Bab 2 Ispa

August 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Bab 2 Ispa...

Description

 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

2.1.1 Pengertian ISPA

ISPA ISP A adalah suatu kelompok kelompok penyakit penyakit yang menyerang sistem pernafasan. pernafasan. Secara anatomis, ISPA dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ISPA atas dan ISPA  bawah. ISPA atas yang perlu diwaspadai adalah radang saluran tenggorokkan ( pharingitis)  pharingitis) dan radang telinga tengah (otitis (otitis). ).  Pharingitis  Pharingitis yag  yag disebabkan oleh kuman tertentu (Streptococcus (Streptococcus hemolyticus) hemolyticus) dapat berkomplikasi dengan penyakit  jantung (endokarditis ( endokarditis). ). Sedangkan radang telinga tengah yang tidak diobati dapat  berakibat terjadinya ketulian. Pada ISPA bawah salah satu yang berahaya adalah  pneumonia (aryunani, !"#").  pneumonia (aryunani, 2.1.2 tiologi ISPA

$tiolo $ti ologi gi ISPA ISPA terdiri terdiri dari dari agen agen infeks infeksius ius dan agen agen non%in non%infek feksiu sius. s. Ag Agen en infeksius yang paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut adalah ada lah &irus, &irus, seperti seperti  Respiratory Syncytial Vi Virus rus   ('S ('S), ),  Nonpolio enterovirus (coxsackieviruses coxsackieviruses   A

da dan

),  Adenovirus,

Parainfluenza,  Parainfluenza,  da dan  Human

metapneumoviruses.. Agen metapneumoviruses Agen infeksius selain &irus juga dapat menyebabkan menyebabkan ISPA, ISPA, seperti  !hemolytic

streptococci,

Staphylococcus,

Haemophilus

influenza,

"hlamydia "hla mydia trachomatis, trachomatis, #ycoplasma #ycoplasma,, da d an  Pneumococcus  Pneumococcus   (*ockenberry (*ockenberry dan +ilson, !"# dalam -uhriyah, !"#) 1

 

2

isnadiarly isnad iarly (!""/) (!""/)

dalam -uhriyah -uhriyah (!"#) (!"#) menyebutka menyebutkan n bahwa selain selain

agen infeksius, agen non%infeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti aspirasi makanan dan cairan lambung, dan inhalasi 0at%0at asing seperti racun atau bahan kimia, asap rokok, debu, dan gas. 2.1.! Patofisiologi ISPA

Perjala Per jalanan nan klinis klinis penyak penyakit it ISPA ISPA dimula dimulaii dengan dengan berint berinterak eraksiny sinyaa &irus &irus deng dengan an tubu tubuh. h. asu asukn kny ya

&iru &iruss

se seba baga gaii

an anti tige gen n

ke sa salu lura ran n

pe pern rnaf afas asan an

menyebabka meny ebabkan n silia yang terdapat terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong &irus ke arahpharing atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. 1ika refleks tersebut gagal maka &irus merusak lapisan epitel dan lapisan lap isan mukosa mukosa saluran saluran pernaf pernafasan asan.. Iritasi Iritasi &irus &irus pada pada kedua kedua lapisan lapisan tersebu tersebutt menyebabkan timbulnya batuk kering. 2erusakan stuktur lapisan dinding saluran  pernafasan menyebabkan men yebabkan kenaikan aktifitas aktifita s kelenjar mukus yang banyak terdapat  pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi melebi hi noramal. noramal. 'angsangan 'angsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulka menimbulkan n gejala batuk ('ech, !""3 dalam -uhriyah, !"#). 4 Adanya infeksi &irus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder   bakteri. Akibat infeksi &irus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris merupa upakan kan mekanis mekanisme me perlin perlindun dungan gan pada pada saluran saluran pernafa pernafasan san terhada terhadap p yang  mer yang  infeksi bakteri bakteri   sehingga memudahkan bakteri%bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan pernafasan   atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influen0a dan staphylococcus staphylococcus   menyerang mukosa yang rusak tersebut ('ech, !""3 dalam -uhriyah, !"#).

 

3

Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak  dapa patt meny menyum umba batt salur saluran an na nafas fas sehin sehingg ggaa timbu timbull sesak sesak na nafa fass da dan n ju juga ga dan   da dan batuk yang produktif. In&asi I n&asi bakteri ini dipermudah dengan adanya menyebabkan  batuk menyebabkan  fakor% fak or%fak faktor tor seperti seperti   ke kedi ding ngin inan an da dan n maln malnut utris risi. i. Suat Suatu u la lapo pora ran n pe pene neli litia tian n menyebutkan bahwa dengan dengan   adanya suatu serangan infeksi &irus pada saluran anak.  5ampak infeksi nafas dapat menimbulkan gangguan  gangguan gi0i akut pada bayi dan anak.  sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas bawah,sehingga bakteri%bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan  pernafasan  atas, sesudah terjadinya infeksi infek si &irus, &irus, dapat menginfeksi menginfeksi paru%paru paru%paru sehingga sehingga   menyebabkan pneumonia  bakteri ('ech, !""3 dalam -uhriyah, !"#). !"#). Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan aspek  imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas yang  sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik  yang   pada  umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan  pada  yang g terseba tersebar, r, merupa merupakan kan ciri ciri khas khas system system imun imun mukosa mukosa.. 6iri 6iri khas khas limfoid   yan limfoid  berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas sedangkan Ig7 pada saluran saluran   nafas bawah. 5iketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam dalam   mempertahankan integritas mukosa saluran nafas (Siregar, #338 dalam -uhriyah, !"#). 5ari uraian diatas, perjalanan klinis penyakit ISPA menurut Siregar (#338) dalam -uhriyah (!"#) dapat dibagi menjadi  menjadi  empat tahap, yaitu 9 belum   menunjukkan 1; 4ahap patogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum  reaksi apa%apa.

 

4

penyakit. 4imbul gejala 2; 4ahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala  gejala   penyakit. demam dan batuk. 3; 4ahap inkubasi, &irus merusak lapisan  lapisan  epitel dan lapisan mukosa. 4ubuh

menj me njad adii lemah lemah ap apala alagi gi bila bila ke kead adaan aan gi gi0i 0i da dan n da daya ya   tahan sebelumnya sebelumnya memang sudah rendah. dari  munculnya gejala penyakit. 4imbul gejala 4; 4ahap dini penyakit, dimulai dari  demam dan batuk. 4ahap lanjut penyakit,  penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna, 5; 4ahap sembuh sembu h dengan dengan ateletaksis, ateletaksis,   men menjad jadii kronis kronis dan dapat dapat mening meninggal gal akibat akibat  pneumonia. 2.1." Tan#a #an $e%ala ISPA

Salura Sal uran n pernaf pernafasan asan merupa merupakan kan bagian bagian tubuh tubuh yang yang sering seringkal kalii terjang terjangkit kit infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme. 4anda dan gejala dari infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang terjang ter jangkit kit infeks infeksi, i, keparah keparahan an proses proses infeks infeksi, i, dan usia usia seseora seseorang ng serta serta status status kesehatan secara umum (Porth, !"## dalam -uhriyah, !"#). 5jojodibroto (!""3) dalam -uhriyah (!"#) menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan anatomi saluran pernafasan yang terserang, tersera ng, yaitu 9 1; 7ejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. 7ejala yang sering timbul

ya yaitu itu pe peng ngelu eluara aran n ca caira iran n (discharge discharge)) na nasa sall yan ang g be berl rleb ebih ihan an,, bers bersin in,, obstruksi nasal, mata berair, konjungti&itis ringan, sakit tengorokan yang ringan sampai sampai berat, rasa kering pada bagian  posterior palatum mole  mole  dan uvula,, sakit uvula sakit ke kepa pala, la, malaise malaise,, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang timbul demam. 2; 7e 7ejal jalaa in infe feks ksii sa salu luran ran pe pern rnaf afasa asan n ba bagi gian an ba bawa wah. h. 7ejal 7ejalaa ya yang ng timbu timbull

 biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas seperti

 

5

hidung hid ung buntu, buntu, pilek, pilek, dan sakit sakit tengg tenggoro orokan kan.. atuk atuk yang yang ber&ar ber&ariasi iasi dari dari ringan sampai berat, biasanya dimulai dengan batuk yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan terdapat produksi sputum yang banyak: dapat  bersifat mukus mukus   teta tetapi pi dapat dapat juga juga mukopurulen mukopurulen.. Pad Padaa pemerik pemeriksaan saan fisik, fisik,  biasanya akan ditemukan dite mukan suara $heezing  atau   atau ronkhi yang dapat terdengan  jika produksi sputum meningkat. meningkat. 2.1.5; Klasifikasi ISPA 1; erdasarkan lokasi anatomi ISPA atas meliputi 9 a; Infeksi saluran pernafasan akut atas merupakan infeksi yang menyerang

saluran pernafasan bagian atas ( faring ). ). 4erdapat beberapa gejala yang ditemu dit emukan kan pada pada infeks infeksii ini yaitu yaitu demam, demam, batuk, batuk, sakit sakit tenggo tenggorok rokan, an,  bengkak di wajah, nyeri n yeri telinga, tel inga, ottorhea, dan mastoiditis mastoidit is (Parthasarathy (ed) (ed),, et al , !"# !"# 9 dalam dalam -uhriy -uhriyah, ah, !"#). !"#). eberap eberapaa penya penyakit kit yang yang merupakan merup akan contoh infeksi infeksi saluran pernafasan akut atas yaitu  sinusitis,  faringitis, dan dan otitis  otitis media  media akut (-iady dan Small, !""; dalam -uhriyah, !"#). b; Infek Infeksi si Saluran Saluran Pernafasan Pernafasan Akut awah Infeksi Infeksi saluran pernafasan pernafasan akut

 bawah merupakan infeksi yang menyerang saluran pernafasan bagian  bawah. Seseorang yang terkena infeksi pada saluran pernafasan bawah  biasanya akan ditemukan gejala takipnea, retraksi dada, retraksi dada, dan pernafasan $heezing   (Par (Parth thasa asarat rathy hy (e (ed) d) et al%, al%, !" !"# # da dalam lam -uhri -uhriya yah, h, !" !"# #). ). eberapa penyakit yang merupakan contoh infeksi saluran pernafasan akutt bawah aku bawah yaitu yaitu &ronchiolitis, &ronchitis akut, &ronchitis akut, dan pneumonia dan  pneumonia (6hang et al%, !""; al%, !""; dalam -uhriyah, !"#) 2; Sedan Sedangkan gkan berdasar kelompok kelompok umur umur mrnurut mrnurut 5epkes 5epkes (!"##) (!"##) klasifikasi klasifikasi

ISPA dibagi menjadi 9 a; 2elompok umur kurang dari ! ulan

 

6

 Pneumonia erat 9 selain batuk dan atau sukar bernafas, nafas cepat (  4ahun

 Pneumonia erat  Pneumonia  erat 9 selain batuk dan atau sukar bernafas juga ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ("hest ("hest 'ndra$ing )  Pneumonia   9 tidak  Pneumonia tidak ditemu ditemukan kan tarikan tarikan dindin dinding g dada dada bawah bawah ke dalam, dalam, namun ditemukan nafas cepat sesuai golongan umur (! bulan % > # tahun 9 " kali atau lebih=menit: #%> tahun 9 8" kali atau lebih=menit). c; ukan ukan   Pneumonia  Pneumonia  9 tidak ditemukan nafas cepat dan tarikan dinding

dada bagian bawah ke dalam, namun hanya ditemukan batuk dan atau sukar bernafas. 2.1.& 'aktor esiko Ter%a#ina ISPA

enu e nuru rutt ary aryun unan anii (! (!"# "#") ") se secar caraa umum umum terda terdapa patt tiga tiga fakto faktorr resik resiko o terjadinya ISPA, yaitu 9

 

7

1; ?aktor @ingkungan a; Pencemaran udara dalam rumah

Asap As ap ro roko kok k dan dan as asap ap hasi hasill pe pemb mbak akar aran an ba baha han n ba baka karr un untu tuk  k  memas emasak ak

deng dengan an

kons konsen entr tras asii

ting tinggi gi

da dapa patt

meru merusa sak k

meka mekani nism smee

 pertahanan paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA. ISPA. *al ini dapat terjadi pada rumah yang keadaan &entilasinya kurang dan dapur  terletak di dalam rumah, bersatu dengan kamar tidur, ruang tempat bayi dan anak balita bermain. *al ini lebih dimungkinkan karena bayi dan labi labih h lama lama be berad radaa di da dalam lam ru ruma mah h be bersa rsama ma ib ibun unya ya sehin sehingg ggaa do dosis sis  pencemaram tentunya akan lebih tinggi. *asil penelitian diperoleh adanya hubungan antar ISPA dan polusi udara,, diantaranya udara diantaranya ada peningkatan peningkatan resiko &ro &ronchiti nchitis, s, pneumonia pneumonia  pada anak%anak yang tinggal di daerah lebih terpolusi, dimana efek ini terjadi  pada kelompok umur 3 bulan bulan dan ;%#" tahun. b; entilasi rumah

entilasi yaitu proses penyediaan udara ke atau dari ruangan baik  secara alami maupun secara mekanis. ?ungsi dari &entilasi yaitu untuk  mensuplai udara yang bersih atau udara yang mengandung kadar oksigen yang optimum bagi pernafasan, membebaskan udara ruangan dari bau%  bauan, asap ataupun debu dan 0a%0at pencemar lain dengan cara  pengenceran udara, mensuplai panas agar hilnagnya panas badan seim seimba bang ng,, mens mensup upla laii pa pana nass ak akib ibat at hi hila lang ngny nyaa pa pana nass ru ruan anga gan n da dan n  bangunan, mengeluarkan kelebihan udara panas yang disebabkan oleh radi radias asii tubu tubuh, h, ko kond ndisi isi,, e& e&ap apor orasi asi at atau aupu pun n ke keada adaan an ek ekst stern ernal al,, serta serta mendisfungsikan suhu udara secara merata. c; 2eadaan hunian rumah

 

8

2epa 2e padat datan an hu huni nian an da dalam lam umah umah menu menuru rutt ke kepu putu tusan san ment menteri eri keseha kes ehatan tan

nomor nomor

/!3=$ /!3=$2$ 2$S=S S=S2= 2=II=# II=#33 333 3

tentan tentang g

persyar persyaratan atan

keseha kes ehatan tan rumah, rumah, satu orang orang minima minimall menemp menempati ati luas luas rumah rumah

8m

2

.

5engan kriteria tersebut diharapkan dapat mencegah penularan penyakit dan melancarkan akti&itas. 2eadaa 2ea daan n tempat tempat tingga tinggall yang yang padat padat dapat dapat mening meningkat katkan kan faktor  faktor   polusi dalam rumah yang telah ada. Penelitian menunjukkan ada hubungan

bermakna

ten enttang

kep epaadata tan n

dan

kemat ematia ian n

dari

&roncopneumonia   pada &roncopneumonia pada bayi, bayi, tetapi tetapi disebu disebutka tkan n bahwa bahwa polusi polusi udara, udara, tingkat sosial dan pendidikan memberi korelasi yang tinggi pada faktor  ini. 2; ?aktor indi&idu anak  a; Bmur anak 

Sejumlah studi yang besar menunjukkan bahwa insiden penyakit  pernafasan oleh &irus melonjak ada bayi dan usia dini anak%anak dan tet tetap ap menuru menurun n terhada terhadap p usia. usia. Inside Insiden n ISPA ISPA tertingg tertinggii pada pada umur umur ;%#! ;%#!  bulan. b; erat badan lahir 

erat badab lahir menentukan menentukan pertumbuhan pertumbuhan dan perkembang perkembangan an fisik dan mental pada masa balita. ayi dengan berat badan lahir rendah (@') ( @') mempun mempunyai yai resiko resiko kematia kematian n yang yang lebih lebih besar besar diband dibanding ingkan kan dengan berat badan lahir normal, terutama pada bulan%bulan oertama kelahi kel ahiran ran karena karena pemben pembentuk tukan an 0at anti kekeba kekebalan lan belum belum sempur sempurna na sehingga lebih mudah terkena penyakit infeksi. Penelitian menunjukkan bahwa berat bayi kurang dari !"" gram dihubu dih ubunga nganka nkan n dengan dengan meningka meningkatny tnyaa kematia kematian n akibat akibat ISPA ISPA

dan

hu hubu bung ngan an in inii mene menetap tapset setela elah h di dilak lakuk ukan an ad adjus juste ted d te terh rhad adap ap stat status us

 

9

 pekerjaan. Pendapatan dan pendidikan. 5ata ini mengingatkan bahwa anak%a ana k%anak nak dengan dengan riwaya riwayatt @' @' tidak tidak mengal mengalami ami rate lebih lebih tinggi tinggi terhad ter hadap ap penyaki penyakitt saluran saluran pernaf pernafapas apasn, n, tetapi tetapi mengal mengalami ami lebih lebih berat berat infeksinya. c; Status gi0i

asukan 0at%0at gi0i yang diperoleh pada tahap pertumbuhan dan  perkembangan anak dipengaruhi oleh umur, keadaan fisik, kondisi kesehatan, kesehatan fisiologis pencernaannya, tersedianya makanan dan akti&itas dari si anak itu sendiri. Penilaian status gi0i dapat dilakukan antara lain berdasarkan antropometri berat badan lahir, panjang badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas. 2eadaan 2eadaa n gi0i gi0i buruk buruk setelah setelah muncu muncull faktor faktor resiko resiko yang yang pentin penting g untuk terjadinya ISPA. eberapa penelitian telah memuktikan tentang adanya hubungan antara gi0i buruk dan infeksi paru, sehingga anak%anak  yang bergi0i bergi0i buruk sering menderita pneumonia% menderita  pneumonia% 5isamping itu adanya hubungan antar gi0i buruk dan terjadinya campak dan infeksi &irus berat lainnya serta menurunyya daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. alita dengan gi0i yang kurang akan lebih mudah terserang ISPA dibandingkan balita dengan gi0i normal karena faktor daya tahan tubuh yang kurang. Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak  mempunyai nafsu makan dan mengakibatkan kurang gi0i. Pada keadaan gi0i kurang, balita lebih mudah terserang ters erang ISPA berat bahkan serangannya lebih lama. d; itamin A Sejak tahun #3/ setiap enam bulan posyandu memberikan kapsul !""."" !"" .""" " IB &itami &itamin n A pada balita dari um umur ur #%8 tahun. tahun. alita alita yang yang mendapat &itamin A lebih dari ; bulan sebelum sakit maupun yang tidak 

 

10

ernah mendapatkannya adalah sebagai resiko terjadinya suatu penyakit sebesar 3;,; C pada kelompok kasus dan 3, Cpada kelompok kontrol. Pemberian &itamin A yag dilakukan bersamaan dengan imunisasi akan akan

men eny yebab ebabka kan n

enig enigka kata tan n

tite titerr

an anti tibo bodi di

yan ang g

sp spes esif ifik ik

da dan n

temapaknya tetap berada dalam nilai yang cukup tinggi. ila antibodi yang ditunjukkan terhadap bibit penyakit dan bukan sekedar atigen asing yang tidak berbahaya, niscaya dapatlah diharapkan adanya perlindungan terhad ter hadap ap bibit bibit penyak penyakit it yang yang bersan bersangku gkutan tan untuk untuk jangka jangka yang yang tidak  tidak  terl terlalu alu singk singkat at.. 2are 2arena na itu us usah ahaa masa masall pe pemb mberi erian an &i &itam tamin in A da dan n imunisasi secara berkala terhadap anak%anak prasekolah seharusnya tidak  dilihat dil ihat sebaga sebagaii due kegiata kegiatan n terpisah terpisah.. 2eduany 2eduanyaa harusl haruslah ah dipand dipandang ang dalam suatu kesatuan utuh, yaitu meningkatkan daya tahan tubuh dan  perlindungan terhadap anak Indonesia sehingga mereka dapat tumbuh,  berkembang dan berangkat dewasa dalam keadaan yang yang sebaik%baiknya.

 

11

e; Status imunisasi

ayi dan balita yang pernah terseran campak dan selamat akan mend me ndap apat at ke keke keba balan lan alam alamii terha terhada dap p  pneumonia sebagai komplikasi komplikasi campak. Sebagian besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang  berkembang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri dif teri,, pertus pertusis, is, cmpak, cmpak, maka maka pening peningkat katan an cakupa cakupan n imunisa imunisasi si akan akan  berperan besar dalam upaya pemberantasan ISPA. ISPA. Bntuk mengurangi faktor fak tor yang yang mening meningkat katkan kan mortal mortalitas itas ISPA ISPA, diupay diupayaka akan n imunis imunisasi asi lengkap. lengk ap. ayi dan balita yang mempunyai mempunyai status imunisasi imunisasi lengkap lengkap bila menderita ISPA dapat diharapkan perkembangan penyakitnya tidak akan menjadi lebih berat. 6ara yang terbukti paling efektif saat ini dapat dengan pemberian imunisasi campak dan pertusis (5P4). 5engan imunisasi campak yang efektiff sekita ##C kematian pneumonia efekti kematian pneumonia balita  balita dapat dicegah dan dengan imunisasi ertusis (5P4) ;C kematian pneumonia kematian  pneumonia dapat  dapat dicegah. 3; ?aktor perilaku

?aktorr perilaku ?akto perilaku dalam pencegahan pencegahan dan penanggula penanggulangan ngan penyakit penyakit ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA di keluarga baik yang dilakukan oleh ibu ataupu anggota keluarga lainnya. 2eluar 2el uarga ga merup merupaka akan n unit unit terkecil terkecil dari dari masyarak masyarakat at yang yang berkum berkumpul pul dan tinggal dalam satu rumah tangga, satu dengan lainnya saling tergantung dan  berinteraksi. ila salah satu atau anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya. Peran Peran ak akti tiff ke kelu luar arga ga atau atau masy masyara arakat kat da dalam lam mena menang ngani ani ISP ISPA merupakan merup akan penyakit yang ada sehari%hari sehari%hari dalam masyarakat atau keluarga. keluarga. *ail ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua karena penyakit ini  banyak menyerang balita, sehingga ibu balita dan anggota keluarga yang

 

12

sebagi seb agian an besar besar dekat dekat dengan dengan balita balita menget mengetahu ahuii dan terampi terampill menang menangani ani  penyakit ISPA ISPA ini ketika anaknya sakit. 2eluarga perlu mengamati dan mengenali tanda keluhan dini ISPA da dan n ka kapa pan n menc mencari ari pe pert rtol olon onga gan n da dan n ru rujuk jukan an pa pada da sist sistem em pe pelay layana anan n kese keseha hata tan n ag agar ar peny penyak akit it an anak ak bali balita tany nyaa tida tidak k menj menjad adii le lebi bih h be bera rat. t. erdasarkan hal tersebut dapat diartikan dengan jelas bahwa peran keluarga dalam praktekpenangan praktekpenanganan an dini pada balita dengan dengan sakit ISPA sangatlah sangatlah  penting, sebab bila praktek penanganan ISPA tingkat keluarga yang kurang=  buruk aka berpengaruh pada perjalanan penyakit dari yang ringan menjadi  bertambah berat. 5alam 5al am pengan penganan an ISPA ISPA tingkat tingkat keluar keluarga ga keselu keseluruh ruhann annya ya dapat dapat digolongk digolo ngkan an menjad menjadii tiga tiga katego kategori ri yaitu yaitu perawa perawatab tab penunj penunjang ang oleh oleh ibu  balita, tinakan yang segera dan pengamatan tentang perkembangan penyakit  balita dan pencarian pertolongan pada pelayanan kesehatan. 2.1.7; Penentuan Diagnosis ISPA******************************** ISPA********************************

5iagno 5ia gnosis sis ISPA ISPA ditega ditegakka kkan n dengan dengan anamnes anamnesaa dan pemerik pemeriksaan saan klinis klinis  petugas kesehatan terhadap pasien. Pemeriksaan klinis dilakukan dengan inspeksi,  perkusi, palpasi, ataupun auskultasi. erdasarkan pembagian ISPA yang direkomendasikan oleh +*D (!""E) dimana pembagian ISPA dibagi menjadi ISPA 'ingan, Sedang dan erat, maka penentuan diagnosis ISPA berdasarkan gejala F gejala sebagai berikut 9

1; ISPA ringan, ditandai dengan satu atau lebih gejala batuk, pilek dengan atau

tanpa demam. 2; ISPA sedang meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala

seperti pernafasan pernafasan cepat, whee0ing, whee0ing, sakit telinga, keluar secret dari telinga, dan bercak kemerahan.

 

13

3; ISPA erat, meliputi gejala sedang=ringan ditambah satu atau lebih gejala

 penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi, kesadaran menurun, bibir = kulit pucat kebiruan, dan stridor saat istirahat serta adanya selaput membran difteri ..   5alam 4eGtbook of Pediatric dari eson disebutkan bahwa Infeksi Akut pada saluran nafas terdiri dari Infeksi Akut Saluran afas Atas dan Infeksi Akut Saluran afas awah. Hang termasuk Infeksi Akut Saluran  afas Atas adalah 9 a;  asopharingitis Akut 9 gejala meliputi panas, pilek, hidung tersumbat,

iritasi pada tenggorokan. b; Pharingitis Acut 9 gejalanya yang menonjol adalah nyeri tenggorokan dan

sakit menelan yang mungkin didahului oleh pilek atau gejala influen0a lainnya. yeri ini kadang sampai ke telinga (otalgia) karena adanya nyeri alih (referred pain) oleh *eperemia pada jaringan limfoid didingding  belakang pharing yang kadang disertai folikel bereksudat menandakan adanya infeksi sekunder . pada permukaannya mungkin terlihat alur%alur  secret mukopurulen c; 'hinitis 9 Ingus kental umumnya menunjukkan telah ada infeksi sekunder 

oleh bakteri. 'initis alergi maupun rhinitis &asomotor mudah dibedakan dari rhinitis infeksi karena ingus yang putih dan encer yang hanya keluar  saat saat ser seran anga gan n sa saja. ja. Pada Pada rh rhin init itis is at atro ropi pi in ingu guss ke kent ntal al di diser serta ta kr krus usta ta  berwarna hijau. Pada pemeriksaan hidung tampak rongga hidung yang lapang karena konka mengalami atropi. d;  @aryringitis suara serak, demam, batuk, iritasi di tenggorok, tenggorokan

terasa buntu. e; 4onsilitis Akut 9 demam, adanya pembesaran tonsil, kadang disertai sakit

menelan.

 

14

f; Dtitis edia Akut 9 demam, penurunan daya dengar, sakit telinga, cairan

ourulen di liang telinga. telinga.   Hang termasuk Infeksi Akut Saluran Pernafasan awah adalah 9roncitis Akut dan ronkhiolitis Akut. ronkhiolitis Ak Akut ut 9 demam dan nafsu makan berkurang, distres nafas yang ditandai oleh  batuk paroksismal, whee0ing, sesak napas. 4erjadi 4erjadi distres nafas dengan frekue fre kuensi nsi nafas nafas lebih lebih dari dari ;" kali kali per menit, menit, kadang kadang%kad %kadang ang diserta disertaii sianosis, nadi juga biasanya meningkat. 4erdapat nafas cuping hidung,  penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. Pada beberapa pasien dengan bronkiolitis didapatkan konjungti&itis ringan, otitis media serta  pharingitis(elson,#3/ ).

 

15

lll erikut diagnosis ISPA menurut 4S (aryunani, ( aryunani, !"#)

7ambar !.# 4S

 

16

kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk  2.1.+ Penatalaksanaan ISPA ISPAkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk 

5iberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk  yang tidak mengandung 0at yang merugikan seperti kodein, dekstrometorfan. ila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala  batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang rad ang tenggo tenggorok rokan an oleh oleh kuman kuman str strept eptoco ococcus ccusss dan harus harus diberi diberi antibi antibioti otik  k  (penisilin) selama #" hari. erikan makanan yang cukup gi0i, sedikit%sedikit tetapi  berulang%ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih%lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi misalkan yang menyusui tetap diteruskan. Bsahakan  pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah menambah  parah sakit yang diderita.4idak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih%lebih pada anak dengan demam. 1ika pilek, bersihkan hidu hidung ng ya yang ng be berg rgun unaa un untu tuk k memp memper ercep cepat at ke kesem sembu buha han n da dan n meng menghi hin n da dari ri komplikasi yang lebih parah. Bsahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yai tu yang yang ber&en ber&entil tilasi asi cukup cukup dan tidak tidak berasap berasap.. Apabi Apabila la selama selama perawat perawatan an dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau  petugas kesehatan. Bntuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindak tin dakan an diatas diatas usahak usahakan an agar agar obat obat yang yang dipero diperoleh leh tersebu tersebutt diberi diberikan kan dengan dengan  benar selama  hari penuh (Soraya, !""3 dalam dalam @estari, !"#8).

 

17

2.1.9; ISPA pa#a Balita Ba lita 1; Pengertian alita

alita adalah anak yang berusia "%3 bulan (5epkes, !"#8). Bsia  balita merupakan suatu periode penting dalam proses tumbuh kembang anak  yang nantinya mempengaruhi perkembangan anak pada tahap selanjutnya (?ebry dan arendra, !""/ dalam -uhriyah, !"#). Imunitas atau sistem pertahanan tubuh merupakan suatu mekanisme  perlindungan yang bertugas untuk mempertahankan integritas tubuh terhadap serangan agens asing. ?ungsi sistem siste m imun adalah melindungi tubuh dari patogen dan menghancurkan sel%sel yang dianggap sebagai 0at asing (1ame (1amess et al, !""/ dalam -uhriyah, !"#). 4erdapat beberapa cara untuk  meningkatkan daya tahan tubuh pada balita, yaitu, pertama dengan cara  pemberian gi0i yang adekuat, mulai dari pemberian ASI eksklusif e ksklusif selama ;  bulan, pemberian ASI sampai usia ! tahun dengan makanan pendamping ASI yang lengkap akan kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan &itamin. 2edua yaitu dengan meningkatkan akti&itas sehari%hari bertujuan supaya tubuh tetap bugar dan tahan terhadap serangan berbagai penyakit. 2etiga yaitu dengan cara menjaga kebersihan badan balita dan kebersihan lingkungan sekitar balita. 2eempat yaitu dengan pemberian imunisasi untuk  menghi men ghinda ndari ri seranga serangan n berbag berbagai ai penyakit penyakit tertent tertentu u (+idja (+idjaja, ja, !""/ !""/ dalam dalam -uhriyah, !"#). 2; 2ejadian ISPA pada alita

ISPA merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada  balita. (orld Health )rganization memperkirakan )rganization memperkirakan angka kejadian ISPA di negara berkembang dengan angka kejadian ISPA pada balita di atas 8" per  #""" kelahiran hidup adalah #C%!"C pertahun pada # juta anak balita di dunia golongan usia balita. Pada tahun !""", #,3 juta (3C) anak F anak di

 

18

seluruh dunia meninggal karena ISPA, E" C dari Afrika dan Asia 4enggara. Insiden dan pre&alensi kejadian ISPA pada balita di Indonesia masih tinggi,  berdasarkan hasil 'iset 2esehatan 5asar ('iskesdas) tahun !"# yaitu #,/  persen dan 8, persen. @ima pro&insi yang mempunyai insiden dan  pre&alensi  pneumonia  pneumonia   tertinggi untuk semua umur adalah usa 4enggara 4i 4imur, mur, Papua, Sulawesi 4engah, 4engah, Sulawesi arat, dan Sulawesi Sulawesi Selatan. Selatan. enurut 5inas 2esehatan 2ota alang tahun !"#!, penderita ISPA balita di 2ota alang pada tahun !"#! sebanyak "./E ISPA bukan pneumoni bukan  pneumoni   dan #83 #8 3 ISPA ISPA  pneumoni  pneumoni.. 'at 'ata%ra a%rata ta penemu penemuan an pender penderita ita ISPA ISPA  pneumonia  pneumonia   di Puskesmas Puske smas 2ota alang tahun !"#! adalah !#,/C dengan &ariasi antara " s=d /!,3C. /!,3C. erdas erdasark arkan an lapora laporan n 2IA=2 2IA=2 Puskes Puskesmas mas +ag agir ir tahun tahun !"#; !"#;  jumlah balita yang menderita ISPA ISPA sebanyak 8# yang kebanyakan disebabkan karena pencemaran udara atau lingkungan. 2.2;

Konsep Dasar Perilaku ,erokok #ala- Keluarga

2.2.1; Definisi Perilaku ,erokok  ,erokok 

Perilaku Perila ku merokok merokok merupakan merupakan sebuah kebiasaan kebiasaan yang dapat memberikan memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak   buruk bagi si

perokok itu

(Soetjiningsih, !"#").

sendiri

maupun orang%orang di sekitarnya

 

19

2.2.2; Definisi Keluarga

2eluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima) (pene rima) asuhan keperawata. keperawata. 2eluar 2eluarga ga berperan berperan dalam menentukan menentukan asuhan keperawatan kepera watan yang diperlukan diperlukan oleh anggota anggota keluarga keluarga yang sakit. 2eberhasilan 2eberhasilan keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia%sia jika tidak dilanjutkan dengan  perawatan di rumah secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya. Secara empiris, hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan (@estari, !"#8). 2eluar 2el uarga ga menemp menempati ati posisi posisi indi&i indi&idu du dan masyarak masyarakat, at, sehingg sehinggaa dengan dengan memberi mem berikan kan pelaya pelayanan nan kesehat kesehatan an kepada kepada keluar keluarga, ga, perawa perawatt mendap mendapat at dua ke keun untu tung ngan an sekali sekaligu gus. s. 2eun 2euntu tung ngan an pe pert rtam amaa ad adal alah ah meme memenu nuhi hi ke kebu butu tuha han n indi&idu, dan keuntungan ke dua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. 5alam memberikan pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai%nilai yang dianut keluarga, budaya keluarga, serta berbagai aspek yang terkait dengan apa yang diyakini dalam keluarga tersebut (?erry  akhfudli, !""3 dalam @estari !"#8). 2.2.! Perilaku ,erokok #ala- Keluarga

Pero Peroko kok k ak aktif tif ad adal alah ah seseo seseora rang ng yang mela melaku kuka kan n ak akti ti&it &itas as mero meroko kok, k, sedangkan perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok namun secara tidak sengaja mengisap asap rokok dari orang lain ('afael, !""; dalam -uhriyah !"#). erikut ini perilaku merokok 9

 

20

1; 1umlah anggota keluarga yang merokok

Polusi udara di dalam rumah bisa berasal dari asap hasil pembakaran  bahan bakar dan asap rokok. Penelitian yang dilakukan oleh Ir&a et al (!""E) (!""E) dalam -uhriyah (!"#) menyebutkan bahwa setelah melakukan penyesuain terh terhad adap ap musi musim, m, temp temper erat atur ur,, dan dan &a &ari riab abel el la lain inny nya, a, an angk gkaa &ronkhitis meni me ning ngka katt

se seir irin ing g

deng dengan an

peni pening ngka kata tan n

ko kon nse sent ntra rasi si

po polu lusi si

ud udar ara. a.

Pening Pen ingkat katan an polusi polusi udara udara dapat dapat mening meningkat kat seiring seiring dengan dengan pening peningkata katan n su sumb mber er po polu lusi si ud udar araa terseb tersebut ut.. @ubi @ubiss (# (#33 33#) #) da dala lam m -uhr -uhriy iyah ah (! (!"# "#) ) menyeb men yebutk utkan an bahwa bahwa semakin semakin tinggi tinggi jumlah jumlah peroko perokok k dalam dalam rumah rumah dan  jumlah rokok yang dihisap berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) (ISPA) yang diderita oleh balita. 2; 1umlah rokok yang dihisap setiap hari

Smet (#338) (#338) dalam -uhriyah (!"#) (!"#) mengklasifik mengklasifikasikan asikan perokok  menjadi tiga tipe berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. 4iga tipe tersebut adalah 9 perokok berat apabila menghisap lebih dari #  batang rokok dalam sehari, perokok sedang apabila menghisap %#8 rokok  dalam dal am sehari sehari,, dan peroko perokok k ringan ringan apabil apabilaa menghi menghisap sap #%8 rokok rokok dalam dalam sehari. 3; 2ebiasaan merokok di dalam atau diluar rumah

Penelitian yang dilakukan oleh Sugihartono dan urja0uli (!"#!) dalam -uhriyah -uhriyah (!"#) (!"#) mengelompo mengelompokkan kkan perilaku perilaku merokok merokok berdasarkan berdasarkan area merokok, yakni di dalam atau di luar rumah. *asil penelitian tersebut menyeb men yebutk utkan an bahwa bahwa dari dari /E respond responden en yang yang meroko merokok, k, E3 respond responden en mero me roko kok k di da dalam lam ru ruma mah. h. Pene Peneli litia tian n in inii menu menunju njukk kkan an ba bahw hwaa te terja rjadi di hubungan yang signifikan antara perilaku merokok anggota keluarga yang

 

21

dilakukan di dalam rumah dengan kejadian pneumonia balita dengan nilai D' ,E8 4; Perilaku membuka jendela pada pagi dan siang hari

Perilaku membuka jendela di pagi hari dan di siang hari sangat  penting untuk pertukaran udara di dalam kamar dan berguna untuk  mencegah ruangan menjadi lembab dan pengap sehingga mikroorganisme  penyebab ISPA dapat dicegah (Pramudiyani dan Prameswari, !"## dalam -uhriyah, !"#). 2.2." ,ekanis-e tuu* ter*a#ap paparan asap rokok

2um%ji et al   (! (!"" "";) ;) da dalam lam -uhr -uhriy iyah ah (! (!"# "#) ) da dalam lam pe pene neli liti tian anny nyaa menjelaskan mekanisme bagaimana nikotin dalam asap rokok dapat menyebabkan depresi sistem imun tubuh. erikut penjelasan tentang mekanisme tersebut 9 1; Paparan asap rokok dan fungsi fagositosis

 ikotin pada asap rokok akan menyebabkan penekanan atau mengha men ghamba mbatt mekani mekanisme sme fagosi fagositos tosis is yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh neutrofil   atau monosit   melalui penghambatan superoksida penghambatan superoksida anion, anion,  peroksida  peroksida,, dan produksi !Eoksigen radikal. *agositosis radikal. *agositosis sel  sel paru alveolar secara signifikan berkurang  pada seorang perokok dibandingkan dengan bukan perokok (*arris dan 'othi,, #3/8 dalam, -uhriyah, 'othi -uhriyah, !"#). Penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Pabst et al (#33) (#33) dalam dalam -uhriy -uhriyah ah (!"#) (!"#) juga juga menye menyebut butkan kan bahwa bahwa akti&i akti&itas tas mengunyah tembakau dapat menghambat akti&itas fagosit  akti&itas fagosit  dari  dari neutrofil  dan  dan monosit  dari  dari mukosa mulut.

 

22

2; Paparan asap rokok, fungsi sel 4, dan produksi immunoglobulin

2andungan nikotin pada asap rokok telah terbukti mampu meneken sel produksi sel 4h# (bertanggungjawab untuk produksi Ig) namun selektif  merang mer angsan sang g fungsi fungsi sel 4h! 4h! untuk untuk mempro memproduk duksi si berbag berbagai ai sitoki sitokin n atau atau imterle imt erleuki ukin, n, seperti seperti I@%8, I@%8, I@%, I@%, I@%#", I@%#", dan I@%# I@%# . Produk Produksi si sitokin sitokin ini memberi mem berikan kan efek timbul timbulny nyaa manifes manifestasi tasi klinis klinis yang yang sering sering terliha terlihatt pada pada  penyakit atopik seperti asma, eksim, rhinitis alergi dan gangguan alergi lainnya. ikotin juga merangsang sel  untuk beralih memproduksi Ig$. Supres Sup resii nikotin nikotin terhad terhadap ap 4h# 4h# dapat dapat menyeba menyebabka bkan n penuru penurunan nan produk produksi si immunogobulin, khususnya IgA dan Ig7 . *asil pengamatan yang menarik  ad adal alah ah niko nikoti tin n be belu lum m terbu terbukt ktii un untu tuk k mene meneka kan n pr prod oduk uksi si Ig Ig, , na namu mun n menekan akti&itas sel sitotoksik melalui penghambatan sel pembunuh alami. 3; Paparan asap rokok dan perlekatan bakteri pada epitel mukosa

Asap As ap ro roko kok k yang ang masu masuk k ke da dala lam m pa paru ru%p %par aru u meny menyeb ebab abka kan n  penempelan komponen rokok secara pasif pada epitel saluran pernafasan yang dapat menyebabkan peningkatan perlekatan bakteri patogen. ikotin  juga

dapat

menyebabkan

penghambatan

atau

penekanan

terhadap

mekanisme pertahanan saluran pernafasan yang dilakukan oleh silia%silia. 2.3;

/uung /u ungan an Ke%a# Ke%a#ian ian ISPA ISPA pa#a pa#a Balita Balita #engan #engan Perila Perilaku ku ,ero ,erokok  kok  Dala- Keluarga

2ebiasaan kepala keluarga yang merokok di dalam rumah dapat berdampak  negatiff bagi anggota negati anggota keluarga keluarga khususny khususnyaa balita. Indonesia Indonesia merupakan merupakan negara dengan jumlah perokok aktif sekitar !E,;C dengan jumlah ; juta perokok atau !! miliar batang per tahun. 'okok merupakan benda beracun yang memberi efek  yang sangat membahayakan pada perokok ataupun perokok pasif, terutama pada  balita yang tidak sengaja terkontak asap rokok. ikotin dengan ribuan bahaya

 

23

 beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi yang dapat menyebabka meny ebabkan n infeksi infeksi pada saluran pernapasan. pernapasan. ikotin yang terhirup melalui saluran pernapasan dan masuk ke tubuh melalui ASI ibunya akan berakumulasi di tubuh bayi dan membahayakan kesehatan bayi. Akibat gangguan asap rokok pada  bayi antara lain adalah muntah, diare, kolik (gangguan pada saluran pencernaan  bayi), denyut jantung meningkat, gangguan pernapasan pada bayi, infeksi paru%  paru dan telinga, gangguan pertumbuhan. Paparan asap rokok berpengaruh terhad ter hadap ap kejadia kejadian n ISPA ISPA pada balita, balita, dimana dimana balita balita yang yang terpapa terpaparr asap rokok  rokok   berisiko lebih besar untuk terkena ISPA dibanding balita yang tidak terpapar asap rokok (4risnawati dan 1uwarni, !"#!). Asap rokok dari orang tua atau penghuni rumah yang satu atap dengan  balita merupakan bahan pencemaran dalam ruang tempat tinggal yang serius serta akan menambah resiko kesakitan dari bahan toksik pada anak%anak. Paparan yang terus%menerus terus%m enerus akan menimbulka menimbulkan n gangguan gangguan pernapasan pernapasan terutama terutama memperberat memperberat timbul tim bulnya nya infeksi infeksi saluran saluran pernafa pernafasan san akut akut dan ganggu gangguan an paru%p paru%paru aru pada pada saat de dewas wasa. a. Sema Semaki kin n ba bany nyak ak ro roko kok k ya yang ng dihi dihisap sap ol oleh eh ke kelu luar arga ga semak semakin in be besa sar  r  memb me mberi erika kan n resi resiko ko terha terhada dap p ke kejad jadia ian n ISP ISPA, kh khus usus usny nyaa ap apab abila ila mero meroko kok  k  dilakukan oleh ibu bayi. 1umlah 1um lah kesaki kesakitan tan dan kematia kematian n balita balita yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh ISPA ISPA juga  banyak ditemui. +*D memperkirakan angka kejadian ISPA di negara  berkembang dengan angka kejadian ISPA ISPA pada balita di atas 8" per #""" kelahiran hidup adalah #C%!"C pertahun pada # juta anak balita di dunia golongan usia  balita. Pada tahun !""", #,3 juta (3C) anak F anak di seluruh dunia meninggal karena ISPA, E" C dari Afrika dan Asia 4enggara (+*D, !""/). Insiden dan

 

24

 pre&alensi kejadian kej adian ISPA pada pada balita di Indonesia masih tinggi, berdasarkan hasil 'iset 2esehatan 5asar ('iskesdas) ('iskesdas) tahun !"# yaitu #,/ persen dan 8, persen. persen. @ima pro&insi yang mempunyai insiden dan pre&alensi pneumonia pre&alensi  pneumonia tertinggi  tertinggi untuk  semua umur adalah usa 4enggara 4imur, Papua, Sulawesi 4engah, Sulawesi arat, dan Sulawesi Selatan.

 

25

2.4;

Kerangka Konsep

Perilaku merokok dalam keluarga

1umlah anggota keluarga yang merokok 

?aktor%faktor yang mempengaruhi 9

Perilaku membuka  jendela pada pagi  

 ikotin dengan ribuan bahaya bahaya  beracun asap rokok  lainnya masuk ke saluran

1; ?aktor lingkungan

Pencemaran udara dalam rumah b; entilasi rumah c; 2eadaan hunian rumah 2; ?aktor indi&idu anak  a; Bmur anak  b; erat badan lahir  c; Status gi0i d; itamin A e; Status imunisasi   a;

2ebiasaan merokok  di dalam dan di luar  rumah

1umlah rokok yang dihisap setiap hari

 pernapasan bayi yang dapat menyebabkan Infeksi  pada saluran pernapasan

2ejadian ISP I SPA A

2eterangan 9 9 &ariabel yang diteliti 0 &ariabel yang tidak diteliti

7ambar !.8 kerangka konsep *ubungan Perilaku erokok 5alam 2eluarga 5engan 2ejadian ISPA Pada alita

 

26

erdasarkan kerangka konsep di atas, perilaku merokok dalam keluarga melipu mel iputi ti jumlah jumlah anggot anggotaa keluar keluarga ga yang yang meroko merokok, k, jumlah jumlah rokok rokok yang yang dihisap dihisap setia set iap p ha hari ri,, ke kebi biasa asaan an mero meroko kok k di da dalam lam da dan n di lu luar ar ru ruma mah, h, da dan n ke kebi biasa asaan an membuka jendela pada pagi dan siang hari. Semakin tinggi jumlah perokok dalam rumah dan jumlah rokok yang dihisap berhubungan dengan ISPA yang diderita oleh balita. Ada tiga tipe perokok berdasarkan berdasarkan jumlah rokok yang dihisap setia harinyaa yaitu perokok hariny perokok berat apabila menghisap menghisap lebih dari # batang rokok dalam sehari, perokok sedang apabila menghisap %#8 rokok dalam sehari, dan perokok  ring ringan an ap apabi abila la meng menghi hisap sap #% #%8 8 ro roko kok k da dalam lam sehar sehari. i. Pe Pelo lomp mpok okkan kan pe peri rila laku ku meroko mer okok k berdas berdasark arkan an area area meroko merokok, k, yakni yakni di dalam dalam atau atau di luar luar rumah, rumah, dan kebiasaan membuka jendela pada pagi dan siang hari, Perilaku membuka jendela di pagi hari dan di siang hari sangat penting untuk pertukaran udara di dalam ka kama marr da dan n be berg rgun unaa un untu tuk k mence mencega gah h ru ruan anga gan n menj menjad adii lemba lembab b da dan n pe peng ngap ap sehingga mikroorganisme penyebab ISPA dapat dicegah. 'okok mengandung nikotin. ikotin dengan ribuan bahaya beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan bayi yang dapat menyebabkan Infeksi  pada saluran pernapasan. ISPA juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain. ?aktorr lain yang dapat menyebabk ?akto menyebabkan an terjadinya terjadinya ISPA ISPA yaitu faktor lingkungan lingkungan seperti sep erti pencem pencemaran aran udara udara dalam dalam rumah, rumah, &entila &entilasi si rumah rumah dan keadaa keadaan n hunian hunian rumah, faktor indi&idu anak seperti umur anak, berat badan lahir, status gi0i, &itami &it amin n A, dan status status imunis imunisasi asi,, yang yang terakh terakhir ir yaitu yaitu fektor fektor perilak perilaku u seperti seperti  perilaku memasak dalam tungku dll.

 

27

2.5;

/ipotesis

Ada hubungan antara perilaku merokok dalam keluarga dengan kejadian ISPA pada balita.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF