BAB I OBGYN
June 3, 2018 | Author: Mawadah Dias Nita | Category: N/A
Short Description
v s s...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Proses kehamilan dan persalinan merupakan proses yang sangat rumit dan panjang, juga melibatkan banyak organ. hal ini dapat menimbukan banyak kesulitan yang akan dihadapi jika salah satu komponen yang terlibat mengalami gangguan atau kelainan. Gangguan atau kelainan tersebut bisa berasal dari anatomi maupun fungsional dari suatu organ, bisa juga disebabkan infeksi, keganasan, dan kongenital. Bahkan gangguan pada kehamilan dan persalinan dapat terjadi dikarenakan gangguan organ yang sekilas tidak memiliki hubungan langsung dengan reproduksi, misalnya penyakit jantung dan sebagainya Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur. Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu seleksi alamu terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenitaI besar, umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya Bayi berat lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping pemeriksaan fisik,
1
radiologik dan laboratorik untuk menegakkan diagnose kelainan kongenital setelah bayi lahir, dikenal pula adanya diagnosisi pre/- ante natal kelainan kongenital dengan beberapa cara pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan air ketuban dan darah janin 1.2 Tujuan
Penulis paper ini ditujukan untuk mengetahui tentang penyakit Kelainan Kongenital pada Uterus
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antomi dan Fisiologi
Gambar 2.1 Anatomi Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah depan dan belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya. Terletak di rongga pelvis antara kandung kemih dan rectum. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio ( serviks ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri ).
3
Bagian-bagian uterus terdiri atas :
Fundus uteri, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina
yang mirip dengan kubah , di bagian ini tuba Falloppii masuk ke uterus. Fundus uteri ini biasanya diperlukan untuk mengetahui usia/ lamanya kehamilan
Korpus uteri, adalah bagian uterus yang utama dan terbesar. Korpus uteri
menyempit di bgaian inferior dekat ostium internum dan berlanjut sebagai serviks. Pada kehamilan, bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janain berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri ( rongga rahim ).
Serviks uteri , serviks menonjol ke dalam vagina melalui dinding
anteriornya,dan bermuara ke dalamnya berupa ostium eksternum. Serviks uteri terdiri dari :
Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio
Pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikal berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjarkelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum reminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Secara histologis, dinding uterus terdiri atas :
4
1. Endometrium ( selaput lendir ) di korpus uteri
Endometrium terdiri atas epitel pubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah. Endometrium terdiri atas epitel selapis silindris, banyak kelenjar tubuler bersekresi lendir. Dua pertiga bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah dilapisi epitel berlapis gepeng, menyatu dengan epitel vagina.Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus haid. Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi cavum uteri. Pada endometrium terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara-muara dari saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk seperti silindris.
2. Myometrium / Otot-otot polos
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah luar berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada di sana. Myometrium merupakan bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mnedorong isinya keleuar saat persalinan. Di antara serabut-serabut otot terdapat pembuluh pembuluh darah, pembuluh lympa dan urat saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagain:
Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui
fundus menuju kea rah ligamenta
5
Lapisan dalam, merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi
sebagai sfingter dan terletak pada ostium internum tubae dan orificium uteri internum
Lapisan tengah, terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan
anyaman serabut otot yang tebal ditembus oleh pembuluh pembuluh darah. Jadi, dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini. 3. Perimetrium
Yakni lapisan serosa / terdiri atas peritoneum viserale yang meliputi dinding uterus bagian luar. Ke anterior peritoneum menutupi fundus dan korpus, kemudian membalik ke atas permukaan kandung kemih. Lipatan peritoneum ini membentuk kantung vesikouterina. Ke posterior, peritoneum menutupi menutupi fundus, korpus dan serviks, kemudian melipat pada rektum dan membentuk kantung rekto-uterina. Ke lateral, hanya fundus yang ditutupi karena peritoneum membentuk lipatan ganda dengan tuba uterina pada batas atas yang bebas. Lipatan ganda ini adalah ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi pelvis.
Uterus sebenarnya terapung dialam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik. Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah ( Ilmu Kebidanan ):
1. Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum ( Mackenrodt ) yakni ligamentum yang trepenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis.
6
2. Ligamentum
sakro-
uterinum
sinistrum
et
dekstrum ,
yakni
ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan, kea rah os sacrum kiri dan kanan. 3. Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum , yakni ligamentum yang menhaan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadangkadang terasa sakit di daerah inguinal pada waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun terba kencang dan terasa sakit bila dipegang. 4. Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamentum ini adalah bagian dari peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal, ligamentum ini ditemukan indung telur ( ovarium sinistrum et dekstrum ). Untuk memfiksasi uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya. 5. Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba Falloppii berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarica.
7
Adapun nama ligament-ligamen pada uterus ( FKUNPAD,1983 ), yaitu :
1. Ligamentum latum, yakni berupa lipatan peritoneum sebelah lateral kanan kiri dari pada uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae. Ruangan anatara kedua lembar dari lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgra, disebut : parametrium, dimana berjalan arteria, vena uterina, pembuluh darah, lympa dan ureter. 2. Ligamentum rotundum ( ligamentum teres uteri ), yakni terdapat dibagain atas lateral dari uterus, caudal dari insertie tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial labia mayor. 3. Ligamentum infundibulo pelvicum (ligamentum suspensorium ovarii ), yakni dua buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium ke dinding
panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium. 4. Ligamentum cardinale, yakni kiri kanan dari servix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul 5. Ligamentum sarco uterinum, yakni kiri kanan dari servix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rektum 6. Ligamenetum vesico uterinum , yakni dari uterus ke kandung kemih.
2.2 Definisi
Kelaianan bawaan pada uterus adalah kelainan yang timbul pada pertumbuhan duktus muller berupa tidak terbentuknya satu atau kedua duktus,gangguan dalam kedua duktus,dan gangguan dalam kanalisasi setelah fusi.
8
Kelainana kelainan tersebut sering disertai oleh kelainan pada traktus urinarius,sedangkan ovarium sendiri biasanya normal. Ada sebagian wanita yang memiliki rahim abnormal sehingga mengalami gangguan kesehatan reproduksi.Anda tidak perlu terlalu kawatir karena angka kejadian rahim tidak normal sangat jarang,hanya sekitar 0,1 % dari populasi, namun tidak ada salahnya jika anda mengetahui kasus ini lebih detail. Kelainan pada uterus biasanya disebabkan karena saluran Muller tidak tumbuh atau karena persatuan saluran Muller tidak terjadi. 2.3 Etiologi dan Klasifikasi
Gagal dalam pembentukan Apabila dua dukter Mulleri tidak yerbentuk disebut Hipoplasi atau agenesis uterus
1. Sindroma Mayer Rokitansky Kuster Hauser (Sindroma MRKH), MRKH merupakan sindroma tidak terbentuknya vagina, uterus dan saluran telur (tuba) yang berasal dari ductus Muller, genitalia eksterna, ciri kelamin sekunder dan sitogenetik normal wanita.Pada sindroma MRKH penderita biasanya mengeluh tidak menstruasi (amenore primer), gangguan hubungan seksual dan infertilitas. Gejala klinik :amenorrhea primer dengan level hormonal normal yang ditandai dengan fungsi gonad masih baik.
9
Apabila satu duktus Mulleri tidak terbentuk disebut uterus unikornis 2. Uterus unikornis yaitu vagina dan serviks normal sedangakan uterus
hanya mempunyai satu tanduk serta satu tuba. Dan biasanya hanya terdapat satu ovarium dan satu ginjal. Bila kedua ductuk Mullerin tidak terbentuk maka uterus dan vagina tidak ada (kecuali 1/3 bagian bawah vagina), kedua tuba tidak terbentuk atau rudimenter.
Gangguan dalam mengadakan fusi Merupakan kegagalan untuk bersatu seluruhnya atau sebagian dari kedua duktus Mulleri. Terdiri dari atas kelainan-kelainan berikut:
a. Uterus terdiri atas dua bagian yang simestris 1. Uterus septus yaitu satu uterus yang terdiri atas dua ruangan yang dibagi oleh suatu sekat yang memisahkan kavum uteri seluruhnya. 2. Uterus subseptus yaitu yaitu satu uterus yang terdiri atas dua ruangan yang dibagi oleh suatu sekat yang hanya memisahkan kavum uteri sebagian. 3. Uterus bikornis bikolis (uterus didelphys) yaitu kondisi yang langka, adanya dua bagian yang terpisah sama sekali dan yang sering ditemukan bersamaan
dengan dua vagian atau satu vagina dengan
sekat. 4. Uterus bikornis unikornis yaitu uterus mempunyai satu serviks, akan tetapi terdapat dua tanduk masing-masing dengan satu kavum uteri, satu tuba dan satu ovarium. 5. Uterus arkuatus yaitu kelainan strukur uterus yang mana pada fundus uteri tampak cekung yang kedalam diteruskan menjadi subseptum.
10
b. Uterus terdiri atas dua bagian yang asimetris
Satu duktus mulleri berkembang normal tetapi yang lain mengalami kelambatan dalam pertumbuhannya
Hemiuterusnya tumbuh normal yang lain rudimental,
25 % penderita tidak mengalami gangguan yang berarti
Dapat terjadi dismenorea, menoragia, metroragia, dispareunia, dan infertilisasi
6. DES merupakan estrogen sintetik oral untuk mencegah kehamilan berulang, persalinan prematur dan komplikasi lain pada kehamilan. Kelainan uterus sering pada janin dengan DES.. Perempuan dengan DES yang didapat selama kandungan memiliki predisposisi terjadinya cervical incompetence. Sedangkan menurut (Cunningham, 2014) , DES ialah suatu variasi rongga uterus yang lebih kecil, segmen atas uterus lebih pendek, dan rongga berbentuk T dan ireguler. Epidemiologi : Kelainan yang paling sering dijumpai ialah bentuk T kavum uteri (70%), uterus yang kecil, ring konstriksi, dan tidak terbentuknya kavum uteri, 44% dengan perubahan pada struktur serviks pseudopolips 2.4 Manifestasi Klinis
Kelainan menstruasi seperti dismenorea,menoragia Nyeri panggul
Dispareunia
Ketidaknyamanan saat berhubungan seks
11
Infertilisasi
Keguguran berulang
2.5 Diagnosis
Kebanyakan kelainan uterus tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang signifikan. Prosedur berikut membantu dalam diagnosis kelainan uterus yaitu:
Ultrasonografi Ultrasonografi yang menggunakan gelombang suara untuk menangkap gambar dari vagina dan bagian lain dari rahim. Untuk mendiagnosa kelainan pada uterus atau organ reproduksi wanita ,USG vagina adalah penting sebagai USG abdomen atas perut tidak akan jelas menunjukkan keadaan rahim.
MRI Pemeriksaan ini menggunakan sejumlah besar gelombang magnetik dan radio untuk mengevaluasi keadaan uterus.
CT-SCAN
Hysterosalpingography Pemeriksaan ini memerlukan penyisipan pewarna ke dalam vagina, Setelah itu, akan mengambil X-ray. Hal ini memungkinkan mendiagnosis untuk mengevaluasi rongga uterus, vagina,dan tuba uterus .
Laparoscopy
12
2.6 Penatalaksankaan
Penatalaksanan adalah operasi a) Strassman metroplasti adalah metode operasi rekontruksi terutama pada uterus bikronis dengan insisi melalui fundus secara transversal. Strassman metroplasti harus dipertimbangkan di pilih wanita dengan rahim bicornate yang pernah mengalaminya. Kehilangan kehamilan berulang atau persalinan prematur.
a). Prosedur Strassman metroplasti b) Tompklis metroplasti adalah prosedur insisi fundus secara sagital lalu septum uterus digunting
b). Prosedur Tompklis metroplasti
13
c) Jones metroplasti adalah prosedur insisi fundus secara insisi baji lalu penjahitan dengan menggabungkan kedua tepi uterus yang telah diinsisi.
c). Prosedur Jones metroplasti d) Histeroskopi reseksi untuk septum uteri insis uterus denga laparoskopi
d). Prosedur Histeroskopi reseksi Keuntungan:
Tidak dilakukan insisi abdominal
Tidak dilakukan insisi miometrial
Prosedur rawat jalan
Tidak diperlukan seksio sesarea
Tidak ada pengurangan ukuran kavitas uterus
Morbiditas postoperatif rendah
14
Waktu penyembuhan lebih cepat
Tidak menimbulkan perlengketan pelvis.
2.7 Kompilkasi
1. Lahir Prematur: Pada wanita dengan kelainan uterus dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Kelahiran prematur adalah ketika persalinan terjadi terlalu dini, sebelum 37 minggu kehamilan. kelahiran prematur menimbulkan risiko kesehatan pada bayi baru lahir sebagai kekebalan tidak sepenuhnya dikembangkan untuk bertahan hidup di luar rahim. Juga, di beberapa bayi, perkembangan paru-paru mungkin tidak lengkap. 2. Lahir posisi Sungsang Kelianan uterus dapat menyebabkan bayi masuk ke posisi sungsang dalam rahim. Posisi ini adalah ketika bagian bawah atau kaki bayi menghadap ke bawah bukan kepala. kehamilan tersebut tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup janin, tetapi mungkin memerlukan operasi caesar yang direncanakan. Juga, kadang-kadang, kehamilan tersebut mungkin tidak mencapai jangka waktu penuh. 3. Abortus Abortus adalah hasil yang paling umum dari kelainan uterus. Kebanyakan wanita dengan kelainan uterus akan menghadapi satu atau lebih keguguran. 4. Infertilisas
15
5. Wanita dengan kelainan uterus banyak mengalami infertlisasi akibat embrio gagal ditanam di uterus
atau embrio tidak mengalalami
perkembangan karena kelaina dari uterus tersebut. 2.7 Prognosis
Kebanyakan kelainan bawaan uterus tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang signifikan, Adapun pasien dengan kelainan ini bisa lahir dengan normal. Namun pada wanita dengan kelainan ini sering mengalami abortus berulang dan infertilisasi .Kelainan ini dapat dibaiki secara anatomi dengan metode-metode operasi.
16
BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan
Kelaianan bawaan pada uterus adalah kelainan yang timbul pada pertumbuhan duktus muller berupa tidak terbentuknya satu atau kedua duktus,gangguan dalam kedua duktus,dan gangguan dalam kanalisasi setelah fusi. Kelainana kelainan tersebut sering disertai oleh kelainan pada traktus urinarius,sedangkan ovarium sendiri biasanya normal. Ada sebagian wanita yang memiliki rahim abnormal sehingga mengalami gangguan kesehatan reproduksi.Anda tidak perlu terlalu kawatir karena angka kejadian rahim tidak normal sangat jarang,hanya sekitar 0,1 % dari populasi, namun tidak ada salahnya jika anda mengetahui kasus ini lebih detail. Kebanyakan kelainan uterus tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala yang signifikan. Prosedur berikut membantu dalam diagnosis kelainan uterus seperti USG,MRI, Hysterosalpingography,histerokopi dan laporscopy.
Meskipun ada beberapa pilihan pengobatan, ini tidak berlaku untuk semua jenis kelainan rahim. Dalam beberapa kasus, metode pengobatan dapat menimbulkan risiko lebih lanjut. Oleh karena itu, jika ada pengobatan untuk kelaiana bawaan uterus , menimbang risiko dan keuntungan sebelum memilih untuk dilakukan tindakan .
17
18
View more...
Comments