BAB 6 rev
December 24, 2018 | Author: Heru Indrianur | Category: N/A
Short Description
mki...
Description
Proyek Dermaga VII Bakauheni.
Proyek Dermaga bakauheni VII ini memiliki beberapa tahap pekerjaan dalam proses pembangunannya. pembangunannya. Beberapa diantaranya memiliki jalur pekerjaan yang kritis. Urutan pekerjaan proyek dermaga ini dapat dilihat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.1 Urutan Pekerjaan. Pekerjaan.
19
Beberapa pekerjaan yang memiliki jalur kritis kritis pada proyek pembangunan dermaga VII Bakauheni Bakauheni ini sebagai berikut : 1. Pekerjaan angker deadmen dan turap baja 2. Pekerjaan precast capping beam 3. Pekerjaan Tie wire dan penimbunan pada area sandar.
Metoda ini menjelaskan pekerjaan secara umum pekerjaan angker angker deadmen dan deadmen dan turap baja secara umum. Pekerjaan angker deadmen dan deadmen dan turap baja akan dilakukan dari sisi laut setelah pekerjaan pembongkaran dermaga eksisting Plengsengan selesai. Urutan pekerjaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6.1.1 Flowchart Pekerjaan Angker Deadmen Angker Deadmen dan dan Turap Baja
20
Transportasi tiang pancang turap baja SPSP dia 711,2 mm ; L = 22 m dan angker deadmen SPP dia 711,2 mm ; 18 m akan dilakukan melalui jalur laut menggunakan pontoon. pontoon. Berikut layout transportasi tiang pancang dan penyetokkan tiang pancang, lokasi area timbunan untuk dijadikan stockyard akan akan diambil di area sisi utara agar tidak mengganggu operasional kapal penumpang Merak – Bakuheni.
Gambar 6.1.2 Layout Transporatsi Material SPSP dan SPP Dari Pabrik ke Area Stock yard
Gambar 6.1.3 Layout Transporatsi Material Kapal Penumpang Terhadap Alat Berat yang Bekerja
21
Transportasi SPSP dan SPP menggunakan
kapal
dan
pontoon. pontoon. Pontoon membawa Pontoon membawa SPSP dan SPP masuk ke area proyek SPSP dan SPP akan dipindah ke lokasi stockyard Gambar 6.1.4 Transporatsi Material SPSP dan SPP Dari Pabrik ke Area Stockyard
dengan menggunakan crane service.
Pekerjaan Turap Baja dan Angker Deadmen Angker Deadmen Pemancangan dermaga menggunakan tiang pancang turap baja SPSP dia 711,2 mm ; L = 22 m dan angker deadmen SPP deadmen SPP dia 711,2 mm ; 18 m. Pekerjaan pemancangan ini akan dimulai dari pekerjaan pemancangan tiang pancang baja SPP dia 711,2 mm ; 18 m (angker pile / pile / angker deadmen).. deadmen).. Sebelum dilakukan pekerjaan emancangan pekerjaan
akan
dikerjaan
pengerukkan
penyesuaian
profil
untuk
tanah
dan
penambahan kedalaman agar draft pontoon pontoon
pancang
bisa
bekerja Gambar 6.1.5 Ilustrasi Pekerjaan Persiapan Sebelum Pemancangan
didaerah tersebut.
22
. Berikut sequent pekerjaan pemancangan yang akan dilakukan.
Gambar 6.1.6 Layout Pekerjaan Pemancangan SPSP dan SPP
Pekerjaan pemancangan SPSP dan SPP akan didukung oleh 2 alat pontoon pontoon pancang di sisi utara dan di sisi selatan. Di sisi selatan akan mengerjakan pondasi tiang pancang area movable movable bridge bridge dan hidraulik terlebih dahulu kemudian mengerjan tiang pancang angker Gambar. 6.1.7 Pekerjaan pemancangan deadmen deadmen sisi selatan, dan selanjutnya mengerjakan SPSP sisi selatan. Pontoon Pontoon sisi utara akan mengerjakan angker deadmen terlebih deadmen terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan
pekerjaan
pondasi
mooring dan kemudian pekerjaan turap baja SPSP. Seluruh pekerjaan pemancangan baja harus Gambar. 6.1.8 Pemancangan tiang pancang
mencapai final set atau
sampai
kedalaman maksimum 1,5 cm per 10 pukulan.
23
Untuk pekerjaan turap baja SPSP, PT.PP akan menggunakan guidebeam agar guidebeam agar pekerjaan pemancangan turap baja lurus sehingga koordinat pemancangan tidak melebihi toleransi yang telah disetujui, guidebeam ini guidebeam ini adalah struktur baja H-beam yang dipancangkan ke area pemancangan sebagai batas atau pentunjuk, sehingga turap baja yang dipancang lurus dan rapat sesuai dengan perencanaan.
Gambar 6.1.9 Ilustrasi Pemancangan SPSP dengan Guide beam
Gambar 6.1.10 Ilustrasi Pemancangan SPSP dengan Guide beam (Tampak beam (Tampak Atas)
24
Gambar 6.1.11 Pemancangan Tiang Area CappingBeam
Gambar 6.1.12 Pemancangan Tiang Area Deadmen
Gambar 6.1.13 Proses Pemancangan Tiang
25
Setelah SPSP dan SPP sudah terpancang kemudian akan dilanjutkan
dengan
pekerjaan pemasangan tie wire wire
dan
pengecoran
capping beam. Tiewire akan Tiewire akan Gambar. 6.1.14 Pemancangan tiang pancang dimatikan di sisi SPSP dan tetap hidup di sisi angker deadmen pile, pile, sehingga tiewire masih tiewire masih bisa disetting pada saat pekerjaan timbunan di belakang turap baja.
Gambar 6.1.15 Ilustrasi Pengencangan Tie wire
Gambar 6.1.16 Ilustrasi Penimbunan
Tie wire
26
Gambar 6.1.17 Pemasangan Tiewire
Gambar 12.1.15 Penimbunan
Tie wire
Gambar 6.1.18 Penimbunan Tiewire
Gambar 6.1.19 Pemasangan Angker Tiewire
27
Berikut merupakan urutan pekerjaan tanggul batu kali :
Gambar 6.2.1 Flow Chart Pekerjaan Tanggul Batu Kali
28
Pekerjaan perakitan bambu adalah sebagai pekerjaan fabrikasi dari cerucuk bambu dan matras bambu, yang akan digunakan sebagai penguat lapisan tanah dasar tanggul batu kali atau breawater. Berikut gambar dari potongan detail matras bambu dan cerucuk bambu.
Gambar 6.2.2 Detail Matras Bambu dan Cerucuk Bambu
Matras bambu terdiri dari 4 lapisan bambu yang saling di ikat menggunakan tali ijuk ataupun tali kapal, dengan jarak antar bambu 30 cm. Matras ini memiliki dimensi
29
persegmennya yaitu 8m x 20 m yang terdiri dari beberapa segmen kecil. Bambu yang digunakan untuk pembuatan matras memiliki spseifikasi sebagai berikut :
Bambu yang digunakan dalam kondisi baik, tidak pecah dan cukup umur
Bambu yang digunakan mempunyai diameter pangkal 8-10 cm dan ujung 5-8 cm dengan de ngan panjang 8-10 m
Matras bambu diinstal setelah cerucuk bambu terinstall ter install , kemudian akan diunloading batu pembentuk tanggul batu kali atau breakwater dimulai dari batu 40-60 kg terlebih dahulu, batu 80-100 kg dan kemudian batu 200-300 kg. Untuk spesifikasi cerucuk bambu fabrikasi menggunakan bambu dengan bambu panjang minimal 8 m dan terdiri dari 3 buah bambu yang diikat sesuai dengan gambar yang tertera di atas. Setelah perakitan cerucuk dan matras bambu dikerjakan, maka cerucuk dan matras akan dibawa ke lokasi penginstall an. an.
Gambar 6.2.3 Dokumentasi Fabrikasi Cerucuk Bambu dan Matrass Bambu
30
Berikut adala layout lokasi pekerjaan tanggul Batu B atu Kali / Breakwater
Gambar 6.2.4 Layout Area Pekerjaan Tanggul Batu Kali
Pemancangan cerucuk bambu menggunakan crane 50 ton yang telah dimodifikasi ditambahkan boom untuk keperluan pemancangan. Dengan kapasitas produksi alat 100 titik per hari. Pemasangan matras bambu dengan cara meletakkan matras bambu di elevasi yang sudah ditentukan. Tiap segmen pada matras bambu dihubungkan dengan tali pada
31
bagian atas dan bawah matras, dan kedua tali tersebut akan dikunci dengan tali pengunci di tiap sela segmen matras segmen matras bambu. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Tali
Gambar 6.2.5 Iliustrasi detail tali penghubung pada tiap segmen matras bambu
Pada gambar diatas terlihat tali yang menghubungkan tiap segmen pada matras bambu, serta penguncinya yang juga berupa tali. Pemberian tali dimaksudkan untuk memperkuat ikatan antar segmen pada matras bambu sehingga pada saat matras bambu di bebani batu tidak terjadi kehancuran bentuk.
Setelah matras terpasang pada titik yang sudah di tentukan, barulah proses install batu batu dilakukan. Pekerjaan penginstalan batu akan dilakukan dari darat melalui akses timbunan darat yang sudah dibuat sebelumnya dan dengan excavator sebagai sebagai alatnya. Material batu akan disuplai dari batu lokal daerah Bakauheni. Material batu akan di install dengan dengan menggunakan excavatoradalah excavator adalah batu 40-60 kg terlebih dahulu, kemudian batu 80-100 kg, dan terakhir batu 200-300 kg.
32
Gambar 6.2.6 Ilustrasi pekerjaan install batu batu cerucuk bambu
Gambar 6.2.7 Ilustrasi pekerjaan install asi asi matras di atas cerucuk bambu
33
Gambar 6.2.8 Ilustrasi pekerjaan pemasangan batu 40-60 kg
Gambar 6.2.9 Ilustrasi pekerjaan pemasangan batu 80-100 kg
34
Gambar 6.2.10 Ilustrasi pekerjaan pemasangan batu 200-300 kg
Gambar 6.2.11 Potongan Melintang Tanggul Batu Kali / Breakwater
35
Gambar 6.2.12 Perakitan Cerucuk Bambu
Gambar 6.2.12 Pemancangan Cerucuk Bambu
Gambar 6.2.12 Tanggul Batu Kali ( Breakwater )
36
Pekerjaan beton untuk CappingBeam, CappingBeam , Pelindung MovableBridge (MB), Dudukan Bollard Dan Dan Dudukan Fender , mutu beton yang akan digunakan adalah mutu beton K-300. Metode yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecoran CappingBeam, CappingBeam, Pelindung MB, Dudukan Bollard Dan Dan Dudukan Fender adalah adalah menggunakan metode castinsitu dengan castinsitu dengan peraatan yang digunakan antara lain : a.
Concretetruckmixer
b.
Concretepump
c.
Concretevibrator
d.
Barbender
e.
Barcutter
f.
Alat bantu pertukangan
g.
Dll.
Beton diproduksi di BatchingPlantyang BatchingPlantyang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Mixdesignharus Mixdesignharus dibuat sebelum pelaksaan pekerjaan beton dlaksanakan, dan harus mendapat persetujuan pengawas. Pengiriman beton mengunakan agiator truck mixer kapasitas 5-6 m3 dengan waktu pengiriman maksimum 1 jam j am sehingga kualitas beton masih dapat dipertahankan. Setiap akan dilaksanakan pembetonan/pengecoran harus selalu dilaksanakan slump test. Dimana cara pelaksanaan slump tes harus sesuai dengan PBI 1971. Dan untuk pekerjaan
37
beton pada pekerjaan dermaga ini, konsistensi adukan (slump) beton yang disyaratkan adalah 8 s/d 12 cm. Pengujian lainnya adalah dengan benda uji silinder. Pengambilan sampel benda uji kubus dilakukan setiap 1 truck mixer atau setiap 5 m3 sebanyak 3 buah kubus. Pengetesan beton dilaksanakan ketika beda uji berumur 7 dan 28 hari. Pada pengujian ini akan dilaksanakan sesuai dengan SNI. Proses pembetonan CappingBeam, CappingBeam, Pelindung MB, Dudukan Bollard Dan Dan Dudukan Fender dilaksanakan setelah tiang pancang dipotong pada elevasi cut of level. Berikut urutan pembetonannya : 1.
Pekerjaan TemporarySupport
2.
Pemasangan Bekisting
3.
Pemasangan Pembesian
4.
Pengecoran
5.
Perawatan Beton (curing) curing)
Agar sambungan beton pile plug dengan Capping Beam, Pelindung MB, Dudukan Bollard Dan Dudukan Fender lebih sempurna maka pengecoran beton tidak dilakukan penuh (-10 cm dari top top pile pile). ). Untuk Pekerjaan Beton Cappin Capping g Beam, Beam, Pelindung MB, Dudukan Bollard Dan Dudukan Fender , Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bekisting, sebelum pemasangan bekisting, lantai kerja akan terlebih dahulu diselesaikan, sehingga pemasangan bekisting bisa sesuai dengan gambar rencana dan bisa menguragi resiko beton keropos akibat bekisting yang kurang sempurna
38
Gambar 6.3.1 Ilustrasi Pembetonan
Pekerjaan cappingbeam akan cappingbeam akan dikerjakan setelah pekerjaan timbunan dibelakang turap baja terisi. Timbunan di belakang turap akan digunakan sebagai landasan untuk membuat bekisting. Untuk pada sisi laut akan dilakukan pengeboran pada tiang pancang baja untuk membuat cantilever support bekisting pada saat pengecoran cappingbeam . Adapun urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut : 1) Menentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan elevasi rencana untuk dudukan bekisting / bodeman, dudukan bekisting akan akan digunakan kayu kayu balok 5/7 dan digunakan alas multiplex dengan lapisan film.
39
Gambar 6.3.1.1 CantileverSupportTerpasang CantileverSupportTerpasang di Lapangan
2) Setelah platform selesai terpasang, dinding bekisting disetting dengan menggunakan multiplex yang yang memiliki lapisan film (phenol film).
Gambar 6.3.1.2 Dinding Bekisting Disetting dengan Menggunakan Material Multiflex dengan Lapisan Film
3) Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran 4) Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
40
Gambar 6.3.1.3 Pemasangan Besi Beton
5) Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor. 6) Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran. 7) Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucketcor menggunakan menggunakan crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan buck bucket et cor , kontraktor akan menggunakan concretepump. concretepump.
Gambar 6.3.1.4 Pengecoran Beton Menggunakan BucketCor
41
8) Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator .
Gambar 6.3.1.5 Pemadatan Beton dengan Menggungakan Vibrator
9) Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka. Titik pengeboran di tian pancang juga akan kembali ditutup dengan material grouting dan bekas titik bor di coating untuk menghindari terjadinya korosi.
Gambar 6.3.1.6 Bekisting CappingBeamDibuka CappingBeamDibuka Setelah Masa Perawatan 7 Hari
42
Pekerjaan pelindung MB akan dikerjakan setelah pekerjaan timbunan dibelakang turap baja terisi. Timbunan di belakang turap akan digunakan sebagai landasan untuk membuat bekisting. Untuk pada sisi laut akan dilakukan pengeboran pada tiang pancang baja untuk membuat cantilever support bekisting pada saat pengecoran pelindung MB. Adapun urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan elevasi rencana untuk dudukan bekisting / bodeman, dudukan bekisting akan digunakan kayu kayu balok 5/7 dan digunakan alas multiplex dengan lapisan film.
Gambar 6.3.2.1 TemporarySupportTerpasang TemporarySupportTerpasang di Lapangan
2. Setelah platform selesai terpasang, dinding bekisting disetting dengan menggunakan multiplex yang memiliki lapisan film (phenol film).
43
Gambar 6.3.2.2 Dinding Bekisting Disetting dengan Menggunakan Material Multiflex dengan Lapisan film
3. Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran 4. Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
Gambar 6.3.2.3 Pemasangan Besi Beton
5. Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor.
44
6. Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran. 7. Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucketcor menggunakan menggunakan crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan bucket bucket cor , kontraktor akan menggunakan concretepump. concretepump. Pengecoran untuk pelindung MB akan dilakukan pada saat air laut surut.
Gambar 6.3.2.4 Pengecoran Beton Menggunakan BucketCor
8. Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator.
Gambar 6.3.2.5 Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
9. Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka. Titik pengeboran di tian pancang juga akan kembali ditutup
45
dengan material grouting dan grouting dan bekas titik bor di coatinguntuk coating untuk menghindari terjadinya korosi.
Gambar 6.3.2.6 Bekisting Pelindung MovableBridgeDibuka MovableBridgeDibuka Setelah Masa Perawatan 7 Hari
Pekerjaan dudukan bollard akan akan dikerjakan setelah pekerjaan timbunan dibelakang turap baja terisi. Timbunan di belakang turap akan digunakan sebagai landasan untuk membuat bekisting. Untuk pada sisi laut akan dilakukan pengeboran pada tiang pancang baja untuk membuat membuat cantilever cantilever support support bekisting pada saat pengecoran dudukan bollard . Adapun urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan elevasi rencana untuk dudukan bekisting / bodeman, dudukan bekisting akan digunakan kayu kayu balok 5/7 dan digunakan alas multiplex dengan lapisan film.
46
Gambar 6.3.3.1 TemporarySupportTerpasang TemporarySupportTerpasang di Lapangan
2. Setelah platform selesai terpasang, dinding bekisting disetting dengan menggunakan multiplex yang memiliki lapisan film (phenol film).
Gambar 6.3.3.2 Dinding Bekisting Disetting dengan Menggunakan Material Multiflex Dengan Lapisan Film
3. Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran 4. Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
47
Gambar 6.3.3.3 Pemasangan Besi Beton
5. Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor. 6. Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran. 7. Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucketcor menggunakan menggunakan crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan bucket bucket cor , kontraktor akan menggunakan concretepump.
Gambar 6.3.3.4 Pengecoran Beton Menggunakan BucketCor
48
8. Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator .
Gambar 6.3.3.5 Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
9. Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka. Titik pengeboran di tian pancang juga akan kembali ditutup dengan material grouting dan grouting dan bekas titik bor di coating untuk coating untuk menghindari terjadinya korosi.
Gambar 6.3.3.6 Bekisting Dudukan BollardDibuka BollardDibuka setelah Masa Perawatan 7 Hari
49
Pekerjaan dudukan fender akan dikerjakan setelah pekerjaan timbunan dibelakang turap baja terisi. Timbunan di belakang turap akan digunakan sebagai landasan untuk membuat bekisting. Untuk pada sisi laut akan dilakukan pengeboran pada tiang pancang baja untuk membuat cantilever cantilever support support bekisting pada saat pengecoran dudukan fender . Adapun urutan pekerjaannya adalah sebagai berikut : 1. Menentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan elevasi rencana untuk dudukan bekisting / bodeman, bodeman, dudukan bekisting akan digunakan kayu balok 5/7 dan digunakan alas multiplex dengan lapisan film.
Gambar 6.3.4.1 TemporarySupportTerpasang TemporarySupportTerpasang di Lapangan
2. Setelah platform selesai terpasang, dinding bekisting disetting dengan menggunakan multiplex yang memiliki lapisan film (phenol film).
50
Gambar 6.3.4.2 Dinding Bekisting Disetting dengan Menggunakan Material Multiplex dengan Lapisan Film
3. Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran 4. Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
Gambar 6.3.4.3 Pemasangan Besi Beton 5. Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor. 6. Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran.
51
7. Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucketcor menggunakan menggunakan crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan bucket bucket cor , kontraktor akan menggunakan concretepump. concretepump. Pengecoran untuk dudukan fender akan akan dilakukan pada saat air laut surut.
Gambar 6.3.4.5 Pengecoran Beton Menggunakan BucketCor BucketCor
8. Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator.
Gambar 6.3.4.6 Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
52
9. Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka. Titik pengeboran di tian pancang juga akan kembali ditutup dengan material grouting dan bekas titik bor di coating untuk menghindari terjadinya korosi.
Gambar 6.3.4.7 Bekisting Dudukan FenderDibuka FenderDibuka Setelah Masa Perawatan 7 Hari
53
a.
b.
c. Gambar 6.3.4.8 a,b,dan c. Pemasangan Precast
54
a.
b.
c. Gambar 6.3.4.9 6.3.4.9 a,b,dan c Pemasangan Pemasangan Precast Capping Beam
55
Pekerjaan beton untuk Dudukan MovableBridge, MovableBridge , mutu beton yang akan digunakan adalah mutu beton K-300. Metode yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecoran Dudukan MovableBridgeadalah MovableBridge adalah menggunakan metode castinsitu. castinsitu. Beton diproduksi di Batching Batching Plant yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Mix design design harus dibuat sebelum pelaksaan pekerjaan beton dilaksanakan, dan harus mendapat persetujuan pengawas. Pengiriman beton mengunakan agiator truck mixer kapasitas 5-6 m3 dengan waktu pengiriman maksimum 1 jam sehingga kualitas beton masih dapat dipertahankan. Setiap akan dilaksanakan pembetonan/pengecoran harus selalu dilaksanakan slumptest . Dimana cara pelaksanaan slumptest harus sesuai dengan PBI 1971. Dan untuk pekerjaan beton pada pekerjaan dermaga ini, konsistensi adukan ( slump) slump) beton yang disyaratkan adalah 8 s/d 12 cm. Pengujian lainnya adalah dengan benda uji silinder. Pengambilan sampel benda uji kubus dilakukan setiap 1 truck mixer atau atau setiap 5 m3 sebanyak 3 buah kubus. Pengetesan beton dilaksanakan ketika beda uji berumur 7 dan 28 hari. Pada pengujian ini akan dilaksanakan sesuai dengan SNI.
56
Proses pembetonan Dudukan MovableBridge dilaksanakan MovableBridge dilaksanakan setelah tiang pancang dipotong pada elevasi cutoflevel . Berikut urutan pembetonannya : 1.
Pekerjaan Persipan Bodeman Bawah Bodeman Bawah
2.
Pemasangan Bekisting
3.
Pemasangan Pembesian
4.
Pengecoran
5.
Perawatan Beton (curing ( curing))
Agar sambungan beton pileplug dengan pileplug dengan Dudukan MB MB lebih sempurna maka pengecoran beton tidak dilakukan penuh (-10 cm dari toppile). toppile ). Untuk Pekerjaan Beton Dudukan Movable Bridge, Bridge, Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bekisting, sebelum pemasangan bekisting, lantai kerja akan terlebih dahulu diselesaikan, sehingga pemasangan bekisting bisa sesuai dengan gambar rencana dan bisa menguragi resiko beton keropos akibat bekisting yang kurang sempurna.
57
Gambar 6.4.1 Ilustrasi Potongan Tiang Pancang
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran Dudukan MovableBridge: MovableBridge: 1.
Menentukan elevasi rencana dudukan bekisting sesuai dengan elevasi rencana. Untuk dudukan bekisting akan digunakan Bodemanatau Bodemanatau platform bawah.
Gambar 6.4.2 Perkerjaan Persiapan Bodeman untuk Bodeman untuk Dudukan Bekisting
58
2.
Setelah
platform
selesai
terpasang,
dinding
bekisting
disetting
dengan
menggunakan multiplex yang memiliki lapisan film (phenol film).
Gambar 6.4.3 Dinding Bekisting Di setting dengan setting dengan Menggunakan Material Multiplex dengan Lapisan Film
3.
Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran
4.
Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
59
Gambar 6.4.4 Pemasangan Besi Beton
5.
Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor.
6.
Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran.
7.
Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucket cor menggunakan crane 50 crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan bucket cor, cor, kontraktor akan menggunakan concretepump. concretepump.
60
Gambar 6.4.5 Pengecoran Beton Menggunakan Bucket Cor Cor
8.
Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator .
Gambar 6.4.6 Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
9.
Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka.
61
Gambar 6.4.7 TemporarySupport dan dan Bekisting Dudukan MB Dibuka MB Dibuka setelah Masa Perawatan 7 Hari
Pekerjaan beton untuk Dudukan Hydrolic dikerjakan Hydrolic dikerjakan setelah pekerjaan cappingbeam area cappingbeam area hydrolic diselesaikan, hydrolic diselesaikan, mutu beton yang akan digunakan adalah mutu beton K-300. Metode yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecoran Dudukan Movabl Movable e Bridge Bridge adalah menggunakan metode castinsitu dengan castinsitu dengan peralatan yang digunakan antara lain : a. Concretetruckmixer b. Concretepump c. Concretevibrator d. Barbender e. Barcutter f.
Alat bantu pertukangan
g. Dll.
62
Beton diproduksi di BatchingPlant yang BatchingPlant yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Mixdesign Mixdesign harus dibuat sebelum pelaksaan pekerjaan beton dilaksanakan, dan harus mendapat persetujuan pengawas. Pengiriman beton mengunakan agiator truck mixer kapasitas 5-6 m3 dengan waktu pengiriman maksimum 1 jam sehingga kualitas beton masih dapat dipertahankan.
Setiap akan dilaksanakan pembetonan/pengecoran harus selalu dilaksanakan slumptest slump test . Dimana cara pelaksanaan slumptest harus harus sesuai dengan PBI 1971. Dan untuk pekerjaan beton pada pekerjaan dermaga ini, konsistensi adukan ( slump) slump) beton yang disyaratkan adalah 8 s/d 12 cm. Pengujian lainnya adalah dengan benda uji silinder. Pengambilan sampel benda uji kubus dilakukan setiap 1 truck mixer atau atau setiap 5 m3 sebanyak 3 buah kubus. Pengetesan beton dilaksanakan ketika beda uji berumur 7 dan 28 hari. Pada pengujian ini akan dilaksanakan sesuai dengan SNI.
Proses pembetonan Dudukan MovableBridge dilaksanakan MovableBridge dilaksanakan setelah tiang pancang dipotong pada elevasi cutoflevel . Berikut urutan pembetonannya : 1.
Pekerjaan Persipan Bodeman Bawah Bodeman Bawah
2.
Pemasangan Bekisting
3.
Pemasangan Pembesian
4.
Pengecoran
63
5.
Perawatan Beton (curing ( curing))
Agar sambungan beton pile pile plug plug dengan Dudukan Hydrolic Hydrolic lebih sempurna maka pengecoran beton tidak dilakukan penuh (-10 cm dari toppile). toppile). Untuk Pekerjaan Beton Dudukan Hydrolic, Hydrolic, yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bekisting, sebelum pemasangan bekisting, lantai kerja akan terlebih dahulu diselesaikan, sehingga pemasangan bekisting bisa sesuai dengan gambar rencana dan bisa menguragi resiko beton keropos akibat bekisting yang kurang sempurna.
Gambar 6.4.8 Ilustrasi Potongan Melintang Melintang Tiang Pancang
64
Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran Dudukan Hydrolic: Hydrolic: 1.
Menentukan elevasi, disipakan lantai kerja sesuai rencana dudukan bekisting elevasi rencana.
Gambar 6.4.9 Perkerjaan Persiapan Bodeman untuk Bodeman untuk Dudukan Bekisting
2.
Setelah lantai kerja siap, dinding bekisting disetting dengan menggunakan multiplex yang memiliki lapisan film (phenol film).
Gambar 6.4.10 Dinding Bekisting Di setting dengan setting dengan Menggunakan Material Multiflex dengan Lapisan Film
65
3.
Pemasangan bekisting harus rapat dan dijaga agar tidak ada terjadi kebocoran pada saat pengecoran
4.
Selanjutnya setelah bekisting sudah terpasang akan dilaksanakan pekerjaan pemasangan besi beton ke dalam bekisting.
Gambar 6.4.11 Pemasangan Besi Beton
5.
Setelah besi beton siap, akan dilakukan pengecekan ulang bekisting, untuk memastikan tidak ada perubahan, dan akan dilakukan pembersihan dengan menggunakan kompressor.
6.
Setelah besi dan bekisting sesuai dengan gambar, baru akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran.
7.
Pengecoran akan dilaksanakan dengan menggunakan bucket cor menggunakan crane 50 crane 50 ton, atau jika tidak memungkinkan menggunakan bucket cor, cor, kontraktor akan menggunakan concretepump. concretepump.
66
Gambar 6.4.12 Pengecoran Beton Menggunakan Bucket Cor Cor
8.
Beton yang sudah dituang akan dipadatkan dengan menggunakan vibrator .
Gambar 6.4.13 Pemadatan Beton dengan Menggunakan Vibrator
67
9.
Selama beton di dalam bekisting akan secara rutin untuk di curing, curing, sampai 7 hari bekisting siap untuk dibuka.
Gambar 6.4.14 TemporarySupport dan dan Bekisting Dudukan Hydrolic Dibuka Hydrolic Dibuka setelah Masa Perawatan 7 Hari
68
a.
b. Gambar 6.4.15 a dan b Pekerjaan Pekerjaan Movable Bridge
69
Metode pelaksanaan pada pekerjaan rigid pavement dapat dilihat pada flow chart gambar 6.5.1
START
Pengukuran
Sub Grade
Pembuatan Dowel, Tie Bar dan Dudukan
Lean concrete
Pemasangan Tie Bar Dowel dan Separator
Inspeksi YA
Pengecoran Beton
Inspeksi YA
Grooving Permukaan
Perawatan Beton/Curring
Construction Joint Dengan Saw Cutter
Inspeksi YA
Sealent
FINISH
Gambar 6.5.1 FlowchartPengerjaan FlowchartPengerjaan RigidPavement
70
SpesifikasiSubGrade Fungsisubgrade Fungsisubgradesebagai sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi kons truksi
perkerasan CBR > 6 % Yang terpenting adalah kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan dan
keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kotoran apapun diatasnya. Derajat Kepadatan Kepadatan 100 % ( StandardProctol ) Jenis tes yang dilakukan : CBR test.
Gambar 6.5.1.1 Pengerjan Sub-Base
TesCBRLapangan CBR (Cal (Califo iforni rnia a Bearin Bearing g Ratio Ratio)) merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (tes (test t load load ) dengan beban standar (standa ( standard rd load ) dan dinyatakan dalam persentase. Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100 % dalam memikul beban. CBR Lapangan digunakan untuk memperoleh nilai CBR asli di lapangan sesuai dengan kondisi tanah pada saat itu.
71
Gambar 6.5.1.2 Pelaksanaan Tes CBR
Gambar 6.5.1.3 Pengerjaan UnloadingMaterial UnloadingMaterial Sub-Base
72
Gambar 6.5.1.4 Pemadatan Sub-Base
Gambar 6.5.1.5 Pengerjaan Unloading Material Unloading Material BaseCourse
73
Gambar 6.5.1.6 Pemadatan BaseCourse
PemasanganBekisting
1. Bekisting yang digunakan untuk pekerjaan LC menggunakan besi siku 10 cm 2. Bekisting harus lurus dan rata sehingga hasil pekerjaan LC bisa lebih maksimal 3. Jumlah bekisting harus sesuai dengan kebutuhan rencana pengecoran 4. Pekerjaan ini di awali dengan pengeboran stek besi ke dalam Lapis Pondasi Aggregat A sebagai tiang pengikat agar bekisting dapat berdiri dengan kokoh
Pemasangan bekisting setelah diadakan pengukuran secara benar (kelurusan &
kerataan)
74
Elevasi top top bekisting = elevasi top top rencana jalan, toleransi perbedaan ketinggian
maksimum 5 mm Bekisting harus bersih & dilapisi pelumas sebelum penegecoran
Gambar 6.5.1.7 Pemasangan Bekisting
PemasanganPlastik Penggelaran plastik dimaksudkan untuk mencegah hilangnya air semen beton. Pemasangan plastik dilaksanakan tiap blok (6.00 m) sesuai urutan pengecoran. Pemasangan plastik yang disambung, overlap minimal overlap minimal 300 mm.
PemasanganDowel PemasanganDowel Bar A. Sambungan Melintang (Dowel ( Dowel ) Fungsi sebagai sliding and sliding and loadtransferdevice Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya Berbentuk polos, berukuran besar dan ujungnya digerinda diameter 19 mm
75
Gambar 6.5.1.8 Pemasangan Dowel Melintang
Sambungan Memanjang (TieBar ( TieBar ) Fungsi sebagai unsliding and unsliding and rotationdevice Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as jalan. Lekat pada kedua sisi beton. Berbentuk ulir dan berukuran kecil, D-13 mm.
Gambar 6.5.1.9 Pemasangan Sambungan Memanjang
76
Tulangan Pelat Fungsi ‘memegang beton’ agar tidak retak, bukan menahan momen atau gaya lintang Pada proyek jalan tol, konstruksi rigid pavement di daerah tol gate menggunakan
tulangan (wiremash (wiremash), ), yang dimaksudkan untuk mengantisipasi antrian kendaraan pada saat keluar atau masuk tol. Sedangkan perkerasan selain di daerah tolgate tidak tolgate tidak menggunakan wiremash, wiremash, hanya menggunakan doweldan doweldantiebar tiebar
Gambar 6.5.1.10 Tahapan Pengecoran RigidPavement
PekerjaanPengecoran
1. Persiapkan peralatan untuk pengecoran ( vibrator , jidar dll) 2. Cek perkuatan bekisting tepi 3. Cek slump beton 4. Setelah beton diratakan, cek kerataan permukaan dengan menggunakan jidar
77
Uji Slump adalah suatu uji empiris /metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi kelecakan dari campuran beton segar untuk mempermudah workability nya. workability nya. Uji Slum mengacu pada standar SNI 1972-2008.
Gambar 6.5.1.11 Uji Slump Beton dituang dari truckmixer melalui talang cor, diratakan secara manual dengan
sekop dan cangkul, dipadatkan dengan vibrator Pengecoran dilaksanakan per blok, setelah satu blok selesai truck truck mixer mixer maju,
kemudian dilanjutkan persiapan blok kedua yaitu pemasangan plastik dan pembesian Truck mixer mundur untuk meneruskan pengecoran blok kedua Demikian berulang untuk proses pengecoran blok selanjutnya
dapat berada diluar bekisting Untuk kondisi area yang cukup lebar, posisi truckmixer dapat dan pada kondisi tersebut pemasangan plastik dan besi bisa dilaksanakan langsung untuk beberapa blok
78
Gambar 6.5.1.12 Letak Truk Mixer
Metode pekerjaan pengecoran rigid pavement pavement akan menggunakan pola papan catur untuk mengurangi pemakain bekisting, berikut adalah pola pekerjaan papan catur pada pekerjaan rigidpavement .
Gambar 6.5.1.13 Metode Pekerjaan Papan Catur
79
Gambar 6.5.1.14 Skema Pekerjaan Papan Catur
80
PekerjaanGrooving PekerjaanGrooving
Alat Grooving terbuat Grooving terbuat dari besi yang dibuat khusus yang dapat menghasilkan Grooving sesuai spek
Gambar 6.5.1.15 Alat Grooving
Dilakukan setelah 1 jam penghamparan (beton agak kesat) kedalaman Grooving 2
mm, jarak 2 cm.
Gambar 6.5.1.16 Langkah Pengerjaan Grooving
( curing Selanjutnya permukaan beton dilapis / disemprot bahan pengawet (curing compound ) sebanyak 0,22 -0,27 lt/m2 (cara mekanis) atau 0,27 -0,36 lt/m2 (cara manual) Penyiraman dilakukan sesuai dengan kebutuhan
81
Gambar 6.5.1.17 Penambahan Curing Compound PekerjaanCutting PekerjaanCuttingdanPekerjaan danPekerjaanSealent Sealent Pembuatan celah dengan saw cutter cutter sedalam 4 cm untuk mencegah retak pada
beton dilakukan diatas dowelbar Sawcutter dilakukan Aplikasi jointsealent Aplikasi jointsealent
Gambar 6.5.1.18 Pengerjaan Cutting dan Sealent
82
Berikut layout lokasi area yang akan dilakukan rigidpavement.
Gambar 6.5.1.19 LayoutRigidPavement
Gambar 6.5.1.19 Tahap persiapan pengecoran
83
Gambar 6.5.1.20 Tahapan Grooving
Gambar 6.5.1.21 6.5.1.21 Hasil Finishing Finishing RigidPavement
84
a.
b.
c.
Gambar 6.5.1.22 a,b dan c Pekerjaan RigidPavement
85
View more...
Comments