Atensi Dan Kesadaran
March 27, 2017 | Author: NovIda 杨佩思 | Category: N/A
Short Description
Download Atensi Dan Kesadaran...
Description
ATENSI DAN KESADARAN Buku: Sternberg, R.J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar HAKIKAT ATENSI DAN KESADARAN (Stenberg R.J 2006; Cognitive Psychology) -
Atensi adalah cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain.
-
Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu.
Penjelasan Gambar: Misalnya saat kita merasakan sensasi memakan gado-gado untuk pertama kali (indra pengecap melakukan sensasi) kita teringat dengan jenis makanan serupa yang pernah kita makan sebelumnya yaitu pecel (memori) kita kemudian mulai membandingkan komposisi pecel dan gado-gado (proses berfikir) kegiatan ini merupakan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri kita. - Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang darinya bisa kita gunakan untuk memfokuskan atensi. Oleh karena itulah atensi dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih. - Dahulu psikolog yakin atensi sama dengan kesadaran, namun sekarang mereka menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa berjalan diluar kesadara kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misal mengobrol, meskipun hal ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya.
- Namun demikian, keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin besar kalau kita manjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu: o Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan lingkungan. Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran tentang seberapa baiknya kita beradaptasi dengan lingkungan kita. Contoh, saat kita berada dalam kelas, kita memiliki kemampuan untuk bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat kita sedang di tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensic pada situasi dan interaksi kita di tengah lingkungan. o Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini (pencerapan), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas pengalaman. Contoh, saat menonton serial sinetron di tv, seseorang mampu mengaitkan cerita dari episode baru yang sedang ia tonton dengan episode sebelumnya karena ia memberi atensi terhadap sinetron tersebut. o Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan ke depan. Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita peroleh dari pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan pencerapan masa kini. Contoh: kita mampu melakukan tugas yang diberikan oleh atasa kita. Pemrosesan Ambang Sadar - Beberapa informasi yang berada di luar kesadaran alam sadar masih dapat diakses alam sadar, minimal proses-proses kognitifnya. Informasi bagi pemrosesan kognitif yang letaknya diluar kesadaran alam-sadar ini bertempat di wilayah yang disebut ambang sadar. - Informasi ambang sadar mencakup memori-memori yang tersimpan namun tidak digunakan setiap waktu kecuali dibutuhkan. Contoh, jika ditanya apakah anda bisa mengingat tatanan kamar tidur anda. - Informasi ambang sadar juga mencakup informasi pencerapan indrawi, contoh; pencerapan yang sedang dirasakan telinga anda saat anda fokus membaca
-
Pertandaan/priming terjadi ketika pengenalan terhadap stimuli tertentu dipengaruhi oleh presentasi sebelumnya dari stimuli yang sama atau mirip (Neely).
-
Fenomena di ujung lidah adalah fenomena ketika kita mengalami kesulitan menarik informasi ambang sadar menuju kesadaran alam sadar.
-
Persepsi ambang sadar juga bisa ditemukan pada orang yang mengalami lesi di wilayah korteks visual. Biasanya pasien mengalami kondisi seperti kebutaan di area korteks tertentu yang terluka. Namun begitu, mereka masih bisa menunjukkan fenomena penglihatan membuta yaitu sebuah kondisi yang penderita masih meiliki jejak kemampuan
mempersepsi secara visual padahal area-area korteks visualnya
mengalami kebutaan dan masih bisa merespin stimuli visual meskipun tidak memahami apa yang dipersepsinya. Proses-Proses Terkontrol versus Otomatis (Stenberg, 2008) -
Proses-proses terkontrol o Bisa diakses oleh kendali kesadaran bahkan mensyaratkan kontrol kesadaran itu sendiri. o Proses-proses ini dilakukan secara berkala. o Muncul secara berurutan, satu langkah pada satu waktu. o Contoh: proses belajar menyetir mobil untuk pertama kali, seseorang akan mengerahkan kesadarannya untuk melakukan setiap langkah (memasukkan kunci, menstarter mobil, menyesuaikan posisi duduk, menekan pedal kopling, gas, rem, dsb) pada satu waktu.
-
Proses-proses otomatis o Tidak melibatkan kontrol kesadaran sedikitpun. o Umumnya proses ini dilakukan tanpa campur tangan kesadaran alam sadar. o Walaupun demikian anda dapat menyadari kalau anda sedang melakukan hal tesebut. o Contohnya, seseorang yang sudah terbiasa menyetir mobil, maka ia akan menyetir secara otomatis
-
Ciri-ciri proses-proses otomatis: o Tersembunyi dari alam sadar o Tidak intensional o Hanya menghabiskan sedikit sumber daya atensi.
-
Konsep alternatif:
o Proses-proses antara yang sepenuhnya terkontrol dengan yang sepenuhnya otomatis merupakan kontinum. o Pada suatu waktu, aktivitas terkontrol yang telah terhabituasi, dapat menjadi proses otomatis. o
Contoh: proses menyetir yang pada awalnya terkontrol pada saat belajar lamakelamaan dapat menjadi proses otomatis karena sudah terbiasa.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan proses-proses terkontrol dan otomatis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel : Proses-Proses terkontrol Versus Otomatis (dalam Sternberg) Sebuah kontinum proses-proses kognitif dari KARAKTERISTIK
PROSES-PROSES TERKONTROL
PROSES-PROSES OTOMATIS
Jumlah upaya
Mensyaratkan upaya-upaya yang
Memerlukan sedikit saja intensi
intensional yang
sifatnya intensional
atau upaya, tetapi bisa juga tidak
dibutuhkan
sama sekali
Tingkat
Mesyaratkan sepenuhnya
Umumnya terjadi diluar
kesadaran alam
ksadaran dari alam sadar
kesadaran yang disadari
sadar
meskipun sejumlah proses otomatis bisa saja tersedia bagi alam sadar
Pemakaian
Menghabiskan banyak sumber
Menghabiskan sedikit saja
sumber daya
daya atensi
sumber daya atensi
Dilakukan secara berkala dan
Dilakkan lewat pemrosesan
berurutan (satu langkah pada
parallel dan tidak mengikuti tata
satu waktu)
urutan tertentu
Kecepatan
Pengambilan keputusan
Relatif cepat
pemrosesan
menghabiskan waktu jika
atensi Tipe pemrosesan
dibandingkan dengan prosesproses otomatis Kebaruan relatif
Tugas-tugas baru dan belum
Tugas-tugas yang sudah dikenal
tugas-tugas
pernah dilakukan atau tugas
akrab dan relatif dikuasai
dengan banyak ciri yang
dengan ciri utamanya kestabilan
berubah-ubah Tingkat
Tingkat pemrosesa kognitif
Tingkat pemrosesan kognitif
pemrosesan
relatif tinggi
relatif rendah
Kesulitan tugas-
Biasanya tugas-tugas yang sulit
Biasanya tugas-tugas yang
tugas
relatif mudah, bahkan beberapa tugas cenderung otomatis, praktiknya sudah cukup dikuasai
Proses-proses
Seiring dengan dikuasainya praktik-praktik, banya prosedur yang
akuisisi
rutin dan relatif stabil bisa berubah menjadi otomatis, mengakibatkan proses-proses yang sangat terkontrol sekalipun bisa menjadi otomatis sebagian atau seluruhnya. Secara alamiah, jumlah praktik yang dibutuhkan bagi proses pengotomatisasian meningkat secara dramatis saat menghadapi tugas-tugas yang sangat kompleks
-
Otomatisasi: proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari sangat disadari menjadi relatif otomatis. (Stenberg 2006)
- Analisis yang mendalam terhadap kesalahan-kesalahan manusiawi dalam proses otomatis dan terkontrol menemukan bahwa kesalahan bisa diklasifikasikan menjadi dua: o Kekeliruan (mistakes): kesalahan memilih suatu sasaran atau cara untuk mencapainya biasanya melibatkan kesalahan di dalam proses-proses terkontrol yang disengaja o Kealpaan (slips): kesalahan melakukan cara yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan biasanya kesalahan dalam proses-proses otomatis. Umumnya kealpaan muncul saat dua kondisi ini muncul:
Kita keluar dari proses-proses rutin dan otomatis untuk melakukan proses proses intensional terkontol yang itdak tepat
Proses proses otomatis kita mengalami penginterupsian. Interupsi biasanya merupakan hasil dari kejadian atau data eksternal, namun terkadang juga hasil dari kejadian internal, seperti pikiran yang teralihkan.
Berikut ini jenis-jenis kealpaan yang berkaitan dengan proses-proses otomatis
Kesalahan menangkap (captureerrors)
Terlupa (omissions)
Mengulang (perseverations)
Kesalahan deskripsi (description errors)
Kesalahan data (data driven errors)
Kesalahan aktivasi asosiatif (associative-activation errors)
Kesalahan karena hilangnya aktivasi (loss of activatin errors)
Habituasi dan adaptasi (Robert J. Stenberg 2009) - Habituasi adalah kondisi yang kita menjadi terbiasa dengan sebuah stimulus sehingga secara bertahap kita makin kurang memberikan perhatian padanya. Contohnya, saat mendengarkan bunyi detik jam didalam kamar, setelah mendengar suara detik jarum jam tersebut selama beberapa menit kita kemudian menjadi terbiasa dengan suara tersebut dan perlahan-lahan kurang memberi perhatian pada suara itu. -
Dishabituasi adalah lawan dari habituasi yaitu sebuah perubahan di dalam stimulus yang dikenal mendorong kita untuk mulai memperhatikan stimulus itu lagi. Kedua proses uini berjalan otomatis, tidak melibatkan upaya sadar sedikitpun.
- Adaptasi indra adalah berkurangnya atensi terhadap sebuah stimulus tetapi bukan karena keinginan dari kontrol alam sadar. Hal ini terjadi secara langsung didalam organ indera bukan di otak. Contoh: kita tidak dapat memaksakan diri kita secara sadar untuk mencium bau tubuh kita sendiri, karena hidung kita sudah terhabituasi dengan bau tersebut. Perbedaan atara Adaptasi Indera dan Habituasi -
Dalam adaptasi indra respon-respon berlangsung di dalam organ-organ indrawi
-
Dalam habituasi, respon-respon berlangsung di dalam otak (dan berkaitan dengan pembelajaran) habituasi
-
Perbedaan tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada tabel di bawah: ADAPTASI
HABITUASI
Tidak bisa diakses oleh kontrol kesadaran Dapat diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda tidak dapat memutuskan (contoh: anda dapat memutuskan seberapa cepat anda bisa beradaptasi untuk menyadari percakapan yang
dengan bau tertentu)
ada dibelakang anda, meskipun anda sudah mampu menghabituasinya)
Berkaitan erat dengan intensitas stimulus Tidak berkaitan dengan intensitas (contoh: semakin besar intensitas terang stimulus (contoh: bunyi keras kipas cahaya,
semakin
kuat
indra-indra angin tau bunyi AC yang lebih tenang)
beradaptasi padanya) Tidak berkaitan dengan jumlah, lamanya, Berkaitan dan
pengulangan
sebelumnya
(contoh:
pengalaman lamanya resptor-reseptor pengalaman
indra di kulit akan merespons perubahan anda
akan
erat
dengan
dan
pengulangan
sebelumnya menjadi
jumlah, (contoh:
lebih
cepat
di dalam temperature dengan cara yang terhabituasi dengan bunyi detak jam pada dasarnya sama, tidak peduli berapa saat kali
anda
sudah
anda
sudah
lebih
sering
diberitahunan mendengarnya)
perubahannya atau sebaliknya) Empat fungsi utama atensi : (Stenberg R.J 2008) 1.
Atensi terbagi o Kita mengalokasikan dengan bijak sumber-sumber daya atensi yang tersedia untuk mengoordinasikan pengerjaan lebih dari satu tugas pada waktu bersamaan. Misalnya, kita berkendara sambil mendengarkan radio dan memakan camilan.
2.
Kewaspadaan dan pendeteksian sinyal o Merupakan upaya seseorang untuk mengawasi sembari berusaha mendeteksi penampakan stimulus target yang diinginkan. o Proses atensi yang mengatur pendeteksian sinyal sangat dipengaruhi oleh tingkat ekspektasi atau pengharapan akan kemunculan stimulus tertentu. Contoh, kita akan lebih waspada terhadap bunyi kentongan tukang bakso disaat kita sudah sangat lapar dan mengharapkan akan memakan bakso yang lezat.
3.
Penelusuran o Penelusuran melibatkan pencarian target secara aktif dengan segenap kemampua kita, berbeda dengan kewaspadaan yang lebih pasif menunggu kemunculan stimulus.
o Penelusuran dapat menjadi sulit dengan adanya pengalih-pengalih, yaitu stimuli yang bukan target yang mengalihka atensi. Misalnya, kita ke toko buku dan mencari buku dengan judul tertentu, namun karena banyak sekali pilihan buku yang tersedia, kta menjadi sulit mencari buku yang kita inginkan. o Untuk mengatasi kesulitan akibat adanya pengalih-alih, kita memiliki kemampuan untuk melakukan penelusuran ciri, contoh: apabila kita memiliki kenalan yang kembar, kita dapat membedakan mereka melalui ciri-ciri yang spesifik misalnya letak tahi lalat. Atau saat mencari buku di toko buku, kita dapat melakukan penelusuran dengan mengingat ciri-ciri buku yang kita inginkan, warna sampulnya, ukuran buku, tebal halaman, dll. o Namun masalah dapat muncul jika target yang kita cari tidak memiliki ciri yang unik atau menonjol sedikitpun. Misalnya, kita menaiki bus, dan barang kita tertinggal di bus tersebut, lalu kita mencari bus tersebut ke terminal dan menemukan puluhan bus yang serupa. Dalam kondisi ini, kita akan melakukan penelusuran konjugasi. o Dalam penelusuran konjugasi, kita akan melakukan pencarian berdasarkan kombinasi khusus dari ciri-ciri. Misalnya, saat menemui puluhan bus yang serupa di terminal, kita akan mencoba mencari bus dengan kombinasi ciri khusus yang telah kita ketahui, seperti apa joknya, wajah kondekturnya, dll. o
4.
Terdapat beberapa teori dalam penelusuran diantaranya:
Teori integrasi ciri
Teori kemiripan
Teori penelusuran terbimbing
Teori penyaring gerakan
Atensi selektif o Atensi memilih untuk mengikuti sejumlah stimuli dan mengabaikan stimulistimuli yang lain. Misalnya saat sedang belajar, kita mengabaikan suara TV dan suara anak-anak yang sedang bermain di halaman. Teori-teori mengenai proses atensi (selektif) o Beberapa teori atensi selektif terdiri atas konsep tentang penyaringan atensi atau dikenal sebagai teori leher botol. o Dalam teori-teori leher botol ini terdapat beberapa pendapat diantaranya
Pendapat pertama: Proses pemblokiran atau pemfokusan sinyal terjadi setelah pencerapan indrawi (alat indra menangkap stimulus) sebelum terjadi pemrosesan persepsi. Contoh, saat mendengarkan berbagai pembicaraan di kelas, telinga kita (pencerapan indrawi) akan menyeleksi percakapan mana yang ingin kita dengarkan. Pendapat kedua: mekanisme tersebut terjadi setelah pemrosesan persepsi. Contoh: saat mendengarkan berbagai percakapan di kelas, meskipun telinga kita telah difokuskan untuk mendengar percakapan teman di depan kita , namun kita masih tetap mampu menyadari dan memberi perhatian saat mendengar nama kita disebut oleh teman lain yang sedang berbincang-bincang jauh di belakang kita. o Sementara itu, Teori sumber daya atensi menjelaskan bahwa individu pada dasarnya memang sudah memiliki sejumlah sumber daya atensi yang sudah pasti, yang dialokasikan sesuai kebutuhan. Misalnya, terdapat beberapa tugas kuliah yang harus dikerjakan, maka individu tersebut akan mengalokasikan atensinya terhadap tugas-tugas tersebut sesuai kebutuhan. o Pada dasarnya kedua jenis teori (leher botol dan sumber daya atensi) memiliki kekurangan masing-masing dalam menjelaskan prose atensi, namun kedua teori tersebut dapat digunakan untuk saling melengkapi.
View more...
Comments