AUB-O

March 7, 2019 | Author: Santi Maharatni | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

GINEKOLOGI...

Description

BAB I PENDAHULUAN

Perdarahan uterus abnormal adalah salah satu alasan paling umum bagi  perempuan untuk mencari perawatan. Sekitar setengah dari wanita dengan  perdarahan uterus abnormal berada pada usia reproduksi. Hal ini adalah masalah  baik medis maupun sosial. Perdarahan uterus abnormal adalah penyebab anemia defisiensi defisiensi besi paling paling umum di negara maju dan penyebab penyebab paling paling umum bagi  penyakit kronis di negara berkembang. Prevalensi perdarahan uterus abnormal dalam dalam kelomp kelompok ok usia usia reprod reproduks uksii berkis berkisar ar antara antara 9% sampai sampai 3%. 3%. Perdar Perdaraha ahan n uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun lamanya. lamanya. !anifestasi !anifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak" sedikit" siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan. #"$ erd erdas asar arka kan n  International Federation of Gynecology and Obstetrics &'()*+ &'()*+"" terdapat terdapat 9 kategor kategorii utama utama pendar pendaraha ahan n uterus uterus abnorm abnormal al yang yang disusu disusun n sesuai sesuai dengan dengan akronim akronim P,-! */(0 */(0 yakni yakni  polip, adenomiosis, leiomioma, malign malignanc ancyy dan  dan  hiperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogen iatrogenik, ik, dan  dan  not yet classified . Perdarahan uterus abnormal adalah diagnosis eksklusi. 1iwayat menstruasi dan pemeriksaan fisik digunakan sebagai evaluasi  pertama. 2es 2es laboratorium" pencitraan dan pemeriksaan histologis dapat juga diindikasikan.#"$ Penanganan dari Perdarahan uterus abnormal sesuai dengan etiologi yang mendasari terjadinya gangguan ini. iperlukan penanganan yang komperehensif  untuk mencegah perburukan dari pasien dengan perdarahan uterus abnormal. 4"5

1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal  jumlah maupun lamanya. !anifestasi !anifes tasi klinik dapat berupa perdarahan banyak" sedikit" siklus haid memanjang atau tidak beraturan. # 2erminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding  &H!+ &H!+ sedang sedangkan kan perdar perdarahan ahan uterus uterus abnorm abnormal al yang yang diseba disebabka bkan n factor  factor  koagulopati" gangguan hemostasis local endometrium dan gangguan ovulasi merupa merupakan kan kelaina kelainan n yang yang sebelum sebelumnya nya termasuk termasuk dalam dalam perdar perdarahan ahan uterus uterus disfungsional &P6+. #"$ Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan haid yang yang bany banyak ak sehin sehingg ggaa perl perlu u dilak dilakuk ukan an pena penang ngan anan an yang yang cepa cepatt untu untuk  k  mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat terjadi  pada kondisi P6, kronik atau tanpa riwayat sebelumnya. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan terminologi untuk perdarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. 7ondisi ini biasanya tidak memerlukan  penanganan yang cepat seperti pada P6, akut.#"3 Perd Perdara araha han n teng tengah ah mens menstr trua uasi si &intermenstru intermenstrual al bleeding) bleeding)   merupakan  perdarahan haid yang terjadi diantara $ siklus menstruasi yang teratur. Perdar Perdarahan ahan dapat terjadi terjadi di waktu waktu yang yang sama di setiap setiap siklus. siklus. (stilah (stilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi mentroragia. $"3

2.2 Klasifikasi

erdasarkan International erdasarkan International Federation of Gynecology and Obstetrics &'()*+" terdapa terdapatt 9 katego kategori ri utama utama yang yang disusu disusun n sesuai sesuai dengan dengan akroni akronim m 8P, 8P,-! */(0: yakni; polip" adenomiosis" leiomyoma, adenomiosis"  leiomyoma, malignancy and hyperplasia, coagulopat coagulopathy, hy, ovulatory ovulatory dysfunction, dysfunction, endome endometria trial" l" iatrogeni iatrogenik" k" dan not not yet  yet  classified.#< 7elomp 7elompok ok 8P, 8P,-!: merupa merupakan kan kelain kelainan an struktu strukturr yang yang dpaat dpaat dinilai dinilai dengan dengan berbag berbagai ai teknik teknik pencit pencitraan raan dan atau pemeri pemeriksa ksaan an histop histopato atolog logi. i.4

2

7elomp 7elompok ok 8*/(0 8*/(0:: merupa merupakan kan kelain kelainan an non struktu struktural ral yang yang tidak tidak dapat dapat dinilai dinilai dengan dengan teknik teknik pencitraan pencitraan maupun maupun histopatolo histopatologi. gi.4  Sistem klasifikasi tersebu tersebutt disusu disusun n berdas berdasark arkan an pertim pertimban bangan gan bahwa bahwa seorang seorang pasien pasien dapat dapat memilik memilikii satu atau atau lebih lebih factor factor penyeb penyebab ab P6,. P6,.5 engan engan pendekatan pendekatan ini" diha diharap rapka kan n tata tata laksan laksanaa untu untuk k pasie pasien n deng dengan an P6, P6, dapa dapatt menj menjad adii lebih lebih komprehensif. erikut klasifikasi" definisi" gejala dan diagnosis dari masing masing tipe P6, = > 2.2.1 Polip (PUA-P)

efi efini nisi si

= Pert Pertum umbu buha han n les lesii lun lunak ak pada pada lapis lapisan an endo endome metr triu ium m ute uteru rus" s"

 baik bertangkai maupun tidak" berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium. )ejala

=



Polip biasanya bersifat asimtomatik" tetapi dapat pula menyebabkan



P6,. -esi umumnya bersifat jinak" namun sebagian kecil atipikal atau ganas.

iagnostik = iagnostik polip ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) dan atau histeroskopi" dengan atau tanpa pemeriksaan histopatologi. Histopatologi pertumbuhan eksesfi local dari kelenjar dan stroma endometrium yang memiliki vaskularisasi dan dilapisi oleh epitel endometrium. 2.2.2 Aeno!iosis (PUA-A)

efi efini nisi si

= ijum ijumpa pain iny ya jarin jaringa gan n strom stromaa dan dan kele kelenj njar ar endo endome metr triu ium m

ektopik pada lapisan myometrium. )ejala

=



 0yeri haid" nyeri saat senggama" nyeri menjelang atau sesudah haid"



nyeri saat buang air besar" atau nyeri pelvik kronis. )ejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdarahan uterus abnormal.

iagnostik = 7riteri 7riteriaa adenom adenomios iosis is ditent ditentuka ukan n berdas berdasark arkan an kedalam kedalaman an jaringa jaringan n endometrium pada hasil histopatologi.

3

,denomiosis dimasukkan dalam sistem klasifikasi berdasarkan  pemeriksaan !1( dan 6S). !engingat terbatasnya fasilitas

!1("

penegakkan

diagnosis

adenomiosis cukup dengan 6S). Hasil 6S) menunjukkan jaringan endometrium heterotropik pada myometrium dan sebagian berhubungan dengan adanya hipertrofi myometrium. Hasil histopatologi menunjukkan dijumpainya kelenjar dan stroma endometrium ektopik pada jaringan miometrium. 2.2." Lei!io!a (PUA-L)

efinisi = Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan miometrium. )ejala = • •

Perdarahan uterus abnormal. Penekanan terhadap organ sekitar uterus" atau benjolan pada dinding abdomen.

iagnostik = !ioma pada umumnya tidak memberikan gejala dan biasanya bukan  penyebab tunggal dari P6,. Pertimbangan dalam membuat system klasifikasi mioma uteri yakni hubungan mioma uteri dan serosa lokasi" ukuran" serta jumlah mioma uteri erikut adalah klasifikasi mioma uteri =



Primer Sekunder



endometrium &submukosa+ dengan jenis mioma uteri lainnya. 2ersier = klasifikasi untuk mioma uteri submukosa"



= ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri" = membedakan mioma uteri yang melibatkan

intramural" dan subserosa. 2.2.# Ke$anasan an Hipe%plasia (PUA-&)

efinisi

= Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari

lapisan endometrium. )ejala •

=

!eskipun jarang ditemukan" namun

hyperplasia

atipik

dan

keganasan merupakan penyebab penting P6,.

4



7lasifikasi



klasifikasi '()* dan ?H*. iagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi.

iagnostik =

keganasan

iagnostik

dan

hyperplasia

pasti

ditegakkan

menggunakan

melalui

sistem

pemeriksaan

histopatologi. 2.2.' Koa$lopai (PUA-*)

efinisi

= )angguan hemostasis sistemik yang berdampak terhadap

 perdarahan uterus. )ejala

= Perdarahan uterus abnormal.

iagnostik = 2erminologi koagulopati digunakan untuk kelainan hemostatis sistemik yang terkait dengan P6,. #3% perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki kelainan hemostasis sistemik" dan yang paling sering ditemukan adalah  penyakit Von Willebrand. 2.2.+ Disfn$si ,lasi (PUA-,)

efinisi

=

7egagalan

ovulasi

yang

menyebabkan

terjadinya

 perdarahan uterus. )ejala

= Perdarahan uterus abnormal.

iagnostik = )angguan ovulasi merupakan salah satu penyebab P6, dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dengan jumlah  perdarahan yang bervariasi. ahulunya merupakan salah satu kriteria perdarahan uterus disfungsional &P6+. )ejala bervariasi mulai dari amenorrhea" perdarahan ringan dan  jarang" hingga perdarahan haid dalam jumlah yang banyak. )angguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik  &S*P7+" hiperprolaktinemia" hipotiroid" obesitas" penurunan berat  badan" anoreksia atau olahraga berat yang berlebihan. 2.2. Eno!e%ial (PUA-E)

efinisi

= )angguan hemostasis lokal endometrium yang memiliki

kaitan erat dengan terjadinya perdarahan uterus.

5

)ejala

= Perdarahan uterus abnormal.

2.2./ Ia%o$enik (PUA-I) •

Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan intervensi



medis seperti penggunaan hormone estrogen" progestin" atau ,71. Perdarahan haid diluar jadwal haid akibat penggunaan estrogen atau  progestin



dimasukkan

dalam

istilah

perdarahan

sela

atau

breakthrough bleeding &2+. Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat disebabkan oleh sebagai berikut =  Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi"  Pemakaian obat tertentu" seperti 1ipamfisin"  Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna anti koagulan &warfarin" heparin" dan lo molecular eight  heparin) dimasukkan ke dalam P6,.

2.2.0 Bel! e%klasifikasi (PUA-N) •

7ategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang



atau sulit dimasukkan ke dalam klasifikasi. 7elainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometriosis



kronik atau malformasi arterivena. 7elainan tersebut masih belum jelas kaitannya dengan P6,.

2." Pene$akkan Dia$nosis 2.".1 Ana!nesis

,namnesis dilakukan untuk menilai kemungkinan adanya kelainan uterus" mengetahui faktor resiko kelainan tiroid" perubahan berat badan yang drastis" serta riwayat kelainan hemostasis pada pasien dan keluarganya. Perlu juga ditanyakan riwayat menstruasi pasien" siklus haid sebelumnya" serta waktu mulainya perdarahan. $4 Prevalensi penyakit Von Willebrand  pada perempuan dengan  perdarahan haid meningkat ratarata meningkat #% dibandingkan  populasi normal. 7arena itu perlu ditanyakan gejala" faktor resiko" serta halhal yang berkaitan dengan riwayat menderita penyakit Von Willebrand. #" Penilaian jumlah darah haid dapat menggunakan piktograf &P,+ atau skor 8perdarahan:. ata ini juga digunakan untuk mnegakkan diagnosis dan menilai kemajuan pengobatan P6,. Perdarahan unterus abnormal yang terjadi karena pemakaian antikoagulan dimasukkan ke dalam klasifisikasi P6,.$ ,namnesis yang terstruktur dapat digunakan sebagai penapis gangguan hemostasis dengan sensitifitas

9%. Perlu

dilakukan

 pemeriksaan lebih lanjut pada perempuan dengan hasil penapisan yang  positif.4>

Tael 2.1. Penapisan 7linis Pasien dengan Perdarahan Haid anyak 

karena 7elainan Hemostasis.> K%ie%ia 1.

Perdarahan haid dengan volume banyak dialami sejak 

2.

menstruasi pertama &menarche+. 2erdapat minimal # &satu+ keadaan di bawah ini =

".

Perdarahan pasca persalinan" Perdarahan yang berhubungan dengan operasi" atau • Perdarahan yang berhubungan dengan perawatan gigi. • 2erdapat minimal $ &dua+ keadaan di bawah ini = •

• • • •

!emar dengan penyebab tidak jelas #$@Abulan /pistaksis #$@Abulan Perdarahan gusi 1iwayat keluarga dengan keluhan perdarahan banyak  dengan penyebab tidak jelas.

Tael 2.2. iagnosis anding P6, berdasarkan ,namnesis. 2."." Pe!e%iksaan 3inekolo$i •



Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk   pemeriksaan pap smear.4 Harus disingkirkan pula kemungkinan adanya mioma uteri" polip" hyperplasia endometrium atau keganasan. #"<

2.".# Penilaian ,lasi>

Siklus haid yang berovulasi berkisar $$34 minggu Benis perdarahan P6,* bersifat ireguler dan sering diselingi amenore 7onfirmasi

ovulasi

dapat

dilakukan

dengan

pemeriksaan

 progesterone serum fase luteal madya atau 6S) transvaginal bila diperlukan. 2.".' Penilaian Eno!e%i!

Pengambilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua  pasien P6,.#"> Pengambilan sampel endometrium hanya dilakukan pada = $"<

8

-

Perempuan usia C

ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau mioma uteri submukosa 6S) 2ransvaginal merupakan alat penapis yang tepat dan harus dilakukan pada pemeriksaan awal P6, ila dicurigai terdapat polip endometrium atau mioma submukosa disarankan untuk melakukan S(S atau histeroskopi. 7euntungan dalam penggunaan histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan. 2.". Penilaian &io!e%i!

ertujuan untuk menilai adanya mioma uteri atau adenomiosis. !iometrium dinilai menggunakan 6S) &transvaginal" transrektal dan abdominal+" S(S" histeroskopi" atau !1(. Pemeriksaan adenomiosis menggunakan !1(

lebih

unggul

dibandingkan 6S) transvaginal.

2.#.

Al$o%i!a Penan$anan Pe%a%aan

2.#.1. Pe%a%aan Ue%s Ano%!al Ak •

Bika perdarahan aktif

dan

banyak disertai dengan gangguan



hemodinamik dan atau Hb F # gAd- perlu dilakukan rawat inap. $"3 Bika hemodinamik stabil" cukup rawat jalan. #

9



Pasien rawat inap" berikan infus cairan kristaloid" oksigen $ lpm dan



transfusi darah jika Hb F > gAdl" untuk perbaikan hemodinamik. 4"> Stop perdarahan dengan estrogen ekuin konyugasi &//7+ $.4 mg per  oral setiap Bika perdarahan berhenti dalam $< jam" lanjutkan dengan kontrasepsi oral kombinasi &7*7+ hari" siklik selama 3 bulan.5 6ntuk riwayat perdarahan berulang sebelumnya" injeksi  gonadotropin! releasing hormone &)n1H+ agonis dapat diberikan bersamaan dengan  pemberian 7*7 untuk stop perdarahan. )n1H diberikan $3 siklus



dengan interval < minggu.

2.#.2. Pe%a%aan Ue%s Ano%!al K%onik 

10

Bika dari anamnesis yang terstuktur ditemukan bahwa pasien mengalami satu atau lebih kondisi perdarahan yang lama dan tidak  dapat diramalkan dalam 3 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik berikut dengan evaluasi rahim" pemeriksaan darah  perifer lengkap wajib dilakukan. Pastikan fungsi ovulasi dari pasien tersebut. 2anyakan pada pasien adakah riwayat penggunaan obat tertentu yang menjadi penyebab P6, dan lakukan pula pemeriksaan penyakit koagulopati bawaan jika terdapat indikasi. Pastikan apakah pasien masih menginginkan keturunan. ,namnesis dilakukan untuk menilai ovulasi" kelainan sistemik" dan  penggunaan obat yang mempengaruhi kejadian P6,. 7einginan  pasien untuk memiliki keturunan dapat menentukan penanganan selanjutnya. Pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan darah perifer  lengkap" pemeriksaan untuk menilai gangguan ovulasi &fungsi tiroid"  prolactin" dan androgen serum+ serta pemeriksaan hemostasis.

2.'.

Penan$anan

Pe%a%aan

Ue%s

Ano%!al

e%asa%kan

Pen5ean5a 2.'.1. Polip

Penanganan polip endometrium dapat dilakukan dengan = • • • •

1eseksi secara hiteroskopi ilatasi dan kuretase 7uret hisap Hasil dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi

2.'.2. Aeno!iosis •

iagnosis ,denomiosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S)

• •

atau !1( 2anyakan pada pasien apakah menginginkan kehamilan ila pasien menginginkan kehamilan" dapat diberikan analog )n1HG



add!back therapy atau -0) (6S selama 5 bulan ,denomiomektomi dengan teknik *sada merupakan alternative pada  pasien yang ingin hamil &terutama pada adenomiosis C 5 cm+

11



ila pasien tidak ingin hamil" reseksi atau ablasi endometrium dapat dilakukan.

Histerektomi

dilakukan

pada

kasus

dengan

gagal

 pengobatan. 2.'.". Lei!io!a

iagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan 6S) 2anyakan pada pasien epekah menginginkan kehamilan Histeroskopi reseksi mioma uteri submukosa terutama bila pasien masih menginginkan kehamilan. a. Pilihan pertama untuk mioma uteri submukosa yang berukuran F < cm . Pilihan kedua untuk mioma uteri submukosa derajat  atau #. 6. Pilihan ketiga untuk mioma uteri submukosa derajat $. ila terdapat mioma uteri intramural atau submukosa dapat dilakukan  penanganan sesuai P6,/A*. Pembedahan dilakukan bila pasien tidak  merespon pengobatan. ila pasien tidak menginginkan

kehamilan

dapat

dilakukan

 pengobatan untuk mengurangi perdarahan dan memperbaiki anemia. ila respon pengobatan tidak cocok dapat dilakukan pembedahan. /mbolisasi arteri uterina merupakan alternatif tindakan pembedahan. 2.'.#. Ke$anasan an Hipe%plasia

iagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologi 2anyakan apakah pasien masih menginginkan kehamilan Bika pasien masih menginginkan kehamilan" dapat dilakukan E7  dilanjutkan pemberian progestin" analog )n1H atau -0)(6S selama 5 bulan. ila pasien tidak menginginkan kehamilan" tindakan histerektomi merupakan pilihan. iopsi endometrium diperlukan untuk pemeriksaan histologi pada akhir bulan ke5 pengobatan Bika keadaan hyperplasia atipik menetap" lakukan histerektomi. 2.'.'. Koa$lopai • •

Penanganan multidisiplin diperlukan pada kasus ini Pengobatan dengan asam trane@amat" progestin" kombinasi pil estrogenprogestin dan -0)(6S pada kasus ini memberikan hasil yang sama bila dibandingkan dengan kelompok tanpa kelainan koagulasi" 12



Bika terdapat kontraindikasi terhadap asam traneksamat atau P77  dapat diberikan -0)(6S atau dilakukan pembedahan bergantung



 pada umur pasien" 2erapi spesifik seperti desmopressin dapat digunakan pada penyakit Van Willebrand .

2.'.+. Disfn$si ,lasi

Pemeriksaan hormon thyroid dan prolactin perlu dilakukan terutama  pada keadaan oligomenorea. ila dijumpai hiperprolaktinemia yang disebabkan oleh hipotiroid maka kondisi ini harus diterapi. Pada perempuan usia C 4. K #. $4. K 34. 3#. K 3D. ##. K #5. #4. K @$ cm /- = "4 @ # 3Amm3

1

= kali dalam sehari. Pasien merasa lebih kurus dari biasanya namun tidak pernah benarbenar mengukur   berat badannya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status present dan general dalam batas normal" pemeriksaan abdomen tinggi fundus uteri tidak teraba" nyeri tekan tidak ada" massa tidak ada. Pada pemeriksaan dalam terdapat fluksus" tidak  adanya pembukaan ostium uteri eksternum &*6/+ dan tidak tampak jaringan. ari pemeriksaan penunjang berupa tes kehamilan didapatkan hasil negatif. Bika dibandingkan antara teori dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan pada pasien seperti adanya keluhan menstruasi lama dengan volume yang banyak dan dengan tes kehamilan yang menunjukkan hasil negatif. erdasarkan data tersebut" maka kecurigaan akan adanya  perdarahan pada kehamilan ataupun kegagalan kehamilan yang juga  bermanifestasi sebagai perdarahan dapat disingkirkan. Penyakit lain yang juga bermanifestasi sebagai perdarahan pervaginam adalah perdarahan uterus abnormal atau gangguan siklus menstruasi. imana  pada seseorang yang mengalami perdarahan uterus abnormal akan mengalami  perubahan pola" jumlah darah" atau durasi aliran darah. Perubahanperubahan tersebut bisa meningkat dan bisa juga menurun. ari data yang diperoleh dari kasus ini adanya perubahan volume dan durasi menstruasi yang melebihi  batas normal. ilakukan konfirmasi dengan melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil berupa fluksus. erdasarkan gambaran klinis tersebut pasien didiagnosa mengalami  perdarahan uterus abnormal.

#.2 8ako% P%eisposisi aa Eiolo$i

!ekanisme pasti yang bertanggung jawab atas peristiwa perdarahan uterus abnormal tidak selalu tampak jelas. erdasarkan (nternational 'ederation of  )ynecology and *bstetrics &'()*+" terdapat 9 kategori utama perdarahan

30

uterus abnormal sesuai dengan akronim 8P,-! */(0: yakni ; polip" adenomiosis"

leiomioma"

malignancy

dan

hiperplasia"

coagulopathy"

ovulatory dysfunction" endometrial" iatrogenik dan not yet classified .#"< 7elompok P,-! merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan  berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. 7elompok  8*/(0: merupakan kelainan non struktural yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau histopatologi. Sistem klasifikasi tersebut disusun  berdasarkan pertimbangan bahwa seorang pasien dapat memiliki satu atau lebih faktor penyebab P6,. 4"5 Pada pasien ini" faktor penyebab yang memungkinkan terjadinya  perdarahan uterus abnormal adalah kelompok 8*/(0: yaitu disfungsi ovulatorik. Pada kelompok 8P,-!: biasanya akan menimbulkan gejala  perdarahan yang disertai dengan rasa nyeri baik itu rasa nyeri saat menstruasi" nyeri saat senggama" nyeri menjelang atau sesudah menstruasi" nyeri saat  buang air besar" atau nyeri pelvik kronik. Pada pasien ini dicurigai adalah oleh karena adanya disfungsi ovulatorik  &P6,*+ oleh karena usia pasien yang sudah memasuki usia nonreproduktif  maka bisa dicurigai pasien memiliki disfungsi ovulasi siklus anovulatorik. !eskipun demikian" jika hanya dari umur saja belum bisa meyakinkan apakah  benar seseorang tersebut memiliki siklus ovulatorik. Selain itu" pada kasus ini ditemukan adanya gangguan siklus menstruasi dimana periode menstruasi memanjang menjadi 9#4 hari dalam 3 bulan terakhir serta volume menstruasi yang meningkat dari sebelumnya. Pada perdarahan uterus abnormal anovulatorik" kurangnya progesteron menyebabkan berkurangnya rasio prostaglandin ' $=prostaglandin /$ dan terjadi peningkatan relatif prostaglandin /$ yang merupakan vasodilator dan anti agregasi platelet" menyebabkan bertambahnya perdarahan. 7ontraksi uterus tidak terjadi dan tidak nyeri adalah tanda dari siklus anovulasi.  #"3"4

#." Penaalaksanaan

Penatalaksanaan untuk pasien P6, bertujuan untuk menghentikan perdarahan  berdasarkan etiologi masingmasing. Bika perdarahan aktif dan banyak disertai

31

dengan gangguan hemodinamik dan atau Hb F # gAd- perlu dilakukan rawat inap.$"3 Pada kasus ini perdarahan yang terjadi mengakibatkan pasien mengalami mengalami anemia berat &Hb=4"
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF