Bab 11 Positive Theory of Accounting Policy and Disclosure(1)
May 21, 2018 | Author: dhiyaa ronaa | Category: N/A
Short Description
TA bab 11...
Description
BAB 11 POSITIVE THEORY OF ACCOUNTING POLICY AND DISCLOSURE (Ringkasan, Pembahasan Soal Dan Kasus)
(TEORI AKUNTANSI)
Oleh: Kelompok 2
Dila Anjelika Dina Purwitasari Purwitasari Kurnia Purnama Ayu Melinda Deborah Tamara
1411031035 1411031037 1411031071 1411031083
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
RINGKASAN
LO. 1 TEORI KONTRAKTUAL (CONTRACTING THEORY)
Teori Kontraktual menggambarkan perusahaan sebagai perantara legal (legal nexus) dari hubungan kontraktual antara supplier dan konsumen atas faktor-faktor produksi. Teori ini menjawab mengapa perusahaan ada, yaitu karena karena biaya transaksi (atau kontrak) yang dikeluarkan individual akan berkurang jika melalui suatu organisasi yang akan mengelola kontrak-kontrak dengan supplier. Contohnya, jika kita ingin makan es krim, kita punya dua pilihan, yang pertama membuat kontrak secara terpisah dengan produsen susu, produsen gula, pemotong kayu untuk mendapat stik es krim, perusahaan elektronik untuk membeli kulkas, dan lain-lain untuk dapat membuat es krim. Pilihan kedua adalah pergi ke toko es krim dan membeli yang sudah jadi, toko ini sudah mempunyai kontrak dengan pihak-pihak tadi. Perusahaan dianggap sebagai suatu perjanjian kerja sama kontraktual yang legal antara supplier dengan
customer.
Teori
kontraktual
mengorganisasikan
aktivitas
ekonomi untuk mengurangi biaya kontrakrual, yaitu Management dan Debt Contract . Contract dan Beberapa contoh dari kontrak:
Mendokumentasikan syarat dan kondisi kerja manajer oleh pemegang saham Mendokumentasikan syarat dan kondisi sumber keuangan
penyedia pinjaman
Kerja untuk pabrik dan pekerja lainnya
Untuk penyediaan barang
Untuk penjualan dan pengiriman barang dan jasa
LO.2 TEORI KEAGENAN (AGENCY THEORY)
Dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling (1976), teori ini muncul ketika adanya hubungan kerja sama antara principal dan agent, kontrak dimana satu pihak (principal) mengikat pihak lain (agen) untuk menjalankan operasional perusahaan yang telah ditentukan principal. Adanya perbedaan kepentingan antara pihak2 tersebut memunculkan agency problem.
Agency
cost
digunakan
untuk
mengatasi
perbedaan
kepentingan atau agency problem yang terjadi. Agency cost terdiri atas: - Monitoring Cost Biaya ini dikeluarkan oleh principal supaya dapat memantau, mengukur dan mengontrol kinerja agen. Contohnya adalah auditing cost, rencana kompensasi, pembuatan SOP. Biaya ini sebenarnya secara tidak langsung ditanggung oleh agent, contohnya ketika principal menerapkan pemberian remunerasi terhadap manajer sesuai dengan kinerja manajer, maka manajer yang kinerjanya buruk akan dibayar lebih sedikit daripada yang kinerjanya bagus. Cara principal melindungi diri dari tanggungan biaya monitoring ini disebut dengan “price protection”. -Bonding Cost Biaya ini muncul, karena agent berusaha untuk mengurangi biaya monitoring yang ditanggungnya karena principal melakukan price protection, sehingga agent berusaha membangun hubungan yang baik dengan principal dan mematuhi aturan yang ditetapkan principal. Bonding cost yang harus ditanggung oleh agent antara lain: - Waktu dan usaha untuk menerbitkan laporan keuangan yang lebih reguler (quarterly) - Batasan-batasan terhadap aktivitas manajer - Keuntungan yang hilang karena agent dilarang untuk menjual rahasia perusahaan ke saingan Ketika marginal cost of monitoring cost = marginal cost of bonding cost, maka tidak akan ada bonding cost. - Residual Loss Walaupun adanya monitoring dan bonding, ada kemungkinan agent tidak mematuhi keinginan principal secara tepat. Contohnya, manajer mungkin akan mengubah akun-akun untuk memaksimalkan bonusnya. Dengan demikian, net value dari output
agent akan kurang sebanyak jika agent berlaku sesuai kehendak principal. Kerugian atas net value ini disebut dengan residual loss.
LO.
3
PRICE
PROTECTION
AND
SHAREHOLDER/MANAJER
AGENCY PROBLEMS
Manajer
sebagai
agent
dari
pemilik
dapat
bertindak
sesuai
kepentingannya sendiri. Semakin sedikit kepemilikan manajer dalam perusahaan,
semakin
besar
kemungkinan
adanya
perbedaan
kepentingan antara principal dan agent. Manajer menanggung biaya monitoring yang dilakukan principal, sehingga manajerlah penentu dari biaya monitoring tersebut, jika manajer memberi keyakinan yang tinggi bahwa manajer akan berlaku sesuai kepentingan shareholder dan harga pasar meningkat demi kemakmuran shareholder, maka monitoring akan berkurang. Perbedaan kepentingan antara manajer dan shareholder memunculkan beberapa problem: 1. Risk Aversion Problem Risk aversion adalah masalah yang disebabkan oleh hubungan antara risiko dan return. Menurut pemegang saham, semakin tinggi risiko, semakin tinggi potensi pengembalian. Pandangan ini sangat berbeda dari manajer, mereka kurang bersedia untuk mengambil risiko karena pekerjaan sebagai manajer adalah sumber utama pendapatan mereka. Jika manajer terus mengambil proyek yang kurang berisiko maka ini akan menyebabkan keuntungan yang rendah atau pengembalian yang tidak pemegang saham inginkan. Namun, masalah ini dapat dikurangi dengan memberikan insentif bonus (paket remunerasi) terkait dengan laba akuntansi sehingga manajer akan terlibat dalam mengambil risiko yang lebih tinggi untuk mencapai bonus tersebut. 2. Dividend Retention
Masalah kedua disebut dividend retention yang merupakan kemampuan manajer untuk membayar sedikit pendapatan perusahaan dalam bentuk dividen dan mempertahankannya lebih banyak sehingga mereka bisa berinvestasi dalam pertumbuhan perusahaan yang akan menguntungkan mereka. Sekali lagi, pandangan ini ditentang oleh pemegang saham karena mereka lebih suka memperoleh dividen sehingga mereka dapat berinvestasi lebih lanjut di mana pun mereka inginkan. 3. Horizon Problem Masalah ketiga adalah perbedaan pandangan dan dapat dengan mudah dikaitkan dengan insentif bonus jangka panjang untuk mengatasi masalah ini. Hal ini menjadi masalah ketika manajer mengharapkan untuk bekerja dengan perusahaan dalam jangka waktu yang singkat dan berkaitan
dengan
kinerja
perusahaan
sementara
saat
mereka
mengelolanya. Untuk menghindari masalah ini, principal memastikan bahwa manajer mengambil kebijakan yang bersifat demi jangka panjang perusahaan, yaitu dengan memberi bonus dalam bentuk saham. Spesific contractual dilakukan oleh principal untuk mendorong manajer agar bertindak sesuai kepentingan principal
Menyediakan rencana bonus di mana batas atas bonus sebagian tergantung pada rasio pembayaran dividen perusahaan
Membayar manajer lebih berdasarkan pergerakan harga saham sebagai manajer mendekati pensiun
Membayar bonus pada tingkat progresif sebagai peningkatan keuntungan yang dilaporkan
Kurangnya remunerasi
dengan kompensasi berbasis saham
sebagai kepemilikan manajer dalam peningkatan perusahaan Tiga kriteria untuk pengakuan pendapatan dibahas di atas telah dipertimbangkan oleh pembuat standar dalam menentukan pedoman yang memadai. Rerangka, paragraf 83. menyediakan dua kriteria pengakuan pendapatan:
(a). besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas; dan (b). item memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan keandalan.
LO.4 SHAREHOLDER-DEBTHOLDER AGENCY PROBLEMS
Ketika kita membahas peran kontrak utang dalam konteks lembaga, kita asumsikan bahwa manajer adalah pemilik tunggal dari perusahaan, atau memiliki kepentingan yang benar-benar selaras dengan kepentingan pemilik. Artinya, principal dalam hal ini adalah kreditor, atau pemberi pinjaman; agen adalah manajer yang bertindak atas nama pemegang saham atau pemilik lainnya. Mengingat bahwa nilai perusahaan meliputi jumlah utang ditambah dengan nilai dari ekuitas, salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekuitas adalah dengan meningkatkan nilai (value) perusahaan, yang lain adalah dengan mentransfer kekayaan dari kreditor. Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan dari utang dapat menimbulkan empat metode utama dari transfer kekayaan dari debtholders kepada pemegang saham: 1. Pembayaran Dividen yang Berlebihan (The Excessive Dividend Payment) Masalah pembayaran dividen yang berlebihan muncul ketika pembayaran utang yang dipinjamkan kepada perusahaan diasumsikan dengan tingkat tertentu dari pembayaran dividen. Penerbitan dividen lebih tinggi mengurangi basis aset untuk membayar utang dan mengurangi nilai hutang. Pada situasi ekstrim, manajemen meminjam dan kemudian membayar semua dana yang dipinjam dalam bentuk dividen. Pemegang saham mendapatkan keuntungan dibawah skema tersebut karena mereka telah menerima uang tunai, tetapi dengan limited liability berarti mereka tidak secara pribadi bertanggung jawab atas hutang dari perusahaan dalam hal kepailitan. 2. Substitusi Aset Substitusi aset didasarkan pada premis bahwa pemberi pinjaman yang tidak mau mengambil resiko. Mereka memberikan pinjaman kepada
perusahaan dengan harapan mereka tidak akan berinvestasi dalam aset atau proyek dari risiko yang lebih tinggi daripada yang dapat diterima oleh mereka. 3. Kurangnya Investasi Kurangnya investasi terjadi ketika pemilik tidak melaksanakan proyek-proyek dengan NPV positif karena untuk melakukannya akan meningkatkan dana yang tersedia bagi debtholders, tetapi tidak bagi pemilik. Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan yang sedang menghadapi kebangkrutan. Perusahaan memiliki dana pemegang saham sebesar negatif $ 90.000 dan perusahaan bisa berinvestasi dalam proyek yang akan memberikan NPV positif sebesar $ 50.000. Namun, seluruh $ 50.000 dicatat ke debtholders perusahaan, bukan bagi pemegang saham. Ini akan mengurangi hutang bersih $ 40,000. Hanya jika NPV proyek yang diperoleh positif lebih dari $90,000 akan memaksimalkan kekayaan pemilik sehingga berinvestasi dalam proyek. 4. Dilusi Klaim (Claim Dilution) Dilusi klaim terjadi ketika perusahaan mengeluarkan hutang dengan prioritas lebih tinggi daripada hutang yang telah dikeluarkan. Hal ini meningkatkan dana yang tersedia untuk meningkatkan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan, tapi mengurangi keamanan relatif dan nilai hutang yang telah ada. Hal ini berarti, itu adanya dilusi terhadap hutang yang telah ada karena utang yang kini telah menjadi lebih berisiko dengan adanya hutang prioritas lebih tinggi. Persyaratan perjanjian utang adalah syarat dan ketentuan tertulis dalam kontrak utang yang membatasi kegiatan pengelolaan atau mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu. Pembatasan yang dirancang untuk melindungi kepentingan debtholders dengan mensyaratkan, misalnya, bahwa perusahaan mempertahankan tingkat tertentu aset sebagai jaminan untuk hutang. Pembatasan yang terdapat dalam kontrak utang umumnya terdiri satu atau lebih dari empat kategori:
1. Persyaratan perjanjian yang membatasi peluang produksi/investasi perusahaan. Persyaratan perjanjian ini dirancang untuk mengurangi substitusi aset dan kurangnya investasi. 2. Persyaratan perjanjian untuk menahan pembayaran dividen dan biasanya mengikat pembayaran dividen dengan laba. Perjanjian ini menghalangi pembayaran dividen yang berlebihan. 3. Persyaratan perjanjian menahan kebijakan pembiayaan perusahaan. Ini ditujukan pada masalah pencairan klaim dan biasanya membatasi utang yang lebih tinggi 4. Bonding persyaratan perjanjian yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi tertentu kepada para pemberi pinjaman, seperti laporan dan pengungkapan laporan keuangan untuk pihak berwenang. Ini membantu pemegang obligasi menentukan apakah persyaratan perjanjian telah dilanggar atau yang dekat dengan pelanggaran.
LO.5 EX POST OPPORTUNISM Vs EX ANTE EFFICIENT CONTRACTING
Yang dimaksud dengan ex ante opportunism ialah perilaku oportunistik yang timbul manakala salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi hanya memiliki informasi yang terbatas mengenai objek transaksi. Ex ante opportunism muncul sepanjang periode negosiasi kontrak dimana pihak yang memiliki jumlah informasi lebih banyak bisa menggunakannya untuk mengeruk keuntungan dengan cara-cara yang tidak sehat. Meskipun demikian hal ini dapat diatasi setelah transaksi menjadi lengkap. Sedangkan ex post opportunism merupakan situasi dimana salah satu pihak menguasai informasi lebih banyak dibandingkan dengan pihak lain dimana potensi terjadinya moral hazard tak dapat di`tasi sekalipun saat transaksi telah terjadi. Ex post opportunism timbul setelah kesepakatan kontrak dibuat dalam bentuk pengingkaran atau ketidakpatuhan terhadap isi kesepakatan kontrak yang sudah sama-sama disetujui. Ex post opportunism juga mungkin timbul dalam situasi dimana salah satu pihak mengambil
keuntungan dari kerentanan (vulnerability) pihak lain yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan profitabilitasnya. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan
bahwa
informasi
yang
asimetris
(asymmetric
information) merupakan pemicu dari timbulnya perilaku oportunistik, dimana hal tersebut berujung pada timbulnya biaya transaksi. Selain daripada itu, penjelasan di atas juga menyiratkan bahwa informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya daya kekuatan (power) pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. Hubungan antara berbagai pihak yang terlibat dalam transaksi ini, yang memiliki kadar pengetahuan informasi berbeda-beda, pada akhirnya membentuk sebuah pola relasi kekuasaan dalam sebuah skema transaksi.
LO.6 SIGNALLING THEORY
Dalam perspektif ini, manajer sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Signalling Theory adalah suatu mekanisme untuk menunjukkan bahwa suatu perusahaaan mempunyai tanda-tanda yang positif tentang kondisi internal perusahaan untuk meningkatkan kepercayaan bahwa perusahaan memiliki kualitas yang tinggi dan menguntungkan agar dapat menarik minat dari para calon investor. Contohnya yaitu peningkatan laba bersih dari tahun ke tahun untuk prospek dimasa yang akan datang, sinyal pemberian dividen bagi shareholders.
LO.7 PROSES POLITIK
Teori akuntansi positif juga model proses politik yang melibatkan hubungan antara perusahaan dan pihak lain yang berminat dalam perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok masyarakat. Seperti dalam konteks hutang dan kontrak manajemen kompensasi, akuntansi adalah penting dalam proses
politik
sebagai
salah
satu
sumber
informasi
tentang
perusahaan.Proses politik mengupayakan biaya politik seminimal mungkin. Bagaimana menyajikan informasi bagi pihak yang berkepentingan sehingga unsur politik dapat diminimalisasi.
LO.8 CONSERVATISM, ACCOUNTING STANDARD & AGENCY COST
Dalam
pembahasan
di
atas
pada
teori
keagenan
secara
implisit
mengasumsikan bahwa kontrak lembaga yang dibuat hanya antara pelaku dan agen dalam perusahaan. Kami pada dasarnya berbicara tentang tata kelola perusahaan internal dengan kontrak yang efisien. Artinya, dalam sebuah pasar modal yang berfungsi dengan baik dengan demokrasi pemegang saham dan perusahaan ada tingkat yang meminimalkan biaya agensi. Ini menganggap dominasi (atau kontrol) oleh para prinsipal (pemegang saham dan debtholders) dengan kehilangan sedikit sisa. Informasi yang tidak lengkap, info yang jelek dilaporkan, sedangkan yang baik tidak sehingga tidak fair. LO.9 SIGNALLING THEORY Testing the opportunistic & political cost hypotheses
Setelah model didirikan untuk kontrak dalam sebuah perusahaan dan dalam proses politik, hipotesis umum dikembangkan untuk menjelaskan pilihan akuntansi yang melibatkan transfer kekayaan dari pengembangan. Penelitian pertama dilakukan oleh Watts dan Zimmerman, yang memeriksa posisi bahwa manajer perusahaan mengambil pendapat untuk tahun 1974 FASB AS Pembahasan tentang Memorandum pada GPLA (penyesuaian akuntansi tingkat harga umum). Pengaruh GPLA adalah untuk menyajikan kembali rekening perusahaan menurut indeks inflasi umum, sehingga meningkatkan nilai aset tetapi (secara umum) melaporkan penurunan laba karena biaya penyusutan yang lebih tinggi. GPLA bisa mempengaruhi kompensasi manajemen dan kontrak utang, namun, karena pengungkapan akan tambahan, akan ada efek langsung sedikit di bawah proposal AS untuk persyaratan pelaporan baru. Oleh karena itu, proses politik dianggap memberikan insentif utama untuk adopsi posisi lobi tertentu. Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa, karena faktor politik, para manajer perusahaan besar memiliki insentif yang lebih besar untuk mengurangi laba yang dilaporkan. Wong mempelajari pengaruh biaya dengan menghubungkan politik dan hutang pada pilihan akuntansi untuk
kredit pajak ekspor yang tersedia di Selandia Baru. Wong berpendapat bahwa cara di mana kredit pajak yang dihitung selama periode ini dipengaruhi oleh biaya politik. Kedua metode yang tersedia untuk menghitung kredit adalah: 1. metode pengurangan pajak (TRM), di mana kredit dikurangkan dari beban pajak 2. kredit-metode-penjualan (CSM), dimana pajak penghasilan ditampilkan sebagai sosok kotor karena kredit pajak ini dibagi langsung ke penjualan. Wong menguji 3 hipotesis: 1) Perusahaan dengan tarif pajak rendah melaporkan lebih cenderung menggunakan CSM. 2) Perusahaan dengan jumlah besar kredit pajak ekspor lebih cenderung menggunakan CSM. 3) Perusahaan-perusahaan
besar
lebih
cenderung
menggunakan
CSM.
Hipotesis ketiga dianggap mencerminkan hubungan antara ukuran dan profil politik. Hipotesis dua yang pertama didasarkan bahwa perusahaan dengan jumlah tinggi perdebatan kredit pajak.
Efficient Contracting Hypotheses
Beberapa penelitian yang dilakukan berkonsentrasi terutama pada pemilihan ‘efisiensi’ prosedur akuntansi, yaitu keputusan akuntansi yang dibuat di depan (ex ante) oleh manajemen dan pemegang klaim pada perusahaan untuk mengurangi biaya kontrak keagenan. 1. Kapitalisasi Bunga Zimmer memberikan penjelasan teori tentang mengapa perusahaan akan mengkapitalisasi bunga daripada bebab itu untuk mengurangi biaya kontrak. Penyebab kapitalisasi bunga ada dua, yaitu: Pertama, meskipun kapitalisasi biasanya meningkatkan penghargaan penghargaan brupa bonus bagi manager, manajemen komite kompensasi akan memungkinkan kapitalisasi bunga dan menutup pendapatan melalui kontrak biayatambahan. Kedua, sebuah aplikasi konsisten memanfaatkan bunga khusus proyek yang dibiayai akan menghemat waktu dalam negosiasi dengan auditor dan penyelidik biaya pelanggan. Temuan selanjutnya adalah bahwa perusahaan besar lebih cenderung untuk memanfaatkan bunga, yang tidak konsisten dengan hipotesis ukuran konvensional dan berpendapat bahwa
perusahaan besar lebih mungkin untuk menarik pembiayaan proyekspesifik. 2. Perubahan CEO Dechow dan Sloan menguji apakah masalah horizon (disebutkan sebelumnya sehubungan dengan kontrak manajemen) akan memotivasi chief executive officer (CEO) dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan laporan kinerja laba jangka pendek, dan dengan demikian bonus mereka berasal dari potongan kembali biaya penelitian dan pengembangan. Hasilnya menunjukkan bahwa CEO tidak menghabiskan kurang pada penelitian dan pengembangan di tahun-tahun terakhir mereka di kantor. Dechow dan Sloan nampaknya mengindikasikan bahwa manajemen kontrak dapat menyeimbangkan insentif berbagi berbasis dan laba-berbasis untuk memastikan bahwa upaya untuk mentransfer kekayaan dari pemegang saham kepada manajer sebagian besar tidak efektif. Dengan demikian, akuntansi dan lain hal kontraktor dapat mengurangi biaya agen ketika insentif untuk oportunistik yang kuat. 3. Penelitian Lain Skinner
membuktikan
bahwa
atribut
ekonomi
perusahaan
mempengaruhi sifat utang perusahaan dan kontrak manajemen kompensasi, dan bahwa variabel kontraktor oportunistik tradisional dikaitkan dengan pilihan kebijakan akuntansi. Dia menemukan bukti terbatas hubungan langsung antara atribut ekonomi yang mendasari dan keputusan akuntansi. Sebaliknya, Bradburry, Godfrey dan Koh menemukan bahwa keputusan akuntansi goodwill perusahaan Selandia Baru lebih berkaitan dengan atribut ekonomi perusahaan daripada variabel kontraktor tradisional, mereka atribut beberapa perbedaan antara hasil mereka dan Skinner dengan fakta bahwa akuntansi di Selandia Baru kurang dibatasi dibandingkan di Amerika Serikat, sehingga banyak oportunistik bagi para manajer untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan yang mencerminkan posisi ekonomi perusahaan.
LO.10 EVALUATING THE THEORY
Ada beberapa kritik terhadap teori akuntansi positif:
1. Kritik terhadap filosofi, positif menganut bahwa peneliti berada di Iuar area penelitian serta memkasimalkan utilitynya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena peneliti selalu berada pada area yang ditelitinya dan maksimalitas utility tidak mungkin dicapai hanya sebatas pada kepuasan (Hebert Simons). 2. Kritik terhadap metodologi, teori positif menganut pendekatan bahwa maksimalisasi keuntungan dapat diperoleh melalui harga keseimbangan pasar.
Hal
ini
tidak
mungkin
karena
penelitian
dengan
harga
keseimbanganpasar sangat sedikit pengaruhnya terhadap kontribusi penelitian akuntansi. 3. Kritik
terhadap
penelitian
dengan
pendekatan
ekonomi,
yaitu
pemaksimalisasi individu yang tidak mungkin atau tidak mudah untuk menghitungnya.
PEMBAHASAN SOAL
1. Apa perbedaan antara teori akuntansi normatif dan positif? Berikan contoh masing-masing.
Teori Akuntansi Positif (PAT) menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi saat ini. Ini berarti bahwa fokusnya adalah pada pemahaman dan menjelaskan teknik dan metode yang akuntan saat ini menggunakan dan mengapa kita telah berakhir dengan sistem akuntansi biaya historis konvensional. Contoh PAT meliputi:
menjelaskan mengapa perusahaan memilih kebijakan akuntansi tertentu
memprediksi mana perusahaan akan menentang aturan akuntansi baru atau yang direvisi
menjelaskan reaksi harga saham terkait dengan rilis informasi akuntansi.
Pendekatan ini dapat dibandingkan dengan teori-teori akuntansi normatif yang memberhentikan akuntansi biaya historis konvensional sebagai
keputusan berarti atau tidak berguna dan meresepkan penggunaan lebih sistem 'berguna' akuntansi (biasanya) berdasarkan penyesuaian inflasi. Contoh teori normatif meliputi:
spesifikasi sistem pengukuran yang disukai
teori untuk tujuan pelaporan keuangan untuk tujuan umum
mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan.
3. Mengapa manajer memilih metode akuntansi yang meningkatkan periode berjalan melaporkan laba?
Manajer dapat memilih metode akuntansi yang meningkatkan periode berjalan melaporkan laba untuk meningkatkan remunerasi mereka. Biasanya remunerasi manajer diikat dengan angka akuntansi, seperti keuntungan, sebagai patokan dalam menentukan bagaimana pemegang saham kompensasi atas kinerja mereka. Oleh karena itu, manajer cenderung memilih metode akuntansi yang menghasilkan keuntungan meningkat sehingga mereka dapat memaksimalkan remunerasi mereka. Selain itu, peningkatan periode saat ini melaporkan pendapatan biasanya akan memberikan sinyal positif ke pasar. Jika investor percaya sinyal, harga saham perusahaan akan meningkat dan para pemegang saham dan manajer akan menguntungkan juga (tujuan manajer adalah untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham). Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari capital gain.
6. Apa yang dimaksud dengan hipotesis utang? Jelaskan logika (teori) yang mendukung itu.
Hipotesis utang memprediksi bahwa sebagai leverage perusahaan (yaitu, proporsi utang relatif terhadap aset perusahaan) meningkat, manajer akan memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang ke periode sekarang. Teori yang mendukung hipotesis utang berasal dari teori keagenan di mana manajer (yang bertindak atas nama pemegang saham) telah insentif untuk mentransfer kekayaan dari pemegang utang ke pemegang saham. Dengan kata lain, mereka memiliki insentif untuk menurunkan nilai utang sehingga kenaikan ekuitas residual nilai. Menyadari
insentif ini, kontrak utang sering mencakup persyaratan dimana perusahaan perjanjian untuk tidak mengizinkan utang mereka melebihi persentase tertentu dari total aset atau total aset berwujud. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa ada modal yang cukup untuk buffer nilai utang jika aset kehilangan nilai dan / atau perusahaan membuat kerugian di masa depan. Sebagai leverage perusahaan meningkat dan perusahaan semakin dekat dengan melanggar perjanjian utang, manajer memiliki insentif untuk memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar perjanjian utang. Oleh karena itu, manajer akan memilih metode akuntansi yang meningkatkan aktiva atau kewajiban penurunan untuk mengurangi leverage dilaporkan.
7.
Mengapa kepentingan manajer berbeda dari pemegang saham? Apa yang bisa pemegang saham lakukan untuk memastikan bahwa mereka tidak menderita secara finansial karena kepentingan manajer berbeda dari mereka sendiri?
Manajer kepentingan mungkin berbeda dari pemegang saham kepentingan karena pemisahan kepemilikan dan kontrol. Sebagai manajer umumnya memiliki nol atau kepemilikan kecil dalam perusahaan, mereka tidak menanggung biaya dari setiap perilaku disfungsional. Jika perusahaan menderita kerugian akibat aksi mereka, para pemegang saham akan menanggung kerugian, sementara manajer masih menerima gaji mereka. Untuk memastikan bahwa pemegang saham tidak menderita secara finansial karena kepentingan manajer berbeda dari mereka sendiri, pemegang saham dapat:
Harga-melindungi
terhadap
perilaku
disfungsional
manajer
perlindungan harga adalah cara para pelaku melindungi diri terhadap bantalan biaya agensi dengan membayar kompensasi manajemen sesuai dengan tingkat biaya monitoring diharapkan. Artinya, kepala sekolah awalnya akan dikenakan biaya monitoring untuk memantau agen perilaku, tapi kemudian mengatur agen remunerasi sesuai sehingga agen akhirnya akan menanggung biaya.
menyelaraskan kepentingan manajer dengan kepentingan mereka Hal
ini dapat dilakukan dengan pengupahan manajer atas dasar pergerakan harga saham, atau menggunakan kompensasi berbasis saham Sebagai
untuk
meningkatkan
manajer
kepemilikan
kepemilikan
manajer
meningkat,
perusahaan.
semakin
besar
kemungkinan itu adalah bahwa kepentingan mereka akan sejajar dengan pemegang saham kepentingan. 17. Jelaskan peran, jika ada, yang dimainkan oleh angka akuntansi dalam menentukan persyaratan kontrak dari rencana bonus dirancang untuk mengurangi masalah keagenan.
Peran utama yang angka akuntansi bermain adalah untuk memberikan ukuran kinerja perusahaan dan untuk memberikan masukan kepada harapan pemegang saham dari arus kas masa depan. Sebagai kebijakan dan estimasi akuntansi yang berbeda menghasilkan keuntungan akuntansi yang berbeda, dan angka akuntansi yang digunakan dalam penentuan bonus, manajer memiliki insentif untuk mengelola laba yang dilaporkan melalui praktik akuntansi.
PEMBAHASAN KASUS
11.2 Theory in Action: Debt Contracting (CVC Deal With UBS Helps Stella Performance)
CVC Asia Pacific has renegotiated the terms of tourism and hospitality operator Stella Group’s debt, initially estimated at about $900 milion, with lender UBS, in a deal that is said to have removed immediate concerns about the group’s financial structure. The deal is significant in that it removes concerns about one of CVC’s portofolio assets and that it places UBS in a position to syndicate the Stella debt after years of it dragging down the local group’s balance sheet. It is thought the restructure involves a demerger of the Stella operations into three key business units: travel, hospitality, and the UK-based Stella Travel Services.
The travel and hospitality divisions account for the bulk of the business and are said to be roughly the same size. Stella operates the BreakFree, Peppers, and Mantra Hotels holiday accommodation brands across Australia. The company also operates about 1200 travel agencies through Harvey World Travel, Travelscene, and Gullivers Travel. Aerly last month, CVC bought out the 35 per cent minority stake held by Octaviar, the former MFS, in Stella for $3.2 milion. CVC acquired the 65 per cent stake in Stella for $409 milion early last year. The latest restructure is said to have involved CVC contributing further equity and an overhaul of tge leding terms, including covenants and rates. Source: Excerpts from the Australian Financial Review, 3 Agust 2009, p.18, www.afr.com
1. Jelaskan mengapa posisi utang Stella Group akan 'terseret' neraca organisasi CVC Asia Pacific?
Jika utang merupakan bagian penting dari struktur keuangan perusahaan, risiko bahwa perusahaan tidak akan mampu memenuhi kewajiban bunga meningkat, seperti halnya kemungkinan bahwa itu akan melanggar perjanjian utang. Jika utang telah diterbitkan dengan syarat dan kondisi yang lebih berat daripada saat ini tersedia dan jika organisasi tidak mampu membayar dan diterbitkan ulang utang di bawah persyaratan yang lebih menguntungkan, maka hutang yang ada akan memberatkan. Umumnya, pemegang saham cenderung lebih memilih pembiayaan utang terhadap ekuitas untuk (a) mendapatkan pemotongan pajak untuk bunga atas utang (dividen tidak dikurangkan dari pajak kepada perusahaan); (B) menghindari menipiskan kontrol mereka atas perusahaan; dan / atau (c) memastikan bahwa keuntungan masa depan lebih dari bunga yang dibayar atas utang terhutang kepada mereka dan tidak tersebar di basis pemegang saham yang lebih luas. Perhatikan bahwa, dalam kaitannya dengan di atas: • Bunga dikurangkan dari pajak untuk perusahaan; pembayaran dividen mereka sendiri tidak.
• Utang memiliki sedikit atau tidak berdampak pada kontrol yang kuat. pemegang utang tidak berbagi kepemilikan perusahaan, dan karena itu mereka tidak dapat memiliki pengaruh dalam mengelola perusahaan. Pemegang Saham, di sisi lain, kepemilikan saham perusahaan melalui kepemilikan saham mereka. Akibatnya mereka berbagi kontrol perusahaan dan
dapat
mempengaruhi
manajemen
dengan
menerapkan
beberapa
pembatasan untuk melindungi kepentingan mereka. Perhatikan bahwa tingkat kontrol untuk pemegang saham individual umumnya sangat kecil kecuali perusahaan kecil atau pemegang saham sangat besar. • Dalam hal keuntungan perusahaan, pemegang utang tidak dapat berbagi keuntungan
perusahaan,
sedangkan
pemegang
saham
akan
berbagi
keuntungan perusahaan melalui pembayaran dividen.
2. Dari sudut pandang pemberi pinjaman, apa biaya yang berkaitan dengan leverage yang tinggi? Bagaimana biaya-biaya ini dikurangi?
Ada beberapa biaya agensi terkait dengan leverage yang tinggi dari sudut pandang pemberi pinjaman. Ketika meningkat leverage, manajer (bertindak untuk pemegang saham) akan memiliki insentif untuk mentransfer kekayaan dari pemegang utang ke pemegang saham. Hal ini dapat dilakukan melalui cara yang berbeda seperti pembayaran dividen yang berlebihan, aset pengganti, kurangnya investasi, dan pencairan klaim. Biaya ini dapat dikurangi dengan membentuk suatu perjanjian utang, di mana pemberi pinjaman menentukan syarat dan ketentuan yang membatasi kegiatan manajemen atau mengharuskan manajemen untuk mengambil tindakan tertentu setelah menerima pinjaman. Misalnya, pemberi pinjaman mungkin memerlukan perusahaan untuk tidak membayar melebihi tingkat tertentu dividen, telah rekening yang diaudit oleh perusahaan audit spesialis industri, atau untuk tidak meminjam uang dari setiap pemberi pinjaman lain tanpa persetujuan dari pemberi pinjaman saat ini, atau perjanjian yang tidak akan mengizinkan leverage untuk melebihi rasio tertentu. 3.
Dari sudut pandang pemegang saham, apa biaya leverage yang tinggi? Bagaimana biaya-biaya ini dikurangi?
Dari sudut pandang pemegang saham, leverage yang tinggi dapat mengganggu peringkat kredit perusahaan karena perusahaan muncul berisiko, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan uang di masa depan. Jika kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan uang di masa depan menurun karena pinjaman saat ini berlebihan, perusahaan mungkin tidak dapat memperoleh dana yang cukup dibutuhkan untuk ekspansi dan pertumbuhan. Ini adalah biaya yang pemegang saham akan menanggung, sebagai ketidakmampuan untuk tumbuh akan mencegah pemegang saham dari memaksimalkan kekayaan mereka di perusahaan. Selain itu, perusahaan leverage yang tinggi juga dapat dianggap sebagai investasi yang berisiko dan tidak aman oleh pasar. Hal ini akan menyebabkan harga saham jatuh, yang mengurangi nilai investasi pemegang saham dalam perusahaan. Biaya ini dapat dikurangi dengan menyelaraskan kepentingan manajemen untuk kepentingan pemegang saham, dan dengan demikian mencegah manajemen dari pinjaman berlebihan dengan biaya pemegang saham. Salah satu cara untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham adalah melalui remunerasi berbasis ekuitas, dimana remunerasi manajer terkait dengan harga saham perusahaan. Dengan demikian, manajemen akan lebih berhati-hati dalam membuat keputusan yang dapat merusak harga saham perusahaan, seperti pinjaman yang berlebihan. Siswa dapat meningkatkan cara lain di mana pemegang saham dan pemberi pinjaman kepentingan diselaraskan untuk mengurangi kemungkinan bahwa leverage yang tinggi akan mengurangi nilai ekuitas. seperti pinjaman sebagai berlebihan. Siswa dapat meningkatkan cara lain di mana pemegang saham dan
pemberi
pinjaman
kepentingan
diselaraskan
untuk
mengurangi
kemungkinan bahwa leverage yang tinggi akan mengurangi nilai ekuitas. seperti pinjaman sebagai berlebihan.
4. Apa adalah beberapa insentif yang mungkin menjelaskan mengapa CVC memilih untuk merestrukturisasi Stella Grup dengan menyumbangkan ekuitas lanjut (dengan membeli Octaviar ini 35 persen saham)?
Kontribusi ekuitas lanjut akan mengakibatkan restrukturisasi posisi keuangan kelompok. Jika rasio utang / ekuitas tinggi dan mendekati level dari setiap perjanjian hutang yang ada, suntikan modal akan dikurangi situasi yang tidak menguntungkan ini dengan mengurangi tingkat utang relatif terhadap tingkat ekuitas. Ini saja akan memberikan insentif yang signifikan untuk kontribusi ekuitas. Alasan lebih lanjut untuk meningkatkan tingkat ekuitas adalah untuk memastikan bahwa itu memiliki pengaruh yang lebih besar atau untuk mengamankan kontrol, atas kelompok. Hal ini bisa memberikan dengan kemampuan untuk menentukan kebijakan keuangan masa depan dan tindakan dari kelompok termasuk aliran dividen. Artikel ini menyiratkan trust harus menggunakan model revaluasi, tetapi mereka memilih untuk menggunakannya, menyiratkan beberapa manfaat dari model revaluasi. Siswa bisa mengeksplorasi insentif bagi perusahaan/trust untuk menggunakan model revaluasi dan biaya dan manfaat dari pilihan mereka.
5. Apa potensi 'perjanjian' dan 'berakhir istilah' yang mungkin telah dirombak di restrukturisasi keuangan Stella Group?
Pembatasan keuangan yang mungkin telah dirombak dapat mencakup: • Hubungan antara tingkat utang dan ekuitas, pendapatan, laba, dividen (dan berpotensi berbagai nomor akuntansi lainnya) • Hubungan antara utang dan statistik keuangan seperti EPS, EPS dilusian, rasio dividen (keuntungan) Pinjaman istilah yang mungkin telah berubah dapat mencakup: • Suku bunga • Jadwal pembayaran termasuk tanggal pembayaran akhir • Acara cenderung mengkristal (pemicu pembayaran) utang luar biasa.
View more...
Comments