BAB I IDK Sistem Endokrin

July 19, 2019 | Author: Putri Aliza | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Makalah Sistem Endokrin...

Description

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ  –  organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukan kelenjar ensokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar –  kelenjar –  kelenjar  kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. gast roinstestin. Cabang kedokteran yang mempelajari kelainan pada kelenjar endokrin disebut endokrinologi, suatu cabang ilmu kedokteran yang cakupannya lebih luar dibandingkan dengan penyakit dalam. Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf, sama –  sama –  sama  sama mengontrol dan mendukung fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama  –   sama bekerja untuk mempertahankan homeostatis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling  berhubungan, namun namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Bila umunya sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf  bekerja melalui neuro transmitter yang dihasilkan oleh ujung –  ujung –  ujung  ujung saraf.

1

BAB II Kajian Teori

2.1 Definisi Sistem Endokrin

Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai kelenjar sekresi internal) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon  –   hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon  berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ.

Sistem endokrin mempunyai fungsi umum : 1. 2. 3. 4. 5.

Membedakan sistem saraf pusat dan sistem saraf reproduktif pada janin yang sedang berkembang Menstimulasi urutan perkembangan Mengkoordinasikan sistem reproduksi Memeliharan lingkungan internal optimal Melakukan respons korektif dan adatif ketika stimulasi darurat

Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan endokrin karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus seperti kelenjar ludah dinamakan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin terdiri dari kelenjar hipofise atau pituitari yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak, kelenjar tiroid atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan, kelenjar paratiroid dekat kelenjar tiroid, kelenjar supraneral yang terletak di kutub atas ginjal kiri –  kanan, pulau Langerhans di dalam  jaringan kelenjar pankreas, kelenjar kelamin pada laki  –   laki berada di testis sedangkan pada wanita di indung telur. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon. a. Kelenjar Endokrin

Organ utama dari sistem endokrin adalah 1. Kelenjar hipofisa 2. Kelenjar tiroid 3. Kelenjar paratiroid 2

4. 5. 6. 7.

Pulau –  pulau pankreas Kelenjar adrenal Buah zakar Indung telur

Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa, beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan  pelepasan hormon hipofisa. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karen hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormon. Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa, beberapa diantaranya memberikan respon baik langsung maupun tidak langsung terhadap konsentrasi zat –  zat dalam darah : 1. Sel –  sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak 2. Sel –  sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat 3. Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap  perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis

b. Hormon

Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel –  sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan : 1. Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangan dan ciri –  ciri seksual 2. Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi 3

3. Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah Hormon yang mempengaruhi seluruh tubuh 1. TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid 2. Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel –  sel di seluruh tibih 3. Insulin dihasilkan oleh sel  –   sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein, serta lemak di seluruh tubuh

2.2. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan a. Hipofisis

Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil yang melekat pada permukaan bawah otak melalui infundibulum. Yang terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine gland karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar ini terletak di sela tursika, lekulkas os spenoidalis basis crania. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah dan bagian posterios 1.

Kelenjar Hipofisis Anterior 

Kelenjar hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang berasal dari  penonjolan atap mulut yang disebut adenohipofisis. Hipofisis anterior di hubungkan melalui pembuluh darah. Pengeluaran hormon dari anterior dikontrol oleh hipotalamus. Hormon yg dikeluarkan hipofise anterior yaitu: 1)

Hormon Pertumbuhan ( Growth Hormon atau GH )

Hormon ini bekerja pada tulang, otot, tulang rawan, kulit dan bekerjanya sangat terbatas. Pada pria sejak lahir   sampai dengan 21 tahun dan pertumbuhan drastisnya terjadi pada usia 13 sampai 16 tahun. Pada wanita sejak lahir hingga usia 18 tahun, dan pertumbuhan drastisnya terjadi saat usia 9 sampai 12 tahun. GH ini sangat dipengaruhi oleh kadar glukosa dalam darah contohnya bila selesai makan kadar gula dlm darah akan meningkat, dan GH tidak bekerja. Bila kadar gula dalam darah menurun, GH bekerja secara maksimal. Bila GH bekerja normal maka tubuh akan normal. Bila hipersekresi maka tubuh manusia akan menjadi raksasa (giant). Bila hiposekresi maka tubuh manusia akan menjadi kerdil/cebol. 4

2) Thyroid Stimulating Hormon ( TSH atau Tirotropin) Hormon ini mempengaruhi kelenjar thyroid. Hormon ini menghasilkan thyroksin (t4), liotironin (t3) dan kalsitonin. 3) Hormon Adrenokortikotropik ( ACTH) Hormon ini dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu Glukokortikoid sebagai  penghasil gula, Mineralokortikoid fungsinya mengatur keseimbangan ion Na dan ion K, dan Gonadokortikoid. Gonadokortiroid untuk wanita adalah hormon estrone & progesterone, sedangkan untuk pria adalah hormon t estosterone. 4) Prolaktin (PRL) Hormon ini berfungsi pada saat persiapan produksi air susu ibu (asi). 5) Gonadotropin Hormon (GTH) Hormon ini menghasilkan FSH (Follicle stimulating hormon) dan LH (luteinizing hormon) atau ICSH (interstitial cell stimulating hormon). Pada wanita FSH berfungsi untuk mematangkan sel telur sedangkan LH berfungsi menebalkan dinding rahim dan mempertahankan implantasi janin. Sedangkan pada pria FSH  berfungsi mematangkan spermatogonium yang akan menjadi spermatozoasedangkan LH atau ICSH akan menghasilkan sel leydig yang memproduksi hormon testosterone. Hormon pelepas (releasing) dan penghambat (inhibiting) hipotalamus disalurkan ke hipofise melalui sistem porta hipotalamus - hipofisis untuk mengontrol sekresi hormon hipofise anterior . Hormon pengatur hipotalamus mencapai hipofise anterior melalui jalur vaskuler khusus ke sistem porta hipotalamus –   hipofise. Sekresi hormon anterior dirangsang atau dihambat oleh 7 hormon hipofisiotropik yang terdiri dari Thyrotropin releasing hormon (TRH), Cortikotropin releasing hormon (CRH), Gonadotropin releasing hormon (GNRH), Growth hormon releasing hormon (GHRH), Prolacting releasing hormon (PRH) hormon ini menghambat, Prolactin -relasing hormon (PRH) mengeluarkan, menghambat, dan Prolakting inhibiting hormon (menghambat) 2. Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon (MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam

5

3. Kelenjar hipofisis posterior  Secara embriologis kelenjar hipofisis posterios berasal dari pertumbuhan otak yang terdiri dari jaringan saraf (neurohipofisis). Hipofisis posterios di hubungkan ke hipotalamus melalui jalur saraf.hipofisis posterios membentuk sistem neurosekresi yang mengeluarkan vasopresin dan oksitosin. Pengeluaran hormon dari pofisis posterios oleh hipotalamus. Hipofisis posterios terdiri dari hormon axytosis yang berfungsi untuk regulasi kontraksi rahim dan membantu dalam proses pengeluaran asi setelah melahirkan, hormon relaxin yang berfungsi membukanya simphisis pubis dan ADH (Anti Diuretika Hormon) atau pitressis atau vasopressin yang berfungsi untuk mencegah agar urin yang keluar tidak terlalu banyak. Hipofisis mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. Hipofisis dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak dipat diatas hipofisa. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterios (belakang). Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (Adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf. a. Adenohipofisis atau lobus anterior  b.  Neurohipofisis atau lobus posterios Adenohipofisis terletak pada anterior dari neurohipofisis yang terdiri dari 3 bagian 1. Pars Distalis, merupakan bagian utama dari kelenjar hipofisis karena meliputi 75% dari seluruh kelenjar. Dengan sedian yang diberi pewarnaan HE dapat dibedakan menjadi 2 macam sel : 1) Sel choromophobe ( sel utama ) Sitoplasma tidak menyerap bahan warna sehingga tampak intinya saja, ukuran sel nya kecil. Sel ini biasanya berkelompok dibagian tengah dari lempengan sel chromofil sehingga ada dugaan bahwa sel ini merupakan sel yang sedang tidak aktif dan nantinya dapat berubah menjadi sel acidofil atau sel basofil pada saat diperlukan 2) Sel Acidophil Ukurannya lebih besar dengan batas yang jelas dan dengan pewarnaan HE rutin sitoplasmanya berwarna merah muda. Berdasarkan reaksinya terhadap bahan cat, dapat dibedakan menjadi 2 sel : 1. Sel orangeophil (alpha acidophil = sel somattrotope) Sel ini dapat di cat dengan orange-G, menghasilkan hormon GH 6

2. Sel carminophil(epsilon acidhophil = sel mammotrope) Sel ini bereaksi baik terhadap cat azocarmin. Jumlah sel ini meningkat selama dan setelah kehamilan. Hormon yang dihasilkan hormon prolaktin. a) Sel Basophil Sel ini memiliki inti lebih besar dari sel acidiphil dan dengan pewarnaan HE sitoplasmanya tampak berwarna merah ungu atau biru. Bila memakai pengecatan khusus aldehyde –  fuchsin, dapat dibedakan menjadi 2 macam sel : 1. Sel Beta Basophil (sel thyrophic) Sel ini tercat baik dengan aldehyde –  fuchsin dan menghasilkan hormon thyrotropic hormon. 2. Sel Delta Basophil Dengan pewarnaan aldehyde  –   fuchsin tidak tercat dengan baik. Berdasarkan hormon yang dibentuk, diduga sel ini ada 3 macam : a. sel gonadotrophintype 1 : Sel ini menghasilkan FSH  b. Sel gonadotrophin type 2 : Sel ini menghasilkan LH c. Sel corticotrophic : Sel ini menghasilkan hormon ACTH, pada manusia sel ini membentuk melanocytestimulating hormone (MSH) 2. Pars Intermidiate Bagian hypophysis ini pada manusia mengalami rudimenter, dan tersusun dari suatu lapisan sel tipis yang berupa lempengan-lempengan yang tidak teratur dan gelembung yang berisi koloid. Pada manusia diduga membentuk melanocyte stimulating hormon (MSH) yang akan merangsang kerja sel melanocyte untuk membentuk pigmen lebih banyak. Tetapi hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.  Neura hypophyse terdiri dari 2 macam struktur : a. Pars Nervosa : infundibular processus  b. infundibulum : neural stalk ( merupakan tangkai yang menghubungkan neuro hypophyse dengan hypotalamus ) Bagian ini tersusun dari : a. Sabut saraf tak bermyelin yangt berasal dari neuro secretory cell hypotalamus yang dihubungkan melalui hypotalamo –  hypophyseal tract.  b. Sel pituicyte : sel ini menyerupai neuroglia yaitu selnya kecil dan mempunyai  pelanjutan pelanjutan sitoplasma yang pendek. Ciri khas yang terdapat dalam neuro  –   hipophyse ini adalah adanya suatu struktur yang disebut herring’s bodies yang merupakan neurosekret dari neurosecretory cell 7

dari hipotalamus yang kemudian dialirkan melalui axon dan ditimbun dalam neuro hypophyse sebagai granul. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh bagian ini adalah : A DH (vasopressin), oxytocin.

b. Tiroid ( Kelenjar Gondok)

Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan diantara keduanya terdapat daerah yang menggenting yang berada disebelah kanan batang tenggorok diikat bersamaan oleh jaringan tiroid dan yang melintasi batang tenggorok di sebelah depan. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher  bagian depan bawah, melekat pada dindidng tenggorok. Kelenjar ini terdapat di  bawah jaukn di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaruh suhu tubuh. Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak –  anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan. Fungsi hormon –  hormon tiroid : 1) Mengatur laju metabolisme 2) Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya  pertumbuhan saraf dan tulang 3) Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin 4) Efek krontropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung 5) Merangsang pertubuhan sel darah merah 6) Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai konpensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme 7) Bereaksi sebagai antagonis ansulin

c.

Kelanjar Paratiroid

Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini  bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik kelenjar ini terlihat 8

seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman. Kelenjar ini sulit ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar tiroid. Fungsi paratiroid adalah Mengatur metabolisme fospor dan Mengatur kadar kalsium darah. Hipofungsi, mengakibatkan penyakit tetani. Contohnya pada keadaan Hipoparatiroidisme terjadi kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya  pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini dapat diringankan dengan pemberian kalsium. Hiperfungsi, mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada otototot, sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patah tulang spontan. Contohnya pada keadaan Hiperparatiroidisme biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah. Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa bagian kropos. disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat menyebabkan batu ginjal dan ke gagalan ginjal. Kelainan-kelainan di atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar  paratiroid. d. Kelenjar Adrenal

Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu yaitu bagian korteks dan medulla. Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu: a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis terdiri dari 3 lapisan (zona), yaitu Zona glomerulosa yang menghasilkan mineralokortikoid (95 % aldosteron) yang  berfungsi untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah, Zona fasikulata ( menghasilkan glukokortikoid) yang memiliki efek metabolik , be rperan dalam adaptasi thd stress, dan Zona retikularis (glukokortikoid) dan hormon kelamin / seks (gonadokortikoid).  b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel kromafin ( modifikasi neuron simpatis) yang bergerombol di sekitar kapiler darah dan sinusoid. Bagian ini mensekresi katekolamin ( neuron pascaganglion yg mengalami modifikasi ) yaitu Epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas metabolik dan  Norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi perifer dan tekanan darah. 9

Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan. Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah guna melawan shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan  jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat dengan jalan menambah  pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam, Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari Vaso konstriksi pembuluh darah perifer dan Relaksasi bronkus. Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. sedangkan Kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder. e.

Pankreas

Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel  beta menghasilkan hormon insulin. Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzimenzim pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak. Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh  pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas. Fungsi kepulauan Langerhans adalah Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida  pankreas serta mengnambat sekresi glikogen. Pulau Langerhans ini mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi hormon Glukagon untuk meningkatkan kadar gula darah, Sel beta yang mensekresi hormon Insulin yang fungsinya untuk menurunkan kadar gula darah, Sel delta mensekresi hormon Somatostatin 10

yang fungsinya menghambat pelepasan insulin dan glucagon, dan Sel f yang menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk mengatur fungsi eksokrin pancreas.

Kelenjar Kelamin Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar Testika yang terdapat pada pria. Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejantanan, misalnya adanya jenggot, kumis,  jakun dan lain-lain, menghasilkan sel mani (spermatozoid) serta mengontrol  pekerjaan seks sekunder pada laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi  pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar,  bahu sempit dan lain-lain. f.

2.3.

Gejala Fisiologi Pada Sistem Endokrin

1) Hipopituitarisme

Hal ini ditandai dengan rendahnya produksi hormon oleh kelenjar hipofisis, yang terletak jauh di dalam otak dan dianggap sebagai kelenjar endokrin yang  paling penting dalam tubuh atau sistem hormonal. Human Growth Hormone (HGH) atau hormon pertumbuhan manusia adalah salah satu dari enam hormon yang diproduksi oleh bagian anterior dari kelenjar pituitari. Kekurangan hormon ini pada anak-anak mengakibatkan gangguan  pertumbuhan atau dwarfisme. Gejala yang menonjol lainnya seperti lemas, mual muntah &, tingkat detak jantung lambat, telat dalam berpikir, haus yang ekstrim, munculnya keriput halus di sebelah mata dan mulut, dan sebagainya. Diagnosis dini dan pemberian HGH dapat memperbaiki kondisi, dan mengakibatkan anak kembali atau mendekati normal. Berbagai gejala ditimbulkan dalam kasus kekurangan hormon lain dari kelenjar  pituitari. Jika semua hormon kelenjar penting ini dirilis dalam jumlah sedikit, maka kondisi ini disebut sebagai panhipohipofisesme. Karena hormon kelenjar  pituitari berfungsi sebagai stimulan bagi kelenjar lain untuk memproduksi hormon, situasi seperti ini mungkin memiliki efek bola salju, sehingga mengakibatkan kekurangan hormon seks, hormon kelenjar adrenal dan hormon tiroid juga. 2) Hipotiroidisme

Gangguan dari sistem endokrin ini terjadi ketika hormon tiroid diproduksi dalam  jumlah sedikit oleh kelenjar tiroid. Insufisiensi ini, pada gilirannya akan menyebabkan perlambatan semua proses metabolisme dalam tubuh.

11

Gangguan autoimun, seperti penyakit Hashimoto, dan produksi yang tidak memadai hormon tiroid merangsang dikelompokkan antara penyebab hipotiroidisme. Biasanya berkembang selama bertahun-tahun, tingkat keparahan gejala tergantung pada tingkat kekurangan hormon tiroid. Beberapa gejala yang jelas termasuk kelelahan, int oleransi dingin, sembelit, berat  badan yang tidak biasa, rambut rontok, kurangnya minat dalam seks, gondok, lemas, suara menjadi lebih dalam, gangguan kemampuan mental, periode menstruasi berkepanjangan, dan sebagainya. Munculnya gejala full-blown mengarah ke kondisi yang disebut sebagai myxedema. Pengobatan dilakukan melalui terapi penggantian hormon seumur hidup dengan hormon tiroid at au tiroksin 3) Hipertiroidisme

Hipertiroidisme disebabkan oleh sekresi berlebihan dari hormon tiroid oleh kelenjar tiroid yang terletak di daerah leher. Hormon ini berkaitan dengan pengaturan  pertumbuhan tubuh dan proses metabolisme. Hasil Hipertiroidisme dari kelebihan otonom hormon tiroid oleh kelenjar membesar yang menderita penyakit Grave. Dalam kasus yang kurang umum, sekresi sangat tinggi dari hormon tiroid juga bisa terjadi akibat pertumbuhan yang tidak diinginkan dari nodul tunggal pada kelenjar. Gejala ini lima kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria, biasanya mempengaruhi orang pada usia berkisar antara 30 sampai 40 tahun. Dikaitkan dengan pertumbuhan dan metabolisme, jumlah kelebihan hormon mempercepat semua aktivitas metabolisme dalam tubuh, yang juga melibatkan pembakaran  jumlah surplus kalori. Gejala yang umum termasuk pembengkakan di leher, kecemasan & stres, insomnia, meningkatkan tingkat detak jantung, gelisah, keringat berlebihan, gerakan cepat usus, dan penurunan berat badan meskipun peningkatan nafsu makan dan konsumsi makanan tinggi. Dalam sebagian besar kasus, hipertiroidisme dapat diobati, tetapi  jika diabaikan, mungkin akan berakibat fatal dan mengambil alih kehidupan  penderita. Metode pengobatan yang disukai adalah pemberian yodium radioaktif dan pasien mungkin memerlukan pengawasan medis sepanjang hidup mereka. Dalam keadaan tertentu, operasi pengangkatan bagian yang terkena dari kelenjar tiroid juga mungkin dianjurkan. 4) Diabetes Melitus

Diabetes insipidus dan diabetes mellitus keduanya merupakan gangguan pada sistem endokrin, karena masing-masing ditandai dengan kekurangan hormon, yang terakhir ini juga dikenal sebagai gangguan fungsi metabolik. Mellitus selanjutnya dapat dibedakan ke dalam Diabetes tipe 1 dan Diabetes Tipe 2, di mana sebelumnya  juga disebut sebagai Diabetes Juvenile.

12

Penyakit ini dipicu oleh kekurangan hormon, diabetes menyebabkan peningkatan abnormal pada tingkat glukosa darah, kondisi yang lebih dikenal sebagai hiperglikemia. Dalam Tipe 1, hiperglikemia dikaitkan dengan gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru mulai menyerang sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas. Di sisi lain, Diabetes Tipe 2, sebagian besar disebabkan oleh penyebab genetik, sehingga penyakit tersebut diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya. Insulin adalah salah satu dari dua hormon pankreas yang penting, yang lainnya adalah glukagon diproduksi dalam jumlah cukup, jumlah gula mulai meningkat dalam aliran darah, yang juga diekskresikan dalam urin. Di antara gejala yang paling umum, ada termasuk buang air kecil yang berlebihan,  peningkatan rasa haus dan nafsu makan, penglihatan kabur, penurunan berat badan yang tidak disengaja, lemas, dan lesu. Dalam situasi ekstrem, pasien mungkin  bahkan akan mengalami koma. Obat alami untuk penyakit ini adalah mengatur dan mengontrol pola makan serta  berolahraga teratur. Karena jika terjadi buang air kecil yang berlebihan, korban  biasanya disarankan untuk minum air lebih banyak untuk menjaga kandungan fluida daam tubuh. Pengobatannya dengan cara menyuntikan insulin secara teratur, yang akan memungkinkan pasien menjalani hidup normal atau mendekati normal. Penting untuk dicatat bahwa suntikan insulin harus diberi batas waktu tepat untuk menghindari kondisi hipoglikemia, di mana kadar glukosa darah turun di bawah  batas normal. 5) Gondok

Sebuah manifestasi umum dari penyakit Grave dan tiroiditis Hashimoto, gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu yang terletak di daerah leher tubuh. Kondisi ini biasanya terjadi karena kekurangan yodium, dan telah menjadi langka di Amerika Serikat setelah munculnya garam beryodium. Pembengkakan kelenjar biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi kadangkadang jika terlalu besar akan menyebabkan kesulitan bernafas. Di sini perlu dicatat  bahwa gangguan sistem endokrin ini mempengaruhi perempuan empat kali lebih sering dari laki-laki. Strategi pengobatan yang disarankan melibatkan suplementasi hormon tiroid dalam tubuh yang meringankan beban kelenjar, sehingga membawa penurunan ukurannya. Kadang-kadang, perlu untuk diangkat sebagian atau seluruh kelenjar yang bengkak melalui operasi. Cara terbaik untuk menghindari kelainan tersebut adalah mengkonsumsi garam beryodium dalam makanan Anda secara teratur. 6) Hipoparatiroidisme

13

Sering disebabkan oleh pengangkatan kelenjar paratiroid yang disengaja selama operasi leher, atau scrapping disengaja saat mengobati hiperparatiroidisme. Individu yang menjadi korban musibah penyakit ketika empat kelenjar yang  berukuran sebesar kacang, ditemukan di sekitar kelenjar tiroid di daerah leher, menunjukkan ketidakmampuan untuk memproduksi dan mengeluarkan jumlah yang cukup HP (hormon paratiroid). Tugas HP adalah untuk mengatur tingkat kalsium dalam darah. Mulai dari  paresthesia sampai tetani, kurangnya HP mengakibatkan berbagai kelainan neurologis dan otot. Gejala umum, seperti mati rasa & kesemutan, terbakar dan sensasi tusukan di wajah, tangan, jari, dan bagian lain dari tubuh. Namun, pasien  juga dapat mengalami kejang otot yang menyakitkan, kulit dan rambut menjadi kering dan kusam, perkembangan gigi yang abnormal pada anak-anak, psikosis, dan kejang. Setelah perkembangan penyakit, ada kebutuhan untuk melakukan pengawasan tingkat kalsium dalam darah. Sementara itu, suplemen kalsium seumur hidup dan sejumlah besar vitamin D yang direkomendasikan, sedangkan kejang parah dan kejang-kejang mungkin memerlukan rawat inap. Kadang-kadang, administrasi antikonvulsan dan suntikan kalsium intravena menjadi perlu untuk bantuan sementara, tetapi langsung dari gejala. 7) Akromegali

Akromegali adalah gangguan di mana kelenjar pituitari menghasilkan hormon  pertumbuhan yang berlebih. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan dan kaki. 8)

Gigantisme

Gigantisme adalah berlebihnya produksi hormon pertumbuhan pada anak-anak yang memberi dampak kepada ukuran tinggi dan berat badannya. Kondisi ini tergolong langka dan terjadi sebelum lempeng epifisis atau lempeng pertumbuhan di dalam tulang menutup. Selama masa pertumbuhan, anak-anak yang terkena gigantisme dapat memiliki ukuran tinggi dan berat badan di atas rata-rata. Gigantisme berbeda dengan kondisi akromegali pada orang dewasa, yang terjadi ketika lempeng epifisis sudah menutup. Namun, baik gigantisme maupun akromegali sama-sama disebabkan oleh berlebihnya produksi hormon  pertumbuhan yang dihasilkan kelenjar pituitari atau hipofisis di otak. Pada akromegali, penderita biasanya baru didiagnosis setelah menderita gejala yang  berat. Kondisi tersebut dapat menyebabkan telatnya pengobatan sehingga mengakibatkan komplikasi dan membahayakan nyawa 9)

Sindrom Cushing

Sindrom Cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol, dihasilkan oleh kelenjar adrenal. 10) Penyakit Geaves 14

Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan  produksi hormon tiroid. 11) Hashimoto’s Thyroiditis

Hashimoto’s Thyroiditis adalah suatu kondisi di mana tiroid diserang oleh sistem imun, yang menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah

2.4.

Pengaturan Sistem Endokrin

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan endokrin pada tingkat yang paling tinggi yang mengintegrasikan aktivitas sistem saraf dengan endokrin melalui 3 car a yaitu: 1. Mensekresikan hormon pengatur, yaitu hormon khusus yang mengatur selsel endokrin di kelenjar pituitari. Hormon pengatur hipotalamus mengatur aktivitas sekretoris di adenohipofisis yang selanjutnya mengatur aktivitas sel-sel kelenjar di kelenjar tiroid, korteks adrenal dan organ reproduksi. Termasuk disini adalah hormon: Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH), Gonadotropin Inhibiting Hormone (GnIH), Thyrotropin Releasing  Hormone (TRH), Prolactin Releasing Hormon (PRH), Prolactin Inhibiting  Hormone (PIH), Corticotropin Releasing hormone (CRH), Growth hormone Releasing hormone (GH-RH), Growth Hormone Inhibiting  Hormone (GH-IH). 2. Hipotalamus bekerja sebagai organ endokrin dengan mensintesis hormon yang di transportasikan sepanjang akson di infundibulum kemudian dilepaskan ke dalam sirkulasi di neurohipofisis. Termasuk disini adalah ADH dan oksitosin. 3. Hipotalamus mengandung pusat otonom yang secara langsung mengontrol saraf sel-sel endokrin di medula adrenalis. Apabila saraf simpatis diaktifkan maka medulla adrenalis melepaskan hormon ke sirkulasi darah. Hubungan hipotalamus dan kelenjar pituitari serta organ target hormon yang disekresikannya.

2.5.

Sistem Umpan Balik Pada Sistem Endokrin 



Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negative manakala kadar hormon telah mencukupi untuk menghasikan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon jauh lebih dicegah oleh umpan negative Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormone. Misalnya pengeluaran sekresi ACTH 15

dari kelenjar pituitari anterior merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih  banyak 



Kadar substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui system umpan balik Pelepasan insulin dari pulau Langerhans di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah

2.6. Faktor  –   Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Sistem Endokrin 

Meningkatkan kolesterol



Riwayat keluarga dengan gangguan endokrin



Inaktivasi



Riwayat penyakit terhadap gangguan autoimun



Pola makan yang buruk



Kehamilan(pada kasus seperti hipotiroidise)



Operasi, trauma, infeksi atau cedera serius yang baru saja terjadi

2.7. Faktor –   Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sistem Endokrin Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan dan akan mempengaruhi fungsi sstem endokrin dan sekresi hormon. Berubahnya tingkat hormon bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stres, infeksi, penuaan, genetik, dan lingkungan yang bisa merusak keseimbangan badan. Bila sitem endokrin tidak seimbang hormon dan bisa merusak kesehatan kita lewat beragam cara. Tubuh semua orang mengalami perubahan, ada yang secara alami dan ada yang tidak. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi system endokrin : 1. Penuaan Penuaan mempengaruhi ovarium wanita dan hasil dalam menopause. Biasanya antara 50-55 tahun pada menopause indung telur berhenti mempengaruhi ekstrogen dan progesterone dan tidak lagi memiliki sebuah tempat telur. Ketika proses ini terjadi periode menstruasi berhenti. 2. Penyakit dan kondisi Penyakit kronis dan kondisi lain dapat mempengaruhi fungsi system endokrin manusia dalam beberapa cara. Setelah hormon menghasilkan efek merekan pada organ target mereka. Hati dan ginjal adalah organ utama yang memecah hormone. Kemampuan 16

untuk memecah hormon mungkin akan menurun pada orang yang memiliki penyakit jantung kronis, hati, atau penyakit ginjal 3. Stres Ketegangan fisik atau mental dapat memicu stress. Respon stres adalah konflek dan dapat mempengaruhi jantung, ginjal, hati, dan fungsi system endokrin banyak faktor mempengaruhi stress, tapi stress fisik yang paling penting. Agar tubuh dapat merespon dan mengatasi stress fisik kelenjar adrenal menghasilkan banyak kartisol. Kelenjar adrenal tidak menanggapi ini bisa menjadi masalah yang mengancam jiwa 4. Genetika Sistem endokrin anda dapat dipengaruhi oleh gen. Gen adalah unit informasi turun menurun yang diwarisi dari orang tua ke anak. Gen yang terkandung dalam kromosom. Jumlah kromosom normal 46(23  pasang). Kadang-kadang kromosom bertambah, hilang, atau rusak dapat mengakibatkan penyakit/kondisi yang mempengaruhi  produksi hormon atau fungsinya. Gen juga dapat menempatkan pada  peningkatan resiko untuk penyakit tertentu, seperti kanker payudara. Perempuan yang mewarisi mutasi pada gen BRCA1 atau gen BRCA2 menghadapi resiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan kanker ovarium di bandingkan populasi umum

2.8.

Kasus

Kasus 2 Seorang An. K berusia 10 tahun sekolah di SD Ma gelang Pagi. Dia awalnya seorang anak yang sangat ceria. Dia sering bermain dengan teman  –   teman sebayanya.  Namun, ketika mulai masuk kelas 3, dia sering dijauhi teman –   temannya karena temannya merasa dia berbeda. An. K memiliki tinggi 140 cm. Dia terlihat paling tinggi diantara teman –  temannya. Learning Objective : 1. Jelaskan mengenai fenomena An. K? 2. Jelaskan sistem endokrin dari mulai janin sampai dewasa? 3. Jelaskan faktor  –   faktor yang mempengaruhi perkembangan sistem endokrin? 4. Jelaskan anatomi sistem endokrin? 5. Jelaskan fisiologi sistem endokrin? 6. Jelaskan sel –  sel pada sistem endokrin? 7. Jelaskan pengaturan sistem endokrin? 8. Jelaskan mengenani sistem umpan –  balik pada sistem endokrin? 9. Sebutkan dan jelaskan gejala fisiologis pada siste m endokrin? 10. Sebutkan faktor –  faktor yang mempegaruhi kerja sistem endokrin? 17

BAB III Penutup 3.1. Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling  berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem pers yarafan, pengaturan  pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi. 3.2. Saran

Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu jagalah kesehatan anda agar selalu dapat  beraktivitas dengan baik.

18

DAFTAR PUSTAKA

Slonane.Ethel, 2004, Anatomi Fisiologi Untuk Pemula, alih bahasa James Veldran, Jakarta: EGC Gibson.John, 2003, Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2, alih  bahasa dr.Bertha Sugiarto, Jakarta: EGC Diah KD.Sansri, 2013, Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin. pptx , Bandung: Poltekkes Bandung Ellyzar M. Adil, 2009, SISTEM ENDOKRIN.pptx BIOLOGI FMIPA UI , Jakarta: FMIPA UI Syaifuddin (2009)., Anatomi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Syaifuddin (2010)., Fisiologi Tubuh Manusia, untuk mahasiswa Keperawatan, edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Syaifuddin (2010)., Anatomi Tubuh Manusia (Atlas Berwarna Tiga Bahasa)., edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

19

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF