BAB 6-8 AKBI

March 24, 2019 | Author: afifpoenya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download BAB 6-8 AKBI...

Description

6. DEPARTEMENTALISASI BIAYA OVERHEAD PABRIK Pada umumnya produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu dihitung tarif BOP untuk tiap departemen departemen produksi yang dilalui oleh proses pengolahan pengolahan produk tersebut. Departe Departement mentalis alisasi asi BOP adalah adalah pembag pembagian ian pabrik pabrik ke dalam dalam bagian-b bagian-bagia agian n yang yang disebut disebut departemen atau pusat biaya yang dibebani dengan BOP. Dalam departementalisasi BOP, tarif  BOP dihitung dihitung untuk untuk setiap setiap departe departemen men produksi produksi dengan dengan dasar dasar pembeb pembebana anan n yang mungkin mungkin berb berbed eda a dian dianta tara ra depa depart rte emenmen-de depa part rtem emen en produ roduks ksii yang yang ada. ada. Oleh Oleh kare karena na itu itu depa departe rtemen menta talis lisasi asi BOP BOP memer memerluk lukan an pemb pembag agian ian perus perusah ahaa aan n kedal kedalam am depa departe rtemen men-departemen untuk memudahkan pengumpulan BOP yang terjadi. PENGERTIAN Departementalisasi Departementalisasi BOP adalah membagi pabrik ke dalam departemen-departemen departemen-departemen atau pusat biaya (cost center) untuk pembebanan BOP. Departementalisasi BOP bermanfaat bagi perusahaan dalam : 1. Pene Penent ntua uan n harga harga poko pokok k produ produk k lebih lebih telit telitii Dapat menentukan menentukan harga pokok lebih teliti karena penentuan penentuan tarif pembebanan pembebanan BOP pada masing-masing masing-masing departemen didasarkan pada dasar pembebanan pembebanan yang relevan dengan departemen yang bersangkutan. 2. Pengen Pengendali dalian an BOP dapat dapat diperta dipertangg nggung ungjawa jawabkan bkan Pengen Pengendali dalian an BOP dapat dapat dipertan dipertanggu ggungja ngjawabk wabkan, an, karena karena dengan dengan departe departement mentalis alisasi asi maka biaya-biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat diidenrifikasikan dengan dengan mandor atau atau pengaw pengawas as yang yang harus harus bertang bertanggun gung g jawab jawab di departe departemen men yang yang bersangkutan. DEPARTEMEN PRODUKSI DAN DEPARTEMEN PEMBANTU Pada Pada umumnya umumnya perusah perusahaan aan manufak manufaktur tur memiliki memiliki dua jenis jenis departem departemen, en, yaitu departe departemen men produksi (production department) dan departemen pembantu (service department). Departemen produksi adalah suatu departemen yang mengolah suatu produk dengan mengubah bentuk atau atau sifat sifat suatu suatu baha bahan n atau atau merak merakit it suku suku cada cadang ng menja menjadi di produ produk k selesa selesai. i. Seda Sedang ngkan kan departemen pembantu adalah suatu departemen yang menghasilkan jasa di mana jasa tersebut dipe diperl rluk ukan an oleh oleh depa depart rtem emen en prod produk uksi si untu untuk k memp memper erla lanc ncar ar pros proses es prod produk uksi si.. Dala Dalam m departementalisasi BOP umumnya tarif BOP diterapkan untuk semua departemen produksi, sehingga tarif yang BOP yang dibebankan kepada tiap departemen produksi dapat berbeda untuk setiap departemen (multi tarif) BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN Dalam hubungannya dengan departemen atau pusat biaya, BOP dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : BOP langsung departemen dan BOP tidak langsung departemen 1. BOP BOP lang langsu sung ng depa depart rtem emen en BOP langsun langsung g departe departemen men adalah adalah BOP yang yang dapat dapat diidenti diidentifikas fikasikan ikan secara secara langsun langsung g sebagai BOP departemen tertentu. Contoh BOP langsung departemen ini adalah biaya bahan penolong, gaji mandor, lembur karyawan dan biaya penyusutan suatu departemen. 2. BOP BOP tida tidak k lang langsu sung ng dep depar arte teme men n BOP tidak langsung departemen adalah BOP yang_ dinikmati secara bersama-sama oleh dua departemen departemen atau lebih. lebih. Contoh Contoh BOP tidak langsun langsung g departe departemen men antara antara lain gaji peng pengaw awas as depa depart rtem emen en,, biay biaya a peny penyus usut utan an gedu gedung ng pabr pabrik ik,, biay biaya a perb perbai aika kan n dan dan pemeliharaan gedung.

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMEN Pada dasarnya penentuan tarif BOP per departemen adalah sama dengan penentuan tarif BOP yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, tetapi masalah yang timbul dalam tiap langkah adalah adalah berbeda berbeda.. Tarif BOP tiap departe departemen men dapat dapat ditentuk ditentukan an dengan dengan mengiku mengikuti ti langkahlangkahlangkah sebagai berikut : 1. Menyusun Menyusun angga anggaran ran BOP langs langsung ung dan BOP BOP tidak langsu langsung ng departem departemen en untuk untuk tiap-tiap tiap-tiap departemen pada tingkat volume kegiatan yang ditentukan. 2. Mela Melaku kuka kan n surv survei ei untu untuk k mene menent ntuk ukan an dasa dasarr dist distri ribu busi si BOP BOP tida tidak k lang langsu sung ng kepa kepada da departemen-departemen yang menikmatinya dan untuk menentukan dasar alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi. 3. Mend Mendis istr trib ibus usik ikan an BOP BOP tida tidak k lang langsu sung ng depa depart rtem emen en ke depa depart rtem emen en-d -dep epar arte teme men n yang yang menikmatinya. 4. Mengalo Mengalokasi kasikan kan BOP departe departemen men pemban pembantu tu ke departemen departemen-dep -departe artemen men produksi produksi.. 5. Mengh Menghitu itung ng tari tariff BOP BOP tiap tiap dep depart arteme emen n PENYUSUNAN ANGGARAN BOP PER DEPARTEMEN Untuk keperluan penentuan tarif BOP tiap departemen perlu disusun anggaran BOP untuk tiap departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu. Oleh karena itu, dalam dalam penyusu penyusunan nan anggara anggaran n BOP perlu perlu diperhat diperhatikan ikan sifat sifat biaya biaya dalam dalam hubung hubungann annya ya dengan pusat biaya atau departemen (BOP langsung dan tidak langsung departemen). BOP tidak tidak langsun langsung g departe departemen men didistri didistribusi busikan kan ke departe departemenmen-dep departe artemen men yang menikma menikmatiny tinya a dengan menggunakan dasar Pembebanan yang relevan. Disamping perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan pusat biaya juga perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan (biaya tetap dan biaya biaya variab variabel el.. Peng Penggo golon longa gan n biaya biaya tetap tetap dan dan biaya biaya variab variabel el dipe diperlu rlukan kan dalam dalam rangka rangka memecah tarif BOP ke dalam tarif BOP tetap dan tarif BOP variabel. Pemecahan ini dilakukan untuk kepentingan analisis penyebab terjadinya selisih antara BOP yang dibebankan dengan BOP yang sesungguhnya. sesungguhnya. Pada langkah pertama penyusunan penyusunan anggaran BOP tiap departemen departemen ini ada beberapa langkah yang perlu diperlakukan, yaitu : 1. Pena Penaksi ksiran ran BOP langs langsun ung g depa departe rtemen men atas dasar dasar kapas kapasita itas s yang yang diren direncan canak akan an untuk untuk tahun anggaran 2. Pena Penaksi ksiran ran BOP BOP tida tidak k langs langsun ung g depart departem emen en 3. Distri Distribu busi si BOP BOP tidak tidak langsu langsung ng depa departe rtemen men ke depa departe rtemen men-de -depa parte rtemen men yang menik menikma mati ti manfaatnya. 4. Penj Penjum umla laha han n BOP BOP per per depa depart rtem emen en (bai (baik k BOP BOP lang langsu sung ng maup maupun un tida tidak k lang langsu sung ng depa departe rtemen men)) untuk untuk menda mendapa patka tkan n angg anggara aran n BOP BOP per per depa departe rteme men n (baik (baik depa departe rtemen men produksi maupun departemen pembantu) Penaksiran BOP Langsung Departemen atas Das at Kapasitas yang Ditencanakan Dalam Dalam menyus menyusun un angg anggara aran, n, BOP BOP dibag dibagii menjad menjadii dua dua jenis, jenis, yaitu yaitu Biaya Biaya langs langsun ung g departemen (direct departemental expense?) dan biaya tidak langsung departemen (indirect departemental expenses). Dalam perhitungan tarif BOP per departemen produksi, BOP tidak langsung langsung departemen departemen ini harus didistribusikan terlebih dahulu kepada departemen-departeme departemen-departemen n yang menikmati manfaatnya. Penaksiran BOP Tidak Langsung Departemen Setelah BOP langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah berikutnya adalah menaksir  BOP tak langsun langsung g departe departemen men yang akan dikeluar dikeluarkan kan dalam dalam tahun tahun anggara anggaran. n. Biaya Biaya tak langsun langsung g departe departemen men ini kemudia kemudian n didistrib didistribusik usikan an kepada kepada departe departemenmen-dep departe artemen men yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu berikut ini:

Biaya Tak Langsung Departemen

Dasar Distribusi

Biaya depresiasi gedung

Meter persegi luas lantai

Biaya iaya rep reparas rasi dan pemeli melih haraa raan gedung

Meter ter perse rsegi luas lantai tai

Gaji pengawas departemen

Jumlah karyawan

Biaya angkut bahan baku

Biaya bahan baku

Pajak bumi dan bangunan

Perbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai

Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmatinya Untu Untuk k pene penent ntua uan n tari tarif, f, BOP BOP tak tak lang langsu sung ng depa departe rteme men n haru harus s didi didisj sjri ribu busi sika kan n kepa kepada da departe departemenmen-dep departe artemen men yang yang menikmat menikmatii manfaa manfaatt berdasa berdasarkan rkan salah salah satu dasar dasar distribu distribusi si diatas. Penjumlahan BOP per departemen Setelah BOP tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmat menikmatii manfaat manfaat jasa departe departemen men pembantu pembantu,, langkah langkah berikutn berikutnya ya adalah adalah menjumla menjumlahka hkan n taksiran BOP langsung dan tidak langsung departemen dalam tiap-tiap departemen. BOP per  depa departe rtemen men ini kemu kemudia dian n dipisa dipisahka hkan n menuru menurutt perla perlaku kunya nya dalam dalam hubu hubung ngan annya nya deng dengan an perubahan volume kegiatan kedalam BOP tetap dan BOP variabel. ALOKASI BOP DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI Setelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalah mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa departemen pembant pembantu. u. Alokasi Alokasi BOP departe departemen men pemban pembantu tu ke departe departemen men produksi produksi dapat dapat dilakuka dilakukan n dengan dengan salah satu dari dua cara berikut berikut yaitu Metode Metode Alokasi Alokasi Langsun Langsung g (direct (direct allocati allocation on methods) dan Metode Alokasi Bertahap (step methods), 1.

Metode Metode Alokasi Alokasi Langsun Langsung g {direc {directt alloc allocation ation methods) methods) Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Dalam metode ini tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu kin.

2.

Metode Metode Alokasi Alokasi Bertahap Bertahap (step allocati allocation on methods) methods) Metode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak~ hanya untuk departe departemen men produksi produksi saja, saja, tetapi tetapi juga untuk untuk departe departemen men pemban pembantu tu lain. lain. Begitu Begitu juga sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan perawatan dari departemen bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu terse tersebu butt dialo dialokas kasika ikan n ke depa departe rteme men n prod produks uksi, i, perlu perlu diada diadakan kan alokas alokasii BOP BOP antar  antar  departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengalokasikan mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan dilanjutkan dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi. Metode alokasi bertahap dapat dibagi menjadi dua metode : a. Metode Metode alokasi alokasi bertaha bertahap p yang memperti mempertimban mbangkan gkan transfe transferr jasa timbal timbal balik antar  antar  departemen pembantu.

Dalam metode yang memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini terdapat beberapa metode metode yang yang dapat dapat digunak digunakan, an, yaitu: yaitu: Metode Metode Alokasi Alokasi Kontiny Kontinyu u (contino (continous us allocati allocation on methods) dan Metode Aljabar (algebraic methods) b. Metode alokasi alokasi bertahap yang tidak tidak mempertimbangkan mempertimbangkan transfer jasa timbal timbal balik antar  departemen pembantu. Dalam metode yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik ini, metode alokasi yang digunakan adalah Metode Urutan Alokasi yang Diatur (specified order of closing) METOD METODE E ALOKA ALOKASI SI BERT BERTAHA AHAP P YANG YANG MEMPE MEMPERHI RHITUN TUNGKA GKAN N JASA JASA TIMBA TIMBAL L BALIK BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU Berbe Berbeda da deng dengan an metod metode e aloka alokasi si langsu langsung ng,, diman dimana a BOP depa departe rtemen men pemba pembantu ntu dialoka dialokasika sikan n ke departe departemen men produksi produksi secara secara langsung langsung,, tanpa tanpa memperh memperhitun itungkan gkan jasa yang yang dinikma dinikmati ti oleh antar antar departe departemen men pembantu pembantu sendiri sendiri Metode Metode alokasi alokasi bertaha bertahap p ini diguna digunakan kan apabila antar departemen pembantu terdapat transfer jasa secara timbal balik dan di dalam pembuatan tarif BOP transfer jasa timbal balik ini akan diperhitungkan, maka perlu dilakukan alokasi BOP antar departemen pembantu, sebelum BOP departemen pembantu dialokasikan seluruhnya ke departemen produksi. Untuk mengikuti uraian dalam pembahasan ini dengan baik, dalam pembahasan ini perlu diadakan pembedaan istilah yang akan dipakai. Istilah yang menggambarkan menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP. Setelah biaya langsung dan tidak langsung departemen dikelompokkan dalam masingmasing departemen, langkah selanjutnya adalah membagikan BOP departemen-departemen pembantu ke departemen-departemen produksi (metode langsung) atau kepada departemen pembant pembantu u lain dan departem departemen en produks produksii (metode (metode bertahap bertahap). ). Istilah Istilah yang digunak digunakan an untuk untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke departemen produksi atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu kin dan departemen produksi adalah Alokasi BOP. Untuk keperluan penentuan tarif BOP, jumlah BOP departemen produksi setelah alokasi BOP dari departe departemen men pembantu pembantu kemudian kemudian dibagi dibagi dengan dengan dasar dasar pembeb pembebana anan n yang yang dipakai dipakai pada masing-masing departemen produksi. Atas dasar tarif ini BOP dibagikan kepada produk di departemen produksi. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi kepada produk adalah Pembebanan BOP. Untuk Untuk menggamb menggambarka arkan n perbeda perbedaan an istilah istilah distribu distribusi, si, alokasi alokasi dan pembeba pembebanan nan BOP digambarkan pada gambar 6.1.

BOP tidak langsung departemen       i     s      u        b         i     r      t      s        i      D

Departemen Pembantu

Departemen Produksi

Dept X

Dept A

Dept Y

Produk 

Dept B

Dept Z Alokasi

Pembebanan

Metode alokasi Kontinyu (continuous allocation methods) Dalam Dalam metode metode ini, BOP departe departemenmen-dep departe artemen men pembantu pembantu yang saling saling memberika memberikan n jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi habis atau sampai jumlah yang tak berarti. Metode Aljabar (algebraic methods) Dalam meted ini, jumlah biaya tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar  METODE ALOKASI BERTAHAP YANG TIDAK MEMPERHITUNGKAN MEMPERHITUNGKAN JASA TIMBAL BALIK ANTAR DEPARTEMEN PEMBANTU Dalam Dalam praktek, praktek, metode metode alokasi alokasi kontinyu kontinyu dan metode aljabar aljabar sering sering menimbu menimbulkan lkan kesulitan dalam perhitungan apabila perusahaan memiliki banyak departemen pembantu. Oleh karena itu dua metode alokasi bertahap sebelumnya sebelumnya tidak banyak digunakan digunakan dan lebih banyak menggun menggunaka akan n metode metode urutan urutan alokasi alokasi yang yang diatur diatur (specifi (specified ed order order of closing closing). ). Karakteri Karakteristik stik metode ini adalah : 1. BOP departe departemen men pembantu pembantu dialoka dialokasika sikan n secara secara bertaha bertahap p 2. Alokasi Alokasi BOP pembantu pembantu diatur diatur urutann urutannya ya sedemikian sedemikian rupa sehingg sehingga a arus alokasi alokasi biaya menuju ke satu arah. 3. Pedoman umum dalam mengatur urutan alokasi BOP BOP departemen pembantu adalah sebagai berikut: a. BOP departe departemen men pemba pembantu ntu yang yang jasanya jasanya paling paling banyak banyak dipakai dipakai oleh oleh departemen-departemen lain, dialokasikan pada urutan yang pertama. b. Urutan Urutan alokas alokasii biaya biaya dapa dapatt juga juga dida didasar sarkan kan pada pada urutan urutan besarny besarnya a BOP BOP dala dalam m masing-masing departemen pembantu. c. Depa Depart rtem emen en pemb pemban antu tu yang yang pali paling ng bany banyak ak mene meneri rima ma jasa jasa dari dari depa depart rtem emen en pembantu lain diletakkan paling akhir dalam proses alokasi BOP.

4.

Selama Selama melaku melakukan kan aloka alokasi si BOP hams hams diperh diperhatik atikan an pedom pedoman an berikut berikut ini ini : a. Tida Tidak k ada ada alok alokas asii BOP BOP ke dala dalam m depa depart rtem emen en yang yang BOPny OPnya a tela telah h habi habis s dialokasikan ke departemen lain. b. Depart Departem emen en-de -depa parte rteme men n pemba pembantu ntu yang yang salin saling g membe memberik rikan an jasa, jasa, bila bila  jumlahnya tidak material dan saling mengkompensasi, tidak diadakan alokasi BOP kedalamnya.

Contoh 1 PT. PT. Rifa Rifani ni memi memili liki ki 3 Depa Depart rtem emen en Prod Produk uksi si,, yait yaitu u depa departe rteme men n A, depa depart rtem emen en B dan dan departemen C serta 2 departemen pembantu, yaitu departemen X dan Departemen Y. Taksiran BOP dan taksiran kapasitas dari tiap departemen adalah sebagai berikut : Departemen Fixed Variabel Total A Rp 2.500.000 Rp 4.398.000 Rp 6.898.000 B 2.000.000 4.672.000 6.672.000 C

3.000.000

3.738.000

6.738.000

X

-

-

3.046.000

Y

-

-

5.000.000

Taksiran Kapasitas

Dept A : 100.000 JKL Dept B : 25.000 JM Dept C : Rp 36.000.000 Perbandingan Service atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu X dan Y kepada departemen produksi adalah sebagai berikut: Dept. A B C X Y X

40

20

25

-

15

Y

30

20

40

10

-

Dari Dari soal soal diatas diatas hitun hitungla glah h tarif tarif BOP BOP untu untuk k tiap tiap depa departe rtemen men produ produksi ksi (A, B, C) deng dengan an menggunakan metode : a. Metod Metode e aloka alokasi si lang langsun sung g b. Metod Metode e alo alokas kasii yang yang diatu diatur  r  c. Meto Metode de alo aloka kasi si kont kontin inyu yu d. Meto Metode de alja aljaba bar  r  a. Metode Langsung Dept A BOP Tetap BOP Variabel Total Alokasi BOP Dept Y A= 30/90 x 5.000.000 B= 20/90 x 5.000.000 C= 40/90 x 5.000.000 Alokasi BOP Dept X A= 40/85 x 3.046.000 B= 20/85 x 3.046.000 C= 25/85 x 3.046.000 Alokasi Dept X dan Y Setelah alokasi X dan Y (a)

Dept B

Dept C

2.500.000 4.398.000 6.898.000

2.000.000 4.672.000 6.672.000

3.000.000 3.738.000 6.738.000

1.666.667 -

1.111.111 -

2.222.222

Dept X

Dept Y

3.046.000

5.000.000 (5.000.000

(3.045.000) 1.433.412 /' 3.100.079 9.998.079

716.706 1.827.817 8.499.817

895.882 3.118.104 9.856.104

0

0

Kapasitas (b) Tarif BOP (a : b) Tarif BOP Tetap Tarif BOP Variabel

100.000 JKL Rp 99,98/JKL Rp 25/JKL Rp 74,98/JKL

25.000 JM Rp 399,99/JM Rp 80/JM. Rp 319,99/JM

36.000.000 UBL 27,38 % 8,33 % . 19,05 %

b. Metode Alokasi yang Diatur  Dept A

Dept B

BOP Tetap BOP Variabel Total

2.500.000 4.398.000 6.898.000

Alokasi BOP Dept Y

1.500.000

1.000.000

2.000.000

1.433.412

716.706 1.716.706 8.388.706 25.000 JM Rp 335,55/JM Rp 80/JM. Rp 255,55/JM

895.882 2.895.882 9.633.882 36.000.000 UBL 26,76 % 8,33 % 18,43 %

Alokasi BOP Dept X A= 40/85 x 3.046.000 B= 20/85 x 3.046.000 C= 25/85 x 3.046.000 Alokasi Dept X dan Y Setelah alokasi X dan Y (a) Kapasitas (b) Tarif BOP (a : b) Tarif BOP Tetap Tarif BOP Variabel

2.000.000 4.672.000 6.672.000

Dept C 3.000.000 3.738.000 6.738.000

Dept X

Dept Y

3.046.000

5.000.000

500.000

(5.000.000

(3.045.000)

2.933.412 9.831.412 100.000 JKL Rp 98,31/JKL Rp 25/JKL Rp 73,31/JKL

0

0

c. Metode Alokasi Kontinyu

Dept A BOP Tetap BOP Variabel

Dept B

Dept C

Dept X

Dept Y

2.500.000 4.39,8.000

2.000.000 4.672.000

3.000.000 3.738.000

Alokasi BOP Dept Y

6.898.000 1.500.000

6.672.000 1.000.000

6.738.000 2.000.000

BOP setelah alk Dept Y Alokasi BOP Dept X BOP setelah alk Dept X Alokasi BOP Dept Y

8.398.000 1.418.400 9.816.400 159.570

7.672.000 709.200 8.381.200 106.380

8.738.000 3.546.000 886.500 (3.546.000) 9.624.500 0 53.190 212.760

BOP setelah alk Dept Y Alokasi BOP Dept X BOP setelah alk Dept X Alokasi BOP Dept Y BOP setelah alk Dept Y Alokasi BOP Dept X BOP setelah alk Dept X Alokasi BOP Dept Y

9.975.970 21.276 9.997.246 2.393 9.999.639 32

Total

Setelah alokasi X dan Y (a) Kapasitas (b) Tarif BOP (a:b) Tarif BOP Tetap

8.487.580 9.837.260 10.638 13.298 8.498.218 9.850.558 3.191 1.596 8.499.814 16 9.853.749 20

-

-

3.046.000 5.000.000 500.000 (5.000.000

53.190 (53.190) 0 80

0 531.900 531.900 (531.900) 0 7.978

80 (80)

7.978 (7.978) 0 12

9.999.671 5

8.499.830 3

9.853.769 3

01

12 (12)

9.999.676

8.499.833

9.853.772

0

0

100.000 JKL 25.000 JM 36.000.000 UBL Rp 99,9/JKL Rp 339,99/JM 27,37 % 8,33 % Rp 25/JKL Rp 80/JM

Tarif BOP Variabel

Rp 74,99/JKL Rp 259,99/JM

19,04 %

d. Metode Aljabar  Persamaan : X = Rp 3.046.000 + 10 % Y Y = Rp 5.000.000 + 15 % X X

= Rp 3.046.000 + 10 % (5.000.000 + 15 % X) = Rp Rp 3.04 3.046. 6.00 000 0 + 500 500.0 .000 00 + 0,0 0,015 15 X = Rp 3.54 3.546. 6.00 000 0 + 0,01 0,015 5X X - 0,015 X = Rp 3.546.000 0.985 0.985 X = Rp 3.546 3.546.00 .000 0 X = Rp 3.60 3.600. 0.00 000 0 Y = Rp 5.000.000 + 15 % (3.600.000) = Rp Rp 5.00 5.000. 0.00 000 0 + 540. 540.00 000 0 Y = Rp 5.540. 5.5 40.000 000 Dept A

Dept B 2.000.000 4.672.000 6.672.000

3.000.000 3.738.000 6.738.000

Alokasi BOP Dept X

2.500.000 4.398.000 6.898.000 ' 1662.000 8.560.000 1.440.000

Setelah alokasi X(a)

10.000.000

BOP Tetap BOP Variabel dan Y Total Alok Alokas asii BOP BOP De De t Y

Dept C

Dept X

Dept Y

3.046.000

5.000.000

1.108.000 7.780.000 720.CCn

2.216.000 554.000 8.954.000 3.600.000 900.000 (3.600.000)

5.540.000 (540.000) 540.000

8.500.000

9.854.000

Kapasitas (b)

100.000 JKL

Tarif BOP (a : b) Tarif BOP Tetap

Rp 100 /JKL Rp Rp 25/JKt Rp

340/JM 80/JM

27,37 % 8,33 %

Tarif BOP Variabel

Rp

260/JM

19,04 %

0

25.000 JM 36.000.000 UBL

75/JKL Rp

SOAL LATIHAN 1. Jelaskan Jelaskan maksud maksud dan dan manfa manfaat at dari dari depart departemen ementali talisasi sasi BOP BOP 2. Sebutka Sebutkan n dan jelaskan jelaskan empat empat tahap tahap utama utama penyusu penyusunan nan anggara anggaran n BOP per departe departemen men 3. Jelaskan Jelaskan dua dua metode metode alokasi alokasi BOP BOP departeme departemen n pembantu pembantu ke depa departem rtemen en produksi produksi 4. Sebutka Sebutkan n dan jelaska jelaskan n dua kelompo kelompok k metode metode yang termasu termasuk k dalam dalam metode metode alokasi alokasi bertahap 5. Jelaskan Jelaskan perbed perbedaan aan antara antara metode metode alokasi alokasi langsung langsung dengan dengan metode metode alokasi alokasi bertaha bertahap p 6. PT. Surya Surya mempun mempunyai yai 3 departe departemen men produk produksi si (A, B, C) dan dan 2 departeme departemen n pembantu pembantu (X,Y) (X,Y),, taksiran BOP dan kapasitas tiap departemen adalah sebagai berikut: Departemen Fixed Variabel Total A Rp 3.640.000 Rp 7.837.500 Rp 11.477.500 B 2.750.000 4.725.000 7.475.000 C

4.500.000

8.475.000

12.975.000

0

X

-

-

3.712.500

Y

-

-

7.200.000

Taksiran Kapasitas

Dept A : 80.000 JKL Dept B : 25.000 JM Dept C : Rp 30.000.000 UBL Perbandingan Service atau jasa yang diberikan oleh departemen pembantu X dan Y kepada departemen produksi adalah sebagai berikut:

Dari Dari soal soal diatas diatas? ? hitun hitungl glah ah tarif tarif BOP untuk untuk tiap tiap depa departe rtemen men produ produksi ksi (A,B,C (A,B,C)) deng dengan an menggunakan metode : a. Meto Metode de alok alokas asii lang langsu sung ng b. Meto Metode de alok alokas asii yan yang g dia diatu tur  r  c. Meto Metode de alok alokas asii kont kontin inyu yu d. Metode al aljabar 

7 METODE HARGA POKOK PROSES Metode harga pokok proses diterapkan diterapkan untuk mengolah mengolah informasi biaya produksi dalam perusaha perusahaan an yang yang produksi produksinya nya dilaksan dilaksanakan akan secara secara massa. massa. Metode Metode harga harga pokok pokok proses proses berbe berbeda da deng dengan an metod metode e harga harga pokok pokok pesan pesanan an dalam dalam hal hal peng pengump umpula ulan n biaya biaya produ produksi ksi,, perhitun perhitungan gan harga harga pokok pokok per satuan, satuan, klasifika klasifikasi si biaya biaya produksi produksi dan pengelo pengelompok mpokkan kan biaya biaya yang dimasukkan dalam unsur BOP. Masalah pokok yang terdapat dalam metode harga pokok proses proses adal adalah ah baga bagaima imana na menen menentuk tukan an harga harga poko pokok k produ produk k selesa selesaii yang yang ditra ditransf nsfer er ke departe departemen men produksi produksi berikutn berikutnya ya atau atau ke gudang gudang dan bagaima bagaimana na menentu menentukan kan harga harga pokok pokok produk yang pada akhir periode masih dalam proses produksi. Untuk menentukan harga pokok produk yang masih dalam proses tersebut, diperlukan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh suatu departemen . Untuk menghitung biaya per satuan produk yang yang dihasilka dihasilkan n oleh oleh suatu suatu departe departemen, men, perlu ditentuk ditentukan an ekuivale ekuivalen n unit. unit. Ekuival Ekuivalen en unit unit ini ditentuk ditentukan an oleh jumlah jumlah produk produk selesai selesai yang yang ditransfe ditransferr ke departe departemen men selanju selanjutnya tnya atau ke gudang, gudang, tingkat penyelesaian penyelesaian persediaan produk atau barang dalam proses pada akhir periode dan ada tidaknya produk yang hilang dalam proses, baik di awal maupun diakhir proses. PENGERTIAN Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan harga pokok produk yang diter diterap apka kan n pada pada perus perusah ahaa aan n manufa manufakt ktur ur yang yang berpr berprod oduks uksii secar secara a massa. massa. Perus Perusah ahaa aan n manufaktur yang berproduksi secara massa memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sifat Sifat produ produksi ksiny nya a terus terus mene menerus rus 2. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan di gudang' 3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar  4. Produk yang dihasilkan dari waktu ke waktu adalah sama Sebaga Sebagaii contoh contoh perusah perusahaan aan yang berprodu berproduksi ksi massa massa adalah adalah perusaha perusahaan an semen, semen, perusahaan pupuk dan perusahaan tekstil. PERBEDA PERBEDAAN AN METODE METODE HARGA HARGA POKOK POKOK PROSES PROSES DENGAN DENGAN METODE METODE HARGA HARGA POKOK POKOK PESANAN Untuk Untuk memah memahami ami karak karakter terist istik ik metod metode e harga harga poko pokok k prose proses, s, berik berikut ut ini disaji disajikan kan perbeda perbedaan an metode metode harga harga pokok pokok proses proses dengan dengan metode metode harga harga pokok pokok pesana pesanan. n. Perbeda Perbedaan an diantara dua metode pengumpulan biaya produksi ini terletak pada : 1. Peng Pengum umpu pula lan n bia biaya ya prod produk uksi si 2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan 3. Penggolongan biaya produksi 4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam BOP Pengumpulan Biaya Produksi Metode Metode harga harga pokok pokok pesanan pesanan mengumpu mengumpulkan lkan biaya biaya produks produksii berdasa berdasarkan rkan pesana pesanan, n, sedangkan ' metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen dan per periode akuntansi. Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Metod Metode e harga harga pokok pokok pesa pesana nan n meng menghit hitun ung g harga harga poko pokok k per per satua satuan n deng dengan an cara cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan pesanan yang bersangkutan. bersangkutan. Perhitungan Perhitungan ini dilakukan setelah proses produksi dari pesanan pesanan tersebut selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan dengan cara membagi membagi total total biaya biaya produksi produksi yang dikeluarka dikeluarkan n untuk untuk suatu suatu periode periode dengan dengan  jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan dan perhitungannya

dilakukan setiap akhir periode akuntansi. Penggolongan Biaya Produksi Dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dibedakan menjadi biaya produksi langsun langsung g dan biaya biaya produksi produksi tidak tidak langsun langsung. g. Biaya Biaya produksi produksi langsun langsung g dibeba dibebankan nkan kepada kepada produ produk k berda berdasar sarka kan n biaya biaya yang yang sesun sesungg gguh uhny nya a terja terjadi di,, sedan sedangk gkan an biaya biaya produ produksi ksi tidak tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka. Dalam metode harga pokok proses pembedaan biaya produksi menjadi yang langsung dan tidak langsung tidak diperlukan, terutama pada perusahaan yang hanya menghasilkan satu  jenis produk. Karena harga pokok per satuan dihitung setiap akhir periode, maka umumnya BOP dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. Unsur Biaya Yang Dikelompokkan Dalam BOP Pada metode harga pokok pesanan, BOP terdiri dari bahan penolong, biaya tenaga kerja kerja tidak tidak lang langsun sung g dan dan biaya biaya produ produksi ksi lain lain selai selain n baha bahan n baku baku dan dan biaya biaya tenag tenaga a kerja kerja langsung. Dalam metode ini BOP dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Sedangkan Sedangkan dalam metode metode harga pokok proses, proses, BOP terdiri dari biaya produksi produksi selain baha bahan n baku baku dan dan baha bahan n peno penolon long g dan dan biaya biaya tena tenaga ga kerja kerja (baik (baik langsu langsung ng maup maupun un tidak tidak lang langsu sung ng). ). Dala Dalam m meto metode de ini ini BOP BOP dibe dibeba bank nkan an kepa kepada da prod produk uk sebe sebesa sarr biay biaya a yang yang sesungguhnya terjadi selama periode tertentu.

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI Dalam Dalam perusah perusahaan aan yang berproduksi berproduksi massa, massa, informasi informasi harga harga pokok pokok produksi produksi yang dihitung secara periodik bermanfaat bagi manajemen dalam hal: 1. Menentukan harga jual produk 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodik 4. Menentu Menentukan kan harga pokok pokok persediaan persediaan produk produk jadi dan produk dalam dalam proses proses yang akan disajikan dalam neraca Menentukan Harga Jual Produk Perusah Perusahaan aan yang berprodu berproduksi ksi massa massa memprose memproses s produkn produknya ya untuk untuk memenuh memenuhii persedia persediaan. an. Dengan Dengan demikian demikian biaya biaya produksi produksi dihitun dihitung g untuk untuk jangka jangka waktu waktu tertentu tertentu untuk untuk menghas menghasilka ilkan n informasi biaya produksi per satuan produk. Memantau realisasi biaya produksi Jika rencana rencana produks produksii untuk untuk periode periode tertent tertentu u telah telah ditetap ditetapkan, kan, manajem manajemen en memerluk memerlukan an informasi informasi biaya biaya produksi produksi yang yang sesungg sesungguhn uhnya ya dikeluar dikeluarkan kan di dalam dalam pelaksa pelaksanaa naan n rencana rencana produksi tersebut. Oleh karena itu akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menghitung laba atau rugi periodik Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan pada periode tertentu mampu menghasilkan laba atau rugi, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk pada periode tertentu. Oleh karena itu, metode harga harga pokok pokok proses proses digunak digunakan an perusah perusahaan aan untuk untuk mengumpu mengumpulkan lkan informas informasii biaya biaya produksi produksi yang sesungguhnya sesungguhnya terjadi untuk periode tertentu untuk menghasilkan informasi laba atau rugi tiap periode. Menentukan Menentukan Harga Pokok Persediaan Persediaan Produk Jadi Dan Produk Dalam Proses Yang Akan

Disajikan Dalam Neraca Ketika manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk dalam proses. Untuk tujuan itu, manajemen memerlukan catatan biaya produksi dap periode. Berdasarkan catatan biaya produksi periodik tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum terjual dan dapat menentukan harga pokok yang melekat pada produk dalam proses. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual dilaporkan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi, seda sedang ngkan kan biaya biaya prod produks uksii yang yang meleka melekatt pada pada produ produk k yang yang pada pada tangg tanggal al masih masih dalam dalam pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses. Untuk Untuk selanjut selanjutnya nya untuk untuk mengga menggambar mbarkan kan penggu penggunaa naan n metode metode harga harga pokok pokok proses proses dalam pengumpulan biaya produksi pembahasannya akan dibagi menjadi: a. Metod Metode e harga harga pokok pokok prose proses s yang yang diter diterap apka kan n pada pada perusa perusaha haan an yang produk produknya nya diolah diolah hanya melalui satu departemen produksi. b. Metode Metode harga harga pokok pokok proses proses yang diterap diterapkan kan pada pada perusaha perusahaan an yang produ produknya knya diolah diolah oleh oleh lebih dari satu departemen produksi. c. Bagaima Bagaimana na pengaruh pengaruh apabi apabila la dalam dalam proses produk produksi si terdapat terdapat produk produk yang yang hilang hilang terhadap terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan. Produk yang hilang dalam proses produksi dapat terjadi pada awal proses dan akhir proses d. Peng Penggu guna naan an metod metode e harga harga pokok pokok prose proses s yang yang mempe memperhi rhitun tungka gkan n dampa dampak k perse persedia diaan an produk dalam proses awal.

METOD ETODE E HARGA ARGA POKO POKOK K PROSE ROSES S - PROD PRODU UK DIO DIOLAH LAH MELA MELALU LUII SATU ATU DEPARTEMEN PRODUKSI Untuk memahami perhitungan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses, berikut diuraikan contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengola mengolah h produkny produknya a melalui melalui satu departe departemen men produksi produksi tanpa tanpa memperh memperhitun itungkan gkan adanya adanya persediaan produk dalam proses awal periode. Contoh 1 PT. Rifani mengolah produknya secara massa melalui \ Departemen Produksi, jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan September 2002, adalah sebagai berikut: Biaya Bahan Baku Rp. 25.000.000 Biaya Tenaga Kerja 18.000.000 Biaya Overhead Pabrik rik (BOP) 36.000.000 Total biaya produksi Rp. 79.000.000 Produk yang diolah pada bulan September 2002 sebanyak 10.000 unit, yang selesai 8.000 unit dan sisanya masih dalam proses akhir bulan dengan tingkat penyelesaian, Bahan Baku = 100 %, Tenaga Kerja 80 % dan BOP = 50 %. Buat Laporan Harga Pokok Produksi (Cost Production Report), berikut catatan akuntansinya. Berdasarkan contoh diatas, penyelesaian berikut langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Laporan Harga Pokok Produksi Laporan biaya produksi memuat tiga bagian pokok, yaitu : 1. Data Produksi Pada bagian ini dilaporkan mengenai perincian jumlah produk yang dimasukkan dalam proses, jumlah produk selesai dan jumlah produk dalam proses awal dan akhir dari suatu

periode 2. Biay Biaya a yang yang dibe dibeba bank nkan an Bagian ini melaporkan perincian biaya per satuan yang dibebankan, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan BOP 3. Perhitun Perhitungan gan harga harga pokok pokok atau atau perta pertangg nggung ungjawa jawaban ban biaya biaya Pada bagian ini dilaporkan mengenai perincian harga pokok produk selesai yang di transfer  ke gudang atau departemen berikutnya dan harga pokok produk masih dalam proses pada akhir periode. Yang menjadi masalah di sini adalah bagaimana menghitung harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses yang pada akhir  periode periode belum belum selesai selesai diprodu diproduksi. ksi. Untuk Untuk tujuan tujuan tersebu tersebutt perlu perlu dilakuka dilakukan n perhitun perhitungan gan biaya biaya produksi per satuan yang dikeluarkan pada periode tersebut. Hasil perhitungan itu kemudian dikalikan dengan kuantitas produk jadi yang akan menghasilkan informasi harga pokok barang   jadi jadi yang yang ditransf ditransfer er ke gudang gudang.. Untuk Untuk menghitu menghitung ng harga harga pokok pokok persedi persediaan aan produk produk dalam dalam proses, biaya produksi per satuan tersebut dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses, dengan memperhitungkan tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses. Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan oleh perusahaan, perlu dihitung Ekuivalen unit Bulan September 2002, dengan cara sebagai berikut: 1. Biaya Biaya bahan bahan baku yang yang dibeban dibebankan kan pada pada bulan bulan September September 2002 2002 menghas menghasilka ilkan n 8.000 unit unit produk selesai dan 2.000 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian bahan baku baku 100 100 %. Hal Hal ini bera berarti rti biaya biaya baha bahan n baku baku sebe sebesar sar Rp 25.0 25.000 00.00 .000 0 terse tersebu butt telah telah digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak 8.000 unit dan 2.000 unit barang dalam proses (100% x 2.000 unit). Dengan demikian ekuivalen unit biaya bahan baku adalah 10.000 unit dengan perhitungan : 8.000 + (100 % x 2.000) = 10.000 unit 2. Biaya Biaya tenaga tenaga kerja yang dibeba dibebanka nkan n sebesar sebesar Rp 18.000.000 18.000.000 tersebu tersebutt dapat mengha menghasilka silkan n 8.000 barang jadi dan 2.000 unit barang dalam proses dengan tingkat penyelesaian biaya tenaga kerja sebesar 80 %. Hal ini berarti biaya tenaga kerja sebesar Rp 18.000.000 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak 8.000 unit dan 1.600 unit barang dalam proses (80% x 2.000 unit). Dengan demikian ekuivalen unit biaya tenaga kerja adalah 9.600 unit dengan perhitungan : 8.000 + (80 % x 2.000) = 9.600 unit 3. BOP yang yang dibeban dibebankan kan sebesar sebesar Rp 37.000 37.000.000 .000 terseb tersebut ut dapat dapat menghasi menghasilkan lkan 8.000 8.000 barang barang  jadi dan 2.000 unit barang dalam proses dengan tingkat penyelesaian penyelesaian BOP sebesar 50 %. Hal ini berarti BOP sebesar Rp 36.000.000 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak 8.000 unit dan 1.000 unit barang dalam proses (50% x 2.000 unit). Dengan demikian ekuivalen unit BOP adalah 9.000 unit dengan perhitungan : 8.000 + (50 % x 2.000) = 9.000 unit Perhitun Perhitungan gan harga harga pokok pokok produks produksii per satuan satuan produk produk yang diproduksi diproduksi dalam dalam bulan bulan September 2002 dilakukan dengan cara membagi tiap unsur biaya produksi dengan ekuivalen unitnya unitnya.. Setelah Setelah harga harga pokok pokok produksi produksi per satuan satuan dihitun dihitung, g, harga harga pokok pokok barang barang jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok barang dalam prose dapat dihitung. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses disajikan pada tabel dibawah ini: Harga pokok per  Biaya Produksi Total Biaya Ekuivalen Unit satuan (1) (2) (3) (4) = (2) : (3) Bahan baku Rp. 25.000.000 10.000 Rp. 2.500 Tenaga kerja 18.000.000 9.600 1.875 BOP 36.000.000 9.000 4.000 Harga poT ko k b a r a n g j a d i : 8 . 0 0 0 x R p 8 . 3 7 5 R p . 6 7 . 0 0 0 . 0 0 0 otal Rp. 79.000.000 Rp. 8.375 Harga pokok barang dalam proses : Biaya iaya bahan baku (10 (100 % x 2.00 .000 x Rp 2.50 .500) Rp. Rp. 5.00 .000.00 .00 Biaya iaya ten tenaga kerj kerja a ( 80 % x 2.00 .000 x Rp 1.875) 3.00 .000.00 .00 Biaya iaya overh verhe ead pa pabrik rik ( 50 50 % x 2.00 .000 x Rp 4.000) 4.00 .000.00 .00 Rp. 12.000.000 Jumlah biaya produksi bulan September 2002 Rp. 79.000.000

Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi (cost production report} seperti yang disajikan pada gambar 7.1. JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi, biaya produksi yang terjadi pada bulan September 2002, dibuat jurnal sebagai berikut: PT. RIFANI LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan September 2002

Data Produksi (unit) Dimasukkan dalam proses Selesai dan ditransfer ke gudang Masih dalam proses akhir bulan

10.000 8.000 2.000 10.000

Biaya yang dibebankan pada bulan ini Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik (BOP) Jumlah

Total Rp 25.000.000 18.000.000 36.000.000 Rp79.000.000

Per unit Rp 2.500 1.875 4.000 Rp 8.375

Perhitungan Biaya Harga pokok pokok barang barang jadi jadi yang ditransfer ke gudang gudang 8.000 8.000 unit unit @ Rp 8.375 8.375 Rp 67.000.000 67.000.000 Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan : Biay Biaya a baha bahan n baku baku (100 (100 % x 2.00 2.000 0 x Rp 2.50 2.500) 0) Rp 5.000 5.000.0 .000 00 Biaya tenaga kerja ( 80 % x 2.000 x Rp 1.875) 3.000.000 Biaya overhead pabrik ( 50 % x 2.000 x Rp 4.000) 4.000.000 4.000.000 Rp 12.000 12. 000.00 .000 0 Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2002 Rp 79.000.000

1.

2.

Gambar 7.1 Laporan Harga Pokok Produksi Jurna Jurnall Pen Penca catat tatan an Biaya Biaya Baha Bahan n Bak Baku u Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp 25.000.000 Persediaan Bahan Baku Jurna Jurnall Penc Pencata atatan tan Biaya Biaya tenaga tenaga Kerja Kerja

Rp 25.000.000

Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Gaji dan Upah 3.

4.

5.

Jurn Jurnal al Penc Pencat atat atan an BOP BOP Barang Dalam Proses - BOP BOP Dibebankan

Rp 18.000.000 Rp 18.000.000

Rp 36.000.000 Rp 36.000.000

Jurnal Jurnal Pencata Pencatatan tan Harga Harga Pokok Pokok Baran Barang g Jadi yang yang di di Transfer Transfer ke Gudan Gudang g Persediaan Barang Jadi Rp 67.000.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp 20.000.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja 15.000.000 Barang Dalam Proses - BOP 32.000.000 Jurnal Jurnal Penca Pencatatan tatan harga harga Pokok Pokok Persed Persediaan iaan Baran Barang g Dalam Dalam Prose Proses s Persediaan Barang Dalam Proses Rp 12.000.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Rp 5.000.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja 3.000.000 Barang Dalam Proses - BOP 4.000.000

METODE METODE HARGA HARGA POKOK POKOK PROSES PROSES - PRODUK PRODUK DIOLAH MELALUI MELALUI LEBIH LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Jika suatu produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama dengan yang telah dibahas pada contoh 1 sebelumnya. Perhitungan harga pokok produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan {perhitungan yang bersifat kumulatif, karena produk yang yang dihasilk dihasilkan an oleh departe departemen men setelah setelah departe departemen men pertama pertama merupaka merupakan n barang barang jadi jadi dari departemen sebelumnya yang membawa harga pokok produksi dari departemen sebelumnya tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan setelah departemen pertama terdiri dari: 1. Biaya Biaya produk produksi si yang yang terba terbawa wa dari dari depa departeme rtemen n sebelu sebelumnya mnya 2. Biaya Biaya produksi produksi yang yang ditambah ditambahkan kan dalam dalam departe departemen men setelah setelah depart departeme emen n pertama pertama Contoh 2. PT. Rizki memiliki 2 departemen produksi (dept A dan B) untuk menghasilkan produknya. Data produksi dan biaya kedua departemen tersebut dalam bulan Oktober 2002, adalah sebagai berikut: Dept A Dimasukkan dalam proses produksi Selesai dan di transfer ke Departemen B Selesai dan di transfer ke Gudang Produk dalam proses akhir bulan (BDP ) Biaya/ cost yang dibebankan : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tingkat Penyelesaian BDP Biaya Bahan Baku Biaya Konversi (TKL dan BOP)

50.000 unit 45.000 unit 5.000 unit Rp. 8.000.000 Rp. Rp. 11.4 11.400 00.0 .000 00 Rp. 23.750.000 100 % 50 %

Dept B 42.500 unit 2.500 unit Rp. 0 Rp. Rp. 12.2 12.237 37.5 .500 00 Rp. Rp. 23.3 23.362 62.5 .500 00 80 %

Buat Laporan Harga Pokok Produksi (Cost Production Report), berikut catatan akuntansinya.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN A Untuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan pada departemen A perlu dihitung ekuivalen unit tiap unsur biaya produksi departemen A dalam bulan Oktober 2002, dengan cara sebagai berikut: 1. Biaya bahan bahan baku yang dikeluarkan dikeluarkan oleh departemen departemen A dalam bulan bulan Oktober 2002 2002 tersebut dapat menghasilkan 45.000 satuan produk selesai dan 5.000 satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100 %. Hal ini berarti bahwa biaya biaya bahan bahan baku sebesar Rp 8.000.00 8.000.000 0 tersebut tersebut telah telah diguna digunakan kan sepenu sepenuhnya hnya untuk untuk menyele menyelesaik saikan an barang barang jadi sebanyak sebanyak 45.000 45.000 satuan satuan dan 5.000 5.000 satuan satuan (100% (100% x 5.000) 5.000) persediaan persediaan barang dalam proses. Dengan demikian ekuivalen unit biaya bahan baku adalah 50.000 satuan, dengan perhitungan : 45.000 + (100% x 5.000) = 50.000 satuan. 2. Biay Biaya a konv konver ersi si,, vang vang terd terdir irii dari dari biay biaya a tena tenaga ga kerj kerja a dan dan BOP BOP yang yang dike dikelu luar arka kan n oleh oleh depa departe rteme men n A pada pada bukn bukn Ok Okto tobe berr 2002 2002 sebe sebesa sarr Rp 35.1 35.150 50.0 .000 00 ters terseb ebut ut dapa dapatt menghasilkan 45.000 satuan produk selesai dan 5.000 satuan produk yang masih dalam proses, proses, dengan dengan tingkat penyelesai penyelesaian an biaya biaya konvers konversii 50 %. Hal ini berarti berarti bahwa bahwa biaya biaya konversi telah digunakan sepenuhnya untuk menyelesaikan barang jadi sebanyak 45.000 satuan dan 2.500 satuan (50% x 5.000) persediaan barang dalam proses. Dengan demikian ekuivalen unit biaya konversi adalah 47.500 satuan, dengan perhitungan : 45.000 + (50% x 5.000) = 47.500 satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen A disajikan pada tabel dibawah ini : Biaya Produksi (1) Bahan Baku Tenaga Kerja BOP Total

Total Biaya

Ekuivalen unit

(2) Rp 8.000.000 11.400.000 23.750.000 Rp 43.150.000

(3) 50.000 47.500 47.500

Harga Pokok Persatuan (4) = (2) : (3) Rp 160 240 500 Rp 900

Harg Harga a poko pokok k bara barang ng jadi jadi yang yang ditr ditran ansf sfer er ke Dept Dept B : 45.0 45.000 00 x Rp 900 900 Rp. Rp.

40.5 40.500 00.0 .000 00

Harga pokok barang dalam proses : Biaya bahan baku

(100 % x 5.000 x Rp 160)

Biaya teaaga kerja

(50 % x 5.000 x Rp 240)

600.00

Biaya overhead pabrik (50 % x 5.000 x Rp 500)

1.250.00

Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2002

Rp

800.00

Rp.

2.650.000

Rp.

43.150.000

Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi (cost

production report) seperti yang disajikan pada gambar 7.2. JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi, biaya produksi yang terjadi pada bulan Oktober 2002, dicatat dengan jurnal berikut: PT. RIZKI DEPARTEMEN A

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan Oktober 2002 Data Produksi (unit) Dimasukkan dalam proses

50.000

Selesai dan ditransfer ke gudang Masih dalam proses akhir bulan

45.000 5.000 50.000

Biaya yang dibebankan pada bulan ini Total Rp 8.000.000

Per unit Rp 160

11.400.000 23.750.000

240 500

Jumlah Rp 43.150.000 Perhitungan Biaya Harga pokok barang jadi yang ditransfer ke Dept B 45.000 unit @ Rp 900 Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan:

Rp 900

Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik (BOP)

Biaya bahan baku ' Biaya tenaga kerja

(1 00 % x 5.000 x Rp 1 60) ( 50 % x 5.000 x Rp 240)

Biaya overhead pabrik

( 50 % x 5.000 x Rp 500)

Rp 40.500.000

Rp 800.000 600.000 1.250.000

Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2002

Rp 2.650.000 Rp 43.150.000

Gambar 7.2 Laporan Harga Pokok Produksi Departemen A 1.

Jurna Jurnall Pen Penca catat tatan an Biaya Biaya Baha Bahan n Bak Baku u Barang Dalam Proses Proses - Biaya Bahan Bahan Baku Departemen Departemen A Rp S.000.000 S.000.000 Persediaan Bahan Baku

Rp 8.000.000

2. Jurnal Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Barang Dalam Proses Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A Rp 11.400.000 11.400.000 Gaji dan Upah Rp 11.400.000 3. Jurnal Pencatatan BOP Barang Dalam Proses - BOP Departemen A Rp 23.750.000 Berbagai rekening yang di kredit Rp 23.750.000 4. Jurnal Pencatatan Harga Pokok Barang Jadi yang di Transfer ke Departemen B Persediaan Barang Jadi Rp 40.500.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen A Rp 7.200.000

Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A Barang Dalam Proses - BOP Departemen A

10.800.000 22.500.000

5. Jurnal Pencatatan Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Persediaan Ba Baran rang Da Dalam Pro Pros ses - Departemen A Rp 2.650.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen A Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A Barang Dalam Proses - BOP Departemen A

Rp.

800.000 600.000 1.250.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN B Untuk mengolah produk selesai yang diterima dari departemen A tersebut, departemen B mengeluarkan biaya tenaga kerja dan BOP dalam bulan Oktober 2002 berturut-turut berturut-turut sebesar  Rp 12.237.500 dan Rp 23.362.500. Dari 45.000 satuan produk yang diolah departemen B tersebu tersebutt dihasilka dihasilkan n barang barang jadi jadi yang yang di transfe transferr ke gudang gudang sebanya sebanyak k 42.500 42.500 satuan satuan dan persediaan barang dalam proses sebanyak 2.500 satuan dengan tingkat penyelesaian 80 % biaya konversi. Untuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan oleh departemen B, perlu dihitung ekuivalen unit tiap unsur harga pokok yang ditambahkan oleh departemen B dalam bulan Oktober 2002, dengan cara berikut : Biaya Biaya konve konversi rsi,, yang yang terdi terdiri ri dari dari biaya biaya tenag tenaga a kerja kerja dan dan BOP BOP yang yang ditam ditamba bahk hkan an oleh oleh departe departemen men B untuk untuk memprose memproses s 45.000 45.000 satuan satuan produk produk yang yang diterima diterima dari departe departemen men A sebesar Rp 32.000.000 tersebut dapat menghasilkan 42.500 satuan produk selesai dan 2000 satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya konversi 80 %. Hal ini berarti bahwa biaya konversi telah digunakan sepenuhnya sepenuhnya untuk menyelesaikan barang  jadi sebanyak 42.500 satuan dan 2.000 satuan (80% x 2.500) persediaan barang dalam proses. Dengan demikian ekuivalen unit biaya konversi adalah 44.500 satuan, dengan perhitungan : 42.500 + (80% x 2.500) = 44.500 satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen departemen B disajikan pada tabel di bawah ini: Biaya Produksi (1) Tenaga Kerja BOP Total

Total Biaya

Ekuivalen unit

(2) Rp 12.237.500 23.750.000 Rp 35.362.500

(3) 44.500 44.500

Harga Pokok Persatuan (4) = (2) : (3) 275 525 Rp 800

Harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang Harga pokok dari departemen A 42.500 x Rp 900 Rp Biaya Biaya yang yang ditamba ditambahkan hkan oleh oleh Dept Dept B 42.500 42.500 x Rp 800 Total harga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang Harga pokok barang dalam proses :

38.250.00 34.000.0 34.000.00 0

Harga pokok dari departemen A 2.500 x Rp 900 Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B

Rp

2.250.00

Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik

Rp

550.00 1.050.00

( 80 % x 2.500 x Rp 275) ( 80 % x 2.500 x Rp 525)

Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2002

Rp.

72.250.000

Rp. Rp.

3.850.000 76.100.000

Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi (cost production report) seperti yang disajikan pada gambar 7.3. PT. RIZKI DEPARTEMEN B LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan Oktober 2002 Data Produksi (unit) Diterima dari Departemen A Selesai dan ditransfer ke gudang Masih dalam proses akhir bulan

45.000 42.500 2.500 45.000

Biaya yang dibebankan pada bulan ini : Total Harga Pokok dari departemen A

Per Unit Rp. 40.500.000

Rp.

Biaya yang dibebankan departemen B Biaya tenaga kerja Biaya Overhead Pabrik (BOP) Jumlah biaya yang ditambahkan departemen B Jumlah

11.237.500 23.362.500 Rp. 35.600.000 Rp. 76.100.000

275 525 Rp. 800 Rp. 1.700

Perhitungan Biaya Harga Harga pokok pokok baran barang g jadi jadi yang yang ditran ditransfer sfer ke gudan gudang g 42.500 42.500 unit @ Rp 1.700 1.700 Rp Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan : Harga pokok departemen A (2.500 x Rp 900) Rp 2.250.000 Biaya tenaga kerja ( 80 % x 2.500 x Rp 275) 550.000 Biaya overhead pabrik ( 80 % x 2.500 x ftp 525) 1.050.000 Rp Jumlah biaya produksi bulan Oktober 2002 Rp.

900

72.250.0 72.250.000 00

3.850.000 76.100.000

Gambar 7.3 Laporan Harga Pokok Produksi Departemen B JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi, biaya produksi yang terjadi pada bulan Oktober 2002, dicatat dengan jurnal sebagai berikut: 1. Jurnal Jurnal Penc Pencatata atatan n Peneri Penerimaan maan Produk Produk dari dari Departem Departemen en A

Barang Dalam Proses Proses - Biaya Bahan Bahan Baku Departemen Departemen B Rp. 40.500.000 40.500.000 Barang Barang Dalam Dalam Proses Proses - Biaya Biaya Bahan Bahan Baku Baku Departe Departemen men A Rp. 7.200.00 7.200.000 0 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A 10.800.000 Barang Dalam Proses - BOP Departemen A 22.500.000 2.

3.

4.

5.

Jurna Jurnall Penc Pencata atatan tan Biaya Biaya Tena Tenaga ga Ker Kerja ja Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen BRp 11.237.500 Gaji dan Upah

Rp 11.237.500

Jurn Jurnal al Penc Pencat atat atan an BOP BOP Barang Dalam Proses - BOP Departemen B Berbagai rekening yang di kredit

Rp 23.362.500

Rp 23.362.500

Jurnal Pencatatan Harga Pokok Pokok Barang Jadi yang di Transfer ke Gudang Persediaan Barang Jadi Rp 72.250.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B Rp 38.250.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen B 11.687.500 Barang Dalam Proses - BOP Departemen B 22.312.500 Jurnal Jurnal Penca Pencatatan tatan Harga Harga Pokok Pokok Perse Persediaa diaan n Barang Barang Dalam Dalam Prose Proses s Persediaan Barang Dalam Proses - Departemen B Rp 3.850.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B Rp 2.250.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen B 550.000 Barang Dalam Proses - BOP Departemen B 1.050.000

PENGA NGARUH RUH ADA ADANYA PRODUK DUK YANG HILA ILANG DALAM LAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

PROS ROSES

TERHADA ADAP

Dalam proses produksi, tidak semua produk yang diolah akan menghasilkan produk yang baik yang memenuhi standar mutu yang ditentukan. ditentukan. Jika bahan baku yang diolah selama periode tertentu 100 liter, yang banyaknya dinyatakan dalam ekuivalen unit sebanyak 50 satuan produk jadi, belum tentu hasil produksi pada periode tersebut akan menghasilkan 50 satuan produk tersebut. Dilihat dari saat terjadinya, produk dapat hilang pada awal proses, sepanjang proses atau pada akhir proses. Untuk kepentingan penyederhanaan perhitungan harga pokok produksi per satuan, produk yang hilang sepanjang proses dapat diperlakukan sebagai produk yang hilang awal atau akhir proses. PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG PADA AWAL PROSES DAN AKHIR PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap biaya produksi yang dikeluar dikeluarkan kan dalam dalam departe departemen men yang bersang bersangkuta kutan, n, sehingg sehingga a tidak tidak diikutse diikutsertak rtakan an dalam dalam perhitungan-perhitu perhitungan-perhitungan ngan ekuivalen unit produk yang dihasilkan dalam departemen tersebut. Dalam departemen pertama, produk yang hilang awal proses mengakibatkan mengakibatkan adanya kenaikan harga harga pokok pokok pada pada harga harga pokok pokok produks produksii per satuan. satuan. Dalam Dalam departe departemen men berikutn berikutnya, ya, produk produk yang hilang awal proses mempunyai dua akibat yaitu : 1. Mena Menaik ikka kan n harg harga a poko pokok k prod produk uksi si per per satu satuan an prod produk uk yang yang dite diteri rima ma dari dari depa depart rtem emen en sebelumnya 2. Menaikka Menaikkan n harga pokok pokok produksi produksi per per satuan satuan yang ditambah ditambahkan kan pada pada departe departemen men produks produksii setelah departemen produksi yang pertama tersebut.

Sedangkan produk yang hilang akhir proses, karena telah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluar dikeluarkan kan dalam dalam departe departemen men yang bersang bersangkuta kutan, n, sehingg sehingga a harus harus diperhi diperhitung tungkan kan dalam dalam penentuan ekuivalen unit produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut kepada masingmasing unsur harga pokok sejumlah unit yang hilang pada akhir proses. Baik pada departemen pertama maupun pada departemen-departemen berikutnya, harga pokok produk yang hilang akhir proses harus diperhitungkan dan harga pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai yang di transfer ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang. Hal ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang di transfer ke departemen berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi. Untuk menggambarkan pengaruh terjadinya produk yang hikng awal atau akhir proses terhadap perhitungan harga pokok per satuan, dapat digambarkan pada contoh berikut ini. Contoh 3 PT. Amelia memiliki 2 departemen produksi (dept A dan B) untuk menghasilkan produknya. Data produksi produksi dan biaya kedua kedua departem departemen en tersebu tersebutt dalam dalam bukn bukn Nopembe Nopemberr 2002, 2002, adalah adalah sebagai berikut: Dept. A Dimasukkan dalam proses produksi Selesai dan di transfer ke Departemen B Selesai dan di transfer ke Gudang Produk dalam proses akhir bulan (BDP) Hilang awal proses Hilang akhir proses Biaya/cost yang dibebankan: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Tingkat Penyelesaian BDP Biaya Bahan Baku Biaya Konversi (TKL dan BOP)

Dept. B

200.000 unit 180.000 unit 15.000 unit 2.000 unit 3.000 unit

172.500 unit 5.000 unit

Rp. 39.600.000 62.400.000 81.600.000

Rp. 79.875.000 Rp. 106.500.000 50 %

100 % 60 %

2.500 unit

Buat Laporan Harga Pokok Produksinya (Cost Production Report) PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN A Karena pada departemen A pada contoh soal 3 diatas terdapat produk yang hilang pada awal maupun akhir proses, maka perlu dibedakan antara produk yang hilang awal proses dengan akhir proses. Pada produk yang hilang awal proses, tidak diperhitungkan dalam perhitungan harga harga poko pokok k produ produksi ksi karen karena a belu belum m menye menyerap rap biaya biaya produ produksi ksi yang yang dikelu dikeluark arkan an oleh oleh departemen A. Sebaliknya untuk produk yang hilang akhir proses perlu diperhitungkan harga pokok produksi per satuannya satuannya karena telah menyerap biaya produksi, akibatnya biaya produksi per satuan yang dihasilkan oleh departemen A menjadi lebih tinggi dibandingkan kalau ridak ada produk yang hilang pada awal maupun akhir proses. Untuk Untuk perhitun perhitungan gan ekuival ekuivalen en unit yang yang lain sama halnya halnya dengan dengan pembaha pembahasan san sebelum sebelumnya nya mengenai perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang diolah oleh satu atau lebih departemen produksi. Untuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang dikeluarkan pada departemen A perlu

dihitung ekuivalen unit tiap unsur biaya produksi departemen A dalam bulan Nopember 2002, dengan cara sebagai berikut: 1. Biaya Biaya bahan baku yang dikelua dikeluarkan rkan oleh departeme departemen n A dalam dalam bulan Nopember Nopember 2002 tersebut dapat menghasilkan 180.000 satuan produk selesai dan 15.000 satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya bahan baku 100 %. Hal ini berar berarti ti bahw bahwa a biaya biaya baha bahan n baku baku sebe sebesar sar Rp 39.60 39.600.0 0.000 00 terse tersebu butt telah telah digu diguna nakan kan sepenu sepenuhnya hnya untuk untuk menyeles menyelesaika aikan n barang barang jadi sebanya sebanyak k 180.000 180.000 satuan satuan dan 15.000 15.000 satuan (100% x 15.000) persediaan barang dalam proses. Karena dalam proses produksi pada departemen ini terdapat produk yang hilang awal proses dan akhir proses, maka harus diperhitungkan adanya produk yang hilang tersebut. Untuk produk yang hilang awal proses tidak diperhitungkan dalam ekuivalen unitnya, sebaliknya pada produk yang hilang akhir proses harus diperhitungkan ekuivalen unitnya, dimana pada departemen ini produk yang hilang akhir proses sebanyak sebanyak 3000 unit. Dengan demikian ekuivalen unit biaya bahan baku adalah 198.000 satuan, dengan perhitungan : 180.000 + (100% x 15.000) + 3.000 = 198.000 satuan. 2. Biay Biaya a konv konver ersi si,, yang yang terd terdir irii dari dari biay biaya a tena tenaga ga kerj kerja a dan dan BOP BOP yang yang dike dikelu luar arka kan n oleh oleh depa departe rtemen men A pada pada bulan bulan Nope Nopembe mberr 2002 2002 sebes sebesar ar Rp 144.0 144.000 00.0 .000 00 terse tersebu butt dapa dapatt menghasilkan 180.000 satuan produk selesai dan 15.000 satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya konversi 60 %. Hal ini berarti bahwa biaya konversi telah digunakan digunakan sepenuhnya sepenuhnya untuk menyelesaikan menyelesaikan barang jadi sebanyak 180.000 satuan satuan dan 9.000 satuan (60% x 15.000) 15.000) persediaan persediaan barang dalam proses juga atas produk yang hilang pada awal maupun akhir proses. Sama halnya dengan biaya bahan baku untuk biaya konversi ini juga perlu diperhitungkan ekuivalen unit untuk produk yang hikng akhir proses. Dengan demikian ekuivalen unit biaya konversi adalah 192.000 satuan, dengan perhitungan : 180.000 + 9.000 (60% x 15.000) + 3.000 = 192.000 satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen A disajikan pada tabel dibawah ini: Biaya Produksi (1) Bahan Baku Tenaga Kerja BOP Total

Total Biaya (2) Rp 39.600.000 62.400.000 81.600.000 Rp 183.600.000

Ekuivalen Unit (3) 198.000 192.000 192.000

Harga Pokok Persatuan (4) = (2): (3) Rp 200 325 425 Rp 950

Harga pokok barang jadi yang di transfer ke Dept B : 180.000 x Rp 950 Rp. 171.000.000 171.000.000 Penyesuaian produk yang hilang akhir proses 3.000 x Rp 950 2.850.000 Harga pokok pokok produk selesai selesai yang di transfer transfer ke dept B : 180.000 180.000 x Rp 965,83 965,83 Rp. 173.850.000 173.850.000 Harga pokok barang dalam proses : Biaya iaya bahan baku (10 (100 % x 15.00 .000 x Rp 200) Rp 3.00 .000.00 .00 Biaya tenaga kerja ( 60 % x 15.000 x Rp 325) 2.925.00 Biaya overhead pabrik ( 60 % x 15.000 x Rp 425) 3.825.00 Rp. 9.750.000 Jumlah biaya produksi bulan Nopember 2002 Rp. 18 183.600.000 Dari tabel perhitungan di atas kemudian disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi (cost production report} seperti yang disajikan pada gambar 7.4.

PT. AMELIA DEPARTEMEN A LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan November 2002 Data Produksi (unit) Dimasukkan dalam proses Selesai dan ditransfer ke Departemen B Masih dalam proses akhir bulan Hilang awal Proses Hilang akhir Proses

200.000 180.000 15.000 2.000 3.000 200.000

Biaya yang dibebankan pada bulan ini : Total Biaya Bahan Baku Biaya tenaga kerja Biaya Overhead Pabrik (BOP) Jumlah

Per Unit Rp. 39.600.000 62.400.000 81.600.000 Rp.183.600.000

Perhitungan Biaya Harg Harga a pok pokok ok baran arang g jad jadii yang yang ditr ditran ansf sfer er ke Dept Dept.. B : 180. 180.00 000 0 x p. p. 950 950 Penyesuaian produk yang hilang akhir proses 3.000 x Rp 950 Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan : Biay Biaya a Baha Bahan n Baku Baku ( 100% 100% x 15.0 15.000 00 x Rp 200 200 ) Rp Biaya tenaga kerja ( 60 % x 15.000 x Rp 325 ) Biay Biaya a over overhe head ad pabr pabrik ik ( 60 % x 15.0 15.000 00 x Rp. Rp. 425) 425) Jumlah biaya produksi bulan November 2002

Rp.

Rp.

200 325 425 950

Rp. Rp. 171. 171.00 000. 0.00 000 0 Rp 2.850.000 Rp. Rp. 173. 173.85 850. 0.00 000 0

3.00 3.000. 0.00 00 2.925.00 3.82 3.825. 5.00 00 Rp 9.750.000 Rp. 183.600.000

Gambar 7.4 Laporan Harga Pokok Produksi Departemen A. Adanya produk yang hilang awal dan akhir proses pada departemen pertama JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi, biaya produksi yang terjadi pada bulan Nopember 2002, dicatat dengan jurnal berikut: 1.

Jurna Jurnall Pen Penca catat tatan an Biaya Biaya Baha Bahan n Bak Baku u Barang Dalam Proses Proses - Biaya Bahan Bahan Baku Departemen Departemen A Rp 39.600.000 39.600.000 Persediaan Bahan Baku Rp 39.600.000

2.

Jurna Jurnall Penc Pencata atatan tan Biaya Biaya Tena Tenaga ga Ker Kerja ja Barang Dalam Proses Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A Rp 62.400.000 62.400.000 Gaji dan Upah Rp. 62.400.000

3. Jurnal Pencatatan BOP Barang Dalam Proses - BOP Departemen A Berbagai rekening yang di kredit

Rp 81.600.000 Rp 81.600.000

4.

Jurnal Jurnal Pencata Pencatatan tan Harga Harga Pokok Pokok Baran Barang g Jadi yang yang di di Transfer Transfer ke Depar Departeme temen n Persediaan Barang Jadi Rp 173.850.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen A Rp. 3 6. 6.600.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A 59.475.000 Barang Dalam Proses - BOP Departemen A 77.775.000

5.

Jurnal Jurnal Penca Pencatatan tatan Harga Harga Pokok Pokok Perse Persediaa diaan n Barang Barang Dalam Dalam Prose Proses s Persediaan Ba Baran rang Da Dalam Pro Pros ses - Departemen A Rp 9.750.000 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen A Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A Barang Dalam Proses - BOP Departemen A

Rp.

3.000.000 2.925.000 3.825.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DI DEPARTEMEN B Untuk Untuk mengolah mengolah produk selesai selesai yang diterima dari departe departemen men A tersebut tersebut,, departem departemen en B mengeluarkan mengeluarkan biaya tenaga kerja dan BOP dalam bulan Nopember 2002 berturut-turut sebesar  Rp 79.875.000 dan Rp 106.500.000. Dari 180.000 satuan produk yang diolah departemen B tersebu tersebutt dihasilk dihasilkan an barang barang jadi yang ditransfer ditransfer ke gudang gudang sebanya sebanyak k 172.500 172.500 satuan dan persediaan barang dalam proses sebanyak 5.000 satuan dengan tingkat penyelesaian 50 % biaya konversi dan 2.500 unit produk yang hilang pada akhir proses. Untuk menghitung harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan ditambahkan oleh departemen departemen B, perlu dihitung ekuivalen unit tiap unsur harga pokok yang ditambahkan oleh departemen B dalam bulan Nopember 2002, dengan cara berikut: Biaya Biaya konve konversi rsi,, yang yang terdi terdiri ri dari dari biaya biaya tenag tenaga a kerja kerja dan dan BOP BOP yang yang ditam ditamba bahk hkan an oleh oleh departemen B untuk memproses 180.000 satuan produk yang diterima dari departemen A sebesar Rp 173.850.000 tersebut dapat menghasilkan 172.500 satuan produk selesai, 5000 satuan produk yang masih dalam proses, dengan tingkat penyelesaian biaya konversi 50 % dan produk yang hilang akhir proses sebanyak 2.500 satuan. Hal ini berarti bahwa biaya konversi telah telah diguna digunakan kan untuk untuk menyeles menyelesaika aikan n barang barang jadi jadi sebanya sebanyak k 172.50 172.500 0 satuan, satuan, 2.500 2.500 satuan satuan (50% x 5.000) persediaan persediaan barang dalam proses dan 2.500 produk hilang akhir proses. Dengan demikian ekuivalen unit biaya konversi adalah 177.500 satuan, dengan perhitungan : 172.500 + 2.500 (50% x 5.000) + 2.500 = 177.500 satuan. Perhitungan harga pokok produksi per satuan dan harga pokok barang jadi maupun barang dalam proses di departemen B disajikan pada tabel dibawah ini: Biaya Produksi

Total Biaya

Ekuivalen Unit

Harga Pokok Persatuan

(1)

(2)

(3)

(4) = (2): (3)

Tenaga Kerja BOP Total

79.875.000 106.500.000 Rp 186.375.000

177.500 177.500

Rp.

450 600 Rp 1.050

Harga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang Harga pokok dari departemen departemen A (172.500 (172.500 xRp 965,83) Rp 166.605.675 166.605.675 Biaya yang ditambahkan oleh Dept B (1 ( 172.500 x Rp 1.050) 181.125.000 Produk yang hilang akhir proses 2500 (Rp 965,83 + Rp 1.050) 5.039.575 Total Harga pokok barang jadi yang di transfer ke gudang : Rp. 352.770.250 Harga pokok barang dalam proses (5000) : Harga pokok dari departemen A (5.000 x Rp 965,83) Rp 4.829.750 Biaya yang ditambahkan oleh Departemen B Biaya tenaga kerja ( 50 % x 5.000 x Rp 450) Rp. 1.125.000 1.125.000 Biaya overhead pabrik ( 50 % x 5.000 x Rp 600) 1.500.000 Rp. 7.454.750 Jumlah biaya produksi bulan Nopember 2002 Rp. 36 360 225 000

Dari tabel tabel perhitun perhitungan gan di atas kemudian kemudian disajika disajikan n dalam dalam Laporan Laporan Harga Pokok Pokok Produksi Produksi (costproduction report) seperti yang disajikan pada gambar 7.5. JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B Berdasarkan informasi yang disajikan dalam Laporan Harga Pokok Produksi, biaya produksi yang terjadi pada bulan Nopember 2002, dicatat dengan jurnal sebagai berikut: 1.

Jurnal Jurnal Penc Pencatata atatan n Peneri Penerimaan maan Produk Produk dari dari Departem Departemen en A Barang Dalam Proses - Departemen B Rp 173.850.000 Barang Dalam Proses - Harga Pokok Departemen A Rp 36.600.000 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen A 59.475.000 Barang Dalam Proses - BOP Departemen A 77.775.000

2.

Jurna Jurnall Penc Pencata atatan tan Biaya Biaya Tena Tenaga ga Ker Kerja ja Barang Dalam Proses Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen B Rp 79.875.000 79.875.000 GajidanUpah Rp 79.875.000

3.

Jurn Jurnal al Penc Pencat atat atan an 3CP 3CP Barang Dalam Proves - BOP Departemen B Berbagai rekening yang di kredit

Rp 106.500.000 Rp 106.500.000

4.

Jurnal Jurnal Pencata Pencatatan tan Harga Harga Pokok Pokok Baran Barang g Jadi yang yang di di Transfer Transfer ke Gudan Gudang g Persediaan Barang Jadi Rp 352.770.250 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B Rp 169.020.250 Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen B 78.750.000 Barang Dalam Proses - BOP Departemen B 105.000.000

5.

Jurnal Jurnal Penca Pencatatan tatan Harga Harga Pokok Pokok Perse Persediaa diaan n Barang Barang Dalam Dalam Prose Proses s Persediaan Ba Baran rang Da Dalam Pro Pros ses - Departemen B Rp 7.454.750 Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Departemen B Barang Dalam Proses - BOP Departemen B

Rp

4.829.750 1.125.000 1.500.000

PT. AMELIA DEPARTEMEN B LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI Bulan November 2002 Data Produksi (unit) Diterima dari Departemen A Selesai dan ditransfer ke gudang Masih dalam proses akhir bulan Hilang akhir proses

180.000 172.500 5.000 2.500 180.000

Biaya yang dibebankan pada bulan ini : Total Harga Pokok dari departemen A

Per Unit Rp.173.850.000

Rp.965,83

Biaya yang dibebankan departemen B Biaya tenaga kerja Biaya Overhead Pabrik (BOP) Jumlah biaya yang ditambahkan departemen B Jumlah

79.875.000 106.500.000 Rp. 35.6 35.600 00.0 .000 00 Rp. 76.100.000

450 600 Rp 1050 1050 Rp2015,83

Perhitungan Biaya Harga pokok barang barang jadi yang ditransfer ke gudang : Harga pokok dari departemen A (172.500 x Rp 965,83) Harg Harga a Pok Pokok ok yang yang dita ditamb mbah ahka kan n pad pada a dep depar arte teme men n B (172 (172.5 .500 00 x Rp1 Rp105 050) 0) Penyesuaian Penyesuaian produk yang hilang akhir proses 2500 x (965,83 x Rp 965,83) Harga pokok persediaan barang dalam proses akhir bulan : Harga pokok departemen A ( 100% x 5000 x Rp965,73 ) Rp Biaya tenaga kerja ( 50 % x 5.000 x Rp 450 ) Biaya overhead pabrik ( 50 % x 5.000 x Rp 600 ) Jumlah biaya produksi bulan November 2002

Rp 166.605.675 181. 181.12 125. 5.00 000 0 5.039.575 5.039.575 Rp 352.77 .770.25 .250

7.829.75 1.125.00 1.500.00 Rp 7.454.750 Rp. 360.225.000

Gambar 7.5 Laporan Harga Pokok Produksi Departemen B. Adanya produk yang hilang akhir  proses pada departemen terakhir 

SOAL LATIHAN 1. Jelaskan beberapa beberapa karakteritik karakteritik produksi dari petusaha petusahaan an yang yang mengguna menggunakan kan metode harga pokok proses. 2. Jelaskan Jelaskan perbed perbedaan aan antura antura metode metode harga harga pokok pesana pesanan n dan metode metode harga harga pokok proses proses dilih dilihat at dari dari segi segi peng pengum umpu pulan lan biaya biaya produ produksi ksi,, perhi perhitu tung ngan an harga harga pokok pokok per per satua satuan, n, klasifikasi biaya produksi dan unsur yang digolongkan dalam biaya overhead. 3. Sebutka Sebutkan n dan jekskan jekskan manfaat manfaat informa informasi si harga harga pokok pokok produksi produksi dalam dalam perusah perusahaan aan yang yang berproduksi secara massa. 4. Jela Jelask skan an perl perlak akua uan n akun akunta tans nsii untu untuk k prod produk uk yang yang hila hilang ng awal awal dan dan akhi akhirr pros proses es pada pada perusahaan yang berproduksi secara massa. 5. Data produ produksi ksi dan biaya biaya dua dua departe departemen men (X dan dan Y) dari PT. PT. Rizki adalah adalah seba sebagai gai berikut berikut:: Dept X Dept Y Dimasukkan dalam proses 150.000 unit Selesai dan ditransfer ke dept B 125.000 unit Selesai dan ditransfer ke gudang 120.000 unit Masih dalam proses akhir bulan (BDP akhir) 25.000 unit 5.000 unit Biaya/cost yang dikeluarkan : Bahan baku Rp 97.500.000 Tenaga kerja langsung 80.500.000 99.000.000 Biaya overhead pabrik 105.000.000 123.750.000 Tingkat penyelesaian BDP akhk : Bahan baku 100% Biaya konversi 60 % 75 %

Dari soal diatas buatlah : a. b.

Laporan harga pokok produksi (costproduction report) pada dua departemen dari PT. Rizki Buatlah jurnal yang diperlukan

6. a. b. c.

Dari Dari soa soall 5 dia diata tas, s, hitu hitung ngla lah h: Ekuivalen unit dari biaya konversi pada departemen X Berapa total harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh dept X ke dept Y Berapa total harga pokok dari produk yang belum selesai (BDP akhir) pada dept Y

8 PRODUK BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN Dalam Dalam proses proses produ produksi ksi perus perusah ahaa aan n terten tertentu, tu, sering seringka kali li terda terdapa patt peng pengola olaha han n satu satu atau atau beberap beberapa a macam macam bahan bahan baku dalam satu satu proses proses produksi produksi dapat mengha menghasilka silkan n dua jenis produk atau lebih. Perusahaan pengeboran minyak misalnya mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah, oli dan produk dari minyak yang lain. Dalam perusahaan semacam ini, karena berbagai produk yang dihasilkan tersebut berasal dari proses pengolahan bahan baku yang sama, timbul masalah pengalokasian biaya bersama (joint cost) kepada berbagai produk yang dihasilkan tersebut. PRODUK BERSAMA DAN BIAYA BERSAMA Produk bersama (joint product) adalah dua macam produk atau lebih yang dihasilkan melalui proses yang sama secara serentak atau melalui proses yang berututan, dimana masing-masing produk memiliki nilai yang relatif berimbang. Produk bersama berasal dari bahan baku yang sama, apabila produk yang satu jumlah produksinya ditambah maka produk yang lain juga bertamba bertambah, h, walaupun walaupun jumlah jumlah kenaika kenaikanny nnya a tidak tidak sama. sama. Contoh Contoh produk produk bersama bersama misalnya misalnya perusahaan pemotongan hewan yang dapat menghasilkan daging, kulit, dan jeroan. Contoh lain misalnya perusahaan perusahaan minyak yang mengolah minyak mentah menjadi bensin, minyak tanah, oli dan produk dari minyak yang lain. Biaya Biaya yang terjadi terjadi untuk untuk memprodu memproduksi ksi produk produk bersama bersama melipuri melipuri biaya biaya bahan bahan baku, baku, biaya biaya tenaga kerja dan BOP. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah produk bersama ini dikenal dengan biaya produk bersama (joint product cost), Biaya produk bersama (joint product cost) dapat diberikan pengertian sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai berbagai macam produk dapat dioisahkan idenritasnya. Saat suatu proses proses produksi produksi dapat dapat mengiden mengidentifik tifikasika asikan n produk-p produk-produ roduk k yang dihasil dihasilkan kan dikenal dikenal dengan dengan istilah Titik Pisah atau Titik Pencar (split off point}. Pada titik pisah perusahaan sudah dapat mengidentifikasi mengidentifikasi atau menentukan suatu produknya apakah produk produk A, produk B atau produk C. Untuk menggambarkan hubungan biaya bersama dan titik pisah dapat dilihat pada gambar 

Produk A

Proses Produksi • • •

Biaya Bahan baku Biaya Tenaga Kerja Langsung BOP / FOH

Produk B

Produk C

8.1 Gambar 8.1. Titik Pisah / Pencar (split off point) JOINT COST (BIAYA BERSAMA) Joint cost adalah Biaya - biaya yang timbul dari pemrosesan atau pengolahan produk yang diproduksi dari bahan mentah yang sama. Joint Joint cost terjadi terjadi sebelum sebelum dua produk atau lebih lebih yang diolah diolah secara secara bersamabersama-sama sama dan seren serenta tak k dapa dapatt dipis dipisah ahkan kan (split (split off point point), ), Seda Sedang ngka kan n biaya biaya-bi -biaya aya yang yang terja terjadi di untuk untuk

memproses lebih lanjut setelah split off point bukan lagi cost, tetapi Separable Cost atau Cost After After Split Split off off Point Point Biaya Biaya bersa bersama ma tidak tidak dapa dapatt diikut diikutii jejak jejakny nya a atau atau tidak tidak mudah mudah untuk untuk diidenti diidentifika fikasika sikan n kepada kepada setiap setiap jenis jenis produk produk yang yang dihasilk dihasilkan, an, sehingg sehingga a joint joint product product sampai sampai pada titik pisah sulit untuk ditentukan harga pokoknya. Biaya bersama disebut juga sebagai biaya bergabung (common cost), yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk memproduksi dua macam produk atau lebih dengan menggunakan fasilitas yang sama, tetapi waktu pengolahannya tidak bersamaan atau serentak, contoh perusahaan susu yang memproduksi susu coklat, susu bayi, dan jenis susu lainnya. Produk tersebut diokh secara bergantian dengan menggunakan fasilitas pabrik yang sama. Biaya bahan dan biaya tenaga kerja dalam pengolahan tersebut dapat diidentifikasi secara langsung pada setiap jenis produk, sedangkan BOP tidak dapat diidentifikasi pada setiap produk. Apabila dua macam produk atau lebih dikerjakan dalam waktu yang bersamaan, tetapi berasal dari bahan baku yang berbeda dan menggunakan fasilitas yang berbeda kecuali bangunan, maka produk itu disebut Produk Sekutu (co-product). Bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik pabrik selain selain bangun bangunan an dapat dapat diidenti diidentifika fikasikan sikan pada pada tiap produk produk sekutu. sekutu. Dengan Dengan demikian demikian hanya biaya penyusutan bangunan, biaya pemeliharaan bangunan, biaya asuransi bangunan dan biaya kin yang berhubungan dengan bangunan merupakan biaya bersama. PRODUK SAMPINGAN (BYPRODUCT) Produk sampingan (by product) merupakan Hasil proses produksi yang tidak dapat dihindari, laku dijual dan biasanya bernilai rektif rendah dan bukan tujuan utama dari proses produksi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa syarat dari produk sampingan, adalah : a. Tida Tidak k dap dapat at dihi dihind ndar arii b. Laku Laku diju dijual al (sa (sale leab able le)) c. Harg Hargan anya ya rek rektif tif ren renda dah h d. Bukan tu tujuan uta utama ma Contoh : Proses produksi tahu, akan menghasilkan ampas dan ampas ini merupakan hasil sampingan. Produk Produk samping sampingan an ini mempuny mempunyai ai nilai nilai total total rektif rektif lebih lebih kecil kecil dibandi dibandingk ngkan an dengan dengan produk produk utamanya. Produk yang mempunyai nilai total rektif lebih besar disebut sebagai Produk Utama (main product). By product dapat dibedakan menjadi 2, berdasarkan berdasarkan kyak tidaknya byproduct byproduct untuk dijual pada saat pemisahan dari produk utama (main product) : 1. By product yang tanpa diproses lebih lanjut sebelum dijual 2. By product yang harus diproses lebih lanjut sebelum dijual. PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa biaya produk bersama tidak dapat diidentifikasikan dengan mudah, sehingga sehingga harga pokok produk bersama ini sulit ditentukan. Meskipun demikian manajemen berkepentingan untuk menentukan harga pokok tiap-tiap jenis produk bersama, yaitu : 1. Untuk penilaian persediaan dalam neraca 2. Untuk penentuan pendapatan 3. Untuk mengetahui kontribusi masing-masing jenis produk terhadap laba perusahaan secara keseluruhan Untuk memenuhi tujuan diatas, manajemen berupaya untuk mengalokasikan biaya bersama kepada masing-masing jenis produk, sehingga harga pokok masing-masing produk bersama dapat ditentukan. Alokasi biaya bersama dapat ditentukan dengan menggunakan menggunakan salah satu metode berikut: 1. Metode Metode biaya biaya rata-ra rata-rata ta per satu satuan an (thi'av (thi'averag erage e unit cost cost method method?) ?) 2. Metode Metode rata-ra rata-rata ta tertimb tertimbang ang (the weighted weighted average average methods) methods)

3. 4.

Metode Metode nilai nilai pasar pasar atau atau nilai nilai jual jual (market (market or or sales sales value value method methods} s} Metode Metode satuan satuan fisik (physic (physical al unit unit cost methods methods))

Metode biaya rata-rata per satuan (average unit cost methods) Metode ini hanya dapat dipakai bik produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Umumnya metode ini digunakan digunakan oleh perusahaan perusahaan yang menghasilkan menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuanritas yang diproduksi. Biaya rata-r rata-rat ata a per per satua satuan n adal adalah ah jumla jumlah h biaya biaya bersa bersama ma dibag dibagii jutnl jutnlah ah satua satuan n seluru seluruh h produ produk k bersama bersama.. Hal ini berarti berarti biaya biaya bersama bersama dialoka dialokasika sikan n kepada kepada masing-m masing-masin asing g jenis jenis produk produk menurut perbandingan kuantitasnya. Yang mendasari metode ini adalah suatu pendapat bahwa semua jenis produk diolah melalui proses yang sama, sehingga tidak mungkin didalam proses yang sama memiliki biaya per satuan yang berbeda. Metode rata-rata tertimbang (weighted average methods) Jika dalam dalam metode metode rata-rat rata-rata a per satuan satuan dasar dasar yang yang dipakai dipakai dalam dalam mengalo mengalokasi kasikan kan biaya biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode ini kuantitas produksi ini dikalikan terlebih dahulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk dapat didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan pembedaan jenis tenaga kerja yang yang dipaka dipakaii untuk untuk tiap tiap jenis jenis produ produk k yang yang dihas dihasilk ilkan an.. Jika Jika yang yang dipaka dipakaii sebag sebagai ai angka angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif  Metode nilai jual relatif (sales value methods) Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi dari produk yang kin, hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain. Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual rektif  masing-masing produk bersama yang dihasilkan. Pema Pemaka kaia ian n meto metode de nila nilaii jual jual rela relati tiff dala dalam m meng mengal alok okas asik ikan an biay biaya a bers bersam ama a ini ini akan akan menghasilkan persentase laba kotor dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk setiap jenis produk bersama tersebut. Variasi penggunaan penggunaan metode nilai jual relatif kita dapati bila satu atau beberapa produk bersama memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut (separable cost) setelah titik pisah. Nilai jual produk bersama dapat diketahui setelah produk bersama tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian pada saat terpisah produk bersama tersebut belum memiliki nilai jual. Untuk mengalokasikan biaya bersama perlu dihitung nilai jual hipotesis yang dihitung dengan cara mengurangi nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah sampai dengan produk tersebut siap untuk dijual. Metode satuan fisik (physical unit cost methods) Metode ini mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada kepada produk produk atas atas dasar dasar koefisie koefisien n fisik yaitu kuantita kuantitas s bahan bahan baku yang terdapa terdapatt dalam dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan berat, volume atau ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama memiliki satuan satuan ukuran ukuran yang yang berbeda berbeda,, harus harus ditentuk ditentukan an koefisie koefisien n ekuival ekuivalen en yang yang digunaka digunakan n untuk untuk

mengubah berbagai satuan tersebut menjadi ukuran yang sama. Contoh 1 PT. Rifani memproduksi produk bersama A, B, C dan D dengan jumlah biaya bersama sebesar  Rp 200.000.000. Kuantitas yang diproduksi : A 25.000 unit, B 40.000 unit, C 60.000 unit dan D 75.000 unit. Masing-masing produk (A,B,C dan D) dijual pada saat titik pisah dengan harga per  unit masing-masing Rp 2.250, Rp 1.750, Rp 1.500 dan Rp 800. Informasi dan alokasi biaya bersama PT. Rifani digambarkan pada tabel dibawah ini Harga penjualan Joint Cost Product Unit Total harga jual perunit pada titik pisah A 25.000 Rp. 2.250 Rp. 56.250.000 B 40.000 1.750 70.000.000 200.000.000 C 60.000 1.500 90.000.000 D 75.000 800 60.000.000 Jumlah 200.000 Rp. 276.250.000 Metode biaya rata-rata pet satuan (average unit cost methods) 200.000.00

Alokasi Joint cost ke joint product =

200.000

0

= Rp 1000

Alokasi : Ke produk A = 1000 x 25.000 = Rp 25.000.000 B = 1000 x 40.000 = 40.000.000 C = 1000 x 65.000 = 60.000.000 D = 1000 x 75.000 = 75.000.000 JumlahRp 200.000.000 200.000.000 Kesimpulan : Produk A = Laba 1.250 (2.250 - 1000) Produk B = Laba 750 (1.750 -1000) Produk C = Laba 500 (1.500 - 1000) Produk D = Rugi 200 ( 800-1000) Metode biaya rata-rata tertimbang (weighted average methods) Penimbang A = 10 Ke produk produk A = 10x25.000= 10x25.000= Rp Rp 250.000 250.000 B = #"7 C ____^ B =7.5x40.000= 300.000 C = 5 // ^ C = 5 x 25.000 = 300.000 D = 2 D = 2 x 75.000 = 150.000 Jumlah Rp 1.000.000 r • • u 200.000.000 200.000.000 _. -„„ Cost rata rata-r -ra ata per unit penimb imbang = — — = Rp 20U Alokasi Alokasinya nya Ke produk produk A = 250.000 250.000 x Rp 200 = Rp 50.000 50.000.000 .000 B = 32^000 x Rp 200 = 64.000.000 C = 300.00 .000 x Rp 200 = 60.00 .000.00 .000 D = 150.000 x Rp 200 = 30.000.000 JumlahRp 200.000.000 200.000.000 Kesimpulan : Semua produk laba " tergantung pada penimbang" 1 Metode nilai jual relatif (sales value methods) Untuk setiap Rp. 1 peniuakn alokasi joint cost = 200.000.000 _ 72 398 0/0 v 276.250.000 Alc!:r.:inya Ke produk A = 72,398 % x 56.250.000 = Rp 40.723.875 B = 72,398 % x 70.000.000 = 50.678.600

C - 72,398 % x 90.000.000 = 65.158.725 D= 72,398 %x 60.000.000 = 43.4J8.800 JumlahRp 200.000.000 200.000.000 Kesimpulan : Tiap jenis produk memperoleh laba sebesar 27,602 % Bukti: Produk A = 2.250 - (72,398 % x 2.250) x 100% 2.250 = 27,602% Produk C = 1.500 - (72,398 %x 1.500) x 100% 1.500 = 27,602% Harga jual Hipotesis = A = 69,93 % x 62.500.000 = B = 69,93 % x 76.000.000 = C = 69,93 % x 95.000.000 = D = 69,93 % x 52.500.000 = Jumlah 56.206.250 69.147.000 91.433.500   ________ ________ 59.213.250 200.000.000 + 76.000.000 = 276.000.000 Cost per unit A = 56.206.250/25.000 = 2248,25 B = 69.147.000/40.000 = 1728,675 C = 91.433.500/ 60.000 = 1523,89 D = 59.213.250/ 75.000 = 789,51 Contoh 2. Metode Metode satuan fisik (physical (physical unit unit cost cost methods) methods) Misalnya Misalnya perusaha perusahaan an penyulinga penyulingan n setiap setiap mengola mengolah h minyak minyak mentah mentah sebanya sebanyak k 25.500 25.500 barel barel menghasi menghasilkan lkan beberap beberapa a macam macam produk. produk. Untu Untuk k peng pengol olah ahan an miny minyak ak ment mentah ah ters terseb ebut ut dike dikelu luar arka kan n biay biaya a bers bersam ama a sebe sebesa sarr Rp 200.0 200.000 00.0 .000 00,, maka maka Perhi Perhitun tunga gan n aloka alokasi si biaya biaya bersa bersama ma kepad kepada a masin masing-m g-mas asing ing produ produk k dilakukan dilakukan berdasarkan berdasarkan persentase persentase kuantitas masing-masing masing-masing produk tersebut disajikan pada label berikut ini.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN (BYPRODUCT) Telah diuraikan sebelumnya bahwa produk sampingan bukan merupakan tujuan utama dati proses produksi, meskipun ikut menikmati biaya bersama. Nilai jual produk sampingan relatif  renda rendah, h, sehing sehingga ga meng mengalo alokas kasika ikan n biaya biaya bersa bersama ma untuk untuk untuk untuk pene penentu ntuan an harga harga produ produk k sampinga sampingan n menjadi menjadi tidak tidak signifika signifikan. n. Metode Metode akuntan akuntansi si produk produk samping sampingan an dapat dapat dibeda dibedakan kan menjadi dua, yaitu : 1. Metod Metode-m e-met etod ode e yang yang tidak tidak menco mencoba ba menghit menghitun ung g harga harga pokok pokok produ produk k sampi samping ngan an atau atau persediaannya, tetapi memperlakukan pendapatan penjualan produk sampingan sebagai pendapatan atau pengurang biaya produksi. Metode ini biasa disebut Metode Tanpa Harga Pokok (non cost methods) 2. Metode-m Metode-meto etode de yang mencob mencoba a mengaloka mengalokasika sikan n sebagian sebagian biaya bersama bersama kepad kepada a produk produk sampinga sampingan n dan menentu menentukan kan harga harga pokok pokok persedia persediaan an produk produk atas atas dasar dasar biaya biaya yang yang dialoka dialokasika sikan n tersebu tersebut. t. Metode Metode ini dikenal dikenal dengan dengan Metode Metode Harga Harga Pokok Pokok (cost (cost methods) methods) metode tanpa harga pokok (non cost method) Beberapa Beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjuakn produk sampingan sampingan yang dapat dipakai dalam metode ini antara lain : 1. Pendapatan Pendapatan penjualan penjualan produk produk sampingan sampingan diperlakukan diperlakukan sebagai sebagai penghasilan penghasilan di luar usaha (other income) 2. Pendapatan Pendapatan penjualan penjualan produk sampingan sampingan diperlakukan diperlakukan sebagai sebagai tambahan pendapatan pendapatan penjualan produk utama 3. Pendapatan Pendapatan penjualan penjualan produk sampingan sampingan diperlakukan diperlakukan sebagai sebagai pengurang pengurang harga pokok pokok

penjualan 4. Pendap Pendapata atan n penjual penjualan an produk produk sampinga sampingan n diperlaku diperlakukan kan sebagai sebagai pengura pengurang ng total total harga harga pokok produksi Pendap Pendapata atan n penjual penjualan an produk produk samping sampingan an diperlak diperlakuka ukan n sebagai sebagai pengha penghasila silan n di luar luar usaha usaha (other income) Dalam Dalam metode metode ini pendap pendapatan atan yang yang diperol diperoleh eh dari penjual penjualan an produk produk samping sampingan an dikurang dikurangii dengan penjualan penjualan returnya dicatat dalam rekening "Pendapatan "Pendapatan Penjualan Penjualan Produk Sampingan" Sampingan" dan pada akhir akhir periode periode akuntansi akuntansi di tutup tutup ke rekening rekening Rugi Laba. Laba. Rekenin Rekening g pendap pendapatan atan penj penjua uala lan n prod produk uk samp sampin inga gan n dica dicant ntum umka kan n dala dalam m lapo lapora ran n laba laba rugi rugi dala dalam m kelo kelomp mpok ok penghasilan di luar usaha (other income]. Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang : a. Nilai Nilai produk produk sampinga sampingannya nnya tidak tidak begitu begitu penti penting ng atau atau tidak dapa dapatt ditentuka ditentukan. n. b. Penggu Penggunaa naan n metode metode yang lebih lebih teliti memerlu memerlukan kan biaya biaya yang yang yang tidak tidak sebandin sebanding g dengan dengan manfaat yang diperoleh. c. Saat Saat terp terpis isah ahny nya a prod produk uk samp sampin inga gan n deng dengan an produ roduk k utam utama a tida tidak k begi begitu tu jela jelas s dan dan pembebanan harga pokok produk sampingan kepada produk utama tidak mengakibatkan perbedaan yang mencolok pada harga pokok produk utama. Sedangkan kelemahan metode ini adalah : a. Apabila Apabila pada pada akhir akhir periode periode terdapat terdapat persedi persediaan aan produk produk samping sampingan, an, maka timbul timbul masala masalah h peni penilai laian an perse persedi diaa aan n untuk untuk tujua tujuan n pemb pembua uatan tan nerac neraca a perus perusah ahaa aan. n. Bila Bila metod metode e ini ini digunakan maka nilai pasar persediaan produk sampingan tersebut harus dilaporkan dalam neraca sebagai catatan kaki. b.

c.

Dapat mengakibat mengakibatkan kan penandin penandingan gan pendapata pendapatan n dengan dengan biaya tidak dalam dalam perio periode de vang tepat. tepat. Pada saat produk sampingan sampingan selesai selesai diproduksi diproduksi tidak dibuat dibuat jurnal jurnal pencatatan pencatatan dan pencatatan pencatatan baru dilakukan pada saat dijual. Tidak adanya adanya pengawasan pengawasan terhadap terhadap persediaan persediaan produk produk sampingan, sampingan, sehingga sehingga hal ini membuka membuka kesempatan kesempatan untuk terjadiny terjadinya a penggelapan penggelapan terhadap produk sampingan. sampingan. d. Meskipun Meskipun nilai nilai jual produk produk sampin sampingan gan relati relatiff rendah rendah,, tetapi tetapi kalau kalau pendap pendapata atan n penjua penjualan lannya nya dilapor dilaporkan kan sebaga sebagaii penghasilan di luar usaha, hal ini akan mengaburkan gambaran menyeluruh tentang hasil usaha perusahaan.

Contoh perlakuan dari metode ini adalah : PT. OKB Income Statement BulanDesember 2002 Sales xxxx xxxxxx xxx x Cost of Good Sales/HPP Gross Pro Proffit xxxxxxx Operating expense Mark Market etin ing g expe expens nse e xxxx xxxxxx xxx x Gene General ral & Admi Adminis nistra tratio tion n expe expens nse e xxxxxx xxxxxxx x Total operating expense xxxxxxx Net operating expense xxxxxxx Other income and other expense Other income Inc Income from rom sa sales of of by by pro prod duct xxxx xxxxxx xxx x Other expense Interest expense ' xxxxxxx Other in income (e (expense) xxxxxxx Income before before extra extra ordinary ordinary xxxxxxx

xxxxxxx -

Extra tra ord ordiinary gain (lo (los ss) xxxx xxxxxx xxx x Net income before taxxxxxxxx Income tax (PPh) xxxxxxx Net income xxxxxxx Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan pendapatan penjualan produk utama Metode ini merupakan variasi metode pertama sebelumnya. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (produk utama maupun produk sampingan) untuk menghitung laba kotor. Sales xxxx xxxxxx xxx x Inc Income from rom sa sales of of by by pro prod duct xxxx xxxxxx xxx x+ Total Sales xxxxxxx Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang hatga hatga pokok penjualan Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari harga pokok penjualan sehingga menghasilkan laba kotor. Sales xxxx xxxxxx xxx x Cost of Good Sales/HPP xxxxxxx Income from sales of by product (xxxxxxx) xxxxxxx Gross Pro Proffit xxxxxxx Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total harga pokok produksi Baha Bahan n bak baku u yan yang g dip dipak akai ai Rp. Rp. 1.0 1.000 00.0 .000 00 Biaya Tenaga Kerja langsung 500.000 Biaya Overhead Pabrik 500.000 Total Total Biaya Biaya Produksi Produksi Rp. 2.000.0 2.000.000 00 Hasi Hasill pen penju jual alan an by prod produc uctt 250. 250.00 000 0 Total Total biaya biaya produk produksi si setela setelah h dikuran dikurangi gi by product product Rp. 1.750 1.750.00 .000 0 Persediaan Persediaan akhir barang jadi ___ 175.000 175.000 CGS/HPP Rp. 1.750.000 Metode Nilai Pasar (reversal cost methods) Metode perlakuan produk sampingan ini pada dascirnya sama dengan metode terakhir yang telah dibicarakan diatas. Terdapat sedikit perbedaan dengan metode ini, yaitu bila pada metode yang terakhir diatas yang dikurangkan dari total biaya produksi adalah pendapatan penjualan sesungguhnya produk sampingan, sedangkan pada metode nilai pasar ini yang diknrangkan adalah taksiran nilai pasar produk sampingan. Metode ini mencoba menaksir biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya. Contoh 3. Biaya bersama yang dikeluarkan untuk memproduksi 50.000 Kg produk utama dan 5.000 kg produk sampingan sejumlah Rp 32.000.000. Setelah terpisah dari produk sampingan, produk utama dapat laku dijual tanpa harus melalui pengolahan lebih lanjut. Nilai pasar produk sampingan Rp 200 per Kg. Biaya pemasaran produk sampingan ditaksir 5 % dari harga jual dan laba kotor ditaksir 20 % dari harga jualnya. Biaya-biaya pengolahan produk sampingan yang dikeluarkan setelah produk sampingan terpisah dari produk utama diperkirakan berjumlah Rp 500.000. Penghitungan harga pokok produk utama dan produk sampingan adalah sebagai berikut : metode harga pokok (costmethod^) Metode Biaya Pengganti (replacement cost methods) Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan yang produk sampingannya dipakai dalam pabrik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang diperhJtungkan dalam

produk sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya pengganri (replacement cost) yang berlaku di pasar. Jurnlah ini kemudian dikreditkan pada rekening Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku , sehingga mengurangi biaya prcduksi utama. Pengurangan biaya produksi utama ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan persediaan produk utama menjadi lebili rendah. Contoh 4 Misalkan diketahui data berikut ini : Jumlah biaya produksi untuk 27.000 kg produk utama Jumlah pendapatan penjualan produk utama : 25.000 x Rp 200 Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama Biaya pemasaran dan administrasi umum Persediaan akhir produk utama Pendapatan penjualan mfcga {>okok penjualan : Biaya produksi : Dikutangi : biaya pengganti ptoduk satnpingan D&ut angL : Petsediaatv akkit 2.000 Laba kotorLaporan laba rugi dari data perusahaan diatas adalah sebagai berikut: Pendapatan pe penjualan pr produk ut utama Rp 5. 5.000.000 Harga pokok penjualan: Biaya produksi: Rp 2.500.000 Dikurangi: biaya pengganti produk sampingan ____250.000 Rp 2.250.000 Diku Dikura rang ngi: i: Pers Persed edia iaan an akhi akhirr 2.0 2.000 00 Kg x kp kp 90 * 180. 180.00 000 0 Rp 2.070.000 Labakotor Rp 2.930.000 Biaya pemasaran dan administrasi umum ____180.000 Laba bersih sebelum pajak v Rp 2.750.000 * 2.250.000 : 25.000 = Rp 90 Jelaskan pengertian biaya bersama dan berikan contohnya 2. Jelaskan perbedaan antara produk bersama, produk sampingan dan produk sekutu Berikar d contoh untuk masing-masing jenis tersebut. 3. Sebutkan dan Jelaskan beberapa metode untuk alokasi biaya bersama 4. Jelaskan perkkuan terhadap produk sampingan dalam metode tanpa harga pokok (non cost methods) 5. Sebutkan dan Jelaskan berbagai perlakuan terhadap produk sampingan dalam metode harga pokok (cost methods) 6. PT. Rizki menghasilkan produk bersama A, B, C dan D dengan jumlah biaya bersama sebesar Rp 160.000.000. Kuantitas yang diproduksi: A 32.000 unit, B 28.000 unit, C 40.000 unit dan D 100.000 unit. Masing-masing produk (A,B,C dan D) dijual pada saat titik pisah dengan harga per unit masing-masing Rp 2.000, Rp t?500, Rp 1.250 dan Rp 800. Informasi dan alokasi biaya bersama PT.Rizki digambarkan pada label dibawah iniDari data soal diatas, alokasikan biaya bersama kepada produk bersama dengan menggunakan metode : a. Biaya rata-rata per satuan b. Biaya rata-rata tertimbang c. Harga jual relatif  7. PT. Amelia memproduksi produk X, Y dan Z dalam suatu proses bersama, informasi yang berkaitan dengan produk-produk tersebut disajikan pada tabel dibawah ini:Dari tabel diatas, hitunglah : a. Alokasi Biaya bersama untuk produk X dengan menggunakan metode nilai jual relatif b.

Alokasi Biaya bersama untuk produk Y dengan menggunakan metode unit fisik c. Nilai jual produk Y pada saat titik pisah (split off point) d. Biaya bersama yang dialokasikan kepada produk bersama atas dasar nilai jual hipotetis, biaya bersama yang dialokasikan kepada produk Z adalah sebesar :

Mulyadi, Akuntansi Biaya, edisi 5, Cetakan Ketiga, Penerbit Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yogjakarta, 1993 Akuntansi Manajemen, edisi 3, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001 Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 1999 Halim, Abdul, Soal Jawab Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit BPFE Jogyakarta, Yogyakarta, 1988 Garrison, Ray., dan Eric Noreen, Akuntansi Manajerial, Buku 1, diterjemahkan oleh Totok Budisantoso, Penerbit Salaemba Empat, Jakarta , 2000 Horngren, Foster, dan Datar, Cost Accounting : A Managerial Emphasis, 9 ^ ed, Englewood Clift, New Jersey : Prentice Hall International, 1997

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF