MINI PROJECT 12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT DI PERUMAHAN MASYEBA RW VI Disusun Sebagai Tugas Akhir Dokter Internsip
Disusun Oleh : dr. Ainni Putri Sakih dr. Calvin Martin dr. Monica Bil Geni dr. Tika Puspa Dewi dr. Widi Nur Wicaksana dr. Widya Setio Pratiwi
UPT. PUSKESMAS SEKUPANG Jl. Raja Haji No. 06 Sei. Harapan Kec. Sekupang Telp. (0778) 325517
email :
[email protected] Batam 06 Februari 2017 – 06 06 Juni 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. (WHO,2016). Menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan utuh yang terdiri atas unsurunsur fisik, mental, dan sosial. Menurut teori H.L. Blum (2008) terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu faktor perilaku atau gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan faktor genetik (keturunan). Diantara faktor tersebut, faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat. Dengan demikian konsep paradigma sehat H.L. Blum memandang pola hidup sehat seseorang secara holistik dan komprehensif. Masyarakat yang sehat tidak dilihat dari sudut pandang tindakan penyembuhan penyakit melainkan upaya yang berkesinambungan dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan. Saat ini di Indonesia justru paradigma sakit yang digunakan, seharusnya untuk meningkatan derajat kesehatan kita harus menaruh perhatian besar pada akar masalahnya dan selanjutnya melakukan upaya pencegahannya. Untuk itulah maka upaya kesehatan harus fokus pada upaya preventif (pencegahan) bukannya kuratif (pengobatan). Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari agenda ke-5 Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan Program Indonesia Sejahtera. Program Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015. Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan, (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan. Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.
1.2
Rumusan Masalah
Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga sehat merupakan salah satu program pemerintah untuk mewujudkan visi dan misi Presiden. Dengan adanya program Indonesia sehat maka dapat diketahui kategori keluarga sehat wilayah kerja Puskesmas Sekupang ke dalam 3 strata atas dasar proporsi indikator yang bagus pada keluarga tersebut.
1.3
Tujuan Program 1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia sesuai yang tertuang dalam Rencana Strategis Kemenkes 2015-2019. 1.3.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesehatan ibu dengan menurunkan angka kematian ibu (AKI) b. Meningkatkan kesehatan anak c. Pengendalian penyakit menular d. Pengendalian penyakit tidak menular e. Diperkuat dengan penyehatan lingkungan (sanitasi dan air minum)
1.4
Manfaat Program 1.4.1 Manfaat untuk Masyarakat
a. Meningkatnya pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih dan sehat b. Memiliki keterampilan dalam upaya pelayanan kesehatan yang sederhana c. Dapat bertindak sebagai teladan, penggerak, dan pendorong hidup sehat d. Mempunyai rasa kepedulian sosial 1.4.2 Manfaat untuk Puskesmas
a. Membantu keberlangsungan program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga sehat b. Memperkuat upaya promotif dan preventif kesehatan c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan d. Meningkatkan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. 1.4.3 Manfaat untuk Dokter Internship
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam bidang kesehatan masyarakat terutama pada program Indonesia sehat b. Menambah pengalaman berinteraksi dan komunikasi pada masyarakat