Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

December 7, 2016 | Author: Wwit Diana Roswita | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

desiminasi...

Description

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunya keterampilan dalam proses perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis di kelas dan mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. (Nursalam, 2011) Sebagai

profesi,

keperawatan

dituntut

untuk

memiliki

intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral.

kemampuan Hal ini bisa

ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan Ners. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan yang mendasar dalam upaya aktif untuk mensukseskan program pemerintah yang berwawasan luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapai apabila pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan iptek bidang kesehatan. Selan itu diperlukan juga proses pembelajaran , baik di institusi pendidikan maupun pengalaman belaja klinik di rumah sakit dan komunitas. (Nursalam, 2011) Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya pendidikan tinggi keperawatan (D3 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya undang-undang no.23 Tahun 1992 dan Permenkes No.1239/2001. Dengan demikian, UU praktik keperawatan di masa depan diharapkan adalah bentuk pengakuan adanya kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan professional.

Pelaksanaan Permenkes No.1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi : belum ada pemahaman tenteng wujud dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan professional dan jenis serta sifat praktik keperawatan professional yang harus dikembangkan. Untuk itu manajemen keperawatan di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan leperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan globalbahwa setisp perkembangan dan perubahan

memerlukan

pengelolaan

secara

professional

dengan

memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Perawat sebagai profesi ang paling intens berinteraksi dengan pasien (24 jam sehari) memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memenuhi berbagai macam kebutuhan pasien. Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengevaluasi saranadan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. ( Nursalam, 2011). Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaa asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan

keduanya

dapat

saling

menopang.

Sebagaimana

proses

keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai sutau tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan

2

pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari praktisi, pasien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas mutu asuhan keperawatan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan ang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupkan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan. Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai model keperawatan ini terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan

dan

pekerjaannya,

meningkatkan

kemampuannya

dalam

mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan masalah politis dan pribadi yang lebih terbuk, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah mendapatkannya. (Salvage, 1985). SP2KP adalah system pemberian pelayanan keperawatan professional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya. (Nursalam, 2011) Konsep untuk SP2KP tim primer ini yaitu perawat primer sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Perawat asosiet harus menghargai kepemimpinana supervisor atau perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model modifikasi tim primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.

3

Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik tentang manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan tingkat kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan aplikasinya di lapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa sebagai calon-calon perawat professional. Dasar dari penerapan manajemen keperawatan ini adalah data-data yang diperoleh dari tatanan ruangan yang kemudian dianalisa, dirumuskan masalah, dan selanjutnya melanjutkan rencana strategi yang cocok untuk menumbuhkan Model Asuhan Keperawatan SP2KP. Penerapan SP2KP ini meliputi beberapa hal antara lain: 1.1.1 Timbang terima 1.1.2 Pendokumentasian 1.1.3 Ronde keperawatan 1.1.4 Sentralisasi obat 1.1.5 Supervisi keperawatan 1.1.6 Penentuan model SP2KP yang diterapkan Berdasarkan data yang ada dan dengan pertimbangan waktu dan tenaga, maka dalam praktik manajemen keperawatan ini, kami mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program Profesi Ners A periode

tahun

2013/2014

kelompok

1

akan

memfokuskan

pada

pengaplikasian modelasuhan keperawatan SP2KP di ruangan Paru (Dahlia) RSUD Uli Banjarmasin.

1.2 Strategi Pelaksanaan 1.2.1 Waktu Pelaksanaan Stage manajemen keperawatan dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober 2014 s.d 01 November 2014.

4

1.2.2

Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan dlaksanakan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin.

1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Setelah

mengikuti

proses

pembelajaran

klinik

keperawatan diharapkan terjadi peningkatan

manajemen

pengetahuan dan

pemahaman dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam melaksanakan model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP).

1.3.2

Tujuan Khusus Setelah

mengikuti

proses

pembelajaran

klinik

manajemen

keperawatan diharapkan mahasiswa mampu: 1.3.2.1 Menjelaskan system pengorganisasian SP2KP. 1.3.2.2 Menjelaskan pengkajian data, identifikasi dan analisa data dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT(SP2KP, supervise, timbang terima, pendokumentasian). 1.3.2.3 Merumuskan

masalah

berdasakan

hasil

analisa

yang

didapatkan 1.3.2.4 Menetukan rencana strategi yang akan dlakukan unuk menyelesaikan masalah yang ditemukan 1.3.2.5 Melaksanakan

model

pegorganisasian

pelayanan

keperawatan dengan model SP2KP. 1.3.2.6 Melaksanakan kegiatan role play timbang teria, supervise, sentralisasi obat dan ronde keperawatan sesuai dengan konsep SP2KP 1.3.2.7 Melakukan evaluasi (struktur, proses, hasil)

5

1.4 Praktikan Pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan dilaksanakan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin oleh mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmi Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program profesi Ners A periode tahun 2013/2014 kelompok 1 yang terdiri dari 15 orang anggota yaitu: 1.4.1 M. Muyassar Wajdi, S. Kep 1.4.2 Moch. Rizqi Shubhi Rahmat., S. Kep 1.4.3 Ahmad Ghazali, S. Kep 1.4.4 Agis Mawarti S. Kep 1.4.5 Amalia Annazah, S. Kep 1.4.6 Aisyah, S. Kep 1.4.7 Nurdiana, S. Kep 1.4.8 Lysna Hilma, A S. Kep 1.4.9 Muhammad Zaini, S. Kep 1.4.10 Rubiyati, S. Kep 1.4.11 Siti Hadijah, S. Kep 1.4.12 Vary Citra R., S. Kep 1.4.13 Rissa Roswita, S. Kep 1.4.14 Nur Hidayanti, S. Kep 1.4.15 Irwan, S. Kep

1.5 Batasan Masalah Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan pada penerapan fungsifungsi manajemen dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin).

6

1.6 Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional dengan model SP2KP (Sistem Pemberi Pelayanan Keperawatan Profesional) yang dilaksanakan oleh kelompok

1 program

profesi

Ners A

STIKes

Muhammadiyah dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober 2014 s.d 01 November 2014.

1.7 Tempat Pelaksanaan Adapun tempat pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional dengan model SP2KP ini dilaksanakn di ruangan Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin.

1.8 Pendanaan Pendanaan dalam penyelenggaraan praktik manajemen ini murni bersumber dari kelompok (mahasiswa/i).

7

BAB 2 HASIL PENGKAJIAN

2.1 Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Rumah Sakit Ulin sebagi Rumah Sakit pusat rujukan di Kalimantan Selatan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan, mempunyai beberapa ruangan yang menjadi ruangan percontohan ubtuk ruang lainnya yang menerapkan sistem/ metode SP2KP. RSUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin mempunyai visi,misi dan Moto yaitu : 2.1.1 Visi 2.1.1.1 Terwujudnya Rumah Sakit Berstandar Internasional Dan Terpercaya Tahun 2015.

2.1.2 Misi

:

2.1.2.1 Menjadi Rumah Sakit kelas A pendidikan 2.1.2.2 Meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi rumah sakit dan ISO. 2.1.2.3 Menjadi pusat rujukan medis spesialis, sub spesialis, dan pusat pelayanan unggulan. 2.1.2.4 Menjadi pusat pendidikan, pelatihan, peneliti, dan penapisan tekhnologi kesehatan. 2.1.2.5 Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan 2.1.2.6 Meningkatkan prasarana pelayanan medik secara bertahap sesuai standar dan master plan rumah sakit. 2.1.3 Moto 2.1.3.1 Sehat Prima

2.2 Profil /gambaran Umum Ruang Dahlia (Paru) Ruang dahlia (paru) merupakan ruang perawatan khusus penyakit paru baik penyakit paru menular maupun tidak menular yang ada di RSUD Ulin

8

Banjarmasin yang digunakan mahasiswa sebagai tempat pembelajaran praktik manajemen keperawatan. 2.2.2

Ruangan dahlia ini dibatasi oleh :  Sebelah Utara

: Dinding Pagar

 Sebelah Timur

: Gedung Farmasi

 Sebelah Selatan : Jalanan  Sebelah Barat

: Tanah kosong (dimanfaatkan untuk tempat

berjemur pakaian pasien ).

2.2.3

Visi, Misi dan Moto Ruang Dahlia (Paru) Rumah Sakit Ulin Banjarmasin yaitu : 2.2.3.1 Visi Memberi Pelayanan Asuhan keperawatan dan pengobatan dibidang penyakit paru untuk meningatkan derajat kesehatan derajat kesehatan seluruh mayarakat secara optimal. 2.2.3.2 Misi a. Memberikan

pelayanan

pengobatan

dan

asuhan

keperawatan dibidang penyakit paru yang nyaman dan sesuai standar. b. Memulihkan kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja, mencegah kecacatan fisik dan mental. c. Melaksanakan pendidikan dan penlitian sesuai prosedur yang berlaku. 2.2.3.3 Falsafah a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, rasa nyaman dan aman serta professional. b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi petugas. 2.2.3.4 Tujuan Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal sesuai standar rumah sakit Ulin Banjarmasin.

9

2.2.3.4 Moto Profesional Akhlak mulia Rapi Usaha Bersama.

10

Gambar 2.1 Denah Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin

KAMAR AULA

DOKTER WC

RUANG MDR 2

RUANG OK PARU & BRONKOSKOPY

RUANG MDR 1 KAMAR 3 KELAS 3 KHUSUS TB WC

WC WC

KAMAR 2 KELAS 2 KHUSUS TB

KAMAR 6 KELAS 3 ASMA BRONKIAL WC KAMAR 1 KELAS 2 ASMA B/NON TB

MUSHOLLA

R. PERAWAT WC

RUANG KARU WC

RUANG DOKTER 11

Gambar 2.2

Struktur Organisasi keperawatan ruangan dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin

STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN RUANG DAHLIA (PARU) DIREKTUR WAKIL DIREKTUR

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

KEPALA IRNA NON BEDAH

KEPALA RUANGAN Mahdalena, S. Kep, Ns

SUPERVISOR ASKEP Murjani,S. Kep, Ns

ADMINISTRASI Hj. Nor Jamilah , AMG

KATIM I Dian Handayani, S AMK

    

ANGGOTA TIM I Helda Iriani S. Kep, Ns Ahmad Sapwan, AMK Dian kartini, AMK Nurul Istimah, AMK Hary Muhardy, AMK

KATIM II Nanda Amarullah, S.Kep, Ns

     

ANGGOTA TIM II Roby Ansari S.Kep,Ns Sihnayati, S.Kep, Ns Tati Hartati, AMK Ahmad Yusuf, AMK Abdul Rasyid, AMK Zainal Hakim, AMK

PEKARYA (Murniyati) LOPER (Ahmad Fauzi)

CLEANING SERVIS (Supianor)

12

2.3 M1 (Man/Pasien Dan Ketenagakerjaan) Berdasarkan hasil data yang didapat di ruang Paru dari Januari s.d Juli 2014, jumlah pasien dari bulan Januari s.d Juli 2014 sebanyak 933 orang. Adapun daftar 10 penyakit terbanyak yang ada di ruang Paru terhitung mulai JanuariJuli 2014 adalah sebagai berikut: 2.3.1

Pasien Table 2.1 Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Paru Mulai JanuariJuli 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nama Penyakit TB Paru CA Paru Efusi Pleura Pneumonia Asma Bronkiale LRTI SOPT Hemaptoe Sepsis PPOK

Jumlah Kasus 221 132 65 65 50 31 28 27 24 15

Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sumber: Laporan bulan Januari s.d Juli 2014 ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin

Gambar 2.3 Grafik 10 penyakit terbanyak di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin mulai bulan Januari s.d Juli 2014 40 35 30 25 20 15 10 5

Low High

0

13

Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa penyakit terbanyak di ruang Dahlia (Paru) RUSD Ulin Banjarmasin mulai Januari s.d Juli 2014 adalah TB Paru.

2.3.2

Mahasiswa Praktik Mahasiswa yang berpraktik di Ruangan Dahlia (Paru) biasanya diikuti oleh beberapa insitusi yang ada di Kalimantan Selatan. Adapun institusi yang berpraktik sekarang diantaranya : 2.3.2.1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin (Program Studi D3 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 5 orang dengan lama praktik 6 minggu, mulai dari tanggal 29 September s.d 10 November 2014. 2.3.2.2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia (Program Studi S1 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 16 orang dengan lama praktik 7 minggu mulai dari bulan September s.d Oktober 2014. 2.3.2.3 PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) Universitas Lambung Mangkurat. Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 26 orang dengan lama praktik 9 minggu mulai dari bulan Juli s.d Oktober 2014.

2.3.3

Data jumlah tenaga diruang Dahlia RSUD BLUD Ulin Banjarmasin. 2.3.3.1 Keperawatan Tabel 2.2 Perawat di Ruang Dahlia ( Paru )

N o 1. 2. 3. 4. 5.

Nama Pegawai Mahdalena, S.Kep,Ns Murjani, S.Kep,Ns Nanda Amrullah, S.Kep,Ns Helda Iriani, S.Kep,Ns Zainal Hakim, AMK

Pendidikan Terakhir S.1 Keperawatan S.1 Keperawatan S.1 Keperawatan S.1 Keperawatan D III Keperawatan

Status Kepegawaian PNS PNS PNS PNS PNS

Keterangan Ka. Ruangan Supervisior KATIM II

14

6. 7. 8. 9. 10 11 12 13 14 15

Abdul Rasyid, AMK Dian Handrayani, AMK Sihnayati, S.Kep,Ns Roby Anshari, S.Kep,Ns A Sapwan, AMK Tati Hartati, AMK Nurul Qotimah, AMK Harry Muhardi, AMK Ahmad Yusuf, AMK Dian Kartini, AMK

D III Keperawatan D III Keperawatan S.1 Keperawatan S.1 Keperawatan D III Keperawatan D III Keperawatan D III Keperawatan D III Keperawatan D III Keperawatan D III Keperawatan

PNS PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS Non PNS

KATIM I

2.3.3.2 Non Keperawatan Tabel 2.3 Tenaga non keperawatan No

Nama pegawai

1. 2. 3. 4.

Hj. Norjamilah, AMG Ahmad Fauzi Murniyati Supiannoor

Pendidikan terakhir D III Gizi SLTA -

Status Kepegawaian PNS BLUD BLUD BLUD

Keterangan Admin Loper Pekarya Tenaga CS

2.3.3.3 Klasifikasi Ketenagaan Ruang Dahlia : a. Sarjana Keperawatan Ns

: 6 orang

b.

: 9 orang

Diploma III Keperawatan

2.3.3.4 Klasifikasi Ketenagaan berdasarkan status kepegawaian Ruang Dahlia. a. PNS ( Perawat )

: 7 orang

b. BLUD ( Perawat )

: 8 orang

c. PNS ( Tenaga Administrasi )

: 1 orang

d. BLUD ( Pekarya dan Cleaning Service ) : 3 orang 2.3.3.5 Pelatihan yang pernah diikuti Tabel 2.4 Pelatihan yang pernah diikuti tenaga perawat No 1.

Nama Mahdalena, S.Kep,Ns

2.

Murjani, S.Kep,Ns

3.

Tati Hartati, AMK

-

Jenis Pelatihan BCTLS DOTS TB HIV TB MDR TB BCTLS Bronkkoscopy DOTS TB Fungsional Perawat PPI DOTS TB EKG

15

2.3.4

4.

Dian Handrayani, AMK

5.

Helda Iriani, S.Kep,Ns

6.

Nanda Amrullah, S.Kep.Ns

7.

Akhmad Syafwan, AMK

8. 9. 10. 11.

Roby Anshari Nurul Qotimah Harry Muhardi Dian Katrini

-

3S3D3 HP PPI Bronkoscopy BCTLS Supervisor Asma Bronkhial PPI MDR TB Asma Bronkhial EKG 3S3HP Asma Bronkhial Asma Bronkhial Asma Bronkhial Asma Bronkhial Asma Bronkhial

Tingkat Ketergantungan Pasien 2.3.4.1 Nilai Standar Jumlah Perawat Pershift Tabel 2.5 Nilai standar jumlah perawat pershift berdasarkan klasifikasi pasien Tingkat Ketergantungan Pagi Sore Malam 0,36 0,36 0,20 0,27 0,15 0,10 0,17 0,14 0,07

Klasifikasi Pasien Total Parcial Minimal

2.3.4.2 Kebutuhan tenaga perawat diruang Dahlia ( Paru ) dari hasil pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.6 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat pada tanggal 02 Oktober 2014 (Menurut Rumus Douglas). Klasifikasi Pasien Total

Jumlah Pasien 0

Pagi

Sore

Malam

0 × 0,36 = 0

0 × 0,30 = 0 15 × 0,15 = 2,25 0 × 0,14 = 0 2,25

0 × 0,20 = 0

Partial

15

Minimal

0

15 × 0,27 = 4,05 0 × 0,17 = 0

Total

15

4,05

Berdasarkan

table

di

atas,

diketahui

15 × 0,10 = 1,5 0 × 0,07 = 0

bahwa

1,5

tingkat

ketergantungan pasien 15 orang adalah parsial care.

16

2.3.4.3 Daftar dinas shift dinas perawat Dahlia Tabel 2.7 Daftar shift dinas perawat Tanggal 2 Oktober 2014

P 7

S 2

Jumlah Kebutuhan Tenaga M Izin Libur Lepas Malam 2 3 2

Total 16

2.3.4.4 Analisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Dahlia ( Paru ) tanggal 02 Oktober 2014 dengan klasifikasi tingkat partial total 15 orang. a.

Kebutuhan jam perawatan : 1.

Jam perawatan langsung Parsial = 3,08 jam × 15 orang = 46,2 jam = 2772 menit.

2. Jam perawatan tidak langsung Partial = 35 menit × 15 orang = 8,75 jam = 525 menit. 3. Jam penyuluhan Partial = 15 menit × 15 orang = 3,75 jam = 225 menit. Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam 1 hari untuk 15 orang klien adalah 3522 menit atau 58,7 jam. Sedangkan total jam perawatan untuk 1 klien dalam 1 hari adalah menit 3,9 jam ( ±4 jam ). 2.3.4.5 Penentuan ruang Dahlia (Paru) berdasarkan jumlah klien bulan Mei, Juni, Juli 2014 (pada saat ruangan dalam tahap renovasi). Mei = 393 Juni = 436 Juli = 363

17

BOR Bulan Mei – Juli = Jumlah hari perawatan × 100% Bad × Periode = 1192 × 100% 26 ×92 = 1192 × 100% 2392 = 49,83 % 2.3.4.6 Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut Depkes : Jumlah pasien : 15 orang Tingkat ketergantungan berdasarkan jenis kasus : Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / perhari : Rata – rata jam perawatan / pasien / hari × jumlah pasien = 3,9 × 15 = 58,5 Jumlah kerja efektif pershift : 7 jam/ hari Jumlah jam perawatan yang diperlukan adalah : Jumlah keperawatan efektif = 58,5 = 8,35 = 8 jam / perhari Jam kerja efektif pershift

7

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut PPNI’ 83

A × 52 (mg) × 7 (hr) (BOR × TT) TP =

+ 25 % 41 minggu × 40 jam

Keterangan : TP

: Tenaga Perawat

A

: Jumlah Jam Perawatan / 24 Jam

TT

: Tempat Tidur

BOR

: Bed Occupancy Rate

Tenaga Perawat di Dahlia

18

= 3,5 × 52 (minggu) × 7 (hari) (TT × BOR) + 25% 41 (minggu) × 40 (jam)

= 3,5 × 52 × 7 (26 × 49,83 %) + 25 % 41 × 40 = 1274x12,95 + 25 % 1640

= 10,05 +0,25

= 10,3 ( 10 perawat )

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut lokakarya PPNI, jumlah tenaga perawat yang ada diruangan Dahlia (Paru) sudah sesuai dengan standar yaitu berjumlah 10 orang. 2.3.4.7 Kebutuhan Perawat Jumlah jam perawatan

58,5 jam

Jam kerja perawat perhari

7 Jam

= 8,3 ( 8 perawat)

Jadi, kebutuhan perawat dalam 1 hari adalah 8 orang. Pada tanggal 2 Oktober 2014 jumlah perawat yang bertugas ialah orang dengan rincian ; a. Dinas pagi ada 7 orang b. Dinas sore ada 2 orang c. Dinas malam ada 2 orang d. Libur ada 3 orang e. Lepas dinas malam ada 2 orang

19

Jadi kebutuhan perawat sudah sesuai dengan kebutuhan ruangan. 2.3.4.8 Pembagian Perawat / Shift Jumlah perawat untuk masing-masing shift menurut Wastrler (swansburg, 1996) merekomendasikan jaga pagi 47%, jaga sore 35%, jaga malam 17%.

a. Pagi 47% × 8 orang

= 3,7 orang = 4 orang

b. Sore 35% × 8 orang

= 2,8 orang = 3 orang

c. Malam 17% × 8 orang

= 1 orang

Dalam kondisi nyata di ruang Dahlia (Paru) sesuai hasil Observasi, perhitungan tenaga sudah lebih dari standar jumlah perawat. Disini hanya dinas sore yang kurang dari standar jumlah perawat dan dinas malam sudah melebihi dari standar perawat dan dinas malam sudah melebihi dari standar perawat. Maka kekurangan ketenagaan tersebut terpenuhi oleh mahasiswa yang sedang berpraktik diruang dahlia (paru) pada tanggal 2 Oktober 2014 yaitu mahasiswa PSIK unlam sebanyak 2 orang, STIK Sari Mulia 2 orang, STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin

Program

Studi

D3

Keperawatan 1 orang. Dari segi ketenagaan perawat di ruang dahlia (paru) sudah cukup baik.

20

2.3.5

Alur pasien Masuk dan Keluar Gambar 2.4 Alur pasien masuk dan keluar POLIKLINIK

IGD

RUANG KEPERAWATAN

TPPO

RUANG RAWAT INAP

PULANG SEMBUH PULANG PAKSA PINDAH RUANGAN MENINGGAL

ADMINISTRASI

2.4 M2 (Money) Dari hasil wawancara pada tanggal 01 Oktober 2014 dengan pihak administrasi yang dahlia didapatkan hasil sebagian besar sumber pembiyaan ruangan berasal dari keuntungan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah pengawasan provinsi Kalimantan Selatan. Mayoritas pembiyaan pasien menggunakan BPJS (Badan Penyelengara Jaminan Sosial) dan hanya sedikit pasien dengan status umum (biaya sendiri). Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS sudah diatur oleh pihak pemerintah sedangkan pembayaran gaji non PNS diatur oleh pihak

21

rumah sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan BLUD RSUD Ulin Banjarmasin. Sedangkan jasa pelayanan medik dan jasa intensif diberikan sesuai dengan pelayanan, tingkat kedudukan dan golongan perawat sendiri. Untuk pemeliharaan

ruangan sarana dan prasaran serta alat kesehatan

dilakukan bersama-sama oleh seluruh yang bekerja di ruangan paru. Sedangkan perbaikan dan pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan) ruang dahlia, alat kesehatan,fasilitas kesehatan bahan habis pakai biasanya dilaporkan dahulu ke bagian IPS (Instalasi Pengadaan Sarana) sebelum mendapatkan dana dari pemerintah karena harus melewati waktu dan proses yang lama maka untuk sementara menggunakan dana pribadi oleh pihak keuangan ruang dahlia yang nantinya akan kembalikan lagi dana pribadi pihak keuangan ruang dahlia dengan dana yang diberikan oleh pemerintah yang dikelola oleh Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Prosedur barang dan jasa belanja langsung yang dananya bersumber dari BLUD RSUD ULIN Banjarmasin didapatkan dengan jalur pengusulan melalui pengantar dari kepala ruangan yang diserahkan ke IRNA non bedah untuk selanjutnya diproses oleh bagian tata usaha dengan disposisi dari direktur dan terakhir dengan disposisi bagian umum.

2.5 M3 (Material) Ruang Dahlia (paru) terdiri dari 1 buah ruangan kepala ruangan yang bergabung dengan ruangan administrasi, 1 buah kamar dokter muda, 1 buah kamar perawat jaga, 1 buah ruang perawat jaga (nurse station), 2 buah kamar MDRTB (Multi Drug Resisten Tubercolusis), 4 buah ruang perawatan kelas 3, 1 buah kamar tindakan, 1 buah ruang OK paru, 1 buah ruang pertemuan/ aula, 1 buah gudang, dan 9 buah WC. Saat ini ruang Dahlia (paru) sedang dalam tahap renovasi ruangan (gudang). 2.5.1 Alat Tenun

22

Tabel 2.8 Daftar barang atau alat tenun yang terdapat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin.

2.5.2

No.

Nama Barang

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Sprai Sarung bantal Selimut Perlak Baju pasien Baju tindakan Duk fungsi WSD Handuk besar Sarung O2 Taplak meja

Jumlah

Kondisi

Ideal

65 6\5 10 10 20 2 2 5 0 7

Baik Baik 2 Rusak Baik Baik Baik Baik 1 Rusak Baik

1:1 1:6 1:5 1:5 1:5 1:1 1:1/3 1:3 1:1/3 1:3

Alat kesehatan / perawatan Tabel 2.9 Daftar barang atau alat kesehatan / perawatan yang terdapat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin Keadaan No.

Nama Barang

Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.

Suction Pump Suction Countinous Pump Nebulizer ultrasonic Nebulizer compresor Spirometri Broncoscopi set Ekg Infus pamp Peakflow Regulator Ambubag Lampu sorot Infra red Lampu UV Lampu X-Ray Tensimeter duduk Timbangan badan Brangkar Kursi roda Stetoskop Sterilisasi elektrik Standar infus Kereta O2 besar Kereta O2 kecil Saturasi O2 besar

4 3 4 1 1 1 1 4 1 6 1 2 1 1 2 2 2 1 3 3 1 30 4 1 1

Baik 4 2 2 1 1 1 4 1 5 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 15 4 1 1

Rusak

Rusak Berat

1 2 1

1

1 1 1 1 10

5

23

26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49.

2.5.3

Tong spatel Tromol sedang Tromol besar Urinal Pot sputum Tabung O2 kecil Irrigator Pinset cirurgis Nasal kanul Masker O2 kanul Klem anatomis Klem lurus kecil Korentang panjang Bak instrumen besar Bak instrumen sedang Bak instrumen kecil Bengkok Klem lurus besar Bed tindakan Meja dressing Meja untuk spirometri Meja alat punksi Gunting heacting Gunting ujung tumpul

2 3 1 15 3 1 1 6 10 4 1 1 2 2 2 2 4 1 2 1 1 1 1 1

2 1

2 1 3

8 3 1

4

1 6 5 2 1

5 2 1

2 2 2 2 2 1 2 1

2

1 1 1 1

Alat rumah tangga Tabel 2.10 Daftar barang atau alat rumah tangga yang terdapat di Ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin No.

Nama barang

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Jam dinding AC kamar dokter AC kamar tindakan AC aula Bak sampah Bantal Gayung mandi Kalkulator Kursi kayu panjang Kursi kerja putar Kursi kerja lipat Kursi plastik kipas angin dinding Kipas angin gantung Komputer billing Komputer administrasi Lemari arsip Lemari alat besi

15. 16. 17. 18.

Jumlah 5 2 2 3 10 10 10 1 8 5 17 12 5 5 1 3 1 2

Baik 2 1 2 2 10

Keadaan Rusak Rusak berat 3 1 1 10

10 1 2 5 17 10 2

1 1

6

2 3 1

4

1

1 1 2

24

19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.

Lemari linen kayu Lemari besi kamar pasien Meja tulis Meja komputer Meja resepsionis Meja makan pasien Lampu emergency Lampu senter Meja kerja aula Meja kerja dokter Printer canon Ranjang pasien Sampiran Telepon Kasur busa Trolly tindakan Rak piring Televisi Kulkas Exhausefan Kabel listrik gulung Locker obat Meja layar FOB Lampu UV Alat baca rontgen Lemari es untuk menyimpan obat Lemari kayu dan kaca Rak sepatu Keranjang status

1 25

1 10

11 2 1 10 3 1 6 4 2 25 5 1 30 3 1 1 1 12 5 2 1 1 1 1

11 2

2

1

1

2 1

1 1

1

10

5

1 10 3 1 6 2 25 4 1 26 3 1 1 1 8 2 1 1 1 1

2 1

1

1 4

4 3 1

1

Berdasarkan perhitungan linen ( alat tenun) menurut DEPKES yaitu 1:3 jumlah linen yang tersedia masih belum mencukupi. Jumlah linen yang tersedia baru 65 buah, sedangkan hasil perhitungan dari 25 tempat tidur yaitu : 25x 3 = 75 buah jadi jumlah kekurangannya sejumlah 10 buah. Sudah terdapat poster ataupun pemberitahuan tentang larangan anak anak untuk masuk ke ruang perawatan pasien tetapi masih ada anak anak yang masuk keruangan pasien.

2.5.4

Prosedur tetap (SOP dan SAK) 2.5.4.1 Standar operasional prosedur (SOP) yang ada di ruang Dahlia (Paru)

25

a.

SOP Penerimaan pasien baru

b.

SOP pasien keluar rawat inap

c.

SOP pengaturan operan jaga

d.

SOP pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur

e.

SOP pemindahan pasien

f.

SOP pengukuran tanda tanda vital

g.

SOP pengukuran suhu tubuh

h.

SOP pengelohan linen

i.

SOP mengganti sprai pasien

j.

SOP pemasangan infuse

k.

SOP pemberian obat oral

l.

SOP pemberian injeksi melalui intra vena

m.

SOP pemberian injeksi intra vena lewat selang infuse

n.

SOP pemberian obat intra muskuler (IM)

o.

SOP pemberian injeksi intrakutan

p.

SOP pemberian injeksi subkutan

q.

SOP pemberian transfusi darah

r.

SOP penanganan syok hypolemik

s.

SOP pemasangan kateter pria

t.

SOP pemasangan kateter wanita

u.

SOP pemasangan NGT

v.

SOP pemberian penyuluhan secara individu/ keluarga

w.

SOP pengambilan dan penyediaan spesimen untuk dikirim ke laboratorium bagi pasien rawat inap

x.

SOP pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

y.

SOP pemenuhan kebutuhan oksigen

z.

SOP latihan nafas dalam

aa.

SOP fisioterapi dada

bb.

SOP postural drainage

cc.

SOP inhalasi nebulizer

26

dd.

SOP pengisapan lendir (suction)

ee.

SOP batuk efektif

ff.

SOP etika batuk dan bersin yang benar

gg.

SOP aspirasi cairan pleura

hh.

SOP pemasangan selang WSD

ii.

SOP perawatan WSD

jj.

SOP pleurodesis

kk.

SOP bronkhoskopi

ll.

SOP penggunaan alat EKG

mm. SOP spirometri nn.

SOP pemberian kompres hangat

oo.

SOP pemberian kirbat esSOP pengambilan sputum BTA

pp.

SOP penatalaksanaan pada pasien haemapto

qq.

SOP melakukan asistensi pada tindakan torasentesis

rr.

SOP mengkaji status oksigen dengan oksimetri nadi

ss.

SOP suction

tt.

SOP posisi fowler

uu.

SOP posisi ortopnea

vv.

SOP posisi trendelenburg

ww. SOP posisi telungkup (pronasi) xx.

SOP posisi lateral

2.5.4.2 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada di ruang Dahlia (Paru) a.

SAK kerusakan integritas jaringan lunak

b.

SAK koping individu tidak efektif

c.

SAK kurang pengetahuan dan kebutuhan informasi

d.

SAK kecemasan

e.

SAK nyeri

f.

SAK pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

g.

SAK resiko tinggi penularan infeksi

h.

SAK ketidakefektifan pola nafas

27

i.

SAK gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari

j.

SAK ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ruang Dahlia sudah memiliki SOP berjumlah 51 buah dan SAK 10 buah.

2.6 M4 (Metode) 2.6.1 Metode Asuhan Keperawatan / SP2KP Metode asuhan keperawatan yang di terapkan pada ruang dahlia adalah metode sistem pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP). Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim. Hasil observasi pada tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014 didapatkan bahwa model asuhan keperawatan di ruang dahlia menggunakan SP2KP dengan model tim belum berjalan optimal, pada pelaksanaannya di ruangan tidak sesuai dengan uraian tugas masingmasing anggota tim, belum ada kejelasan yang tegas terhadap tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, misalnya supervisor merangkap sebagai perawat asosiatif sehingga tidak lagi sebagai uraian perawat tim, pada dasarnya ketua tim sebagai perawat profesional cukup mampu melakukan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim melakukan pembuatan perencanaan, penugasan, supervisi dan evaluasi. Ketua tim juga mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.

2.6.2 Penerimaan Pasien Baru Penerimaan pasien baru merupakan hal yang pertama dilakukan perawat ruangan, baik pasien baru masuk maupun pasien yang berasal dari ruangan lain, meliputi serangkaian perkenalan, persetujuan oleh perawat terhadap pasien berdasarkan standart operasional. Hasil

28

angket yang dibagikan kepada 8 orang sample perawat di dapatkan perawat yang menerima pasien dan memperkenalkan diri pada pasien serta keluarga sebesar 87,5% % kadang-kadang dilakukan, perawat yang bertugas saat menerima pasien baru memperkenalkan siapa perawat yang bertanggung jawab (kepala ruangan, perawat yang bertugas dll) sebesar 100% kadang-kadang dilakukan, perawat yang bertugas menjelaskan tentang penyakit yang diderita, terapi yang diberikan, anjuran atau larangan saat masuk ruangan sebesar 75% dilakukan, pasien dan keluarga diperkenalkan oleh dokter dan tenaga non keperawatan ( misal : tenaga administrasi, ahli gizi dll ) sebesar 62,5% dilakukan, pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang (Fasilitas, jam berkunjung, pengunjung pasien, waktu makan, cara pembayaran dan sentralisai obat) sebesar 100% dilakukan, pasien dan keluarga diperkenalkan dengan lingkungan dan ruangan (dapur, kamar mandi, ruang dokter, dan ruang perawat, depo obat) sebesar 75% dilakukan, pasien diberikan anjuran untuk tidak membawa barang berharga sebesar 62,5% dilakukan, perawat yang memperkenalkan dengan pasien lain ( bila ada) sebesar 50% tidak pernah dilakukan, keluarga diberikan penjelasan tentang resiko tertularnya penyakit bagi keluarga atau kerabat yang berkunjung sebesar 75% selalu dilakukan, perawat yang bertugas menyarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung bagikeluarga/kerabat yang berkunjung sebesar 87,5% dilakukan. Penjelasan tentang larangan membawa anak-anak masuk keruang perawatan selalu dilakukan namun kadang-kadang keluarga pasien mengabaikan larangan tersebut.

2.6.3 Timbang Terima Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dari malam ke pagi saja. Sedangkan pergantian shift dari pagi ke sore dipimpin oleh ketua tim sebesar 87,5% dilakukan, timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift sebesar 100% dilakukan,

29

pelaksanaan dimulai dari nurse station sebesar 75% dilakukan, timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi pasien sebesar 75% kadang-kadang dilakukan, hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan diserah terimakan pada perawat shift berikutnya sebesar 100% dilakukan, perawat shift berikutnya validasi data sebesar 100% dilakukan, perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan yang dirasakan saat ini sebesar 100% dilakukan,

waktu untuk

timbang terima tidak lebih dari 10 menit kecuali pasien kondisi khusus sebesar 75% dilakukan, penyampaian dilakukan singkat dan jelas sebesar 62,5% dilakukan, perawat menyebutkan identitas pasien 75% dilakukan, perawat menyebutkan diagnosa medis sebesar 75% dilakukan, perawat menyebutkan data objektif sebesar 87,5% dilakukan, perawat menyebutkan data penunjang lain sebesar 87,5% dilakukan,

perawat

menyebutkan

tindakan

keperawatan

yang

dilaksanakan sebesar 75% dilakukan, perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapkan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya sebesar 87,5% dilakukan, perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung sebesar 75% dilakukan, perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan

rencana

kerja

bagi

shift

berikutnya

dan

mendokumentasikan pelaksnaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim sebesar 50% dilakukan dan 50% kadang-kadang dilakukan.

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan seharihari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah

30

dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif, dan perkembangan pasien saat itu. Mekanisme laporan di kerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikaasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada pasien. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikiuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung. Hasil observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014, timbang terima diruang Dahlia dilakukan setiap pergantian shift malam ke pagi (pukul 08.00 wita) yang diikuti oleh sebagian perawat dan mahasiswa yang bertugas di masing-masing shift. Beberapa kelebihan pelaksanaan timbang terima di Ruang Dahlia adalah timbang terima dilaksanakan langsung oleh Kepala Ruangan. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien, diagnosa medis dan kondisi pasien. Untuk masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan sudah laporkan secara detail. Terapi yang diberikan, dan tidak semua dicatat dalam buku timbang terima, dan belum erdapat format khusus timbang terima yang memuadahkan perawat untuk melakukan timbang terima. Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien terhadap apa yang sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi memang telah dilaksanakan di Ruang Dahlia. Namun kegiatan perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien belum dilaksanakan. Selain itu juga kegiatan timbang terima belum terjadwal

31

pasti, karena kadang hanya dilakukan oleh shift malam ke shift pagi saja, serta pada hari libur kadang-kadang dilakukan.

2.6.4 Ronde Keperawatan Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Berdasarkan hasil kuesioner dari jumlah sampel 8 orang perawat

didapatkan

100%

perawat

menjawab

bahwa

ronde

keperawatan kadang-kadang dilakukan di ruang Dahlia. Hasil observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014 sudah ada dilakukan timbang terima antara kepala ruangan dengan perawat jaga setiap pagi, namun belum tampak diskusi kasus secara mendalam dalam bentuk ronde keperawatan. Pembahasan kasus secara mendalam terkadang dilakukan berbarengan dengan jadwal dokter visite. Berdasarkan kuesioner didapatkan bahwa hanya kadang-kadang saja perawat primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi pasien. Selain itu, hanya kadang-kadang saja melaksanakan ronde sesuai dengan prosedur pelaksanaan ronde keperawatan. Belum ada jadwal kegiatan rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

2.6.5 Sentralisasi Obat Mengenai sentralisasi obat dengan responden perawat di ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin di dapatkan bahwa keluarga/pasien mendapatkan penjelasan kapan/bila mana obat tersebut akan habis kadang-kadang dilakukan oleh perawat sebesar 50%. Saat pemberian obat perawat menjelaskan macam-macam obat, kegunaan, jumlah obat, dan efek samping kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%. Sediaan obat yang ada dilanjutkannya di cek tiap pagi oleh perawat

32

shift yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku jadwal pemberian obat kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%. Hasil kuesioner, dari 8 orang responden perawat sebanyak 60% pengadaan sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai dengan SOP, terbukti dengan adanya tempat khusus obat masing-masing pasien. Sedangkan pelaksanaan proses sentralisasi belum dilaksanakan dengan optimal, selama ini hanya ada buku pencatatan injeksi dan oral. Adapun alur penerimaan obat yang dilakukan perewat untuk meminta persetujuan dari pasien serta surat pernyataan persetujuan dilakukannya sentralisasi obat belum ada format khususnya, belum ada buku serah terima obat.

2.6.6 Discharge Planning Mengenai Discharge Planning dari hasil angket yang diberikan kepada responden yaitu perawat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin, pada pernyataan sebagian besar pasien yang dilakukan healt education, setiap pasien yang diajarkan perawatan mandiri di rumah, kepala ruangan/perawat melakukan Discharge Planning setelah pasien melakukan pelunasan administrasi yaitu 80 % dilakukan. Sedangkan pada pernyataan setiap pasien pulang atas kemauan sendiri dilakukan dischere planning dan melaksanakan discharge planning 20 %. Dari hasil observasi pada saat pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014, perencanaan pulang sudah dilaksanakan. Dari 5 orang pasien yang akan pulang sudah dilakukan Discharge Planning oleh perawat di ruang Dahlia, dimana pasien diberiakn penjelasan kapan waktu untuk kontrol ulang, dosis dan cara minum obat, dianjurkan jangan sampai putus obat, dan sedikit tentang kondisi penyakitnya. tetapi Discharge Planning masih dilakukan secara lisan belum ada pendokumentasian. Brosur atau leflet tentang TB Paru sudah ada diruangan tapi jarang diberikan ke pasien. Isi dari brosur

33

TB masih bersifat umum. Manajemen rumah sakit belum mempunyai format khusus tentang Discharge Planning. Isi dari Discharge Planning dapat membantu pasien pasca perawatan untuk dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga karena meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus di minum (keteraturan minum obat) dan adanya leflet berguna bagi pasien sebelum pulang sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat. 2.6.7 Supervisi Dari hasil observasi yang dilakukan mahasiswa di dapatkan bahwa supervisi ruangan dilakukan setiap hari oleh kepala ruangan dan supervisor, di mana supervisi sering dilakukan secara in formal yaitu oleh kepala ruangan maupun supervisor ruangan langsung ke Ketua Tim atau pun perawat asosiatif yang berdinas dan telah dilakukan pencatatannya.

2.7 M5 (Market) 2.7.1 Efiesiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI) Tabel 2.11 Data Bulanan Ruang Dahlia NO 1 2 3 4 5 6 7

2.7.2

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Jumlah TT 25 25 25 25 25 25 25

Jumlah Hari perawatan 233 219 449 347 393 436 363

Jumlah Px. Keluar 30 54 79 66 68 90 76

Px. Meninggal 48 jam 6 3 2 3 2 4 4 5 1 10 1 11

BOR (Bed Occupancy Rate) Adapun tingkat keefisiensian Ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin yang dihitung selama 3 bulan terakhir dari Mei, Juni, Juli 2014 adalah sebagai berikut: Bulan Mei: 34

BOR (Bed Occupancy Rate) 393 X 100% = 37,8 % 775 Bulan Juni: BOR (Bed Occupancy Rate) 436

X 100% = 38,1 %

750 Bulan Juli: BOR (Bed Occupancy Rate) 363

X 100% = 46,7%

775 BOR 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ) BOR (Bed Occupancy Rate) 1192 X 100% = 51,8% 2300 Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapatkan hasil penghitungan BOR 51,8 % hasil ini kurang dari standar normal yaitu 60-80 % dikarenakan ada renovasi ruangan sehingga ada beberapa ruangan yang tidak bisa digunakan untuk rawat inap.

2.7.3

LOS (Lengh Of Stay) Adapun LOS yang didapatkan berdasarkan data laporan bulanan Ruang Dahlia ( Paru) tahun 2014 yaitu pada 3 bulan ( mei, juni, juli) dengan jumlah total hari perawatan selama 3 bulan, didapatkan LOS dengan perhitungan sebagai berikut : Bulan : Mei 393

= 5,1 hari = 5 hari

77 x 1 Bulan : Juni 436

= 4,3 hari = 4 hari

35

101 x 1 Bulan : Juli 363

= 4,1 hari = 4 hari

88 x 1 LOS 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ): 1192

= 4,4 hari = 4 hari

266 x 1 Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapatkan hasil penghitungan LOS didapatkan hasil rata-rata hari perawatan pasien di ruangan Paru ( Dahlia) adalah 4 hari. Hasil ini tidak sesuai standar normal yaitu lama hari perawatan (depkes) 6-9 hari.

2.7.4

BTO (Bed Turn Over) Adapun data BTO didapat berdasarkan data laporan bulanan Ruang Dahlia (Paru) tahun 2014 bulan Mei, Juni, Juli yaitu didapatkan BTO, dengan perhitungan sebagai berikut : BTO 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ) 266 = 10,6 = 11x / Bulan 25 Dari hasil penghitungan BTO selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapakan hasil 11x/bulan, hasil ini melebihi dari standar BTO menurut Depkes yaitu 5x/bulan. Hal ini dikarenakan renovasi ruang menyebabkan benyak tempat tidur yang kosong.

2.7.5

TOI (Trun Over Interval) Adapun data TOI didapat berdasarkan data laporan tahun 2014 bulan Mei, Juni, Juli, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 26 buah, jumlah pasien, perhitungan sebagai berikut: Bulan Mei: = (26 x 31) - 393

36

77 = 5,3 = 5 hari Bulan: Juni = (26 x 30) – 436 101 = 3,4 = 3 hari

Bulan : Juli = ( 26 x 31 ) – 363 88 =5 = 5 hari

Perhitungan TOI selama tiga bulan ( Mei, Juni, Juli ) = (26 x 92 ) – 1192 266 = 4,5 = 5 hari Dari hasil penghitungan TOI selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli) 2014 didapatakan hasil 5 hari. Hasil ini melebihi dari nilai normal (depkes) 1-3 hari. Hal ini kemungkinan disebabkan karena data yang di hitung hanya 3 bulan terakhir saja, sehingga hasil dari perhitungan tidak semuanya terdata.

2.7.6

GDR (Gross Death Rate) & NDR (Net Death Rate) 2.7.6.1 GDR (Gross Death Rate) Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya/jumlah pasien keluar (hidup atau mati) x 1000

37

Indikator untuk mengetahui angka kematian keseluruhan (3bulan, Mei, Juni, Juli). Nilai standar < 45%. Jumlah pasien keluar mati < 48 jam

x 1000

Jumlah pasien keluar hidup + mati

= 6 x 1000 = 22,5% 266

2.7.6.5 NDR (Net Death Rate) Menurut Depkes RI (2005) adalah kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di Rumah Sakit Ruang Paru (Dahlia).

Nilai standar 48 jam X 1000

Jumlah pasien keluar hidup + mati = 26 x 1000

= 97,7 %

266

2.7.7

Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen A,B,C) 2.7.7.1 Instrumen A (Penerapan Standar Asuhan Keperawatan) Data didapatkan dari 10 rekam medik (status pasien) yang telah dirawat di Ruang Dahlia.

Tabel. 2.12 Pengkajian No

Aspek Dinilai

Yang

Kode Berkas Rekam Medik Pasien 1

2

3

4

5

6

7

Ket

8

38

Pengkajian 1

Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

75%

2

Data dikelompokan (bio-psikososial-spiritual)

75%

Data sejak masuk pulang

75%

75%

3

4

dikaji pasien sampai

Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan

SUB TOTAL

0

0

4

TOTAL PROSENTASE

0

4

0

4

4

4

4

24 75%

Tabel. 2.13 Diagnosa No

Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8

Ket

39

Diagnosa 1

Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

75%

2

Diagnosa keperawatan mencerminkan FE/PES

75%

3

Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensal

SUB TOTAL

0

75%

2 1 3 2 3 2 3 2

TOTAL

18

PROSENTASE

70%

Tabel 2.14 Rencana No

Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien 1

2

3

4

5

6

7

Ket

8

Rencana 1

2

Merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang didapat saat pengkajian Menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan prioritas

75%

0

0

75%

40

masalah

SUB TOTAL TOTAL PROSENTASE

2

1

1

1

2 10 75%

1

2

2

Tabel 2.15 Tindakan No

Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Ket Medik Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8

Implementasi 1

Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

0

87,5%

50% 2

Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

3

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

4

Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas

0

0

0 0 87,5%

0 87,5%

SUB TOTAL TOTAL PROSENTASE

0

4 3 3 3 3 4 3 2 25 78%

Tabel 2.16 Evaluasi No

Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Ket Medik Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8

Evaluasi 1

Evaluasi mengacu pada tujuan Menetapkan rencana

2 Hasil evaluasi dicatat SUB TOTAL TOTAL PROSENTASE

0

0

0

62,5%

87,5% 0 2 1 1 2 1 2 1 2 12 75%

41

Tabel 2.17 Catatan asuhan keperawatan No

Aspek Dinilai

Yang

Kode Berkas Rekam Medik Pasien 1 2 3 4 5 6 7 8

Ket

Catatan Asuhan Keperawatan 1

2

3

4

5

Menulis format baku

pada yang

0

Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan

0

Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

0

Setiap melakukan tindakan/ kegiatan perawat mencantumkan paraf/ nama jelas dan tanggal jam dilakukannya tindakan Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

SUB TOTAL TOTAL PROSENTASE

Tabel 2.18

0

0

75%

75%

0

0

62,5%

0

0

75%

87,5%

0

4

4 3

3 3 30 75%

4 4

5

Rekapitulasi hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen A)

No.

Aspek yang dinilai

% Hasil

42

1

Pengkajian

75

2.

Diagnosa

75

3

Rencana

62,5

4

Tindakan

78

5

Evaluasi

75

6

Catatan keperawatan

75

Rata – rata

73,4

Dari hasil observasi pendokumentasian asuhan keperawatan pada status 8 persen yang telah dirawat selama atau lebih dari 2 hari didapatkan hasil data 73,4% sudah dicatatan dan lengkap, tetapi ada sekitar 30 % yang belum lengkap.

2.7.8

Instrumen B (Kepuasan Pasien) Tabel 2.19 Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien Sebelum Dilakukan Intervensi No 1. 2. 3. 4. 5.

6. 7.

8.

9.

10. 11. 12.

Pertanyaan Perawat memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok diruangan Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda atau keluarga anda. Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal makanan anda atau keluarga anda Apakah perawat menyakan atau memperhatikan beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda dan keluarga habiskan. Apabila anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya. Pada saat anda dipasang infuse apakah perawat selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse. Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan BAB apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayur, minum yang cukup dan banyak bergerak. Pada saat perawat membantu anda dan keluarga waktu BAB atau BAK, apakah perawat memasang sampiran atau selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan. Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel tiap hari. Apakah lantai kamar mandi / Wc selalu: bersih, tidak licin,tidak berbau, cukup terang. Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi

Ya 82,5 62,5

Tidak 12,5 37,5

100

0

37,5

62,5

25

75

37,5

62,5

100

0

100

0

75

25

87,5

12,5

62,5

37,5

37,5

62,5

43

13.

14. 15. 16.

17. 18.

19.

20. 21.

22.

23.

24. 25.

(dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat. Apakah anda atau keluarga anda dibantu oleh perawat, jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut. Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, dan lainlain diganti setiap kotor. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang bergerak, berbaring terlalu lama. Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit Selama anda atau keluarga dalam perawatan, apakah perawat: memanggil nama dengan benar Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun malam hari. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan saat diperlukan. Apakah perawat sopan dan ramah Apakah selama anda atau keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas. Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan. Aspakah perawat selalu bersedia mendengarkan atau memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda. Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat. Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawtan atayu pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang.

37,5

62,5

75

25

50

50

62,5

37,5

87,5

12,5

87,5

12,5

100

0

100 62,5

0 37,5

75

25

100

0

50

50

62,5

37,5

Kesimpulan dari pernyataan terbuka pada angket kepuasan pasien: sebagian besar responden (75 %) mengatakan cukup puas dan merasa senang dengan pelayanan yang diberikan diruang Dahlia. Hasil evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin (Instrumen B) yang dilakukan tanggal 2-4 Oktober 2014 pada 8 paien/keluarga pasien yang telah dirawat inap lebih dari 2 hari, adalah: 72,5% pasien/keluarga menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia sudah

44

baik, tetapi masih ada beberapa item yang nilainya masih kurang antara lain: 1) 12,5%

perawat

belum

memperkenalkan

diri

kepada

pasien/keluarga pasien. 2) Baru 37,5% perawat yang menanyakan pantangan dalam hal makanan pasien 3) Hanya 30 % perawat yang memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang dihabiskan oleh pasien 4) Baru 37,5 % perawat yang membantu pasien dalam hal menyuapi pasien 5) Baru 37,5% perawat yang membantu pasien dalam melakukan proposal hygine pasien yaitu memandikan. Keterangan % Persepsi mutu askep =

∑ pernyataan Ya

x 100%

∑ pernyataan Ya + Tidak Nilai persepsi Mutu askep dinyatakan baik bila > 75%. Persepsi mutu askep =

145 x 100% = 72,5% 145 + 55

2.7.9

Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan) 2.7.9.1 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan Oksigen di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin Tabel 2.20 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan Oksigen NO 1

JENIS ASPEK YANG KEGIATAN DINILAI Memberikan a. Kriteria Oksigen Persiapan 1. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian) 2. Beri tanda dengan tulisan 3. Hubungkan tabung O2 dan Flowmeter

OBSERVASI 1 2 3 4

5

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

45

4. Botol pelembab yang diisi dengan 2/3 air steril 5. Selang nasal canula atau masker 6. Memberikan penjelasan kepada pasien b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Mengatur posisi pasien 3. Membuka flowmeter dan mengukur dosis secara bertahap 4. Memasang selang kanula atau masker pada pasien 5. Memperhatikan reaksi pasien, pernapasan, dan nadi 6. Mencatat dalam lembaran catatan perawatan 7. Cuci tangan

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0 1

0 1

0 1

0 1

0 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 10

1 11

1 10

1 11

1 11 53 81,5%

Sub Total Total Presentase

PRESENTASE = TOTAL X 100% = 81,5 % 5X (6+7) Nilai standar pelaksanaan tindakan keperawatan dinyatakan baik bila > 75%. 2.7.9.2 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infus di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.21 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infuse NO

JENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAI

OBSERVASI 1 2 3 4 5

46

2.

Memasang Infus

a.

b.

Sub Total

Kriteria Persiapan 1. Cuci tangan 2. Standar infuse 3. Cairan yang akan diberikan 4. Infus set 5. Kapas 6. Alkohol 70 % 7. Kasa steril 8. Gunting 9. Plester 10. Pengalas 11. Bengkok Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Pasien diberi penjelasan 3. Posisi pasien supinasi / terlentang 4. Siapkan area yang akan dipasang 5. Memeriksa ulang cairang yang diberikan 6. Keluarkan udara dari selang infuse 7. Menentukan area yang akan ditusuk 8. Pasang pengalas 9. Mendesinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm 10. Menusuk jarum infuse pada vena yang telah ditentukan 11. Melakukan fiksasi 12. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril 13. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan 14. Memperhatikan reaksi pasien 15. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan 16. Pasien dirapikan 17. Alat-alat dibereskan 18. Cuci tangan

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 1 0 1 1 1 1

1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

1 1 1 2 5

1 1 1 2 3

1 1 1 2 5

1 1 1 2 3

1 1 1 2 5

47

Total Presentase

121 80%

2.7.9.3 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Transfusi di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin Tabel 2.22 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian transfusi NO 3

JENIS ASPEK YANG KEGIATAN DINILAI Memberikan a. Kriteria Persiapan Transfusi 1. Cek persetujuan pasien / informed consent 2. Cek tanda-tanda vital 3. Kelengkapan transfuse set 4. Cairan NaCl 0,9 % 5. Darah yang akan diberikan sesuai denga kebutuhan 6. Kapas alkohol 70 % 7. Kasa steril 8. Gunting 9. Plester 10. Pengalas 11. Bengkok b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Memberikan penjelasan pada pasien 3. Menyiapkan area yang akan ditusuk 4. Peneliti meneliti keadaan darah dan suhu sesuai dengan suhu tubuh normal 5. Cek selang label darah dengan formulir permintaan, nama pasien, golongan darah,

1

OBSERVASI 2 3 4 5

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

1 1 1 1 1

0 1

0 1

0 1

0 1

0 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

48

dan nama tempat tidur 6. Memasang infuse dengan cairan NaCl 0,9 % sesuai dengan prosedur pemasangan infuse 7. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah dipasang 8. Memindahkan selang sesuai dengan kebutuhan 9. Memperhatikan reaksi pasien 10. Mencatat waktu pemberian, golongan darah, dan jumlah tetesan darah 11. Menghitung jumlah tetesan transfusi pada kantong 12. Alat-alat dibereskan 13. Cuci tangan

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 22

1 21

1 22

1 21

1 21 107 85%

Sub Total Total Presentase

2.7.9.4 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Obat Melalui Suntikan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.23 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui suntikan NO.

JENIS KEGIATAN

ASPEK YANG DINILAI

1

OBSERVASI 2 3 4 5

49

4.

Memberikan a. Kriteria Obat Persiapan Melalui 1. Spuit suntikan IV disposable Perinfuse sesuai kebutuhan 2. Kapas Alkohol 70% 3. Obat yang diberikan 4. Pasien diberi penjelasan b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Memperhatikan prinsip Aseptik 3. Membaca Etiket Obat 4. Membaca Dosis Obat 5. Memasukkan Obat ke dalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan 6. Mengatur posisi pasien 7. Menentukan daerah yang akan disuntik 8. Mendesinfektan kulit yang akan disuntik sesuai dengan jenis suntikan 9. Memasukkan obat sesuai dengan teknik penyuntikan1 10. Melakukan aspirasi 11. Memasukkan obat secara perlahan-lahan 12. Memperhatikan

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0 1

0 1

0 1

0 1

0 1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

50

respon pasien 13. Mencabut jarum perlahanlahan 14. Mendesinfeksi kulit dengan kapas alcohol 15. Mencatat respon pasien dan pemberian obat 16. Mencuci tangan Sub Total Total Presentase

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1 19

1 19

1 19

1 19

1 19

95 90,4%

2.7.9.5 Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengukur Tekanan Darah di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin Tabel 2.24 Observasi

pelaksanaan

tindakan

mengukur

tekanan darah NO. 5.

JENIS KEGIATAN Mengukur Tekanan Darah

ASPEK YANG DINILAI a. Kriteria Persiapan 1. Tensimeter

1

OBSERVASI 2 3 4 5

1

1

1

1

1

2.

Stetoskop

1

1

1

1

1

3.

Buku Catatan

1

1

1

1

1

Pasien diberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

2. Lengan baju pasien dibuka atau digulung 3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. Manset

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

4.

51

4.

5.

6.

7. 8. 9.

dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar Pompa tensimeter dipasang Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air turun perlahanlahan, sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama / systole dan terakhir / diastole Respon pasien dicatat Pasien dan alat dirapikan Mencuci tangan

Sub Total Total

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

12

12

12

12

60

Presentase

2.7.9.6 Rekapitulasi

Hasil

92,3%

Observasi

Pelaksanaan

Tindakan

Keperawatan (Standar VI) di Ruang Dahlia ( Paru ) RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.25 Rekapitulasi

Hasil

Observasi

Pelaksanaan

Tindakan Keperawatan ( Standar VI )

52

No 1 2 3 4 5

Aspek yang dinilai Memberikan Oksigen Memasang Infus Memberikan Transfusi Memberikan obat suntikan IV perinfus Mengukur tekanan darah Total (%)

Hasil (%) 81,5% 80% 85% 90,4% 92,3% 81,1%

Berdasarkan data rekapitulasi hasil evaluasi pada pengkajian instrumen C di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin didapatkan hasil bahwa sebagian besar tindakan keperwatan sudah dilakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), tetapi ada beberapa persiapan alat dan pelaksanaan tindakan yang belum sesuai dengan SOP yaitu: a. Belum memberi tanda dengan tulisan di tabung oksigen beberapa jumlah oksigen yang diberikan ke pasien b. Saat pelaksanaan pemasangan oksigen, pemasangan infus, pemberian suntikan intra vena, pemberian transfusi, mengukur suhu, tekanan darah belum melakukan cuci tangan c. Belum mempersiapkan kasa steril dan juga pengalas saat persiapan pemasangan infus maupun tindakan lainnya. 2.7.9.7 Kepuasan Kerja Karyawan Tabel 2.26 Kepuasan kerja karyawan No

Pertanyaan

Budaya Organisasi 1. Rumah Sakit memberikan penghargaan kepada perawat 2. Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada perawat untuk memberikan ide demi kemajuan pelayanan

Jawaban TS S

STS

SS

0

0

7

1

0

1

6

1

53

3.

4.

5.

6.

7.

Sejak bekerja dirumah sakit ini semangat kerja dan produktivitas saya semakin baik Pengembangan karir perawat dirumah sakit ini tidak jelas Saya merasakan ketenangan dalam bekerja di tempat ini

0

0

8

0

1

0

7

0

0

0

7

1

Rumah Sakit memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan Rumah Sakit memperhatika n kesejahteraan perawat

1

0

7

0

0

4

4

0

5 8,93%

46 82,14%

3 5,36%

0

0

7

1

0

0

7

1

0

0

7

1

0

0

7

1

Total (%)

Kepemimpinan 8 Atasan menuntut saya bekerja sesuai dengan standar 9 Atasan saya dapat mengatasi masalah yang terjadi di ruangan 10 Atasan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan gagasan dalam memberikan asuhan keperawatan 11 Pendelegasian yang dilakukan

2 3,57%

54

12

13

14

kepada staf sesuai kompetensi yang dimiliki Atasan memberikan masukan setelah melakukan penilaian terhadap pekerjaan yang saya lakukan Atasan mengawasi setiap tindakan yang dilakukan staf Sebelum menetapkan keputusan, atasan saya biasanya meminta masukan dari bawahan Total (%)

Komunikasi 15 Sesama perawat saling berkomunikasi dengan baik dalam melakukan pekerjaan 16 Saya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja 17 Teman sesama perawat saling membantu dalam melakukan pekerjaan 18 Diantara sesama perawat ada saling keterbukaan 19 Atasan saya memperlakuka n bawahan bukan sebaagai

0

0

7

1

0

0

7

1

0

0

5

3

0 0%

0 0%

47 83,93%

9 16,07%

0

1

5

2

0

0

5

3

0

0

7

1

0

5

3

0

0

0

7

1

55

20

21

bawahan tetapi sebgai seorang rekan Pola komunikasi yang terjadi di unit kerja saya umumnya terbuka Saya tidak dapat mengungkapka n pendapat saya tentang keputusan yang dikeluarkan oleh atasan Total (%)

Ativitas Kerja 22 Saya melakukan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas 23 Saya melakukan tugas sesuai dengan rencana 24 Saya bekerja sesuai dengan kompetensi yang saya miliki 25 Pekerjaan saya penuh dengan tantangan yang menarik 26 Samangat kerja saya tergolong tinggi 27 Saya menyenangi pekerjaan yang saya lakukan saat ini 28 Saya melakukan pekerjaan dengan sungguhsungguh

0

0

7

1

1

5

2

0

1 1,78%

11 19,64%

36 64,28%

8 14,28%

0

0

6

2

0

0

7

1

0

0

6

2

0

0

7

1

0

0

7

1

0

0

6

2

0

0

8

0

56

29

30

31

32

33

34

Saya menunggu dengan tidak sabar, kapan tibanya saat cuti Total (%)

0

5

2

1

0 0%

5 7,81%

49 76,56%

10 15,62%

Gaji yang saya terima sesuai dengan pekerjaan saya Gaji yang saya terima sesuai dengan harapan saya Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan hidup Rekan-rekan kerja saya umumnya puas dengan gaji yang mereka peroleh saat ini Di rumah sakit ini, perawat yang bekerja lebih keras memang memperoleh insentif yang memadai Total (%)

4

1

3

0

5

1

2

0

0

5

3

0

6

0

2

0

1

4

2

1

16 40%

11 27,5%

12 30%

1 2,5%

Rekapitulasi

Hasil

kuesioner kepuasan perawat

yang

didapatkan dari 8 orang sampel yang bekerja di Ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.27 Rekapitulasi Hasil kuesioner kepuasan perawat No Pernyataan

Jawaban (%) Total STS

TS

S

SS

57

1

Budaya Organisasi

3,57%

2

Kepemimpnan

0%

3

Komunikasi

1,78%

4

Aktivitas Kerja

5

Kompensasi

3,57 % 0%

0% 40%

19,64 % 7,81 % 27,5 %

82,14 % 83,93 % 64,28 % 76,56 %

5,36 % 16,07 % 14,28 % 15,62 %

30%

2,5%

100% 100% 100% 100% 100%

2.7.9.8 Indikator mutu pelayanan dengan keselamatan pasien. Observasi Keselamatan pasien (Patien Safety) dilakukan selama 3 hari dari tanggal 2 – 4 Oktober dengan melihat 6 indikator angka kejadian : Tabel 2.28 6 Indikator Keselamatan pasien (Patien Safety) No

Keselamatan Pasien

1 2

Decubitus Kesalahan pemberian obat oleh perawat Pasien jatuh Cidera restrain Infeksi Nasokomial Flebitis

3 4 5 6

Jumlah Kejadian 0 0 0 0 0 0

Berdasaran hasil observasi selama 3 hari, dari 6 indikator Tidak terjadi decubitus,kesalahan pemberian obat, pasien jatuh, cidera restrain, infeksi nasokomial, dan flebitis. 2.8 Analisis SWOT Terlampir

2.9 Analisa Data Data pengkajian data diatas, dilakukan analisa dengan menggunakan metode analisa SWOT.

2.9.1

M1 (Man)

STRENGTH (KEKUATAN)  Jumlah tenaga

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Kurang tegasnya

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya

THREATENED (ANCAMAN)  Persaingan

58



  

 

 

perawat di Ruang Dahlia sudah mencukupi yaitu 13 orang. Jenis ketenagaan perawat yang mencukupi sesuai dengan tingkat pendidikan S.1 keperawatan 6 orang, D3 keperawatan 9 orang. Adanya tenaga non keperawatan Beban kerja tidak terlalu berat 70% perawat memperkenalkan diri kepada pasien atau keluarga 90% perawat di ruang dahlia sopan dan ramah. 70% perawat mengatakan setuju Rs memberikan penghargaan kepada perawat berprestasi. Semangat kerja dan produktivitas meningkat 90% perawat memiliki semagat yang tinggi

2.9.2

perawat terhadap pengunjung yang membawa anakanak masuk keruang perawatan pasien  Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada pasien.

mahasiswa praktik manajemen dan mahasiswa praktik lainnya.  Adanya kerjasama yang baik antara pihak klinik dan akademik  Adanya kesempatan dalam mengikuti pendidikan lanjutan  Adanya tenaga non keperawatan

antar institusi pelayanan kesehatan  Tuntutan pelayanan yang tinggi dari masyarakat  Tingginya kesadaran hukum pelayanan kesehatan dari masyarakat.

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Pendanaan BLUD, APBN, APBD  RBA terjadwal 1 tahun sebelumnya  Dana emergency untuk alokasi dana emergency.

THREATENED (ANCAMAN)  Adanya tuntutan dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional dengan harga terjangkau  Alokasi dana untuk penunjang kesehatan

M2 (Money)

STRENGTH (KEKUATAN)  Dana operasional ruangan diperoleh dari rumah sakit  Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari rumah sakit  Mayoritas pembiayaan pasien menggunakan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

59

belum optimal

2.9.3 M3 (Material)









  

STRENGTH (KEKUATAN) Tersedianya gedung yang kondusif dan sarana umum (meja, kursi lemari) Tersedianya sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan. Sebagian besar perawat diruangan mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada 90% pasien dan keluarga pasien menyatakan bila alat-alat tenun seperti sprei, dll diganti setiap kotor Memiliki nurse station (dihapus) Memiliki dokumen SOP dan SAK Tersedianya alat medis sesuai dengan standar dan kebutuhan dan dalam kondisi yang baik

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan  Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik namun ada beberapa yang belum mencukupi sesuai standar ruangan seperti kebutuhan sprei/laken  Belum tersedianya perlak kecil untuk melakukan tindakan keperawatan  Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen tentang jumlah oksigen yang diberikan

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya kesempatan untuk perbaikan dan alat-alat yang tidak layak pakai  Pendanaan BLUD, APBN, APBD  Adanya ruangan operasi (OK kecil) di ruang Dahlia

THREATENED (ANCAMAN)  Adanya peningkatan harga alat-alat medis  Adanya tuntunan masyarakat yang tinggi terhadap ketersediaan alat-alat yang memadai.

2.9.4 M4 (Metode) 2.9.4.1 Penerapan Model SP2KP

60



  

STRENGTH (KEKUATAN) Adanya visi dan misi ruangan yang bisa dijadikan acuan dalam bekerja. Penggunaan SP2KP diruangan. Adanya SOP dan SAK di Ruangan. Penilaian kepuasan pelayanan yang cukup baik.

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Sudah ada model SP2KP yang digunakan, namun peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan SP2KP belum optimal  Model SP2KP hanya terimplementasi pada pagi hari  Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia paham tentang SP2KP.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya mahasiswa praktik manajemen keperawatan.  Adanya kerjasama yang baik antara pihak rumah sakit dengan akademik.  Adanya kerjasama yang baik dengan PKMRS  Pelatihan tentang manajemen SP2KP.

THREATENED (ANCAMAN)  Adanya tuntutan pelayanan yang tinggi dari masyarakat.  Tingginya kesadaran masyarakat terhadap status kesehatan.  Persaingan antara institusi pelayanan kesehatan.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya mahasiswa yang praktik di Ruang Dahlia.  Adanya kerjasama yang baik dari perawat dan mahasiswa ners stage manajemen.

THREATENED (ANCAMAN)  Tuntutan mendapatkan pelayanan lebih baik oleh pasien dari perawat yang melayaninya  Meningkatnya kesadaran terhadap tanggung gugat dan tanggung jawab terhadap pelayanan yang diberikan kepada pasien/keluarg a.

2.9.4.2 Timbang Terima



   

STRENGTH (KEKUATAN) Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima setiap pagi. Adanya laporan masing-masing shif jaga. Merupakan kegiatan rutin setiap pagi. Adanya kemauan melaksanakan timbang terima. Timbang terima dilakukan pada pergantian shift malam ke pagi, shift pagi ke siang, dan shift siang ke malam.

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Timbang terima dilakukan di nurse station hanya kadang-kadang saja ke kamar pasien.  Isi timbang terima lebih terfokus kepada tindakan kolaboratif/medis hanya sebagai yang berfokus pada masalah keperawatan

2.9.4.3 Ronde Keperawatan

61









STRENGTH WEAKNESS (KEKUATAN) (KELEMAHAN) Ruang Dahlia  Ronde keperawatan memiliki standart belum berjalan pelayanan minimal dengan optimal (SPM)  Belum ada jadwal Masalah rutin pelaksanaan keperawatan ronde keperawatan. terbanyak di Dahlia adalah masalah sistem respirasi yang kemungkinan besar bisa diadakan ronde keperawatan. Manfaat dilakukan ronde keperawatan adalah meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi renpra dan menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah klien. SDM : Staf tenaga perawat Dahlia terdapat 6 orang lulusan S1 Keperawatan dan 9 orang lulusan D3 Keperawatan.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Tersedianya kesempatan untuk melaksanakan ronde keperawatan saat ada mahasiswa praktik stage manajemen.  Adanya kerjasama yang baik antara perawat rumah sakit dengan mahasiswa S1 Keperawatan.

THREATENED (ANCAMAN)  Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggi.  Persaingan dalam pemberian pelayanan kesehatan semakin kuat.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya mahasiswa praktik manajemen  Adanya kerjasama yang bak antara perawat dan mahasiswa  Adanya rencana mahasiswa praktik manajemen mengadakan sentralisasi obat

THREATENED (ANCAMAN)  Tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang professional  Belum terjalinnya kepercayaan pasien dalam pengelolaan sentralisasi obat

2.9.4.4 Sentralisasi Obat



  

STRENGTH (KEKUATAN) Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan sentralisasi obat Kepala ruangan mendukung proses sentralisasi obat Adanya kemauan dalam sentralisasi Adanya format buku untuk sentralisasi obat

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal  Belum adanya format persetujuan sentralisasi obat bagi pasien  Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga kepada perawat setelah obat diambil daro depo farmasi.

62

2.9.4.5 Dokumentasi Keperawatan STRENGTH (KEKUATAN)  Tersedianya sarana penunjang administrasi untuk tenaga kesehatan  Tersedianya format pengkajian persistem  Adanya format untuk masalah keperawatan dalam bentuk chek list  Adanya kemauan dalam pendokumentasi an keperawatan

WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED (KELEMAHAN) (KESEMPATAN) (ANCAMAN)  Ada sebagian status  Kerjasama yang  Akreditasi RS pasien yang belum baik dalam terhadap system lengkap pendokumentasian pendokumentasian pendokumentasianya antara perawat,  Tingkat kesadaran dokter, ahli gizi,  Ada sebagian masyarakat dan mahasiswa tindakan terhadap tanggung keperawatan yang  Adanya mahasiswa gugat dan tanggung belum S1 kep praktik jawab (tanggung terdokumentasikan manajemen untuk jawab hukum). mengembangkan  Belum adanya system pelatihan secara pendokumentasian khusus tentang pendokumentasian  Adanya mahasiswa keperawatan. praktik klinik keperawatan yang  Sebagian perawat dapat dijadikan kurang kesadaran rujukan untuk melengkapi perkembangan identitas konsep dan asuhan dokumentasi keperawatan (penandatanganan)  Kesempatan mengikuti pendidikan lanjutan bagi perawat ruangan

2.9.4.6 Discharge Planning STRENGTH (KEKUATAN)  Adanya surat control berobat lanjutan  Adanya kegiatan pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien/keluarga selama dirawat dan saat akan pulang  Tersedianya

 





WEAKNESS (KELEMAHAN) Pelaksanaan discharger planning belum optimal Leaflet tentang TBC sudah ada tapi masih belum semua pasien mendapatkanya Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan discharger planning belum

OPPORTUNITY THREATENED (KESEMPATAN) (ANCAMAN)  Adanya mahasiswa  Tuntutan yang praktik masyarakat manajemen untuk mendapatkan  Adanya kerjasama pelayanan yang baik antara asuhan perawat dan keperawatan mahasiswa semakin  Adanya kemauan tinggitingginya pasien terhadap kesadaran anjuran perawat terhdapa pentingnya kesehatan  Persaingan

63

leaflet/brosur tentang TB paru

terdokumentasikan dengan baik  leflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di ruang Dahlia masih belum ada.

pemberian pelayanan kesehatan antar masing-masing institusi kesehatan

2.9.4.7 Penerimaan Pasien Baru STRENGTH (KEKUATAN)  Adanya kelengkapan administrasi penerimaan pasien baru  Adanya inform consent penerimaan pasien baru  Dilakukannya pengkajian pada pasien baru

2.9.5

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Belum optimalnya penjelasan tentang fasilitas jam berkunjung dan tata tertib pengunjung.  Belum optimalnya pemberian informasi tentang resiko tertular penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi keluarga dan pengunjung

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya mahasiswa yang melakukan praktik di ruang dahlia  Sosialisasi peenrimaaan pasien baru berdasarkan SOP  Adanya kerjasama yang baik dari perawat dan mahasiswa

THREATENED (ANCAMAN)  Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan semakin tinggi  Tingginya kesadaran terhadap pentingnya kesehatan

M5 (Market)

STRENGTH (KEKUATAN)  Dari pertanyaan terbuka pada angket kepuasan pasien: sebagagian besar responden (75%) mengatakan cukup puas dan merasa senang dengan perawatan yang diberikan oleh perawat di Ruang Dahlia.  Pasien yang dirawat diruang dahlia 72,5%

WEAKNESS (KELEMAHAN)  Masih ada sebagian kecil pasien atau keluarga pasien yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan.  Perawat masih kurang memperhatikan dalam hal jumlah makanan yang dihabiskan, pantangan dalam makanan, personal hygine.

OPPORTUNITY (KESEMPATAN)  Adanya mahasiswa yang melakukan praktik diruang Dahlia  Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa ners stage manajemen.  Adanya perkembangan IT untuk mempromosika

THREATENED (ANCAMAN)  Persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan  Adanya peningkatan standar masyarakat yang harus dipenuhi.

64

pasien merasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan  Sebagai tempat praktik mahasiswa keperawatan D3 dan S1

n rumah sakit

2.10 Identifikasi Masalah 2.10.4 M1 (Man) 2.10.4.1 Belum tegasnya perawat terhadap keluarga ataupun pengunjung pasien yang membawa anak-anak dibawah usia 12 tahun masuk kekamar perawatan pasien 2.10.4.2 Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada

pasien

misalnya

sekedar

mengingatkan

pasien/keluarga pasien untuk melakukan personal hygene.

2.10.5 M2 (Money) 2.10.5.1 Untuk perbaikan dan pergantian sarana dan prasarana sebelum mendapatkan dana dari pemerintah untuk sementara menggunakan dana pribadi oleh pihak keuangan ruang dahlia karena harus melewati waktu dan proses yang lama dan nantinya akan dikembalikan lagi dana keuangan ruang dahlia dengan dana yang diberikan oleh pemerintah yang dikelola oleh Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

2.10.6 M3 (Material) 2.10.6.1 Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan 2.10.6.2 Belum tersedianya perlak kecil untuk memasang infus atau untuk melakukan tindakan keperawatan lainnya. 2.10.6.3 Belum adanya tanda dengan telusian tentang jumlah oksigen yang diberikan kepasien pada tabung oksigen.

65

2.10.7 M4 (Metode) 2.10.7.1 Penerapan Model a. Kurang memahami tentang peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan SP2KP. b. Model SP2KP hanya terlaksana pada pagi hari. c.

Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia paham tentang SP2KP.

2.10.7.2 Penerimaan Pasien Baru a. Kurang penjelasan tentang fasilitas jam berkunjung dan tata tertib pengunjung. b. Kurang pemberian informasi tentang resiko tertular penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi keluarga dan pengunjung.

2.10.7.3 Model Dokumentasi a. Kurang lengkapnya pendokumentasian dari saat pasien masuk sampai pasien keluar. b. Kurang lengkapnyadokumentasi asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi. c. Sebagian perawat kurang kesadaran untuk melengkapi identitas dokumentasi (penandatanganan)

2.10.7.4 Ronde Keperawatan a. Pengetahuan perawat tentang ronde keperawatan kurang optimal karena karakteristik tenaga yang memenuhi kualifikasi belum merata (lebih banyak D3 Keperawatan dari pada S1 Keperawatan). b. Ronde keperawatan belum berjalan optimal. c. Belum ada jadwal rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

66

2.10.7.5 Timbang Teriama a. Timbang terima dilakukan di nurse stasion hanya kadangkadang saja ke kamar pasien. b. Biasanya dilaksanakan pada hari kerja, untuk hari libur kadang-kadang dilaksanakan. c. Isi timbang terima belum berfokus pada masalah keperawatan. d. Timbang terima lebih berfokus masalah medis.

2.10.7.6 Sentralisasi Obat a. Belum optimalnya pendokumentasi sentralisasi obat. b. Belum adanya lembar persetujuan keluarga pasien untuk dilakukannya sentralisasi obat. c. Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga kepada perawat setelah obat diambil dari apotek.

2.10.7.7 Perencanaan Pulang/Discharge Plannng a. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal. b. Leflet yang tersedia masih bersifat umum. c. Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan. d. Discharge Planning belum terdokumentasikan dengan baik. e. Pengadaan leflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di ruang Dahlia masih belum ada.

2.10.8 M5 (Market) 2.10.8.1 Mengkaji ulang tingkat kepuasan pasien (Instrumen B) setelah dilakukan intervensi 2.10.8.2 Mengkaji dan mengobservasi tingkat ketergantungan pasien

67

2.10.8.3 Berkerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahaswa praktik dalam hal membantu kebutuhan pasien seperti personal hygine.

68

BAB 3 PERMASALAHAN DAN PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Permasalahan Dari hasil pengkajian selama 3 hari sejak 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014, kelompok mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 3.1.1

M1 (Man) 3.1.1.1 Kurang tegasnya perawat

terhadap pengunjung

yang

membawa anak-anak masuk keruang perawatan pasien 3.1.1.2 Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada pasien.

3.1.2

M2 (Money) 3.1.2.1 Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana.

3.1.3

M3 (Material) 3.1.3.1 Sebagian besar perawat belum mencuci tangan sebelum melakukan tindakan keperawatan 3.1.3.2 Sarana dan prasarana sudah tersedia dengan baik seperti tersedianya perlak kecil untuk melakukan tindakan keperwatan namun masih belum dipergunakan 3.1.3.3 Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen tentang jumlah oksigen yang diberikan 3.1.3.4 Belum adanya kikir ampul di Ruangan

3.1.4

M4 (Metode) 3.1.4.1 SP2KP a. Sudah ada model SP2KP yang digunakan, namun peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan SP2KP belum optimal b. Model SP2KP hanya terimplementasi pada pagi hari

69

c. Belum semua perawat yang berada di Ruang Dahlia paham tentang SP2KP.

3.1.4.2 Dokumentasi a. Ada sebagian status pasien yang belum lengkap pendokumentasianya b. Ada sebagian tindakan keperawatan yang belum terdokumentasikan. c. Sebagian perawat kurang kesadaran untuk melengkapi identitas dokumentasi (penandatanganan)

3.1.4.3 Penerimaan pasien baru a. Belum optimalnya penjelasan tentang fasilitas jam berkunjung dan tata tertib pengunjung. b. Belum optimalnya pemberian informasi tentang resiko tertular penyakit dan anjuran penggunaan masker bagi keluarga dan pengunjung

3.1.4.4 Timbang terima a. Timbang terima sudah dilakukan di nurse station hanya kadang-kadang saja kekamar pasien. b. Isi timbang terima lebih terfokus kepada tindakan kolaboratif/medis hanya sebagai yang berfokus pada masalah keperawatan

3.1.4.5 Ronde Keperawatan a. Ronde keperawatan belum berjalan dengan optimal b. Belum ada jadwal rutin pelaksanaan ronde keperawatan

70

3.1.4.6 Sentralisasi obat a. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal b. Belum adanya format persetujuan sentralisasi obat bagi pasien c. Belum adanya buku serah terima obat dari keluarga kepada perawat setelah obat diambil daro depo farmasi.

3.1.4.7 Discharge planning a. Pelaksanaan discharger planning belum optimal b. Leaflet tentang TBC sudah ada tapi masih belum semua pasien mendapatkanya c. Pemberian pendidikan kesehatan bersifat lisan d. discharger planning belum terdokumentasikan dengan baik e. leaflet tentang 10 daftar penyakit tertinggi di ruang Dahlia masih belum ada.

3.1.5

M5 (Market) 3.1.5.1 Masih ada sebagian kecil pasien atau keluarga pasien yang kurang puas dengan pelayanan yang diberikan 3.1.5.2 Perawat masih kurang memperhatikan dengan jumlah makanan yang dihabiskan, pantangan dalam makanan, personal hygiene, perawat kurang memberikan penjelasan akibat dari kurang bergerak/berbaring terlalu lama, perawat kurang memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia,

keluarga

kurang

mengetahui

perawat

yang

bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas dan perawat kurang membantu menyiapkan atau meminumkan obat.

71

3.2 Pengorganisasian Berdasarkan aplikasi analisa situasi ruangan tempat aplikasi system pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP), maka kelompok membuat rencana strategi berdasarkan analisa SWOT sebagai berikut : 3.2.1

pengorganisasian pengelolaan kelompok mahasiswa/i praktik. Pengorganisasian kelompok ini ditujuan untuk memenuhi keutuhan kelompok selama melaksanakan praktik manajemen keperawatan. Pengorganisasian ini dilakukan dengan membentuk struktur kelompok yang terdiri dari : Ketua

: M. Muyassar Wajdi, S.Kep

Wakil

: Vary Citra Ramardany, S.Kep

Sekretaris

: Nurdiana, S.Kep Rissa Roswita, S.Kep

Bendahara

: Aisyah, S.Kep

Perlengkapan

: Ahmad Ghazali, S.Kep Amalia Annazah, S.Kep Muhammad Zaini, S.Kep Moch. Risqi Shubhi. Rahmat., S.Kep

Humas

: Irwan, S.Kep Nur Hidayanti, S.Kep Agis Mawarti, S.Kep

Dokumentasi

: Rubiyati, S.Kep Lysna Hilma. A., S.Kep Siti Hadijah, S.Kep

3.2.2

Pengorganisasian Pengelolaan Ruangan Ditujuakan untuk pelaksanaan peran fungsi pengelolaan ruangan perawat selama praktik. Struktur organisasi pengeloaan ruangan dibentuk berdasarkan rencana pelaksanaan SP2KP : kepala ruangan, perawat primer (PP), perawat Asosiate (PA). penetapan tugas perawat di atas dilakukan secara bergantian dengan prinsif setiap mahasiswa/i

72

akan mendapat kesempatan yang sama menduduki posisi dalam struktur organisasi tersebut.

STRUKTUR ORGANISASI KEPALA RUANGAN SUPERVISOR

KATIM

KATIM

PP

PP

PA

PA

KLIEN

KLIEN

Gambar 3.1 Struktur

Organisasi

Sistem

Pemberian

Asuhan

keperawatan “Team Nursing” (Marquis dan Huston, 1998:138).

Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut : 3.2.2.1 Kepala ruangan Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi dengan tim keperawatan maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien Melalui supervisi : a. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi mengenal sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan

73

dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada pada saat itu juga. b. Pengawasan

tidak

langsung

dilakukan

dengan

cara

mengecek daftar hadir tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah

proses

keperawatan

dilaksananakan

(pendokumentasian) mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas c. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama dengan tim keperawatan d. Audit keperawatan 3.2.2.2 Ketua Tim a. Membuat rencana asuhan keperawatan b. Membuat penugasan supervisi dan evaluasi c. Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien d. Mengembangkan kemampuan anggota e. Menyelenggarakan konferensi (pre dan paska)

3.2.2.3 Perawat Asosiate/perawat pelaksana a. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di bawah tanggung jawabnya b. Bekerja sama dengan perawat primer dan perawat asosiate c. Memberikan laporan. Pembagian peran ini secara rinci akan dilampirkan, setelah pelaksanaan

sistem

pemberian

pelayanan

keperawatan

profesional.

74

3.3 Perencanaan 3.3.1

M1 (Man) 3.3.1.1 Bekerja sama dengan kepala ruangan, perawat ruang Dahlia dan juga mahasiswa praktik untuk mensosialisasikan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan. 3.3.1.2 Membuat poster tentang anjuran untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah masuk ke kamar pasien dan juga sebelum dan sesudah melakukan tindakan ke pasien. 3.3.1.3 Menempel pemberitahuan cara mencuci tangan dengan menggunakan cairan cuci tangan ataupun menggunaka air di dekat wastafel. 3.3.1.4 Membuat poster tentang larangan anak-anak dibawah usia 12 tahun masuk ke dalam ruangan paru. 3.3.1.5 Bekerja sama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik untuk menengur/melarang keluarga pasien dan pengunjung yang membawa anak-anak ke dalam ruang perawatan.

3.3.2

M2 (Money) 3.3.2.1 Diadakannya RBA terjadwal setahun sebelum tahun anggaran 3.3.2.2 Disediakannya/disiapkan dana untuk kasus emergency/dana tidak terduga.

3.3.3

M3 (Material) Memberi tahukan tentang kekurangan laken/sprei ke kepala ruangan 3.3.3.1 Bekerja sama di dalam pengadaan perlak kecil untuk ruangan 3.3.3.2 Mensosialisasikan penggunaan perlak di dalam melakukan tindakan kepada perawat runagan dan juga mahasiswa yang praktik. 3.3.3.3 Membuat format untuk jadwal pemberian oksigen.

75

3.3.3.4 Bekerja sama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik dalam penulisan jumlah oksigen yang diberikan pada pasien pada format yang telah tersedia.

3.3.4

M4 (Metode) 3.3.4.1 Timbang

terima

merupakan

cara

menyampaikan

cara

menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Tujuan timbang terima adalah sebagai berikut : a. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien. b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam asuhan keperawatan pada pasien. c. Menyampaikan permasalahan pada pasien yang masih ada dan yang sudah terselesaikan. d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya. e. Menyusun rencana untuk dinas selanjutnya. Timbang terima yang efektif dapat dilakukan secara lisan atau tulisan. Timbang terima yang baik bila semua perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara kontinu dan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi perawat, kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat. Ketentuan dalam timbang terima itu adalah sebagai berikut : a. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift b. Dipimpin oleh perawat primer sebagai penanggung jawab c. Diikuti perawat, mahasiswa dinas yang telah maupun yang akan berdinas d. Terdapat unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab e. Informasi

yang

disampaikan

harus

akurat,

singkat,

sistematis, menggambarkan keadaan ruangan saat ini dan tetap menjaga kerahasiaan pasien

76

f. Timbang terima yang dilakukan harus berorientasi pada permasalahan

keperawatan,

rencana,

tindakan,

dan

perkembangan keselamatan pasien

g. Mekanisme timbang terima : Kepala ruangan membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan masalah/problem solving

Diskusi di ners station (karu, perawat primer, staf perawat) kondisi pasien

Timbang terima di samping pasien, karu, perawat primer, staf perawat

Deskripsi : Timbang terima meliputi teknik timbang terima, pembuatan alat sarana, penentuan materi timbang terima dan pendokumentasian hasil timbang terima.

77

Gambar 3.2 Alur Timbang Terima Pasien

Diagnosa Medis Masalah Kolaboratif

Diagnosa Keperawatan (didukung Data)

Rencana Tindakan

Telah Dilakukan

Belum Dilakukan

Perkembangan/Keadaan Pasien

Masalah 1. 2. 3. 4.

Teratasi Belum Teratasi Teratasi Sebagian Muncul Masalah Baru

78

a. Rencana Kegiatan Kegiatan role play timbang terima rencana dilaksanakan mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014 dengan rencana kegiatan antara lain : 1. Menyusun proposal dan format timbang terima serta pengisian lebih menekankan segala aspek keperawatan. 2. Melakukan role play tentang timbang terima 3. Melaksanakan timbang terima setiap pergantian shift dinas di ners station juga validasi data ke kamar pasien untuk bersama-sama melihat keadaan dan kondisi pasien. 4. Bekerja sama dengan kepala ruangan dan juga perawat ruangan dalam hal pendokumentasian. 3.3.4.2 Ronde Keperawatan Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat selain melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat pelaksana dan melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2013). Adapun rencana kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 24 oktober pukul 10.00 wita. Pasien yang akan dijadikan kelolaan yaitu Ny. Y dengan diagnosa Susp. Ca Paru + Efusi Pleura Dekstra (proposal dan laporan kegiatan terlampir), kegiatannya antara lain: a. Menentukan tim ronde keperawatan b. Menentukan pasien kelolaan yang mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan

79

c. Melakukan pengkajian sampai evaluasi terhadap pasien kelolaan untuk ronde keperawatan d. Membuat proposal ronde e. Mempersiapkan pasien dan menyiapkan informed consent f. Mengundang tenaga kesehatan lainnya untuk pelaksnaan ronde g. Diskusikan tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan keperawatan yang sudah dilakukan dan hambatan selama perawatan h. Bekerja dengan kepala ruangan untuk penjadwalan kegiatan ronde keperawatan 3.3.4.3 Sentalisasi obat Sentralisasi obat adalah pengelolalan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien kepada pasien diserahkan pengelolaan seluruhnya oleh perawat (Nursalam,2007). Kegiatan sentralisasi obat direncanakan dilaksanakan pada saat kegiatan role play yaitu mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014, dengan rencana kegiatan antara lain: a. Mengoptimalkan pelaksanaan sentralisasi obat b. Bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik dalam hal sosialisasi pelaksanaan sentralisasi obat. c. Mensosialisasikan

penggunaan

format

persetujuan

(informed consent) pengelolaan sentralisasi obat. d. Membuat dan mengisi buku serah terima obat. 3.3.4.4 Discharge Planning Discharge planning atau perencanaan pulang merupakan komponen sistem perawata berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat

80

tepat dan sumber yang tepat dengan harga terjangkau (Doenges & Moorhouse). Kegiatan Discharge Planning direncanaan dilakukan saat role play yaitu mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 23 Oktober 2014,dengan rencana kegiatan: a.

Membuat perencanaan tentang rencana pulang yang sesuai standar

b.

Melengkapi brosur/ leaflet tentang TB Paru

c.

Mensosialisasikan

kegiatan

discharge

planning

dan

pemberian brosur/leaflet d.

Mendokumentasikan pelaksanaan rencana pulang.

3.3.4.5 Penerimaan pasien baru Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif, melibatkan klien dan keluarga,

dimana

sangat

mempengaruhi

mutu

kualitas

pelayanan (Nursalam,2013). Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain : a.

Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik didalam menjelaskan tata tertib yang ada di ruangan.

b.

Memberikan informasi kepada pasien maupun keluarga tentang risiko tertular penyakit dan menganjurkan pada pasien maupun keluarga untuk menggunakan masker.

3.3.4.6 Dokumentasi keperawatan a.

Bekerjasama

dengan

perawat

ruangan

dan juga

mahasiswa praktik di dalam pendokumentasian asuhan keperawatan b.

Melaksanakan pembuatan diagnosa berdasarkan PES bersama perawat ruangan dan mahasiswa praktik.

81

3.3.4.7 M5 (Market) a.

Mengkaji ulang tingkat kepuasan pasien (instrument B) setelah dilakukan intervensi

b.

Mengkaji dan mengobservasi tingkat ketergantungan pasien

c.

Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik dalam hal membantu kebutuhan pasien seperti personal hygiene

82

BAB 4 PELAKSANAAN DAN EVALUASI

4.1 Pelaksanaan Pada bab ini kami uraikan tentang aplikasi model praktik keperawatan profesional dalam manajemen keperawatan di ruang Dahlia (paru) BLUD RSUD Ulin Banjarmasin. Role play manajemen keperawatan dilaksanakan pada tanggal 8 oktober s.d 23 oktober 2014 di ruang Dahlia (paru) BLUD RSUD Ulin Banjarmasin meliputi pelaksanaan SP2KP dengan melakukan pendokumentasian proses keperawatan, penerimaan pasien baru, sentralisasi obat, timbang terima, ronde keperawatan dan discharge planning. 4.1.1

M1 (Man) Mahasiswa stage manajemen keperawatan kelompok 1 berjumlah 15 orang, yang di bagi dalam 3 shift dinas, yaitu dinas pagi, sore dan malam.selain itu di tambah juga dengan mahasiswa lain yang berpraktik di ruang Dahlia yaitu mahasiswa S1 NERS STIKES Sari Mulia, mahasiswa DIII keperawatan

STIKES Muhammadiyah

Banjarmasin , mahasiswa DIII keperawatan Pandan Harum. Dukungan yang diberikan oleh kepala ruangan, supervisor, dan petugas kesehatan di ruangan dahlia (paru) yang membantu dan membimbing selama pelaksanaan stage manajemen keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang Dahlia (paru). Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan pengetahuan mahasiswa stage manajemen tentang peran dan fungsinya dalam pelaksanaan role play SP2KP dan adanya sebagian mahasiswa diluar stage manajemen keperawatan yang belum memahami peran dan fungsi sebagai perawat assosiatif/ perawat pelaksana. 4.1.1.1 Permasalahan Dari data yang didapatkan pada ketenagaan mendapatkan masalah yaitu:

83

a. Kurang tegasnya perawat terhadap pengunjung yang membawa anak-anak (< 12 tahun) ke dalam ruang perawatan pasien. b. Pemenuhan kebutuhan dasar yang masih kurang optimal pada pasien. 4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh kelompok 1 stage manajemen adalah: a. Membuat poster tentang larangan keluarga pasien duduk/ istirahat di bed kosong . b. Membuat poster tentang larangan anak-anak dibawah usia 12 tahun masuk ke dalam ruangan Dahlia (Paru). c. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik untuk menegur/melarang pengunjunng / keluarga pasien yang membawa anak-anak ke ruang perawatan. d. Membuat poster tentang pemenuhan kebutuhan dasar pasien (personal Hygene). e. Bekerjasama dengan perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik untuk saling mengingatkan agar selalu memenuhi kebutuhan dasar pasien baik sekedar menanyakan pasien apakah

hari

ini

sudah

makan

dan

mengingatkan

pasien/keluarga untuk melakukan personal hygene

pada

pasien di Ruang Dahlia (Paru). 4.1.1.3 Evaluasi Hasil Keperawatan Terpasang poster larangan anak yang berusia kurang dari 12 tahun masuk ke kamar perawatan dan juga terpasang poster tentang pemenuhan kebutuhan dasar pasien (personal Hygene) yaitu peringatan jagalah kebersihan diri anda dan gosok gigi 3 kali sehari.

84

4.1.1.4 Dukungan dan Hambatan a. Dukungan Kegiatan ini mendapat dukungan dari perawat ruangan maupun mahasiswa yang praktik di ruang Dahlia (Paru). b. Hambatan Ada sebagian keluarga pasien yang belum mematuhi aturan / tata tertib ruagan dengan membawa anak-anak masuk ke dalam rungan pasien dengan alasan tidak ada keluarga yang menunggu anaknya di rumah.

4.1.2 M2 (Money) 4.1.2.1 Permasalahan Panjangnya birokrasi untuk permintaan sarana dan prasarana 4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan a. Mengadakan RBA terjadwal setahun sebelum tahun anggaran, merinci sarana dan prasarana yang ingin/dibeli sesuai keperluan. b. Menyiapkan dan menyediakan

dana untuk kasus

emergency/dana tidak terduga. 4.1.2.3 Evaluasi Sudah terperincinya daftar sarana dan prasarana yang akan dibeli sesuai kebutuhan untuk satu tahun yang akan datang 4.1.2.4 Dukungan dan Hambatan a. Dukungan Kegiatan ini mendapat dukungan pendanaan dari BLUD, APBN dan APBD b. Hambatan Kegiatan ini dilakukan di ruangan sehingga mahasiswa hanya mengobservasi

85

4.1.3 M 3 (Material) Pelaksanaan dari perencanaan untuk memperbaiki sarana dan prasarana di lakukan mulai tanggal 08 Oktober 2014, yang meliputi :  Memasang poster-poster di kamar- kamar pasien tentang menjaga kebersihan,

mencuci tangan, tata tertib, himbauan untuk tidak

membawa anak kecil, anjuran untuk memakai masker, menempel tabel identitas pasien di dekat bed pasien.  Mensosialisasikan penggunaan perlak didalam melakukan tindakan kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa yang praktik.  Memasang lembar observasi jumlah oksigen yang diberikan kepada pasien.  Melakukan bekerjasama

kegiatan

kerja

dengan

perawat

bakti

membersihkan

ruangan,

mahasiswa

ruangan stase

manajemen, mahsiswa lain yang praktik di ruang Dahlia (Paru).  Membersihan alat nebulizer.  Membersihkan kamar-kamar ruagan pasien dan melakukan cek ulang terhadap fasilitas yang ada pada ruangan tersebut. 4.1.2.1 Permasalahan a. Belum adanya tanda dengan tulisan pada tabung oksigen tentang jumlah oksigen yang diberikan. b. Belum adanya pemberitahuan cara mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun. c. Belum tersedianya kikir / gargaji ampul untuk membuka obat injeksi 4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan a. Menempel pemberitahuan cara mencuci tangan dengan menggunakan cairan cuci tangan ataupun menggunkan air di dekat wastafel. b. Bekerja sama dengan kepala ruangan, perawat ruang dahlia dan juga mahasiswa praktik unntuk mensosialisasikan

86

mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan. c. Mensosialisasikan penggunaan perlak didalam melakukan tindakan kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa yang praktik. d. Mensosialisasikan penggunaan perlak di dalam melakukan tindakan kepada perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik. e. Bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktik dalam penulisan jumlah oksigen yang dibeikan pada pasien 4.1.2.3 Evaluasi Sebagian besar perawat ruangan dan juga mahasiswa praktik sudah

mencuci

tangan

sebelum

melakukan

tindakan

keperawatan. Terpasang anjuran untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah ke kamar pasien di dekat wastafel. Pelaksanaan tindakan keperawatan seperti memasang infus, menyuntik

pasien

dan

juga

tindakan

lainnya

sudah

menggunakan perlak kecil yang telah disediakan. Telah terpasang format jumlah pemberian oksigen di tabung. Untuk pengadakan kikir/gergaji ampul untuk saat ini sudah tidak tersedia lagi, dikarenakan saat ini beberapa jenis obat telah dikemas di dalam vial dan sebagian yang menggunakan ampul telah diberi tanda titik (.) sehingga memudahkan ampul obat untuk di patahkan. 4.1.2.4 Dukungan dan hambatan a. Dukungan Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana yang belum tersedia mendapat dukungan dari kepala ruangan dan juga perawat ruangan. Adanya kerjasama yang baik antara perawat ruangan, mahasiswa stase manajemen dan juga

87

mahasiswa lainnya di dalam penggunaan sarana yang tersedia. b. Hambatan Belum terbiasa dalam pengguaan sarana yang tersedia.

4.1.3 M 4 (Metode) 4.1.3.1 Penerimaan pasien Baru Jumlah pasien baru masuk dari tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 adalah 32 orang. Penerimaan pasien baru dilakukan menggunakan acuan SOP (Satuan Operasional Prosedur) penerimaan pasien baru

yang disusun saat

perencanaan. Tabel 4.1 Rekapitulasi penerimaan pasien 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 No

Tanggal

Nama pasien

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 27 28 29 30 31 32

09-10-2014 10-10-2014 10-10-2014 12-10-2014 12-10-2014 13-10-2014 14-10-2014 14-10-2014 14-10-2014 15-10-2014 17-10-2014 15-10-2014 16-10-2014 16-10-2014 16-10-2014 16-10-2014 18-10-2014 18-10-2014 18-10-2014 19-10-2014 20-10-2014 20-10-2014 20-10-2014 21-10-2014 22-10-2014 22-10-2014

Tn. N Tn. K Tn. J Ny. S Ny. A Ny.R Tn. A Tn A Tn. P Tn. S Tn.M Ny. S Tn. L Tn. B Tn. M Ny S Tn. M Ny. R Tn. A Tn. J Ny K Tn. T Tn. S Tn M Tn. J Tn. N

Perawat penerima pasien Amalia A Nurdiana Aisyah Nur Hidayanti Nur Hidayanti Citra Nur Hidayanti Rissa R Rissa R Agis Mawarti Agis Mawarti Rissa R Rubiyati Nur Hidayanti Agis Mawarti Agis Mawarti Amalia A Amalia A Amalia A Vary Citra R M. Muyassar W M. Muyassar W M. Muyassar W Moch. Rizqi Shubhi R Nur Hidayanti Amalia A

88

4.1.3.2 Timbang terima Pelaksanaan

role

play

timbang

terima

pasien

mulai

dilaksanakan oleh kelompok 1 stase manajemen pada tanggal 08 oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014. Kegiatan role play setiap hari dibimbing oleh pembimbing lahan (CI ) yaitu kepala ruang Dahlia ( Paru ). Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa stase manajemen, perawat ruangan, dan juga mahasiswa lain yang sedang praktik di Ruang Dahlia ( Paru ). Dalam kegiatan timbang terima, perawat primer yang bertugas pada shift malam melakukan timbang terima (overan ) kepada ketua tim yang bertugas pada shift pagi, begitu juga dari perawat yang dinas shift pagi ke shift sore dan dari shift siang/sore ke shift malam, baik secara tertulis maupun secara lisan. Materi terimakan adalah jumlah pasien yang dirawat, tingkat ketergantungan pasien, masalah keperawatan yang sudah dilaksanakan maupun yang belum dilaksanakan, rencana tindakan serta perkembangan pasien. Timbang terima diawali dengan penyampaian informasi perkembangan pasien di nurse station oleh perawat yang dinas,

setelah

itu dilanjutkan

berdoa bersama sebelum memulai kegiatan, dan dilanjutkan dengan memvalidasi data yang telah disampaikan langsung ke kamar pasien. Setelah mevalidasi data ketua tim (perawat primer) mendelegasikan rencana tindakan pada pasien kelolaan kepada perawat pelaksana ( PA). a. Hambatan 1. Ada beberapa perawat ruangan dan juga mahasiswa yang datang terlambat saat akan dilakukan timbang terima dengan alasan yang bisa diterima oleh anggota yang lain. 2. Keterbatasan pengetahuan

mahasiswa yang sedang

praktik stase manajemen tentang pelaksanaan timbang

89

terima

yang baik dan benar sesuai SOP, sehingga

terkadang pelaksanaan timbang terima kurang optimal. b. Dukungan 1. Pembimbing lahan membimbing dan memberikan mengarahkan dalam

pelaksanaan

role play timbang

terima dan juga memberi masukan-masukan demi perbaikan pelaksanaan timbang terima. 2. Adanya kerjasama dan partisipasi perawat ruangan dalam kegiatan timbang terima. 3. Adanya kerjasama dari pasien dan keluarga didalam pelaksanaan timbang terima terutama didalam kegiatan validasi data dikamar pasien. 4. Adanya kerjasama dan partisipasi dari mahasiswa lain yang praktik di Ruang dahlia ( paru ) dalam pelaksanaan tembang terima.

4.1.3.3 Ronde Keperawatan a. Pelaksanaan Pelaksanaan Ronde keperawatan dilakukan pada hari Jum’at, 24 Oktober 2014 sebelumnya dilakukan pengkajian pada pasien yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Pengkajian dilakukan selama 3 hari dari tanggal 20 Oktober s.d 23 Oktober 2014 dengan pasien yang bernama Tn.Y dengan diagnosa medis yaitu Susp CA Paru + Efusi Pleura. b. Pengorganisasian Kepala Ruangan

: Rubiyati, S. Kep

Ketua Tim I ( PP )

: Siti Hadijah, S. Kep

Ketua Tim II ( PP )

: Nur Hidayanti, S. Kep

Perawat Pelaksana ( PP ) : Amalia A, S. Kep Penanggung jawab

: M. Muyassar W, S. Kep

Dokumentasi

: Vary Citra R, S. Kep

90

Pembimbing akademik

: Yustan Azidin,Ns., M. Kep

Pembimbing Klinik

: Mahdalena,Ns.,MM

c. Hambatan 1. Masih

kurangnya

pengetahuan

mahasiswa

stase

management tentang penyakit dan komplikasi yang diderita pasien yang akan dilakukan ronde sehingga pengkajian yang dilakukan masih belum menyeluruh. 2. Masih

kurangnya

pengetahuan

mahasiswa

stase

management terhadap diagnosa pasien Susp CA Paru + Efusi Pleura dengan komplikasinya sehingga dalam penentuan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang tepat. 3. Terlambatnya waktu dalam memulai kegiatan ronde dikarenakan kesibukan dari peserta dan tim konselor yang akan mengikuti kegiatan ronde sehingga waktu pembahasan agak berkurang. 4. Minimnya pengetahuan mahasiswa stase manajemen tentang

pelaksanaan ronde keperawatan sehingga

kegiatan yang dilakukan belum optimal dan kurang sesuai dengan SOP. d. Dukungan 1. Adanya kerjasama yang baik serta partisipasi dari pihak dokter

spesial paru/resident, konselor gizi, Kabid

Keperawatan, IRNA Non Bedah, kepala ruangan Dahlia, supervisor ruang Dahlia, dan juga pembimbing klinik dalam pelaksanaan ronde keperawatan. 2. Adanya kemauan dari mahasiswa stase manajemen untuk bersama-sama membahas masalah yang belum bisa teratasi demi kebaikan status kesehatan pasien tersebut

91

3. Adanya kerjasama yang baik antara pasien dan keluarganya

dalam

proses

berjalannya

ronde

keperawatan. 4.1.3.4 Sentralisasi Obat a. Persiapan 1. Pembuatan format persetujuan sentralisasi obat. 2. Pembuatan buku serah terima. 3. Pembuatan format pendokumentasian pemberian obat baik injeksi maupun oral. 4. Sosialisasi pelaksanaan sentralisasi obat. b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama kegiatan role play manajemen dari tanggal 8 oktober s.d 22 Oktober 2014. Kegiatan dimulai dengan penjelasan tentang sentralisasi obat dan juga tujuannya kepada pasien/keluarga pasien, setelah

pasien/keluarga

lembaran

persetujuan

setuju

dan

dilakukannya

menandatangani sentralisasi

obat,

dimana obat apotik/depo farmasi yang diambil oleh keluarga dicatat jumlah, dosisnya dibuku serah terima obat dan di tanda tangani oleh keluarga. Pelaksanaan sentralisasi obat telah dilaksanakan secara optimal dimana telah disediakannya lembar persetujuan sentralisasi obat yang di tanda tangani oleh pasien ataupun keluarganya, tersedianya buku serah terima obat, dann pengisian di status pasien. Dimana kegiatan ini dapat terlaksana berkat dukungan dari kepala ruangan

dahlia,

kerjasama dengan perawat ruangan dan juga dengan mahasiswa yang praktik di ruang dahlia. c. Hambatan 1. Belum terbiasa dengan format persetujuan sentralisasi obat.

92

2. Terjadi ketidakseimbangan jadwal atau

resep

yang

datang tidak tepat waktu. d. Dukungan 1. Pasien dan keluarga menerima proses sentralisasi obat. 2. Adanya

kerjasama

dengan

perawat

ruangan

dan

mahasiswa praktik dalam pelaksanaan sentralisasi obat. 3. Seluruh obat yang diresepkan telah diserahkan

ke

perawat. 4. Peminjam

jenis obat yang belum ada. Penggantian

dilakukan segera setelah obat diresepkan dan diserahkan ke perawat. 5. Bahan habis pakai dilakukan program penggunaan 1 kali pakai langsung dibuang. 6. Berkolaborasi dengan medis untuk perubahan jenis obat yang sesuai. 4.1.3.5 Discarge Planning Pelaksanaan discarge planning dilakukan mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 Dilaksanakan pada pasien yang rencana diperbolehkan untuk pulang. a. Hambatan 1. Masih kurangnya beberapa materi penyuluhan terkait 2. Minimnya pengetahuan mahasiswa stase manajemen dalam hal discarge planning. b. Dukungan 1. Adanya kerjasama yang baik antara perawat ruangan dengan

mahasiswa

stase

manajemen

didalam

pelaksanaan discarge planning. 2. Tersedianya leaflet tentang TB paru, Ca Paru, dan Efusi Pleura. 3. Pasien dan keluarga dapat memperhatikan semua materi yang diberikan.

93

4.1.3.6 Dokumentasi Sesuai dengan diadakannya role play oleh kelompok 1 yang menangani ruang perawatan dahlia kelas 3 khusus kamar I Non infeksius dan Kamar II Infeksius di mana pada kamar tersebut berisi 10 bed maka kelompok juga memiliki dokumentasi perawatan tersendiri khusus untuk pasien-pasien kelolaan tersebut. Perancanaan penyusunan dokumentasi keperawatan khususnya untuk perawatan pasien ruang paru, maka kelompok melakukan uji coba pendokumentasian asuhan keperawatan yang efektif kepada setiap pasien. Kelompok melakukan uji coba pendokumentasian asuhan keperawatan dengan SOAPIER. Adapun pelaksanaannya dimulai tanggal 8 Oktober s.d 22 Oktober 2014. Pengisian intervensi dilakukan oleh perawat primer dan dilaksanakan oleh perawat primer. Pengisian SOAPIER sesuai dengan masalah keperawatan yang ada pada pasien tersebut. Selain itu juga pendokumentasian dilakukan

oleh mahasiswa

dengan mengisi dokumentasi

keperawatan di status pasien, dan membuat laporan dinas di setiap shift.

4.1.4

M5 (Market) 1. Instrumen A (Pendokumentasian Asuhan Keperawatan) Hasil Evaluasi Penerapan SAK a. Hasil evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan 1) Pengkajian No

Aspek Yang Dinilai

Before

After

Pengkajian 1

Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian

75%

100%

2

Data dikelompokan (biopsiko-sosial-spiritual)

75%

100%

94

3

Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang

75%

100%

4

Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan PERSENTASE

75%

100%

75%

100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek pengkajian asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD

Ulin

Banjarmasin,

dimana

sebelum

dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 100%.

2) Diagnosa No

Aspek Yang Dinilai Diagnosa

1

Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

2

Diagnosa keperawatan mencerminkan FE/PES

3

Merumuskan diagnosa keperawatan actual / potensal PERSENTASE

Before

After

75%

100%

75%

100%

75%

100%

75%

100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek diagnosa keperawatan asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan

manajemen

penerapan

SAK

nilai

persentase

keseluruhan adalah 75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 100%.

95

3) Rencana No

Aspek Yang Dinilai Rencana

Before

After

1

Merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang didapat saat pengkajian

75%

100%

2

Menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan prioritas masalah PERSENTASE

75%

100%

75%

100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek rencana asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD

Ulin

Banjarmasin,

dimana

sebelum

dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 100%.

4) Tindakan No

Aspek Yang Dinilai

Before

After

Implementasi 1

Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

87,5%

87,5%

2

Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan

50%

62,5%

3

Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasI

87,5%

75%

87,5%

75%

78%

75%

4

Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas PERSENTASE

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi penurunan dari aspek tindakan asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia

96

RSUD

Ulin

Banjarmasin,

dimana

sebelum

dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 78% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 75%.

5) Evaluasi No

Aspek Yang Dinilai Evaluasi

Before

After

1

Evaluasi mengacu pada tujuan

62,5%

87,5%

2

Hasil evaluasi dicatat PERSENTASE

87,5% 75%

100% 94%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek evaluasi asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD

Ulin

Banjarmasin,

dimana

sebelum

dilakukan

manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 62,5% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 94%.

6)

Catatan Asuhan Keperawatan No

Aspek Yang Dinilai Catatan Asuhan Keperawatan

Before

After

1

Menulis pada format yang baku

75%

100%

2

Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan

75%

100%

3

Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar

62,5%

100%

4

Setiap melakukan tindakan / kegiatan perawat mencantumkan paraf / nama jelas dan tanggal jam dilakukannya tindakan

75%

100%

97

5

Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku PERSENTASE

87,5%

62,5%

75%

94%

Dari tabel di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan dari aspek catatan asuhan keperawatan yang terjadi di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhan adalah 75% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 94%.

7) Rekapitulasi Hasil Evaluasi Penerapan SAK (Instrumen A) No.

Aspek yang dinilai

Before

After

1

Pengkajian

75%

100%

2.

Diagnosa

75%

100%

3

Rencana

62,5%

100%

4

Tindakan

78%

75%

5

Evaluasi

75%

94%

6

Catatan keperawatan

75%

94%

73,4%

88%

Rata – rata

2. Instrumen B (Kepuasan Pasien). Hasil kuesioner kepuasan pasien setelah dilakukan intervensi. No 1. 2.

3.

4. 5.

Pertanyaan Perawat memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga Apakah perawat melarang anda atau pengunjung merokok diruangan Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu makan anda atau keluarga anda. Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam hal makanan anda atau keluarga anda Apakah perawat menyakan atau

Before Ya Tidak 7 Orang 1Orang (82,5%) (12,5%)

After Ya Tidak 6 Orang 2 Orang (70%) (30%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

3 Orang (37,5%)

5 Orang (62,5%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

2 Orang

6 Orang

5 Orang

3 Orang

98

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

memperhatikan beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda dan keluarga habiskan. Apabila anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya. Pada saat anda dipasang infuse apakah perawat selalu memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse. Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan BAB apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayur, minum yang cukup dan banyak bergerak. Pada saat perawat membantu anda dan keluarga waktu BAB atau BAK, apakah perawat memasang sampiran atau selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan. Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel tiap hari. Apakah lantai kamar mandi / Wc selalu: bersih, tidak licin,tidak berbau, cukup terang. Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh perawat. Apakah anda atau keluarga anda dibantu oleh perawat, jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut. Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, dan lain-lain diganti setiap kotor. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang bergerak, berbaring terlalu lama. Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit Selama anda atau keluarga dalam perawatan, apakah perawat:

(25%)

(75%)

(62,5%)

(37,5%)

3 Orang (37,5%)

5 Orang (62,5%)

4 Orang (50%)

4 Orang (50%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (100%)

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

3 Orang (37,5%)

5 Orang (62,5%)

4 Orang (50%)

4 Orang (50%)

3 Orang (37,5%)

5 Orang (62,5%)

4 Orang (50%)

4 Orang (50%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

4 Orang (50%)

4 Orang (50%)

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

99

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

memanggil nama dengan benar Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan, apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun malam hari. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan saat diperlukan. Apakah perawat ramah dan sopan? Selama anda atau keluarga anda mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas. Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan. Aspakah perawat selalu bersedia mendengarkan atau memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda. Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat. Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawtan atayu pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang.

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

8 Orang (100%)

0 Orang (0%)

7 Orang (87,5%)

1 Orang (12,5%)

4 Orang (50%)

4 Orang (50%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang 37,5%)

5 Orang (62,5%)

3 Orang (37,5%)

6 Orang (75%)

2 Orang (25%)

a. Kesimpulan dari pertanyaan terbuka pada angket kepuasan pasien sebagian besar responden mengatakan perawat yang bekerja di ruang Dahlia baik dan ramah b. Hasil evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin (Instrumen B) yang dilakukan pada tanggal 19 – 22 Oktober 2014 pada 8 pasien/keluarga pasien yang telah dirawat inap lebih dari 2 hari, adalah 79.5 % pasien/keluarga pasien menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia (Paru) sudah baik,

100

tetapi masih ada beberapa item yang nilainya masih kurang antara lain : 1) 50 % perawat kurang membantu pasien dalam melakukan menyuapi pasien, hal ini dikarenakan sebagian besar pasien yang

di

rawat

ruang

Dahlia

(Paru)

tingkat

ketergantungannya parsial care, sehingga pasien masih bisa melakukan makan sendiri tanpa bantuan dan terkadang keluarga yang menyuapi pasien. 2) 50% perawat yang membantu pasien dalam melakukan personal hygiene pasien yaitu membantu memandikan / menyeka pasien, hal ini dikarenakan sebagian besar pasien yang di rawat ruang Dahlia (Paru) tingkat ketergantungannya parsial care. Ada sebagian pasien yang mandi ke kamar mandi sendiri dan ada juga pasien di seka/ dimandikan oleh keluarganya.

Keterangan : % Persepsi Mutu Askep =

Pertanyaan Ya

X 100 Pertanyaan Ya+Tidak %

Nilai Persepsi Mutu Askep dinyatakan baik bila > 75% Persepsi mutu Askep =

159

X 100 % = 79,5 %

159 + 41

3. Instrumen C (Penerapan SAK) Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan) No

Aspek yang dinilai

1 2 3 4

Memberikan Oksigen Memasang Infus Memberikan Transfusi Memberikan obat suntikan IV perinfus

Presentasi Before 81,5% 80% 85% 90,4%

After 95% 99% 96% 94%

101

5

Mengukur tekanan darah Total (%)

92,3% 81,1%

100% 97%

Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan) sebelum dilakukan intervensi yaitu pelaksanan SAK 81,1%, sedangkan sesudah dilakukan intervensi meningkat menjadi 97% sudah sesuai dengan SOP.

4.2

Evaluasi Berdasarkan rencana yang telah disusun, maka kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2

Kegiatan Mahasiswa Perawatan Selama Menjalani Stage

Manajemen di Ruangan Perawatan Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin Tanggal 01 Oktober 2014

Kegiatan Orientasi ruangan dan perkenalan, pembuatan struktur organisasi kelompok

02 Oktober 2014

Pengumpulan data, analisa situasi dan perumusan masalah ruang dahlia(paru)

07 Oktober 2014

Desiminasi awal manajemen keperawatan.

08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014

Penyusunan jadwal dinas dan rancangan pembagian peran dalam penerapan SP2KP , penyusunan format pengkajian khusus ruang Dahlia dan sistem dokumentasi asuhan keperawatan, penyusunan format timbang terima, proposal prosedur pelaksanaan timbang terima, proposal prosedur pelaksanaan ronde keperawatan, proposal prosedur pelaksanaan discharge planning, proposal prosedur pelaksanaan sentralisasi obat, proposal prosedur penerimaan pasien baru, serta penyusunan format penunjang kegiatan lainnya, misalnya format kegiatan harian.

08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014

Penyelenggaraan rotasi dinas dalam 24 jam, penerapan SP2KP meliputi aplikasi peran, pendelegasian tugas, dan proses pendokumentasian keperawatan (penyelenggaraan rotasi dinas dalam 24 jam).

08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 24 Oktober 2014

Pelaksanaan timbang terima setiap kali pergantian shift

25 Oktober 2014

Evaluasi penerapan SP2KP

Penyelenggaraan ronde keperawatan

102

4.2.1

Evaluasi Hasil Berdasarkan tujuan penyelenggaraan model praktik keperawatan profesional (SP2KP) yang dilaksanakan oleh kelompok 1 (satu) mahasiswa

stage

manajemen

STIKES

Muhammadiyah

Banjarmasin di ruang perawatan Dahlia (paru) RSUD Ulin Banjarmasin, dapat dievaluasi bahwa setelah mengikuti praktik pembelajaran klinik keperawatan, mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan suatu model praktik keperawatan profesional (SP2KP) dengan metode modifikasi tim-primer dengan perincian sebagai berikut : 4.2.1.1.Mahasiswa

mampu

menerapkan

pelaksanaan

SP2KP

dengan model modifikasi tim-primer nursing sesuai job deskripsi yang telah ditentuakan. 4.2.1.2.Mahasiswa mampu menganalisis tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga keperawatan. 4.2.1.3.Mahasiswa

mampu

melaksanakan

proses

asuhan

keperawatan terhadap pasien secara komprehensif dan dapat mendokumentasikan setiap kegiatan atau implementasi keperawatan yang dilakukan. 4.2.1.4.Mahasiswa mampu melaksanakan timbang terima pasien dan ronde keperawatan secara langsung kepada pasien sesuai dengan teori manajemen keperawatan yang ada.

103

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 5.1.1

M1 (Man) Ruangan Dahlia (Paru) merupakan ruangan perawatan khusus saluran pernafasan baik penyakit menular maupun tidak menular dengan kapasitas tempat tidur 25 tempat tidur dengan tenaga keperawatan berjumlah 13 perawat dan jumlah tenaga keseluruhan berjumlah 15 orang perawat termasuk kepala ruangan dan supervisor.

5.1.2

M2 (Money) Setelah dilakukan manajemen keperawatan di ruang Dahlia Paru, didapatkan bahwa telah dijalankannya Rencana Belanja Anggaran setahun sebelum tahun anggaran dilaksanakan. Juga telah diadakannya biaya untuk dana emergency/dana tidak terduga untuk kejadian yang mendadak. Sehingga untuk permintaan sarana dan prasarana yang telah dianggarkan bisa didapatkan lebih cepat daripada sarana dan prasarana yang sebelumnya tidak dianggarkan.

5.1.3

M3 (Material) Setelah dilakukannya observasi oleh mahasiswa manajemen kelompok 1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin program profesi ners A di Ruang Dahlia (Paru), didapatkan semua sarana dan prasarana untuk melakukan tindakan keperawatan sudah mencukupi, serta untuk SOP di ruangan sudah dilengkapi oleh mahasiswa stage manajemen kelompok 1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin program profesi ners A.

104

5.1.4

M4 (Metode) 5.1.4.1 Penerimaan Pasien Baru Setelah dilaksanakan manajemen keperawatan di ruang dahlia (paru) BLUD RSUD Ulin Banjarmasin yang pengorganisasian dimulai dari tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 oleh mahasiswa stage manajemen kelompok 1 STIKES Muhammadiyah Banjarmasin program profesi ners A di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 32 pasien perawat menerima pasien baru sesuai dengan acuan SOP. 5.1.4.2 Timbang Terima Pelaksanaan timbang terima pasien dilakukan pada tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 dengan pengawasan CI maupun pengawasan kepala ruangan, kegiatan timbang terima dilakukan di nurse station dan juga dilanjutkan memvalidas data ke kamar pasien. 5.1.4.3 Ronde Keperawatan Pelaksanaan ronde keperawatan dilakukan pada Jum’at, 24 Oktober 2014 pukul 10.00 WITA, pada pasien Ny. Y yang berada diruangan paru yaitu pada pasien kamar VI bed 1 dengan diagnosa medis Efusi Pleura + Susp CA Paru yang dihadiri oleh kepala bidang keperawatan, kepala ruangan, pembimbing akademik, konselor gizi.

5.1.4.4 Sentralisasi Obat Kegiatan sentralisasi obat sudah berjalan dengan baik dan dilakukan pendokumentasian seperti buku persetujuan untuk dilakukan serah terima obat.

5.1.4.5 Discarge Planning Kegiatan Discarge Planning dilaksanakan mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 yaitu dilaksanakan pada

105

pasien di Kamar I dan Kamar II dengan rencana pulang di dapatkan sebanyak 4 pasien dengan diagnosa medis yang berbeda dan menyediakan 10 leaflet (TB Paru, Ca Paru, Efusi Pleura, RLTI, Sepsis, HF, Pneumonia, Asma Bronkhiale, PPOK, dan SOPT).

5.1.4.6 Dokumentasi Kegiatan pendokumentasian

asuhan keperawatan

dengan

SOAPIER dilaksanakan mulai tanggal 08 Oktober 2014 s.d 22 Oktober 2014 dan Pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilengkapi dengan tanda tangan penanggung jawab setiap shift dinas.

5.1.5

M5 (Market) 5.1.5.1 Instrumen A Terjadi

peningkatan

nilai

rata-rata

penerapan

asuhan

keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin, dimana sebelum dilakukan manajemen penerapan SAK nilai rata-rata keseluruhan dari beberapa aspek adalah 73,4% dan setelah dilakukan manajemen penerapan SAK nilai persentase keseluruhannya menjadi 88%. 5.1.5.2 Intrumen B (Kepuasan Pasien) Kesimpulan dari instrumen B

dimana hasil kuesioner

kepuasan pasien sebelum dilakukan intervensi didapatkan 72,5% pasien / keluarga pasien menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia (Paru) sudah baik, tetapi masih ada beberapa item yang masih kurang, sedangkan hasil kepuasan pasien sesudah dilakukan intervensi meningkat menjadi 79,5% pasien / keluarga menyatakan mutu pelayanan sudah baik.

5.1.5.3 Instrumen C

106

5.2 Saran 5.2.1 Bagi rumah sakit Diharapkan kepada pihak rumah sakit dapat melakukan pengembangan staf secara berkala dan bertahap baik secara formal maupun informal, dalam bentuk dukungan moral maupun material untuk mengikuti pendididkan

ataupun

pelatihan,

terutama

peningkatan

jenjang

pendidikan dan peningkatan fasilitas safety pasien untuk ruang Dahlia (Paru) misalnya tempat tidur yang dilengkapi dengan pagar pembatas, regulator oksigen mengingat ruang Dahlia (Paru) merupakan ruang dengan masalah kegawatan nafas dan penyediaam leaflet discharge planning dari 10 kasus terbanyak di ruang dahlia (paru). 5.2.2 Ruangan paru Setalah diadakan stage manajemen diharapkan kepada kepala ruangan untuk memberikan motivasi kepada stafnya untuk melaksanakan serah terima sesuai dengan prosedur. Hendaknya ronde keperawatan di adakan minimal tiap bulan sekali. Aspek legalitas diharapkan ada dalam sentralisasi obat yaitu berupa informed consent persetujuan sentralisasi obat dan lembar serah terima obat dari keluarga pasien kepada perawat serta sentralisasi obat tidak hanya obat injeksi tapi juga obat oral untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan dalam proses pendokumentasian keperawatan agar lebih diperhatikan dan tidak disepelekan. 5.2.3 Bagi perawat Ruangan paru Setelah dilakukan manajemen keperawatan dengan berkolaborasi dengan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Banjarmasin, Ners Sari Mulia, Akademi Pandan Harum diharapkan untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan usaha dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan yang profesional dan komprehensif sehingga dapat memberikan kepuasan pada pasien dan keluarganya. Serta pemberian pelayanan terhadap bio-psiko-sosio-spritual dan kultural pasien dapat terpenuhi secara baik.

107

Dalam pelaksanaan timbang terima pasien para perawat diruangan dapat melaksanaan secara rutin dan dapat hadir sebelum jam pergantian shift berakhir. Untuk masalah yang dibahas dalam timbang terima sebaik lebih fokus pada masalah keperawatan pasien dan rencana tindakan yang dilakukan pada hari itu. Perawat di ruang perawatan paru juga perlu lebih sering diberikan sosialisasi dalam ronde keperawatan pada pasien dengan kasus-kasus yag kronis dan masalah komplikasi yang rumit minimal satu bulan sekali sehingga dapat meningkatkan dan mengembangkan pengalaman serta pengetahuan perawat terhadap asuhan keperawatan yang komprehensif.

5.2.4 Bagi institusi pendidikan Diharapkan institusi pendidikan agar membekali ilmu manajemen keperawatan lebih banyak lagi dan juga memberikan waktu yang lebih bagi mahasiswa dalam melaksanakan tugas praktik dilahan praktik guna kelak dapat memberikan bekal bagi mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja. 5.2.5 Bagi Mahasiswa stage manajemen keperawatan selanjutnya Dengan dilaksanakannya stage manajemen keperawatan diruang perawatan paru diharapkan mahasiswa keperawatan pada stage manajemen keperawatan selanjutnya dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang lebih komprehensif dan memberikan saran atau metode baru dalam pengorganisasian rencana kegiatan SP2KP dengan pengaturan rencana kegiatan, sistem ketenagaan, sistem pemberian asuhan keperawatan, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, dan timbang terima diruang perawatan paru dengan lebih baik dan terorganisir secara rapi dari yang sudah kami laksanakan sehingga dapat tercipta manajemen keperawatan yang dapat memuaskan pasien dalam pemberian pelayanan keperawatan.

108

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan (Konsep dan Aplikasi). Jakarta : Ar – Ruzz Media. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Instrumen Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI. Gillies, DA. 1989. Nursing Management System Approach.

W.B Sanders,

Phidelphia. Instalasi Rawat Inap. 2012. Data Performance Ruan Rawat Inap. Rumah Sakit Ulin Banjarmasin. Nanda Nic-Noc, 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis. Yogyakarta : Media Action. Nursalam,

2013.

Manajemen

Keperawatan

:

Aplikasi

Dalam

Praktik

Keperawatan Profesional. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika. Rosyidi, Kholid, 2013. Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC. Winarti, Arini Sri, 2012. Panduan Praktik Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.

109

110

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF