BAB I Pengantar, Pengertian, Metodologi Akuntansi

September 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAB I Pengantar, Pengertian, Metodologi Akuntansi...

Description

 

BAGIAN 1  PENGANTAR, PENGERTIAN AKUNTANSI DAN TEORI AKUNTANSI, METODOLOGI AKUNTANSI

  PENGANTAR TEORI AKUNTANSI



Dalam teori akuntansi, sudah berbeda dengan pengantar akuntansi. Karena di dalam teori akuntansi kita sudah tidak perlu lagi mencatat inventory, kas, account receivable, dan sebagainnya. Sebab di dalam teori akuntansi dan saat  bekerja di suatu perusahaan, nantinya n antinya kita akan menemukan akun-akun yang tidak kita pelajari di pengantar akuntansi, sehingga kita sudah harus tau apabila ada sesuatu yang masuk maka akan ada yang keluar (menggunakan nalar tapi tetap sesuai dengan transaksi yang terjadi). Misalkan ada aset tetap, jangan dilihat hanya dari manfaatnya saja, tapi kita harus melihat bahwa aset tersebut dari perusahaannya, tidak bisa dialokasikan sebagai aset tetap, sehingga kita harus melihat dari aspek hukunya juga, perlakuan auditnya, dsb. Beda halnya dengan perusahaan yang dikonsolidasi, maka nanti  pencatatannya pun berbeda dengan perusahaan yang tidak berkonsolidasi, berkonsolidasi, dan terkadang ada juga akun-akun yang tidak terdapat dalam pengantar akuntansi. Sehingga kita harus benar-benar memahami mengenai akuntansi tersebut. Tidak hanya di hafal tapi tau realita/kenyataan dari akuntansi itu sendiri.   PENGERTIAN AKUNTANSI DAN TEORI AKUNTANSI Menurut Hendriksen, Akuntansi adalah seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat hipotesis, konseptual, dan pragmatis yang membentuk rangkaian referensi umum untuk bidang pengetahuan tertentu. Penalaran logis dapat terbentuk dari prinsip-prinsip yang luas dengan terdiri: 1.  Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik akuntansi 2.  Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang



 baru. Teori akuntansi adalah susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi yang dimaksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul. Hendricksen mendefiniskan teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum yang: 1.  Memberikan kerangka acuan yang umum sehingga praktik akuntansi dapat dinilai. 2.  Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti  perkembangan ekonomi, ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

1

 

Teori akan diterima langsung dengan cara baik itu melalui penjelasan dan  prediksi secara nyata, tersusun baik secara teoritis maupun empiris, serta implikasi yang dapat diterima itu sendiri. Kesimpulannya adalah Teori Akuntansi adalah konsep modern yang berbanding dengan matematika maupun fisika dan meskipun mengenai double-entry, akuntansi difokuskan dalam praktek dokumentasi dan tidak dijelaskan berdasarkan dalam teoritis  basis.   METODOLOGI AKUNTANSI A.  Pendekatan terhadap Teori Akuntansi Banyak pendekatan yang digunakan dalam upaya pemecahan masalahmasalah yang ruwet dalam akuntansi, seperti: 1.  Pendekatan Pajak Dalam pendekatan pajak, undang-undang itu penting dalam mengangkat praktik akuntansi yang raya-rata menjadi praktik yang standarnya dipakai perusahaan-perusahaan yang lebih baik pada saat itu. Hal ini menciptakan suatu perbaikan dalam praktik akuntansi umum dan dalam mempertahankan konsistensi. Selain itu ketentuan mengenai penyusutan yang dicakup dalam Excise Act 1909 dan dalam



undang-undang selanjutnya telah menyebabkan digunakannya metode penyusutan yang sistematis, pencarian konsep-konsep  penyusutan yang lebih baik, dan penggunaan penggunaan metode yang lebih tepat untuk menghitung biaya penyusutan. Di samping itu, persyaratan dalam Act 1918, yang mewajibkan persediaan diperhitungkan dalam  penentuan penghasilan, telah menyebabkan meluasnya diskusi yang  berkaitan dengan metode penilaian yang tepat. Akan tetapi, aturan-aturan pajak penghasilan mempunyai pengaruh yang merugikan pada teori dan prinsip akuntansi dalam banyak  bidang. Kecenderungan Kecenderungan untuk menerima menerima ketentuan pajak penghasilan sebagai prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum ini patut disayangkan. Intinya, pengaruh pemajakan penghasilan perusahaan pada akuntansi di Amerika Serikat dan negara-negara lain memang besar, tetapi sebagian besar bersifat tidak langsung. Undang-undang pajak itu sendiri tidak menjadi perintis jalan dalam pemikiran akuntansi. Walaupun undang-undang pendapatan memang mempercepat dianutnya praktik-praktik akuntanso yang baik dan karenanya menghasilkan analisis yang lebih kritis atas prosedur dan konsep akuntansi yang sudah diterima, undangh-undang itu juga menjadi  penghambat dalam percobaan dan penerimaan teori yang yang baik. 2.  Pendekatan Legal Pendekatan yang menyarankan untuk memperoleh pendapatan hukum (legal) dalam menganalisis situasi-situasi yang ada. Tentu saja seperti banyak yang dikatakan sebagian orang, suatu penjualan harus diakui bila hak milk legal berpindah. Tapi sayangnya pendekatan ini tidak semudah yang dibayangkan, karena biasanya hak berpindah bila

2

 

 persidangan yang mengadili kasus memutuskan bahwa hak memang sudah berpindah. FASB, dalam menetapkan suatu kerangka dasar konseptual untuk akuntansi, menyelidiki penggunaan hukum untuk menetapkan  prinsip-prinsip akuntansi. Mereka menyelidiki bahwa dalam banyak situasi selalu ada masalah ekonomi selain masalah legal. Intinya walaupun undang-undang memberikan banyak contoh yang dapat memicu pemikiran mengenai masalah-masalah dalam teori akuntansi, tetapi undang-undnag terkadang tidak bisa menjadi faktor  penentunya. 3.  Pendekatan Etika Pendekatan etika terhadap teori akuntansi menekankan konsepkonsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran, tetapi setiap konsep ini menemukan jalannya sendiri untuk sampai apda kerangka dasar konseptual yang diciptakan oleh FASB. Pertimbangan seperti tidak adanya kesengajaan untuk memihak dan kejujuran penyajian dianggap sebagai karakteristik yang perlu dalam sistem akuntansi yang andal. Netralitas, yang berarti bahwa informasi tidak boleh dipoles agar mempengaruhi perilaku ke arah tertentu, adalah sifat yang sangat penting dalam penetapan standar. Pertimbangan etika, mempunyai pengaruh yang meresap di seluruh aspek akuntansi. Tidak sedikit orang yang tampaknya menggunakan istilah kebenaran dengan arti sesuai dengan fakta, yang ekuivalen dengan konsep kejujuran penyajian. Akan tetapi, tidak semua yang mengacu  pada kebenaran dalam d alam akuntansi definisi yang sama mengenai fakta. Sebagaimana mengacu pada fakta akuntansi sebagai data yang objektif dan dapat diuji. Jadi, biaya historis merupakan fakta akuntansi  bagi mereka. Tidak sedikit juga orang yang mengasosiasikan istilah kebenaran dengan dalil atau pernyataan yang menurut mereka merupakan prinsip-prinsip yang sudah mapan. Orang-orang yang sama juga beranggapan pengakuan keuntungan pada penjualan aktiva merupakan pelaporan keadaan yang sebenarnya. Jadi, aturan mengenai pengakuan pendapatan digunakan sebagai  pedoman untuk menentukan kebenaran-bukan sebaliknya. Hal ini menyebabkan kebenaran laporan-laporan keuangan tergantung pada keabsahan fundamental aturan dan prinsip yang telah diterima. Ini merupakan fondasi yang tidak memadai untuk mengukur kebenaran. 4.  Pendekatan Ekonomi Bagian-bagian berikut ini menjelaskan tiga jalur yang berlainan dalam mengambil pendekatan ekonomi terhadap akuntansi: makroekonomi, mikroekonomi, dan sosial korporasi. -  Makroekonomi Dalam penyusunan teori akuntansi menekankan  pengendalian perilaku indikator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktik akuntansi. Menekankan pada konsep kesejahteraan ekonomi secara umum. Pendekatan

3

 

makroekonomi juga menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan yang lebih luas daripada perusahaan, seperti industri atau perekonomian nasional. Kriteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah: a.  Kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajiakn realitas ekonomi  b.  Pemilihan teknik-teknik akuntansi harus tergantung pada konsekuensi ekonomi. Walaupun sebgaian besar negara melaksanakan kebijakan makroekonomi melalui kebijakan moneter dan fiskal serta  pengendalian langsung, beberapa negara khususnya Swedia,  berupaya untuk mendasarkan konsep dan praktik akuntansi pada sasaran makroekonomi. Salah satu dampak pendekatan ini adalah  bahwa tujuan melaporkan penghasilan yang stabil dari tahun ke tahun mengesahkan digunakannya cadangan dan kebijakan  penyusutan yang fleksibel. -  Mikroekonomi Pendekatan mikroekonomi terhadap teori akuntansi mencoba menjelaskan pengaruh prosedur pelaporan alternatif pada  pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan  perusahaan. Teori akuntansi modern, yang didasarkan pada mikroekonomi, oleh karenanya berfokus pada perusahaan sebagai satuan usaha ekonomi yang kegiatan utamanya mempengaruhi  perekonomian melalui operasi di pasar. Pandangan ini yang dianut oleh FASB dalam Kerangka Dasar Konseptualnya. Pendekatan ini mengambil sebagai fundamennya dasar pemikiran (premis) bahwa informasikeuangan memiliki konsekuensi ekonomi yang tidak dapat dielakkan. Pendekatan ini untuk saat ini dikatakan bahwa para ahli teori akuntansi dalam bidang ini cenderung untuk berpendapat bahwa, selama kesulurahan dakta diungkapkan, tidaklah begitu penting  bagaimana fakta-fakta itu diungkapkan. Setiap kepentingan lainnya dalam masalah itu akan berkisar seputar mengapa manajemen tertarik pada angka penghasilan yang lebih tinggi dan  bukan yang lebih rendah. -  Akuntansi Sosial Korporasi. Pandangan mikroekonomi terhadap akuntansi tidak mesti mencakup semua pengaruh perusahaan pada masyarakat. Biaya  polusi lingkungan, lingkungan, pengangguran, kondisi kerja yang tidak sehat, dan masalah-masalah sosial lainnya biasanya tidak dilaporkan oleh perusahaan, kecuali sejauh biaya-biaya itu ditanggung langsung oleh perushaaan melalui pemajakan dan regulasi. Pengakuan atas peranan yang lebih luas yang dimainkan korporasi juga ditemukan dalam teori ekuitas perusahaan. Selain itu FASB secara formal mengakui dalam kerangka dasar

4

 

konseptualnya bahwa ada banyak pihak selain para pemilik yang tertarik pada informasi keuangan. Pihak-pihak tersebut mencakup  para kreditor, pelanggan, serikat buruh, guru, dan para mahasiswa. Teori akuntansi modern juga, mengakui bahwa informasi itu sendiri adalah barang publik dengan sifat yang mirip dengan eksternalitas. Dalam keadaan seperti itu, etika memainkan peranan  penting. Pendekatan suatu usaha (entity) yang disukai oleh FASB mengasumsikan bahwa perusahaan bukan hanya memang, tetapi  juga harus, memaksimalkan laba mereka. Alasan untuk yang terakhir adalah teorema ekonomi bahwa dalam perekonomian  pasar, hal itu membawa pada hasil yang secara etika diinginkan. Para akuntan sosial menanggapi dengan menyatakan bahwa  barang publik mementahkan hasil ini, dan mengharuskan agar dipakai pendekatan etika yang lebih luas. 5.  Pendekatan Perilaku Fokus dalam pendekatan ini adalah pada relevansi informasi yang dikomunkasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku  berbagai individu atau kelompok sebagai akibat dari disajikannya informasi akuntansi, serta mengandalkan diri sendiri pada pandangan pandangan psikologi dan sosiologi dalam perkembangan teori akuntansi. Pendekatan perilaku terhadap teori akuntansi telah mendorong para akuntan akademik maupun praktisi untuk mencari tujuan dasar akuntansi serta jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pertanyaan-pertan yaan yang ada. Pemakai terpenting laporan akuntanso, yang disajikan kepada mereka yang berada di luar perusahaan, biasanya biasan ya dianggap mencakup  para pemegang saha, investor, kreditor, dan bahan-bahan pemerintah. Akan tetapi, teori-teori oerilaku juga memperhitungkan pengaruh laporan eksternal apda keputusan manajemen dan efek umpan balik (feedback effect) dari tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teoriteori perilaku mencoba mengukur dan mengevaluasi pengaruh pengaruh ekonomi, psikologi, dan sosiologis yang ditimbulkan oleh  prosedur-prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporan. Pendekatan perilaku terhadap teori akuntansi telah mendorong para akuntan akademisi maupun praktisi untuk mencari tujuan-tujuan dasar akuntansi serta jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan yang ada. 6.  Pendekatan Struktural Pendekatan ini memfokuskan pada stuktur sistem akuntansi itu sendiri. Sebagian besar dasar pemikiran dalam pendekatan ini, khususnya pada tingkat lokal, dilakukan dengan analogi. Pendekatan ini mencoba untuk memperlakukan hal-hal yang serupa dengan cara yang serupa. Pertimbangan mengenai titik mana yang paling tepat untukmengakui peristiwa tertentu biasanya didasarkan oada saat yang dipilih untuk mencatat peristiwa-peristiwa lain. Dengan kata lain, para akuntan mencoba untuk mengklasifikasikan transaksi-transaksi yang

5

 

serupa dengan cara yang serupa atau, lebih formalnya, mengupayakan adanya konsistensi dalam mencatat dan melaporkan transaksi. Terlihat jelas dari kasus yang ada bahwa baik auditor maupun manajemen mengambil pendekatan struktural. Konsistensi menjadi tema perdebatan yang pertama bagi perusahaan dan para  pengkritiknya. Dengan menggunakan pengiriman sebagai titik  pengakuan penjualan dalam semua transaksi sebelumnya. Selalu merencanakan untuk terus menggunakan titik tersebut dengan keyakinan bahwa penjualan yang baru serupa dengan yang lama. Argumentasi dari para auditor tampaknya adalah bahwa transaksi itu sukup berbeda sehingga tidak dapat ditarik suatu garis sejajar. Penerapan prinsip konsisten tidak diperselisihkan, hanya penerapan spesifiknya saja. B.  Mengklasifikasi Teori-Teori Akuntansi Terdapat tiga cara mengklasifikasikan cara orang-orang untuk mengklasifikasikan teori akuntansi, yaitu: 1.  Teori sebagai Bahasa Banyak yang mengatakan akuntansi adalah bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi) sendiri tentang suatu  perusahaan/organisasi yang dilaporkannya. Terdapat tiga jawaban yang biasanya dijadikan jawaban dari pertanyaan yang selalu di tanyakan oleh para ahli mengenai bahasa yaitu: pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa, semantik adalah ilmu tentang makna bahasa, dan sintaksis adalah ilmu tentang logika atau tata  bahasa. Ciri-ciri akuntansi sebagai bahasa: a.  Simbol atau sifal lexical Akuntansi memiliki simbol-simbol, istilah, kata-kata yang kadang hanya dimengerti oleh mereka yang mengetahui atau menguasai akuntansi, seperti Neraca, Laba Rugi, Perkiraan, Debet Kredit, Jurnal, Buku Besar dll.  b.  Tata aturan atau Grammatical Rules Kalau bahasa memiliki tata bahasa maka akuntansi juga memiliki aturan, seperti aturan dalam penempatan pos  berdasarkan likuiditas, aturan pengakuan pendapatan,  pengakuan biaya, proses pemindahbukuan, akrual dan lainlain. Baik pendekatan perilaku maupun pendekatan ekonomi,  bergaya pragmatik, sedangkan pendekatan struktural terutama  bersifat sintaksis. Semantik penting karena idealnya informasi keuangan memiliki kandungan ekonomi atau fisik yang disepakati  baik oleh pembuatan maupun pemakaian informasi itu. Angkaangka dan klasifikasi akuntansi bervariasi dalam hal derajat  penafsiran yang dapat disimpulkan oleh pembaca laporan akuntansi. Peran teori-teori yang menekankan semantik adalah mencari cara-cara untuk memperbaiki penafsiran informasi akuntandi dengan berdasarkan pada pengamatan dan mengalaman

6

 

manusia. FASB, terus bekerja untuk membersihkan neraca dari  pos-pos yang tidak memiliki kandungan kandungan semantis. 2.  Teori sebagai Pemikiran Cara kedua dalam mengklasifikasikan teopri akuntansi adalah dengan menanyakaan argumentasi-argumentasi, merupakan generalisasi menuju hal-hal yang spesifik (pemikiran deduktif) atau hal-hal spesifik menuju generalisasi (pemikiran induktif). Dalam akuntansi, hasil generasi itu sering kali diberi istilah  postulat. Dari postulat-postulat ini, para akuntan berharap dapat menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan menjadi dasar  bagi penerapan yang yang konkrit konkrit atau praktis. Dengan metode deduktif, deduktif,  penerapan dan aturan-aturan praktis disimpulkan dari postulat dan  bukan dari mengamati praktik. Dengan metode induktif, prinsip prinsip disimpulkan dari praktik terbaik yang sedang berlaku. a.  Pemikiran Deduktif, tujuan merupakan bagian yang penting dalam proses deduktif, karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip yang berbeda. Metode yang lebih tepat untuk merumuskan logika dalam pemikiran deduktif ditemukan dalam pendekatan aksiomatik atau pendekatan matematis terhadap teori akuntansi. Dalam metode ini, simbolsimbol simbol matematis diberi ide dan konsep tertentu. Tapi kelemahannya jika salah satu postulat atau premis ternyata salah, kesimpulannya juga akan salah. Selain itu, dianggap terlalu jauh dari realitas untuk dapat menurunkan prinsip prinsip yang realitas dan dapat dilaksanakan, atau untuk menghasilkan dasar bagi aturan praktis. Metode yang lebih tepat untuk merumuskan logika dalam pemikiran deduktif ditemkan dalam pendekatan aksiomatik atau pendekatan matematis terhadap teori akuntansi. Simbol-simbol matematis diberi ide dan konsep tertentu. Kerangka dasarnya diberikan dalam bentuk modelmodel matematis yang menggunakan aljabar matriks atau logika simbolik dan batasan-batasan dapat diterapkan dalam  bentuk pernyataan-pernyataan matematis.  b.  Pemikiran Induktif, terdiri atas penarikan kesimpulan umum dari hal-hal yang spesifik. Argumentasi induktif biasanya dimulai dengan seperangkat contoh khusus yang menyatakan suatu kesatuan lebih besar, dan menyimpulkan suatu generalisasi yernyang kesatuan itu. Biasanya, hal-hal spesifik didasarkan pada pengalaman-pengalaman praktis seperti hasilhasil eksperimen. Ilmu pengetahuan yang mengandalkan  pengalaman diberi itstilah empiris. Teori keuangan yang mengumpulkan data keuangan untuk menarik kesimpulan dapat dianggap empiris. Pendekatan struktural, sebaliknya secara tipikal bersifat

7

 

nonempiris. Hanya karena para pengamat hanya mengamati data mentah saja tidak berarti bahwa mereka tidak memerlukan postulat dan konsep awal tertentu. Keunggulan pendekatan induktif adalah bahwa  pendekatan ini tidak mesti mes ti terbatas pada model struktur yang telah terbentuk sebelumnya. Sedangkan kelemahan utamanya  bahwa para pengamat cenderung dipengaruhi oleh ide-ide di  bawah sadar mengenai apa saja yang merupakan hubungan yang relevan dan data apa yang harus diamati. Kelemahan lainnya adalah bahwa data mentah dalam akuntansi kemungkinan berbeda untuk setiap perusahaan. Hubunganhubungan juga mungkin berbeda, sehingga sukar untuk melakukan generalisasi. 3.  Teori sebagai Panduan (Script) Baik teori induktif maupun deduktif dapat bersifat deskriptif (positif) atau preskriptif (normatif). Teori-teori yang deskriptif mencoba mengemukakan dan menjelaskan informasi keuangan apa yang disajiakan dan dikomunikasikan kepada para pemakai data akuntansi serta bagaimana penyajian dan pengomunikasiannya. Teori-teori normatif mencoba meenentukan data apa yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan. Teoriteori induktif, menurut sifatnya, biasanya bersifat positif, tetapi ini tidak berarti bahwa teori deduktif jadi bersifat normatif. Verifikasi Teori Verifikasi dapat didefinisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau kebenaran, suatu teori. Teori-teori normatif finilai dengan cara yang satu, sedangkan teori-teori positif dengan cara yang lain. -  Teori normatif, dinilai dari kewajaran asumsi-asumsinya. Idealnya, asumsi-asumsi yang menjadi dasar suatu teori normatif, dan dasardasar unruk menilai akseptabilitas asumsi itu, dinyatakan dengan  jelas dalam teori itu sendiri. Orang lain mungkin saja menolak kesimpulan normatif dengan menolak untuk menerima asumsiasumsinya, tetapi dasar ketidaksepakatan itu sendiri terdefinisikan dengan baik. -  Teori-teori deskriptif dievaluasi dengan dua cara yang berbeda tergantung pada apakah teori itu memiliki kandungan empiris atau tidak. Teori-teori sintaksis merupakan teori-teori deskriptif tanpa kandungan empiris. Teori-teori itu hanay dikonfirmasikan hanya dengan logika. Mungkin dari beberapa pemikiran, orang akan berargumentasi: Semua aktiva mempunyai nilai bagi perusahaan. Sebuah sumur minyak yang sudah kering tidak bernilai bagi perusahaan. Oleh karena itu, sumur tidak mungki suatu aktiva.

Itu adalah kesimpulan yang sangat sah, tetapi kita benar-benar harus menyadari bahwa keabsahan pemikiran kita sama sekali tidak tergantung pada arti kata aktiva. Banyak dasar pemikiran dalam

8

 

akuntansi, khususnya dalam pendekatan struktural, bersifat sintaksis. Mungkin saja pemikiran itu secara logika benar tetapi pemikiran itu tidak mempunyai kandungan empiris. Sebaliknya, teori semantis merupakan teori-teori deskriptif yang mempunyai akndungan empiris. Karena teori-teori itu dimaksudkan untuk menyatakan sesuatu tentang dunia nyata. Sama halnya dengan semantis, teori-teori pragmatik juga merupakan teori-teori deskriptif dengan kandungan empiris. Tetapi teori-teori pragmatik menekankan kegunaan akuntansi bagi apra investor dan pihak-pihak lainnya. Verifikasi teori-teori ini tidak terlalu bergantung pada kebenarannya melainkan pada nilai teori-teori bagi pemakainya.

DAFTAR PUSTAKA

Hendrikssen, Eldon S., Teori Akuntansi, 5th Edition. Buku Satu. 2000.

Diperiksa dan disetuji oleh Ketua Kelas

(………………………………)  

NPM 

9

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF