Bab 7 Detail Desain Konsep Akhir Ok

December 18, 2017 | Author: SandyKusuma | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

test lagi gak sih?...

Description

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

BAB VII DETAIL DESAIN

7.1

Umum Dalam lingkup kegiatan DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II, rencana penanganan merupakan sebuah konsep perencanaan yang didasarkan dari hasil investigasi dan kajian data lapangan, analisis dan pengolahan data, serta kriteria desain yang diambil dari peraturan – peraturan desain yang terkait dengan kegiatan ini. Dasar tersebut juga dapat dikategorikan sebagai kriteria perencanaan yang dibaut untuk memberikan gambaran tentang konsep dan metode yang digunakan dalam perencanaan sehingga tujuan utama dari perencanaan dapat dicapai. Ada beberapa rencana yang akan diusulkan dan dibahas dalam kegiatan ini yaitu: a. Tinjauan beradasarkan analisis data dan kriteria perencanaan b. Tinjauan lokasi desain stasiun KA Bandara c. Kajian desain jembatan penghubung

BAB 7 - 1

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

7.2

Peraturan dan Standar Peraturan dan standar yang akan menjadi acuan konsultan dalam analisis dan perhitungan kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Undang – Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian; 2. Peraturan pemerintah No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian; 3. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api; 4. Keputusan Menteri Perhubungan No. 52 Tahun 2000 tentang Jalur Kereta Api; 5. Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012, tentang Persayaratan Teknis Jalur Kereta Api 6. Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api 7. Peraturan Menteri

No. 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan

Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api 8. Permen PU No.19 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan 9. PPBBI Tahun 1971 10. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971; 11. BMS (Bridge Management System ) 12. Peraturan dan standar lain yang terkait. 7.3 Lingkup Rancangan Teknis Tahapan kegiatan dilaksanakan dengan analisis data hasil pekerjaan survei sekunder dan primer, selanjutnya penyedia jasa mengevaluasi dan membuat desain awal mencakup beberapa alternatif lengkap dengan perkiraan biaya secara kasar. Hasil analisis tersebut kemudian didiskusikan dengan Pemberi Tugas. Setelah disepakati alternatif yang paling menguntungkan, penyedia jasa

melakukan

perhitungan-perhitungan

teknis

termasuk

pembuatan

BAB 7 - 2

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

gambar detail rancangan. Kegiatan rancangan teknis yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini, mencakup hal – hal sebagai berikut : 

Analisis data hasil pengukuran (Hidrologi, Hidrolika, dan Mekanika Tanah)



Analisis Desain Konstruksi Stasiun KA



Analisis/Perhitungan struktur bangunan atas dan bangunan bawah jembatan penghubung



Analisis/perhitungan struktur pendukung / tembok penahan / perkuatan tanah (bilamana diperlukan),



Gambar detail desain / perencanaan.

7.4 Ketentuan Umum Desain 1. Kriteria Desain Stasiun KA a. Desain stasiun kereta api adalah stasiun penumpang b. Desain Stasiun kereta api terdiri dari emplasemen stasiun dan bangunan stasiun c. Desain stasiun dilakukan berdasarkan kriteria fasilitas operasi, jumlah jalur, fasilitas penunjang, frekuensi lalu lintas, jumlah penumpang, dan jumlah barang d. Penentuan kelas stasiun ditentukan berdasarkan pembobotan dari masing – masing kriteria fasilitas operasi e. Komponen fasilitas operasi terdiri dari : peralatan persinyalan, peralatan telekomunikasi, dan instalasi listrik f. Komponen jalir terdiri dari atas kriteria kurang dari 6 jalur g. Komponen fasilitas penunjang terdiri dari penunjang umum dan penunjang khusus h. Komponen jumlah penumpang kereta api per hari terdiri atas : kurang dari 10.000, 10.000 sd 50.000 dan > 50.000 penumpang per hari i. Komponen jumlah barang dan bagasi per hari terdiri atas : Kurang dari 100 ton , 100 sd 150 ton, dan > 150 ton

BAB 7 - 3

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

j. Jumlah angka kredit penetapan klasifikasi stasiun : 

Kelas besar jumlah angka kredit lebih dari 70



Kelas sedang jumlah angka kredit 50 sd 70, dan



Kelas kecil jumlah angka kredit kurang dari 50

k. Standar pelayanan minimum penumpang di stasiun penumpang di stasiun mencakup : keselamatan, keamanan, kehandalan, kenyamanan, kemudahan, dan kesetaraan 2. Kriteria Desain Jembatan Penghubung a. Jenis Pembebanan meliputi beban mati, beban hidup (horizontal & vertikal). b. Faktor Beban desain

dan

Kombinasi

Pembebanan

untuk

perhitungan

struktur bangunan perlintasan tidak sebidang menggunakan

kombinasi pembebanan Allowable Strength Design c. Faktor Beban

dan

Kombinasi

Pembebanan

untuk

perhitungan

desain struktur bangunan perlintasan tidak sebidang menggunakan kombinasi

pembebanan Allowable Strength

Design

dan Ultimate

Strength Design . d. Desain dibuat untuk daya dukung jembatan yang kuat terhadap 100% RM 1921. e. Struktur bangunan Perlintasan tidak sebidang sedapat mungkin dipilih tipe yang memerlukan pekerjaan pemeliharaan seminimal mungkin f. Konstruksi penyanggaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan yang nantinya dilaksanakan meliputi pekerjaan analisis/perhitungan struktur konstruksi penyangga sementara dan tata cara (contruction method) pelaksanaannya. 3. Usulan Alternatif Desain: a.

Usulan alternatif desain di buat berdasarkan beberapa aspek teknis disertai penjelasannya

b.

Usulan alternatif desain dibuat dalam bentuk matriks penilian

BAB 7 - 4

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

kelebihan / kekurangan masing-masing usulan. 4. Rekomendasi Desain a. Menyampaikan rekomendasi mengenai; 1)

Bentang Underpass/Flyover

2)

Tipe bangunan Underpass/Flyover

5. Hasil Perencanaan Desain; meliputi : a. Gambar Desain b. Peta situasi dengan skala 1 : 1000 dan interval garis kontur 0,5 m c. Profil memanjang dengan skala Horizontal 1 : 1000 dan skala Vertikal 1 : 100 d. Profil melintang dengan skala 1 : 100 e. Gambar detail struktur = 1 : 20 dan 1 : 50 f. Gambar di cetak dalam kertas ukuran A3 7.5

Ketentuan Teknis. 7.5.1 Geometrik Jalan KA 1. Ruang bebas vertikal di atas jembatan minimal 6,2 meter. 2. Batas Ruang Bebas seperti ditunjukan pada gambar berikut, yaitu Batas I untuk jembatan dengan kecepatan sampai 60 km/jam, Batas II untuk viaduct dan terowongan dengan kecepatan sampai 60 km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan, Batas III untuk viaduct baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan jembatan, Batas IV untuk lintas kereta listrik. 3. Batas Ruang Bangun jembatan diukur dari sumbu sepur 2,15 m ke kiri dan 2,15 m ke kanan

BAB 7 - 5

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

+6200 BATAS IV +5900 Tinggi kawat aliran listrik terbesar

+5500 Tinggi normal kawat aliran listrik

2500 +4845 BATAS I +4500 +4200

+5000 +4700 BATAS III

1300

+4320 BATAS II +4050

1100 +4150 Tinggi kawat aliran listrik terendah

+3550

2550

1950

1950

1300

1600 1530

1300 1000 1000

+1000 +750 +450 +200 +40 KOP REL ± 0.000

106.7 Gambar 7.1 Ruang Bebas Pada Bagian Lurus

7.5.2 Material Struktur 1. Mutu beton lantai K-350, bangunan atas minimal K-350, bangunan bawah K-300, (untuk abutment) K-350 (untuk pier) termasuk untuk isian tiang pancang, sedangkan untuk pondasi bored pile K-350.

BAB 7 - 6

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

2. Mutu baja tulangan menggunakan BJTP 24 untuk  < D13, dan BJTD 40 untuk  ≥ D13, dengan variasi diameter tulangan dibatasi paling banyak 5 ukuran. 3. Mutu balok kastella (castelled beam) 2 profil baja tipe IWF yang disatukan 4. Modulus kekuatan penampang berdasarkan peraturan SNI 03-1729-2002 Untuk memudahkan validasi koreksi atas gambar rencana, gambar rencana diusahakan sebanyak mungkin dalam bentuk gambar tipikal dan gambar standar.

7.5.3 Kajian Fasilitas Pelayanan Stasiun KA Bandara Konsep usulan stasiun KA bandara adalah stasiun kereta api penumpang yang fungsi utamanya adalah mengangkut penumpang dari dan menuju Bandar Udara Raden Inten II Lampung. Dalam kaitan dengan kegiatan ini, penentuan klasifikasi stasiun kereta api akan ditentukan berdasarkan Peraturan Menteri No. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan Kegiatan di Stasiun Kereta Api. Untuk fasilitas yang akan disediakan pada stasiun akan mengacu pada Peraturan Menteri No. 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api, yaitu : Keselamatan, keamananan, kehandalan, kenyamanan, kemudahan, dan kesetaraan. Dari hasil kajian dan analisis konsultan, adapun data kondisi rencana stasiun bandara adalah sebagai berikut : a.

Data Teknis Stasiun KA Bandara Luas Lahan

: 15.480 m2

Ukuran Bangunan Stasiun (Diluar Emplasemen)

: 27 x 126 m

Luas Bangunan Stasiun

: 7.978 m2

Luas Areal Parkir

: 4.500 m2

Struktur Pondasi Stasiun

: Minipile 30 x 30

BAB 7 - 7

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Kolom Tengah

: IWF Incross

Kolom Tepi

: H Beam

Penutup Atap

: Truss + Allumunium Compossite Panel

Adapun rencana pelayanan minimum yang disediakan di stasiun kereta api bandara Raden Inten II, yaitu : A. Keselamatan 1)

Informasi dan fasilitas keselamatan

2)

Informasi dan fasilitas kesehatan

3)

Lampu Penerangan

4)

Safety line di sepanjang peron

B. Keamanan 1) Fasilitas keamanan dan pencegahan tindakan kriminal di lantai 1 dan lantai 2 2) Petugas keamanan (lantai 1 dan lantai 2, untuk ruang petugas keamanan ditempatkan di lantai 2m dengan luas 12 m2 3) Informasi gangguan keamanan 4) Lampu Penerangan 5) Kamera CCTV

C. Kehandalan/Keteraturan 1) Layanan penjual tiket (jumlah loket penjualan dan penukaran tiket kereta disesusikan dengan calon penumpang dan waktu rata – rata pelayanan per orang ditempatkan di lantai 2, 1 unit terdapat 4 loket dengan luas 11,25 m2 2) Ruang PPPKA 1 Unit, luas 18 m2) dan Ruang Kepala Stasiun 1 Unit dengan luas 18 m2 ditempatkan di lantai 2

BAB 7 - 8

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

D. Kenyamanan 1) Ruang tunggu di lantai 1 dan lantai 2 2) Ruang boarding di lantai 1 3) Toilet, dibagi menjadi toilet pria dan wanita ditempatkan di lantai 2 dengan masing – masing luas 28 m2. 4) Musholla Pria dan Wanita sebanyak 2 unit masing – masing 20 m2 5) Lampu Penerangan 6) Fasilitas Pengatur Sirkulasi Udara 7) Ruang tunggu tertutup E. Kemudahan 1) Informasi pelayanan perjalanan kereta api dan penerbangan 2) Informasi gangguan perjalanan kereta api 3) Informasi angkutan lanjutan (daftar keberangkatan dan kedatangan pesawat) 4) Fasilitas layanan penumpang 5) Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang dan tangga dengan Ram 10% 6) Tempat parkir roda 4 dan roda 2 seluas 4500 m2

F. Kesetaraan 1) Fasilitas bagi penumpang difable; disiapkan sebanyak 2 unit dengan masing – masing luas 3 m2 2) Ruang ibu menyusui, ditempatkan di lantai dua sebanyak 2 unit dengan masing – masing luas 3 m2 3) Fasilitas Lift untuk naik dan turun

BAB 7 - 9

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar A3 Stasiun KA Bandara

BAB 7 - 10

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.3 Ilustrasi Tampak Depan Rencana Stasiun KA Bandara

BAB 7 - 11

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.4 Ilustrasi Rencana Stasiun KA Bandara

BAB 7 - 12

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.5 Ilustrasi Rencana Keluar Masuk Parkir Stasiun Bandara

BAB 7 - 13

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

7.6 Analisis Penilaian Pemilihan Jenis Konstruksi Jembatan Penghubung 7.6.1

Gambaran Umum Pada prinsipnya, jembatan penghubung yang akan dikaji pada kegiatan ini memiliki fungsi yang sama dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) yaitu fasilitas pejalan kaki untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan menggunakan struktur jembatan. Dengan demikian, orang yang akan menyeberang dengan lalu lintas akan terpisah secara fisik. Dalam konsep jembatan penghubung antara Bandara dengan Stasiun Kereta Api diharapkan akan memberikan kenyamanan kepada para penumpang. Dengan demikian, kereta api sebagai angkutan massal yang dinilai paling efisien dan efektif untuk mengurangi kemacetan di jalan raya akan menjadi pilihan jika koneksi dari dan menuju stasiun KA dibuat nyaman. Dengan adanya dukungan pembangunan Stasiun KA Bandara yang terhubung langsung dengan Bandar Udara Raden Inten II secara otomatis bisa menjadi daya tarik sendiri untuk meningkatkan animo masyarakat di Kota Bandar Lampung untuk menggunakan fasilitas kereta api. Selain itu, multiplier effect lain dengan adanya jembatan penghubung akan menampung investor dan usaha kecil menengah ikut mengembangkan usahanya dengan disediakan fasilitas di dalamnya. Hal ini dikarenakan rencana lebar jembatan 10 m dan panjang ± 130 m diharapkan cukup untuk memberikan ruang bagi para pengembang usaha. Jembatan penghubung antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II akan melintas di jalan nasional lintas sumatera. Saat ini lebar jalan lintas sumatera ± 20 meter. Penempatan posisi rencana jembatan penghubung akan disesuaikan dengan kajian masterplan pengembangan

BAB 7 - 14

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

bandar udara Raden Inten II. Konsultan telah mengkaji posisi dan tata letak rencana jembatan penghubung yang selanjutnya dikoneksikan dengan posisi rencana stasiun KA Bandara. Kajian keamanan struktur jembatan penghubung harus memperhatikan keamanan posisi pondasi jembatan mengingat jalan lintas sumatera merupakan jalan yang memiliki volume lalu lintas yang cukup tinggi.

Dengan demikian, penempatan posisi

jembatan pada akhirnya bermuara pada kajian bentang yang aman untuk struktur jembatan penghubung.

7.6.2

Usulan

Bentang

Konstruksi

dan

Material

Bangunan

Jembatan

Penghubung Usulan konstruksi bangunan jembatan penghubung didasarkan pada konsep perencanaan struktur ringan dan konsep arsitektur tradisional modern. Selain itu, desain jembatan penghubung juga diselaraskan dengan konsep perencanaan Pengembangan Bandar Udara Raden Inten II. Kajian keamanan struktur jembatan penghubung menjadi fokus utama dalam kajian ini. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, penentuan bentang jembatan penghubung didasarkan pada posisi akses jalan di dalam bandara maupun jalan nasional yang berhadapan langsung dengan bandara. Hasil pengukuran topografi menunjukkan bahwa ukuran bentang konstruksi jembatan penghubung adalah 20+35+30. Untuk bentang 20 m merupakan hasil kajian terhadap posisi jalan sirkulasi kendaraan di dalam bandara. Untuk bentang 35 meter merupakan hasil kajian terhadap posisi jalan nasional dan rencana pengembangan jalan nasional di masa yang akan datang. Untuk bentang 30 m merupakan hasil kajian aksesbilitas pengguna ke arah rel (stasiun bandara). Untuk pemilihan material utama konstruksi jembatan penghubung terbuat dari material Honeycomb. Dipilihnya material ini mengingat honeycomb

BAB 7 - 15

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

merupakan balok yang dipakai untuk konstruksi bentang panjang (lebih dari 8 meter), yang berupa 2 profil baja yang disatukan menjadi 1 untuk mendapatkan tinggi profil yang sesuai. Balok kastella disebut juga honey comb beam, karena bentuk lubang segi enamnya yang menyerupai sarang lebah (honey comb). Profil tersebut dilubangi untuk memperkecil berat sendiri profil dan agar sambungan las nya dapat lebih efektif dan efisien. Selain itu, Besarnya sudut kemiringan ɸ antara 45' sampai 70', sedangkan yang sering dipakai di lapangan adalah 45' dan 60'. Balok castellated dapat dibuat secara ekonomis dengan menggunakan balok baja yang dipotong mengikuti pola zig-zag sepanjang garis tengah balok. Ujung potongan yang serupa kemudian disambung satu sarna lain dengan las busur. Pada balok profil WF, bagian sayap pada profil memegang peranan yang sangat penting dalam menahan tegangan lentur sehingga kehilangan luas pada badan akibat lubang tidak terlalu berpengaruh, sepanjang momen masih diperhitungkan. Bagaimanapun tegangan geser yang harus diperhitungkan pada lubang badan yang ada. Pada bagian lubang badan, dua buah profil T seolah-olah bekerja sebagai bagian yang menahan gaya geser vertikal. Pada tengah bentang, gaya geser minimum sehingga hanya memberikan sedikit efek pada kekuatan balok. Pada bagian di sekitar lubang yang dekat dengan perletakan, gaya geser yang dihasilkan cukup besar, sehingga tegangan yang dihasilkan dari beban pada balok harus dihitung bedasarkan penampang T karena berlubang. Gambar di bawah ini menunjukkan konsep desain jembatan penghubung dengan menggunakan balok castellated.

BAB 7 - 16

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Data Teknis Jembatan Penghubung 1. Bentang Jembatan

: 17 + 35 + 17

2. Pondasi Jembatan

: Pondasi Sumuran



Pilar 1, diameter 2,5 m dengan kedalaman 6 m, jumlah 2 buah



Pilar 2 dan 3, diameter 4 m dengan kedalaman 6 m, jumlah 2 buah



Pilar 4, diameter 2,5 m dengan kedalaman 6 m, jumlah 2 buah

3. Struktur pilar

: Beton Bertulang K-350

4. Bangunan Atas

: Honeycomb

5. Gelagar Utama

: Honeycomb 1050 x 300

6. Gelagar Melintang

: Honeycomb 600 x 200

7. Material Penutup

: Allumunium Compossite Panel

BAB 7 - 17

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.6 Layout Rencana Stasiun dan Jembatan Penghubung

BAB 7 - 18

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.7 Ilustrasi Rencana Stasiun KA Bandara dan Skybridge

BAB 7 - 19

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.8 Ilustrasi Rencana Skybridge

BAB 7 - 20

KONSEP LAPORAN AKHIR DED Pembangunan Stasiun KA Bandara Termasuk Jembatan Penghubung Antara Stasiun KA Bandara dengan Bandara Raden Inten II Lampung

Gambar 7.9 Ilustrasi Rencana Tangga dan Lift Dari Bandara Menuju Skybridge

BAB 7 - 21

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF