BAB 1-5
February 4, 2019 | Author: Sidiq Abdulrahman | Category: N/A
Short Description
karya tulis vessel traffic service navigasi semarang...
Description
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara kepulauan yang berpotensi dan dilewati beberapa jalur pelayaran internasional. Keselamatan pelayaran adalah suatu keharusan dan kewajiban Indonesia untuk menyediakan alur pelayaran yang aman dan nyaman untuk di lewati kapal-kapal yang masuk di indonesia dari seluruh dunia. Indonesia merupakan Negara dengan tingkat kecelakaan pada kapal yang cukup tinggi dengan dengan tingkat keamanan bagi pelayaran yang minim khususnya pada saat kapal melintasi suatu wilayah atau alur pelayaran niaga maka pemerintah indonesia berupaya untuk meminimalisir tingkat kecelakaan di laut. Dengan perlahan melakukan penerapan hukum yang berlaku secara internasional sebagai negara maritim. Aturan VTS digambarkan dan di bahas dalam International Maritime Organitation (IMO). (IMO). Penggunaan VTS secara international diatur berdasarkan rekomendasi SOLAS Chapter SOLAS Chapter V Reg . 12 dan IMO Resolution IMO Resolution A. A. 857 (20) tentang Vessel Traffic Service Service yang diadopsi pada tahun 1997. Pentingnya sistem ini mendorong penerapan aturan internasional penggunaan Automatic Identification System (AIS) (AIS) hampir pada semua tipe kapal baik yang berlayar di perairan dalam negeri maupun luar negeri. Sarana
Bantu
NavigasiPelayaran NavigasiPelay aran
(SBNP) berperan
penting
dalam dunia pelayaran Internasio Internasional nal maupun domestik.Sar domestik.Sarana ana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah yang sudahmaju maupun yang masih terisolasi.Sebagai Negara kepulauan Indonesia
memang
amat
membutuhkan
Sarana
Bantu
Navigasi
Pelayaran
(SB (S BNP) P).Sa .Sarana rana Bantu Navigasi Pelayaran adalah sarana yang dibangun at au terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi mem membantu bantu navigator dalam menentukan posisi dan atau haluan kapal
1
2
Berdasarkan uraian tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian Karya tulis ilmiah dengan judul: "Pengaruh sarana bantu pelayaran meningkatkan keselamatan berlayar di wilayah CILACAP Jawa Tengah"
Penulis melakukan penelitian secara langsung pada saat melakukan praktek darat di kantor DISTRIK NAVIGASI NAVIGASI KELAS III CILACAP. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasikan menjadi suatu fokus masalah dalam kasus-kasus satu persatu yang sangat erat hubungannya antara satu dengan yang lain sehingga dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja manfaat sarana bamtu navigasi pelayaran (VTS) (VTS) ? ? 2. Apa fungsi Menara suar dan mercusuar? 3. Bagaimana VTS dalam berkomunikasi dan memeberikan informasi di wilayah kerjanya? 4. Bagaimana VTS dalam dalam memberikan kontribusinya bagi Negara? 1.3. Tujuan dan kegunaan penulisan 1.Tujuan penulisan
Pelaksanaan
Prada
ini
penulis
ingin
membandingkan
dan
mempraktekan antara teori – teori yang telah di dapat dalam perkuliahan maupun di studi kepustakaan dengan keadaan yang di laksanakan dalam Praktek Darat (PRADA) oleh Instansi tersebut, sehingga penulis ini mempunyai beberapatujuan yaitu: a. Untuk mengetahui peranan saranan bantu navigasi b. Untuk mengetahui data-data apa saja yang harus di informasikan kapal kepada VTS ketika ketika memasuki area VTS yang yang ada di jangkauan radar dan dan mengamati setiap pergerakan kapal dan memastikan kapal-kapal berada pada zona aman dan terhindar dari bahaya navigasi yang mengancam c. Untuk mengetahui manfaat VTS secara secara umum dalam dunia maritim
3
d. Untuk mengetahui kontribusi apa saja yang di berikan oleh VTS kepada kepada Negara. 2. Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan karya tulis yang penulis harapka nsemoga penulisan ini bermanfaat bagi orang lain pada umumnya dan penulis khususnya. Adapun kegunaan penulisan ini adalah: a. Bagi Akademi Hasil penelitian ini dapat menjadi perhatian untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan untuk dapat mengahsilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil sehingga dapat bersaing di dunia kerja baik didalam negeri maupun internasional. b. Bagi Penulis Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuannya serta mampu mempraktekkan teori-teori yang didapat selama mengikuti pendidikan, dan juga sebagai persyaratan kelulusan dari program Diploma III jurusan nautika di STIMART"AMNI" Semarang dengan sebutan ahli madya (Amd). Melatih taruna untuk menuangkan pemikiran ataupun pendapat dalam bahasa yang dapat dipertanggung jawabkan. c. Bagi pembaca Bagi pembaca untuk menambah wawasan dan gambaran tentang
pengaruh
sarana
keselamatan pelayaran.
1.4. Sistematika penulisan
bantu
navigasi
untuk
meningkatkan
4
Agar dapat diperoleh suatu penyusunan dan pembahasan karya tulis yang sistematis, terarah pada objek masalah yang dipilih, maka penulis akan memberikan gambaran secara garis besar. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan pengertian tentang Kantor Distrik Navigasi sarana batu navigasi , kenavigasian, kapal, Sarana bantu navigasi pelayaran, dan keselamatan pelayaran. BAB III Gambaran Umum Objek Riset
Terdiri dari gambaran umum objek riset, pengumpulan data dan analisis data. BAB IV Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan yang mengenai rumusan masalah BAB V Penutup
Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kantor Distrik Navigasi
Kantor Distrik Navigasi Navigasi adalah Lembaga pemerintah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan dan memiliki kewenangan untuk menjalankan dan melakukan pengawasan terhadap dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan perundang-undangan untuk menjamin keselamatan pelayaran. Dasar pelaksanaan tugas adalah Peraturan Menteri Perhubungan nomor : KM 30 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi. Distrik Navigasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengadaan, dan pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, serta kegiatan pengamatan laut, survey laut, survey hidrografi, hidrografi, pemantauan alur dan perlintasan dengan menggunakan sarana instalasi untuk kepentingan keselamatan pelayaran. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2008 tentang pelayaran pelayaran pasal (5) yaitu: 1. Pelayaran dikuasai oleh Negara dan pembinaanya di lakukan oleh pemerintah. 2. Pembinaan pelayaran sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi aspek pengaturan,pengendalian dan pengawasan. pengawasan. 3. pengendalian sebagaimana di maksud pada ayat (2) huruf b meliputi pemberian arahan, bimbingan, pelatihan, perizinan, perizinan, sertifikasi, serta bantuan bantuan teknis di bidang pembangunan dan pengoprasian. 4. pengawasan sebagaimana di maksud pada ayat (2) huruf c meliput kegiatan pengawasan pembangunan dan pengoprasian agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk melakukan tindakan korektif dan penegakan hukum. Adapun fungsi dari kantor Distrik Navigasi yaitu: a. penyusunan rencana dan program pengoperasian, serta ser ta pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, kapal Negara
6
kenavigasian, fasilitas pengkalan, bengkel, pengamatan laut dan survei hidrografi serta pemantauan alur dan perlintasan. b. Penyusunan rencana kebutuhan dan pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penghapusan perlengkapan dan peralatan untuk sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, kapal Negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut dan survey hidrografi, hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan. c. Pelaksanaan program pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, kapal Negara kenavigasian, dan fasilitas pangkalan serta bengkel. d. Pelaksanaan pengamatan laut dan survei hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan. e. Pelaksanaan urusan logistik f. Pelaksanaan analisis dan evaluasi pengoperasian, pengawakan dan pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi pelayaran, kapal Negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut, survei hidrografi, hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan. g. Pelaksanaan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, kerumah tanggaan, hubungan masyarakat, pengumpulan dan pengolahan data, dokumentasi serta penyusunan laporan.
ssel Tr T r affi ff i c Ser Ser vice 2.2. Pengertian V essel Vessel Traffic System adalah System adalah sistem monitoring lalu-lintas pelayaran yang diterapkan oleh pelabuhan, atau suatu manajemen armada Perkapalan. Prinsipnya yang digunakan sama seperti sistem yang dipakai oleh ATC (Air Traffic Control) Control) pada dunia penerbangan. Biasanya secara sederhana sistem VTS menggunakan radar, closed circuit television (CCTV), (CCTV), frekuensi radio (VHF), (VHF), dan automatic indentification system (AIS) (AIS) untuk mengetahui atau mengikuti pergerakan kapal dan memberikan informasi navigasi atau cuaca didalam suatu daerah pelayaran tertentu dan terbatas.
7
Penggunaan
VTS secara
international
diatur
berdasarkan
rekomendasi SOLAS Chapter V Reg. 12 dan IMO Resolution Resolution A.857 (20) tentang Vessel Traffic Service Service yang diadopsi pada tahun 1997. Pentingnya sistem ini mendorong penerapan aturan internasional penggunaan Automatic Identification System (AIS) hampir (AIS) hampir pada semua tipe kapal baik yang berlayar di perairan dalam negeri maupun luar negeri. Secara modern VTS mengintegrasikan semua informasi inputan kepada suatu pusat kendali agar memudahkan dan mengefektifkan manajemen dan komunikasi pelayaran di dalam sebuah armada. Output yang diberikan sistem VTS dapat berupa pengaturan ijin berlayar, sailing plan, pergerakan, alokasi ruang, rute pelayaran, batas kecepatan, berita cuaca, hingga pemberitahuan terhadap suatu kondisi bahaya bahaya bencana. Dari informasi yang ada dapat disimpulkan, bahwa aplikasi VTS cukup penting dalam meningkatkan sistem keamanan, keselamatan, dan efektifitas operasi armada pelayaran pela yaran dengan sistem pengawasan setiap saat (24 jam). Namun merunut pada ketentuan yang ada dan mempertimbangkan besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, penerapan sistem ini pada kapalkapal kecil < 500GT untuk pelayaran dalam negeri dan < 300GT untuk pelayaran internasional, diperlukan kebijakan dan evaluasi lebih lanjut oleh pihak pemegang otoritas atau Pemerintah. 2.3. Pengertian Kenavigasian
Berdasarkan UU 17 tahun 2008 tentang pelayaran menyebutkan bahwa Kenavigasian adalah kegiatan yang berkaitan dengan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran
(SBNP),
Telekomunikasi
Pelayaran
(Telkompel),
Hidrografi Hidrografi dan meteorologi, meteorologi, Alur dan Pelintasan, Bangunan atau lnstalasi, Pemanduan, penanganan kerangka kapal dan Salvage, Salvage, dan atau Pekerjaan Bawah Air (PBA) untuk kepentingan Keselamatan Pelayaran. Untuk kepentingan keselamatan berlayar dan kelancaran lalu-lintas kapal pada daerah yang terdapat bahaya navigasi ataupun kegiatan di perairan yang dapat
8
membahayakan keselamatan berlayar harus ditetapkan zona keselamatan dengan diberi penandaan berupa SBNP sesuai ketentuan yang berlaku serta disiarkan melalui stasiun radio pantai (SROP) maupun Berita Pelaut lndonesia. Disamping itu perlu diinformasikan mengenai kondisi perairan dan cuaca seperti adanya badai yang mengakibatkan timbulnya gelombang tinggi maupun arus yang tinggi dan perubahannya. Penyiaran berita disampaikan disiarkan secara luas melalui stasiun radio pantai (SROP) dan/atau stasiun bumi pantai dalam jaringan telekomunikasi pelayaran sesuai urutan prioritasnya dan wajib memenuhi ketentuan penyiaran berita antara lain berita marabahaya, meteorologi dan siaran tanda waktu sandar bagi kapal yang berlayar di perairan lndonesia. Pemasangan SBNP yaitu sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada diluar kapal dan berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan pelayaran dilakukan guna memberi petunjuk terhadap zona terlarang yang tidak boleh dimasuki oleh setiap kapal yang melewati daerah tersebut. Pembangunan Telekomunikasi Pelayaran dimaksudkan agar setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio ataupun sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran segera disampaikan kepada pihak atau pemerintah yang terkait. Guna ketertiban perairan serta keamanan dan keselamatan navigasi maka setiap perencanaan kegiatan kelautan harus dikoordinasikan dengan Direktorat Kenavigasian agar tidak terjadi tumpang tindih penempatan ataupun pembangunan fasilitas kelautan yang dapat mengganggu kelancaran aktivitas pelayaran. Oleh karenanya penyelenggaraan Kenavigasian perlu ditetapkan. ditetapkan.
9
Penyelenggaraan
Kenavigasian
dilakukan
guna
mengatasi
terjadinya kecelakaan ataupun tingginya waktu tunggu kapal melalui penyesuaian fasilitas pengembangan fasilitas pelabuhan serta keselamatan pelayaran dan fasilitas alur pelayaran terhadap peningkatan kepadatan traffik.
SBNP merupakan fasilitas keselamatan pelayaran yang meyakinkan kapal untuk berlayar dengan selamat, effisien, menentukan posisi kapal, mengetahui arah kapal yang tepat dan mengetahui posisi bahaya di bawah permukaan laut la ut dalam wilayah perairan laut yang luas. Fasilitas SBNP tidak ti dak hanya digunakan untuk transportasi laut namun juga digunakan untuk pembangunan kelautan dan nelayan. SBNP SBNP diperlukan sebagai tanda bagi para navigator yang dipergunakan sejak adanya pelayaran menyeberang laut dan menyusur pantai dalam rangka melakukan kegiatan niaga ataupun perang. Pada awalnya tanda visual diwujudkan berupa nyala api diatas bukit yang tinggi untuk malam hari sedangkan siang hari berupa asap yang mengepul. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi maka akan digunakan berbagai sumber cahaya SBNP antara lain jaringan PLN, generator (mensu) ataupun solar cell dan untuk dapat dilakukan pemantauan dan pengendalian dari jarak jauh diarahkan kepada otomatisasi otomatisasi guna effisiensi.
2.4. Pengertian Kapal
Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut,danau atau sungai seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, istilah inggris, dipisahkan dipisahkan antara ship antara ship yang lebih besar dan boat yang boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.
10
Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasan ya manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun perahu, semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi atau baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat. Untuk penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan memunculkan kapal bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft seperti Hovercraft dan Eakroplane dan Eakroplane.. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan la utan yakni kapal yakni kapal selam. Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang sampai akhirnya akhirnya pada pada awal abad awal abad ke-20 ditemukan pesawat ditemukan pesawat terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu singkat maka kapal pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal masih masi h memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal didominasi kapal niaga dan tanker sedangkan kapal sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal pesiar seperti Queen Elizabeth Elizabeth dan Awani Dream. 2.5 Pengertian Pengertian Sarana Bantu Navigasi Navigasi Pelayaran Pelayaran
Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah peralatan atau system yang berada di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi kapal atau lalu lintas kapal. Menurut BAB VIII Pasal 119 UU 17 2008: 1. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan angkutan perairan Pemerintah melakukan perencanaan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan dan pengawasan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran
11
sesuai dengan ketentuan internasional serta menetapkan alur pelayaran dan perairan pandu; 2. Untuk menjamin keselamatan dan keamanan sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi pelayaran, pemerintah menetapkan zona keamanan dan keselamatan disekitar instalasi bangunan tersebut. Jenis-Jenis Sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) : a. Menara Suar b. Rambu Suar c. Resilient Light Beacon d. Pelampung Suar e. Suar Penuntun 1)
Menara Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 20 mil laut yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator dalam menentukan posisi dan atau haluan kapal, menunjukan arah daratan dan adanya pelabuhan serta dapat dipergunakan sebagai tanda batas wilayah negara
2)
Rambu Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 10 mil laut yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya bahaya atau rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, dan bahaya terpencil serta menentukan posisi dan/atau haluan kapal.
3)
Resilient Light Beacon (RLB) (RLB) adalah sarana bantu navigasi pelayaran tetap yang bersuar dan mempunyai jarak tampak sama atau lebih 10 mil laut yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya bahaya/rintangan navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, dan bahaya terpencil serta menentukan posisi dan/atau haluan kapal.
4)
Pelampung Suar adalah sarana bantu navigasi pelayaran apung yang bersuar dan mempunyai jarak lebih kurang dari 6 mil laut yang dapat membantu untuk menunjukan para navigator adanya bahaya/rintangan
12
navigasi antara lain karang, air dangkal, gosong, kerangka kapal dan untuk menunjukan perairan aman serta pemisah alur. 5)
Suar penuntun ( landing light ) adalah suatu alat penerang lensa atau lampu yang mampu memberikan penerangan dengan sifat sinar tertentu, dipasang diatas bangunan sejenis menara di dalam pelabuhan atau selat yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada kapal-kapal yang beriperasi di alur-alur pelayaran yang sulit dan sempit di pelabuhan atau selat.
2.6. Keselamatan Pelayaran
Keselamatan Pelayaran didefinisikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan. kepelabuhanan. Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena tidak diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang berada di atas kapal untuk diikat ( lashing ), ), hingga pada persoalan penempatan barang yang tidak memperhitungkan titik berat kapal dan gaya lengan stabil. Dengan demikian penyebab kecelakaan sebuah kapal tidak dapat disebutkan secara pasti, melainkan perlu dilakukan pengkajian. Keamanan dan Keselamatan Pelayaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut dan mencegah terjadinya kecelakaan dimana penetapan alur pelayaran dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran melalui pemberian koridor bagi kapal-kapal berlayar melintasi perairan yang diikuti dengan penandaan bagi bahaya kenavigasian. Penyelenggaraan alur pelayaran yang meliputi kegiatan
program,
penataan,
pembangunan,
pengoperasian
dan
pemeliharaannya ditujukan untuk mampu memberikan pela yanan dan arahan kepada para pihak pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan kapasitas dan kemampuan alur dikaitkan dengan bobot kapal yang akan melalui alur tersebut agar dapat berlayar dengan aman, lancar dan nyaman.
13
Pengaturan pemanfaatan perairan bagi transportasi dimaksudkan untuk menetapkan alur pelayaran yang ada di laut, sungai, danau serta melakukan survey melakukan survey hidrografi guna hidrografi guna pemutakhiran data kondisi perairan untuk kepentingan keselamatan berlayar. Tujun penjelasan tentang keselamatan pelayaran disamping menegaskan konsekuensi untuk menindak lanjuti hasil konvensi IMO terhadap IMO terhadap Pemerintah tentang keselamatan pelayaran sekaligus mensosialisaikan tentang tugas dan peran Direktorat navigasi. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dimaksudkan juga untuk memberikan masukan bagi upaya mencari solusi kedepan yang diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan yang timbul. Keselamatan maritim merupakan suatu keadaan yang menjamin keselamatan berbagai kegiatan dilaut termasuk kegiatan pelayaran, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam dan hayati serta pelestarian lingkungan hidup. Untuk itu diperlukan tata kelautan dan penegakkan hukum dilaut dalam menjamin keselamatan, keamanan, ketertiban dan perlindungan lingkungan laut agar tetap bersih dan lestari guna menunjang kelancaran lalu lintas pelayaran. Konsep kriteria dan pengaturan di bidang kelautan mempunyai implikasi yang luas dan harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan ruang laut Nasional.
14
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Distrik Navigasi Kelas III Cilacap
Distrik navigasi merupakan sebuah instansi Negara dimana tugasnya adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), yang bertugas mengatur dan memelihara rambu-rambu laut Indonesia. Distrik Navigasi tersebar di beberapa wilayah Indonesia seperti Semarang, Jakarta, Padang, Palembang, Makasar, Kupang, dan beberapa lainnya.
Gambar 1. Kantor Distrik Navigasi Kelas III CILACAP Sumber : Distrik Navigasi Kelas III CILACAP
Distrik Navigasi Kelas III Cilacap adalah lembaga yang berada di bawah Direktorat Kenavigasian, Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Laut. Kantor Distrik Navigasi Kelas III Cilacap sendiri berada di JL. Laut Jawa Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap - Jawa Tengah 53213
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang kenavigasian di lingkungan Derektorat Jendral Perhubungan Laut Departemen Perhubungan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
15
Distrik Navigasi mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pengoperasian, pengadaan dan pengawasan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), telekomunikasi pelayaran, serta kegiatan pengamatan survey hidrograf i, i, pemantauan alur dan perintasan dengan menggunakan sarana instalasi untuk kepentingan keselamatan pelayaran.
3.2. Visi dan Misi Distrik Navigasi Kelas II Semarang VISI
Terjadinya Pelayaran Kenavigasian yang prima di wilayah kerja Distrik Navigasi Kelas III Cilacap. MISI
1. Mewujudkan alur pelayaran yang aman 2. Mewujudkan keandaan dan kecukupan sarana dan prasarana kenavigasian 3. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Prosfesional 4. Dukungan Teknologi Tepat Guna.
3.3. Pedoman Peraturan Distrik Navigasi Kelas II Semarang
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran 2. Peraturan Pemerintah Nomor 05 tahun 2006 tentang Kenavigasian 3. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Distrik Navigasi 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi Pelayaran 5. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran di Laut. 3.4. Struktur Organisasi Distrik Navigasi Kelas II Semarang
Organisasi adalah suatu perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu ( Malayu S.P Hasibuan :2005). Organisasi jika dilihat dari sudut tujuannya dikenal
16
organisasi perusahaan (business (business organization) organization) dan organisasi sosial ( public organization). organization). Organisasi perusahaan bertujuan untuk mencari laba sedang organisasi sosial bertujuan untuk pelayanan. Organisasi sebagai wadah untuk mencapai tujuan, tanpa adanya pembagian tugas-tugas yang jelas dan tepat maka tujuan organisasi akan menjadi kabur, untuk itu perlu pos-pos atau kerangka kerja (struktur organisasi). Di mana kerangka kerangka kerja (struktur organisasi)
didalamnya
tergambar tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab yang akan dilaksanakan oleh anggota organisasi, masing-masing berhubungan kerja timbal balik atau saling terkait satu sama lain.Berdasarkan pemahaman tentang organisasi di atas maka Kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang menganut menganut pola struktur organisasi linear dan fungsional dimana tergambar tugas dan fungsi masingmasing bagian atau bidang sampai pada seksi-seksi dan pelaksanaan .Adapun Susunan Organisasi Kantor Distrik Navigasi Kelas II Semarang menurut Peraturan Menteri Perhubungan Perhubungan KM. No. 30 Tahun 2006 adalah : Tabel 1 Tabel Struktur Organisasi Distrik Navigasi Kelas II Semarang
DISNAV KELAS II
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI OPERASI
INSTANSI
SEKSI LOGISTIK
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
17
Sumber : KM NO 30 tahun 2006 tentang Struktur Organisasi Manfaat Struktur dan bagan organisasi memberikan manfaat dari informasi yang penting tentang hal – hal – hal hal berikut : 1. Pembagian kerja artinya setiap kuota akan mewakili tanggung jawab seseorang atau subunit untuk bagian tertentu dari beban kerja organisasi. 2. Informasi atasan dan bawahan artinya bagan organisasi akan menunjukan garis komando atau siapa atasan siapa bawahan; 3. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan artinya uraian kotak-kotak menunjukan tugas tugas kerja organisasi atau bidang - bidang tanggung jawab yang berbeda; 4. Pengelompokan bagian – bagian – bagian bagian kerja artinya seluruh bagan menunjukkan dasar pembagian aktivitas organisasi; 5. Tingkat manajer artinya sebuah bagan tidak hanya menunjukan hirarki manajemen secara keseluruhan, semua orang yang melapor pada orang yang sama berada pada tingkat manajemen yang sama, tidak jadi soal dimana kemunculan mereka pada bagan; 6. Pemimpin oraganisasi artinya bagan organisasi menunjukan sistem kepemimpinan organisasi apa pimpinan tunggal atau pimpinan kolektif (kerucut). Pada umumya organisasi memiliki beberapa ciri – ciri yang dapat kita ketahui antara lain : a. Adanya atasan dan bawahan b. Terdapat kerjasama yang terstruktur c. Mempunyai tujuan dan sasaran d. Terdapat ketertarikan format serta tata tertib yang wajib ditaati e. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas. Menurut Berelson dan Steiner (1964) organisasi mempunyai ciri sebagai berikut :
18
1) Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk adanya perumusan tertulis dari pada peraturan, ketetapan, kebijakan, prosedur, tujuan, setrategi, dan sebagainya. 2) Hierarki, sedangakan hierarki menunjuk pada suatu pola kekuasaaan serta wewenang yang berbentuk piramida. 3) Besarnya & Kompleksnya, pada umumnya sebuah organisasi sosial pasti mempunyai banyak anggota sehingga hubungan antar anggotanya tidak bisa langsung (impresional), (impresional), gejala ini disebut juga dengan istilah “birokrasi”. 4) Lamanya (Duration) ciri ini menunjukkan bahwa eksistensi organisasi lebih lama dari pada keanggotaan pada organisasi tersebut.
3.5. Tugas Dan Tanggung Jawab Distrik Navigasi Kelas II Semarang
Tiap – tiap tingkat jabatan di Distrik Navigasi Kelas II Semarang mempunyai tugas dan tanggung jawab : 1. Kepala Dinas Navigasi Mengkoordinasi
dan
mengawasi
kegiatan
Distrik
Navigasi,
memberikan teguran kepada pegawai di instalasi baik secara lisan atau secara tulisan dan menjatuhkan hukuman dengan tembusan kepada kepala Direktorat Navigasi. 2. Sub bagian tata usaha Sub bagian tat usaha melakukan urusan keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, ketatarumahan, hubungan masyarakat, pengumpulan data, dokumentasi, serta penyusunan laporan. 3. Seksi Operasi Mempunyai tugas melakukan rencana program, pengoperasian, pemeliharaan, pengawasan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan sarana
bantu
navigasi
pelayaran,
telekomunikasi,
kapal
negara
kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut, survey hidrografi, hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan.
19
4. Seksi Logistik Seksi Logistik mempunyai tugas menyusun rencana kebutuhan dan pengadaan, penyimpanan, penyimpanan, penyaluran, penyaluran, dan pengahapusan perlengkapan perlengkapan dan peralatan untuk penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi, kapal negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut, survey laut, survey hidrografi, hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan. 5. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sebgai unit pelaksana teknis secara langsung di lapangan dalam melakukan kegiatan sarana bantu navigasi, kapal negara kenavigasian, fasilitas pangkalan, bengkel, pengamatan laut, survey hidrografi, hidrografi, serta pemantauan alur dan perlintasan. 3.6. Fasilitas yang Dimiliki Distrik Navigasi Kelas II Semarang
Distrik Navigasi Kelas II Semarang mengelola ratusan sarana bantu Navigasi pelayaran. Semua alur pelabuhan, dan lingkup wilayah kerja Distrik Dis trik Navigasi Kelas II Semarang dilengkapi sarana, dan prasarana yakni sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP) seperti menara m enara suar sebanyak s ebanyak 7 unit , rambu suar 75 unit , pelampung suar 29 unit , rambu suar pancang 14 unit , dan radar beacon ( RACON ) 1 ) 1 unit . Menara suar yang dimiliki sebanyak 7 unit rata-rata masih memiliki kelayakan operasional 80 persen yakni : 1. Menara Suar Pelabuhan Semarang Tak hanya cahaya yang menerangi sejauh perairan yang dapat digapai, menara suar Pelabuhan Semarang ini menjadi penanda pertanda secara visual bagi nahkoda, dan pelaut lainnya bahkan kapal mendekati pelabuhan. Sekitar 130 tahun sudah usia salah satu dari tujuh menara suar Distrik Navigasi Ditjen Perhubungan Laut. Dibangun tahun1884 pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Ratu Willem III. Beroperasi sejak
20
pencahayaan menggunakan kayu bakar, batu bara hingga kini memakai energi listrik. Dengan tinggi 35 meter, cahayanya dapat memancar hingga 18 nautical mile. mile. Cahaya ini yang saat malam tampak begitu indah di antara temaramnya perairan. Sejak didirikan bangunan dan strukturnya tak pernah berubah. Walau banjir sering merendam tempat tersebut, namun dia tidak bergeser sedikitpun dari posisinya. Instalasi Menara Suar tersebut dilengkapi oleh 5 (lima) unit rumah petugas, dan 1 (satu) unit rumah genset, dan dioperasikan oleh 5 (lima) orang petugas yang terdiri dari 1 (satu) orang Teknisi Menara Suar, dan 4 (empat) orang Penjaga Menara Suar. Perawatan, dan perbaikan Menara Suar Pelabuhan Semarang I yaitu dengan cat diseluruh tubuh dan di rontokkan secara manual. Distrik Navigasi Kelas II Semarang harus terus merawatnya karena begitu vitalnya menara suar ini untuk membantu dalam keselamatan pelayaran. 2. Menara Suar Tegal II Menara Suar Tegal II yaitu mercercusuar multifungsi yang terletak di Kota Tegal. Menara Suar Tegal II dioperasikan oleh Distrik navigasi Kelas II Semarang. Instalasi Menara suar tersebut dilengkapi oleh 5 (lima) orang petugas. 3. Menara Suar Pekalongan 4. Menara Suar Pulau Mandalika 5. Menara Suar Pulau Panjang 6. Satu Menara Suar Tegal 1 Kondisinya 75 persen Distrik Navigasi Kelas II Semarang juga memiliki dua alat pengolah air laut menjadi air tawar yakni yang ditempatkan di menara Suar Pulau Panjang yang masih berfungsi baik karena dibuat pada tahun 2013. Menara suar Pulau Mandalika yang tengah dalam tahap pemasangan tahun ini. Distrik Navigasi Kelas II Semarang mempunyai beberapa kapal guna membantu melaksanakan tugas urusan kenavigasian antara lain : 1. KN. SUAR 11
21
KN. Suar 11 dibangun dibangun oleh PT. Dumas Surabaya Surabaya pada tahun 1979. Kapal dengan panjang hampir 23 meter dan lebar 6,6 meter ini berbahan dasar baja. Anak buah kapal yang bertugas di kapal ini 11 orang kapal ini mampu menampung 9.000 liter bahan bakar dan air tawar 8.000. kecepatan mecapai 7 mil per jam. KN. Suar 11 yang yang merupakan tipe kapal bantu perambuan, sesuai dengan tipenya, KN.Suar 11 memeiliki tugas membantu navigasi pelayaran, antara lain merawat dan memelihara tanda suar seperti pelampung suar dan rambu suar. KN. Suar 11 kerap melakukan patroli di sepanjang alur pelintasan menuju pelabuhan.
Gambar 2. KN. SUAR 11 Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang
22
Tabel 2 Tabel Kapal Negara SUAR 11
Description
Kapal Perambuan KN SUAR 11
Built in
1979
Weight
42,26
Long
22,90 M
Widht
6,60 M
Draft Vigral
2,30 M
Main Engine
YANMAR 6LA-ALD/500
Auxilary Engine
YANMAR 5KDL, YANMAR 4KDL
Radio Equipment
ICDM
Crane
2SWL
RE – Engine Engine
2010
Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang
2. KN. B-126 KN.B-126 dibangun oleh PT. Djantar Jakarta pada tahun 1962. Baru pada tahun 1997 kapal
ini
berada
di
Distrik
23
Navigasi Kelas II Semaranng. Setelah di datangkan dari Palembang. Kapal ini adalah tipe bantu perambuan berukuran keil. Panjang kapal hanya 22 meter dan lebar 4,6 meter.
Gambar 3. KN. B-126 Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang
Dari sisi teknologi, untuk ukuran kapal bantu perambuan sebenarnya KN.B-126 cukup modren. Saat ini kapal sudah dilengkapi dengan radar , GlobalPositioning System, Echosounder, Kompas , Automatic Idenficitaion System, Anemometer digital (alat (alat pengukur kecepatann angin). Sesuai dengan tipe kapal, tugas utama KN.B-126 memantau alur pelayaran, sekaligus memastikan rambu suar tetap berfungsi. Karena rambu-rambu suar yang terpasang kebanyakan berada di perairan pantai yang cenderung dangkal, medan kerap di tuju kapal berkecepatan 7 mil per jam ini kerap berbahaya. Wilayah kerja kapal ini cukup dekat, antara lain Jepara, rembang, dan Pelabuhan Juwana. Selain itu, terkadang juga menyebrang hingga Karimun Jawa dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Tabel 3 Tabel Kapal Negara B-126
Description
Kapal Perambuan KN B – B – 126 126
Built in
1962
Weight
40,06
Long
22,20 M
Widht
4,60 M
Draft Vigral
1,86 M
Main Engine
YANMAR CHUTE/255
24
Auxilary Engine
YANMAR/SUMO/5x110 YANMAR/SUMO/5x11 0
Radio Equipment
ICOM
Crane RE - Engine
2010
Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang 3. KN. KARIMUN JAWA Pada tanggal 27 Oktober 2016 yang lalu, KN. Karimunjawa telah resmi diluncurkan di Galangan kapal PT. Multi Prima Batam. Type kapal pengamat perambuan panjang 32 meter dan lebar 6,36 meter menampung kapasitas tanngki BBM 15.000 liter 3.700 kapasitas air tawar, kecepatan rata-rata KN. Karimunjawa 20 mil per jam.
Gambar 4. KN. KARIMUN JAWA Sumber: Distrik Navigasi Kelas II Semarang Tabel 4 Tabel Kapal Negara Karimun Jawa Jawa
Description
Kapal Perambuan KN Karimun Jawa
Built in
2016
Weight
42,26
Long
32 M
Widht
6,36 M
Draft Vigral
1,1
Main Engine
Caterpilar C-32/1450 (2 buah)
25
Auxilary Engine
Volvo Penta D5A-AT/103 dan Kohler 11EFKOZD/15,4
Radio Equipment
ICOM
Crane
-
RE - Engine
-
Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang 4. KN. KUMBA KN.Kumba dibangun oleh perusahaan Niigatashipyard asal Jepang pada tahun 1974. Kapal dengan panjang panjan g 50,5 meter dan lebar 10 meter ini berbahan dasar baja. Anak buah kapal yang bertugas di kapal seberat 552,8 ton ini 23 orang. Kapal ini memiliki daya tampung bahan bakar minyak 24 ton dan air tawar 192 ton.
Gambar 5 KN. Kumba Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang Pertama kali KN. Kumba beroperasi sebagai armada kenavigasian di
Distrik Navigasi Kelas I surabaya. Belakangan kapal ini dipindah tugaskan di Distrik Navigasi Kelas II Semarang yang wilayah kerja cukup jauh dan semakin sibuk. Tidak ada penjelasan kapan kapal ini berpindah wilayah pelayaran. Meski dari sisi usia terbilang tua, keberedaan KN. Kumba Kumba sampai saat ini sangat masih dibutuhkan untuk mendukung sarana bantu navigasi pelayaran. Sebagai kapal induk perambuan, tugas pokok KN. Kumba antara lain melakukaan pemasangan dan pendistribusian pelampung suar. Kapal ini juga bertanggung jawab atas pengangkutan dan pengangkatan
26
pelampung beserta penjangkarannya, termasuk pemeliharaan pelampung, rambu, dan rambu suar. KN. Kumba telah berlayar di hampir seluruh wilayah kerja Distrik Navigasi Semarang. Itu antara lain lai n meliputi alur Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Tegal, Pelabuhan Jepara, Pelabuhan Juwana, Pelabuhan Rembang hingga Pelabuhan Pekalongan.
Description
Tabel 5 Tabel Kapal Negara - 124 Kapal Perambuan
KN Kumba Built in
1974
Weight
552,5
Long
50,5 M
Width
10 M
Draft Vigral
1,86 M
Main Engine
YANMAR 6KD – GGE/165 GGE/165
Auxilary Engine
SUMO CO, LTD/YANMAR LTD/YANMAR TF 153 R
Radio Equipment
ICOM
Crane
-
RE - Engine
1987
Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang Kapal Negara Kenavigasian diwilayah kerja Distrik Navigasi Kelas II Semarang mempunyai tugas, yaitu : a. Bantuan SAR; SAR; b. Perawatan, perbaikan, penempatan dan pengoperasian sarana bantu navigasi; c. Pengangkutan penumpang dinas, pendistribusian BBM atau Gas dan peralatan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; d. Gilir tugas dan penyaluran logistik petugas jaga Menara Suar; e. Pengawasan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; f. Pengamatan laut;
27
g. Bantuan pengumpulan data meteorologi untuk meteorologi untuk kepentingan analisa ramalan cuaca; h. Melaksanakan Kegiatan Survey Hidrografi; Hidrografi; i. Perawatan / Pemeliharaan SBNP milik DJP atau Non DJBL. Sistem Kerja Distrik Navigasi Kelas II Semarang, yaitu : Batas Selatan
: Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Batas Utara
: Kepulauan Karimun Jawa
Batas Timur
: Tegal perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur Timur
Batas Barat
: Rembang
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Manfaat VTS VT S secara umum dalam dunia maritim
Pada umumnya VTS memberikan layanan tentang information service. service. Layanan ini menyediakan informasi penting yang berguna bagi pembuatan keputusan keputusan bernavigasi di atas kapal dan diberikan tepat pada pada waktu yang diperlukan.
28
Gambar 6. V essel ssel Tr affi ff i c Ser Ser vice Semarang Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang
Layanan VTS menyangkut manajemen operasional lalu lintas dan perencanaan pergerakan kapal di wilayah cakupan VTS . Hal ini bertujuan meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi. Berdasarkan ketentuan IALA ( IALA ( Internasional Internasional Association Association of Marine Aids to Navigation and Lighthouse Lighthouse Authorities ), pelayanan VTS menyediakan menyediakan informasi seperti identitas, posisi dan informasi lalu lintas di alur kondisi, cuaca dan bahaya, atau faktor lainnya yang dapat mempengaruhi perjalanan kapal. Ada 3 layanan yang disediakan dalam VTS yaitu:
1. Information Service ( INS ) Merupakan pelayanan untuk menjamin tersedianya informasi penting dalam waktu yang tepat untuk membantu kapal membuat proses keputusan kenavigasian. 2. Navigational Assistance Services ( NAS ) Merupakan suatu layanan untuk membantu proses pembuatan keputusan kenavigasian diatas kapal khususnya dalam kesulitan kenavigasian atau keadaan meteorologi meteorologi atau dalam hal adanya kelainan atau penyimpangan kenavigasian.
29
3. Traffic Organisation Services ( TOS ) Merupakan suatu pelayanan untuk mencegah berkembangnya situasi yang berbahaya dan menyediakan informasi untuk keselamatan dan efisiensi gerakan lalu lintas kapal dalam wilayah VTS . Pengaturan lalu lintas tentang perencanaan manuver kapal kapal dan keterangan-keterangan khusus pada waktu terjadi kemacetan atau bilamana gerakan angkutan khusus bisa berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas kapal. pelayanan Navigational Assistance Service Service berupa layanan untuk membantu pembuatan keputusan di atas kapal atau membantu kegiatan bernavigasi (olah gerak) di dalam cakupan wilayah VTS serta memonitor dampak dari olah gerak kapal tersebut. Fasilitas VTS juga menyediakan layanan Traffic Organization Service. Service. “Yakni layanan yang diberikan untuk mengatur pergerakan lalulintas kapal di dalam wilayah cakupan VTS agar menjadi aman, efisien dan tidak membahayakan lingkungan serta mencegah terjadinya situasi lalulintas pelayaran yang berbahaya. Tiga layanan mendasar tersebut terkonstruksi melalui komunikasi radio antara operator VTS dengan dengan kapal. Sepanjang kapal itu dilengkapi dengan AIS (Automatic Identification System) System) dan diaktifkan AIS tersebut maka komunikasi bisa dengan mudah terjadi. Dengan menggunakan sarana VTS memungkinkan untuk identifikasi dan pemantauan kapal,perencanaan strategis pergerakan kapal dan penyediaan informasi serta bantuan navigasi. Hal ini juga dapat membantu dalam pencegahan polusi dan koordinasi penanggulangan keadaan darurat tumpahan minyak dilaut atau area pelabuhan. Tujuan pengoprasian Vessel Traffic Service ( VTS ) adalah:
30
1. Sebagai jendela informasi penting yang digunakan dalam percepatan pelayaran di wilayah kerja di DLKp / DLKr 2. Penyebaran informasi penting kepada kapal-kapal yang sedang berlayar sebagai saran untuk kapal dalam mengambil keputusan. 3. kontibusi peningkatan penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan kementrian perhubungan 4. Untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi navigasi, serta untuk melindungi lingkungan laut dan/atau wilayah pantai di sekitarnya, lokasilokasi kerja, serta instalasi lepas pantai dan kemungkinan dampak negatif dalam lalu lintas pelayaran. VTS juga berperan penting dalam keamanan pelayaran. Beroperasi selama 24 jam setiap hari, VTS yang yang dilengkapi radar dan CCTV dapat dapat memantau sekaligus merekam pelanggaran atau tindak pidana di perairan. Penyelundupan, pembajakan, pencemaran perairan dan transaksi ilegal dapat diketahui secara visual dan otomatis direkam. Karena juga dilengkapi dengan CCTV , maka dapat diketahui pula situasi real time areal pelabuhan. Jadi tidak hanya pergerakan kapal, VTS ini dapat mengetahui pergerekan kendaraan, barang dan orang di pelabuhan. Data visual juga otomatis terekam. Efisiensi dari VTS akan akan tergantung pada keandalan dan kontinuitas komunikasi tergantung pada kemampuan sistem untuk mendeteksi situasi bahaya yang berkembang dan kemampuan untuk memberikan peringatan tepat waktu akan munculnya bahaya navigasi tersebut. Secara khusus pelayanan VTS berkontribusi untuk: a. Mencegah insiden dari berkembangnya situasi alur pelayaran b. Mencegah berkembangnya suatu insiden menjadi kecelakaan di area tersebut. c. Mencegah kecelakaan berkembang menjadi musibah yang lebih parah atau buruk.
31
d. Mengurangi konsekuensi dari insiden, kecelakaan dan musibah yang lebih buruk, dan tidak seperti alat bantu navigasi lainnya, VTS memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan
di
atas
kapal.
VTS
dimungkinkan
untuk
mendeteksi
perkembangan situasi yang langsung berhubungan antara kapal-kapal atau kapal berada dalam situasi yang berbahaya dan dengan demikian dapat mengingatkan kapal-kapal tersebut sesuai dengan kondisi yang mereka hadapi. Dalam beberapa kasus VTS , dapat memberikan saran atau bahkan memerintahkan kapal untuk mengambil keputusan menghindari situasi bahaya tertentu. Setiap intruksi atau saran yang dikeluarkan oleh VTS merupakan berorientasi kepada hasil akhir yaitu keselamatan dalam pelayaran di area VTS tersebut pada khususnya. Menurut hasil penelitian para ahli, kurang lebih 80% kecelakaan dalam dunia dunia maritim dapat dapat dikaitkan dikaitkan dengan faktor manusia, sehingga diharapkan dengan adanya
VTS
memberikan nilai tambah melalui keterlibatan dan interaksi dengan VTS dapat memeberikan perlindungan ekstra bagi kapal-kapal yang melintasi daerah tersebut, juga peningkatan keamanan untuk pelabuhan setempat. Fungsi lain VTS melindungi melindungi lingkungan, pengamatan, pendeteksian, dan penjejakkan kapal di wilayah cakupan VTS . VTS juga VTS juga berfungsi untuk pengaturan informasi umum, pengaturan informasi khusus, dan membantu kapal-kapal yang membutuhkan bantuan khusus. Dari informasi yang ada dapat disimpulkan, bahwa aplikasi VTS cukup penting dalam meningkatkan sistem keamanan, keselamatan, dan efektifitas operasi armada pelayaran dengan sistem pengawasan setiap saat (24 jam). Namun menurut pada ketentuan yang ada dan mempertimbangkan besarnya biaya investasi yang yang dibutuhkan, penerapan sistem ini pada kapalkapalkapal kecil < 500 GT untuk untuk pelayaran dalam negeri dan < 300 GT untuk untuk pelayaran internasional, diperlukan kebijakan kebijakan dan evaluasi lebih lanjut oleh pihak pemegang otoritas/ Pemerintah.
32
Kapal-kapal dalam kelompok berikut ini yang melakukan suatu pelayaran diantara kategori pelayaran di wilayah VTS adalah Wajib berpartisipasi pada VTS yaitu kapal-kapal dengan bobot 300 GT atau lebih,kapal penumpang SOLAS , kapal-kapal dengan panjang 30m atau lebih atau yang sedang menarik/mendorong dengan kombinasi panjang 30m atau lebih dan kapal-kapal segala ukuran yang sedang membawa cargo yang cargo yang masuk dalam salah satu kategori berikut ini: 1) Barang yang di klarifikasikan berbahaya pada aturan IMDG aturan IMDG ( International Maritime Dangerous Goods ) 2) Bahan yang di klarifikasikan pada Bab 17 aturan IBC ( International Code For The Construction and Equipment For Ship Carrying Dangerous Chemicals In Bulk ) dan ) dan Bab 19 aturan IGC ( International ( International Code For The Construction and Equipment For Ship Carrying Liqiefied Gases In Bulk ). 3) Minyak sesuai definisi pada Marpol pada Marpol Annex I Annex I 4) Bahan beracun sesuai definisi pada Marpol pada Marpol Annex II Annex II 5) Bahan merusak sesuai definisi pada Marpol pada Marpol Annex III Annex III 6) Bahan radio aktif yang dinyatakan pada aturan pengangkutan yang aman bagi INF bagi INF ( Imadiated Nuclear Fuel ). ). Dan pengecualian bagi kapal angkatan perang NKRI dan kapal penunjang kapal peranga Negara ( Naval Auxiliaries),kapal Auxiliaries ),kapal Patroli Negara, Kapal Kenavigasian, Dan kapal SAR. SAR.
4.2. Ketentuan persyaratan dan peralatan Vessel Traffic Service (VTS)
Persyaratan dan standar bangunan untuk Vessel Traffis Service (VTS) Centre dan Centre dan VTS Sub-Center sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 meliputi: 1. Gedung untuk menempatkan peralatan dalam ruang (Indoor) (Indoor) antara lain VTS data system, system, perangkat komunikasi, dan lain-lain sebagaimana di perlukan
33
2. Menara antena 3. Rumah genset 4. Rumah dinas oprasional dan 5. Fasilitas pengaman pagar keliling Untuk persyaratan dan standar instalasi Vessel Traffic Service (VTS) mengacu pada standar yang tercantum dalam IALA Recommendationn V-128 tentang Opertional and Technical Performance Requitments for VTS Equipment . Adapun persyaratan dan standar peralatan untuk stasiun Vessel Traffic Service (VTS ) Meliput: a. VTS Radar Console b. Closed Circuit TV Cameras (CCTV) Console c. Automatic Identification System (AIS) Console d. VHF Radio Console e. Electronic Nvigation Chart (ENC) f. VTS Data System g. Media perekaman data dan gambar visual (Recording and player) unit h. perangkat komunikasi i. perangkat penerima data hidrologi dan meteeorologi. Dari masing-masing standar peralatan untuk stasiun VTS diatas diatas maka untuk membantu tercapinya fungsi VTS harus didukung didukung oleh perangkat perangkat atau alat-alat tersebut agar dapat membantu para VTS operator operator untuk mewujudkan keselamatan berlayar pada alur pelayaran sempit yang berada di pantauan area VTS . Persyaratan dan standar perawatan stasiun VTS tidak luput dari ketentuan internasional mengingat keberadaan stasiun VTS diatur diatur oleh IALA. IALA. Peralatan minimal VTS yang yang telah ditentukan terdiri dari AIS dari AIS , VTS Radar , VHF Radio, Radio, CCTV , Penerimaan data hidrologi dan hidrologi dan meteorologi, meteorologi, ENC , Server AIS
34
dan Radar dan Radar .berikut .berikut di bawah ini akan kita bahas satu persatu alat-alat yang ada di VTS kontrol kontrol antara lain:
1) Radar Radar Merupakan salah satu Peralatan Navigasi Elektronik, Radar singkatan Radar singkatan dari “ Radio Detection and Ranging ” adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kap al, pelampung, kedudukan kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut. Dari Pengertian Tentang Radar diatas radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, buruk, keadaan keadaan berkabut berkabut dan berlayar dimalam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan secara visual tidak dapat diamati. Kelebihan utama dari pada radar dibanding dengan peralatan navigasi yang lain, dalam pengoperasiannya radar tidak memerlukan stasion-stasion pemancar. Pada dasarnya radar menggunakan prinsip pancaran gelombang elektronik. Alat pemancar khusus akan memancarkan pulsa gelombang radio pendek yang dipancarkan dalam alur sempit (narrow beam) beam) oleh antena berarah (directional antenna). antenna). Pergerakan gelombang radio ini diumpamakan bergerak secara lurus pada kecepatan yang tetap dan apabila pulsa gelombang yang dikirimkan mengenai sasaran seperti kapal, pantai sebuah pulau atau obyek lain, gelombang radio akan dipantulkan lagi dan diterima kembali oleh unit penerima (receiver unit) di unit) di kapal pemancar dengan segera.
35
Gema yang dipantulkan disebut gema radio (radio ( radio echo). echo). Dengan mengukur beda waktu pengiriman/pancaran dan penerimaan gema dan dengan diketahuinya kecepatan peramabatan gelombang radio, jarak antara kapal dengan sasaran dapat diketahui. Informasi jarak ini akan ditunjukkan dalam layar radar oleh oleh tabung sinar katoda (Cathode Ray Tube-CRT ). ). Pulsa gelombang radio yang dipancarkan akan mengalami dua kali jarak yaitu jarak dari kapal pengamat (own ship) ship) ke sasaran ketika pemancaran dan jarak untuk kembali ke penerima penerima (receiver) dari (receiver) dari sasaran. Untuk menentukan jarak dan kedudukan sasaran, hanya setengah waktu perjalanan yang diperhitungkan. Gelombang radio yang dipancarkan oleh pemancar
radar (Radar
transmitter) transmitter) bergerak
dengan
cepat
sehingga pengukurannya menggunakan mikrodetik (m/s). Jarak jangkau minimum radar adalah sama dengan jarak j arak yang dapat dilihat oleh mata manusia dan jarak maksimum tergantung kepada jenis dan kemampuan radar. Meskipun demikian, target dibalik sudut tidak akan tampak di radar . Maka dari itu alat navigasi radar juga bisa dipasang instalasi perangkat VTS yang yang berguna sama halnya dikapal,hanya proses output nya nya saja yang agak berbeda dengan radar diatas diatas kapal. Hal itu dibedakan karena di VTS sendiri radar yang digunakan itu di kombinasikan dengan peta elektronik untuk mempermudah para operator VTS untuk memantau pergerakan kapal-kapal yang tidak bisa di identifikasi oleh perangkat AIS perangkat AIS .
2) A 2) Aut uto omati c I denti nti fic fi cati on Syst System (A I S) Automatic Identification System (AIS) (AIS) adalah sebuah sistem yang digunakan pada kapal dan Vessel Traffic Sevices (VTS) atau (VTS) atau Pelayanan Lalu Lintas Kapal yang secara prinsip untuk identifikasi dan lokasi tempat berlayarnya kapal. AIS kapal. AIS menyediakan menyediakan sebuah alat bagi kapal untuk menukar data secara elektronik termasuk identifikasi, posisi, kegiatan atau keadaan kapal, dan kecepatan, dengan kapal terdekat yang lainnya dan stasiun VTS .
36
Informasi ini dapat ditampilkan pada sebuah layar atau sebuah tampilan Electronic Chart Display Information System (ECDIS). (ECDIS). AIS dimaksudkan dimaksudkan untuk membantu petugas yang memantau kapal dan mengizinkan otoritas maritim untuk mengikuti dan memonitor pergerakan kapal. Alat ini bekerja dengan terintegrasi yang distandarisasi sistem penerima VHF dengan sebuah sistem navigasi elektronik, misalnya sebagai Long Range Navigation Version C (LORAN-C) (LORAN-C) atau pengirim Global Positioning System, System, dan sensor navigasi lainnya yang terdapat di dalam kapal ( gyrocompass, gyrocompass, indicator penghitung penghitung beloknya, dan lain-lain).
Gambar 7 Moni Moni tor AI S Sumber : Distrik Navigasi Kelas II Semarang
International Maritime Organization (IMO) (IMO) dan International Convetion for the Safety of Life at Sea (SOLAS) mewajibkan (SOLAS) mewajibkan penggunaan AIS pada pelayaran kapal internasional dengan Gross Tonnage Tonnage (GT) lebih (GT) lebih dari sama dengan 300 GT , dan semua kapal penumpang tanpa memperhatikan segala ukuran. Hal itu diestimasikan pada lebih dari 40.000 kapal baru-baru ini mempunyai peralatan AIS peralatan AIS kelas kelas A.
Untuk sistem pelacakan jarak jauh pada kapal, tak sebanyak transmisi frekuensi yang bisa dicapai oleh LRI oleh LRI (Long-Range Identification and Tracking System) pada System) pada kapal dagang di luar area pantai AIS pantai AIS jarak jarak Radio.
37
AIS yang yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan AIS dengan AIS , sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan
International
Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS). (COLREGS).
Ketika suatu kapal berlabuh, pergerakan dan identitas dari kapal lain patut diperhatikan oleh navigator untuk membuat keputusan untuk menghindari tabrakan dengan kapal lain dan bahaya karena karang. Alat penginderaan (tak terbantu, binoculars, binoculars, night vision), vision), pergantian bunyi (peluit, klakson, radio VHF ), ), dan radar atau Automatic atau Automatic Radar Plotting Aid (ARPA) (ARPA) secara history digunakan untuk maksud ini. Bagaimanapun juga, kurangnya identifikasi target pada layar, dan penundaan waktu serta terbatasnya kemampuan radar dalam mengamati dan menghitung pergerakan kapal
disekelilingya,
khususnya
pada
jam-jam
sibuk,
kadangkala
menghambat tindakan yang cepat dalam menghindari tabrakan.Sementara itu, persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan radar , menyediakan informasi navigasi gabungan pada sebuah
tampilan
tunggal.
Vessel Traffic Service Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) (VTS) boleh ada dalam mengatur lalu lintas kapal.Sekarang, AIS menyediakan kesadaran akan lalu lintas. Adapun kapal-kapal yang tidak wajib untuk di lengkapi perangkat AIS , karena alasan privacy alasan privacy dan dan sangat penting yaitu: 1. Kapal Perang 2. Kapal Angkatan Laut 3. Kapal Pembantu
38
4. Kapal Pemerintah Kemampuan AIS digunakan sebagai pelengkap pada informasi bernavigasi, AIS sebagai alat yang sangat membantu, tetapi tidak dapat menggantkan system navigasi radar dan VTS , Sebenarnya, AIS Sebenarnya, AIS memberikan memberikan jalur terbaik secara signifikan seperti informasi yang sangat akurat, melayani setiap waktu, mampu menjelaskan tentang jalur alternatif secara cepat. 3) Radio komunikasi
Radio komunikasi di VTS sangat lah penting,sama halnya di atas kapal disini radio ini juga mempunyai fungsi yang sangat dominan yaitu untuk berkomunikasi dengan kapal-kapal yang sedang berada di area VTS . Untuk VTS di distrik Navigasi Kelas II Semarang sendiri radio komunikasi yang di pakai yaitu Radio VHF yang sama frekuensi jangkauannya bisa mencapai 40-50 Nautical Mile, Dikarenakan area pelabuhan Semarang tidaklah terlalu luas jadi dengan VHF sudah bisa mendukung kelancaran berkomunikasi dengan kapal-kapal yang yang masuk dan keluar dari sekitar area VTS . Untuk frekuensi yang dipakai di area pelabuhan tanjung emas Semarang yaitu saluran frekuensi VTS nya ialah channel 68. Sistem komunikasi darat pada sistem GMDSS digunakan digunakan untuk dapat melakukan komunikasi dalam jarak jangkau yang pendek,sedang dan jauh dengan menggunakan frekuensi yang berada pada jalur frekuensi yang berada pada jalur frekuensi VHF (very high frequency), frequency), HF ( High frequency), frequency), Serta UHF (Ultra (Ultra High frequency). frequency). Radio Komunikasi HF , VHF dan UHF adalah alat dan perangkat komunikasi radio yang berfungsi sebagai pemancar/penerima (transceiver ( transceiver ) yang bekerja dalam pita frekuensi HF , VH F dan UHF untuk keperluan stasiun-stasiun radio dalam dinas komunikasi radio teresterial (termasuk stasiun Amatir Radio dan Komunikasi Radio antar Penduduk) sesuai dengan daftar tabel alokasi pada pita frekuensi tersebut.Dimana perangkat
39
dimaksud antara lain diaplikasikan dalam bentuk perangkat bergerak (Handy Talkie) dan Talkie) dan perangkat tetap (RIG). Ultra
High
Frequency
(UHF) (UHF)
merupakan
gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi antara 300 MHz sampai dengan 3 GHz (3.000 MHz ). ). Panjang gelombang berkisar dari satu sampai 10 desimeter atau sekitar 10 cm sampai 1 meter, sehingga UHF juga dikenal sebagai gelombang desimeter. Gelombang radio dengan frekuensi di atas pita UHF adalah super high frequency atau frequency atau frekuensi super tinggi (SHF) dan (SHF) dan extremely high frequency atau frekuensi ekstrem tinggi (EHF ). ). Sedangkan sinyal frekuensi yang lebih rendah termasuk ke dalam very high frequency atau frequency atau frekuensi sangat tinggi (VHF).
4) C lose losed d Cir Ci r cui cui t Tele Televvi sio sion n (C ( C CTV CT V ) Closed circuit television (CCTV) (CCTV) atau yang sering disebut video surveillance surveillance merupakan sebuah sistem pengawasan yang menggunakan kamera video untuk mengirim gambar ke tempat tertentu dalam sebuah sistem pengawasan yang terbatas. Tidak seperti TV pada pada umumnya CCTV ditransmisikan hanya ke tujuan tertentu dan bersifat tertutup atau rahasia (closed circuit ) baik menggunakan digital atau analog. Penggunaan jenis kamera video apapun apapun dan dimanapun dimanapun yang bertujuan untuk mengawasi bisa bisa diartikan sebagai CCTV mulai dari toko, toko, bank, sekolah, rumah sakit, hotel, bandara dan tempat-tempat yang memerlukan pengawasan keamanan lain nya. penggunaan CCTV biasanya dipadukan dengan perangkat DVR (Digital Video Recorder) yang Recorder) yang berfungsi untuk menyimpan rekaman event yang dikirim dari kamera CCTV itu itu sendiri. CCTV juga
termasuk
sistem
teknologi
komputer
dengan
menggunakan kamera untuk merekam gambar suatu peristiwa/kejadian dan
40
menampilkannya melalui layar monitor pada waktu dan tempat dimana kamera CCTV terpasang. Pada instansi VTS , kamera CCTV ini berfungsi berfungsi untuk memonitoring perjalanan kapal waktu akan memasuki area kolam pelabuhan sampai dengan sandarnya kapal di dermaga tersebut, Setelah kapal tersebut sandar di dermaga segala kegiatan bongkar muat ke kapal maupun dari kapal akan terekam kamera CCTV VTS . Tujuan di pasangnya kamera pengawas atau CCTV di CCTV di VTS untuk untuk memantau pergerakan kapal dan segala macam kegiatan kapal pada saat sandar di dermaga sehingga apabila terjadi keadaan darurat dengan kapal tersebut, Dengan adanya rekaman perjalanan kapal diarea VTS khususnya yang hanya bisa terpantau oleh kamera CCTV akan akan memberikan bukti bagaimana kecelakaan kapal kapal bisa terjadi dan karena apa kapal itu bisa mengalami kecelakaan atau keadaaan darurat, sehingga Tim investigasi atau mahkamah pelayaran dapat dengan mudah menyimpulkan sebab dari kecelakaan kapal tersebut. Untuk pemantauan atau pengawasannya sendiri kamera CCTV ini cukup di tujuan ke kapal yang akan bersandar di dermaga pelabuhan dengan hanya mengplot kapal yang akan sandar pada layar operator dan kamera CCTV itu itu akan mengikuti sekaligus merekam pergerakan kapal kem anapun arah kapal sampai dengan sandar di dermaga pelabuhan,selagi masih dalam jangkaun kamera CCTV tersebut. tersebut.
4.3. Informasi Informasi dan cara kamonukasi yang di berikan oleh Vessel Traffic
Ser Ser vice (V TS) . 1.informasi yang diberikan VTS VT S
Untuk menjaga keselamatan pelayaran di alur pelayaran sempit,hal yang sangat penting dilakukan oleh pihak VTS adalah memberi informasi kepada kapal-kapal yang akan masuk ke alur pelabuhan atau seblaiknya. Langkahini di ambil untuk menjaga alur tetap aman dan tanpa kendala untuk
41
di lewati oleh kapal serta pada saat kapal-kapal hendak berpapasan jauh dari resiko tubrukan atau kandas karena kondisi alur yang mendukung. Informasi-informasi yang di berikan oleh VTS bagi bagi kapal-kapal di sekitar area VTS antara antara lain: a. Sehubungan dengan kondisi alur pelayaran dalam tahap ini perhitungan draught kapal yang akan masuk atau sebaliknya dari pelabuhan itu harus dihitung dengan kedalaman perairan di alur pelabuhan denganpertimbangan kedalaman alur pada saat itu, Tinggi air pasang atau rendahnya air surut pada saat itu, dan juga draught kapal yang akan melintasi alur pelabuhan, Sehingga pihak VTS bisa memutuskan kapal yang akan meninggalkan pelabuhan ataupun yang akan memasuki pelabuhan dengan draught yang dimiliki boleh masuk pada jam berapa ataupun amannya pada waktu kapan. b. Sehubungan dengan tempat berlabuhnya kapal di area p elabuhan Semua kapal yang hendak berlabuh sementara menunggu giliran untuk bersandar di dermaga maka kapal-kapal yang akan berlabuh harus berkoordinasi dengan pihak VTS . Pihak VTS dalam hal ini berwenang untung memerintahkan atau memberi saran kepada kapal yang hendak berlabuh di daerah daerah yang tidak menghalangi menghalangi alur keluar masuk kapal dari dari dan kepelabuhan. Dalam penataan tempat berlabuh kapal di area pelabuhan mulai dari outerbar sampai di kawasan pelabuhan,Pihak VTS sudah menentukan tempat dimana saja boleh melakukan anchor, setelah itu kapal akan memberikan tindakan setelah menerima arahan dari VTS . c. Informasi tentang keamanan pelayaran antara kapal ke kapal Bila ada kapal yang akan menghadapi situasi berpapasan dengan kapalkapal di alur pelayaran atau pelabuhan, maka pihak VTS menghubungi menghubungi salah satu dari kapal yang akan berpapasan dengan kapal tersebut, J enis kapal apa serta TCPA nya, untuk kelanjutannya pihak VTS memberikan memberikan kepercayaan penuh kepada kedua kapal tersebut untuk berkomunikasi langsung dengan
42
kapal tersebut sehubungan yang akan di hadapi dengan situasi berpapasan di antara kapal-kapal tersebut. d. Memberikan informasi peringatan kekapal yang sedang berlayar Dalam hal akan memberikan peringatan ke kapal-kapal yang sedang berlayar di alur pelayaran sempit khususnya pihak VTS harus selalu memonitoring pergerakan setiap kapal untuk memastikan bahwa kapalkapal yang sedang berlayar di alur tetap dalam jalur yang aman untuk di lewati. Apabila ada salah satu dari sekian kapal yang sedang berlayar di alur melakukan penyimpangan ataupun keluar dari alur maka VTS wajib menghubungi kapal tersebut melalui radio VHF untuk menghindari terjadinya kandas atau pun bahaya lainnya. la innya. Adapun hal yang di lakukan oleh pihak
VTS kepada
kapal
yang
keluar
dari
jalur
aman
segera
menginformasikan kapal yang bersangkutan untuk segera memasuki jalur yang aman.untuk di VTS sendiri sendiri bila kapal sejajar atau posisi akan saling bertubrukan maka alarm di Monitor AIS di VTS akan berbunyi sehingga operator VTS akan akan segera kepada kapal yang bersangkutan. Dari semua pembahasan di atas bahwa interaksi dan komunikasi bukan merupakan hal yang unik bagi VTS , untuk itu diperlukan ide dan gagasan dari sektor lain, seperti sektor penerbangan untuk dapat menjembatani perkembangan dan peningkatan yang terjadi, serta untuk mengharmonisasikan pedoman komunikasi dan fraseologi. Untuk itu dibutuhkan prosedur komunikasi
VTS yang berdiri sendiri untuk
memfasilitasi transfer informasi yang jelas dan pasti, peran VTS dalam memberikan layanan bernavigasi ialah untuk meningkatkan keselamatan berbagai kegiatan di laut termasuk kegiatan pelayaran, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam dan hayati serta pelestarian lingkungan hidup. 2. Komunikasi Sesuai
(SMCP) VTS .
Sta Stand nda ar d Marine Comm Commmuni uni cation Phrase Phrases
43
Untuk menjadi seorang pelaut internasional yang bekerja di kapalkapal berbendera Eropa, Amerika atau Australia, maka seorang pelaut harus memahami Standard Marine Commmunication Phrases ( Kalimat-Kalimat Kalimat-Kalimat Baku Komunikasi Laut) atau yang lebih dikenal dengan
SMCP .
Berdasarkan Konvensi Internasional STCW 1978 (revisi 1995) SMCP menjadi syarat bagi
para perwira meskipun hanya beroperasi di kapal
nasional yang bertugas
melaksanakan pengawasan navigasi kapal diatas
500GT 500GT .
. Pembuatan draught awal awal SMCP sebenarnya sebenarnya sudah dimulai sejak 10
Juni 1997. Dan sebelum adanya SMCP , maka para pelaut internasional menggunakan Standard Marine Navigational Vocabulary (Kosakata Baku Navigasi Laut) atau yang dikenal sebagai SMNV . SMNV terakhir terakhir disetujui oleh IMO IMO pada 1985. SMCP adalah wujud pengembangan dari SMNV sehingga terdapat tambahan dan penyempurnaan terhadap SMNV . Baik SMNV
dan
membantu
SMCP
secara
memiliki
penuh
2
keselamatan
tujuan
yang
navigasi
dan
sama
yaitu
arah
kapal
dan menjadi bahasa baku yang digunakan dalam komunikasi navigasi di laut, pelabuhan, perairan dan kapal dengan kru multibahasa. Sama halnya dengan pelaut, Dalam berkomunikasi operator VTS harus memahami dan fasih dalam berkomunikasi dengan kapal-kapal yang berada dalam cakupan area VTS , Oleh karena itu operator VTS harus berkomunikasi dengan standar marine communication phrases (SMCP) yang ada.operator VTS harus benar-benar menguasai cara berkomunikasi sebab apabila terjadi kekeliruan saja makaakan berakibat fatal pada kapalkapal yang berlayar. Operator VTS di tuntut dapat Melaksanakan komunikasi dengan kapal-kapal sesuai petunjuk untuk pelayanan informasi, pelayanan bantuan navigasi, pelayanan organisasi lalu lintas yang disediakan masing-masing VTS sesuai sesuai dengan yang dituangkan dalam SOP . Melaksanakan pelayanan informasi, sesuai permintaan kapal ketika dipandang perlu, sebagai contoh
44
adanya perubahan yang mendadak pada kondisi cuaca. Melaporkan Melaporkan kegiatan yang sedang berkembang kepada yang berkompeten guna penanganan yang lebih le bih cepat sesuai dengan yang dituangkan dalam dal am SOP . Dan Memastikan data-data yang dibutuhkan dibutuhkan guna penarikan penarikan PNBP VTS . Adapun contoh komunikasi VTS kepada kapal lain sesuai standar marine communication phrases (SMCP) di (SMCP) di area Distrik Navigasi Kelas II Semarang Sebagai berikut: VTS
: Nama kapal/Call kapal/Call Sign (2x) Sign (2x) This is Semarang is Semarang VTS (2x) (2x) ,on ,on channel 16 16 Over
Kapal : Semarang VTS This is Nama is Nama kapal/Call kapal/Call Sign Over VTS
: Nama kapal This is Semarang is Semarang VTS Change to Channel 68 68 Over
Kapal : Semarang VTS This is Nama is Nama kapal Agree kapal Agree to change channel 68 68 Over VTS
: Nama kapal This is Semarang is Semarang VTS What is your last port ? (Dimana pelabuhan terakhir yang anda singgahi?). What is your destination? destination ? (Kemana tujuan kapal anda?) What is your next port ? (Dimana pelabuhan tujuan anda?) What is your speed ? (Berapa kecepatan kapal anda?) What is your ETA? ETA ? (Jam berapa kapal anda tiba di pelabuhan?) What is your ETD? ETD ? (Jam berapa perkiraan kapal anda berangkat?)
45
What is your flage state? state ? (Apa bendera kapal anda?) What is your position? position? (Dimana posisi anda sekarang?) What is your Cargo? Cargo ? (Apa isi cargo/tanker kapal anda?) Over . VTS
: Nama kapal This is Semarang VTS thank you for information stand by channel 16 16 Over Dalam memberikan informasi atau berkomunikasi operator VTS atau
pun kapal harus berkomunikasi ber komunikasi dengan kalimat yang jelas dan tidak ti dak cepat agar mudah di mengerti satu sama lain,apabila ada kata ataupun kalimat yang tidak jelas pada saat berkomunikasi kita bisa meminta kapal atau pun operator VTS untuk untuk mengulang kata yang kita berikan.
4.5. Kontribusi VTS VT S untuk Negara
Indonesia saat ini memiliki 21 VTS yang yang tersebar di seluruh wilayah Distrik Navigasi di indonesia guna meningkatkan pelayanan keselamatan dan keamanan dalam berlayar di perairan indonesia. Pembangunan VTS ini dimaksudkan untuk menyediakan bantuan kepada industri pelayaran di alur pelayaran padat dan sibuk serta mempunyai mempunyai tingkat resiko yang tinggi. Bukan tanpa maksud, indonesia membangun VTS juga berguna untuk negara karena menerima Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari setiap kapal-kapal yang menggunakan jasa VTS dalam berlayar. Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah seluruh penerimaan Pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. PNBP diantaranya adalah sumber daya alam, bagian pemerintah atas laba BUMN, serta penerimaan negara bukan pajak lainnya. Setiap anggaran kementerian negara atau lembaga pada dasarnya mempunyai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang bersifat umum tidak
46
berasal dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, antara lain seperti penerimaan hasil penjualan barang inventaris kantor kantor yang yang tidak digunakan digunakan lagi, penerimaan hasil penyewaan barang milik negara, hasil penyimpanan uang negara pada bank pemerintah atas jasa jas a giro, penerimaan kembali uang persekot perse kot gaji atau tunjangan, selain penerimaan umum tersebut masih ada lagi PNBP yang bersifat fungsional yaitu penerimaan yang berasal dari hasil hasil pungutan kementerian negara atau lembaga atas jasa yang diberikan sehubungan dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan fungsi pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan funsional tersebut terdapat pada sebagian besar kementerian negara atau lembaga, le mbaga, namun macam dan ragamnya berbeda antara satu kementerian negara atau lembaga dengan kementerian negara atau lembaga lainnya, tergantung kepada jasa pelayanan yang diberikan oleh masing-masing kementerian negara atau lembaga. PNBP dipungut atau ditagih oleh Instansi Pemerintah dengan perintah UU atau PP atau penunjukan dari Menteri Keuangan, berdasarkan Rencana PNBP yang dibuat oleh Pejabat Instansi Pemerintah tersebut. PNBP yang telah dipungut atau ditagih tersebut kemudian disetorkan ke kas negara dan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pejabat Instansi Pemerintah kepada Menteri Keuangan dalam bentuk Laporan Realisasi PNBP Triwulan yang disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan tersebut berakhir. Untuk satker yang berstatus Badan berstatus Badan Layanan Umum, tidak Umum, tidak seluruh PNBP harus disetor ke kas negara, namun boleh dikelola sendiri oleh satuan kerja yang bersangkutan dengan catatan siap dan sanggup sanggup diaudit. Dasar hukum pungutan PNBP VTS , yakni Undang Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian, Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2015 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Kementrian Perhubungan, Peraturan Menteri Perhubungan No.69 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jenis Dan Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada Ditjen Perhubungan Laut.
47
Tarif PNBP VTS berdasarkan Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2015 Tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak dilingkungan Kementrian Perhubungan yaitu: 1.
2.
Angkutan laut luar negeri : a. Untuk kapal hingga 5000 GT
per kapal 20 dolar AS
b. Untuk kapal di atas 5000 GT – – 10.000 10.000 GT
per kapal 25 dolar AS
c. Untuk kapal di atas 10.000 GT
per kapal 30 dolar AS
Angkutan laut dalam negeri : a. Untuk kapal hingga 300 GT
per kapal Rp75.000
b. Untuk kapal di atas 300 GT 300 GT – – 1000 1000 GT
per kapal Rp100.000
c. Untuk kapal di atas 1000 GT 1000 GT – – 3000 3000 GT
per kapal Rp125.000
d. Untuk kapal di atas 3000 GT 3000 GT – – 5000 GT 5000 GT
per kapal Rp150.000
e. Untuk kapal di atas 5000 GT – – 10.000 10.000 GT
perkapal Rp.175.000
f. Untuk kapal di atas 10.000 GT 10.000 GT
per kapal Rp200.000.
Untuk besaran tarif dari masing-masing jenis PNBP, sesuai dengan yang ditetapkan dalam lampiran Peraturan Pemerintah Nomor PP 15 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP yang yang berlaku di Kemenhub. Hal lain yang diatur dalam peraturan tersebut yaitu, disebutkan bahwa tarif PNBP hanya dikenakan pada kegiatan kepelabuhanan yang bersifat komersil. Sedangkan untuk kegiatan kepelabuhanan yang non komersil, dapat dikenakan tarif PNBP sampai 0 (nol) Rupiah, seperti misalnya, kegiatan kenegaraan, tugas pemerintahan tertentu, pencarian dan pertolongan bencana alam dan bantuan kemanusiaan, kepentingan umum dan sosial, bersifat nasional dan internasional, atau usaha mikro, kecil dan menengah. Setelah diberlakukannya PP tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis PNBP yang berlaku di Kemenhub, penerimaan PNBP PNBP Ditjen Perhubungan Perhubungan Laut meningkat dengan signifikan. Dari data Penerimaan Negara Bukan Pajak
48
(PNBP) Ditjen Perhubungan Laut, pada Tahun 2015, dari target Rp. 620 miliar, realisasinya melebihi target yaitu mencapai Rp 1,6 triliun. Diharapkan dengan perbaikan jenis dan besaran tarif PNBP sebagaimana yang diatur dalam PM 77 tahun 2016 ini, diharapkan pemasukan negara dari PNBP semakin meningkat dan lebih besar lagi. Tentunya pemasukan tersebut nantinya digunakan kembali untuk peningkatan-peningkatan, baik dari aspek keselamatan, kapasitas, maupun pelayanan di sektor perhubungan laut sesuai fokus kerja Kemenhub. PNBP Sangat bermanfaat sekali untuk pembangunan negri ini untuk pembangunan indonesia yang lebih baik. Semua pendapatan negara digunakan sebagai sumber penerimaan dalam APBN yang nantinya akan digunakan untuk membiayai belanja pemerintah. Pendapatan negara terdiri dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta hibah. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan negara adalah semua penerimaan negara yang tidak bersumber dari perpajakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penulis dapat menyimpulkan fungsi dan peranan vessel traffic service (VTS) (VTS) sebagai sarana bantu pelayaran guna meningkatkan keselamatan berlayar di wilayah jawa tengah adalah sebagai berikut:
49
1. Untuk mengurangi tingakat kecelakan kapal dilaut bahwa Vessel Traffic Service (VTS) (VTS) berperan cukup penting dalam meningkatkan sistem keamanan, keselamatan,efisiensi bernavigasi, perlindungan lingkungan , penjejakan kapal di wilayah cakupan VTS , dan efektifitas operasi armada pelayaran dengan sistem pengawasan setiap saat (24 jam). 2. Kententuan Persyaratan dan peralatan dalam VTS sebagai sebagai penunjang sarana dan prasarana Vessel Traffic Service (VTS) dalam memebrikan pelayanan terhadap kapal-kapal yang menggunakan jasa VTS . Sehingga meningkatkan ke efektifan VTS dan dan kapal-kapal dalam memberi atau menerima informasi pelayaran. 3. kesamaan bahasa antara operator VTS dan awak kapal sangatlah penting guna mengindari kesalahpahaman antara keduanya maka dari itu komunikasi yang dilakukan harus sesuai dengan SMCP (Standard Marine Comunication Phrases) yang Phrases) yang telah di terapkan. 4. Kontribusi Vessel Traffic Service (VTS) (VTS) untuk Negara yaitu ikut berpartisipasi dalam pembangun Indonesia melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sangat bermanfaat.Karena digunakan sebagai sumber penerimaan dalam Anggaran Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) (APBN) yang nantinya akan digunakan untuk membiayai belanja pemerintah.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang di tarik dari hasil Karya tulis diatas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya meningkatkan Keselamatan dan Keamanan di laut hendaknya VTS dalam memberikan pelayanan kepada kapal-kapal di area wilayahnya harus selalu siap terhadap situasi dan keadaan yang terjadi saat itu. 2. Memberikan Training atau atau sosialisasi kepada seluruh operator VTS dalam dalam meningkatkan kemampuan berbahasa sesuai SMCP (Standars Marine Comunication Phrases).
50
3. Meningkatkan Peralatan Navigasi dan komunikasi yang belum ada,sehingga dapat meningkatkan kinerja VTS dalam dalam melayani kapal-kapal dalam Negeri maupun luar Negeri. yang memasuki wilayah wila yah cakupan VTS Semarang. Semarang. 4. Mensosialisasikan terkait anggaran yang harus di bayar oleh kapal-kapal yang menggunakan jasa VTS . dan transparansi dalam mengelola anggaran yang telah diterima dari hasil Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) agar Perusahaan atau instansi yang menggunakan jasa VTS jasa VTS merasakan merasakan kegunaan atas biaya yang telah mereka keluarkan.
DAFTAR PUSTAKA
AN. Cockroft and JNF Laneijer. 1993. vesse vessell Tr T r af fi c se ser vice , Incorporates 1993. Incorporates 1993. Anonim. 2012. Automatic Identification System. System. http://en.wikipedia.org /wiki/Automatic_Identification_System. Anonim. 2012. Vessel Traffic Service. Service. http://en.wikipedia.org/wiki/Vessel_traffic_service. Anonim. Anonim. 2012. Radar . http://id.wikipedia.org/wiki/Radar Suranto. 2004. V essel ssel tr tr affi c se ser vice sebagai penunjang keselamatan kapal ,
51
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
52
View more...
Comments