bab 4 perancangan mesin
July 13, 2019 | Author: Restu Khusairy | Category: N/A
Short Description
roda gigi lurus...
Description
BAB 4 PENGOLAHAN DATA RANCANGAN Roda Gigi 1
Roda Gigi 3 Poros input
Poros Bintang
Roda Gigi 2
Poros output
Roda Gigi 4
Gambar 4.1 asembly roda gigi 4.1 Data Roda Gigi yang Diketahui
Daya yang di r encanakan = 2 0 Putaran poros penggerak penggerak i n put put n = 1200 12 00 Putaran poros penggerak kedua =600 Putaran poros penggerak ketiga =250
Penentuan besarnya modul (m) menggunakan Diagram menggunakan Diagram Pemilihan Modul Roda Roda Gigi Lurus (lenturan) hal. (lenturan) hal. 436 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala. Dengan: -
udut tekanan α = 20° Lebar gi g i b = 10 m ∶=4 Daya yang di r encanakan N = 20 kW Putaran poros penggerak penggerak input put n = 1200 rpm 20
4.2 Penentuan Transmisi Roda-Roda Gigi
,, = = 1200 600 = 2 ,, = = 600250 =2,4
4.2.1 Pemilihan Bahan Roda Gigi
Pemilihan bahan roda gigi berdasarkan pada Tabel Tegangan Lentur yang Diperbolehkan hal. 440 dan Tabel Faktor Tekanan Permukaan yang Diperbolehkan hal. 443 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala. Bahan yang digunakan :
Baha Bahann ∶ S 55 C Yield Point MPa → 585800 MPa MPa [σ] ∶ 404000 606000 MPa S ∶ 2,5 Dinamiamis I,I, Golongan I Safety Factor σ ∶ σS = 5802,MPa Yield Point yang diizinkan 232 MPa MPa 5 = 232 HBr Kekerasan Brinell HBr ∶ 185285 →250 Tekanan Permukaan yang diperbolehkan Kh ∶ Baja 250250 →0,86 4.2.2 Perhitungan Roda Gigi Pasangan I Penentuan jumlah gigi [ Z ] ] berdasarkan pada penjabaran hal. 433 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala, diketahui bahwa jumlah gigi minimum tergantung dari sudut tegangan [ ]. Pada perancangan ini penulis menggunakan data :
[ ]
# Jumlah gigi minimum
[ Z min ] = 17 buah (Teori) (Teori) & 14 buah (Praktek)
# Jumlah gigi roda gigi 1 [ Z 1 ]
o
= 20 .
# Sudut tegangan
= 20 buah
Penentuan Jumlah Gigi
,, = == 2,, ×20 × = 40 ℎ
21
x
x
x
Gambar 4.2. Roda Gigi Pasangan I
Dimensi Roda Gigi
==× 4 ×2 × 2 0 = 80 ==× 4×4 4× 4 0 = 161600 2 = 80 = 2160160 = 121200 1 == 802. 2.4 = 88 == 8021,211,.1.4 = 73,4
2 == 160 2. 2.4 = 161688 == 160 21,1. 16 0 21, 2 1, 1. 1 . 4 4 = 153 153,,4
Pemeriksaan Kekuatan Bahan 22
=955500× 20 =955500× 1200 =15925 =159250 Momen Puntir
Gaya Tangensial
= 2× = 2×159250 80 =3981,25 ==3981, ×tan 2 5 ×tan20° =1449,05 = √ 3981,75525 1449,05 ==4236, Gaya Radial
Gaya yang Bekerja Pada Roda Gigi (Garis Tegangan)
Perhitungan Terhadap Lenturan
< . 441 = ×× =20 ℎ → =0, 3 20 3981,25320×3 = 30×0, =20 ℎ → =0, 320 =103,67 ≤ =10×=10×3=30
Pemeriksaan Terhadap Tekanan Permukaan
=(1)× × 3981,25 = (122)× 80×30 =2,48 > 23
Karena
lebih besar dari
, maka bahan roda gigi diperkeras sesuai
Tabel Faktor Tekanan Permukaan yang Diperbolehkan hal. 443 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala, menjadi :
400→ =400 =3,11 4.2.3 Perhitungan Roda Gigi Pasangan II
Penentuan Jumlah Gigi
, = =2, =,4××35 = 98 ℎ
,, =2,8 =14 ℎ → =35 ℎ x
x
Gambar 4.3 Roda Gigi Pasangan II Gambar b
Dimensi Roda Gigi
==× 4 ×35 = 140 ==× 4×84 =336 24
= 140 2336 = 2 =238 3 =140 = 2.2. 3 =146 =140 = 21, 1 . 21, 1 . 3 =133,4
4 ==336 2.2. 3 =342 == 336 21, 1 . 21, 1 . 3 =329,4
Pemeriksaan Kekuatan Bahan
=955500× 20 =955500× 600 =31850 =318500 Momen Puntir
Gaya Tangensial
= 2× = 2×318500 140 =6825 ==6825 ×tan ×tan20° =2484,72 Gaya Radial
Gaya yang Bekerja Pada Roda Gigi (Garis Tegangan)
= √ 682572 2484,72 ==7264, 25
Perhitungan Terhadap Lenturan
< . 441 = ×× =35 ℎ → =0,383 6825 383×3 = 30×0, =197,99 ≤ =10×=10×3=30
Pemeriksaan Terhadap Tekanan Permukaan
=(1)× × 6825 = (12,2,4 4)× 140 ×30 =2,3 > Karena
lebih besar dari
, maka bahan roda gigi diperkeras sesuai
Tabel Faktor Tekanan Permukaan yang Diperbolehkan hal. 443 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala, menjadi :
400→ =400 =3,11
26
Tabel Ringkasan Poros
Pasangan
I
II
Roda
n
Gigi
( rpm )
1
1200
2
600
3
600
4
250
M Pasangan I II
i
P
2
2,4
(buah)
( mm )
20
80
88
73,4
40
160
168
153,4
35
140
146
133,4
84
336
342
329,4
P
T
R
( N )
159250
3981,25
318500
d0
P
( Nmm )
6825
d
Z
d Kepala
P N
Kaki
a
( mm ) ( mm )
(mm)
238
H
( N )
( N )
( MPa )
( MPa )
1449.05
4236,75
103,67
2,48
2484,09 7264,72
197,99
2,3
27
(mm)
120
b
b
30
4.3 Perhitungan Poros
Gambar 4.4. Poros Input
4.3.1 Perhitungan Poros 1
Pemilihan Bahan Poros Bahan
: S 45 C :
350500 →400 = , =160
: 2,5 (Dinamis II, Gol I) :
50 mm
50 mm
Gambar 4.5. Aksi reaksi poros input
28
Perhitungan Momen Lentur Akibat Gaya Pn
= × × 50×50 =4236,755 × 5050 =105918,875
Perhitungan Momen Total
= 34 = 105918,875 159250 =√ 1,1810 1,910 =175499,2877
Perhitungan Diameter Poros
= 10× 2 877 = 10×175499, 160 =20,6 ≈25
Gambar 4.6 Diameter Poros
=1,52 =1,5 ×25 =50 29
4.3.2 Perhitungan Poros 2
Gambar 4.7. Poros Bintang
Pemilihan Bahan Poros Bahan
: S 45 C :
330450 →400 = , =160
: 2,5 (Dinamis II, Gol I) :
C= 200
A = 50 mm
d: 50 mm
Gambar 4.8. Aksi reaksi poros bintang
Perhitungan Momen Lentur Akibat Gaya Pn
Momen terhadap titik A
Ʃ =0 0 =... 7 2 200 50 = 4236,755 50507264, 200 50 =6760,059 30
Momen terhadap titik B
Ʃ =0 0 =... 4236, 7 5 250 = 7264,725050 200 50 = 2319,842
Gambar 4.9. Moment poros bintang
Momen terhadap titik
=. . ∶==50 =4236,7550502319,8 250 =89749,8 ∶==300 + =4236,75 25050 1794,96 200 =692924,9
Perhitungan Momen Total
= 34 = 692924,9 318500 =745806,01 31
Perhitungan Diameter Poros
= 10× 0 1 = 10×745806, 160 =35,98 ≈40 =1,52 =1,5 ×40 =60
Perhitungan Poros Bintang untuk Poros II
dL di
Lmin
2
D
Gambar 8. Poros Bintang pada Poros
Berdasarkan tabel daftar poros bintang DIN 5463 (hal. 256 Diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala), didapatkan data sebagai berikut. o
Diameter dalam [ d i ]
= 42
mm
o
Diameter luar
[ d L ]
= 48
mm
o
Jumlah pasak
[i]
=8
buah
o
Lebar pasak
[b]
=8
mm
= 2310 Ncm / mm
M 10
o
Panjang pasak bintang untuk naaf dan porosnya dari baja [ L min ] :
L min
M P =
0,7 M 10
30712,5 Ncm =
28,9mm 30mm
0,7 2310 Ncm / mm 32
4.3.3 Perhitungan Poros 3
Gambar 4.10. Poros output
Pemilihan Bahan Poros Bahan
: S 45 C :
350500 →400 = , =160
: 2,5 (Dinamis II, Gol I) :
50 mm
50 mm
Gambar 4.11. Aksi reaksi poros output
33
Perhitungan Momen Lentur Akibat Gaya Pn
× = × 50×50 =7264,72 × 5050 =1816180
Perhitungan Momen Total
= 34 = 1816180 76440 =√ 1,1810 7,610 =2440454,3
Perhitungan Diameter Poros
= 10× 3 = 10×2440454, 160
=53,19 ≈60 Tabel Ringkasan Poros _
POROS Bahan
M
P
( MPa )
( Nmm )
M
L
M
T
d
D
d n
( Nmm )
( Nmm )
( mm )
( mm )
( mm )
I
S 45 C
160
159250
105918,875
175499,28
25
30
50
II
S 45 C
160
318500
692924,9
745806,01
40
45
60
III
S 45 C
160
1816180
76440
60
65
120
34
2440454,3
4.4 Perhitungan Bantalan b
D
Gambar 4.12. Sketsa Bantalan
Data Bantalan
o
o
Jenis
o
Model
o
Merk
: Bantalan Radial
: Cylindrical Roller Bearings : SKF
Rumus Beban Ekuivalen untuk Bantalan Radial :
P = xvR yA Dimana : P : Beban Ekuivalen
[ N ]
R
: Beban Radial yang Bekerja
[ N ]
A : Beban Aksial yang Bekerja
[ N ]
35
x
:
Faktor Radial dari Bantalan Untuk perhitungan digunakan x = 1
y
:
Faktor Aksial dari Bantalan Untuk perhitungan digunakan y
= 0,
karena pada Roda Gigi Lurus tidak
terdapat Gaya Aksial. v
: Faktor Perputaran, tergantung dari cincin mana yang berputar dan bahan yang digunakan. v = 1 bila cincin dalam berputar v = 1 – 1,25 bila cincin luar berputar, untuk bantalan merk SKF dapat digunakan v
o
= 1.
Rumus beban dinamis yang diperlukan untuk merusak bantalan :
C = P ×
, =
=
Dimana :
C : Beban Dinamis yang perlu untuk merusak bahan
[ N ]
P : Beban Ekuivalen
[ N ]
f L : Beban Dinamis
n
: Putaran Poros
[ rpm ]
Lh : Umur Bantalan
[ jam ]
Berdasarkan Tabel Daftar Umur Bantalan hal. 298 Diktat Elmes Ir. Indra Tedjakumala, untuk perhitungan digunakan Lh
= 12.000 – 20.000 jam ,
yakni dengan macam peralatan untuk pemakaian 8 jam, tetapi pembebanan tidak penuh.
36
4.4.1 Perhitungan Bantalan pada Poros 1
Beban Ekuivalen (Berdasarkan diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala hal.294)
=... Digunakan : Cylindrical Roller Bearings Sehingga nilai
=1 ,=0 ,=1
∴=... =1.1.1.1449,05 0.0 =1449,05
Beban Dinamis
= 500
adalah umur bantalan, dapat dilihan dalam diktat Elemen Mesin Ir.
Indra Tedjakumala hal.298 Macam peralatan yang digunakan adalah perlatan untuk pemakaian 8 jam tetapi pembebanan tidak penuh, dengan nilai
=1200020000
∴ = 500 = 15005000 =3,1
= 33, 3 ℎ. 297
33,3 = 1200 =0,302
37
Jadi, beban dinamis yang perlu untuk merusak bantalan
= × =4236,75 × 0,3,3102 =38821,62
Dari perhitungan diatas diperoleh data : (Berdasarkan Tabel Cylindrical Roller Bearings dalam Diktat Elemen Mesin Ir. Indratedjakumala hal.627)
No. Bantalan : NU 305 ECP
b
: 24 mm
C
: 56100
d
: 25 mm
Co
: 63500
D
: 62 mm
4.4.2 Perhitungan Bantalan pada Poros 2
Beban Ekuivalen (Berdasarkan diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala hal.294)
=... Digunakan : Cylindrical Roller Bearings
=1 ,=0 ,=1 ∴=... =1.1.1656,06 0 =1656,06 Sehingga nilai
Beban Dinamis
= 500
38
adalah umur bantalan, dapat dilihan dalam diktat Elemen Mesin Ir.
Indra Tedjakumala hal.298 Macam peralatan yang digunakan adalah perlatan untuk pemakaian 8 jam tetapi pembebanan tidak penuh, dengan nilai
=1200020000
∴ = 500 = 15005000 =3,1
= 33, 3 ℎ. 297 = 36003,3 =0,38
Jadi, beban dinamis yang perlu untuk merusak bantalan
= × =7264,72 × 0,3,318 =59264,82
Dari perhitungan diatas diperoleh data : (Berdasarkan Tabel Cylindrical Roller Bearings dalam Diktat Elemen Mesin Ir. Indratedjakumala hal.627)
No. Bantalan : NU 305 ECP
b
: 23 mm
C
: 70400
d
: 40 mm
Co
: 82800
D
: 62 mm
39
4.4.3 Perhitungan Bantalan pada Poros 3
Beban Ekuivalen (Berdasarkan diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala hal.294)
=... Digunakan : Cylindrical Roller Bearings Sehingga nilai
=1 ,=0 ,=1
∴=... =1.1.3477,730.0 =3477,73
Beban Dinamis
= 500
adalah umur bantalan, dapat dilihan dalam diktat Elemen Mesin Ir.
Indra Tedjakumala hal.298 Macam peralatan yang digunakan adalah perlatan untuk pemakaian 8 jam tetapi pembebanan tidak penuh, dengan nilai
=1200020000
∴ = 500 = 15005000 =3,1
= 33, 3 ℎ. 297 = 32503,3 =0,51
40
Jadi, beban dinamis yang perlu untuk merusak bantalan
= × =7264,72 × 0,3,511 =59264,82
Dari perhitungan diatas diperoleh data : (Berdasarkan Tabel Cylindrical Roller Bearings dalam Diktat Elemen Mesin Ir. Indratedjakumala hal.627) (2 buah bantalan)
No. Bantalan
: NU 305 ECP
b
: 17 mm
C
: 40200
d
: 25 mm
Co
: 42700
D
: 62 mm
4.5 Perhitungan Pasak dan Poros Bintang 4.5.1 Perhitungan Pasak Poros 1
Berdasarkan perhitungan, diketahui diameter poros 1
=25
Untuk acuan digunakan Tabel N161 dalam diktat Elemen Mesin Ir. Indra Tedjakumala hal.265, didapat :
-
Garis tengah sumbu [d]
: 24-30 mm
-
Lebar badji/pasak
[L]
:
8
mm
-
Tinggi badji
[t]
:
7
mm
Besarnya gaya yang bekerja pada pasak (P) :
= 2× = 2×159250 25 =12740 41
Berdasarkan Tabel Daftar Tekanan Bidang yang diizinkan [MPa] hal.254, dengan bahan : Bd 37 didapat data sebagai berikut :
∶65 ∶55
-
Tegangan permukaan yang diperbolehkan
-
Tegangan tarik yang diperbolehkan
-
Tegangan geser yang diperbolehkan
∶36
Perhitungan Panjang Pasak [L] :
= ℎ2 × < = ℎ × 212740 = 72 ×65 =56
Berdasarkan Tabel DaftarPanjang Badji Keras dan Ringan, Ukuran Kepala Badji (Tabel N162) hal. 266, didapat data : -
Garis tengah sumbu [d]
: 24-30
mm
-
Lebar badji
[L]
:
8
mm
-
Tinggi badji
[t]
:
7
mm
-
Panjang badji
[P/L]
: 40;60;80 mm
Untuk panjang badji diambil L = 40 mm, karena mendekati nilai L pada perhitungan.
42
4.6 PERHITUNGAN TEMPERATUR RODA GIGI
Dengan adanya kehilangan daya, biasanya akan mengakibatkan panas yang harus dialirkan untuk menjaga kenaikan temperatur yang menurunkan viskositas dari minyak pelumas.
Perhitungan Kehilangan Daya Pasangan I (Roda Gigi 1&2) (
= ( 0,085 – 0,17) . ( +
= 0,1.
):
)N
. 30
= 0,203 kW
Perhitungan Kehilangan Daya Pasangan II (Roda Gigi 2 & 3) [ Lm ] : 2
Dik: ε: 2,5 pd roda gigi miring
: 0,05 – 0,1
− .,.,
=(
=
).
.N
.
. 30
= 0,306 kW
=
+
= 0,203 + 0,306 = 0,509
43
Perhitungan Kehilangan Daya karena Gesekan pada Minyak Pelumas pada Pasangan I (Roda Gigi 1 & 2) Dik :
v :
o
E
1500 rpm
7,062
:
m det
:11
Baja dengan
=
470 – 1000 MPa
Dari Tabel Daftar Viskositas Dengan Temperatur Di Bawah 100 C .
Lo
1
o
= 0,0075 v b
E
200 Z 1 Z 2
[ kW ]
200 = 0,0075 7,06 4 11 18 81 = 0,98 kW
Perhitungan Kehilangan Daya karena Gesekan pada Minyak Pelumas pada Pasangan II (Roda Gigi 3 & 4) [ Lo ] : 2
Lo
2
= 0,0075 v b
o
E
200 Z 3
Z 4
= 0,0075 1,56 4,5 11
[ kW ]
200 24 96
= 0,22 kW Perhitungan Kehilangan Daya pada Bantalan Pasangan I (Roda Gigi 1 & 2) [ L B ] : 1
L B
1
7
= 5,25 10 = 5,25 10
7
Q f d n [ kW ]
5649 0,01 25 1500
= 1,1 kW
44
Perhitungan Kehilangan Daya pada Bantalan Pasangan II (Roda Gigi 3 & 4)[ L B ] : 2
L B = 2
7
5,25 10
= 5,25 10
7
Q f d n [ kW ]
16385 0,01 35 333,3
= 1,0 kW
Perhitungan Kehilangan Daya Total [ L ] :
4.6.2
L
=
L1
= 0,203 + 0,98 + 1,1 = 2,28 kW
L2
= 0,306 + 0,22 + 1,0 = 1,53 kW
Lm
+
Lo
+
L B [ kW ]
EFISIENSI RODA GIGI
Perhitungan Efisiensi Roda Gigi Pasangan I (Roda Gigi 1 & 2) [ ] : 1
1
= =
N L N
30 2,28 30
= 0,924
Perhitungan Efisiensi Roda Gigi Pasangan II (Roda Gigi 3 & 4) [ ] : 2
2
= =
N L N
30 1,53 30
= 0,949
45
Besarnya Efisiensi Total pada Roda Gigi [ tot ] :
tot = 1 2
= 0,924 0,949 = 0,876
87,6
3.1.1 KENAIKAN TEMPERATUR
Perhitungan besarnya kenaikan temperatur [ t ] :
3
t
=
3528 10
Ltot
[ C ]
F d
Joule m 2 C det ik
Untuk v = 10
3
m det = 170 10
Perhitungan luas permukaan [ F d ] : F d = Wilayah I + Wilayah II + Wilayah III o
Perhitungan luas permukaan wilayah I [ W ] : 1
W 1
= L A
L B
LC
=
106 424 (268 440) (440 284)
=
143912 mm 2
o
[ m2 ]
0,144 m 2
Perhitungan luas permukaan wilayah II [ W ] : 2
W 2
=
L A L B
=
((366 236) 268 252 250 284
= 112456
0,112
m
LC
mm
2
2
46
o
Perhitungan luas permukaan wilayah III [ W 3 ] : W 3
= L A
L B
LC
= (((118 698) (190 6)) ((678 162) (98 620) (108 50)))
158 260 ( 468 284) (260 106) ( ) 2
= 221780
0,22
m
2
Perhitungan luas permukaan [ F ] : d
F d
= Wilayah I + Wilayah II + Wilayah III = (0,144 + 0,112 + 0,22 ) = 0,476
m
m
2
2
Perhitungan besarnya kenaikan temperatur [ t ] : 3
t
=
=
T
3528 10
Ltot
F d
3528 10
3
[ C ]
0,509
0,48 170 10
3
= 22,01 C
= t T ruangan = 22,01 C + 30 C = 52,01 C
47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Simpulan
Dalam merencankan roda gigi khususnya roda gigi lurus, yang memenuhi syarat dalam arti ukuran tidak berlebihan, namun dapat diijinkan kekuatannya. Perhitungan roda gigi lurus yang penulis rencanakan adalah salah satu dari banyak kemungkinan yang ada dari bentuk roda gigi, karena mungkin saja dibuat dengan ukuran yang berbeda dari penulis rencanakan. Dengan selesainya perhitungan perencanaan tugas roda gigi, diperoleh datadata sebagai berikut :
Daya yang direncanakan [ ] =20
Putaran poros penggerak (input)
[n]
=
1200
Putaran poros penggerak kedua
[ 2]
=
600
Putaran poros penggerak ketiga
[ 3]
=
250
Momen punter
[ Mp ] =
31850 Ncm
Gaya Tangensial
[ Pt ]
=
6825 N
Gaya Radial
[ Pr ]
=
2484,72 N
Gaya Tegangan
[ Pn ] =
7264,72
Diameter luar poros bintang
[ dl ]
=
40
Jumlah pasak
[I]
=
6
buah
Lebar pasak
[b]
=
4
mm
M10
=
570
Ncm/mm
mm mm
Tabel 5.1. Ringkasan roda gigi
Pasangan
I
II
n
Roda Gigi
( rpm )
1
1200
2
600
3
600
4
250
i
2
2,4
d
Z (buah)
d0 ( mm )
20
80
88
73,4
40
160
168
153,4
35
140
146
133,4
84
336
342
329,4
48
Kaki d Kepala ( mm ) ( mm )
a (mm)
b (mm)
120
238
30
Tabel 5.2. Gaya
Pasangan
Mp (Nmm)
PT (N)
PR (N)
P N (N)
(MPa)
K H (MPa)
I II
159250 318500
3981,25 6825
1449,05 2484,09
4236,75 7264,72
103,67 197,99
2,48 2,3
σ b
Tabel 5.3. Ringkasan poros _
POROS Bahan
( MPa )
5.2
M P
M L
( Nmm )
M T
d
D
d n
( Nmm )
( Nmm )
( mm )
( mm )
( mm )
I
S 45 C
160
159250
105918,875
175499,28
25
30
50
II
S 45 C
160
318500
692924,9
745806,01
40
45
60
III
S 45 C
160
76440
193306,5
25
30
50
181618
Saran
Penulis berharap dalam perancangan selanjutnya, mahasiswa dapat lebih memahami dan belajar bersungguh-sungguh pada mata kuliah Elemen Mesin, agar tidak ada kesulitan saat perancangan. Selain itu penulis mengharapkan adanya inovasi dalam rancangan, mengembangkan materi ran cangan dengan dilengkapi animasi 3 dimensi, dan direalisasikan.
49
DAFTAR PUSTAKA [1] Tedjakumala, Indra. 2008. Dasar Perencanaan Elemen Mesin. Jakarta.
[2] Sularso dan Suga, Kiyokatsu. 1991. Dasar Perancanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
[3] Sato, G. Takeshi., Sugiarto H N. 2000. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, Jakarta: PT. Paradnya Paramita.
50
LAMPIRAN LAMPIRAN I : Baja karbon untuk konstruksi mesin menurut JIS (Sumber : Tedjakumala, Indra, Ir., Dasar Perencanaan elemen mesin, hal 48) Standart dan Macam
Lambang
Kekuatan Tarik
Kekuatan Tarik (Mpa)
(Kg/mm2) S30C
48
480
S35C
52
520
Baja karbon konstruksi mesin (JIS
S40C
55
550
G4501)
S45C
58
580
S50C
61
620
S55C
66
660
S35C-D
53
530
S45C-D
60
600
S55C-D
72
720
Lambang
Kekuatan Tarik
Kekuatan Tarik (Mpa)
Batang baja yang difinish dingin
Standart dan Macam
(Kg/mm2) Bd 34
34
340
Bd 37
34
370
Baja karbon konstruksi mesin
Bd 41
41
410
menurut N702
Bd 44
44
440
Bd 50
50
500
Bd 60
60
600
Bd 70
70
700
Bd.t. 38
38
380
Baja tuang untuk konstruksi mesin
Bd.t. 45
45
450
menurut N 709
Bd.t. 52
52
520
Bd.t. 60
60
600
Bd.t. 70
51
LAMPIRAN II : Safety Factor (Sumber : Tedjakumala, Indra, Ir., Dasar Perencanaan elemen mesin, hal 14)
BEBAN
GOLONGAN
GOLONGAN
GOLONGAN
DATA
I
II
III
LAMA
Statis
1,7-2,0
1,9-2,3
2,7-3,4
3-4
Dinamis I
2,0-2,3
2,3-2,7
3,4-4,0
5-8
Dinamis II
2,3-2,7
2,7-3,2
4,0-4,7
8-10
LAMPIRAN III
: Daftar Poros bintang
(sumber : Tedjakumala, Diameter dalam dp (mm) 11 13 16 18 21 23 26 28 32 36 42 46 52 56 62 72
Indra, Ir., Dasar Perencanaan elemen mesin, hal 239 )
Ringan DIN 5462 Banyak dl Baji (i) mm 6 26 6 30 6 32 8 36 8 40 8 46 8 50 8 58 8 62 8 68 10 78
b mm 6 6 7 6 7 8 9 10 10 12 12
Menengah DIN 5463 Banyak dl b Baji (i) mm mm 6 14 3 6 16 3,5 6 20 4 6 22 5 6 22 5 6 28 6 6 32 6 6 34 7 8 38 8 8 42 7 8 48 8 8 54 9 8 60 10 8 65 10 8 72 12 10 82 12
52
Berat DIN 5464 Banyak dl Baji (i) mm 10 20 10 23 10 26 10 29 10 32 10 35 10 40 10 45 10 52 10 56 16 60 16 65 16 72 16 82
b mm 2,5 3 3 4 4 4 5 5 6 7 5 5 6 7
LAMPIRAN IV
: Nilai Koefisien Gesek dan Tekanan
(sumber : Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, hal 63 )
Bahan Permukaan Kontak
pa (kg/mm2)
μ Kering
Dilumasi
Besi cor dan besi cor
0,10 – 0,20
0,08 – 0,12
0,09 – 0,17
Besi cor dan perunggu
0,10 – 0,20
0,10 – 0,20
0,05 – 0,08
Besi cor dan asbes
0,35 – 0,65
-
0,007 – 0,07
Besi cor dan serat
0,05 – 0,10
0,05 – 0,10
0,005 – 0,03
Besi cor dan kayu
-
0,10 – 0,35
0,02 – 0,03
(ferrodo)
LAMPIRAN V
: Bahan pegas
(sumber : Tedjakumala,
Indra, Ir., Dasar Perencanaan elemen mesin, hal 315 ) (kg/mm2)
G (kg/mm2)
Hard drawn spring wire
100-200
8000
Oil tempered spring wire
100-200
8000
Music wire
150-300
8000
Annealed, high carbon wire
150-300
8000
Hot rolled, high carbon wire
120-130
8000
Chroms-vanadium steel
140-200
7500
Stainless steel (18-8)
110-200
7500
Phosphor bronze (4-6% tin)
65-100
4500
K-monel (spring temper)
110-120
7500
Z-nickel (spring temper)
120-150
7500
Beryllium copper
110-120
5000
Material
σ
53
View more...
Comments