aves
May 29, 2018 | Author: Christina Tyson | Category: N/A
Short Description
berisi tentag class aves...
Description
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb... Bismillahirrahmanirrahim. . . . . Alhamdulillah, kita ucapkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ZOOLOGI VERTEBRATA yang berjudul
CLA SS AVE S ” tanpa
“
halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia ini ke jalan yang benar. Tujuan utama penulis membuat makalah ini yaitu berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua, yang tentunya memiliki nilai-nilai kebaikan yang tinggi. Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan-kekurangannya. Oleh karena itu, kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman serta pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dan kebenaran makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kapada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Jambi,
Mei 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................. .................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................. .................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 1 A. Morfologi Class Aves ................................................................................................ 2 B. Anatomi Class Aves............................................... .................................................... C. Fisiologi Class Aves .................................................................................................. D. Klasifikasi Class Aves ............................................................................................... BAB III PENUTUP ............................................................................................................... A. Kesimpulan ................................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves. Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah. Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana Morfologi Class Aves ?
2.
Bagaimana Anatomi Class Aves ?
3.
Bagaimana Fisiologi Class Aves ?
4.
Bagaimana Klasifikasi Class Aves ? 1
BAB II PEMBAHASAN
A. MORFOLOGI CLASS AVES Aves adalah unggas atau burung. Ciri utama Aves yang tidak dimiliki oleh kelompok
lainnya yaitu bulu sebagai penutup tubuh. Menurut evolusinya, bulu merupakan modifikasi dari sisik Reptilia. Bulu tampak berkilau, kuat, elastis, waterproof, dan bewarna-warni. Untuk memahami karakter kelas Aves, kita bisa mengambil contoh burung merpati (Columba livia). Burung adalah hewan homoiotermis atau dengan bahasa sederhana disebut hewan berdarah panas, artinya temperatur tubuhnya stabil di berbagai tempat yang temperaturnya berbeda atau temperatur lingkungan tidak mempengaruhi temperatur tubuh. Aves merupakan kelompok vertebrata yang hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada Aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal. Tidak semua burung dapat terbang. Burung Kiwi, Kasuari, Burung Unta, merupakan burung besar yang tidak dapat terbang. Burung-burung ini tidak mempunyai lunas pada tulang dadanya. Kaki pada Aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Aves dapat dilihat dimana-mana karena bisa terbang dan dapat hidup mendiami semua habitat. Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Tubuh dibedakan menjadi : caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan), dan caudal (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibulla pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (narres interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar). Anggota tubuh depan mengalami modifikasi menjadi sayap, memiliki paruh dari zat tanduk yang kuat, tak memiliki gigi. Bentuk tubuh burung sangat spesifik. Keragaman jenisnya tidak berbeda jauh, sehingga seluruh anggota Aves mudah dikenal, yaitu tubuh ditutupi bulu, berkaki dua, kaki ditutupi dengn sisik yang keras, berparuh dari zat tanduk, dan bersayap. Aves melakukan reproduksi secara internal. Betina menetaskan telur sehingga dkenal ovivar. Telur burung bercangkang keras, terbuat dari zat kapur. Pada burung jantan, alat reproduksi terdiri atas testis dan vasdeferens. Pada burung betina, alat reproduksi terdiri atas ovarium dan oviduk. Burung merpati hanya memiliki satu buah ovarium dan oviduk untuk mengurangi berat badan sehingga memudahkan untuk terbang. Meskipun semua anggota Aves memiliki sayap, tidak semua burung menggunakannya untuk terbang. Contohnya, Burung kiwi, burung unta, dan kasuari. Kelompok Aves dikenal melalui telurnya, telur ayam, telur itik, dan burung unta sangat dikenal oleh masyarakat sebagai bahan makanan sumber protein tinggi. Tempat dan cara 2
hidup burung bermacam-macam, ada yang hidup di air atau di pantai dengan kaki berselaput, burung yang hanya berjalan, burung yang hanya hidup di pohon (arboreal), burung penyanyi, burung buas, dan sebagainya. Dalam ekosistem, burung memiliki peranan penting, misalnya burung predator. Di Indonesia, burung mempunyai keanekaragaman yang tinggi, tetapi beberapa jenis telah terancam punah. Organ visus relatif besar dan terletak sebelah lateral pada kepala dan kelopak mata yang berbulu. Pada sudut medial terdapat membran nicitan yang dapat ditarik menutupi mata. Di belakang dan dibawah tiap-tiap mata terdapat lubang telinga yang tersembunyi di bawah bulu khusus. Di bawah ekor terdapat anus. Tubuh di bungkus oleh kulit yang seolah-olah tidak melekat pada otot daging. Dari kulit akan muncul bulu, yang merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksible, dan sebagai pembungkus tubuh yang resisten. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Gambar 1. Morfologi Class Aves 1)
Paruh
Beberapa jenis paruh :
Panjang : bila ukurannya lebih panjang dari kepala.
Pendek : bila ukurannya lebih pendek dari kepala.
Berkait : bila bagian atas lebih panjang serta melengkung menutupi bagian bawah.
Pipih datar : bila paruh itu lebih mendatar dari pada meninggi.
Lurus : bila garis antara bagian atas dan bagian bawah lurus dari pangkal sampai ujung paruh.
Bergigi : bila tepi paruh bagian atas bergigi-gigi.
Berkantung lebar : bila dagu dan tenggorokan melebar membentuk kantung. 3
Gambar 2. Bentuk-bentuk Paruh 2)
Bulu
Dibedakan atas dua macam :
Bulu lengkap ( plumae) terdiri atas batang bulu (calamus dan rachis) dan lembaran bulu tersusun atas deretan barbae.
Bulu tak lengkap terdiri atas plumae dan filoplumae. Filoplumae, sebagai rambut yang di ujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather). Plumae, berbentuk hampir filoplumae dengan perbedaan ditail (down feathers). Kegunaan bulu-bulu pada Aves adalah untuk membungkus tubuh, menjaga suhu badan, dan untuk terbang. Susunan plumae terdiri atas : 1. Calamus, sebagai tangkai pangkal bulu (quill ). 2. Rhactis, merupakan lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalam ( shaft ). 3. Vexillum, sebagai bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabangcabang lagi disebut barbulae.
Gambar 3. Bagian-bagian Bulu 4
3)
Sayap
Beberapa ciri-ciri sayap :
Panjang : bila ukuran dari bengkokkan kedua sampai ke ujung lebih panjang dari pada badan.
Pendek : bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
Bulat : bila primarius merupakan bulu-bulu yang paling panjang, sisinya berangsurangsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap.
Runcing : bila primarius paling ujung merupakan bulu-bulu yang paling panjang.
Gambar 4. Bagian Sayap pada Aves 4)
Tarsometatarsus
Ciri-ciri bagian inti :
5)
Scutellata : bila sisik tersisik paling menutup. Reticulata : bila sisik tidak teratur. Serrata : bila sisik-sisik pada tepi posterior tersusun berigi-rigi. Boated : bila tarsus tidak bersisik.
Ekor
Ciri-ciri ekor :
6)
Panjang : bila ukurannya lebih panjang dari pada badan.
Pendek : bila ukuran badannya lebih pendek/sama dari pada dengan badan.
Rata : bila semua bulu sama panjang.
Bulat : bulu tengah jauh lebih panjang, makin ke tepi berangsur-angsur pendek.
Runcing : bulu tengah jauh lebih panjang dari pada bulu yang lain.
Kaki
Tipe-tipe kaki yaitu :
Tipe bertengger : passerine (hallux melekat datar dengan jari-jari lain), zygodactyla (2 jari ke depan, 2 yang lain ke belakang).
Tipa berjalan : hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi dari pada yang lain.
Tipe berenang : palmata (3 jari depan dihubungkan oleh selaput jari ke 1 bebas, totipalmata (ke empat jari dihubungkan oleh selaput yang halus).
5
Gambar 5. Tipe-tipe Kaki Aves a) Cakar
Runcing : cakar melengkung dan runcing.
Obtuse : cakar agak melengkung, ujung tumpul.
b) Jari
Rata (datar) : hallux melekat pada ujung tarsus seperti jari-jari yang lain.
Terangkat : hallux melekat pada bagian yang lebih tinggi di atas perlekatan jari jari yang lain.
B. ANATOMI CLASS AVES Alat Pernapasan Burung terdiri atas Larynx (berhubungan dengan rongga mulut
yang terdiri dari tulang rawan), Trachea (merupakan pipa yang tersusun dari lingkaran bercabang dua disebut bronchus), Paru-paru (tergolong kecil dan sedikit menggelembung), Kantong Hawa (Saccus pneumoticus) yang merupakan gelembung yang dibutuhkan oleh pelebaran selaput lendir yang melapisi bronchus dari dalam. Alat pernapasan burung adalah paru-paru dan dibantu dengan kantung udara. Sewaktu istirahat, burung menggunakan paru paru dan sewaktu terbang, burung menggunakan kantung udara.
Lubang hidung luar terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan berjumlah sepasang.
Lubang hidung dalam terdapat pada langit-langit rongga mult.
Celah trakea terdapat pada faring dan menghubungkan trakea.
Trakea tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk lingkaran. Trakea ini bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri. Tempat percabangan ini disebut dengan bifurkasi trakea. Bronchus ini kemudian akan menghubungkan siring dan paru-paru. Siring merupakan alat suara yang terdapat pada bifurkasi trakea. Siring tersusun dari
otot sterno trakealis dan otot siringalis.Otot sterno trakealis berfungsi untuk menghubungkan siring dengan dinding trakea dalam. Apabila lipatan berupa selaput sebelah dalam rongga siring bergetar dan akan menghasilkan suara. Paru-paru pada burung terdapat sepasang dan menempel di dinding dada bagian dalam. Paru-paru berukuran relatif kecil dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Paru-paru tersusun oleh : bronkus primer yang berhubungan dengan mesobronkus (adalah bronkiolus yang paling besar). 6
Gambar 6. Alat pernapasan pada Aves Saluran pencernaan terdiri atas esofagus, proventrikulus (lambung kelenjar),
empedal ( gizzard ), usus halus, dan usus besar. Pada Merpati (burung umumnya) tidak mempunyai kandung empedu, walaupun mungkin terdapat pada beberapa jenis. Sebuah tembolok bermuara pada esofagus. Sel-sel pelapis tembolok itu mudah lepas dan membentuk “susu merpati” yang dipakai sebagai makanan anaknya. Ada 2 buah sekum pada permukaan usus besar. Alat pengeluaran (ekskresi) pada burung berupa paru-paru, hati, ginjal, dan kulit.
Saluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yang disebut kloaka. Burung menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. Kelenjar ini menghasilkan minyak untuk membasahi bulu-bulunya.
Gambar 7. Alat pengeluaran (Ekskresi) Alat sirkulasi berupa jantung yang terdiri dari 4 ruangan dengan sekat sempurna,
arteri dan vena. Sirkulasi darah pada Aves : darah dari vena kava masuk pada atrium kanan, lalu ke ventrikel kanan. Kemudian darah dipompa ke paru-paru melalui pulmonalis lalu menuju ke ventrikel kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Alat reproduksi pada Class Aves sebagai berikut :
1. Reproduksi Jantan a. Testis yang berjumlah sepasang berbentuk oval atau bulat, bagian permukaan licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling cranial. Alat penggantung testis 7
adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari peritoneum. Pada musim kawin ukurannya
membesar.
Disinilah
tempat
untuk
membuat
dan
menyimpan
spermatozoa. b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferens dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada saat masih muda, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang dibuat glomere. Di dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara dikloaka sebagai duktus ejakulatori. Duktus aferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktus deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk ke kloaka. c. Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang dilewati sperma dan menuju ke duktus deferens. d. Duktus deferens berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus sedang pada hewan tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilang ureter kemudian bermuara pada urodaeum. 2. Reproduksi Betina a. Ovarium yang berkembang hanya yang sebelah kiri dan terletak dibagian dorsal rongga abdomen. b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuk panjang, bergulung, terletak pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian : bagian anterior adalah bagian infundibulum yang punya bagian terkemuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang di kelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya dapat magnum yang berfungsi mensekresi membran shell gland mempunyai fungsi untuk menghasilkan cangkang kapur. c. Vagina, selama reproduksi telur, panjang vagina sekitar 4,7 inci (12 cm). Disini kultikula ditimbun pada kerabang untuk mengisi sebagian pori-pori kerabang untuk mengisi sebagian pori-pori kerabang. Secara normal, telur tinggal didalam vagina selama beberapa menit, tetapi dalam keadaan tertentu dapat tinggal beberapa jam. C. FISIOLOGI CLASS AVES Sistem skeleton dan muscular . Tulang kuadrat tengkorak mempunyai 2
permukaaan artikular dorsal. Semua tulang pelvis bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum dan menarik tulang humerus ke bawah (berarti menarik sayap ke bawah). Sebaliknya otot pektoralis minor menarik sayap ke atas. Sistem pencernaan . Tractus digestivus terdiri dari paruh (rostum), rongga mulut
(cavum oris yang terdiri dari lidah panjang, meruncing dan keras sebagai tanduk), pharynx ke belakang menjadi esofagus (lebar seperti corong), tembolok (crop) untuk menyimpan makanan, perut kelenjar (proventikullus yang terdapat banyak kelenjar di selaputi oleh selaput lendir), perut otot (gizzard merupakan dinding yang terdiri dari otot tebal), intestinum (terbagi atas intestinum tenue dan intestinum crassum yang terdapat caecum/usus 8
buntu), rektum, kloaka (terdiri atas 3 bagian yaitu : bagian yang menerima rectum, bagian yang menerima urine dari kelamin, dan bagian yang bermuara keluar).
Gambar 8. Sistem pencernaan pada Aves Sistem respirasi . Sistem respirasi pertama dari hidung ( Nares), Glotis, trakea,
sirinks ( syrinx), bronkus, saccus pneumaticus. Trakea melanjut sebagai 2 buah bronki pada saring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan dan 1 median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi. Burung membutuhkan O2 yang banyak sekali. Paru-paru burung tidak begitu besar dibandingkan dengan reptilia. Tetapi burung mempunyai kantung hawa. Dengan demikian burung bernafas dengan paru-paru dan kantong hawa. Sistem sirkulasi . Sistem peredaran darah tipikal pada burung yaitu seperti
mammalia, bedanya hanya lengkung arteri tunggal yang terletak pada sebelah kanan, sedangkan pada mammalia terletak sebelah kiri. Burung mempunyai persamaan dengan mammalia yakni berdarah panas. Burung memerlukan oksigen lebih banyak dari pada reptilia dan sesuai dengan keseluruhan ini memiliki susunan darah yang lebih sempurna. Jantung terdiri dari 4 ruang yakni : serambi kiri dan kanan, bilik kiri dan kanan. Ke empat ruang dibatasi oleh dinding yang sempurna, darah bersih (mengandung oksigen) tidak tercampur dengan darah kotor (mengandung CO2). Darah mengandung CO2 masuk di serambi kanan, kemudian ke bilik kanan. Dari bilik kanan mengalir ke paru-paru. Di paru paru CO2 dilepaskan dan diisap O2 , mengalir ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri di alirkan keseluruh tubuh. Sistem ekskresi . Ginjal bertipe metanefros, berwarna cokelat tua. Saluran ureter
bermuara langsung pada kloaka. Tidak ada kandung kemih. Ekskret semisolid (mengandung urat). Sistem saraf dan sensori .. Bentuk otak dan bagian-bagian tipikal pada burung.
Lobus olfaktorius kecil, sereblum besar sekali. Pada ventro caudal sereblum dan ventral lobus optikus. Lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditori eksternal terus ke membran tifani (gendang telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semikular terus ke koklea. Dari telinga tengah ada saluran Eustachhius menuju ke faring dan bermuara pada langit-langit bagian belakang.
9
Sistem indra . Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan 2 lubang hidung yang
berupa celah pada dorsal paruh. Indera pencium pada burung kurang baik. Mata dengna kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi (berfokus) pada berbagai jarak. Organ perasa di la ngit-langit mulut dan sisi lidah. Sistem Reproduksi secara fertilisasi internal. Tidak ada organ kopulasi khusus.
Ovarium hanya satu yang sebelah kiri. Sebelum telur keluar mendapatkan penutupan dari albumin dan cangkang dalam oviduk. Masa inkubasi 16-18 hari. Burung muda yang baru menetas berada pada kondisi altrisial (pada ayam, itik disebut kondisi prekosial). Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya. Merpati muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian. D. KLASIFIKASI CLASS AVES 1. Ordo Apterygiformes
2. Ordo Struthioniformes
3. Ordo Rheiformes
4. Ordo Casuaruuformes
5. Ordo Tinamiformesordo
6. Ordo Podicipediformes
7. Ordo Gaviiformes
8. Ordo Spheniscitiformes
10
9. Ordo Procellariiformes
10. Ordo Pelecaniformes
11. Ordo Ciconiiformes
12. Ordo Anseriformes
13. Ordo Falconiformes
14. Ordo Galiformes
15. Ordo Gruiformes
16. Ordo Caradriiformes
17. Ordo Columbiformes
18. Ordo Psittaciformes
11
19. Ordo Cucuformes
20. Ordo Strigiformes
21. Ordo Caprimulgiformes
22. Ordo Apodiformes
23. Ordo Trogoniormes
24. Ordo Coliiformes
25. Ordo Cocaciiformes
26. Ordo Piciformes
27. Ordo Passeriformes
12
KESIMPULAN
Aves adalah unggas atau burung. Ciri utama Aves yang tidak dimiliki oleh kelompok lainnya yaitu bulu sebagai penutup tubuh. Menurut evolusinya, bulu merupakan modifikasi dari sisik Reptilia. Bulu tampak berkilau, kuat, elastis, waterproof, dan bewarna-warni. Untuk memahami karakter kelas Aves, kita bisa mengambil contoh burung merpati (Columba livia). Burung adalah hewan homoiotermis atau dengan bahasa sederhana disebut hewan berdarah panas, artinya temperatur tubuhnya stabil di berbagai tempat yang temperaturnya berbeda atau temperatur lingkungan tidak mempengaruhi temperatur tubuh. Aves merupakan kelompok vertebrata yang hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada Aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal. Tidak semua burung dapat terbang. Burung Kiwi, Kasuari, Burung Unta, merupakan burung besar yang tidak dapat terbang. Burung-burung ini tidak mempunyai lunas pada tulang dadanya. Kaki pada Aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput interdigital). Aves dapat dilihat dimana-mana karena bisa terbang dan dapat hidup mendiami semua habitat. Warna dan suara beberapa Aves merupakan daya tarik mata dan telinga manusia. Tubuh dibedakan menjadi : caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan), dan caudal (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Mulut mempunyai rostum (paruh) yang terbentuk oleh maxilla pada ruang atas dan mandibulla pada ruang bawah. Bagian dalam rostum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera, sedang sebelah luar dilapisi oleh pembungkus selaput zat tanduk. Pada atap paruh atas terdapat lubang hidung (narres interna pada sebelah dalam dan nares externa sebelah luar).
13
DAFTAR PUSTAKA
Safita, Reny.2014. ZOOLOGI VERTEBRATA. Jambi : PUSAKA.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195107261978032FRANSISCA_SUDARGO/SILABUS_MK_06_evolusi.pdf
http://zonabawah.blogspot.com/2011/07/kajian-kelas-aves-burung-secara-umum.html
Google Search Image
14
View more...
Comments