skala nyeri diberikan  pada responden.

 b.

Responden meminum ramuan tersebut.

c.

Skala nyeri diukur sebelum responden meminum ramuan dan 15 menit setelah meminum ramuan.

3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus jurusan keperawatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

B. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah mahasiswi jurusan keperawatan Universitas Jenderal Soedirman angkatan 2010-2012 sebanyak 180 orang. 1. Teknik pengambilan sampel Berdasarkan peluang kesempatan, maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah  purposive sampling. Purposive sampling disebut  juga  judgement sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2008).

25

2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi: a.

Mahasiswi yang mengalami dismenore primer.

 b.

Mahasiswi yang siklus haidnya teratur (1 bulan sekali mengalami haid).

c.

Mahasiswi yang terbiasa, suka, dan tidak memiliki alergi terhadap bahan rempah maupun jamu tradisional.

d.

Bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi:

a.

Mahasiswi yang mengalami kelainan sistem reproduksi.

 b.

Mahasiswi yang sudah menikah.

c.

Mahasiswi yang terbiasa menggunakan terapi untuk mengurangi nyeri haid (contoh: analgesik atau kiranti).

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Hampir seluruh aspek pada manusia memiliki variasi. Beberapa jenis variabel adalah sebagai berikut (Saryono, 2011): 1. Variabel bebas (independent variable): Variabel yang merangsang variabel target. 2. Variabel terikat (dependent variable): Variabel yang timbul akibat efek dari penelitian.

26

Pada penelitian ini variabelnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent variable) : ramuan rempah jahe asam. 2. Variabel terikat (dependent variable) : nyeri dismenore  primer mahasiswi keperawatan

angkatan

2010-2012

Universitas

Jenderal

Soedirman

Purwokerto.

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

 No

Variabel

1.

Ramuan rempah.

2.  Nyeri dismenore  primer.

Definisi Variabel

Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala Data

Ramuan yang terdiri dari jahe merah 10 gram, asam 10 gram, gula merah 10 gram, dan air 400 ml. Jahe dikupas, dicuci dan diiris. Semua bahan dimasukan ke dalam air dan direbus hingga air tersisa 200 ml. Minuman ramuan rempah ini diminum 1 kali dan langsung habis ketika merasa nyeri dismenore yaitu 2 hari  pertama haid.

Air yang digunakan untuk merebus ramuan rempah diukur menggunakan gelas ukur. Bahan yang digunakan ditimbang dengan menggunakan timbangan.

Air yang digunakan sebanyak 400 ml untuk  perebusan. Ramuan rempah yang telah matang melalui  proses  perebusan sebanyak 200 ml.

-

 Nyeri yang terjadi saat haid diukur sebelum meminum ramuan rempah dan 15 menit setelah meminum ramuan rempah jahe asam. Pengukuran

Alat ukur nyeri menggunakan lembar penilaian nyeri NRS.

 Nilai nyeri Rasio digambarkan dengan menggunakan angka 0-10 dimana angka 0 menggambarkan

27

dilakukan dengan cara melingkari angka pada lembar penilaian nyeri.

keadaan tidak nyeri dan angka 10 menggambarkan keadaan nyeri hebat (tidak dapat  beraktivitas).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih  baik sehingga mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tertutup yaitu berupa lembar penilaian skala nyeri Numeric Rating Scale

(NRS)

dan

lembar

petunjuk

pembuatan

ramuan

rempah

serta

 penggunaannya.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila sudah ada instrumen pengumpul data yang standar, maka bisa digunakan oleh peneliti (Saryono, 2011). Peneliti tidak melakukan uji validitas dan realibilitas alat ukur atau instrumen. Alat ukur yang digunakan adalah skala nyeri NRS. Skala nyeri NRS sudah terbukti secara klinis validitas dan realibilitasnya.

28

G. Jalannya Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1.

Jalannya Penelitian Prosedur penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam tiga tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, pengumpulan data. a. Tahap persiapan terdiri dari konsultasi pembimbing, studi pustaka, menyusun proposal penelitian, dan melaksanakan ujian seminar proposal.  b. Tahap pelaksanaan terdiri dari mengurus perijinan serta menyiapkan instrumen dan ramuan rempah. Instrumen penelitian berupa lembar  penilaian skala nyeri NRS. Pembuatan ramuan rempah dilakukan 3 hari sekali dikarenakan masa kadaluarsa ramuan adalah 3 hari setelah proses  pembuatan. c. Tahap pengumpulan data terdiri dari memilih sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, mengumpulkan sampel dan menjelaskan tentang proses penelitian, membagikan instrumen berupa lembar penilaian skala nyeri dan ramuan rempah, dan mengumpulkan data yang telah dilengkapi oleh responden. Setelah data terkumpul kemudian diproses dan dianalisis. Data yang dianalisis disusun menjadi laporan akhir dibawah bimbingan dosen pembimbing.

2.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah observasi, khususnya observasi eksperimental. Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan  pada hasil perlakuan. Instrumen observasi berupa blanko atau format  pengamatan (Saryono, 2011). Peneliti membagikan blanko atau lembaran

29

 berupa lembar penilaian skala nyeri NRS yang diisi oleh responden sebelum  perlakuan dan sesudah perlakuan. Peneliti juga membagikan ramuan siap konsumsi kepada responden. Ramuan diminum ketika nyeri dismenore mulai dirasakan. Sebelum responden meminum ramuan tersebut, responden diminta melingkari angka yang terdapat di dalam lembar penilaian skala nyeri NRS. Pengukuran kembali dilakukan 15 menit setelah responden meminum ramuan tersebut.

H. Analisis Data

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut (Saryono, 2011): 1.  Editing, yaitu kegiatan penyusunan data yang telah terkumpul dan melakukan  pengecekan kelengkapan data untuk mengoreksi kesalahan. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan. 2.

Coding, yaitu kegiatan pengklasifikasian hasil dari para responden sehingga mempermudah dalam pengujian hipotesis.

3.  Encoding dan  scoring , yaitu kegiatan penilaian terhadap hasil yang perlu dinilai/skor. 4.

Tabulating , yaitu menyajikan data-data yang telah diproses sebelumnya ke dalam suatu tabel. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan

 bivariat. Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat merupakan analisis untuk mengetahui interaksi dua variabel (Saryono, 2011).

30

Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden yaitu usia responden sedangkan analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minuman jahe asam dalam mengurangi skala nyeri dismenore.  Data yang telah diperoleh kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov  karena sampel  penelitian lebih dari 50 orang (Dahlan, 2008).

Hasil dari uji normalitas

menunjukkan bahwa data skala nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberi  perlakuan distribusinya tidak normal, maka dari itu peneliti menggunakan uji alternatif dari t test  berpasangan yaitu uji wilcoxon.

I. Etika Penelitian

Dalam penelitian yang melibatkan manusia atau hewan, peneliti harus memperhatikan isu etik. Beberapa yang harus diperhatikan dalam penelitian ini antara lain (Saryono, 2011): 1. Mencantumkan nama dan sumber apabila mengutip karya orang lain. 2.  Informed consent.  Tujuan informed consent adalah supaya responden mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Responden dapat menentukan bersedia ataupun menolak menjadi sampel  penelitian. 3.  Anonymity yaitu tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode.

31

4. Kerahasiaan (confidentiality)

yang

merupakan

masalah

etika

dengan

memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengaruh minuman rempah jahe asam dalam mengurangi skala nyeri pada dismenore  primer mahasiswi keperawatan angkatan 2010-2012 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto telah dilaksanakan selama 55 hari dari tanggal 1 Maret 2013 sampai dengan 24 April 2013. Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling di mana responden  penelitian diambil berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang. Responden diberi minuman rempah sebanyak satu kali dalam 1 bulan pada saat dismenore. Penilaian skala nyeri dismenore  dilakukan sebelum (pre-test)  meminum ramuan rempah dan 15 menit setelah (post -test) meminum ramuan rempah menggunakan skala nyeri NRS. Analisis data yg didapat dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Wilcoxon  karena distribusi data tidak normal sehingga tidak dapat dilakukan analisis menggunakan t test   berpasangan. 1. Karakteristik Usia Responden Karakteristik usia responden mahasiswi keperawatan angkatan 2010-2012 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

33

Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden Mean

Median

Minimum

Maximum

19,5

19,5

18

21

usia

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata usia responden adalah 19,5 tahun dengan minimum usia 18 tahun dan maximum 21 tahun. 2. Hasil pengukuran skala nyeri pre dan post  a. Skala nyeri pre Berdasarkan data penelitian yang diperoleh pada responden yang telah mengkonsumsi minuman rempah jahe dapat dilihat terdapat perubahan skala nyeri dismenore. Distribusi frekuensi skala nyeri dismenore  sebelum diberikan intervensi (pre) dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri dismenore sebelum meminum ramuan rempah  No 1 2 3 4 5 6

Skala Nyeri Sebelum 2 3 4 5 6 7 Total

Frekuensi (n) 8 20 22 13 6 1 70

Persentase (%) 11,4 28,6 31,4 18,6 8,6 1,4 100

Skala nyeri sebelum diberi perlakuan yang paling banyak dialami oleh responden terdapat di angka 4 atau skala nyeri sedang dengan frekuensi 22 atau persentase 31,4 %.  b. Skala nyeri post  Hasil pengukuran skala nyeri dismenore  setelah intervensi (post) dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

diberikan

34

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan skala nyeri dismenore 15 menit setelah meminum ramuan rempah  No 1 2 3 4 5 6

Skala Nyeri Sesudah 0 1 2 3 4 5 Total

Frekuensi (n) 22 27 9 7 4 1 70

Persentase (%) 31,4 38,6 12,9 10 5,7 1,4 100

Skala nyeri setelah perlakuan yang paling banyak ditemui pada responden terdapat di angka 1 atau skala nyeri ringan dengan frekuensi 27 atau 38,6 %. 3. Menganalisa pengaruh konsumsi minuman ramuan rempah jahe asam terhadap  penurunan skala nyeri dismenore primer Untuk menilai adanya pengaruh pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik. Salah satu syarat dalam t test   berpasangan adalah data wajib terdistribusi normal. Peneliti telah melakukan uji normalitas  Kolmogorov Smirnov dan menunjukan hasil data tidak terdistribusi normal, oleh karena itu analisis hasil penelitian dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji alternatif Wilcoxon. Hasil analisis dengan menggunakan uji Wilcoxon dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Nilai rata-rata skala nyeri dismenore  sebelum (pre) dan sesudah (post) meminum ramuan rempah jahe asam Variabel Skala nyeri pre Skala nyeri post  

Minimum 2 0

Maximum 7 5

Median 4 1

SD 1,19 1,24

 p value 0,000

35

Skala nyeri terendah yang ditemui sebelum perlakuan terdapat di angka 2 dan tertinggi di angka 7. Skala nyeri terendah sesudah perlakuan terdapat di angka 0 dan tertinggi di angka 5. Nilai tengah dari skala nyeri pre didapatkan angka 4 sedangkan dari skala nyeri post didapatkan angka 1. Hasil uji analisis statistik parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon menunjukan bahwa nilai p= 0,00 dengan taraf signifikansi 5 % (0,05). Dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima. P= 0,00 < 0,05 menunjukan bahwa minuman ramuan rempah jahe asam memiliki pengaruh dalam mengurangi skala nyeri dismenore primer pada mahasiswi.

B. Pembahasan

1. Karakteristik usia responden Berdasarkan pada hasil pengambilan data yang telah didapatkan rata-rata usia responden adalah 19,5 tahun dengan usia minimum 18 tahun dan maximum 21 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu  penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Puspitasari (2008) tentang faktorfaktor yang mempengaruhi kejadian dismenore primer. Penelitian menunjukan  bahwa dismenore  primer lebih banyak ditemukan pada rentang usia 15-25 tahun dengan persentase 87% pada jumlah responden 100 orang. Penelitian lainnya oleh Ortiz (2010) menunjukan bahwa rata-rata usia responden yang mengalami dismenore adalah 17-35 tahun.

36

 Dismenore primer umumnya dimulai pada 1-3 tahun setelah haid pertama (menarche). Kasus ini bertambah berat beberapa tahun hingga usia 23-27 tahun (Morgan & Hamilton, 2009). 2. Skala nyeri dismenore pre dan post Sebagian besar responden mengalami penurunan skala nyeri  pre yaitu  berada di skala 4 atau nyeri sedang dengan persentase 31,4%, sedangkan pada  pengukuran  post sebagian responden mengalami nyeri di skala 1 atau nyeri ringan dengan persentase 38,6%. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Marlina (2012) tentang pengaruh minuman kunyit asam terhadap nyeri dismenore  primer yang menunjukan bahwa ada penurunan skala nyeri berat menjadi sedang dan skala nyeri sedang menjadi ringan.  Ramuan yang diberikan mampu mengurangi nyeri responden sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari. 3. Pengaruh minuman rempah jahe asam untuk mengurangi skala nyeri dismenore  primer pada mahasiswi keperawatan Berdasarkan uji statistik Wilcoxon  didapat nilai p sebesar 0,000. Dengan demikian nilai p lebih kecil dari nilai

(5%) atau 0,05 sehingga Ha diterima

yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari minuman ramuan rempah jahe asam dalam mengurangi skala nyeri dismenore primer mahasiswi keperawatan universitas jenderal soedirman angkatan 2010-2012. Minuman jahe asam dikonsumsi saat nyeri dismenore  dirasakan. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum meminum ramuan rempah dan 15 menit setelah meminum ramuan rempah. Hasil penelitian ini didukung oleh

37

 penelitian lain tentang efek klinis jahe dalam mengobati dismenore  primer sebanyak 209 responden yang terbagi menjadi kelompok perlakuan 105 orang dan kontrol 104 orang. Pengukuran skala nyeri dilakukan sebelum dan sesudah  perlakuan dimana ditemukan hasil p= 0,01 yang artinya p
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF