BAB I- III Proposal

December 3, 2018 | Author: Fransisca Kusumoningrum | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAB I- III Proposal...

Description

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indonesia

merupakan

negara

yang

sangat

indah.

Semua

itu

dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obyek wisata yang dapat menarik  kunjungan wisatawan. Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi obyek  wisata. Sektor pariwisata dikembangkan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara didalam berbagai kebijakan nasional. Pembangunan pariwisata tidak  hanya merupakan tujuan akan tetapi merupakan alat, cara atau salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional. Dalam GBHN 2004 dijelaskan bahwa pembangunan pariwisata bertujuan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang memperhatikan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan hidup. Sektor pariwisata telah menggalakkan kegiatan ekonomi, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara serta   penerimaan devisa meningkat. Upaya untuk mengembangkan dan mendayagunakan   berbagai potensi periwisata nasional perlu ditingkatkan secara terencana, terpadu,

2

terarah dan efektif melalui pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan kegiatan  promosi dan pemasaran.

Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak    positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan   penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalamway dalam way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. sosial.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan aspek-aspek lain meliputi sosial, budaya, politik dan hankamnas perlu dikembangkannya kepariwisataan nasional. Aspek non ekonomis pembangunan pariwisata sangat erat kaitannya dengan ekonomi (Sujali, 1989). Alasan-alasan yang mendasari sektor pariwisata untuk dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan nasional adalah sebagai berikut : 1. Makin berkurangnya sektor migas sebagai penghasil devisa. 2. Prospek pariwisata yang telah memperlihatkan kecenderungan untuk meningkat secara konsisten. 3. Besarnya potensi yang dimiliki bagi upaya pengembangan pariwisata di Indonesia ( Spillane, 1987).

2

terarah dan efektif melalui pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan kegiatan  promosi dan pemasaran.

Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak    positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan   penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalamway dalam way of life masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. sosial.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan aspek-aspek lain meliputi sosial, budaya, politik dan hankamnas perlu dikembangkannya kepariwisataan nasional. Aspek non ekonomis pembangunan pariwisata sangat erat kaitannya dengan ekonomi (Sujali, 1989). Alasan-alasan yang mendasari sektor pariwisata untuk dijadikan sebagai sektor andalan dalam pembangunan nasional adalah sebagai berikut : 1. Makin berkurangnya sektor migas sebagai penghasil devisa. 2. Prospek pariwisata yang telah memperlihatkan kecenderungan untuk meningkat secara konsisten. 3. Besarnya potensi yang dimiliki bagi upaya pengembangan pariwisata di Indonesia ( Spillane, 1987).

3

Menghadapi era globalisasi, persaingan untuk merebut devisa dari sektor non migas semakin ketat termasuk dari sektor pariwisata yang telah menjadi sektor  andalan. Jika dulu belum banyak yang memikirkan dan mengembangkan Daerah Tujuan Wisata (DTW), kini sudah saatnya memperluas DTW baru agar daerah lain yang belum termasuk DTW juga dapat ikut berkembang. Satu strategi yang dapat dilakukan adalah menyerahkan perencanaan, menejemen dan pengembangannya ke masing-masing daerah yang memang potensial untuk dijadikan DTW. Misalnya   bagaimana kelengkapan infrastruktur yang mendukung dikembangkannya potensi   pariwisata suatu daerah dan perencanaan produk-produk pariwisata yang dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki nilai jual. Hal lain yang dianggap sebagai perangsang dalam usaha menciptakan produk   baru adalah gagasan dimana membentuk wilayah-wilayah pembangunan pariwisata.. Konsep perwilayahan yang dimaksud adalah menciptakan produk-produk baru dengan memanfaatkan obyek wisata yang sudah mapan, dengan merangsang   pertumbuhan dan memadukannya dengan sumberdaya wisata yang lain di dalam kawasan tersebut, selanjutnya memadukannya dengan kegiatan promosi dan  pemasarannya. Kebijakan pemerintah daerah dalam pembangunan pariwisata sangat penting   peranannya dalam menunjang keberhasilan pembangunan pariwisata nasional. Karena itu bagi perencana harus dapat mengoptimalkan potensi kepariwisataan didalam wilayah masing-masing.

4

Perkembangan

dan

pertumbuhan

pariwisata

perlu

diantisipasi

agar 

  perkembangannya tetap pada jalurnya dan daya dukungnya. Penilaian tingkat  perkembangan pariwisata suatu daerah sangat penting guna menentukan prioritas dan strategi pengembangannya serta memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya untuk masa yang akan datang. Hasil yang dicapai di bidang pariwisata dapat diukur dengan pendekatan  peningkatan jumlah wisatawan serta jumlah penerimaan pendapatan bagi pemerintah (Spillane, 1987). Kepariwisataan dalam pembangunan wilayah akan memberikan sumbangan yang sangat besar apabila dikelola secara professional, karena selain memberikan sumbangan bagi daerah yang bersangkutan, pariwisata dapat memacu pertumbuhan wilayah tersebut. Pada akhirnya dapat berakibat ganda (multi effect ) terhadap bidang  bidang lain, seperti pertanian, peternakan, kerajinan rakyat, permebelan, tektil dan lain-lain

kegiatan

yang

produknya

diperlukan

untuk

menunjang

kegiatan

kepariwisataan. Disamping itu wisatawan nusantara juga diharapkan akan memberikan sumbangan yang positif dalam menunjang kemajuan ekonomi. Meningkatnya jumlah wisatawan nusantara setiap tahun, mencerminkan kenaikan usaha dalam sektor   pariwisata. Kebutuhan barang dan jasa serta fasilitas ± fasilitas untuk mensukseskan  program pengembangan kepariwisataan. Peran masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata sangat penting. Karena penyelenggaraan kepariwisataan diarahkan demi terwujudnya pemerataan

5

 pendapatan dan pemerataan kesempatan berusaha, maka pelaksanaan berbagai usaha   pariwisata yang dilakukan dapat saling mengisi, saling berkaitan dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan kepariwisataan suatu Negara sangat bergantung pada seberapa   besar dan gencarnya pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh pemerintah dan  pihak-pihak terkait. Tujuan promosi itu sendiri adalah untuk memberikan informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberikan pengaruh pada meningkatnya  penjualan. ³Promotion`s objectives are to gain attention, to teach, to remind, to   persuade, and to reassure´ . Tujuan Promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan. (Schoell, 1961 : 424). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai peranan penting, sebagai komponen penunjang dalam dunia pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merupakan ujung tombak dalam pengembangan pariwisata daerah, karena Dinas Kebudayaan dan Pariwisatalah yang mengkaji lalu kemudian mengembangkan ODTW serta melakukan kebijakan dalam program-programnya untuk mengenalkan   potensi ODTW yang ada di daerah, dan memberikan kesan pertama atas baik dan  buruknya pariwisata . Dinas Kebudayaan dan Pariwisata biasanya selalu bekerja sama dengan pihak  stakeholder dan pelaku pariwisata, serta berusaha keras dalam menarik  serta meningkatkan minat wisatawan baik domestik maupun manca negara. Hal ini dilakukan dalam rangka menarik minat wisatawan (domestik maupun manca negara) agar mereka mau menikmati objek dan daya tarik wisata yang disajikan, seperti yang

6

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Dalam usaha memasarkan produk-produk pariwisatanya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggunakan teknik-teknik khusus, agar dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah Kabupaten Gunungkidul, dan dapat mendukung  perkembangan kepariwisataan di Indonesia. Menurut Purwowibowo (1998: 4), kepariwisataan memiliki arti yang sangat luas, bukan hanya sekedar bepergian dan berwisata saja, tetapi berkaitan pula dengan obyek dan daya tarik wisata yang dikunjungi, sarana transportasi yang digunakan,   pelayanan, akomodasi, restoran dan rumah makan, hiburan, interaksi sosial antara wisatawan dengan penduduk setempat serta usaha pariwisata. Karena itu pariwisata dapat dilihat sebagai suatu lembaga dengan banyak sekali interaksi, kebudayaan dengan sejarahnya, kumpulan pengetahuan, dan jutaan orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini, sehingga pariwisata sebagai konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Sejalan dengan semangat Otonomi Daerah dan Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, salah satu   pasal dalam Peraturan Pemerintah tersebut mengatur kewenangan daerah otonom dalam bidang budaya dan pariwisata. Di dalam pasal tersebut ditentukan bahwa daerah otonom dapat melakukan promosi dalam rangka meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan ke daerahnya masing-masing. Untuk melakukan promosi

7

diperlukan adanya upaya pemahaman mendalam mengenai pasar yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi dan program promosi.

Pemasaran yang dikaitkan dengan industri dan obyek wisata, dalam bahasa Inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi yang diselenggarakan seperti : exhibition, expo atau exposition, industrial show, trade   fair, trade show, professional/scientific exhibition. Pakar pameran seperti Halen Tongren dan James P. Thompson (1999) mendefinisikan salah satunya ialah pameran (exhibition), dalam pengertian umum adalah merupakan salah satu cara menyebarkan informasi, perkenalan sekaligus pemasaran suatu produk baik dalam bentuk gagasan maupun barang (lihat Yoeti, 1997 : 60). Pameran dapat dibedakan antara pameran dagang dan pameran pembangunan. Dalam pelaksanaannya pameran ini dapat   berbentuk pameran setempat, pameran nasional, pameran regional, dan pameran internasional.

Selanjutnya

memperhatikan

sifat

suatu

pameran

maka

dapat

dikategorikan dalam jenis pameran umum dan pameran khusus. Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah tujuan wisata di propinsi Yogyakarta juga sedang berusaha melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap 2

 potensi wisata yang dimiliki. Wilayah dengan luas 1.485,36 Km atau sekitar 46,63% dari luas Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini beribukota di Wonosari, sekitar 39 Km sebelah tenggara dari Kota Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 18 kecamatan dan 144 desa.

8

Untuk mengantisipasi perkembangan pariwisata yang semakin cepat, maka   pemerintah kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mengupayakan pengembangan kepariwisataan melalui penggalian potensi dan   peningkatan kualitas produk wisata yang dimiliki ke arah yang lebih baik. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul menyusun beberapa program kerja untuk memasarkan produk dan daerah-daerah wisata yang ada di kabupaten Gunungkidul antara lain dengan melakukan  F amtour,Travel dialogue, dan mengikuti  berbagai event pariwisata yang diadakan di propinsi DIY Dari penjelasan diatas, peneliti bermaksud untuk meneliti bagaimana Strategi Pemasaran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Untuk  Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

B. Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Strategi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Gunungkidul.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka secara khusus peneliti ingin mengupas beberapa permasalahan sebagai berikut berikut :

9

1. Bagaimana strategi pemasaran pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di desa wisata Kabupaten Gunungkidul? 2. Apa saja media yang digunakan dalam kegiatan pemasaran pariwisata? 3. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan, tahap pemasaran, serta faktor   pendukung dan penghambat dalam melakukan strategi pemasaran pariwisata?

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan strategi pemasaran pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di desa wisata Kabupaten Gunungkidul. 2. Untuk mengetahui media yang digunakan dalam kegiatan pemasaran  pariwisata. 3. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang digunakan, tahap pemasaran, serta faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan strategi pemasaran  pariwisata.

10

E. K egunaan Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Akademis, yaitu sebagai salah satu sumbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga menambah wawasan khususnya pada pemasaran sektor pariwisata. 2. Manfaat praktis yaitu sebagai masukan bagi pemerintah daerah setempat terutama Kabupaten

Gunungkidul

dalam

mengambil

kebijakan

khususnya

dalam

memasarkan Obyek Wisata yang ada dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya.

11

BAB II LANDASAN TEORI,

K ERANGK A

TEORITIS

DAN K ERANGK A HIPOTESIS

A. Landasan Teori 1. Definisi Strategi

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan

keunggulan

strategis

perusahaan

dengan

tantangan

lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari   perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989). Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: a. Pengertian Umum Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang   berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara

atau

upaya

bagaimana

agar

tujuan

tersebut

dapat

dicapai.

 b. Pengertian khusus Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan

12

dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan

perubahan

pola

konsumen

memerlukan

kompetensi

inti

(core

competencies). 2.

Strategi Pemasaran

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah : a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses  pertukaran.

  b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu   proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok  memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan  pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan  barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan. d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha

yang

mempromosikan

ditujukan dan

untuk

merencanakan,

mendistribusikan

barang

menentukan

dan

memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

jasa

yang

harga, dapat

13

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan,   permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak  yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.

3.

Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang   biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya  perubahan strategi dalam pemasaran yaitu : a. Daur hidup produk  Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap  perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran.  b. Posisi persaingan perusahaan di pasar  Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam  persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.

14

c. Situasi ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi. macam strategi pemasaran diantaranya:

1)

Strategi kebutuhan primer 

Strategi-strategi pemasaran untuk merancang kebutuhan primer yaitu: a) Menambah jumlah pemakai dan  b) Meningkatkan jumlah pembeli. 2)

Strategi Kebutuhan Selektif  Yaitu dengan cara :

a. Mempertahankan pelanggan misalnya: 1. Memelihara kepuasan pelanggan; 2. Menyederhanakan proses pembelian; 3. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;  b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier) 1. Mengambil posisi berhadapan (head ± to heas positioning) 2. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin) Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu: 1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. 2. Merangsang kebutuhan pr imer dengan memperbesar tingkat pembelian.

15

3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada. 4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru. Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompokkelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau   perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran   pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi  pasar adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar   produk, menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar. 4.

Dasar-dasar dalam penetapan Segmentasi Pasar

Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu: 1. Dasar ± dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen a. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan kepadatan iklim.  b. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup, pendapatan,  pendidikan, dll c. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya h idup, dan kepribadian. d. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status  pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk. 2. Dasar ± dasar segmentasi pada pasar industri

16

a. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi geografis, dan banyaknya langganan.   b. Tahap 2: yaitu sikap terhadap penjual, ciri ± ciri kepribadian, kualitas  produk, dan pelanggan. 5.

Syarat segmentasi Pasar

Ada beberapa syarat segmentasi yang efektif yaitu : a. Dapat diukur   b.Dapat dicapai c. Cukup besar atau cukup menguntungkan d.Dapat dibedakan e. Dapat dilaksanakan 6. Tingkat Segmentasi Pasar

Karena pembelian mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik. Setiap  pembeli, berpotensi menjadi pasar yang terpisah. Oleh karena itu segmentasi  pasar dapat dibangun pada beberapa tingkat yang berbeda. a. Pemasaran massal Pemasaran massal berfokus pada produksi massal, distribusi massal, dan   promosi massal untuk produk yang sama dalam cara yang hampir sama keseluruh konsumen.  b. Pemasaran segmen

17

Pemasarn segmen menyadari bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan,  persepsi, dan perilaku pembelian. c. Pemasaran ceruk  Pemasaran ceruk (marketing niche) berfokus pada sub group didalam segmensegmen. Suatu ceruk adalah suatu group yang didefiniskan dengan lebih sempit. d. Pemasaran mikro Praktek penyesuaian produk dan program pemasaran agar cocok dengan citarasa individu atau lokasi tertentu. Termasuk dalam pemasaran mikro adalah pemasaran lokal dan pemasaran individu. 7.Manfaat

Segmentasi Pasar

Sedangakan manfaat dari segmentasi pasar adalah: a. Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan- kesempatan pemasaran.  b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon   pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen. c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik   pemasarannya 8. Menentukan Pasar Sasaran

Langkah-langkah dalam menetukan pasar sasaran yaitu :

18

1. Langkah pertama Menghitung dan menilai potensi keuntungan dari berbagai segmen yang ada 2. Langkah kedua Mencatat hasil penjualan tahun lalu dan memperkirakan untuk tahun yang akan datang. 9.

Fungsi Pemasaran Pariwisata.

Pemasaran dapat dilihat dari segi kelompok kegiatan, yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: 1.

Memperkenalkan produk-produk daerah wisata, antara lain yang dapat

dijual secara menguntungkan, kepada siapa, dimana, melalui siapa dan dengan harga berapa atau dalam bahasa inggris to whom? Where? Who? When? How much? 2. Menggugah wisatawan untuk berkunjung ke negara tujuan atau ODTW (Objek Daerah Tujuan Wisata) yang dikehendaki wisatawan, melalui kegiatan- kegiatan sebagai berikut : pemasangan iklan, poster, penyebaran   brosur, dan berbagai alat komunikasi lainnya. Kegiatan ini disebut dengan  promosi (tourist promotion). 3. Mendorong keinginan wisatawan untuk melakukan kunjungan ke negara kita atau ODTW (Objek Daerah Tujuan Wisata ), dengan cara pemberian informasi yang jelas dan benar serta memberikan motifasi dalam mengatur  wisatawan, yang berperan dalam kegiatan ini adalah travel agent, tour 

19

operator , perusahaan penerbangan dan kantor-kantor promosi wisata di luar  negeri atau tempat wisata, kegiatan ini disebut distribusi (Distribution ). 4. Membuat perencanaan dan menyusun kegiatan (itinerary) yang akan dilakukan oleh wisatawan, berupa paket wisata dengan jalan mengumpulkan informasi dan bahan-bahan untuk mengkoordinasi jasa-jasa yang disediakan yang harus dilakukan oleh wisatawan. 10. Pentingnya Pemasaran Dalam Pariwisata

Sering timbul pertanyaan mengenai sejauh mana pentingnya pemasaran dalam  pariwisata, dibawah ini diuraikan 3 (tiga) alasan : Obyek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dapat dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen/wisatawan dari berbagai   pasar. Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisatawan yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati. Agar fasilitas dan jasa yang ada dapat disesuaikan dengan cita rasa, keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini, penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu dilaksanakan agar produk ±    produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wiasatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan lebih, ilmu   pengetahuan dan teknologi penduduk, telah banyak pula penduduk yang

20

  berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai destinasi yang dapat dikunjungi 11. Obyek Wisata

Pengertian obyek wisata Menurut Chafid Fandeli (2001:58), obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik  untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek  yang daya tariknya berdasarkan pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya. Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk  dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan obyek  wisata ( Ilmu pariwisata, Nyoman S. Pendit, 1994). Pengertian objek wisata atau ³tourist attraction´, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk  mengunjungi suatu daerah tertentu ( Pengantara Ilmu pariwisata, Drs. Oka A. Yoeti, 1985). Melihat dari beberapa pengertian obyek wisata dari beberapa ahli, penulis menyimpulkan pengertian obyek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu tempat yang memiliki ketertarikan seperti alam, tata hidup manusia, sejarah, seni budaya dll.

21

Ada beberapa Jenis Obyek wisata. Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Penggolongan obyek wisata berdasarkan Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan Nasional Gajah Mada yaitu : a. Obyek wisata budaya  b. Obyek wisata alam c. Obyek wisata buatan Sedangkan dalam UU No.9 Tahun 1990 disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata terdiri dari : a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna.  b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,  peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan. Berdasarkan hal tersebut diatas, obyek wisata dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu wisata buatan manusia dan wisata alam.

22

B. K erangka Teoritis

Peranan pemasaran/promosi sangat penting terutama bagi daerah yang menjadikan pariwisata sebagai sektor yang sangat diandalkan. Peranan pemasaran antara lain : Untuk menghadapi semakin meningkatnya persaingan diantara berbagai negara/atau wilayah setiap saat. Untuk menghadapi keadaan pasar yang senantiasa berubah setiap saat, seperti kelompok-kelompok (segmen) pasar yang semakin beraneka ragam. Permintaan jasa  jasa tidak hanya terbatas pada satu macam saja. Penduduk dari berbagai kelompok  umur, sifat dan keinginan pribadinya, menginginkan jasa-jasa yang khusus, yang sesuai dengan keinginannya. Memasarkan obyek wisata tidak lepas dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan sekitar. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya   persaingan, agar dapat bertahan untuk itu diperlukan sebuah ³strategi´. Strategi adalah suatu alat yang direncanakan demi fungsi manajemen yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan/organisasi untuk mengalokasikan semua sumberdaya yang ada sehingga dapat memenangkan kompetisi. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul dalam melakukan kegiatan pemasaran, dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal dapat dilihat hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada pada saat pemasaran yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh Dinas Kebudayaan

23

dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal ada   peluang dan ancaman yang dapat mendorong dan bisa menghambat kegiatan  pemasaran wisata. Dari faktor internal dan eksternal tersebut diperoleh faktor-faktor yang akan dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT (S trengths, Weaknesses, Oportunies dan Threats) dalam bentuk matriks. Dimana nantinya dari analisis yang diperoleh, akan dilihat strategi pemasaran yang dilakukan dalam memasarkan produk wisata tersebut kekonsumen dalam hal ini wisatawan. Keadaan diatas dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut: Gambar 1. Skema Alur Pikir  Usaha Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul

Peluang (O)

Kekuatan (S)

Eksternal

Internal Kegiatan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab Gunungkidul

Ancaman (T)

Kelemaan (W) Internal

Eskternal Strategi Pemasaran Wisata

Konsumen

24

C. K erangka Hipotesis

Melihat dari perumusan masalah diatas penulis merumuskan kerangka hipotesis sebagai berikut: 1. Ada peluang-peluang yang terdapat pada pemasaran produk wisata daerah di daerah penelitian. 2. Ada tantangan yang dihadapi dalam pemasaran produk wisata daerah di daerah  penelitian. 3. Ada kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pemasaran produk wisata daerah di daerah penelitian.

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Pengambilan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan adanya informasi bahwa lokasi tersebut banyak mempunyai potensi daya tarik wisata yang layak untuk dipasarkan. Dengan demikian, melihat potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul serta dengan mengusung sistem pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, serta menyadari pentingnya pengembangan pemasaran Pariwisata akan mampu membentuk pasar domestik maupun mancanegara yang dapat menunjang perkembangan pariwisata maka penulis memilih lokasi ini. Waktu  penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Februari tahun 2012. B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut.

26

Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri peneliti sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkap gejala sosial di lapangan dengan mengerahkan segenap fungsi inderawinya. Dengan demikian, peneliti harus dapat diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkap data yang tersembunyi melalui bahasa tutur, bahasa tubuh, perilaku maupun ungkapanungkapan yang berkembang dalam dunia dan lingkungan responden. C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu  penelitian. (Arikunto, 1997 : 96). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah : a. Faktor-faktor pendorong pemasaran wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul.  b. Faktor-faktor penghambat pemasaran wisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul c. Peningkatan jumlah kunjungan wisata dari tahun ke tahun sebagai tolak  ukur keberhasilan pemasaran wisata.

D. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini Bagian Pemasaran dan Promosi Wisata Dinas Kebudayaan dan Par iwisata Kabupaten Gunungkidul.

27

E. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut : 1.

Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan melihat,

membaca, mempelajari, kemudian mencatat data yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Yang menjadi data dokumentasi dalam penelitian ini adalah data mengenai jumlah banyaknya pengunjung. 2. Metode wawancara Metode

wawancara

adalah

metode

pengumpulan

data

dengan

cara

menanyakan secara langsung data yang dibutuhkan kepada seseorang yang   berwenang. Dalam wawancara ini yang menjadi responden adalah pegawai  pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Serta masyarakat Sekitar Obyek Wisata. 3. Metode Observasi Metode observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

F. Metode Analisis Data

Analisis data menurut Patton dalam bukunya Moleong (2000 : 103), adalah   proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian besar. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan

28

  pengorganisasian data, sedang yang kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses   pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Moleong,2000 : 103) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis yang merupakan poses penggambaran daerah penelitian. Dalam penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang Strategi Pemasaran Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 (empat) tahap yaitu 1.

Pengumpulan data (Field Note) Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai

dengan hasil observasi dan interview d i lapangan. 2.

Reduksi data Menurut Matthe B. Miles (1992 : 16), reduksi data diartikan sebagai

 proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data-data ³kasar´ yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. 3.

Sajian data

29

Menurut Mattew B Miles (1992 : 17), sajian data adalah sekumpulan informasi

tersusun

yang

memberi

kemungkinan

adanya

penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. 4.

Kesimpulan/verifikasi data Penarikan

kesimpulan

hanyalah

sebagian

satu

kegiatan

dari

konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama   penelitian berlangsung (Miles,1992 : 20). Dalam penarikan kesimpulan ini didasarkan pada reduksi data dan sajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Dari keempat tahapan analisis atas ini dapat digambarkan dengan bentuk  skema sebagi berikut (Miles, 1992 : 20 ) : Pengumpulan data

Reduksi data

Sajian data

Kesimpulan

Gambar 2. Bagan Metode Analisis Data

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF