BAB I makalah.docx

April 21, 2017 | Author: Mayang Puspa Rena | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAB I makalah.docx...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angiospermae (bahasa Yunani, angieo = ‘botol’, sperma = ‘biji’). Berbeda dengan Gymnospermae, tumbuhan anggota Angiospermae mempunyai biji yang dilindungi oleh bakal buah. Anggotanya dapat berupa tumbuhan berkayu atau berbatang basah (herba), mempunyai bentuk dan susunan bunga bermacam-macam. Mikrosporangia terdapat pada mikrosporofil yang disebut benang sari. Angiospermae juga merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak (kaliks) dan mahkota (korolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa putik (pistilum) . putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu . biji terdapat di dalam ovarium. Salah satu suku dari angiospermae yang akan dibahas dalam makalah ini adalah suku magnoliaceae khususnya 3 spesies yaitu cempaka putih, cempaka kuning, dan cempaka gondok. Magnoliaceae merupakan tumbuhan yang berupa pohon atau semak, sepal biasanya enam sampai tak terhingga , stamen banyak dengan filamen yang jelas dan tersusun spiralis pada dasar bunga yang memanjang seperti tugu, pistilum tunggal mewakili masing-masing karpel dan tersusun spiralis pada dasar bunga, endospermnya mengandung minyak. Kantil atau cempaka putih merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini yaitu: 1. Bagaimana klasifikasi dari suku passifloraceae? 2. Bagaimana habitat dari suku passifloraceae? 3. Bagaimana morfologi dari daun, batang, bunga dan akar suku passifloraceae? 4. Bagaimana peranan dari suku passifloraceae? 5. Bagaimana daur hidup dari suku passifloraceae? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu: 1. Mengetahui klasifikasi dari suku passifloraceae. 2. Mengetahui habitat dari suku passifloraceae. 3. Mengetahui morfologi dari daun, batang, bunga dan akar suku passifloraceae. 4. Mengetahui peranan dari suku passifloraceae. 5. Mengetahui daur hidup dari suku passifloraceae. 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu: 1. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi suku passifloraceae. 2. Mahasiswa dapat mengetahui habitat dari suku passifloraceae. 3. Mahasiswa dapat terampil dalam mengamati morfologi daun, bunga, batang, dan akar dari suku passifloraceae. 4. Mahasiswa dapat mengetahui peranan dari suku passifloraceae. 5. Mahasiswa dapat mengetahui daur hidup dari suku passifloraceae.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Genus Passiflora Genus passiflora yang biasanya disebut sebagai buah markisa merupakan genus yang besar dengan persebaran yang luas dan termasuk spesies yang berada pada daerah tropis. Genus Passifloraterdapat sekitar 465 spesies merupakan tanaman merambat, meskipun beberapa ada yang merupakan semak atau pohon. Amerika Selatan merupakan pusat

keanekaragaman untuk sebagian besar Passifloradan 40 jenis tersebar di Asia serta di Kepulauan Pasifik Selatan. Beberapa Passiflora tumbuh sebagai buah yang dapat dimakan dan beberapa spesies yang lain dibudidayakan sebagai tanaman ornamental. Passiflora merupakan tanaman pemanjat yang panjangnya dapat mencapai 9 meter jika kondisi iklim menguntungkan. Batangnya keras dan berkayu, dengan daun yang letaknya tersebar dan berwarna hijau gelap. Bunga besar dan diameternya dapat mencapai 0,05 meter bila berada di alam liar, Passiflorajuga sering dibudidayakan sebagai tanaman hias. Passiflora adalah genus yang sangat penting dalam keluarga Passifloraceae. Genus ini memiliki distribusi alami yang sangat luas, dengan tanaman liarnya berada di wilayah Amerika, India bagian barat, kepulauan Galapagos, Australia, Asia bagian selatan, Malaysia, Indonesia, dan beberapa pulau di perairan Pasifik. Markisa merupakan salah satu produk buah segar di Indonesia yang sangat diminati oleh pasar. Morey (2007)melakukan studi untuk menggambarkan keinginan pasar saat ini terhadap buah-buahan segar maupun olahan. Studi terhadap produk buah di Indonesia dilakukan untuk mendapatkan gambaran utama yang dapat mempengaruhi produk dan mengidentifikasi peluang untuk pengembangan. Pada tahun 2005, 82.892 ton buah markisa diproduksi di 21 propinsi di Indonesia dengan mayoritas di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat (71,0%), Sumatera Utara (17,1%) dan Sulawesi Selatan (8,6%). Sebagian besar 2 2 buah markisa yang ditanam di Indonesia adalah markisa konyal yang dikonsumsi sebagai buah segar. Sedangkan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan yang memiliki markisa ungu, umumnya dimanfaatkan untuk pembuatan sirup. Markisa dianggap sebagai buah eksotis dan memiliki daya tarik yang kuat bagi negaranegara beriklim seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Australia. Mengingat tanaman buah saat ini diharapkan menjadi pertumbuhan baru di sektor pertanian, maka upaya menghasilkan buah-buahan unggul menjadi landasan kerja yang utama saat ini. Buah-buahan dengan varietas unggul dapat dirakit jika ketersediaan plasma nutfah dan sumberdaya genetik mempunyai karakter sesuai dengan yang dikehendaki (Karsinah et al., 2007). Silitonga (2004) menambahkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan materi genetik dalam perbaikan tanaman adalah dengan mengumpulkan sumberdaya genetik dengan cara eksplorasi, konservasi dan mengevaluasi karakter yang dimilikinya serta memanfaatkannya. Pudjoarinto (1995) juga menambahkan bahwa proses penciptaan varietas unggul baru senantiasa didahului oleh koleksi, identifikasi,

dan evaluasi jenis-jenis yang sudah ada. Keunggulan Indonesia adalah tersedianya jumlah plasma nutfah buah-buahan yang tidak terbilang. Pengkajian terhadap struktur anatomi juga dibutuhkan dalam membantu identifikasi. Adanya karakter yangmirip, menunjukkan hubungan kekerabatan antar spesies pada suatu famili dalam habitat yang sama (Pudjoarinto 1995). Ading Mulyadi.(2010) juga menambahkan dengan adanya variasi struktur

anatomi

diharapkan dapat memperkaya karakter yang dipakai untuk identifikasi. 2.2.1 Klasifikasi Tanaman Markisa Besar Markisa termasuk tanaman semak hidupnya menjalar panjang kuang lebih 10 m. Batang : Markisa mempunyai batang kecil, langsing, dan panjang sekali, bentuk bulat, lunak, halus, warna hijau kecoklatan. Batangnya merambat dengan bantuan sulur berbentuk pilin (spiral). Daun : Tunggal, lonjong, tersebar, panjang 7-20cm, lebar 5-15cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, permuka`n licin, tangkal persegi, panjang 2-6cm, dan berwarna hijau. Nama Umum/dagang : Markisa Nama daerah Sumatera : Rubis (Palembang), Balewa (Melayu) Jawa : Markusa (Sunda), Markisa (jawa). Diluar Negeri sering disebur Giant Markisa, granadilla Buto

Gambar 2.1.1 Morfologi Tanaman Markisa Besar (Sumber : Pudjoarinto,1995) Bunga tunggal, bulat berbentuk mangkok, berkelamin dua(hermafrodit) dan menempel di ketiak daun, tangkal bergerigi, panjang 3-4cm hijau, mahkota berbentuk lonjong, permukaannya beralur, warna ungu, benang sari bertangkai, bentuk tabung, panjang ± 6cm warna ungu, kepala sari silindris, panjang ± 6cm warna putih, putiknya pendek warna kuning dengan kelopak bunga berbntuk lonjong warna hijau. beraroma khas harum. Semua jenis markisa (Passiflora) termasuk penyerbuk silang dengan bantuan lebah madu.penyerbukan sendiri masih dapat berlangsung baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, biasanya penyerbukan di lakukan oleh manusia seperti halnya penyerbukan pada tanaman fanily (Ading Mulyadi,2010) Buah Markisa berbentuk lonjong dengan panjang ± 20 cm, diameter ± 15 cm berat 3-5 kg warna hijau ke putih putihan.Buah yang sudah masak/ranum berwarna kekuningan dan beraroma khas harum buah markisa. Biji : Bulat pipih panjang ± 0,3 cm, putih. Akar : Tunggang warna putih kotor 2.2.2 Klasifikasi Markisa Besar 

Kingdom : Plantae



Divisi : Spermatophyta



Sub divisi : Angiospermae



Kelas : Dicotyledoneae



Bangsa : Parietales



Suku : Passifloraceae



Marga : Passitlora



Jenis/ Spesies : Passiflora quadrangularis L., Granadilla buto

2.2.3 Kandungan :

Buah, biji, dan daun pada tanaman ini mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Sementara buah yang masak mengandung Ca, P, Fe. 2.2.4 Manfaat dan Khasiat Daun Markisa/ Passiflora quadrangularis L berkhasiat untuk peluruh air seni, kencing nanah, sedangkan buahnya selain untuk sari buah segar (dicampur dengan sirup),juga dimanfaatkan untuk obat penenang juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri (analgesik) dan memperkuat paru. Beberapa Herbalis memanfaatkan Seluruh bagian Markisa untuk digunakan sebagai obat dan berkhasiat sebagai anti radang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta bersifat membersihkan panas dan racun. Seorang herbalis yang mantan seorang Pendeta di daerah Malang (Perumahan Sawojajar.) malah menggunakan markisa besar untuk pengobatan kanker

2.2 Passiflora coccinea Passiflora Coccinea dikenal dengan nama The Red Passion Flower, tumbuhan ini termasuk dalam famili Passifloraceae. Tumbuhan merambat ini selalu nampak hijau. Tingginya tergantung sesuai dengan rambatannya. Daun berwarna hijau dengan bentuk daun memanjang (oblong), pertulangan daun menyirip, tepi daundouble serrate, dengan panjang 2-4 inchi. Batang tumbuhan ini berwarna hijau.

Gambar 2.2.1 bunga Passiflora (sumber : Yudianto, 1992) Bunga Passiflora coccinea berwarna merah tua dan sangat indah. Di beberapa negara bagian Amerika bunga ini mekar pada awal musim gugur dan musim panas. Persebaran tumbuhan

ini tergolong dalam spesies invasif. Tumbuhan ini menghasilkan buah dengan bentuk oval, berwarna hijau/kuning, dengan ukuran 1-3 inci. Tumbuhan ini dapat digunakan sebagai tanaman pagar dan peneduh dan memberikan nilai keindahan. Tumbuhan ini cukup toleran terhadap kekeringan dan naungan. Perbanyakan tumbuhan dapat dilakukan dengan biji ataupun dengan stek batang. Buah tumbuhan ini juga dapat dimakan (edible fruits)

Gambar 2.2.2 morfologi passiflora coccinea (sumber : Yudianto,1992) 2.3 Passiflora Lunata 2.3.1 Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Dilleniidae Ordo: Violales Famili: Passifloraceae Genus: Passiflora

Spesies: Passiflora lunata Will Habitus : semak, merambat ± 8 m. Batang : semu,lunak,beruas Daun : tunggal,tepi rata,ujung daun rompang,pangkal daun membulat,pertulangan menyirip Bunga : majemuk, di ketiak daun,mahkota berwarna ungu Akar : tunggang

Gambar 2.3.1 Bunga Passiflora Lunata (sumber : Yudianto,1992) 2.3.2 Manfaat dan Khasiat Passiflora lunata Willd. Prabu kenyo Akar : obat sakit radang telinga, obat luka. 2.4 Passiflora Foetida Passiflora foetida atau yang sering dikenal dengan Rambusa adalah sejenis buah markisah yang mungil . Passiflora foetida diduga berasal dari berbagai daerah di Amerika yang kini sudah menyebar ke seluruh daerah tropis di dunia termasuk Asia Tenggara dan Hawai. Passiflora foetida umumnya tumbuh sebagai tumbuhan herba liar di berbagai tempat yang tidak terawat, baik itu di daerah hutan, pesisir pantai, sawah, ladang atau tanah -tanah terbuka tak terawat yang mendapatkan penyinaran matahari penuh, namun tumbuhan ini juga suka hidup pada tanah yang lembab. Passiflora foetida merupakan tumbuhan liar yang dapat dimakan karena buah yang masak rasanya manis dan beraroma harum, namun perlu diwaspadai karena buah yang masih muda beracun.

Gambar 2.4.1 Buah yang masih muda beracun Passiflora foetida yang saya temukan di kota Malang Jawa Timur ini memiliki ciri-ciri : Berupa herba memanjat / merambat yang batangnya berbentuk silindris, kuat dan lama kelamaan berkayu, sehingga tumbuhan ini tergolong dalam Liana. Daunnya berbentuk jantung yang bertaju 3 dengan ujung daun yang meruncing.

Gambar 2.4.2 Daun berbentuk Jantung bertaju 3 Bunganya : memiliki kelopak sebanyak 3 helai berwarna hijau berbentuk seperti jarum yang bercabang-cabang.

Gambar 2.4.3 Bunga yang masih kuncup Bunga yang sudah mekar bentuknya sangat cantik, dan warnanya juga indah, sebagaimana kebanyakan bunga dari genus Passiflora. Mahkota bunga sebanyak 5 helai dengan mahkota tambahan sebanyak 5 helai juga yang berwarna putih bersih dan pada bagian dasarnya berwarna merah muda.

Gambar 2.4.4 Bunga yang sudah mekar tampak dari depan Kepala sari berwarna kuning sebanyak 5 buah , dimana dasar tangkai sarinya menyatu membentuk tabung berwarna merah muda. Kepala putik berwarna hijau berjumlah 3 buah , dan bakal buahnya terletak di atas perlekatan dasar tangkai sari. Bunganya memiliki daun pelindung ( brachtea) yang dapat menghasilakan enzim pencernaan yang bersifat lengket dan dapat menjebak serangga, sehingga saat ini tanaman ini disebut sebagai tanaman protocarnivora

Gambar 2.4.5 Bunga yang sudah mekar tampak samping Penyerbukan dibantu oleh serangga, bunga yang sudah mengalami penyerbukan, mahkotanya akan segera menutup dan membungkus seluruh benang sarinya sehingga yang tampak dari luar hanya tinggal kelopak, bakal buah, dan putiknya

Gambar 2.4.6 Bunga setelah terjadi penyerbukan

Buahnya berupa buah buni berbentuk bulat agak memanjang berukuran sebesar kelereng ( diameter ± 2-3 cm ), terbungkus oleh kelopak bunga yang berbentuk seperti jarum yang bercabang-cabang. Buah yang masih muda berwarna hijau dan beracun, sedangkan buah yang sudah masak berwarna kuning.

Gambar 2.4.7 Buah yang sudah masak berwarna kuning Daging pembungkus biji berwarna putih, bagian inilah yang dapat dimakan karena rasanya manis dan aromanya harum Bijinya berwarna hitam berbentuk pipih tepinya bergerigi dengan ukuran panjang ±5 mm dan lebar ±2mm. Dalam 1 buah Markisah mungil ini berisi biji sebanyak ± 20-30 biji.

Gambar 2.4.7 Biji-biji yang sudah diambil lapisan pembungkusnya Passiflora foetida memiliki banyak nama umum : Rambusa, wild maracuja, Bush Markisa, marya-marya, stinking passion flower, Little Mary. Di Indonesia, Passiflora foetida juga memiliki banyak nama daerah : seperti Ciplukan blungsun (Jawa),permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur(Sunda), Pacean, gegombo(Aceh), lemanas ( Palembang), remugak ( Lampung) dan timun dendang atau timun padang(Mal.). Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malphigiales

Famili

:Passifloraceae

Genus

:Passiflora

Spesies

: Passiflora foetida

Nama Binomial : Passiflora foetida Linn. Synonim

:

Dysosmia ciliata M.Roem. Dysosmia fluminensis M.Roem. Dysosmia foetida (L.) M.Roem. Dysosmia gossypifolia (Desv. ex Ham.) M.Roem. Dysosmia hastata (Bertol.) M.Roem. Dysosmia hibiscifolia (Lam.) M.Roem. Dysosmia nigelliflora (Hook.)M.Roem. Granadilla foetida (L.) Gaertn. Passiflora baraquiniana Lem. Passiflora ciliata Dryand. Kandungan senyawa aktif pada Passiflora foetida : alkaloid ( Passiflorin / asam Passiflorat) , fenol, senyawa sianogenik, tanin, flavonoid glikosida. Manfaat Passiflora foetida antara lain adalah ; buah yang sudah masak dapat dimakan langsung atau untuk dibuat sari buah ; daun yang masih muda bisa digunakan untuk sayuran: daun yang dikeringkan dapat digunakan sebagai teh untuk membantu mengatasi kesulitan tidur. 2.5 Daur Hidup

Gambar 2.5.1 Daur Hidup Angiospermae (Sumber : http://ethuenic.blogspot.com/) Adapun daur hidup yang terjadi pada tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup sebagai berikut : 1. Perkembangan serbuk sari Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah, kemudian intin tumbuh

memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2. 2. Pembentukan sel telur Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering disebut multigamet. Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga sekunder. sehingga menjadi sel yang diploid . Jika terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Genus passiflora yang biasanya disebut sebagai buah markisa merupakan genus yang besar dengan persebaran yang luas dan termasuk spesies yang berada pada daerah 

tropis. Tumbuhan yang termasuk kedalam familia Magnoliceae diantaranya Passiflora quadrangularis L. Passiflora coccinea, passiflora lunata, passiflora foetida L.



Manfaat Passiflora foetida antara lain adalah ; buah yang sudah masak dapat dimakan langsung atau untuk dibuat sari buah ; daun yang masih muda bisa digunakan untuk sayuran: daun yang dikeringkan dapat digunakan sebagai teh untuk membantu mengatasi kesulitan tidur.

DAFTAR RUJUKAN Ading Mulyadi, (2010), Inovasi Pembelajaran, Presentasi Inservice-Training Program Penjamian Mutu Pendidikan, MGMP IPA Kabupaten Karawang. Pudjoarinto, Agus. 1995. Botani. Cetakan Juli. Jakarta: Universitas Terbuka Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University

Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Edisi pertama. Bandung: PT Tarsito

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF