Bab 2

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab 2...

Description

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

 A.

Lan das an Teori Teo ri 1.

Manajemen Manajemen Strategi

Manajemen strategik merupakan suatu proses yang dinamik karena berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi selalu memerlukan peninjauan ulang dan bahkan mungkin perubahan di masa depan. Salah satu alasan utama mengapa demikian halnya ialah karena kondisi yang dihadapi oleh satu organisasi, baik yang sifatnya internal maupun eksternal selalu berubah-ubah pula. Dengan kata lain strategi manajemen dimaksudkan agar organisasi menjadi satuan yang mampu menampilkan kinerja tinggi karena organisasi yang berhasil adalah organisasi yang tingkat efektifitas dan produktivitasnya makin lama makin tinggi. Manajemen

strategik

berkaitan

dengan

upaya

memutuskan

persoalan strategi dan perencanaan, dan bagaimana strategi tersebut dilaksanakan dilaksanak an dalam praktek. Manajemen strategik dapat dipandang sebagai sebagai hal yang mencakup tiga macam elemen utama. Terdapat adanya analisis strategik dimana penyusun strategi (strategis) yang bersangkutan berupaya

untuk memahami posisi strategik organisasi yang bersangkutan. Terdapat pula adanya pilihan strategik yang berhubungan dengan perumusan aneka macam arah tindakan, evaluasi, dan pilihan antara mereka. Akhirnya terdapat

pula

implementasi

strategi

yang

berhubungan

dengan

merencanakan merencanaka n bagaimana pilihan strategi dapat dilaksanakan.

10

 

Ketiga macam pendekatan dirangkumkan dalam gambar berikut:  Analisis Strategik

Pilihan Strategik

Implementasi Strategi

Gambar (01): Sebuah Model Dasar Dari Proses P roses Manajemen Strategik

Don Harvey dalam bukunya yang berjudul: ” Business policy and Strategic Management Management”, menyatakan pandangan-pandangan berikut tentang

manajemen strategik. Manajemen strategik berhubungan dengan proses memilih strategi dan

kebijakan

dalam rangka

upaya

memaksimasi sasaran-sasaran

organisasii yang bersangkutan. organisas bersangkutan. Manajemen strategik meliputi semua aktivitas yang menyebabkan timbulnya perumusan sasaran-sasaran organisasi, strategi-strategi dan pengembangan rencana-rencana, tindakan-tindakan dan kebijakan untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut untuk organisasii yang bersangkutan organisas bersangkutan secara total.  Adapun fokus fokus manajemen strategik strategik adalah pada pada lingkungan lingkungan eksternal eksternal dan pada operasi-operasi pada masa datang. Manajemen strategik mendeterminasi arah jangka panjang organisasi yang bersangkutan dan menghubungkan

sumber-sumber

daya

organisasi

yang

ada

dengan

peluang-peluang peluang-pelu ang pada lingkungan yang lebih besar. be sar.1  Manajemen Strategis (Strategic Management) merupakan kumpulan keputusan

dan

tindakan

yang

digunakan

dalam

penyusunan

dan

implementasi strategi yang akan menghasilkan kesesuaian superior yang

1

 

Nisjar, Karhi & Winardi. (1997;85). Manajemen Strategik. Strategik.

11

 

kompetitif antara organisasi dan lingkungannya, untuk meraih tujuan organisasi. Menurut Fred R. David, manajemen strategik adalah seni dan ilmu untuk ’formulasi-implementasi dan evaluasi’ keputusan-keputusan yang bersifat lintas fungsional, yang digunakan sebagai panduan tindakan bagi fungsi SDM, pemasaran keuangan, produksi, dan lain-lain agar organisasi dapat mencapai tujuannya. Keputusan-keputusan yang bersifat lintas fungsional inilah yang dapat ditafsirkan dit afsirkan sebagai sebagai strategi. strategi. PERUMUSAN STRATEGI & PERENCANAAN TINDAKAN

PERBAIKAN RUMUSAN/ IMPLEMENTASI STRATEGI

MANAJEMEN STRATEGIK

IMPLEMENTASI STRATEGI

EVALUASI DAN PENGENDALIAN STRATEGI

Gambar (02): Manajemen Strategik PDCA

Manajemen strategik juga dapat dipandang sebagai proses untuk mengelola strategi agar rumusan strategi dapat dijalankan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Seperti kegiatan manajemen yang lain, kegiatan mengelola strategi perlu kegiatan PDCA (PlanningDoing-Controlling-Actuating), sehingga keseluruhan kegiatan manajemen strategi menjadi seperti yang ditunjukkan oleh gambar, manajemen srategik-

12

 

PDCA, yaitu terdiri dari kegiatan Perumusan Strategi, Pelaksanaan atau Implementasi Strategi, Evaluasi dan Pengendalian Strategi serta Tindakan Perbaikan

terhadap

Rumusan

dan

Implementasi

Strategi.

Dengan

manajemen strategi tersebut diharapkan strategi benar-benar dapat dikelola sehingga

strategi

dapat

diimplementasikan

untuk

mewarnai

dan

mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam organisasi. Dengan demikian manajemen strategik dapat didefinisikan sebagai berikut: ”Manajemen strategik adalah proses mengelola strategi yang terdiri dari

tahapan

perumusan-implementasi-evaluasi/pengendalian-perbaikan

strategi, dengan tujuan agar strategi dapat diimplementasikan sehingga mewarnai dan mengintegrasikan semua keputusan dan tindakan dalam organisasi”.

Dua orang dari pakar Manajemen Strategis, A. Bakr Ibrahim dan Kamal Arghyed dalam Azhar Arsyad, (2003;26) mengemukakan definisi berikut:  “Strategic Management is the systematic and continuous process of selecting, implementing, and evaluating strategic choices. These decisions must be congruent with the organization’s mission, objective, and internal and external capabilities, for they will set the tone for the entire organization.”2 

Kata kunci dalam ungkapan di atas tidak terlepas dari kata strategy itu sendiri, misi, objektif, serta kapabilitas internal dan eksternal.   Proses manajemen strategis menuntut para manajer untuk memeriksa dan mengontrol

situasi

lembaga

atau

perusahaannya

secara

periodik,

mengevaluasi misi dan tujuanya, menilai lingkungan eksternalnya ditinjau dari sudut situasi ekonomi, perubahan struktur, kompetisi, inovasi teknologi 2

 

Arsyad, Azhar (2003;26). Manajemen Pengetahuan Praktis Bagi Pimpinan & Eksekutif, Manajemen Strategik.. Strategik

13

 

di samping menilai kemampuannya ke dalam, seperti sumber daya manusianya, kualitas produksi atau luarannya, keterampilan dan teknikteknik pemasarannya serta performan keuangan. Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck (1997), Manajemen Strategis adalah: ”Sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah cara dengan jalan mana para pencari strategi menentukan sasaran dan pengambilan keputusan”.3 

Sedangkan menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L., (2003), Manajemen Strategis adalah: ”Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang p anjang.”4 

Menurut YIPD (2004), Manajemen Strategis adalah: ”Suatu cara pengelolaan organisasi atau program yang dilakukan dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan lingkungan li ngkungan internal atau program tersebut. Dalam manajemen strategis terdapat dua bagian yang saling berhubungan yaitu perencanaan strategis dan pelaksanaan pengelolaan pengelolaan dari hasil perencanaan strategis tersebut.5 

 Anonim (2006), (2006), Manajemen Manajemen Strategis adalah: adalah: ”Proses proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai.6 

Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (1988), Manajemen Strategis adalah: 

3

   

4 5



 

Purwanto, Iwan. (2007;75). Manajemen Strategi. Strategi. Ibid. PB, Triton. Hal. 35 35..  Ibid. Hal. 35. Ibid, Hal. 36.

14

 

”Kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan penerapan strategi yang di desain untuk mencapai sasaran organisasi.7 

Menurut Gunigle dan Moore (1994): ”Manajemen Strategis berkaitan dengan keputusan kebijakan yang akan mempengaruhi seluruh organisasi, mempengaruhi seluruh sasaran sehingga menempatkan organisasi untuk mengatasi lingkungannya secara efektif .8 

Menurut Amstrong (2003): ”Manajemen Strategis berarti manajer melihat kemuka pada sesuatu yang akan dicapai di masa yang akan datang.9 

Menurut Prof. Dr. Sondang Sondang P. Siagi Siagian, an, dalam bukunya bukunya ”Manajemen Strategik” definisi manajemen strategik adalah: ”Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut”.10 

Dari berbagai pengertian atau definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa Manajemen Strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating),

penerapan

(implementing),

dan

evaluasi

(evaluating)

keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah

organisasi mencapai tujuan-tujuan

masa

datang

(Wahyudi,

1995;15).11  Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal. Pertama: Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena manajemen puncak 7

    9  

Ibid, Hal. 36. Ibid, Hal. 36. Ibid, Hal. 37.

8

10 11 

 

Siagian, Sondang P. (2005;15) Ibid. Nisjar, Karhi. Hal. 85.

15

 

menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang  jelas menonjol dalam dalam faktor pertama ini ialah bahwa bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan sevara garis besar. Kedua: Dalam

merumuskan

dan

menetapkan

strategi,

manajemen

puncak

mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan. Ketiga: Pengenalan yang tentang lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apaila organisasi yang bersangkutan ingin tidak hanya mampu melaksanakan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerjanya. Keempat: Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat. Kelima: Mengidentifikasik Mengidentifikasikan an beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Keenam: Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan

16

 

kondisi internal organisasi. Ketujuh: suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai paling sedikit empat ciri yang paling menonjol, yaitu: (a) sifatnya yang idealistik, (b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c) hanya bisa dinyatakan secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciriciri seperti itu, suatu strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang perlu dilakukan. Artinya, perlu ditetapkan sasaran antara dengan ciri-ciri: (a)  jangkauan waktu waktu ke depan spesifik, spesifik, (b) praktis dalam arti diperkiraka diperkirakan n mungkin dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret. Kedelapan: Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar

yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang anggaran, sarana, prasarana, dan waktu. Kesembilan:  Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan bukan hanya dalam arti kualifikasi teknis, akan tetapi te tapi juga keperilakuan serta mempers mempersiapkan iapkan sistem manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada pengakuan dan penghargaan harkat dan martabat manusia dalam organisasi. Kesepuluh: teknologi

yang

akan

dimanfaatkan

yang

karena

peningkatan

kecanggihannya memerlukan seleksi yang tepat. Kesebelas: Bentuk, tipe, dan struktur organisasi yang akan digunakan pun harus turut diperhitungk diperhitungkan, an, misalnya apakah akan mengikuti pola tradisional dalam arti menggunakan struktur yang hierarkiral dan piramidal, ataukah akan menggunakan struktur yang lebih datar dan mungkin berbentuk matriks. Keduabelas: Menciptakan suatu sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga daya inovasi kreativitas dan diskresi para pelaksana kegiatan operasional tidak ”dipadamkan”. Ketigabelas: Sistem penilaian tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan

pelaksanaan strategi yang dilakuan berdasarkan serangkaian kriteria yang

17

 

rasional dan objektif. Keempatbelas: Menciptakan suatu sistem umpan balik sebagai instrumen yang ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau bahkan mungkin tidak tercapai. Kesemuanya ini diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk mengambil keputusan di masa depan. Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemilkian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.12 

1.1.. Proses Manajemen 1.1 Manajemen Strategi  

Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terikat atau terdiri t erdiri dari rangkaian tahap-tahap tersebut akan coba disederhanakan berdasarkan gambar (03) berikut:

12

 

Ibid. Siagian, Sondang P. Hal. 16.

18

 

Mengidentifikasi Faktor Strategis  Peluang   Ancaman

Menganalisis Lingkungan Eksternal

 

Mengevaluasi yang ada saat ini:  Misi  Tujuan  Strategi

Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi

SWOT

 

Menyusun/ Merumuskan Strategi

Mengimplementasi Strategi



Menganalisis Lingkungan Internal

Mengidentifikasi Faktor Strategis  Kekuatan  Kelemahan  

Umpan Balik Evalusi dan Pengendalian

Gambar (03): Proses Pr oses Manajemen Strategi

a)

Perumusan strategi Tahapan manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi.

Perumusan strategi adalah proses memilih Pola Tindakan Utama (strategi) untuk mewujudkan visi organisasi. Proses pengambilan keputusan untuk menetapkan strategi seolah merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi-tujuan jangka panjang-swot-strategi. Kenyataannya perumusan strategi dapat dimulai dari mana saja, bisa dimulai dari SW, OT atau bahkan dari strategi itu sendiri. Namun yang terpenting, seperti yang ditunjukkan pada gambar (04), strategi dan kesesuaian; pilihan strategi akhirnya harus saling sesuai dengan Peluang-Ancaman yang ada, Kekuatan-Kelemahan yang dimiliki dan Tujuan (misi-visi-goal) yang ingin dicapai.

19

 

Tujuan (Misi-VisiGoal)

Kesesuaian (Strategi) Kondisi Internal (SW)

Kondisi Eksternal (OT)

Gambar (04): Strategi St rategi dan Kesesuaian

Strategi akan dirumuskan melalui tahapan utama sebagai berikut: 1)  Analisis Arah, yaitu untuk menentukan visi-mis visi -misi-tujuan i-tujuan jangka j angka panjang yang ingin dicapai organisasi. 2) Analisis Situasi, yaitu tahapan untuk membaca situasi dan menentukan Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman yang akan menjadi dasar perumusan straetegi. 3) Penetapan Strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan organisasi.13  Untuk mencapai daya saing strategis dan memperoleh hasil sesuai dalam rencana organisasi, perusahaan harus menganalisa lingkungan eksternal,

mengidentifikasi

peluang

dan

ancaman

dalam

lingkungan

tersebut, menentukan mana di antara sumber daya internal dan kemampuan yang dimiliki yang merupakan kompetensi intinya, dan memilih strategi yang cocok untuk diterapkan (strategic formulation ). Suatu strategi merupakan

13

 

Tripomo, Tedjo, (2005;28). Manajemen Strategi

20

 

sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil untuk mendayagunakan kompetensi inti serta memperoleh keunggulan bersaing. 14 

b)

Analisis Lingkungan  Analisis lingkungan adalah proses dalam manajemen strategi strategi yang

bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan disini mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara garis besar analisis lingkunga li ngkungan n disini akan mencakup analisis mengenai lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal akan mencakup lingkungan umum dan lingkungan industri, sedangkan analisis internal akan mencakup analisis mengenai aktivitas perusahaan perusahaa n atau bisa juga analisis mengenai sumber daya, kapabilitas serta kompetensi inti yang dimiliki. Hasil dari analisis lingkungan ini setidaknya akan memberikan gambaran tentang keadaan perusahaan yang biasanya disederhanakan

dengan

metode

SWOT

(Strengths,

Weaknesses,

Opportunities, Threats) yang dimilikinya. Analisis eksternal akan memberikan

gambaran

tentang

peluang

dan

ancaman

(OT)

sedangkan

analisis

lingkungan internal akan memberikan tentang keunggulan dan kelemahan (SW) dari perusahaan.

c)

Menentukan dan Menetapkan Arah Organisasi Setelah

diharapkan

melakukan

kita

sudah

analisis

dapat

lingkungan

memiliki

eksternal dan

gambaran

mengenai

internal posisi

perusahaan dalam persaingan, dimana diharapkan kita sudah mampu untuk 14

 

Haris, Amirullah, dan Budiyono (2004;118). Pengantar Manajemen.  Manajemen.  

21

 

mendefinisikan keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan

(SWOT

analysis).

Berdasarkan

informasi

ini

selanjutnya ditentukan dan ditetapkan ke arah mana perusahaan hendak di arahkan. Biasanya ada dua indikator utama yang digunakan untuk menentukan arah organisasi. Pertama adalah misinya, misi ini berfungsi sebagai reison d’etre, menjelaskan mengapa organisasi tersebut ada. Selain itu misi ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran yang baik tentang pelanggan, pasar, filosofi, citra, yang diinginkan dari masyarakat serta teknologi yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Hal yang tak kalah

pentingnya

dalam

menentukan

arah

perusahaan

ini

adalah

menetapkan tujan yang diinginkan perusahaan, dimana tujuan ini biasanya merefleksikan target yang akan dicapai oleh organisasi. Sebelum sebuah misi dan tujuan ditentukan, perusahaan sebaiknya memiliki visi atau kita sebut sebagai strategic architecture. Strategic architecture, misi dan tujuan ini agar mantap dan optimal harus didorong oleh suatu strategic intent.

d)

Penetapan Visi dan Misi Objektif Menetapkan visi dimaksudkan untuk memberikan arah tentang akan

menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan di masa yang akan datang, atau secara secara ringkas suatu pandangan ke depan tentang perusahaan perusahaa n atau organisasi. organisasi. Crown Dirgantoro (2001;24) mendefenisikan visi sebagai: “Visi adalah pandangan yang jauh tentang perusahaan atau organisasi, tujuan-tujuan perusahan dan apa yang harus dilakukuan untuk mencapai tujuan tersebut”15 

15

 

Dirgantoro,Crown, (2001;24). Manajemen Strategik Konsep, Kasus, dan Implementasi. Implementasi.

22

 

Misi akan secara spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi secara spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yang dilayani, dan hal-hal lain secara spesifik berhubungan langsung dengan bisnis. Secara singkat visi memberi pejelasan tentang apa bisnis perusahaan. Objektif lebih kepada penetapan target secara spesifik dan sedapat mungkin terukur yang ingin dicapai perusahaan untuk jangka waktu tertentu atau target yang ingin dicapai.

e)

Formulasi Strategi Formulasi strategi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang

berhubungan

dengan

pencapaian

tujuan.

aktivitas

tersebut

dapat

dikelompokkan ke dalam 3 kelompok, yaitu: Analisis strategi, perencanaan strategi, pemilihan strategi. Unuk dapat melakukan melakukan formulasi strategi dengan baik, maka ada ketergantungan yang erat dengan analisis lingkungan dimana formulasi strategi membutuhkan data dan informasi dari analisis lingkungan.16  Setelah melakukan analisis lingkungan dan menentukan ke mana organisasi akan diarahkan berdasarkan strategic architecture,  misi dan tujuan yang telah t elah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah memastikan bahwa organisasi akan mencapai misi dan tujuan yang telah ditetapkan tadi. Untuk itulah maka perlu diformulasikan berbagai strategi atau cara untuk mencapai arah yang diinginkan tersebut. Formulasi strategi dalam hal ini i ni adalah proses merancang dan menyeleksi berbagai strategi yang pada akhirnya menuntun pada pencapaian misi dan tujuan organisasi. Fokus utama dari strategi

16

 

Ibid. Dirgantoro,Crown, (2001;82). (2001;82). 

23

 

organisasi adalah bagaimana menyesuaikan diri agar dapat lebih baik dan cepat bereaksi dibanding pesaing dalam persaingan yang ada.

f)

Perencanaan Tindakan Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi yang telah

ditetapkan adalah membuat perencanaan strategik. Inti dari apa yang ingin dilakukan

pada

tahapan

ini

adalah

bagaimana

membuat

rencana

pencapaian (sasaran) dan rencana kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan arahan (misi-visi-goal) dan strategi yang telah ditetapkan organisasi. organisasi. Program berisi tahapan-tahapan kegiatan yang merupakan urutan kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran strategik ( the step-by step sequence of actions ). Sedangkan dalam rumusan anggaran berisi

rencana kegiatan/program (biasanya tahunan) yang disertai taksiran sumber daya

yang

diperlukan

untuk

menjalankan

semua

kegiatan

yang

direncanakan. Selain itu juga ditunjuk orang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana-rencana kegiatan. 1)

Program Program adalah pernyataan antivitas-aktivitas atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali pakai. Program melibatkan restrukturisasi perusahaan, perubahan budaya internal perusahaan, atau awal dari suatu usaha penelitian baru.

2) Anggaran  Anggaran adalah program yang dinyatakan dinyatakan dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat

24

 

digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.  Anggaran tidak hanya memberikan perencanaan rinci dari strategi baru dalam tindakan, tetapi juga menentukan dengan laporan keuangan performa yang menunjukkan pengaruh yang diharapkan dari kondisi keuangan perusahaan. 3) Prosedur Prosedur yang kadang disebut Standard Operating System  (SOP). Prosedur adalah sistem langkah-langkah atau tehnik-tehnik yang berurutan yang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktifitas yang harus dikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.17 

g)

Implementasi Strategi Setelah sebuah strategi diformulasikan, strategi tersebut harus

dikembangkan secara logis dalam bentuk tindakan. Tahap inilah yang disebut dengan implementasi strategi. Masalah implementasi ini cukup rumit, oleh karena itu agar penerapan strategi organisasi dapat berhasil dengan baik, manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang isu-isu yang berbeda dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam tahap ini masalah struktur organisasi, budaya perusahaan dan pola kepemimpinan akan dibahas secara lebih mendalam. Implementasi mewujudkan

17

 

strategi

strategi dan

adalah

proses

kebijakannya

dimana

dalam

manajemen

tindakan

melalui

Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003;17). Manajemen Strategis.  Strategis. 

25

 

pengembangan program, anggaran dan prosedur 18. Tindakan pengelolaan bermacam-macam

sumber

mengarahkan

mengendalikan

dan

daya

organisasi

dan

pemanfaatan

manajemen

yang

sumber-sumber

daya

perusahaan (keuangan, manusia, peralatan dan lain-lain) melalui strategi yang dipilih. Implementasi strategi diperlukan untuk memperinci secara lebih  jelas dan tepat bagaimana sesungguhnya pilihan strategi yang telah diambil direalisasikan.19 

h)

Evaluasi dan Pengendalian Strategi Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktifitas-

aktifitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Para manajer di semua level menggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan perbaikan dan

memecahkan

masalah.

Walaupun

evaluasi

dan

pengendalian

merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu  juga dapat menunjukk menunjukkan an secara tepat kelemahan-kelemahan kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali.20  Pengendalian strategik merupakan pengendalian yang mengikuti strategi yang sedang diimplementasikan, mendeteksi masalah atau perubahan yang terjadi pada landasan pemikirannya, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.21 Tahap pengendalian strategi ini merupakan suatu jenis khusus dari pengendalian organisasi yang berfokus pada

18 19

   

20  21

 

Ibid. Hal. 17. Ibid. Haris, Amirullah, dan Budiyono. Hal.119. Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas Thomas L. Hal. 19 Ibid. Haris, Amirullah, dan Budiyono. Hal. 122

26

 

pemantauan dan pengevaluasian proses manajemen strategi, dengan maksud untuk memperbaiki dan memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam tahap ini akan coba dievaluasi apakah implementasi strategi benar-benar sesuai dengan formulasi strategi atau tidak. Atau apakah asumsi-asumsi yang kita gunakan dalam analisis lingkungan masih valid atau tidak dan sebaliknya. Hasil dari tahap pengendalian strategi ini akan sangat bermanfaat dan akan menjadi input untuk proses manajemen strategi perusahaan selanjutnya. Dengan demikian perusahaan diharapkan akan tetap memiliki daya saing yang berkelanjutan dalam persaingan.22  Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat dilakukan tindakan-tindakan tindakan-tindakan perbaikan yang tepat.23 

1.2.. Pemeriksaan str ategis 1.2

Pemeriksaan strategis adalah bentuk pemeriksaan manajemen yang melihat perusahaan dalam perspektif luas dan menyediakan penilaian komprehensif terhadap situasi strategis perusahaan. Pemeriksaan strategis meliputi

aspek-aspek

utama

proses

manajemen

strategis

dan

menempatkannya dalam kerangka kerja pengambilan keputusan. Kerangka kerja tersebut terdiri dari delapan langkah yang saling berhubungan; 1.

Evaluasi hasil kinerja perusahaan saat ini dalam hal (1) tingkat

pengembalian investasi, profitabilitas, dan sebagainya, dan (b) misi, tujuan, strategi, dan kebijakan saat ini;

22  23

 

Hari Purnomo, Setiawan & Zulkiefli Manysah. (2007;14). Manajemen Strategi. Ibid. Tripomo, Tedjo, Hal. 27.

27

 

2.

Pemeriksaan dan evaluasi terhadap manajer strategis perusahaan, yaitu

dewan komisaris dan manajemen puncak; 3.

Pengamatan lingkungan eksternal untuk mencari faktor-faktor strategis

yang merupakan kesempatan dan ancaman; 4.

Pengamatan lingkungan internal perusahaan untuk menentukan faktor-

faktor strategis yaitu kekuatan dan kelemahan; 5.

Menganalisis faktor-faktor strategis (SWOT) untuk (a) menunjukkan

dengan tepat masalah yang ada, dan (b) meninjau dan merevisi misi dan tujuan jika diperlukan; 6.

Membuat, menyeleksi, dan menyeleksi strategi alternatif terbaik

berdasarkan analisis yang dilakukan pada langkah 5; 7.

Mengimplementasi strategi yang dipilih dengan dengan membuat

program, anggaran, dan prosedur; 8.

Mengevaluasi strategi yang diimplementasi dengan menggunakan

sistem umpan balik, dan mengendalikan berbagai aktivitas untuk memastikan penyimpangan minimal dari yang mereka rencanakan.

Gambar

(05)

menggambarkan

proses

pengambilan

keputusan

strategis, yang pada dasarnya mencerminkan pendekatan rasional untuk pengambilan

keputusan

strategis.

Pemeriksaan

strategis

membuat

pelaksanaan proses pengambilan keputusan strategis. Pemeriksaan tidak hanya menjelaskan bagaimana tujuan, strategi dan kebijakan dirumuskan sebagai keputusan strategis, tetapi juga bagaimana hal itu diimplementasi, dievaluasi, dan dikendalikan dengan program, anggaran, dan prosedur. Oleh karena itu, pemeriksaan strategis memampukan manajer memahami cara

28

 

yang lebih baik dimana berbagai wilayah fungsional saling berhubungan dan interdependen, dan cara dimana mereka memberikan kontribusi untuk mencapai misi perusahaan. Dengan demikian, pemeriksaan strategis sangat berguna bagi dewan komisaris dan manajemen puncak, yang pekerjaanya adalah mengevaluasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Lampiran yang ada menunjukkan pemeriksaan strategis yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengana menganalisis lisis kasus-kasus kasus-kasus kebijakan yang kompleks dan untuk membuat keputusan strategis. 24 

24

 

Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L. (2003;53)

29

 

Gambar (05): Proses Pengambilan Keputusan Strategis 3(a) Mengamati lingkungan eksternal - sosial - kerja

1(a) Mengevaluasi hasil kerja saat ini

1(b) Menguji dan mengevaluasi - Misi - Tujuan - Strategi - Kebijakan

3(b) Menyeleksi faktor-faktor strategi - peluang - Ancaman

2 Meninjau manajemen strategis - Dewan komisaris - Manajemen puncak

5 5(a) (a) Menganalisis faktor strategi (SWOT) berdasarkan kondisi sekarang

4(a) Mengamati lingkungan internal - struktur - budaya - sumber daya

5(b) Meninjau dan merevisi jika perlu - misi - tujuan

6(a) Menghasilkan dan mengevaluasi hasil-hasil strategi

6(b) Menyeleksi dan merekomendasi alternatif yang terbaik

7 Menyeleksi faktor-faktor strategi - program - anggaran - prosedur

8 Evaluasi dan pengendalian

4(b) Menyeleksi faktor-faktor strategi - kekuatan - Kelemahan -

Perumusan

Implementasi

Evaluasi dan

Strategi: Langkah 1 - 8

Strategi: Langkah 7

pengendalian: Langkah 8

  Sumber: T.L. Wheelen dan D.J. Hunger, “Strategic Secision-making Process”. Hak cipta  1994 oleh Wheelen and hunger Associates. Dalam Wahyudi, Agustinus Sri, 1996. Manajemen Strategik, ”Pengantar Proses Berfikir Strategik”. Strategik”. Binarupa Aksara, Jakarta. 

30

 

1.3.. Sist em Perencanaa 1.3 Perencanaan n Strategis

Menurut Bryson-Roering, perencanaan strategis merupakan suatu sistem

dimana

mengendalikan

manajer keputusan

membuat, penting

mengimplementasikan,

lintas

fungsi

dan

level

dan dalam

perusahaan. Sistem perencanaan strategis harus menjawab empat pertanyaan mendasar yaitu kemana kita pergi (misi), bagaimana kita memperolehnya (strategi), apakah cetak biru tindakan kita (anggaran), dan bagaimana kita mengetahui jalur yang kita lalui (pengendalian).

Pada

level

organisasi,

sistem

perencanaan

menyarankan

pertimbangan manajemen tradisional berhubungan dengan maksud (tujuan dan sasaran), kebijakan dan perencanaan program, alokasi sumber daya, dan evaluasi hasil. Mekanisme perencanaan formal mengantarkan suatu elemen dari rasionalitas komprehensif yang secara inheren atraktif pada pejabat pemerintah negara bagian. Meskipun beberapa pengamat memandang pendekatan perencanaan sesuai dengan sektor publik dan memperhatikan metode perencanaan formal sebagai kekuatan, kendala yang dipaksakan pada jurisdiks juri sdiksi. i. Bryson (1999) mengusulkan suatu proses perencanaan stratejik untuk organisasi nirlaba dan pemerintahan, yang mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

31

 

(Gambar 06)

Bryson, J. M. Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations. Organizations . Jossey-Bass Publishers, San Francisco. 1999. 

Menurut John M. Bryson (1999;21) langkah-langkah yang dimaksud adalah: 1.

Identifikasi mandat organisasi

2.

Memperjela Memperjelas s misi dan nilai-nilai nilai-nil ai organisasi

3.

Penilaian terhadap lingkungan eksternal

4.

Penilaian terhadap lingkungan internal

5.

Identif Identifikasi ikasi isu-isu strategi strategis s yang dihadapi organisasi

 

 

6.

Merumuskan strategi untuk mengelola isu strategis

7.

Penetapan visi organisasi organisasi yang efektif dan efesien. 25 

2.

Tinjauan tentang Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti " Seni berperang"

atau

kepemimpinan

dalam

ketentaraan.

Suatu

strategi

mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan yang

berarti. Pengertian strategi ada beberapa macam sebagaimana dikemukakan oleh para ahli dalam buku karya mereka masing-masing. Bryson (1988;163) menjelaskan tentang strategi sebagai berikut: "Strategi dapat dipikirkan sebagai suatu pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, atau alokasi sumberdaya yang menunjukkan jatidiri suatu organisasi, hal-hal yang dilakukannya, dan alasan melakukan hal-hal tersebut. Dengan demikian, strategi merupakan perluasan dari misi untuk u ntuk menjembatani antara organisasi tersebut dengan lingkungannya. Strategi umumnya dibuat untuk menanggapi isu strategis, yaitu merupakan garis besar tanggapan organisasi tersebut terhadap pilihan kebijakan yang fundamental. (Bila pendekatan tujuan umum yang dipakai, maka strategi dirumuskan untuk mencapai tujuan tersebut; dan bila pendekatan visi yang dipakai, maka strategi dikembangkan untuk mencapai visi tersebut)." 26 

Menurut Barry dalam Tedjo Tripomo (2005;17) menyatakan bahwa: ”Strategi apa adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai hendak menjadi suatu organisasi di masa depan (arah) danatau bagaimana 27 cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute)” .  

25

 

26

 

27

 

Bryson, Jo John hn M. Perencanaan Strategis untuk untuk Organisasi Publik dan Nirlaba: Sebuah Panduan untuk Memperkuat dan Mempertahankan Prestasi Organisasi, rev. ed. (San Francisco: Jossey-Bass, 1999), 2144. Bryson, J.M J.M.. 198 1988;163. 8;163. Strategic Strategic Planning for Public and Nonprofit Organ Organizations. izations. Josse Jossey-Bass, y-Bass, Sa San n Fransisco, CA. Ibid. Hal. 17.

33

 

Sedangkan menurut Bateman dalam Tedjo Tripomo (179): ”Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi”.28 

Menurut Amstrong dalam Chandler (2003;37): ”Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran perusahaan, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan melaksanakan sasaran ini ”.29 

Sedangkan menurut Jhonson dan Scholes (1993): ”Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal

untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan yang berubah, dan secara khusus, dengan pasarnya, dengan pelanggan dan kliennya untuk memenuhi harapan stakeholder”.30 

Menurut Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1995) dalam Husein Umar (2003;31) strategi didefinisikan sebagai: ”Suatu proses penentuan rencana pada pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai”.31 

Selain definisi-definisi strategi yang sifatnya umum, ada juga yang lebih khusus, misalnya dua orang pakar strategi, Hamel dan Prahalad (1995) dalam Husein Umar (2003;31), mereka mendefinisikan strategi yang terjemahannya seperti berikut ini: "Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi".32 

28

    30   31   32   29

Ibid, Hal. 17. Ibid. PB, Triton. Hal. 14. Ibid, Hal. 15. Umar, Husein (2003;31). Strategic Manajemen In Action. Action . Ibid. Hal. 31.

34

 

Pandji Anoraga (2000;338) dalam bukunya Manajemen Bisnis  memaparkan definisi strategi masing-masing menurut: 1. Kamus Saku Oxford: Strategi merupakan seni perang, khususnya perencanaan garakan pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang kayak; rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. sebagainya. 2. Alfred Chandler (1962): Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.  3. Buzzel & Gale (1987): Strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang digunakan oleh manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan komitmen sumber daya yang penting dan

tidak dapat diganti dengan mudah.  4. Kenneth Andrew (1971): strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan itu.33 

Griffin (2000) dalam Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah (2004;132) mendefinisikan strategi sebaga sebagai: i: "Rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi (Strategy is a comprehensive plan for accomplishing an organization's)".34 

Sedangkan Crown Dirgantoro (2001;5) menyatakan definisi strategi sebagai berikut: “Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen dalam arti orang tentang sumber daya dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentiikasikan kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu memenangkan persaingan dalam pasar”35 

33

    35  

34

Anoraga, Pandji, (2000;338). Manajemen Bisnis. Bisnis. Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan, (2004;132). Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Pertama. Ibid. Dirgantoro, Crown. Hal. 5.

35

 

Menurut Tedjo Tripomo (2005;17): “Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan (goals) kebijakan-kebijakan (policies), dan tindakantindakan/program (programs) organisasi”36 

Sedangkan menurut Karyoso (2005;70): ”Strategi ialah suatu seni menggunakan menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”.37 

2.1.. P 2.1 Pilil ihan Strategik

Tujuan

pemilihan

strategi adalah

untuk

menjamin

ketepatan

pencapaian sasaran. Suatu rancangan strategi dapat dipilih untuk menutup kesenjangan dalam mencapai sasaran. Berkenaan dengan pilihan strategik maka akan dikaji penentuan pilihan melalui matriks kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats matrix ), melalui cara ini suatu organisasi dapat memandang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sebagai suatu kesatuan yang integral dalam perumusan strategi. Para pakar pada umumnya sependapat bahwa jenis pendekatan sebagai instrumen untuk menilai berbagai faktor yang harus diperhitungkan oleh organisasi dalam melakukan analisis yang bersifat strategik umumnya melakukan analisis SWOT. Lundberg, (1997) menjelaskan bahwa proyekproyek organisasi harus dilaksanakan setelah ditentukan tujuan dan sasaran-sasaran strategis. Suatu strategi adalah suatu rencana yang direkayasa untuk menyelesaikan menyelesaikan suatu mi misi. si. Misi itu harus direncakan direncakan dalam parameter-parameter strength (S, kekuatan) dan weakness (W, kelemahan) 36 37

   

Ibid. Tripomo, Tedjo. Hal. 17. Karyoso. (2005;70). Manajemen Perencanaan dan Penganggaran. Penganggaran.

36

 

dari organisasi, opportunities (O, kesempatan) dan threats (T, ancaman) dalam lingkungan.38   Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaks memaksimalkan imalkan kekuatan (stengths), dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman ( threats). SWOT/TOWS matriks merupakan machine tool  yang membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi, matriks ini dinilai mampu menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal

yang dihadapi oleh organisasi harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif alternatif strategik, seperti seperti pada diagram sebagai berikut: Peluang 1. 1. Aggresive  Aggresive Strategy Strategy  

3. Turn Around Strategy  Strategy 

Kelemahan

Kekuatan

2. Diversificat Diversification ion Strategy Strategy  

4. Defensive strategy  strategy 

 Ancaman 39

Gambar (07): Diagram Analisis SWOT  

Kuadran 1

: Ini

merupak merupakan an situasi yang sangat menguntungkan. menguntungkan.

Organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Kuadran 2

:

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang

38 39

   

Lundberg (1997) dalam: I Wayan Geriya, Diplomasi Keunggulan Budaya.  Budaya.   Ibid. Sule, Ernie Tisnawati, dan Saefullah, Kurniawan. Hal:137.

37

 

harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan memanfaatka n peluang jangka panjang. Kuadran 3

:

Organisasi menghadapi peluang yang sangat besar, akan tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala /kelemahan internal.

Kuadran 4

:

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

SWOT matriks menggambarkan berbagai alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh organisasi yang didasarkan pada hasil analisis SWOT. Dalam analisa SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi alternatif yang dikenal dengan Strategi Strength-Opportunities (SO), Strategi Weaknesses-Opportunities (WO), Strategi Strength-Threats (ST), Strategi Weaknesses-Threats (WT).

1)

Pada kuadran kuadran I strategi strategi SO; adalah strategi strategi yang yang digunakan organisasi organisasi dengan

memanfaatkan

dimiliki/Strengths 

(S)

atau

mengoptimalkan

untuk

kekuatan

memanfaatkan

yang

berbagai

peluang/Opportunity (O). 2)

Pada kuadran kuadran III strategi strategi WO; adalah adalah strategi strategi yang yang digunakan digunakan organisasi organisasi dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan/Weaknesses  (W) yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang/ Opportunity (O).

3)  Pada kuadran II strategi ST; adalah strategi yang digunakan organisasi dengan meanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan/Strengths  (S)

38

 

untuk mengurangi berbagai ancaman/ Threats  (T) yang mungkin melingkupi organisas o rganisasi. i.  4)

Pada kuadran kuadran IV strategi strategi WT; adalah strategi strategi y yang ang digunakan untuk mengurangi kelemahan/Weaknesses  (W) dalam rangka meminimalisir ancaman/Threats (T).

Untuk mempermudah teknik analisis lingkungan eksternal dalam SWOT digunakan external factor evaluation  (EFE), sedangkan analisis

llingkungan internal akan memberikan gambaran tentang keunggulan dan kelemahan SW dari organisasi. Untuk mempermudah teknik analisis lingkungan internal dalam SWOT digunakan internal factor evaluation  (IFE), oleh sebab itu, sebelum melakukan analisis SWOT seharusnya dilakukan EFE dan IFE atau yang lebih dikenal dengan EFE matriks dan IFE matriks.  Adapun matriks alternatif strategi tersebut dapat dilihat pada tabel (01) sebagai berikut: Matriks SWOT Empat Kemungkinan Alternatif Strategi INTERNAL EKSTERNAL Peluang (Opportunities)   Tentukan 5 - 10 faktor peluang  Ancam an ( Threats) Tentukan 5-10 faktor ancaman 

Kekuatan (Stengths) Stengths)   Tentukan beberapa faktor yang merupakan kekuatan  Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang  Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman 

Sumber: Rangkuti, 2006

Kelem ahan ( W e a k n e s s e s ) Tentukan beberapa faktor yang menjadi kelemahan  Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang  Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 

2.2.. Model-model Pe 2.2 Perum rum usan Strategi

Berdasarkan penelitiannya terhadap pimpinan eksekutif, Henry Mintzberg  dari University  Mc Gill, dalam artikel ”Tiga Model Pembuatan

39

 

Strategi” telah meneliti proses pembuatan strategi dalam ekonomi, kebijakan publik dan manajemen. Dia mengemukakan bahwa misi, tujuan, dan strategi perusahaan sangat berpengaruh terhadap persepsi manajemen puncak. Persepsi tersebut menentukan pendekatan atau cara yang digunakan CEO dan stafnya dalam perumusan strategi. Mintzberg menyimpulkan bahwa terdapat tiga model pembuatan strategi, yaitu:  a.

Model Entrepreneur/Cara Entrepreneur/Cara Wirausaha (Entrepreneurial Mode) Satu individu yang sangat hebat merumuskan strategi. Fokusnya

pada kesempatan, dan masalah adalah nomor dua. Strategi dikendalikan oleh arahan visi pendirinya sendiri dan ditunjukkan secara menyeluruh, dengan keputusan-keputusan yang tegas. Sasaran dominannya adalah pertumbuhan perusahaan. Dalam model ini pimpinan (CEO) sangat aktif mencari peluang-peluang baru sehingga pimpinan, yang mempunyai kekuatan dalam bisnis, berani mengambil resiko tinggi dalam saat-saat krisis daripada hanya mengandalkan pada alternatif yang aman. Model ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang masih muda atau kecil dengan tujuan utama adalah pertumbuhan. (Dikendalikan satu orang, produk yang dihasilkan terbatas, evaluasi strategik bersifat informal, intuitif dan terbatas). b.

Model Penyesuaian/Cara Penyesuaian/Cara Adaptif ( Adaptive  Adaptive Mode) Strategi ini kadang-kadang disebut ”mengatasi”, dan cara ini

bercirikan pemecahan yang bersifat reaktif dalam menghadapi masalah yang ada daripada proaktif mencari kesempatan-kesempatan baru. Banyak persetujuan terjadi dengan memperhatikan prioritas tujuan. Strateginya terfragmentasi dan dikembangkan untuk menjalankan perusahaan dalam langkah-langkah inkremental ke depan. Model ini dicirikan oleh pembuatan

40

 

strategi sebagai reaksi dari timbulnya suatu masalah, sehingga pembuat strategi harus fleksibel dan mudah beradaptasi pada lingkungan yang dinamis dan komplek. (Identifikasi dan evaluasi strategi terkait dengan strategi yang sedang diterapkan). c.

Model Perencanaan/Cara Perencanaan/Cara Perencanaan Perencanaan (Planning mode) Para analis mendapat tanggung jawab utama dalam perumusan

strategi. Perenca Perencanaan naan strategis meliputi pencarian kesempatan-kesempatan kesempatan-kesempatan baru yang dilakukan secara proaktif dan pemecahan yang bersifat reaktif

terhadap masalah yang ada. Analisis komprehensif secara sistematis digunakan berbagai

untuk

mengembangkan

proses

pengambilan

strategi-strategi

keputusan

yang

perusahaan.

menyatukan Model

ini

menitikberatkan pada analisa sistematis yang dilakukan berdasarkan analisa biaya dan keuntungan. Perencanaan strategi jangka panjang dibuat pada saat lingkungan berada dalam keadaan yang stabil. Tujuan dari perusahaan yang menganut model ini adalah efisiensi dan pertumbuhan (Sistem perencanaan formal yang menyeluruh (komprehensif) pada seluruh lapisan perusahaan). 40 

Dalam

cara

wirausaha,

manajemen

puncak

percaya

bahwa

lingkungan merupakan kekuatan yang dapat digunakan dan dikendalikan. Dalam cara adaptif, manajemen menganggap bahwa lingkungan telalu kompleks

untuk

dimengerti

sepenuhnya.

Dalam

cara

perencanaan,

manajemen berasumsi bahwa pengamatan dan analisis sistemaik terhadap lingkungan

dapat

memberikan

pengetahuan

yang

diperlukan

untuk

mempengaruhi lingkungan bagi keuntungan perusahaan. Penggunaan cara 40

 

Ibid. Henry Mintzberg dalam  dalam Wahyudi, Agustinus Sri. Hal. 100.

41

 

perencanaan khusus mencerminkan persepsi manajemen puncak terhadap lingkungan perusahaan. Penggolongan manajemen puncak perusahaan menurut tiga cara perencanaan tersebut, memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa keputusan-keputusan penting dibuat. Keputusankeputusan tersebut perlu dilihat dari sudut pandang misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan, untuk mengetahui cara-cara yang paling cocok. 41 

3.

Tinjauan tentang Pariwis ata/Teori ata/Teori Pariwis ata

3.1. Definisi Pariwisata Pariwisata Kosa kata pariwisata berasal dari kata " pari" yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar dan "Wisata" artinya bepergian atau perjalanan. Jadi, pariwisata berarti suatu kegiatan perjalanan atau bepergian yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dengan tujuan bermacam-macam. Pada sisi lain Pariwisata  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usahausaha yang terkait di bidang tersebut. Istilah pariwisata dicetuskan oleh Presiden RI, Ir. Soekarno tangal 14 Juni 1958 dalam penutupan Musyawarah Nasional Tourism II di Gedung Pemuda Surabaya. Presiden menanyakan kata apa yang tepat untuk pengganti tourisme kepada Menteri P & K Dr. Pryono. Menteri menjawab, untuk antardaerah/kota dipakai kata darmawisata dan untuk antar benua dipakai kata Pariwisata. Di dalam makna yang umum kepariwisataan ( tourism) terambil dari kata tour atau perjalanan. Menurut kamus Encarta, tour-ism 1. The visiting of places away from home for pleasure. 2. The business of organizing travel and services for people traveling for pleasure . Tourisme berarti: (1) 41

 

Ibid. Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas Thomas L. Hal: 9.

42

 

kunjungan ke suatu atau beberapa tempat yang jauh dari rumah untuk kesenangan: (2) urusan yang berhubungan dengan penyelenggaraan dan pelayanan bagi orang yang melakukan perjalanan untuk kesenangan.42  Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab I (Ketentuan Umum)  Pasal 1 Dalam UndangUndang ini yang dimaksud dengan: a.

Wisata   adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. b.

Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

c.

Pariwisata  adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. d.

Kepariwisataan  adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusah pengusaha. a. e.

Daya Tarik Wisata   adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

42

 

Shofwan Karim Elha. Pembangunan Kepariwisataan Sumatera Barat: Pengembangan Potensi Wisata Budaya.. [email protected]. Budaya

43

 

f.

Daerah tujuan pariwisata  yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata 

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas fasilitas pariwisata, pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat masyarakat yang saling terkait dan melengkapi melengkapi terwujudnya terwujudnya kepariwisataan. kepariwisataan. g.

Usaha Pariwisata   adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau

 jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan wisatawan dan penyelenggaraan penyelenggaraan pariwisata.

h.

Pengusaha Pariwisata  adalah orang atau sekelompok orang yang

melakukan kegiatan usaha pariwisata. i.

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata pariwisata yang saling terkait

dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.  j.

Kawasan Strategis Pariwisata  adalah kawasan yang memiliki fungsi f ungsi

utama pariwisata atau memiliki memiliki potensi untuk peng pengembangan embangan pariwisata pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan pertumb uhan ekonomi, sosial dan budaya,

pemberdayaan

sumber

daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.43 

Menurut Oka A. Yoeti (2000; 21) Pariw Pa riwisata isata adalah: “Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan tersebut.” 44 

43 44

   

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KEPARIWISATAAN Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta.

44

 

3.2. Jenis-jenis Wisata  Wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu:  1.

Wisata Alam, yang terdiri dari:  a.

Wisata Pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana akomodasi, makan dan minum.

b.

Wisata

Etnik

(Etnik

tourism),

merupakan

perjalanan

untuk

mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik. c.

Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.

d.

Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri negeri-nege ri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan.

e.

Wisata Agro, Agro, merupakan merupakan jenis wisata wisata yang mengorganisasika mengorganisasikan n perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang pembibitan

di

mana

wisata

rombongan

dapat

mengadakan

kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.

45

 

2.

Wisata Sosial-Budaya, y yang ang terdiri dari : a.

Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk golongan budaya, monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta tempat-tempat bersejarah lainnya seperti tempat bekas pertempuran ( battle fields) yang merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.

b.

Museum dan fasilitas fasilitas budaya budaya lainnya, merupakan merupakan wisata yang yang berhubungan dengan aspek alam dan kebudayaan di suatu

kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan berdasarkan berdasarka n pada temanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam, seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknolog i, i ndustri, ndustri, ataupun dengan tema khusus lainnya.45 

Sementara itu dilihat dari segi obyeknya, pariwisata itu dapat ditinjau dari beberapa jenis: a.

Cultural tourism, wisata kebudayaan, seni, dan pertunjukan tradisional

serta penampilan dan atraksi budaya pada umumnya, kunjungan ke lokasi peninggalan masa lalu, pusat kepurbakalaan dan seterusnya. b.

Recuperational

tourism,

jenis

kepariwisataan

penyegaran

dan

kesehatan, kepegunungan, kepegunungan, ke daerah tertentu dan lain-lain. c.

Commercial tourism, yaitu kepariwisataan yang dikaitkan dengan

kepentingan usaha dagang, kontak produsen dan konsumen, kontak dagang saling mengtuntungkan dan sebagainya.

45

 

“Potensi Pariwisata Kawasan Tanjung Bunga Kota Makassar ” [email protected], www.rikania09.multiply.com

46

 

d.

Sport tourism, wisata untuk menyaksikan event olahraga nasional dan

internasional seperti PON, Olympiade, formula, World Cup Champion dan lain-lain. e.

Political tourism, perjalanan menyaksikan peristiwa-peristiwa tertentu di

berbagai negara seperti Pemilu, pelantikan Presiden dan Kepala Negara, Raja, kegiatan kenegaraan, kunjungan Kepala Negara dan Pemerintahan dan legislator atau senator suatu negara ke negara lain dan seterusnya.

f.

 Advantural tourism, yaitu perjalanan petualangan, hiking, jelajah laut,

hutan, gunung, arung-jeram dan lain-lain. g.

Sosial tourism, kunjungan wisata sambil memberikan bantuan pangan,

pakaian dan obat-obatan ke suatu tempat atau masyarakat. h.

Religious tourism, yaitu perjalanan wisata bernuansa keagamaan,

termasuk umrah, haji dan seterusny seterusnya. a.46 

3.3. Komponen-k Ko mponen-komponen omponen Wisata W isata Menurut Inskeep dalam Suwantoro, Gamal (1997) dalam Rika, di berbagai macam literatur dimuat berbagai macam komponen wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari wisata. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: a.

Atraksi dan kegiatan-kegiatan kegiatan-kegi atan wisata. Kegiatan-kegiatan w wisat isata a yang dimaksud

46

 

dapat berupa

semua

hal yang

berhubungan

dengan

Ibid. Elha, Shofwan Karim. Pembangunan Kepariwisataan Sumatera Barat: Pengembangan Potensi Wisata Budaya. Budaya.

47

 

lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatankegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata. b.

Akomodasi y yang ang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai  jenis fasilitas lain yang berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama perjalanan wisata yang mereka lakukan. l akukan.

c.

Fasilitas dan dan pelayanan pelayanan wisata wisata yang dimaksud adalah semua fasilitas fasilitas

yang dibutuhkan dalam perencanaan kawasan wisata. Fasilitas tersebut termasuk

tour

and

travel

operations   (disebut

juga

pelayanan

penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya : restoran dan berbagai jenis tempat makan lainnya, toko-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko kelontong kelontong,, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai). d.

Fasilitas dan p pelayanan elayanan transportasi transportasi meliputi transportasi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang menghubungkan atraksi utama kawasan kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasii darat, air, dan udara. transportas

48

 

e.

Infrastruktur lain, lain, Infrastruktur Infrastruktur yang dimaksud adalah adalah penyediaan penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air kotor, telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).

f.

Elemen k kelembagaa elembagaan, n, yang dimaksud adalah kelembagaan kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan; menyusun strategi marketing dan program promosi; menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum dan swasta; peraturan dan perundangan perundangan

yang berhubungan dengan wisata; menentukan kebijakan penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan sosial kebudaya kebudayaan. an.47 

B. Kerangka Konsep

 Adapun kerangka kerangka konseptual konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Sehubungan dengan relevansi pertumbuhan dan kemajuan yang dicapai di sektor pariwisata secara nasional, maka seyogyanya pulalah jika mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah yang dilaksanakan di Kabupaten Gowa memerlukan perluasan perumusan program,

khususnya

dalam

segi

kebijaksanaan

dan

strategi

pengembangannya yang berkorelasi terhadap usaha pemanfaatan segenap komponen sumber daya yang tersedia di daerah.  Arah kebijaksanaan kebijaksanaan dan strategi pengembangan pengembangan pariwisata pariwisata dalam pola dasar pembangunan Kabupaten Gowa inilah yang kemudian menjadi

47

 

Ibid. “Potensi Pariwisata Kawasan Tanjung Bunga Kota Makassar ” [email protected], www.rikania09.multiply.com

49

 

kaidah dasar pada tingkat local government  untuk kemudian menjadi acuan dalam

pelaksanaan

program

pembangunan

daerah

di

bidang

kepariwisataan. Arah kebijaksanaan pengembangan pariwisata Kabupaten Gowa dilaksanakan melalui pendekatan strategis, antara lain: - 

Membuka dan mengembangkan potensi objek wisata yang ada di daerah sehingga memilki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik mancanegara maupun domestik untuk mengunjunginya.



Mengelola setiap obyek wisata dengan manajemen profesiona profesional, l, yang yang

berorientasi pada pengembangan dan pelestarian objek-objek dan perolehan keuntungan secara maksimal. - 

Mengarahkan dan membimbing anggota masyarakat agar mampu memperoleh manfaat dari kegiatan kepariwisataan, baik manfaat dari segi ekonomi maupun manfaat dari sudut sosial dan budaya masyarakat masyarakat



Melakukan promosi wisata, baik melalui media cetak, media elektronik elektroni k maupun berbagai kegiatan pameran wisata.



Membina hubungan kerjasama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha, terutama yang bergerak di bidang pariwisata.



Memberi pemahaman kepada masyarakat tentang dunia pariwisata secara profesional dan dapat mengambil manfaat besar dari kegiatan kepariwisataan.

Dalam rangka memanfaatkan peluang pariwisata yang secara prospektif dapat menguntungkan, maka diperlukan juga iklim usaha yang kondusif agar dapat menjamin berlangsungnya kegiatan pariwisata, serta membuka peluang investasi guna meningkatkan aktivitas pariwisata, yang

50

 

selanjutnya melalui pengelolaan berbagai potensi secara optimal diharapkan diharapkan akan dapat menarik dunia usaha untuk melakukan kegiatan penanaman modal di Kabupaten Gowa dapat dipastikan bahwa aktivitas ekonomi akan meningkat dan pada gilirannya akan memberi dampak secara langsung terutama dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan menunjang peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Model pelaksanaan pengembangan wisata daerah yang diusulkan untuk diterapkan dalam pengembangan potensi wisata daerah di Kabupaten

Gowa mengacu pada kondisi aktual saat ini berupa potensi dan masalah wisata. Untuk mengembangankan wisata terdapat berbagai stakeholders yang terlibat (pemerintah, lembaga non pemerintah), SDM, programprogram, dana dan fasilitas. Berdasarkan keterlibatan stakeholders dan berdasarkan kondisi saat ini dan analisis SWOT didapatkan programprogram yang diharapkan dapat memberikan arahan yang jelas di dalam upaya

pengembangan

potensi

kepariwisataan

di

Kabupaten

Gowa

kedepannya. Sasaran tersebut di atas dapat tercapai melalui pengelolaan dan pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun swasta yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan pariwisata sehingga diperlukan peran serta dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah seluruh

sektor

yang

berperan

dalam

pengembangan

kepariwisataan

"Stakeholder Pariwisata". Keberhasilan pengembangan pariwisata sangat tergantung dan tidak bisa terlepas dari peran para stakeholders tersebut.  Untuk dapat melihat gambaran mengenai substansi di atas, maka pembatasan dalam penelitian ini akan dibatasi pada beberapa aspek, yaitu mengidentifikasii potensi mengidentifikas po tensi dan permasalahan wisata daerah d aerah Kabupaten Gowa

51

 

dengan melaksanakan survei dan observasi kepariwisataan sebagai tahapan awal untuk memberikan gambaran terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga didapatkan model perencanaan serta penentuan arah kebijakan dan

sasaran

strategis

pengembangan

yang

jelas

tentang

potensi

pengembangan dan pengelolaan pariwisata daerah yang terpadu di Kabupaten Gowa.

52

 

Bagan Kerangka Konseptual

Dinas Kebud aya ayaan an dan Pariwisata

Proses penyusunan strategi

Model strategi yang sesuai dengan visi dan misi organisasi

Potensi pariwisata

Faktor yang menghambat: - Aspek Regulasi - Aspek Saran Sarana a Prasarana - Aspek Kelembagaan - Aspek SDM - Aspek Pemasaran dan Promosi - Aspek Peng Pengelolaan elolaan ODTW - Aspek Peran Serta Ma Masyarakat syarakat

Gambar (08): Bagan Kerangka Konse Konseptual ptual

53

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF