Bab 8 Proses Pemetarencanaan Sains dan Teknologi

October 28, 2018 | Author: Tatang Taufik | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab 8 Proses Pemetarencanaan Sains dan Teknologi...

Description

BAB 8

PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

8.1. PENDAHULUAN 1

Menurut Albright Petarencana sains dan teknologi (science and technology roadmaps) merupakan petarencana yang menjembatani technology foresight  dan perencanaan teknologi (technology planning) dengan menghubungkan aplikasinya, potensi kemajuannya dan rencana investasinya untuk merealisasikan kemajuan-kemajuan tersebut. Berbeda dengan Albright, USDOE (2000) lebih menekankan petarencana sains dan teknologi sebagai petarencana yang berfokus pada kebutuhan pengetahuan dan teknologi dari suatu program atau proyek dan menjelaskan bagaimana berbagai teknologi yang berbeda harus dikembangkan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, dalam kerangka Program Manajemen Lingkungan (Environmental Management/EM Program)  – USDOE, seluruh petarencana sains dan teknologi yang dikembangkan bersifat/disebutnya needs driven atau mission pull . Petarencana sains dan teknologi adakalanya disebut pula critical/emerging technology  roadmap manakala digunakan untuk merencanakan kapabilitas inti bagi suatu bidang teknologi dengan penerapan yang luas. Pemetarencanaan untuk kelompok inilah yang juga dewasa ini didorong dan didukung oleh pemerintah di beberapa negara maju, seperti Industry Canada di Kanada. Pemetarencanaan sains dan teknologi umumnya dilaksanakan oleh industri dan pemerintah (lebih merupakan upaya pemetarencanaan pem etarencanaan kolaboratif). Bagian ini akan membahas bagaimana proses pemetarencanaan sains dan teknologi generik dilakukan.

1

Htpp://www.albrightstrategy.com/; Albright (2002).

81

8.2. KERANGKA TAHAPAN Sama halnya dengan pemetarencanaan produk-teknologi, pendekatan pakar, workshop dan kombinasi keduanya pada dasarnya dapat diterapkan dalam pemetarencanaan sains dan teknologi. Mayoritas pemetarencanaan yang melibatkan pemerintah atau diprakarsai pemerintah merupakan pemetarencanaan jenis “sains dan teknologi.” Ini terutama berkaitan dengan penggalian potensi dan peluang bagi teknologi yang dianggap “baru” (emerging) atau teknologi yang dinilai “sangat kunci” (critical technologies). technologies) . Tahapan yang dianjurkan, yang biasanya disusun dalam “panduan” dari lembaga pemerintah atau lembaga litbang pemerintah seperti misalnya: ESIDISR (Australia), USDOE (Amerika Serikat), dan Industry Canada (Kanada) pada dasarnya serupa walaupun berbeda pada tingkat kedetailannya. Tahapan yang disampaikan oleh Albright (2002) berbeda dengan ketiga yang disebutkan sebelumnya. Bagian ini selanjutnya hanya akan membahas tahapan dari keempat lembaga tersebut.

A.

EISDISR (Australia)

EISDISR (2001) mengungkapkan proses umum dalam menghasilkan pemetarencanaan, yang terdiri atas: 1.

Identifikasi kebutuhan dan manfaat. Hal ini untuk menjawab apakah petarencana teknologi (technology roadmap) diperlukan. Jika ya, apa manfaatnya;

2.

Identifikasi industry champions dan industry leaders. leaders . Ini untuk menjawab siapa, tokoh dari kalangan industri, yang akan memimpin m emimpin proses;

3.

Identifikasi kebutuhan sumber daya dan sumbernya. Hal ini dalam rangka menentukan siapa yang akan menyediakan m enyediakan sumber daya untuk melaksanakan proses;

4.

Menentukan proses. Menyusun proses yang akan dipakai untuk mengembangkan roadmap;

5.

Mengembangkan roadmap: roadmap: Pelaksanaan roadmapping . Ini bisa melalui pendekatan pakar (expert-based pakar (expert-based approach) ataupun semiloka (workshop-based approach);

6.

Implementasi: Bagaimana roadmap yang dihasilkan akan ditindaklanjuti.

Beberapa penjelasan detail dari tahapan di atas serupa dengan apa yang akan dibahas berikut.

B.

USDOE (Amerika Serikat)

Departemen Energi Amerika Serikat (lihat USDOE, 2000) menyusun 4 (empat) tahapan pemetarencanaan (Gambar 8.1), yaitu:

82

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

1.

Prakarsa Petarencana (Roadmap Initiation). Initiation) . Ini mencakup penyusunan acuan prakarsa, perancangan proses yang akan dilaksanakan dan persiapan pelaksanaan.

2.

Pengkajian Kebutuhan Teknis (Technical Needs Assessment). Assessment) . Pada tahap ini, kajian yang dinilai penting untuk mengelaborasi “persoalan utama” dalam konteks tema pemetarencanaan dilaksanakan, untuk selanjutnya dijabarkan kepada kebutuhankebutuhan. Selain itu, dilakukan pula analisis kesenjangan antara kondisi yang diproyeksikan di masa depan dan kondisi saat kini (terutama menyangkut teknologi/ kapabilitas).

3.

Pengembangan Respon Teknis (Technical Response Development) . Tahap ini peserta menggali alternatif solusi dan lintasan teknologi, penentuan prioritas hingga rekomendasi dan aktivitas litbang yang diperlukan.

4.

Implementasi Petarencana (Roadmap Implementation). Implementation) . Tahap ini mencakup peninjauan dan validasi hasil pemetarencanaan, penjabaran kepada rencana tindakan hingga pemantauan kemajuan.

Secara teknis, tahapan tersebut biasanya dilaksanakan dalam beragam bentuk aktivitas, termasuk serangkaian workshop. workshop. Bagaimana hal tersebut dilaksanakan biasanya perlu disesuaikan dengan setiap prakarsa pemetarencanaan masing-masing. Gambar 8.2 merupakan suatu contoh yang mengilustrasikan bagaimana suatu pemetarencanaan dilaksanakan melalui beragam rangkaian aktivitas. Untuk membantu proses pelaksanaan, suatu checklist  aktivitas seperti disusun oleh USDOE dan ditunjukkan pada Tabel 8.1 dapat dikembangkan. Untuk penjelasan lebih detail tentang proses pemetarencanaan ini lihat dokumen  Applying Science and Technology  Roadmapping in Environmental Management (USDOE, Management (USDOE, 2000).

83

Aktivitas

Produk Tahap I - Prakarsa Petarencana

  

Mengidentifikasi sponsorship dan kepemimpinan Memvalidasi Memvalidasi kebutuhan pemetarencanaan Menentukan ruang lingkup dan batasan

 

 



Mendesain proyek pemetarencanaan dan produknya Mengamankan Mengamankan partisipan





Pernyataan misi "Kesepakatan"

Rancangan Proses Pemetarencanaan Rancangan Pelaporan Pemetarencanaan Daftar Partisipan

Tahap II - Pengkajian Kebutuhan Teknis 

  

 

Mengembangkan Mengembangkan lembar dan fungsi aliran sistem  Analisis baseline Mengidentifikasi Mengidentifikasi risiko dan peluang teknis  Analisis keadaan keadaan akhir (end akhir (end state analysis)

Mengidentifikasi Mengidentifikasi kapabilitas dan kesenjangan Menentukan sasaran-sasaran pengembangan

   

  

Konfirmasi End State Model Sistem Keseluruhan Risiko Teknis Baseline Kebutuhan Teknis

Kapabilitas Sekarang Kesenjangan Kapabilitas Sasaran Pengembangan

Tahap III - Pengembangan Respon Teknis  



Mengidentifikasi Mengidentifikasi alternatif teknologi Mengembangkan Mengembangkan aliran sistem



Mengidentifikasi Mengidentifikasi kapabilitas dan kesenjangan Menentukan sasaran-sasaran pengembangan



Menyusun laporan pemetarencanaan pemetarencanaan



 



Lintasan-lintasan Pengembangan Teknologi

Daftar Prioritas Laporan Litbang

Rancangan Laporan

Tahap IV - Implementasi Petarencana 

 

Meninjau (review) dan memvalidasi laporan

Mengembangkan Mengembangkan rencana implementasi Meninjau kemajuan (progress)

 

  

Laporan Akhir  Briefings

 Anggaran Rencana Kerja Litbang Laporan Status

Sumber : Diadopsi dari USDOE (2000).

Gambar 8.1 Tahapan Pemetarencanaan (Versi USDOE).

84

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI





Merancang Lingkup Petarencana



Menjabarkan Struktur dan Pendekatan Pemetarencanaan



Merancang Tujuan Teknis Menentukan Peran Kelompok Kerja Mengidentifikasi Partisipan



Mengidentifikasi Mengidentifikasi Tim Inti



Workshop Kebutuhan Teknis

Pertemuan Tim Inti

Penentuan Petarencana



Mempresentasikan Desain Pemetarencanaan



Finalisasi Tujuan Teknis



Menentukan Kebutuhan Teknis Sesi Kelompok Kerja Mengidentifikasi Kesenjangan dan Sasaran (Target)



 –

Aktivitas Kelompok Kerja Memvalidasi Kesenjangan dan Sasaran



Mengidentifikasi Mengidentifikasi Alternatif Respon Teknis (Technical Response Alternatives) Alternatives)



Petarencana Akhir  •

Finalisasi Dokumen



Persetujuan Manajemen







Mengembangkan Rencana Implementasi Pemutakhiran Database Baseline dan Perencanaan Pemantauan (Monitoring) Implementasi



Menyelidiki Alternatif 



Merancang Rencana Respon Teknis

Merancang Tinjauan Petarencana

Workshop Respon Teknis •



Merancang Dokumen Petarencana •





Peninjauan (Review) oleh Partisipan Peninjauan oleh Pihak Lain (Peer/Independent Review)

Mempresentasikan Hasil Kelompok Kerja Menentukan Prioritas Rencana Respon



Mengintegrasikan Jadwal Respon



Merancang Temuan Utama

Sumber : USDOE (2000).

Gambar 8.2 Contoh Rancangan Rancangan Rangkaian Rangkaian Aktivitas Pemetarencanaan (Versi USDOE). USDOE).

85

Tabel 8.1 Checklist Umum Checklist Umum Pemetarencanaan. Tahap I: Prakarsa Petarencana

Tahap III: Pengembangan Respon Teknis

  Arah proyek petarencana teridentifikasi

  Alternatif teknologi untuk sasaran

 Misi dan kesepakatan disetujui  Struktur dan peran organisasi serta tanggung

 jawab tersusun  Strategi komunikasi tersusun  Jadwal awal tersusun  Rencana proyek disetujui   Anggaran tersedia   Arah kelompok kerja tersedia dan tim inti

terbentuk  Peninjauan desain proses selesai  Pertemuan pertama/awal tim inti terlaksana  Jadwal selesai  Peserta pemetarencanaan tersusun  Tempat pertemuan pemetarencanaan tersedia

dan logistik terpetakan

teridentifikasi  Respon teknis selesai  Laporan kelompok kerja selesai dan

didistribusikan kepada partisipan sebelum pertemuan gabungan kedua  Hasil kelompok kerja dipresentasikan dan

didiskusikan  Kebutuhan dan respon prioritasnya telah

ditentukan  Jadwal terpadu selesai  Kesepakatan atas temuan utama tercapai  Format laporan selesai  Penugasan penulisan dibuat  Hasil pertemuan didokumentasikan  Penugasan penulisan selesai  Grafik laporan selesai  Pengeditan akhir selesai  Rancangan laporan pemetarencanaan

dikeluarkan/diterbitkan

Tahap II: Pengkajian Kebutuhan Teknis

Tahap IV: Implementasi Petarencana

 Paket informasi disampaikan kepada

 Peninjauan internal dan eksternal rancangan

partisipan sebelum pertemuan gabungan pertama  Sesi orientasi selesai

petarencana selesai  Briefing kepada Briefing kepada manajemen tentang proyek

dan temuan utama selesai

 Lembar alir sistem dan deskripsi fungsi selesai

 Resolusi atas komentar selesai

 Risiko/peluang teridentifikasi dan

 Laporan akhir pemetarencanaan selesai dan

didokumentasikan

disetujui

 Teknologi yang relevan teridentifikasi  Sesi kelompok kerja dan logistik terbahas/

teratasi  Hasil pertemuan didokumentasikan  Sains dan teknologi dievaluasi oleh kelompok

kerja dan kematangannya teridentifikasi   Analisis kesenjangan selesai

 Laporan/temuan/keputusan dipublikasikan

dan disebarluaskan  Rencana implementasi dikembangkan,

disetujui dan didanai  Peninjauan periodik atas kemajuan  Pemutakhiran laporan/rencana secara

selayaknya

 Sasaran pengembangan untuk kesenjangan

selesai Sumber: Diadopsi dari USDOE (2000).

86

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

C.

Industry Canada (Kanada) dan Sandia National Laboratories (Amerika Serikat)

Beberapa sumber lain seperti Garcia dan Bray (1998), Industry Canada, dan Sandia National Laboratories mengidentifikasi tiga tahapan umum tahapan proses pemetarencanaan teknologi, yaitu (lihat Gambar 8.3): 1.

Aktivitas Awal (Tahap Inisiasi);

2.

Pengembangan Petarencana (Tahap Penyusunan Petarencana); dan

3.

Aktivitas Tindak Lanjut (Tahap Implementasi dan Evaluasi).

TAHAP INISIASI

TAHAP PENGEMBANGAN “PETARENCANA”

Model Fungsional & Kerangka Pengkajian Identifikasi, Hasil Sebelumnya &

“Domain & Kebutuhan”

Identifikasi

Benchmark 

Pasar Masa Datang Kebutuhan Produk (Produk – Pasar)

Kebutuhan & Prioritas Teknologi

Review Eksternal

Umpan Balik Kebutuhan Litbang & Sumber Daya

Petarencana Teknologi (PT)

TAHAP IMPLEMENTASI, EVALUASI/REVIEW EVALUASI/REVIEW & PEMUTAKHIRAN PROGRAM

Gambar 8.3 Kerangka Umum Proses Proses Pemetarencanaan Pemetarencanaan Sains dan dan Teknologi untuk Bidang (Industri) Tertentu.

87

Esensi tahapan ini sebenarnya serupa dengan yang disampaikan oleh USDOE, hanya saja pembagian tahapan dan “pendetailan” -nya yang disusun berbeda menurut versi masing2 masing. Berikut adalah penjelasan bagaimana setiap tahapan tersebut dilaksanakan.

1.

Aktivitas Awal (Preliminary Activities) / Activities) / Tahap Inisiasi  Aktivitas awal atau tahapan tahapan inisiasi ini terutama meliputi: a.

Penentuan “bidang” yang akan disusun petarencananya Proses ini dapat dilakukan oleh tim pakar tertentu yang melakukan suatu studi awal tentang bidang industri/teknologi tertentu yang menyajikan informasi dasar  (baseline information) dan/atau kajian pendukung (background research) yang melatarbelakangi melatarbelakangi urgensi dilakukannya pemetarencanaan. Suatu alternatif lain adalah penentuan bidang oleh para pimpinan di kalangan pengambil kebijakan. Industry Canada misalnya membuka kesempatan kepada industri untuk mengajukan proposal prakarsa pemetarencanaan yang (sebagian) didukung pendanaannya oleh pemerintah. Dalam Program RUSNAS  – KRT, bidang pemetarencanaan ditentukan secara top-down, di mana peserta program (pengelola program) diwajibkan menyusun petarencana teknologi sesuai dengan bidang yang ditangani sebagai salah satu persyaratan dalam program.

b.

Identifikasi stakeholder  petarencana

kunci

dan

“pengelolaan”

pengembangan

Suatu bidang teknologi biasanya menyangkut lebih dari satu industri dan lembaga pemerintah. Lembaga yang berkepentingan dapat turut berkontribusi (dana dan/ atau sumber daya lainnya) terhadap pemetarencanaan, dan demikian sebaliknya mereka juga dapat memperoleh manfaat dari proses pemetarencanaan tersebut. Karena itu, diskusi dengan lembaga pemerintah terkait, swasta, perguruan tinggi, lembaga litbang, dan asosiasi (profesi dan bisnis), serta pakar tertentu dinilai penting untuk dilakukan. Tujuan utama tahapan ini adalah menggali minat dan komitmen, terutama dari pihak swasta, terhadap rencana proses pemetarencanaan. Proses pencapaian pemahaman bersama dari para calon peserta akan urgensi pemetarencanaan yang digagas mungkin memerlukan upaya tertentu dari pihak pemrakarsa. Jumlah peserta disarankan untuk dibatasi kepada mereka yang benar-benar  memiliki komitmen untuk mencurahkan waktu dan upaya dalam pemetarencanaan. 3 Kapasitas personil yang terlibat atau “ditugaskan” oleh organisasinya dalam

2

Detail tahapan ini dirangkum terutama dari dokumen panduan yang dikeluarkan oleh Sandia Lab. (SNL, 2003) dan Industry Canada (2002).

3

Terutama misalnya kemampuan dan/atau kepengaruhannya dalam organisasi yang diwakilinya.

88

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

pemetarencanaan merupakan salah satu indikasi kesungguhan organisasi yang bersangkutan dalam pemetarencanaan. pemetarencanaan. Diskusi tentang sebagian besar isu yang disampaikan pada bagian tentang isu-isu penting akan efektif jika jumlah peserta dengan minat dan komitmennya dinilai pantas untuk melanjutkan m elanjutkan proses pemetarencanaan. Jika pemrakarsa adalah pemerintah, sebaiknya proses ini juga dimanfaatkan untuk membantu mengidentifikasi kepemimpinan (leadership) yang diperlukan untuk proses pemetarencanaan. Keberhasilan pemetarencanaan akan sangat ditentukan oleh kepemimpinan dan komitmen peserta untuk menggunakan hasil pemetarencanaan. Kepemimpinan dan komitmen peserta yang tinggi juga memudahkan pencapaian konsensus tentang kerangka pengelolaan pemetarencanaan. Format pengorganisasi/kelembagaan, pengorga nisasi/kelembagaan, termasuk adanya “panitia pengarah” (steering  committee) dan/atau gugus tugas tertentu bila dipandang perlu, didiskusikan dan disepakati. Pihak pemrakarsa pemerintah seyogyanya membantu memfasilitasi proses ini setidaknya sampai terbentuknya skema pengorganisasian (termasuk “pembagian tugas”) yang disepakati bersama.

c.

Identifikasi kebutuhan dan manfaat. Penajaman berbagai aspek penting perlu terus dilakukan, termasuk ruang lingkup dan batasan pemetarencanaan. Proses dialog yang efektif perlu dikembangkan untuk membantu menghasilkan kejelasan tujuan, urgensi dan penentuan prioritasnya serta meningkatkan keyakinan peserta akan kemanfaatan yang diperoleh dari pemetarencanaan. pemetarencanaan.

d.

Identifikasi kebutuhan sumber daya dan sumbernya. Sumber daya (termasuk SDM dengan keahlian tertentu, dana, waktu dan lainnya) beserta sumbernya diidentifikasi dan disepakati dalam kerangka  platform konsensus yang digunakan. Seperti telah disinggung, m ungkin beberapa dokumen legal perjanjian kesepakatan tertentu diperlukan untuk m endukung hal ini.

e.

Penentuan proses dan metode pemetarencanaan (roadmapping) yang akan ditempuh. Bagaimana proses dan metode pemetarencanaan selanjutnya perlu diidentifikasi, dijabarkan dan disusun serta dituangkan dalam kerangka penjadwalan yang tegas untuk disepakati bersama. Beberapa dokumen proposal tertentu mungkin diperlukan untuk disepakati oleh pihak tertentu sesuai dengan format kelembagaan/pengorganisasian yang

89

dibentuk, dan/atau untuk diajukan kepada pihak tertentu (pemerintah dan/atau donor/sponsor tertentu).

Dalam tahapan inilah sebagian besar beberapa hal seperti diuraikan pada bagian tentang isu-isu penting (seperti isu kepemilikan dan lainnya) didiskusikan dan disepakati bersama. Jika tingginya minat dan komitmen peserta untuk terlibat dalam kelompok yang mencakup beragam pihak dinilai pantas, maka proses pemetarencanaan dapat dilanjutkan.

2.

Pengembangan Petarencana (Development of Roadmap) /  Tahap Penyusunan Petarencana Proses penyusunan petarencana sebaiknya dipimpin oleh pelaku swasta dan/atau bersama pihak perguruan tinggi/litbang. Sedangkan pemerintah memberikan dukungan selama proses berlangsung. Bila dinilai perlu, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitator khusus dari konsultan/pakar tertentu. Mengingat proses pelaksanaan pemetarencanaan, terutama melalui workshop, workshop, memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang biasanya tidak dimiliki oleh peserta, maka dalam banyak praktik, peran fasilitator dalam proses pemetarencanaan biasanya memang akan sangat membantu. Pengembangan petarencana mencakup pekerjaan/aktivitas berpikir tentang enabling  technology  ataupun teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi. Para peserta perlu mempertimbangkan atribut-atribut penting apa saja yang harus dimiliki oleh suatu sistem teknologi agar memungkinkan industri mampu mengatasi peluang-peluang pasar  masa depan. Peserta juga mempertimbangkan kelompok atau kategori utama teknologi beserta faktor-faktor yang m endorong pengembangan pengembangan beragam kategori tersebut. Selanjutnya para peserta mengkaji alternatif-alternatif teknologi dan kerangka waktu (jadwal) pengembangannya. Akhirnya, para peserta menyusun rekomendasi atas aktivitas litbang mana yang akan mendukung dan dinilai prioritas bagi kemanfaatan alternatif (-alternatif) teknologi tersebut. Pengembangan petarencana pada dasarnya mencakup kegiatan utama berikut: a.

Menyusun pernyataan tujuan dan sasaran pemetarencanaan Panitia pengarah dan/atau para peserta menjabarkan visi bersama kepada tujuan dan sasaran pelaksanaan pemetarencanaan. Pernyataan tujuan berfokus pada hasil-hasil yang diharapkan, yang menentukan teknologi dan produk yang harus dikembangkan untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan pernyataan sasaran menjabarkan sasaran spesifik dan terukur.

90

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

b.

Mendefinisikan “domain” industri industri dan kebutuhan pengguna/konsumennya dalam kerangka waktu tertentu Berangkat dari kondisi industri saat ini, para peserta menentukan arah industri yang dituju di masa datang beserta karakteristik pentingnya, terutama perkiraan pengguna/konsumen dan kecenderungan kebutuhannya. Para peserta perlu didorong untuk lebih visioner. Keahlian dalam bidang riset pasar dan kombinasi intuisi bisnis akan sangat membantu dalam tahap ini. Karena tahap ini biasanya merupakan titik awal (starting point) bagi langkah-langkah berikutnya, maka betapa pentingnya pada tahap ini para peserta mencurahkan pikirannya untuk menggali berbagai peluang pasar masa depan tersebut.

c.

Mengidentifikasi “produk” yang akan menjadi fokus petarencana Hasil penggalian domain industri masa depan yang menjadi tujuan, digunakan untuk mengidentifikasi faktor pendorong bisnis atau pasar yang utama dan “produk” yang diperkirakan dikehendaki oleh pasar/konsumen sasaran. Diskusi yang intensif dan ekstensif beserta perbedaan pandangan/pendapat mungkin akan terjadi pada tahapan ini. Jika peserta merasakan ketidakpastian yang tinggi tentang hal ini, pola skenario mungkin dapat menjadi salah satu alternatif yang membantu pemecahan. Peserta menggali beberapa skenario. Selanjutnya jika beberapa skenario memiliki kesamaan/keserupaan kebutuhan, mungkin kebutuhan ini merupakan bagian sangat penting yang perlu diperhatikan. Peserta pemetarencanaan perlu berfokus pada beberapa teknologi dan komponennya, tergantung pada kompleksitas produk yang akan dikembangkan. Sangat dianjurkan untuk sedapat mungkin menghindari terlampau banyaknya alternatif teknologi (dan komponennya) untuk ditelaah lebih jauh. Jika diperlukan sebaiknya tugaskan gugus tugas (kelompok kerja) tertentu untuk menindaklanjuti telaahan lebih jauh tentang beberapa alternatif skenario tersebut.

d.

Mengidentifikasi persyaratan-persyar persyaratan-persyaratan/kebutuhan atan/kebutuhan requirements) yang penting beserta targetnya

sistem sistem

(system

Setelah peserta memutuskan tentang produk dan/atau teknologi apa yang perlu dipetarencanakan, mereka mengidentifikasi fitur (kualitas/atribut) penting yang harus dimiliki oleh produk dan/atau teknologi tersebut untuk sistem di masa datang. Untuk menghasilkan produk yang diperkirakan akan dikembangkan, maka karakteristik/atribut atau fitur produk perlu dijabarkan lebih lanjut. Sebagai contoh ilustrasi, jika konsumen diperkirakan menghendaki peningkatan faktor keamanan atas benturan saat terjadi tabrakan mobilnya, salah satu alternatif fiturnya mungkin adalah adanya safety bag yang bag  yang keluar dari kemudi secara otomatis (dalam tempo yang sangat cepat) jika hentakan/benturan terjadi tiba-tiba. Demikian halnya

91

misalnya dengan atribut penting lain dari sistem masa depan seperti menyangkut efektivitas biaya, efisiensi, keandalan, dan lainnya. Ini merupakan proses yang biasanya disebut quality function deployment (QFD). deployment  (QFD). Selain itu, peserta juga mengidentifikasi keputusan waktu (timing) tentang kapan produk tersebut harus tersedia di pasar sasaran.

e.

Menentukan bidang teknologi yang utama Berdasarkan identifikasi produk dan atribut pentingnya, peserta mengidentifikasi bidang utama teknologi yang perlu digali untuk mewujudkan atribut-atribut penting tersebut. Hal ini tentunya bervariasi, bergantung pada jenis industri maupun teknologi yang ditelaah. Seperti halnya dengan identifikasi produk, peserta juga perlu mengidentifikasi keputusan waktu (timing) tentang kapan teknologi tersebut harus siap agar produk yang direncanakan dapat dibuat dan disampaikan ke pasar sasaran secara tepat. Walaupun berbeda dari kasus industri yang satu dengan lainnya, keputusan waktu sangat penting. Ini terutama mengingat faktor  time-to-market  cenderung makin menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis, khususnya bagi industri yang perubahannya perubahannya sangat cepat, dinamis dan makin terfragmentasi.

f.

Menentukan pendorong teknologi dan targetnya Peserta perlu mempertimbangkan faktor-faktor terpenting apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi yang akan diaplikasikan di masa datang. Inilah pendorong teknologi (technology drivers), drivers) , yang akan menjadi “pendorong” pengambilan keputusan kepada teknologi yang harus dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Sebagai ilustrasi misalnya pendorongnya adalah ketersediaan dan biaya bahan baku untuk suatu proses manufaktur, atau dampak lingkungan dari suatu produk. Para peserta menetapkan sasaran spesifik bagi setiap faktor pendorong, yang mengacu kepada atribut-atribut penting produk atau teknologi yang perlu/akan dikembangkan untuk memenuhi sistem yang diharapkan.

g.

Mengidentifikasi alternatif-alternatif dan jadwalnya Setiap alternatif teknologi perlu dikaji potensinya dalam rangka memenuhi sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Mungkin saja suatu teknologi dapat berdampak pada pencapaian beberapa sasaran. Sasaran tertentu yang sangat penting dan sulit mungkin juga memerlukan suatu terobosan teknologi (pada beberapa teknologi) untuk mencapainya. Peserta perlu mengidentifikasi setiap alternatif dan memperkirakan jadwal waktu penyiapan teknologi dalam rangka memenuhi sasaran-sasaran faktor pendorongnya. pendorongnya.

92

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

h.

Merekomendasikan alternatif teknologi yang perlu diikuti Peserta selanjutnya memilih alternatif teknologi terbaik yang akan ditindaklanjuti berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pertimbangan-pertimbangan penting tertentu seperti misalnya kinerja, pembiayaan, jadwal waktu, risiko dan lainnya. Adakalanya suatu faktor  pertimbangan bersifat “mutlak” harus dipenuhi, tetapi dalam kasus lain peserta dapat melakukan “kompromi perimbangan” antara faktor sehingga dapat memberikan pembobotan dan trade-offs dalam memilih alternatif tersebut. Seperti telah disinggung sebelumnya, ada kecenderungan umum tentang makin pentingnya “persaingan waktu” dalam pengembangan teknologi. Time-to-market  merupakan salah satu faktor yang makin m akin menentukan keberhasilan keberhasilan bisnis. Peserta harus memberikan penilaian/pertimbangan yang matang tentang ini. Pelibatan pakar khusus dan/atau pembiayaan ekstra mungkin diperlukan dan layak dilakukan jika ini dinilai sangat menentukan keberhasilan pemetarencanaan. Perspektif yang luas diperlukan dalam menilai alternatif-alternatif teknologi. Suatu terobosan teknologi mungkin tidak terlalu bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan  jangka pendek (sehingga seringkali diabaikan), tetapi boleh jadi sangat kunci k unci bagi pemenuhan perkembangan pasar di masa datang. Sebaliknya, perubahan “inkremental” mungkin dibutuhkan dibu tuhkan sekali dalam memenuhi sasaran-sasaran jangka pendek, namun memiliki keterbatasan bagi pasar masa datang.

i.

Menentukan aktivitas litbang dan aktivitas penting lain Pengembangan teknologi yang dianggap penting untuk dilakukan dijabarkan kepada aktivitas penelitian dan pengembangan yang dinilai kunci. Apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya, siapa yang m elaksanakan dan/atau terlibat, kapan, di mana dan beberapa isu penting lainnya perlu diidentifikasi dan disepakati. Selain itu, peserta juga perlu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas penting lainnya dalam rangka mewujudkan pengembangan teknologi dan produk untuk memenuhi pasar masa datang yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini termasuk di antaranya menyangkut pengelolaan aktivitas, komunikasi, perjanjian kesepakatan tertentu, dan lainnya.

 j.

Menentukan pengetahuan dan keterampilan serta sumber daya yang diperlukan Peserta perlu mengidentifikasi kapabilitas yang diperlukan untuk mengimplementasikan aktivitas-aktivitas yang disepakati dan bagaimana kapabilitas tersebut didayagunakan serta dikembangkan. Jika ada kebutuhan akan kapabilitas tertentu yang belum tersedia, bagaimana mengupayakannya, oleh siapa, dan sebagainya. Selain itu, para stakeholders, stakeholders, khususnya swasta/industri perlu mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan SDM organisasinya yang dibutuhkan untuk

93

melaksanakan adopsi dan aplikasi teknologi dalam mengembangkan produk untuk memenuhi pasar masa datang. Jika dibutuhkan pendidikan dan pelatihan tertentu, apa dan bagaimana pelaksanaannya. Pihak pemerintah berperan penting dalam hal ini terutama dalam mendorong langkah-langkah strategis peningkatan kualitas SDM, bersama institusi pendidikan dan/atau litbang serta pihak swasta/industri. Intervensi pemerintah melalui instrumen kebijakan yang tepat untuk mengembangkan SDM dengan kualifikasi yang diperlukan akan sangat kunci bagi keberhasilan inovasi teknologi. Peserta juga perlu mengidentifikasi sumber daya dan sumbernya yang diperlukan untuk mengimplementasikan agenda yang dihasilkan dari proses pemetarencanaan.

k.

Menyusun laporan/dokumen petarencana teknologi (technology roadmap) Pendokumentasian hasil dan/atau kemajuan penting yang dicapai dalam proses pemetarencanaan sangat penting bagi semua pihak yang terlibat. Ini sebaiknya dilakukan dalam bentuk kombinasi dokumen periodik dan dokumen laporan aktivitas tertentu (misalnya pertemuan atau workshop). workshop). Setiap gugus tugas atau kelompok kerja (jika dibentuk) sebaiknya menyusun pula dokumen masing-masing sesuai dengan fokus bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Sebaiknya ditentukan sekretariat untuk mengintegrasikan keseluruhan dokumen dan mengkomunikasikan kepada para stakeholders. stakeholders. Sekretariat juga berperan dalam menjalankan sistem pengelolaan pengetahuan (knowledge management system) terkait dengan pemetarencanaan yang bersangkutan. Setiap pemetarencanaan memerlukan dan menghasilkan dokumen yang mungkin berbeda. Berikut adalah kerangka umum (outline) dokumen petarencana teknologi yang dapat disesuaikan dengan proses pemetarencanaan yang hendak dilaksanakan. Berikut adalah suatu contoh (outline) dokumen petarencana teknologi.

Kerangka Umum (Outline) Dokumen Petarencana Teknologi: 1.

2.

94

Pendahuluan 

Visi dan Misi



Tujuan dan Sasaran Pemetarencanaan



Ruang Lingkup

Proyeksi Pasar  

Industri Saat Kini: produk, kelompok pasar, konsumen, pelaku (pemasok, pesaing, dan lainnya), dan gambaran proses nilai tambah



Kecenderungan dan Faktor Pendorong Bisnis yang Utama

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

3.

4.

5.



Proyeksi dan Peluang Pasar 



Tantangan (dan Hambatan)

Kebutuhan Teknis dan Kapabilitas 

Produk-Pasar Sasaran



Persyaratan/Kebutuhan Persyaratan/Kebutuhan Fungsional dan Kinerja (Fitur) Produk



Persyaratan/Kebutuhan Persyaratan/Kebutuhan Fungsional dan Kinerja (Fitur) Teknologi



Kapabilitas Teknologi Saat Kini



Kesenjangan dan Hambatan



Strategi dan Sasaran Pengembangan

Strategi Pengembangan Teknologi 

Evaluasi dan Penentuan Prioritas Teknologi



Rekomendasi Teknologi



Tahapan Keputusan dan Penjadwalan



Ringkasan Penganggaran/Pembiayaan dan Pengelolaan Sumber Daya Lain

Kesimpulan 

Rekomendasi



Rencana Aksi

Lampiran

3.



Proses Pemetarencanaan



Peserta



Bahan/Materi Terkait

Aktivitas Tindak Lanjut (Follow-up Activities) / Tahap / Tahap Implementasi dan Evaluasi  Aktivitas tindak lanjut merupakan tahapan implementasi dan evaluasi, yang terdiri atas kegiatan: a.

Mengkritisi dan memvalidasi petarencana yang dihasilkan Untuk menjamin/meningkatkan keberterimaan hasil proses pemetarencanaan oleh stakeholders, stakeholders, rancangan hasil pemetarencanaan yang biasanya disiapkan oleh tim kecil disampaikan kepada seluruh stakeholders kunci untuk mendapatkan kritik, validasi, dan masukan. Sebaiknya rancangan dokumen didistribusikan kepada

95

para peserta dan diberikan waktu yang memadai untuk memberikan tanggapan. Penyelenggaraan workshop mungkin akan membantu mendiskusikan dan mengintegrasikan, mengintegrasikan, serta menyepakati penyempurnaan dokumen.

b.

Mengembangkan rencana implementasi Untuk memelihara momentum kolaborasi dan menghindari kekosongan waktu dalam proses, peserta sebaiknya menyusun rencana implementasi masing-masing organisasinya untuk menindaklanjuti hasil pemetarencanaan. Rencana ini mencakup antara lain keputusan investasi dan penentuan cara serta jadwal pelaksanaannya.

c.

Melakukan tinjauan (review) dan melakukan pemutakhiran Kebutuhan maupun teknologi akan terus berkembang. Demikian halnya faktor  lingkungan bisnis dan lainnya. Oleh karena itu, rencana aksi/implementasi perlu mengakomodasi upaya secara periodik untuk melakukan tinjauan (review) dan pemutakhiran petarencana.

D.

Pemetarencanaan Pemetarencanaan Sains dan d an Teknologi Versi “Albright” “ Albright”

Dalam versi petarencana versi Albright (2002b), petarencana sains dan teknologi terdiri atas elemen dan proses seperti ditunjukkan pada Tabel 8.2. Kerangka ini juga merupakan kerangka tahapan yang bersifat generik. Walaupun kerangka tahapan ini berbeda dengan tahapan-tahapan yang dibahas sebelumnya, namun sebenarnya esensinya serupa. Kerangka tahapan mana yang digunakan pada akhirnya perlu disesuaikan dengan konteks kasus m asing-masing.

96

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 8 PROSES PEMETARENCANAAN SAINS DAN TEKNOLOGI

Tabel 8.2 Elemen dan Proses Pemetarencanaan Sains dan Teknologi (Albright). Elemen dan Tahapan Proses

Keterangan

1. Elemen-elemen Sains dan Teknologi

Struktur/kerangka dan penentuan lingkup bidang.

2. Penerapan Teknologi

Di mana dan kapan k apan teknologi akan menjadi inovasi (digunakan) – (digunakan) – mengapa (the whys).

3. Arsitektur 

Bagaimana elemen-elemen saling bersesuaian dan berinteraksi.

4. Tantangan

Tujuan dan sasaran kinerja untuk elemen-elemen teknologi – teknologi – apa (the whats).

5. Kecenderungan dan Discontinuities

Kecenderungan kinerja dan pertumbuhan, kurva pengalaman (experience curves), potential disruptions .

6. Evolusi Elemen Teknologi

Petarencana teknologi - the "hows." 

7. Posisi Teknis Persaingan

Pendekatan persaingan atas tantangan. Teknologi yang kompetitif.

8. Rencana Tindakan (Action Plan)

Strategi teknologi, sumber daya dan timing investasi timing investasi dalam teknologi - the "to-do's." 

9. Kekayaan Intelektual dan Standar 

Kebutuhan/hambatan/tindakan untuk meningkatkan Kebutuhan/hambatan/tindakan akses, perlindungan, pengaruh.

10.Peta Investasi Teknologi

Prioritas investasi teknologi.

11.Petarencana Risiko

Indikator kunci atas rencana. Penelusuran kebutuhan untuk mengubah.

Sumber: Albright (2002).

4

8.3. CATATAN PENUTUP “Pemetarencanaan Sains dan Teknologi” pada dasarnya dapat dilakukan baik dalam konteks organisasi tunggal (individual) maupun kolaborasi yang melibatkan banyak pihak industri dan pemerintah. Dalam hal pemetarencanaan sains dan teknologi yang dilakukan secara secara kolaboratif, oleh beberapa pihak adakalanya juga disebut “Pemetarencanaan Industri” atau juga Critical/Emerging Technology Roadmap, Roadmap , manakala penekanan perhatiannya adalah pada teknologi yang dinilai sangat penting ( critical, dalam konteks tertentu) dan/atau da n/atau “baru muncul (emerging). (emerging) . 4

Lihat juga Http://www.albrightstrategy.com/

97

Pemetarencanaan yang melibatkan banyak pihak secara umum akan membutuhkan upaya (effort) dan/atau sumber daya yang lebih dibanding yang dilakukan oleh organisasi individual. Namun karena kemanfaatannya berpotensi untuk diterima oleh banyak pihak, maka pemerintah biasanya merasa berkepentingan untuk setidaknya mendorong/memfasilitasi prosesnya, bahkan turut mendanai secara parsial. Selain itu, pemerintah juga sering berkepentingan mengintervensi (dengan mendorong prakarsa-prakarsa pemetarencanaan) karena beragam alasan umum, seperti misalnya keterbatasan pembiayaan oleh pihak industri (termasuk argumen underinvestment  pihak swasta dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi yang bersifat atau pada tahapan pre-competitive tahapan  pre-competitive). ).

98

PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF