BAB 10 teori akuntansi

May 1, 2019 | Author: alifmokha | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

teori akuntansi...

Description

KONSEP LABA DAN PELAPORAN KEUANGAN

OLEH: Alif Mohamad Khalifah 1202111120 Rahmad Fauzi 1202110147 Randy Satria 1202110148 Tutut Nurcahyati 1202110156

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TELKOM 2014

BAB 10 KONSEP LABA DAN PELAPORAN KEUANGAN

Berikut ini adalah beberapa kritik atas laba akuntansi dalam bentuk tradisionalnya: 1. Konsep laba akuntansi belum dirumuskan dengan jelas. 2. Konsep laba akuntansi tidak memiliki dasar teoritis jangka panjang untuk perhitungan dan penyajiannya. 3. Praktik  –   praktik akuntansi yang berlaku umum memungkinkan ketidakkonsistenan  pengukuran laba periodik perusahaan yang berbeda. 4. Perubahan tingkat harga telah memodifikasi makna laba yang diukur dengan rupiah konstan 5. Informasi lain, selain akuntansi, terbukti lebih berguna bagi investor dan pemegang saham dalam pembuatan keputusan investasi.

PENDAHULUAN

Tujua utama pelaporan laba ialah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang paling berkepentingan dalam pelaporan keuangan. Sejumlah tujuan yang lebih spesifik, sebagai penjabaran tujuan utama tersebut, ialah sebagai berikut : 1. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen 2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu peramalan arah perusahaan di masa depan atau pembagian dividen di masa datang 3. Penggunaan laba sebagai pengukuran pencapaian dan sebagai pedoman keputusan manajemen di masa depan.

KONSEP LABA PADA TINGKAT SINTATIK 

Konsep laba pada tingkat sintatik menjelaskan bagaimana laba diukur dan disajikan. Laba dapat diukur dan diakui atas dasar pendekatan aktivitas atau pendekatan transaksi. SFAC 1 mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu  perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan.

Menurut Bedford pembaca laporan laba harus menyadari bahwa laba akuntansi hanya dapat dimengerti dengan mengetahui bagaimana laba di ukur, yaitu pembaca harus memahami operasi yang digunakan oleh akuntan untuk menghasilkan jumlah laba.

Pendekatan transaksi pada pengukuran laba

Laba diukur dengan cara konvensional, yaitu laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi( transaksi eksternal) yang diakumulasi pada saat periode. Beberapa manfaat utama dari pendekatan transaksi : 1. Komponen laba dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara, seperti menurut produk atau golongan pelanggan, untuk mendapatkan informasi yang lebih berguna bagi manajemen. 2. Laba yang berasal dari berbagai sumber seperti operasi dan dari penyebab eksternal dapat dilaporkan secara terpisah sejauh hal itu dapat diukur. 3. Hal itu memberikan dasar untuk menentukan jenis dan kuantitas aktiva dan kewajiban yang ada pada akhir periode. 4. Efisiensi bisnis mengharuskan pencatatan transaksi eksternal untuk alasan-alasan lain. 5. Berbagai laporan dapat dibuat untuk saling berhubungan satu sama lain, yang diasumsikan memungkinkan pemahaman yang lebih baik atas data yang mendasari.

Pendekatan aktivitas untuk mengukur laba

Dalam penerapannya, pendekatan kegiatan merupakan lanjutan dari pendekatan transaksi karena muncul dari transaksi yang dijadikan dasar pengukuran. Pendekatan ini didasarkan  pada konsep real work mengenai kegiatan perusahaan dari proses perencanaan sampai produk dijual sehingga dapat dikatakan penghematan biasya operasional perusahaan dapat meningkatkan income perusahaan. Jadi singkatnya, laba diakui selama aktivitas terjadi dari  proses perencanaan sampai produk dijual, tidak menunggu sampai barang itu terjual.

KONSEP LABA PADA TINGKAT SEMANTIK 

Pada tingkat semantik berkaitan dengan bagaimana menginterprestasikan informasi laba sehingga laba bermanfaat dan bermakna.

Laba sebagai pengukur efisiensi

Operasi efisiensi dari sebuah perusahaan mempengaruhi aliran deviden saat ini maupun  penggunaan modal yang diinvestasikan untuk memberikan aliran deviden masa depan. Efisiensi adalah suatu istilah yang relatif dan hanya mempunyai arti apabila dibandingkan dengan ideal atau beberapa dasar lain. Efesiensi juga bisa disebut dengan perbandingan antara output dengan input. Cara mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan ROI dan EVA.

Laba akuntansi Lawan Laba ekonomi

Laba Akuntansi (Accounting Income), di gunakan dalam menyajikan laporan keuangan secara objektif dan andal. Oleh karena itu Accounting incomedidasarkan pada transaksi yang terjadi. Penghitungan Akuntansi menggunakan metode garis lurus. Laba bersih akuntansi = Selisih antara pendapatan dengan biaya berdasarkan accrual basis dikurangi dengan depresiasi aktiva tetap. Laba Ekonomi (Economic Income), digunakan investor untuk menilai suatu investasi. Laba Ekonomi menggunakan metode bunga. Laba bersih ekonomi = Selisih anatara modal awal dengan modal akhir tanpa mempengaruhi modal awal.

Laba Banyak Orang

Hampir semua anlisis laba akuntansi dalam kaitan dengan laba ekonomi dilakukan dalam konteks kepastian. Dengan kata lain, semua fakta situasi diasumsikan diketahui semua orang. Pada realita, banyak perbedaan tingkat bunga yang digunakan.

KONSEP LABA PADA TINGKAT PRAGMATIK 

Konsep laba pada tingkat pragmatik berkaitan dengan dampak dan informasi laba rugi  pemakainya. Apakah informasi bermanfaat atau apakah informasi laba nyatanya digunakan. Kalau memang digunakan, untuk kepentingan apa informasi laba digunakan sehingga angka laba benar-benar harus disediakan. Seperti, proses keputusan investor atau kreditor, reaksi harga sekuritas terhadap pelaporan laba, keputusan pengeluaran modal dan reaksi feedback dari manajemen dan akuntan. Menanyakan langsung pada pemakai apakah mereka menggunakan angka laba akuntansi merupakan salah satu cara untuk mengetahui kebermanfaatan laba.Karena banyak pemakai dengan berbagai perspektif dan kepentingan, cara ini kurang terandalkan sebagai bukti tentang kebermanfaatan laba. Cara lain adalah dengan mengukur reaksi pasar modal terhadap pengumaman laba akuntansi.

Laba sebagai alat peramal SFAC 1 mengatakan

bahwa laba untuk membantu mereka menetapkan prospek arus kas

 bersih perusahaan, tetapi mereka sering menggunakan laba untuk membantu mereka mengevaluasi daya menghasilkan laba. Harapan akan laba masa depan dipandang harus digunakan oleh banyak investor sebagai faktor utama untuk meramal distribusi deviden masa depan. Bagi banyak perusahaan tradisi laba diasumsikan lebih relevan dalam meramaikan harga pasar saham masa depan dari pada distribusi deviden jangka panjang maupun jangka  pendek. Pemegang obligasi dan kreditor jangka pendek juga berkepentingan dalam laba masa depan. Makin besar harapan laba perusahaan, makin besar penerapan bahwa kreditor akan menerima imbalan tahunan mereka dan juga makin besar penerapan mereka akan menerima  pembayar pokok pada saat utang jatuh tempo.

Pengambilan keputusan manajerial . Laporan keuangan formal ditujukan untuk pemakai

eksternal data akuntansi, tapi akuntan juga harus melengkapi manajemen dengan alat-alat  bahan baku yang diperlukan dan untuk pengambilan serta untuk keputusan yang baik

Pendekatan pasar modal

Studi empiris menyatakan bahwa laba per saham atau proyeksi laba per saham yang dilaporkan ada mempunyai dampak langsung pada harga pasar saham biasa. Menurut Ray Ball dan Phillip Brown harga sekuritas bergerak dalam arah yang sama dengan laba akuntansi. Korelasi antara harga dan laba tidak sempurna. Aspek kunci dari research dalam dampak akuntansi pada pasar modal adalah menentukan kandungan informasi angka laba.

Pandangan pendekatan kontraktual dari laba

Kekuatan dari pendekatan kontraktual adalah bahwa hal itu tidak menuntut interprestasi semantik dari laba akuntansi. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa masyarakat setuju untuk bermain dengan aturan apapun yang dipilih tanpa memperhatikan apakah itu masuk akal atau tidak. Posisi ini dipandang eksterm oleh beberapa pihak. Teori laba  pragmatik tidak dapat sah dalam jangka panjang tanpa konsep laba dunia nyata dan  pembuktian dari implikasi perilakunya. APA YANG HARUS DIMASUKKAN DALAM LABA?

Salah satu tujuan utama perusahan bisnis adalah memaksimisasikan arus dividen kepada  pemegang saham selama keseluruhan umur perusahaan itu, ataumaksimisasi dari nilai

likuiditas atau nilai pasar dari perusahaan itu pada akhir umurnya, atau pada titik-titik interim, atau beberapa kombinasi dari ini.

Konsep Operasi Kini dari Laba

Konsep laba operasi kni memusatkan pada pengukuran efisiensi perusahaan bisnis. Istilah efisien berkaitan dengan pemanfaatan secara efektif sumber daya perusahaan dalam mengoperasikan perusahaan dan menghasilkan laba. Dalam menghitung laba, penekanan tertentu diletakkan pada istilah kini dan operasi. Hanya perubahan nilai dan kejadian yang dapat dikendalikan oleh manajemen dan yang dihasilkan dari periode berjalan yang harus dimasukkan. Aspek kedua dari konsep ini adalah bahwa perubahan relevan hanya timbul dari operasi normal, yang memungkinkan perbandingan yang lebih baik dengan operasi-operasi lain.

Konsep Laba All-Inclusive (Laba Komprehensif)

Dapat didefinisikan sebagai total perubahan dalam modal yang diakui dengan mencatat transaksi atau revaluasi perusahaan selama suatu periode tertentu, kecuali untuk pembagian dividen dan transaksi modal. Ini merupakan konsep yang dirujuk oleh FASB sebagai laba komprehensif. Laba komprehensif lebih luas dari laba bersih karena mencakup:  perubahan tertentu yang lain dalam aktiva bersih (terutama keuntungan dan kerugian tertentu yang ditahan) yang diakui dalam periode itu, seperti beberapa perubahan dengan nilai pasar investasi dalam sekuritas ekuitas yang mudah dipasarkan yang di klasifikasi sebagai aktiva tak lancar, beberapa perubahan dalam nilai pasar investasi yang mempunyai praktik akuntansi khusus untuk sekuritas yang mudah dipasarkan dan penyesuaian translasi valuta asing.

FASB memilih untuk menguraikan konsep laba yang mencerminkan hanya masa berjalan dengan istilah penghasilan. Dengan demikian diperoleh hirarki berikut: Penghasilan = Laba operasi kini + pos tak berulang Laba bersih = Penghasilan + efek kumulatif perubahan prinsip akuntansi pada tahuntahun sebelumnya Laba komprehensif = Laba bersih + penyesuaian kumulatif periode sebelumnya +  perubahan bukan pemilik dalam ekuitas yang tersisa

Pendukung konsep laba all-inclusive mengemukakan alas an berikut untuk pengukuran laba ini: 1. Laba bersih tahunan yang dila[orkan, apabila ditambahkan bersama untuk keseluruhan  perusahaan, harus sama dengan total laba bersih perusahaan. 2. Peniadaan beban dan kredit tertentu dari perhitungan laba bersih memberi peluang untuk manipulasi atau perataan angka penghasilan tahunan. 3. Laporan rugi laba yang memasukkan semua beban dan kredit laba yang diakui selama tahun itu dikatakan lebih mudah untuk disiapkan dan lebih mudah dimengerti oleh  pembaca. 4. Dengan pengungkapan penuh sifat perubahan laba selama tahun i tu. 5. Perbedaan antara beban dan kredit operasi dan non operasi belum jelas benar. Perbedaan utama antara konsep laba operasi kini dan all-inclusive adalah dalam tujuan yang diasumsikan untuk pelaporan laba bersih. Meskipun laba bersih operasi kini menekankan kinerja operasi kini atau efisiensi perusahaan dan kemungkinan penggunaan angka ini untuk meramalkan kinerja dan daya menghasilkan laba masa depan, perbedaan laba bersih allinclusive mengklaim bahwa efisiensi operasi dan peramalan kinerja masa depan keduanya dapat ditingkatkan apabila hal itu didasarkan pada keseluruhan pengalaman historis  perusahaan selama serangkaian tahun.

Laba yang Berulang dan Tak Berulang

Pendukung konsep laba kinerja operasi kini seringkali mengklaim bahwa pos-pos operasi  pada umumnya didefinisikan sebagai berulang dalam operasi bisnis dan bahwa pos non operasi umumnya dipandang tidak biasa dan tak dapat diramalkan. Kan tetapi, ini tidak harus  benar. Banyak pos bersifat operasi, tetapi tidak harus berulang. Angka laba bersih  berdasarkan peristiwa-peristiwa berulang umumnya lebih berguna bagi investor dalam meramalkan kemungkinan arus laba dan dividen masa depan. Kejadian non operasi lebih  bermanfaat untuk mengukur efisiensi manajemen. Manfaat dari mengklasifikasikan beban dan kredit laba sebagai berulang dan tak berulang didasarkan pada kegunaan yang meningkat dari angka laba bersih yang dihasilkan dalam membuat prediksi oleh investor. Kelebihan dari klasifikasi dan pelaporan laba berulang serupa dengan kekurangan konsep laba operasi kini.

Kekurangan ini dapat segera diketahui dalam pembahasan di atas tentang konsep laba allinclusive. Penyesuaian Periode Sebelumnya

APB 20 membedakan tiga jenis perubahan: perubahan prinsip, perubahan estimasi dan  perubahan dalam satuan usaha yang melaporkan. APB 9 digantikan oleh SFAS 16, yang menyatakan bahwa: Penyesuaian- penyesuaian yang berkaitan dengan periode sebelumnya  –   dan karenanya dikeluarkan dalam penentuan laba bersih untuk periode berjalan  –   dibatasi  pada penyesuaian material yang: a. Dapat secara spesifik diidentifikasikan dengan dan secara langsung berkaitan dengan aktivitas bisnis dari perode sebelumnya tertentu.  b. Tidak berasal dari kejadian ekonomi yang terjadi sesudah tanggal laporan keuangan untuk periode sebelumnya. c. Tergantung terutama pada penentuan oleh selain manajemen. d. Tidak mudah dipengaruhi estimasi yang layak sebelum penentuan tersebut.

FASB memperketat kisar penyesuaian periode sebelumnya dalam SFAS 15, yang menyatakan bahwa, dengan hanya dua pengecualian, semua pos laba dan rugi yang diakui dalam periode tahunan dan dimasukkan dalam perhitungan penghasilan tahunan. Satu  pengecualian berkaitan dengan pajak penghasilan yang ditangguhkan dan ditiadakan leh SFAS 96. Pengecualian selebihnya adalah koreksi kekeliruan dalam laporan keuangan  periode sebelumnya. Pos-pos Luarbiasa

APB 30 mendefinisikan pos-pos luar biasa sebagai kejadian dan transaksi yang sering dan tidak biasa. Kedua criteria harus dipenuhi dalam klasifikasi pos-pos luar biasa. Satu-satunya  pengecualian dalam aturan umum ini adalah keuntungan atau kerugian pelunasan utang, yang diperlukan sebagai pos-pos luar biasa. Tujuan pendekatan APB 30 tampaknya adalah untuk membatasi penggunaan klasifikasi ini pada waktu-waktu yang tidak biasa yang dapat mempengaruhi prediktabilitas, tetapi tidak akan memungkinkan penggunaan kebijakan

manajemen dalam menentukan perhitungan laba bersih sebelum pos-pos luar biasa. Akan tetapi, alasan teoritis untuk klasifikasi yang terpisah belum jelas. Operasi yang Dihentikan

Operasi yang dihentikan diliput dalam APB 30, yang dimaksudkan untuk mengklasifikasikan  pos-pos sekuritas ekuitas demikian rupa sehingga memberi kepada para pembacanya  perasaan berapa laba yang mungkin layak rugi sesudah pajak yang dihasilkan dari operasi yang dihentikan dalam periode berjalan dan sebelum tanggal pengukuran, yang didefinisikan sebagai tanggal di mana manajemen mengikat diri sendiri pada suatu rencana formal untuk melepaskan operasi bersangkutan. Pengungkapan

Biasanya, akan terdapat serangkaian angka penghasilan antara, masing-masing akan diuraikan. Misalnya, baris kedua dari terakhir dapat terbaca “Penghasilan sebelum efek kumulatif perubahan akuntansi.”

Laba Bersih Kepada Siapa? Konsep Nilai-Tambah dari Laba. Dalam pengertian ekonomi, nilai-tambah adalah harga

 pasar dari keluaran suatu perusahaan dikuragi harga barang dan jasa yang diperoleh melalui transfer dari perusahaan lain. Jadi, semua karyawan, pemilik, kreditor dan pemerintah (melalui pajak) adalah penerima dari laba perusahaan. Konsep ini menjadi paling berarti apabila diterapkan pada perusahaan yang besar yang mempengaruhi hidup ribuan orang dan mempuntai kepentingan social dan ekonomi di luar kepentingan sempit dari pemilik dan  pemegang saham. Laba Bersih Perusahaan . Menurut pernyataan 1957 dari American Accounting Association

“… beban bunga, pajak penghasilan, dan distribusi bagi-hasil yang sebenarnya adalah bukan merupakan determinan dari laba bersih penghasilan…” lalu dapat disimpulkan bahwa pos  pos ini lebih merupakan pembagian laba bersih, daripada pengurangan sebelum sampai pada laba bersih. Konsep laba bersih mempunyai manfaat dari sudut pandang pemisahan aspek keuangan perusahaan dari operasi.

Laba Bersih Kepada Investor. Dalam konsep satuan usaha, laba kepada investor mencakup

 bunga atas utang, dividen pada pemegang saham preferen dan saham biasa, dan sisa yang tak dibagikan. Konsep laba ini mempunyai manfaat yang besar untuk beberapa tujuan: 1. Keputusan mengenai sumber modal jangka panjang lebih bersifat keuangan daripada masalah operasi. 2. Karena membedakan struktur keuangan, perbandungan di antara perusahaan dapat dibuat lebih segera dengan menggunakan konsep laba ini. 3. Tingkat

imbalan

pada

total

investasi

yang

dihitung

dalam

konsep

laba

ini

menggambarkan secara lebih baik efisiensi relative dari modal yang diinvestasikan daripada konsep tingkat imbalan pada pemegang saham.

Laba Bersih Kepada Pemegang Saham . Tersirat dalam pernyataan FASB adalah konsep

 bahwa laba bersih terutang kepada semua pemegang saham. SFAC 1 menekankan sifat  prediktif dari penghasilan yang dilaporkan. Meski definisi laba ekonomi berbeda dengan laba akuntansi, para ekonom biasanya memperlakukan laba akuntansi secara statistic sebagai total imbalan dari wiraswastawan dalam berbagai perannya sebagai manajer.

Laba Bersih Kepada Pemegang Ekuitas Tersisa . Dalam laporan keuangan yang disajikan

terutama bagi pemegang saham dan investor, laba bersih yang tersedia untuk pembagian kepada pemegang saham biasa biasanya dipandang merupakan jumlah angka tunggal yang  paling penting dalam laporan. Pemegang saham biasa dan calon pembeli saham biasa  berkepentingan terutama dengan arus dividen masa depan, tetapi pengetahuan laba bersih yang tersedia dan kebijakan keuangan dari perusahaan dapat memberikan informasi yang  berguna bagi pemegang saham biasa dalam evaluasi mereka atas perusahaan dan prediksi mereka atas total jumlah pembagian dividen di masa depan. APB 15 mengakui kemungkinan dilusi dan merekomendasikan agar perhitungan laba per saham pro forma tambahan sebaiknya disajikan, yang menunjukkan berapa laba per saham seandainya konversi atau opsi dijalankan.

IKHTISAR 

Tujuan jangka panjang yang diperlukan dari suatu konsep laba adalah bahwa hal itu harus  berkaitan dengan pengamatan dunia-nyata. Dua konsep interpretif dasar adalah: 1. Konsep Pemeliharaan Kekayaan 2. Konsep Efisiensi Dari sudut pandang ekonomi dan sosial yang luas, semua laba yang dihasilkan perusahaan harus dilaporkan sebagai laba. Tetapi pembagian laba ini di antara para penerima laba harus dilaporkan sebagaimana juga total yang dihasilkan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF