BAB I, BAB II Post Partum

September 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAB I, BAB II Post Partum...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN A.  LATAR BELAKANG

Perdarahan postpartum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai ( setelah plasenta lahir ) pengukuran darah yang keluar sukar untuk dilakukan secara tepat. Penyebab utama post partum dini antara lain atonia uteri, laserasi jalan lair,hema toma, sisa plasenta, ruptura uteri dan inversio uteri. Sedangkan penyebab utana dari post partum lambat adalah tertinggalnya sebagaian besar plasenta, subinvolusi didaerah insersi plasenta, dan dari luka bekas seksio sesaria ( Wiknjosastro, 2005  p.188). komplikasi perdarahan pasca partum adalah syok hemoragik ( hopovolemik) dan kematian dapat terjadi akibat perdarahan yang tiba-tiba dan perdarahan yang berlebihan ( Bobak, 2002, p.664). Sebagian besar penyebab kematian ibu di seluruh dunia muncul selama dan setelah persalinan yaitu perdarahan 25%, infeksi 15 %, eklampsia 12% , unsafe abortion 13 %, obstruksi 8%, penyebab lainnya 27 %. Oleh karena itu mencegah kematian dan kesakitan maternalneonatal adalah prioritas utama dalam meningkatkan derajad kesahatan ibu dan anak ( WHO 2006). Angka kematian ibu profinsi jawa tengah untuk tahun 2009  berdasarkan laporan dari kabupaten / kota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 dan mengalami peningkatan  bila di bandingkan dengan AKI tahun 2008 sebesar 114,42/100.000 kelahiran hidup kejadian kematian maternal paling banyak adalah padwa waktu nifas sebesar 49,12% disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar 26,99 % dan pada wakru hamil sebesar 28,76%, infeksi sebesar 3,45% dan lain-lain sebesar 45,28% (Profil Kesehatan Jawa Tengah 2009 ).  

1|Page  

 

B.  RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :   1.  Apa yang dimaksud dengan penyakit Perdarahan postpartum? 2.  Bagaimana etiologi penyakit Perdarahan postpartum? 3.  Apa saja manifestasi klinis penyakit Perdarahan postpartum? 4.  Bagaimana patofisiologi penyakit Perdarahan postpartum? 5.  Apa saja komplikasi penyakit Perdarahan postpartum? 6.  Bagaimana

penatalaksanaan

medis

dan

keperawatan

penyakit

Perdarahan postpartum? 7.  Bagaimana

asuhan

keperawatan

pada

penyakit

Perdarahan

 postpartum?

C.  TUJUAN Tujuan Umum

Mampu melakukan proses keperawatan, mahasiswa mampu melakukan upaya pemecahan masalah yang ada pada kasus pasien dengan Perdarahan  postpartum dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun secara sistematis dan komprehensif. Tujuan Khusus

1.  Mampu menjelaskan pengertian Perdarahan postpartum 2.  Mampu menjelaskan etiologi Perdarahan postpartum 3.  Mampu menjelaskan manifestasi klinis Perdarahan postpartum 4.  Mampu menjelaskan patofisiologi Perdarahan postpartum 5.  Mampu menjelaskan komplikasi Perdarahan postpartum 6.  Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada Perdarahan postpartum  D.  MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan pembaca mengenai Perdarahan postpartum agar kita bisa menghindarinya dan mengetahui tindakan yang tepat dilakukan  pada pasien dengan Perdarahan postpartum 2|Page  

 

BAB II PEMBAHASAN A.  Definisi

Perdarahan postpartum adalah perdarahan kala IV yang lebih dari 500600 mL dalam masa 24 jam setelah anak dan plasenta lahir. Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian : (Amru Sofian) 1.  Perdarahan postpartum primer (early ( early postpartum hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir 2.  Perdarahan postpartum sekunder (late (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 postpartum

B.  Etiologi

Kondisi dalam persalinan sangat sulit menentukan jumlah perdarahan karena tercampur dengan air ketuban dan serapan pakaian atau at au kain alas tidur. Sehingga penentuan untuk perdarahan dilakukan setelah bayi lahir dan  penentuan jumlah perdarahan dilihat dari perdarahan lebih dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda-tanda vital (Abdul Bari). Faktor terjadinya menurut Amru Sofian : 1.  Atonia uteri Dilihat dari faktor predisposisinya : umur, paritas, partus lama dan  partus terlantar, obstetric operatif dan narkosa, uterus terlalu regang dan besar, mioma uteri, malnutrisi 2.  Sisa plasenta dan selaput ketuban 3.  Jalan lahir : robekan peritoneum, vagina serviks, forniks dan rahim 4.  Penyakit darah Kelainan pembekuan darah sering dijumpai pada perdarahan yang  banyak, solusi plasenta, kematian janin yang lama dalam kandungan,  pre-eklamsi dan eklamasi, infeksi, hepatitis, dan septic syock.

3|Page  

 

C.  Patofisiologi

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah di dalam uterus masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-sinus maternalis di tempat insersinya  plasenta terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan  perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor f aktor utama penyebab  perdarahan pasca persalinan.

Perlukaan

yang luas akan menambah

 perdarahan seperti robekan serviks, vagina dan perineum.

4|Page  

 

D.  Pathway Post partum/masa nifas

Terjadi komplikasi  pada persalinan persalinan

Ansietas

Involusi uterus

Kontraksi uterus

Laserasii jjalan Laseras alan lahir

Kontraksi uterus lambat

Pelepasan jaringan endometrium

Serviks dan vagina

Port de entry kuman Atonia uteri

Lochea keluar Resiko infeksi

Kurang perawatan

Robekan jalan lahir

Invasi bakteri

Perdarahan

 Nyeri

Volume cairan turun

Ketidakefektifan perfusi  jaringan perifer

Anemia akut

HB, O2

Daya tahan tubuh menurun

Hipoksia

Kelemahan umum

Defisit perawatan diri; Intoleransi aktivitas

Kuman mudah masuk

Resiko infeksi

Penurunan nadi dan TD

Resiko syok (hipovolemik) 

Kekurangan volume cairan

5|Page  

 

E.  Manifestas Manifestasii klinis

Setelah persalinan pasien mengeluh lemah, pucat, limbung, berkeringat dingin, mengigil pusing, gelisah, hiperpnea, sistolik 100x/mnt, kadar Hb 10 L), dapat dipertimbangkan pengunaan cairan linger laktat. Perdarahan post  partum >1500 ml pada wanita hamil yang normal dapat ditangani cukup dengan infus kristaloid jika penyebab perdarahan dapat tertangani kehilangan darah yang banyak, biasanya membutuhkan penambahan transfusi sel darah merah. 2.  Transfusi darah perlu diberikan bila perdarahan terus berlanjut dan diperkirakan akan > 2000 ml atau keadaan klinis pasien menunjukan menunjukan tanda tanda syok walaupun telah dilakukan presusitasi cepat. Para tenaga 8|Page  

 

medis harus memperhatikan darah transfusi, berkaitan dengan waktu, tipe dan jumlah produk darah yang tersedia dalam keadaan gawat. Tujuan transfusi adalah memasukan 2-4 unit partikel sel darah merah untuk mengantikan pembawa oksigen yang hilang dan untuk mengembalikan volume sirkulasi. Masalah ini dapat di atasi dengan menambahkan 100 ml NaCl. Jangan menggunakan cairan RL untuk tujuan ini karena kalsium yang dikandungnya dapat menyebabkan penyumbatan. 3.  Penanganan sesuai penyebab a. 

Perdarahan kala uri



Memberikan oksitosin



Mengeluarkan plasenta menurut cara Credee (1-2 kali)



Mengeluarkan plasenta dengan tangan

Pengeluaran plasenta dengan tangan segera sesudah janin lahir dilakukan  bila: - 

Menyangka akan terjadinya perdarahan post partum



Perdarahan banyak (> 500 cc)



Retensio plasenta



Melakukan tindakan obstetri dalam narkosa



Riwayat perdarahan post partum pada persalinan yang lalu



Jika masih ada sisa sisa plasenta yang yang melekat dan masih terdapat

 perdarahan segera lakukan utero- vaginal tamponade selama 24 jam, di ikuti pemberian uterotonika dan antibiotik selama 3 hari berturut-turut dan pada hari ke 4 baru dilakukan kureterase untuk membersihkannya.  b. 

Jika disebabkan luka-luka oleh jalan laahir, luka segera dijahit dan

 perdarahan segera berhenti. Pengobatan perdarahan post partum pada atoni uteri tergantung  banyaknya perdarahan dan derajat atoni uteri yang terbagi dalam 3 tahap: - 

Tahaap I Perdarahan yang tidak banyak dapat diatasi dengan

memberikan uterotonika, mengurut rahum dan memasang gurita - 

Tahap II bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak,

selanjutnya berikan infus dan transfusi darah. 9|Page  

 



Tahap III : bila belum tertolong maka usaha terakhir adalah

menghilangkan sumber perdarahan dengan 2 cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi c. 

Penanganan inversio uteri



Masukan tangan dalam vagina



Fundus didorong keatas



Berikan uterotonika



Lakukan plasenta rr

I.  Pengkajian Keperawatan

1.  Pemeriksaan fisik a.  Pemeriksaan TTV -  Suhu badan biasanya meningkat hingga 38 oC setelah itu mengalami penurunan (36-37oC). Terjadi penurunan akibat hipovolemia -  Denyut nadi akan meningkat cepat karena nyeri -  Tekanan darah biasanya stabil, memperingan hipovolemia -  Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga menjadi tidak normal  b.  Pemeriksaan khusus Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi ada atau tidaknya tandatanda komplikasi -   Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri tekan uterus, ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma) c.  Sistem vaskuler -  Perdarahan di observasi tiap 2 jam selama 8 jam -  Tensi diawasi tiap 8 jam -  Apakah ada tanda-tanda trombosis, kaki sakit, bengkak dan merah -  Haemorroid di observasi tiap 8 jam terhadap besar dan kekenyalan 10 | P a g e  

 

-  Riwayat anemia kronis, kongjungtiva anemis/sub anemis, defek koagulasi kongenital, riwayat ITP d.  Sistem Reproduksi -  Uterus di observasi tiap 30 menit selama 4 hari post partum, kemudian tiap 8 jam selama 3 hari meliputi TFU, posisi serta konsistensinya -  Lochea diobservasi tiap 8 jam selama 3 hari warna, jumlah dan  bau -  Perineum diobservasi tiap 8 jam untuk melihat tanda-tanda infeksi dan luka jahitan -  Vulva dilihat apakah ada edema atau tidak -  Payudara dilihat kondisi aerola, konsistensi dan kolostrum -  Tinggi fundus atau badan uterus gagal kembali pada ukuran sebelum kehamilan atau tidak e.  Traktus urinarius Diobservasi tiap 2 jam selama 2 hari pertama. Meliputi miksi lancar atau tidak, spontan dll. f.  Traktur gastrointestinal Observasi terhadap nafsu makan dan konstipasi g.  Integritas ego Mungkin cemas, ketakutan dan khawatir 2.  Identittas klien Data diri klien meliputi nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record, dll. 3.  Riwayat kesehatan a)  Riwayat kesehatan dulu Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa  plasenta.  b)  Riwayat kesehatan sekarang 11 | P a g e  

 

Keluhan yang dirasakan saat ini : kehilangan darah >500 ml, nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing gelisah, letih tekanan darah rendah, ekstremitas dingin dan mual. 4.  Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan hemofilia dan penyakit menular. a)  Riwayat obstetrik -  Riwayat menstruasi : menarche, lamanya siklus, banyaknya,  baunya, keluhan waktu haid, HPHT -  Riwayat perkawinan : usia kawin, usia mulai hamil, kawin yang keberapa -  Riwayat hamil : persalinan dan nifas yang lalu -  Riwayat

kehamilan

sekarang

:

keluhan

selama

hamil,

 peningkatan BB, TB, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan TD, keadaan gizi akibat mual -  Riwayat antenatal care : dimana tempat pelayanan beberapa kali, perawatan dan pengobatan yang didapat  b)  Pola aktivitas sehari-hari -  Makan dan minum : komposisi makanan, frekuensi sebelum dan selama dirawat -  Eliminasi : pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola miksi dan defekasi -  Istirahat atau tidur : meliputi gangguan pola tidur karena  perubahan peran dan kelelahan yang berlebihan -  Personal hygiene : pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas baik sebelum dan selama dirawat

J.  Diagnosa Keperawatan Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b.d. b.d. kehilangan cairan ( perdarahan)

12 | P a g e  

 

1.  Resiko syok (hipovolemik) b.d. penurunan aliran darah ke jaringan ditandai dengan hipotensi, hipoksia 2.  Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d. penurunan perfusi darah ke perifer 3.  Intoleransi aktivitas b.d. penurunan suplai oksigen ke seluruh tubuh 4.  Defisit perawatan diri b.d. kelemahan 5.  Resiko infeksi b.d. trauma jaringan, stasis cairan tubuh, penurunan Hb 6.   Nyeri akut b.d. trauma atau distensi jaringan 7.  Ansietas b.d. perubahan dalam fungsi peran 8.  Kurang pengetahuan b.d kurang pemajaman atau tidak mengenal sumber informasi

13 | P a g e  

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF