Bab I Pendahuluan
July 1, 2019 | Author: Ova Pradipta | Category: N/A
Short Description
Download Bab I Pendahuluan...
Description
BAB I PENDAHULUAN Penya Penyakit kit Paru Paru Obstru Obstrukti ktiff Kronik Kronik (PPOK) (PPOK) merupa merupaka kan n penye penyebab bab utama morbiditasdan morbiditasdan kematian kematian di seluruh seluruh dunia. dunia. Telah banyak banyak belajar belajar tentang COPDsejak Initiatie !lobal untuk Obstruktif Kronis Penyakit Paru mene menerb rbit itka kan n pert pertam amam amel elap apor orka kan" n" #tra #trate tegi gi !lob !lobal al untu untuk k Diag Diagno nosa sa"" $anaje $anajemen men"" dan Pen%e Pen%egah gahan anCOP COPD" D" pada pada tahun tahun &''. &''. Pengob Pengobata atan n COPD COPD kini kini ditu dituju juka kan n untu untuk k sege segera ra meng menghi hila lang ngka kand ndan an meng mengur uran angi gi dampak dari gejala" serta mengurangi risiko masa depanperistia yang meru merugi gika kan n keseh esehat atan an sepe sepert rtii eksa eksase serb rbas asi. i. Tujuan juan*t *tuj ujua uan n gand ganda a menekankankebutuhan dokter untuk mempertahankan fokus pada kedua jangka pendek dan jangka panjangdampak COPD pada pasien mereka.#ebuah kerangka untuk manajemen COPDyang %o%ok penilaian indiidual penyakit untuk pengobatan ini. (!old"&'+) Tujuan akan lebih memenuhi kebutuhan masing*masing pasien.Di selu seluru ruh h duni dunia" a" fakt faktor or risik risiko o yang yang pali paling ng seri sering ng dite ditemu muii untu untuk k COPD COPD adalah adalahmer meroko okok k tembak tembakau" au" dan dan indoor indoor polusi polusi udara udara yangy yangyang ang terakh terakhir ir yang yang diha dihasi silk lkan an dari dari pemb pembak akar aran an baha bahan n baka bakarr yang yang PPOK PPOK utam utama a lain lainny nyaf afa% a%to torr rris isik iko. o. ,uka ,ukan n pero peroko kok k juga juga dapa dapatm tmen enge gemb mban angk gkan an COPD.COPD.-akt aktor or risiko risiko genet genetik ik yang yang terbai terbaik k didoku didokumen mentas tasika ikan n adalah adalah keturu keturuna nan n parah parah defisi defisien ensi si alfaa alfaanti ntitry trypsi psin. n. Ini menye menyedia diakan kan model model untukbaga untukbagaimana imana lain geneti%ak geneti%aktor tor risiko dianggap dianggap berkontrib berkontribusi usi untuk untuk COPD.(!old" &') Peny enyakit akit Paru Paru Obstr bstru uktif ktif Kron Kronik ik (PP (PPOK)" OK)"u umum mum di%eg i%ega ah danpenyakit yang dapat diobati"ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus*mene terus*menerus rus yang biasanyap biasanyaprogres rogresif if dan berhubung berhubungan an dengan dengan respon respons s inflam inflamasi asi kronis kronis diting ditingka katka tkandi ndi salura saluran n udara udara danpa danparu* ru*par paru u terhadap terhadap partikel partikel atau gas. eksaserba eksaserbasi si dankomorb dankomorbiditas iditas berkontribu berkontribusi si pada pada kese keselu luru ruha han n kera kerasny snya a pada pada pasi pasien en indi indii idu du.D .Def efini inisi si ini ini tida tidak k menggunakan istilahbronkitis kronis dan emfisema /dan tidak termasuk asma (pembatasan aliran udara reersibel).!ejala COPD meliputi0nafas yg sulit" batuk kronis" produksi sputum kronis. (!old" &'+) ,erdasarkan !lobal Initiatie for Chroni% Obstru%tie 1ung Disease (!O1D) &''2" dibagi atas 3 derajat" yaitu 0 derajat (PPOK ringan)" derajat & (PPOK sedang)" derajat 4 (PPOK berat)" derajat 3 (PPOK sangat
1
berat).Penderita PPOK akan datang ke dokter dan mengeluhkan sesak nafa nafas" s" batu batuk* k*ba batu tuk k kron kronis is"" sput sputum um yang yang prod produk uktif tif"" fakt faktor or resi resiko ko (5). (5). #edan #edangka gkan n PPOK PPOK ringan ringan dapat dapat tanpa tanpa keluh keluhan an atau atau gejala gejala.. Dan baku baku emas untuk menegakkan PPOK adalah uji spirometri. ( !old"&''2) Penata Penatalak laksan sanaan aan bisa bisa dibeda dibedakan kan berdas berdasark arkan an deraja derajatt tingka tingkatt keparahan PPOK. PPOK eksaserbasi didefinisikan sebagai peningkatan keluhan6gejala pada penderita PPOK berupa 4P yaitu0 . Peningkatan batuk6 batuk6mem membur burukny uknya a batuk batuk &. Pening Peningkat katan an produk produksi si dahak6 dahak6phl phlegm egm 4. Peningkatan sesak napas.. Komplikasi bisa terjadi gagal nafas" infeksi berula berulang ng dan %or pulmon pulmonal. al. Progno Prognosa sa PPOK PPOK terga tergantu ntung ng dari dari stage stage 6 deraja derajat" t" penya penyakit kit paru paru komorb komorbid" id" penya penyakit kit komorb komorbid id lain.(7iy lain.(7iyant anto o dan 8isyam" &''+) Damp Dampak ak PPOK PPOK pada pada setia setiap p indi indiid idu u terg tergan antu tung ng dera deraja jatt kelu keluha han n (khusunya (khusunya sesak dan penuruna penurunan n kapasitas kapasitas latihan'" efek sistemik sistemik dan gejala gejala komorb komorbid id lainny lainnya. a. 8al terseb tersebut ut tidak tidak hanya hanya di pengar pengaruhi uhi oleh oleh derajat keterbatasan aliran udara. (PDPI" &') &') Karate Karateris ristik tik hambat hambatan an aliran aliran udara udara pada pada PPOK PPOK diseba disebabka bkan n oleh oleh gabungan antara obstruksi saluran nafas ke%il (Obstruksi bronkiolitis) dan kerusa kerusaka kan n parenk parenkim im (emfise (emfisema) ma) yang yang bera beraria riasi si pada pada setiap setiap indii indiidu du (PDPI" &')
2
BAB II Tinjauan Pustaka
&..
Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah Penyakit paru yang dapat di %egah dan di obati" ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reersibel" bersifat progresif dan berhubungan dengan resp respon ons s infl inflam amas asii paru paru terh terhad adap ap part partik ikel el atau atau gas gas yang yang bera bera%u %un6 n6 berbahaya" disertai efek ekstapatu yang berkonstribusi terhadap derajat bera beratt peny penyak akit it.. Kara Karate teri rist stik ik hamb hambat atan an alir aliran an udar udara a pada pada PPOK PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran nafas ke%il (Obstruksi ,ronkiolitis) dan kerusakan parenkim (emfidema' yang berariasi pada setiap setiap indii indiidu. du. PPOK PPOK sering seringkai kai timbul timbul pada pada usia usia perten pertengah gahan an akiba akibatt merokok dalam aktu yang lama. PPOK sendiri juga mempunyai efek sist sistem emik ik yang yang berm bermak akna na seba sebaga gaii peta petand nda a suda sudah h terd terdap apat at kond kondis isii komorbid lain nya. (PPDI" &') Peny Penyak akit it Paru Paru Obst Obstru rukt ktif if Kron Kronik ik (PPO (PPOK) K)"" dapa dapatt di%e di%ega gah h dan dan penyakit yang dapat diobati" ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus*mene terus*menerusy rusyang ang biasanya biasanya progresif progresif dan terkait terkait dengan dengan kronis kronis ditingkatk ditingkatkanres anrespon pon inflamasi inflamasi di saluran saluran udara dan paru*paru paru*paru terhadap terhadap part partik ikel elat atau au gas. gas. 9ksa 9ksase serb rbas asii dan dan komo komorb rbid idit itas as berk berkon ontri tribu busi si pada pada keseluruhankeparahan keseluruhankeparahan pada pada pasien (!old" &'+) Pada Pada prakte praktekny knya a %ukup %ukup banya banyak k pender penderita ita bronki bronkitis tis kronik kronik juga juga memp memper erlih lihat atka kan n tand tanda* a*ta tand nda a emfi emfise sema ma"" term termas asuk uk pend pender erit ita a asma asma persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reersibel penuh" dan memenuhi kriteria PPOK.
-aktor yang berperan dalam peningkatan penyakit tersebut 0 •
•
Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki*laki di atas tahun +'* 2' :) Pertambahan penduduk
3
•
•
•
$eningkatnya usia rata*rata penduduk dari 3 tahun pada tahun ;+'*an menjadi +4 tahun pada tahun ;;'*an Industrialisasi Polusi udara terutama di kota besar" di lokasi industri" dan di pertambangan (PDPI"&'')
7isiko PPOK berhubungan dengan seseorangpertemuan selama hidupnya0 •
•
•
•
total
beban
partikel
terhirup
asap tembakau" termasuk rokok" pipa" %erutu" dan lainnyajenis merokok tembakau populer di banyak negara" sertaasap tembakau lingkungan (9T#) polusi udara dalam ruangan dari bahan bakar biomassa yang digunakan untuk memasak dan pemanasdi tempat tinggal berentilasi buruk" faktor risiko yang sangat mempengaruhiperempuan di negara*negara berkembang debu Kerja dan bahan kimia (uap" iritasi" dan asap)ketika eksposur yang %ukup intens atau berkepanjangan polusi udara terbuka juga berkontribusi terhadap total beban paru paru +''
&. 7iayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja 4. 8ipereaktiiti bronkus 3. 7iayat infeksi saluran napas baah berulang . Defisiensi antitripsin alfa * " umumnya jarang terdapat di Indonesia &.3
Pato!enesis
#eperti telah dijelaskan sebelumnya" baha faktor resiko utama dari PPOK ini adalah merokok. Komponen*komponen asap rokok ini merangsang perubahan*perubahan pada sel*sel penghasil mukus bronkus dan silia. #elain itu" silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan*perubahan pada sel*sel penghasil mukus dan sel*sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran nafas. $ukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul 6
peradangan yang menyebabkan edema dan pembengkakan jaringan. ?entilasi" terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya peradangan.(=ntonio et all" &''2) Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireersibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas ke%il yaitu 0 inflamasi" fibrosis" metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas seperti pada gambar .
!ambar . PP"# Terkait Partikel In$alasi
(#umber 0=ntonio et all" &''2) =da beberapa karakteristik inflamasi yang terjadi pada pasien PPOK" yakni 0 peningkatan jumlah neutrofil (didalam lumen saluran nafas)" makrofag (lumen saluran nafas" dinding saluran nafas" dan parenkim)" limfosit CD @5 (dinding saluran nafas dan parenkim). Aang mana hal ini dapat dibedakan dengan inflamasi yang terjadi pada penderita asma. (Corin 9B" &'') Tabel . Pato!enesis PP"#
7
(#umber 0 PDPI"&'') &.
#lasifikasi
,erdasarkan !lobal Initiatie for Chroni% Obstru%tie 1ung Disease (!O1D) &''2" dibagi atas 3 derajat 0(=ntonio et all" &''2) 2.%.& Derajat I' PP"# rin!an Dengan atau tanpa gejala klinis (batuk produksi sputum).Keterbatasan aliran udara ringan (?9P 6 K?P 2': ?9P> @': Prediksi). Pada derajat ini" orang tersebut mungkin tidak menyadari baha fungsi parunya abnormal. 2.%.2 Derajat II' PP"# se(an! #emakin memburuknya hambatan aliran udara (?9P 6 K?P 2': ': ?9P @':)" disertai dengan adanya pemendekan dalam bernafas. Dalam tingkat ini pasien biasanya mulai men%ari pengobatan oleh karena sesak nafas yang dialaminya. 2.%.3 Derajat III' PP"# )erat Ditandai dengan keterbatasan 6 hambatan aliran udara yang semakin memburuk (?9P 6 K?P 2': 4': ?9P ': prediksi). Terjadi sesak nafas yang semakin memberat" penurunan kapasitas latihan dan eksaserbasi yang berulang yang berdampak pada kualitas hidup pasien. 2.%.* Derajat I+' PP"# san!at )erat Keterbatasan 6 hambatan aliran udara yang berat (?9P 6 K?P 2': ?9P 4': prediksi) atau ?9P ': prediksi ditambah dengan adanya gagal nafas kronik dan gagal jantung kanan. Terdapat ketidak sesuaian antara nilai ?9P dan gejala penderita" oleh sebab itu perlu diperhatikan kondisi lain. !ejala sesak napas mungkin tidak bisa diprediksi dengan ?9P
2., Dia!nosis Ban(in! Diagnosis ,anding PPOK =dalah •
•
=sma #OPT (#indroma Obstruksi Pas%atuber%ulososis)
8
−
=dalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pas%atuber%ulosis dengan lesi paru yang minimal.
•
Pneumotoraks
•
!agal jantung kronik
•
•
•
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal 0 bronkiektasis" destroyed lung.
=sma dan PPOK adalah penyakit obstruksi saluran napas yang sering ditemukan di Indonesia" karena itu diagnosis yang tepat harus ditegakkan karena terapi dan prognosisnya berbeda. =dapun karakteristik dari =sma" PPOK" dan #OPT pada tabel & Tabel &. Per)e(aan Asma- PP"#- (an S"PT
(#umber 0 PDPI"&'') &.2
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum PPOK Tujuan penatalaksanaan 0
-
$engurangi gejala
-
$en%egah eksaserbasi berulang
-
$emperbaiki dan men%egah penurunan faal paru
-
$eningkatkan kualiti hidup penderita
Penatalaksanaan se%ara umum PPOK meliputi 0
9
. 9dukasi &. Obat E obatan 4. Terapi oksigen 3. ?entilasi mekanik . Futrisi +. 7ehabilitasi PPOK merupakan penyakit paru kronik progresif dan nonreersibel" sehingga penatalaksanaan PPOK terbagi atas () penatalaksanaan pada keadaan stabil dan (&) penatalaksanaan pada eksaserbasi akut. 2..& E(ukasi 9dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil.9dukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma.Karena PPOK adalah penyakit kronik yang ireersibel dan progresif" inti dari edukasi adalah menyesuaikan keterbatasan aktiiti dan men%egah ke%epatan perburukan fungsi paru.,erbeda dengan asma yang masih bersifat reersibel" menghindari pen%etus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi atau tujuan pengobatan dari asma. Tujuan edukasi pada pasien PPOK 0 . $engenal perjalanan penyakit dan pengobatan &. $elaksanakan pengobatan yang maksimal 4. $en%apai aktiiti optimal 3. $eningkatkan kualiti hidup 9dukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut se%ara berulang pada setiap kunjungan" baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya.9dukasi dapat diberikan di poliklinik" ruang raat" bahkan di unit gaat darurat ataupun di ICG dan di rumah.#e%ara intensif edukasi diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik konseling" karena memerlukan aktu yang khusus dan memerlukan alat peraga.9dukasi yang tepat diharapkan dapat mengurangi ke%emasan pasien PPOK" memberikan semangat hidup alaupun dengan keterbatasan 10
aktiitas.Penyesuaian aktiiti dan pola hidup merupakan salah satu %ara untuk meningkatkan kualitas hidup pasien PPOK. ,ahan dan %ara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit" tingkat pendidikan" lingkungan sosial" kultural dan kondisi ekonomi penderita. #e%ara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah . Pengetahuan dasar tentang PPOK &. Obat * obatan" manfaat dan efek sampingnya 4. Cara pen%egahan perburukan penyakit 3. $enghindari pen%etus (berhenti merokok) . Penyesuaian aktiiti =gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala prioriti bahan edukasi sebagai berikut 0 . ,erhenti merokok Disampaikan pertama kali kepada penderita pada aktu diagnosis PPOK ditegakkan &. Pengunaan obat E obatan •
$a%am obat dan jenisnya
•
Cara penggunaannya yang benar ( oral" $DI atau nebuliser )
•
•
Haktu penggunaan yang tepat ( rutin dengan selangaku tertentu atau kalau perlu saja ) Dosis obat yang tepat dan efek sampingnya
4. Penggunaan oksigen •
Kapan oksigen harus digunakan
•
,erapa dosisnya
11
3. $engetahui efek samping kelebihan dosis oksigen •
$engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen
•
Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya
. Tanda eksaserbasi 0 •
,atuk atau sesak bertambah
•
#putum bertambah
•
#putum berubah arna
9ksaserbasi PPOK didefinisikan sebagai suatu peristia akut ditandai denganmemburuknya gejala pernapasan pasien yang berada di luar biasa dayto*hariariasi dan mengarah ke perubahan dalam pengobatan.Penyebab paling umum tampaknya infeksi saluran pernapasan (irus ataubakteri). Cara $enilai Keparahan dari 9ksaserbasi pengukuran gas darah arteri (di rumah sakit)0 PaO& @"' kPa(+' mm8g) dengan atau tanpa PaCO&> +"2 kPa" (' mm8g) ketikaruang bernapas udara menunjukkan kegagalan pernafasan. 7adiografi dada berguna dalam tidak termasuk diagnosis alternatif. 9K! dapat membantu dalam diagnosis hidup bersama masalah jantung. tes laboratorium lainnya0 8itung darah Hhole dapat mengidentifikasi polisitemia atau perdarahan. =danya sputum purulen selama eksaserbasi dapatindikasi yang %ukup untuk memulai pengobatan antibiotik empiris.
12
Tes biokimia dapat membantu mendeteksi gangguan elektrolit" diabetes"dan giJi buruk. Tes spirometri tidak dianjurkan selama eksaserbasi karena merekabisa sulit untuk melakukan dan pengukuran tidak %ukup akurat.(!old"&'+) +. $endeteksi dan menghindari pen%etus eksaserbasi 2. $enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiiti 9dukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima" langsung ke pokok permasalahan yang ditemukan pada aktu itu.Pemberian edukasi sebaiknya diberikan berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu banyak pada setiap kali pertemuan. 9dukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil" karena PPOK merupakan penyakit kronik progresif yang ireersibel Pemberian edukasi berdasar derajat penyakit 0 7ingan •
•
•
Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireersibel $en%egah penyakit menjadi berat dengan menghindari pen%etus" antara lain berhenti merokok #egera berobat bila timbul gejala
#edang •
$enggunakan obat dengan tepat
•
$engenal dan mengatasi eksaserbasi dini
•
Program latihan fisik dan pernapasan
,erat •
Informasi tentang komplikasi yang dapat terjadi
•
Penyesuaian aktiiti dengan keterbatasan
13
•
Penggunaan oksigen di rumah
2..2 o)at / o)atan a. ,ronkodilator Diberikan se%ara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikan dengan klasifikasi derajat berat penyakit ( lihat tabel & ). Pemilihan bentuk obat diutamakan inhalasi" nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang. Pada derajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat ( slow release ) atau obat berefek panjang ( long acting ). $a%am * ma%am bronkodilator 0
-
!olongan antikolinergik Digunakan pada derajat ringan sampai berat" disamping sebagai bronkodilator juga mengurangi sekresi lendir ( maksimal 3 kali perhari ).
-
!olongan agonis beta E & ,entuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak" peningkatan jumlah penggunaan dapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. #ebagai obat pemeliharaan sebaiknya digunakan bentuk tablet yang berefek panjang.,entuk nebuliser dapat digunakan untuk mengatasi eksaserbasi akut" tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang. ,entuk injeksi subkutan atau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.
-
Kombinasi antikolinergik dan agonis beta E & Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi" karena keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.
-
!olongan antin
14
Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang" terutama pada derajat sedang dan berat. ,entuk tablet biasa atau puyer untuk mengatasi sesak ( pelega napas )" bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi eksaserbasi akut. Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah. b. =ntiinflamasi Digunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intraena" berfungsi menekan inflamasi yang terjadi" dipilih golongan metilprednisolon atau prednison.,entuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti uji kortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan ?9P pas%abronkodilator meningkat > &': dan minimal &' mg. %. =ntibiotika 8anya diberikan bila terdapat infeksi. =ntibiotik yang digunakan 0
-
1ini I 0 amoksisilin makrolid
-
1ini II 0 =moksisilin dan asam klaulanat #efalosporin Kuinolon $akrolid baru
d. =ntioksidan Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup" digunakan F * asetilsistein. Dapat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering" tidak dianjurkan sebagai pemberian yang rutin e. $ukolitik 8anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan memper%epat perbaikan eksaserbasi" terutama pada bronkitis kronik
15
dengan sputum yang is%ous. $engurangi eksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik" tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian rutin. f. =ntitusif Diberikan dengan hati E hati
Tabel 4. Penatalaksanaan PP"#
16
(#umber 0 PDPI"&'') Diagnosa gabungan dari COPDmemberikanpenilaian meningkatkan pengelolaan COPD.
ini
untuk
!ejala0 Kurang !ejala (m$7C '* atau C=T ')0 pasien (=) atau (C) !ejala lebih (m$7C L & atau C=T L ')0 pasien (,) atau (D) =irflo ,atasan0 1o 7isk (!O1D atau &)0 pasien (=) atau (,) 7isiko Tinggi (!O1D 4 atau 3)0 pasien (C) atau (D) 9ksaserbasi0 7isiko rendah0 M per tahun dan tidak ada rumah sakit untuk eksaserbasi0 pasien (=) atau (,)
17
7isiko tinggi0 L & per tahun atau L dengan raat inap0 pasien (C) atau (D) Tabel 3. Combined assessment of COPD (!old"&'+)
Pen!o)atan N"N0 Farmakolo!is $anajemen nonfarmakologis PPOK menurut indiidualpenilaian gejala dan risiko eksaserbasi pada tabel berikut0 Tabel . $anagemen FOF* -armakologi pada COPD (!old"&'+) Patient 1rou
Esentiol
eommen(e(
Deen(in! on loal !ui(elines
=
#moking" %essation (%an in%lude pharma%ologi% treatment)
Physi%al a%tiity
-lu a%%ination pneumo%o%%al
#moking %essation (%an in%lude pharma%ologi% treatment) pulmonary rehabilitation
Physi%al a%tiity
,"C"D
?a%%ination
-lu a%%ination pneumo%o%%al ?a%%ination
18
Terapi yang diusulkan untuk manajemen farmakologis aal COPD menurut penilaian dari gejala dan resiko ditunjukkan padaTabel 2. Table 2. Terapi -armakologi pada COPD Patien t !rou
eommen(e( first $oie
Alternati4e $oie
"t$er ossi)le treatment
=
#= anti%holigerni% prn or beta agonist prn
1= anti%holigerni% or
Theophylline
1= beta&agonist or #= beta* agonist and #= anti%holigerni% ,
1= anti%holigerni% or 1= beta agonist
1= anti%holigerni% and 1= beta&agonist
#= beta&agonist and6or #= anti%holigerni% Theophylline
C
IC# 5 1= beta&agonist or 1= anti%holigerni%
1= anti%holigerni% and 1= beta&agonist or
#= beta&agonist and6or #= anti%holigerni% Theophylline
1= anti%holinergi% and PD9*3 inhitor Or
19
1= beta* agonist and PD9*3 inhibitor D
IC# 5 1= beta&agonist and6or 1= anti%holigerni%
IC# 5 1= beta E agonist and 1= anti%holinergi% or IC# 5 1= beta&*agonist and PD9*3 inhibitor or
Carbo%ystenie n* a%etyl%ysteine #= beta&agonist and6or #= anti%holigerni% Theophylline
1= anti%holinergi% and 1= beta&* agonist Or 1= anti%holinergi% and PD9*3 inhibitor
4. Terapi Oksigen
Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan sel dan jaringan.Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasi seluler dan men%egah kerusakan sel baik di otot maupun organ * organ lainnya.
a. $anfaat oksigen 0
20
* $engurangi sesak * $emperbaiki aktiiti * $engurangi hipertensi pulmonal * $engurangi asokonstriksi * $engurangi hematokrit * $emperbaiki fungsi neuropsikiatri * $eningkatkan kualiti hidup b. Indikasi
-
Pao& +'mm8g atau #at O& ;': Pao& diantara * ; mm8g atau #at O& > @;: disertai Kor Pulmonal" perubahan P pullmonal" 8t >: dan tanda * tanda gagal jantung kanan" sleep apnea" penyakit paru lain $a%am terapi oksigen 0
-
Pemberian oksigen jangka panjang
-
Pemberian oksigen pada aktu aktiiti
-
Pemberian oksigen pada aktu timbul sesak mendadak
-
Pemberian oksigen se%ara intensif pada aktu gagal napas
Terapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit.Terapi oksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat berat dengan gagal napas kronik.#edangkan di rumah sakit oksigen diberikan pada PPOK eksaserbasi akut di unit gaat daruraat" ruang raat ataupun ICG. Pemberian oksigen untuk penderita PPOK yang diraat di rumah dibedakan 0
-
Pemberian oksigen jangka panjang ( Long Term Oxygen Therapy N 1TOT )
-
Pemberian oksigen pada aktu aktiiti
-
Pemberian oksigen pada aktu timbul sesak mendadak
21
Terapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaan stabil terutama bila tidur atau sedang aktiiti" lama pemberian jam setiap hari" pemberian oksigen dengan nasal kanul * & 16mnt. Terapi oksigen pada aktu tidur bertujuan men%egah hipoksemia yang sering terjadi bila penderita tidur.Terapi oksigen pada aktu aktiiti bertujuan menghilangkan sesak napas dan meningkatkan kemampuan aktiiti. #ebagai parameter digunakan analisis gas darah atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harus men%apai saturasi oksigen di atas ;':. %. =lat bantu pemberian oksigen 0
-
Fasal kanul
-
#ungkup enturi
-
#ungkup rebreathing
-
#ungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan kondisi analisis gas darah pada aktu tersebut.
4
?entilasi $ekanik
?entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut" gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napas kronik.?entilasi mekanik dapat digunakan di rumah sakit di ruang ICG atau di rumah. a. ?entilasi mekanik dapat dilakukan dengan %ara 0
-
?entilasi mekanik dengan intubasi
-
?entilasi mekanik tanpa intubasi
-
?entilasi mekanik tanpa intubasi
-
?entilasi mekanik tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagal napas kronik dan dapat digunakan selama di rumah.
,entuk entilasi mekanik tanpa intubasi adalah Nonivasive Intermitten Positif Pressure (FIPP?) atau Negative Pessure Ventilation (FP?).
22
FIPP? dapat diberikan dengan tipe entilasi 0
-
Volume control
-
Pressure control
-
ilevel positive airway pressure !iP"P#
-
$ontinous positive airway pressure !$P"P#
FIPP? bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus (1TOT 6 1ong Tern Oygen Theraphy) akan memberikan perbaikan yang signifikan pada 0
- =nalisis gas darah -
Kualiti dan kuantiti tidur
-
Kualiti hidup
- =nalisis gas darah b. Indikasi penggunaan FIPP?
-
#esak napas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulus respirasi dan abdominal paradoksal
- =sidosis sedang sampai berat p8 2"4' * 2" 4 -
-rekuensi napas > & kali per menit
FP? tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan obstruksi saluran napas atas" disamping harus menggunakan perlengkapan yang tidak sederhana. &.@. Futrisi $alnutrisi sering terjadi pada PPOK" kemungkinan karena bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme. Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK karena berkolerasi dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah
23
$alnutrisi dapat diealuasi dengan 0
-
Penurunan berat badan
-
Kadar albumin darah
- =ntropometri -
Pengukuran kekuatan otot ($??" tekanan diafragma" kekuatan otot pipi)
-
8asil metabolisme (hiperkapni dan hipoksia)
$engatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akan mengatasi masalah" karena gangguan entilasi pada PPOK tidak dapat mengeluarkan CO& yang terjadi akibat metabolisme karbohidrat. Diperlukan keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan" bila perlu nutrisi dapat diberikan se%ara terus menerus !nocturnal feedings# dengan pipa nasogaster. Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendah karbohidrat.Kebutuhan protein seperti pada umumnya" protein dapat meningkatkan entilasi semenit oxigen comsumption dan respons entilasi terhadap hipoksia dan hiperkapni.Tetapi pada PPOK dengan gagal napas kelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan. !angguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karena berkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder dari gangguan entilasi. !angguan elektrolit yang terjadi adalah 0
-
8ipofosfatemi
-
8iperkalemi
-
8ipokalsemi
-
8ipomagnesemi
!angguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma.Dianjurkan pemberian nutrisi dengan komposisi seimbang" yakni porsi ke%il dengan aktu pemberian yang lebih sering. &.@.+ Terapi Pembedahan
24
,ertujuan untuk 0
-
$emperbaiki fungsi paru
-
$emperbaiki mekanik paru
-
$eningkatkan toleransi terhadap eksaserbasi
-
$emperbaiki kualiti hidup
Operasi paru yang dapat dilakukan yaitu 0 . ,ulektomi &. ,edah reduksi olume paru (,7?P) 6 lung volume redu%tion surgey (1?7#) 4. Transplantasi paruTabel 3. Al!oritma PP"# (#umber 0 PDPI"&'3)
&. ;
#omlikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah 0
25
. !agal napas
-
!agal napas kronik
-
!agal napas akut pada gagal napas kronik
&. Infeksi berulang 4. Kor pulmonal !agal napas kronik 0
-
8asil analisis gas darah Po& +' mm8g dan P%o& > +' mm8g" dan p8 normal" penatalaksanaan 0
-
Baga keseimbangan Po& dan PCo&
-
,ronkodilator adekuat
-
Terapi oksigen yang adekuat terutama aktu latihan atau aktu tidur
- =ntioksidan 1atihan pernapasan dengan pursed lips breathing !agal napas akut pada gagal napas kronik" ditandai oleh 0
-
#esak napas dengan atau tanpa sianosis
-
#putum bertambah dan purulen
-
Demam
-
Kesadaran menurun
-
Infeksi berulang
Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman" hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih rendah" ditandai dengan menurunnya kadar limposit darah. Kor pulmonal 0
26
Ditandai oleh P pulmonal pada 9K!" hematokrit > ' :" dapat disertai gagal jantung kanan &.'
Pene!a$an
. $en%egah terjadinya PPOK
-
8indari asap rokok
-
8indari polusi udara
-
8indari infeksi saluran napas berulang
&. $en%egah perburukan PPOK
-
,erhenti merokok
-
!unakan obat*obatan adekuat
-
$en%egah eksaserbasi berulang
BAB III
27
DIA1N"SA PP"#
3. Dia!nosis Tujuan dari penilaian COPD adalah untuk menentukan beratnya penyakit" yangberdampak pada status kesehatan pasien" dan risiko peristia masa depan (eksaserbasi"penerimaan rumah sakit" kematian) dalam rangka untuk memandu terapi. $enilai berikutaspek penyakit se%ara terpisah0 !ejala !elar keterbatasan aliran udara (menggunakan spirometri) 7isiko eksaserbasi komorbiditas (!old"&'+) !ejala dan tanda PPOK sangat berariasi" mulai dari tanpa gejala" gejala ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelainan jelas dan tanda inflasi paru Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan 0 =. !ambaran klinis a. =namnesis •
•
•
7iayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan 7iayat terpajan Jat iritan yang bermakna di tempat kerja Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi6anak" mis berat badan lahir rendah (,,17)" infeksi saluran napas berulang" lingkungan asap rokok dan polusi udara
•
,atuk berulang dengan atau tanpa dahak
•
#esak dengan atau tanpa bunyi mengi
28
b. Pemeriksaan -isik •
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan Inspeksi
−
•
•
arrel chest (diameter antero * posterior dan transersal sebanding)
•
Penggunaan otot bantu napas
•
8ipertropi otot bantu napas
•
Pelebaran sela iga
•
•
,ila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut ena jugularis leher dan edema tungkai Penampilan pin& puffer atau blue bloater
Palpasi
−
•
Pada emfisema fremitus melemah" sela iga melebar
Perkusi
−
•
−
Pursed % lips breathing (mulut setengah terkatup men%u%u)
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung menge%il" letak diafragma rendah" hepar terdorong ke baah
=uskultasi •
•
#uara napas esikuler normal" atau melemah Terdapat ronki dan atau mengi pada aktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh
29
Ciri khas yang mungkin ditemui pada penderita PPOK 0 Pin& puffer !ambaran yang khas pada emfisema" penderita kurus" kulit kemerahan dan pernapasan pursed ' lips breathing lue bloater !ambaran khas pada bronkitis kronik" penderita gemuk sianosis" terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru" sianosis sentral dan perifer Pursed % lips breathing =dalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut men%u%u dan ekspirasi yang memanjang.#ikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO& yang terjadi pada gagal napas kronik. 3.& Pemeriksaan enunjan! #pirometri diperlukan untuk membuat diagnosis klinis PPOK kehadirandaria -9? postbron%hodilator6 -?C '.2' menegaskan kehadiran terus*menerusKeterbatasan aliran udara dan dengan demikian PPOK. #pirometriDiagnosa dari =irflo ,atasan pada PPOKmen%atat fungsi paru*paru" pengukuran yang merupakan kun%i untuk membuat diagnosis spirometri dan rin%ianbeberapa faktor yang diperlukan untuk men%apai hasil tes yang akurat.(!old" &'+) a. Pemeriksaan rutin •
-aal paru #pirometri (?9P" ?9Pprediksi" K?P" ?9P6K?P)
−
Obstruksi ditentukan oleh nilai ?9P prediksi ( : ) dan atau ?9P6K?P ( :). Obstruksi 0 : ?9P(?9P6?9P (?9P6K?P) 2 :
−
pred)
@':
?9P:
?9P merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
30
−
•
−
−
=pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan" =P9 meter alaupun kurang tepat" dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau ariabiliti harian pagi dan sore" tidak lebih dari &':
Gji bronkodilator Dilakukan dengan menggunakan gunakan =P9 meter.
spirometri" bila tidak ada
#etelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak @ hisapan" * &' menit kemudian dilihat perubahan nilai ?9P atau =P9" perubahan ?9P atau =P9 &': nilai aal dan &'' ml Gji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
•
−
•
−
Darah rutin 8b" 8t" leukosit 7adiologi -oto toraks P= dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
−
Pada emfisema terlihat gambaran 0
−
8iperinflasi
−
8iperlusen
−
7uang retrosternal melebar
−
Diafragma mendatar
−
•
−
Bantung menggantung (jantung pendulum 6 tear drop ( eye drop appearance) Pada bronkitis kronik 0 Formal
31
−
Corakan bronkoaskuler bertambah pada & : kasus
b. Pemeriksaan khusus -aal paru
•
−
?olume 7esidu (?7)" Kapasiti 7esidu -ungsional (K7-)" Kapasiti Paru Total (KPT)" ?76K7-" ?76KPT meningkat
−
D1CO menurun pada emfisema
−
7a meningkat pada bronkitis kronik
−
#ga meningkat
−
?ariabiliti 8arian =P9 kurang dari &' : Gji latih kardiopulmoner
•
−
#epeda statis (ergo%y%le)
−
Bentera (treadmill)
−
Balan + menit" lebih rendah dari normal Gji prookasi bronkus
•
−
Gji %oba kortikosteroid
•
−
•
Gntuk menilai derajat hipereaktiiti bronkus" pada sebagian ke%il PPOK terdapat hipereaktiiti bronkus derajat ringan
$enilai perbaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid oral (prednison atau metilprednisolon) sebanyak 4' * ' mg per hari selama &minggu yaitu peningkatan ?9P pas%abronkodilator > &' : dan minimal &' ml. Pada PPOK umumnya tidak terdapat kenaikan faal paru setelah pemberian kortikosteroid
=nalisis gas darah Terutama untuk menilai 0
−
!agal napas kronik stabil
32
−
•
−
−
!agal napas akut pada gagal napas kronik 7adiologi CT * #%an resolusi tinggi $endeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh foto toraks polos
−
#%an entilasi perfusi
−
$engetahui fungsi respirasi paru
•
−
9lektrokardiografi $engetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh Pulmonal dan hipertrofi entrikel kanan.
−
9kokardiografi
−
$enilai funfsi jantung kanan
•
−
•
−
,akteriologi Pemerikasaan bakteriologi sputum pearnaan !ram dan kultur resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab utama eksaserbasi akut pada penderita PPOK di Indonesia. Kadar alfa* antitripsin Kadar antitripsin alfa* rendah pada emfisema herediter (emfisema pada usia muda)" defisiensi antitripsin alfa* jarang ditemukan di Indonesia.
33
DAFTA PUSTA#A . =ndika &'';. PPOK dan Futrisi" PPOK dan =ntibiotik" PPOK 9ksaserbasi =kut. Tersedia di0 hhtp066.andika%p.ordpress.%om6&'';6'26&+6PPOK* eksaserbasi*akut &. =nonim &''@. Konsensus PPOK. Tersedia di0 http066.klikpdpi.%om6konsensus6konsensus*ppok6konsensus*ppok
4. =ntonio et all &''2. !lobal #trategy for the Diagnosis" $anagement" and Preention of Chroni% Obstru%tie Pulmonary Disease. G#=" p. +*; Didapat dari 0 http066.gold%opd.%om6!uidelineitem.asp
3. ,$B. =,C of COPD.&''+. Cited 2 $aret &'. Didapat dari0 http066.bmj.%om6%ontent644&62&6&+.full
. Corin 9B &''. ,uku #aku Patofisiologi. Bakarta0 9!C" p. 342* @. +. D$I. &''+.=%uan Penanganan PPOK Terkini. Tersedia di0 .kalbe.%o.id6nes6seminar6a%uanpenangananppokterkini
2. Drummond $," Dasenbrook 9C" PitJ $H" et all &'. Inhaled Corti%osteroids in Patients Hith #table Chroni% Obstru%tie Pulmonary Disease. Bournal of =meri%an $edi%al =sso%iation" p. &3'@*&3+. @. Iranto &''. Penyakit Paru Obstruktif Kronis.. Didapat dari0 hhtp066Iranto*-K'3G#K.blogspot.%om6&''6'@6Penyakit*Paru* Obstruktif*Kronik*PPOK.html ;. 7ahajeng &'';. Penggunaan 7asional =ntibiQti%a Pada Pasien PPOK. . Didapat dari0http066dokterblog.ordpress.%om6&'';6'6'6penggunaan* rasional*antibiotik*pada*pasien*ppok6
'. 7oberto 77 et all &''2. Po%ket !uide to COPD Diagnosis" $anagement and Preention. G#=. Tersedia di http066.gold%opd.%om6!uidelineitem.asp
. $ar% De%ramer et all &'+. Po%ket !uide to COPD Diagnosis" $anagement and Preention. G#=. Tersedia di http066www.gold copd.it(materiale()*+,( GOLD -Poc&et-)*+,.pdf &. #in DD" $%=lister -=" Paul #-" et all &''4. $anagement of %hroni% obstru%tie pulmonary disease (COPD). Bournal of =meri%an $edi%al =sso%iation" p &4'&*&4&.
34
View more...
Comments