Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung
June 25, 2019 | Author: nova | Category: N/A
Short Description
Download Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Seperti yang kita ketahui singkong merupakan salah satu sumber kalori pangan yang paling murah di dunia. Tanaman ini dikonsumsi sebagai tanaman pokok oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab (Damardjati,1990). Singkong ( Manihot utillisima) utillisima ) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalahkarbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F,Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu, umbi singkong mengandung senyawa non gizi tanin (Soenarso, 2004). Singkong yang juga disebut kaspe, dalam bahasa latin di sebut Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu singkong dapat digunakan sebagai smber karbohidrat disamping beras, selain dapat pula digunakan untuk keperluan bahan baku industri seperti : tepung tapioka, gaplek, gula pasir, gasohol, protein, sel tunggal, dan asam as am sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amilase ami lase yang rendah tetapi berkadar amilopektin yang tinggi merupakan sifat yang khusus dari singkong yang tidak dimiliki oleh jenis tepung yang lain nya (Rismayani, 2007). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa daun singkong yang mengandung rutin sangaat memiliki bbanyak manfaat bagi tubuh ,oleh karena itu penting dilakukan penelitian lebih lanjut agar isolasi rutin dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz.) daat lebih dimaksimalkan lagi.
2.1 Tujuan 1. Mengetahui dan mempraktekan cara mengisolasi flavonoid 2. Mengetahui cara mengidentifikasi flavonoid
2.3 Manfaat 1. Menambah wawasan tentang bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoid dari tumbuhan 2. Memberikan informasi tentang manfaat senyawa flavonoid dari tumbuhan singkong.
BAB II ISI
Gambar 2.1 Manihot esculenta Cranz (Dalimartha,1999) 2.1 Taksonomi Klasifikasi tumbuhan menurut Dalimartha adalah sebagai berikut :
2.2
Kingdom
: Tumbuhan
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledone
Ordo
: Euphorbiales
Family
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Species
: Manihot esculenta Cranz
(Dalimartha,1999)
Morfologi
a. Umbi Umbi
yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini berbentuk panjang
dengan berat umbinya sekitar 500 gram dan bahkan lebih. Umbi dari tanaman singkong berwarna coklat keputih-putihan dengan kulit yang sangat tipis. (Dalimartha,1999) b. Batang Manihot utillissima atau yang lebih dikenal dengan nama singkong ini memiliki batang yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu dan
tumbuh dengan memanjang. Batang dari tanaman singkong ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm. Selain itu ukuran batang tanaman singkong berbeda-beda tergantung dari varietasnya, misalnya besar dan memiliki batang berwarna kecoklatan. (Dalimartha,1999) c.
Daun Tanaman singkong memiliki daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga
lonjong yang memiliki garis pada setiap daun dengan tepi yang rata.Sedangkan pada bagian ujung dari daun singkong tersebut terlihat seperti sangat tajam. Daun singkong memiliki warna hijau tua dan ada juga daun yang berwarna agak kekuningan.Singkong merupakan salah satu tanaman yang umbinya dapat dikonsumsi. Apabila dilihat dari kandungan yang ada di dalam singkong, tanaman ini memiliki gizi yang cukup tinggi.Dalam setiap satu gram singkong mengandung 121 kalori, 34 gram karbohidrat, 1,20 gram protein, 30 mg vitamin C, 33 mg kalsium, 62,50 gram air, 40 gram fosfor, 0,70 mg besi, 0,30 gram lemak, dan 0,01 mg vitamin B1. (Dalimartha,1999) 2.3 Kandungan Kimia
Kandungan
senyawa
dalam
daun
singkong
adalah
flavonoid,
triterpenoid, saponin, tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Menurut hasil penelitian, daun singkong termasuk jenis sayuran yang banyak mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa (Shukla,2012). Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Redha, 2010). Menurut Harbone (1996), flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa yang merupakan golongan terbesar dari fenol ini dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Flavonoid mampu menstimulasi peningkatan pengeluaran insulin dari sel β pankreas. Flavonoid mampu menstimulasi pengambilan glukosa pada jaringan perifer, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat dalam jalur
metabolisme
karbohidrat
dan
bertindak
menyerupai
insulin
(insulinomimetic), dengan mempengaruhi insulin signaling (Gerriton et al ., 1995).
Gambar 2. Struktur Rutin (shukla,2012) Rutin
termasuk
golongan
flavonoid
glikosida
yang
berbentuk
padat,berwarna kuning pucat dan biasanya larut dalam air ,mempunyai berat molekul
sekitar,610,53
Dalton.Ritin
mempunyai
aktivitas
sebagai
anti
inflamasi,antikarsinogenik,antitrombik,sitoprotektif dan aktivitas vasoprotective (Hariana,2006) Rutin dapat berguna pada edem vea,dapat melindungi pembuluh darahdan melawan beberapa racun dan mempunyai efek anti inflamasi yang sebaik efek antikanker.rutin telah dibuktikan
bisa mengobati hemoroid dan varieses
pembuluh darah vena.Rutin aman dan efektif
untuk melancarkan
sirkulassi
arah,tekanan darah tinggi,varieses vena dan penyempitan pembuluh darah kapiler .penelitan terbaru meyatakan bahwa
rutin merupakan antioksidan kuat yang
melawan radikal bebas . Radikal bebas ini berperan dalam 90% dari penyakit pada manusia seperti kanker,arterosklerosis dan strok (Sardjono,1989) Manfaat
Daun singkong ( Manihot esculenta ) memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya flavonoid dan saponin dikenal sebagai senyawa di dalam dunia tumbuhan yang memiliki peran sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Kedua zat tersebut berperan dalam menghambat siklus aradang yaitu siklooksigenase dan lipoksigenase. Vitamin C yang terkandung dalam daun singkong sebesar 275 mg setiap 100 gr daun singkong . Vitamin C dikenal sebagai nutrisi yang berguna untuk mengobati dan mencegah terjadinya penyakit sariawan atau kelainan mulut yang lainnya. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan kerja sistem imun tubuh dan sebagai pencegah kanker .
Selain vitamin C, terdapat kandungan Vitamin A sebesar 11.000 SI. Vitamin A berperan dalam diferensiasi dan pergantian sel . Protein dalam daun singkong berupa asam amino methionin yang nantinya akan menginduksi cystein. Cystein adalah faktor pertumbuhan yang berperan dalam sintesis kolagen. Adanya zat-zat diatas dapat memungkinkan daun singkong ( Manihot esculenta) dapat digunakan sebagai obat herbal yang dapat meningkatkan kecepatan regenerasi epitel pada penyembuhan luka (Mursyidi,1989).
BAB III PROSEDUR KERJA 3.1 Alat
1. Boliler
8. Seperangkat alat rotary
2. Steamer
9. Corong
3. Kempa hidrolik
10. Kain penyaring
4. Wadah penampung
11. Alat tulis
5. Erlenmeyer
12. Chember
6. Botol 100 ml
13. Penotol
7. Pipet tetes 3.2
Bahan
1. Daun singkong segar 25 kg
6. Air
2. Metanol
7. n - heksan
3. Etil asetat 4. Kertas saring 5. Asam asetat 3.3
Cara kerja
1. Di rebus daun singkong segar 25 kg selama 1 jam 2. Dikempa, lalu air kempa ditampung dan didiamkan selama 3 hari 3. Disaring dan diambil endapannya lalu ditimbang 4. Endapannya diambil sebanyak 50 gram,dilarutkan dengan metanol 500 ml 5. Diupakan filtrat endapan daun singkong dengan alat rotary evaporator 6. Di rekristalisasi dengan etil dan n-heksan 7. Dicek KLT senyawa hasil isolasi dengan menggunakan fase diam silika gel 60 F250 fase gerak etil asetat: asam asetat:Air (4:1:5) .lihat dibawah sinar uv pada panjang gelombang maksimal 365 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
a. Organoleptis -
Bentuk
: Serbuk
-
Warna
:
kuning
-
Bau
:
Aroma singkong
b.
Kelarutan
:
Larut dalam etil asetat
c.
Berat senyawa isolat : -
Berat vial kosong : 11,2774 g
-
Berat vial+ isolat : 12,2225 g
-
Berat isolat
d. Rendemen
: : : :
e.
0,9451 g brat isoat
x 100%
brat samp 0,9541 50
x 100%
1,8902 %
Profil KLT dan Rf -
Eluen
: Etil asetat: asam asetat : Air (4:1:5)
-
Penampak noda
:-
a. RF
:
jarak yag ditmph samp jarak yag ditmph eluen
=
2,2 4,5
= 0,489 cm
Gambar 4.1 isolat daun singkong
.
Gambar4.2 KLT Daun singkong
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dengan isolasi senyawa falvonoid dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ) dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa metabolit sekunder yaitu rutin. Sampel daun singkong ini di ekstrakasi dengan metoda perebusan menggunakan air.hal ini dilakukan karena air mampu menarik senyawa – senyawa rutin yang ada pada daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ). Senyawa rutin merupakan senyawa flavonoid glikosida yang berifat polar sehingga dapat ditarik oleh air dalam proses perebusan. Daun singkong yang digunakan adalah daun yang segar karena jika sampel yang kita gunakan sampel yang kering maka kadar rutin yang kita dapat kan akan sedikit bahkan tidak ada. Selanjutnya hasil rebusan dilakukan pengempaan dengan alat kempa hidrolik yang ada di KTO.kemudian air kempaan dan air rebusan dibiarkan selama 3 hari,namun setelah dibiarkan selama 3 hari endapan telah terbentuk akan tetapi dipenui oleh jamur,hal ini mungkin sampel kami kurang tertutup rapat sehingga mudah tekontaminasi oleh mikrorganisme lain.menurut aslab waktu itu jika sampel yang sudah tekontaminasi oleh jamur maka warna endapannya yang didapat sangat beragam seperti hijau tua ,hijau muda, hujau kekuningan .Oleh karena itu pada percobaan kami mencoba mengelompokan ke dalam beberapa botol isi 100 ml, dengan label endapan banyak berjamur(hijau tua),endapan sedikit berjamur(hijau),dan endapan tidak berjamur(hijau kekuningan). Selanjutnya sampel dimeserasi dengan pelarut metanol yang merupakan pelarut polar sehingga mampu menarik senyawa zat aktif (rutin) dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ). Air juga merupakan pelarut polar tapi tidak kami gunakan untuk melarutkan sampel karena tidih air 100 C ,maka akan lama untuk menguapakannya pada saat merotary bila dibandingkan dengan titik didh metanol 78 C, sehingga proses penguapan akan lebih cepat. Setelah dilakukan meserasi selanjutnya dilakukan pemisahan pelarut dengan cara menguapkan pelarutnya dengan menggunakan alat rotary evaporator sehingga didapatlah hasil berupa ekstark kental metanol.
Untuk mendapan kristal dari smapel daun singkong ini maka kami melakukan rekristalisasi.rekristalisasi adalah pemurinian senyawa dari campuran pengotornya
dengan cara
mengkristalkan kembali zat tesebut
setelah dilarutkan dengan pelarut yang cocok,atau di sebut juga istilah reaksi pendesakan. Kristal murni yang diperoleh adalah 0,9541 garam dari 50 gram dan 351 gram endapan dari sampel ,sehingga di peroleh persentasi rendemen sebesar berturut-turu adalah 1,8902 % dan 13,27 % ,sedangkan nilai Rf yang diperoleh adalah 0,489. Nilai tersebut hampir sesuai dengan literatur.dimana nilai rutin adalah 0,5 (Sukla,2012). Hal ini menunjukan bahwa senyawa rutin yang didapatkan hampir murni,harga Rf yang didapatkan sedikit berbeda dari harga rf yang seharusnya mungkin dikarenakan endapan yang didapatkan masih mengadung jamur selain itu juga mungkin karena eluen yang tidak sesuai pada saat KLT dimana pada proses pecobaan KLT eluen seharusnya menggunakan butanol namun pada saat praktikum kami menggunakan etil asetat yang tingkat kepolarannya berbeda dengan butanol. Pada proses KLT (kromatografi Lempeng Tipis ) yang dilakukan seharusnya adalah menotolkan
senyawa pembanding di samping sampel
sehingga jika noda sampel yang tebentuk sejajar denga pemanding maka dapat disimpulkan bawah zat yang kita peroleh itu adalah zat murni.
BAB V KEIMPULAN DAN SARAN 5.1
5.2
Kesimpulan
Pada daun singkong diperoleh kristal seberat 0,951 gram
Rendemen diperoleh sebesar 1,8902 %
nilai Rf flavonoid dari sampel adalah 0,489cm
Saran
Teliti dan cermat dalam bekerja
Pahami teori dan prinsip dari metoda isolasi dengan seksama
Hati- hati pada penotolan sampel pada plat KLT agar di dapati noda yang bagus, tidak merembes dan tidak terjadi tailing.
Hati- hati dalam maserasi, pastikan pengocokan cukup hingga 1 jam sehingga senyawa terlarut sempurna dalam pelarut.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimartha,s 1999. Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 1.jakarata:Trubus Agriwidya. Hariana ,A.2006 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 1. Jakarta :Penebar Swadaya. Kardinan , A. Kusuma F., R 2004.Meniran penambah dan Tahan Tubuh Alami.Jakarta :Agromedia Pustaka. Mursyidi, A .1989. Analisis metabolit sekunder .Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Shukla,Prabodh.2012.
Isolation
Of
Rutin
from
Phylantus
amarus.
International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research 5(3):71-76.
.
View more...
Comments