Asuhan Keperawatan Vertigo

November 29, 2021 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Asuhan Keperawatan Vertigo...

Description

ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO A. Pengertian Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari (http://www.kalbefarma.com). B. Etiologi Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu : 1. Lesi vestibular : o Fisiologik o Labirinitis o Menière o Obat ; misalnya quinine, salisilat. o Otitis media o “Motion sickness” o “Benign post-traumatic positional vertigo” 2. Lesi saraf vestibularis o Neuroma akustik o Obat ; misalnya streptomycin o Neuronitis o vestibular 3. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal o Infark atau perdarahan pons o Insufisiensi vertebro-basilar o Migraine arteri basilaris o Sklerosi diseminata o Tumor o Siringobulbia o Epilepsy lobus temporal Menurut (http://www.kalbefarma.com) 1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer : o Telinga bagian luar : serumen, benda asing. o Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.

Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan, vertigo postural. o Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor. o Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks. Penyakit SSP : o Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung. o Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues. o Trauma kepala/ labirin. o Tumor. o Migren. o Epilepsi. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia. Kelainan mata: kelainan proprioseptik. Intoksikasi. o

2.

3. 4. 5. 6.

C. Patofisiologi Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jarasjaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).

D. Klasifikasi Vertigo Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok : 1. Vertigo paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi : o Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen. o Yang tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L’enfance), Labirin picu (trigger labyrinth). o Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi : Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna. 2. Vertigo kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi: o Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin. o Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin. o Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis. 3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur mengurang, dibedakan menjadi : o Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus, labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada auditiva interna/arteria vestibulokoklearis. o Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior. Ada pula yang membagi vertigo menjadi : 1. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler. 2. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

D. Manifestasi klinik Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. E. Pemerikasaan Penunjang 1. Pemeriksaan fisik : o Pemeriksaan mata o Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh o Pemeriksaan neurologik o Pemeriksaan otologik o Pemeriksaan fisik umum. 2. Pemeriksaan khusus : o ENG o Audiometri dan BAEP o Psikiatrik 3. Pemeriksaan tambahan : o Laboratorium o Radiologik dan Imaging o EEG, EMG, dan EKG. F. Penatalaksanaan Medis Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) : Terdiri dari : 1. Terapi kausal 2. Terapi simtomatik 3. Terapi rehabilitatif. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO A. Pengkajian 1. Aktivitas / Istirahat o Letih, lemah, malaise o Keterbatasan gerak o Ketegangan mata, kesulitan membaca o Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca. Sirkulasi o Riwayat hypertensi o Denyutan vaskuler, misal daerah temporal. o Pucat, wajah tampak kemerahan. Integritas Ego o Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu o Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi o Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala o Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik). Makanan dan cairan o Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain). o Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri) o Penurunan berat badan Neurosensoris o Pening, disorientasi (selama sakit kepala) o Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke. o Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus. o Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis. o Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore o Perubahan pada pola bicara/pola pikir o Mudah terangsang, peka terhadap stimulus. o Penurunan refleks tendon dalam o Papiledema. Nyeri/ kenyamanan o Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis. o Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah. o Fokus menyempit o Fokus pada diri sendiri o Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah. o Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal. Keamanan o Riwayat alergi atau reaksi alergi o Demam (sakit kepala) o Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis o Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus). Interaksi sosial o Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit. Penyuluhan / pembelajaran o Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga o

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. 9.

o

Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone, menopause.

B. Diagnosa Keperawatan (Doengoes, 1999:2021) 1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah. 2. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja. 3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi. C. Intervensi Diagnosa Keperawatan 1. : Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/ tekanan syaraf, vasospasme, peningkatan intrakranial ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah. Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang Kriteria Hasil : • • •

Klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang Tanda-tanda vital normal pasien tampak tenang dan rileks.

Intervensi : • • •

• •

Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri. Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur. Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri. Atur posisi pasien senyaman mungkin Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman. Kolaborasi untuk pemberian analgetik. Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

Diagnosa Keperawatan 2. : Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja. Tujuan : koping individu menjadi lebih adekuat Kriteria Hasil : • • • •

Mengidentifikasi prilaku yang tidak efektif Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki. Mengkaji situasi saat ini yang akurat Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.

Intervensi : •







Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum. Rasional : Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan. Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya. Rasional : klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih tenang. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkan. Rasional : agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan. Rasional : membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

Diagnosa Keperawatan 3. : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi, ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi. Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan. Kriteria Hasil : • •

Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan. Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.

Intervensi :













Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang. Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. Diskusikan penyebab individual dari sakit kepala bila diketahui. Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien serta menambah pengetahuan klien tetang penyakitnya. Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan. Diskusikan mengenai pentingnya posisi atau letak tubuh yang normal Rasional : agar klien mampu melakukan dan merubah posisi/letak tubuh yang kurang baik. Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan. Rasional : dengan memperhatikan faktor yang berhubungan klien dapat mengurangi sakit kepala sendiri dengan tindakan sederhana, seperti berbaring, beristirahat pada saat serangan.

C. Evaluasi Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Carpenito, 1999:28) Tujuan Pemulangan pada vertigo adalah : 1. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi. 2. Perubahan gaya hidup atau perilaku untuk mengontrol atau mencegah kekambuhan. 3. Memahami kebutuhan atau kondisi proses penyakit dan kebutuhan terapeutik. DAFTAR PUSTAKA Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999. Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999. http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untuk Vertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN VERTIGO DI RUANG PERAWATAN JAMRUD RSUD.H.DAMAN HURI BARABAI I. BIODATA Identitas Klien Nama : Ny. M Umur : 47 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : PNS (Dinas Pendidikan ) Agama : Islam Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia Alamat : Jl. Murakata No.48 Barabai Komp.DPR ). No RMK : 770 / 05 Tanggal MRS : 10 Maret 2005 Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2005 Diagnosa Medis : Vertigo Penanggung Jawab : PT. ASKES II.RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama/ Alasan masuk Rumah Sakit Nyeri kepala hebat dan rasa pusing disertai muntah dan sesak napas B. Riwayat Penyakit Sekarang ± 1 hari sebelum MRS pada siang hari sewaktu klien berada dtempat kerja tiba-tiba merasakan nyeri kepala hebat yang disertai Pusing rasa perputar di ikuti dengan muntah, mual serta sesak napas. Kemudian klien minum obat analgetik dan Obat gastritis tetapi hanya sedikit ada ada kemajuan, yakni masih terjadi Pusing rasa berputar dan muntah namun sesak napasnya sudah hilang. Kemudian oleh keluarga klien dibawa RSUD.H.Dammn Huri barabai dan di sarankan untuk menjalani opname di Rg. Jamrud RSUD.H.Daman Huri Barabai.

C. Riwayat Penyakit Dahulu Menurut penuturan klien dan keluarga klien pernah dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin karena Penyakit jantung kroner dan hyperklestrol dan klien menjalani pengobatan rutin dan kontrol secara teratur ke Poliklinik RSUD Ulin Banjarmasin. Hingga sampai saat ini

tidak ada lagi keluhan tentang penyakit tersebut Klien tidak ada riwayat hypertensi, DM asma, maupun batuk-batuk yang lama. D. Riwayat Penyakit Keluarga Dalam keluarga klien tidak pernah menderita penyakit seperti klien (Vertigo), tetapi ada keluarga riwayat menderita hypertensi yaitu orang tua (ayah & ibu) klien. Keluarga klien tidak ada riwayat DM, asma maupun batuk-batuk yang lama. III.PENGKAJIAN FISIK Tanggal 11 Maret 2005 1. Keadaan umum Kesadaran compos mentis. GCS : 4-5-6. TD : 130/70 mmHg. Nadi : 84 x/menit Suhu : 36,2 0C Respirasi : 20 x/menit TB / BB : 160 cm / 62 Kg 2. Kepala dan Leher Bentuk kepala simetris, kulit kepala cukup bersih, warna rambut hitam beruban, distribusi merata, tidak ada lesi maupun peradangan. Terdapat jaringan parut (bekas operasi) pada daerah temporal dekstra . Bentuk leher simetris, tidak terdapat pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe atau thyroid, pergerakan leher cukup baik, klien mengeluh nyeri kepala sebelah kanan (skala nyeri 2), nyeri dirasakan seperti ditindih / tumpul dan mendalam serta terus menerus dan klien tampak meringis apabila serangan nyerinya tiba; otot wajah

pada waktu senyum otot wajah kanan lebih terangkat dari pada otot wajah kiri (gangguan N. VII).◊tidak simetris 3. Mata Keadaan mata bersih, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor kiri dan kanan dengan diameter 3 mm, pupil miosis bila melihat cahaya, sklera tidak ikterik, pergerakan bola mata dapat bergerak bebas, tidak terdapat nyeri. Visus OD : 1/~; VOS : 6/60 (gangguan N.II dekstra). 4. Penciuman dan Hidung Bentuk simetris, tidak terdapat epitaksis, tidak ada lesi, tidak terdapat polip, tidak

terdapat sekret yang keluar, tidak ada nyeri maupun peradangan. Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan bau alkohol dan bau balsem. 5. Pendengaran dan Telinga Bentuk telinga luar simetris, tidak ada cairan yang keluar dari liang telinga, tidak terdapat perdarahan, peradangan ataupun lesi, klien mampu berkomunikasi dan mengikuti pembicaraan perawat. 6. Mulut Hygiene cukup baik. Mukosa mulut tidak kering, lidah cukup bersih, bibir klien tidak kering, tidak terdapat caries. Klien dapat bicara dengan jelas. 7. Dada Bentuk simetris, kebersihan cukup, dada berkembang sama antara kiri dan kanan , frekuensi 20 x/menit. Pada palpasi : fremitus focal simetris, perkusi : bunyi sonor, tidak terdapat wheeze maupun ronchi dan bunyi nafas bronchovesikuler.

8. Abdomen Keadaan abdomen secara umum bersih, tidak ada ditemukan pembesaran hati , limfa ,vena abdomen , tidak ada nyeri tekan , bising usus (+). 9. Ekstremitas Secara keseluruhan hygiene cukup bersih, tidak terdapat kelemahan pada tangan dan tungkai., pergerakan terbatas; karena masih terpasang infus, tonus otot pada ekstremitas kiri dan kanan baik. SKALA KEKUATAN OTOT : Dekstra Sinistra

55 55

10.Kulit Secara umum keadaan kulit bersih, turgor kulit baik terbukti cepat kembali dalam waktu < 2 detik , tidak ada ikterus atau sianosis , tidak terdapat lesi dan tekstur kulit halus. IV.KEBUTUHAN BIOLOGIS, PSIKOLOGIS ,SOSIAL DAN SPIRITUAL. 1. Nutrisi Di rumah : Makan 3 x sehari , dengan jenis nasi putih, sayur dan lauk pauk, klien mempunyai riwayat alergi dengan ayam dan telor. Klien minum 8 - 10 gelas sehari dengan jenis air putih dan teh.

Di rumah sakit : Makan 3 x sehari dengan diet Nasi Biasa , makanan yang disediakan dapat dihabiskan semuanya. Minum 6 - 9 gelas / hari dengan jenis air putih dan teh, tidak ada masalah dalam makan. 2. Eliminasi Faeces / BAB. ϒ Kebiasaan BAB klien sebelum sakit maupun saat sakit 1 kali sehari. Konsistensi padat dengan warna kuning. Tidak ada masalah dalam defekasi. Pemeriksaan Fisik : Abdomen : Struktur simetris, bising usus (+) dengan frekuensi 11 x/menit, tidak terdapat nyeri tekan. Urine / BAK.ϒ Sebelum Sakit : Klien biasa BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning jernih. Saat Sakit : Klien BAK 2-4 kali/hari dengan warna kuning muda dan klien tidak menggunakan alat bantu untuk BAK. Pemeriksaan Fisik : Ginjal tidak teraba dari luar, tidak ada distensi blast. 3. Istirahat dan Tidur Sebelum Sakit : Klien biasa tidur malam ± 6-7 jam sehari. Dan klien tidur siang ± 1-2 jam sehari.

Saat Sakit : Selama dirawat klien tidur malam ± 5-6 jam dan tidur siang ± 1-2 jam. Klien merasa segar setelah bangun dari tidur, tidak terdapat lingkaran hitam disekitar mata. 4. Personal Hygiene Sebelum sakit Klien biasa mandi 2x sehari dan ganti pakaian 2 kali sehari. Menggosok gigi 3 x sehari.

Saat sakit Dalam perawatan dirinya klien dapat melakukan sendiri tapi dengan bantuan dari keluarganya karena pergerakan (sebelah tangan kirinya terpasang infus ), ia mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x sehari (sehabis makan) dan ganti pakaian 2 x sehari. 5. Psiko- Sosial Klien dapat menyesuaikan diri dengan perawat. Komunikasi lancar, klien mau bekerjasama dengan perawat dalam pelaksanaan perawatan selama di rumah sakit. Hubungan sosial klien baik, terbukti dengan banyaknya keluarga klien yang mengunjungi dan mendampingi klien selama klien dirawat di RS. 6. Spiritual. Klien seseorang yang beragama Islam. Klien biasa sholat 5 waktu. Selama dirawat klien tidak bisa melaksanakan sholat dan klien hanya bisa berdo’a dan berdzikir kepada Allah SWT demi kesembuhan penyakitnya saat ini. IV. DATA FOKUS Inspeksi : Klien segar dapat Perkusi : Tidak ada Perkusi abdomen timpani Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada setiap kuadran Auskultasi : Tidak Terdapat bising usus yang meningkat. V. TERAPI DAN LABORATORIUM. Therapi : o IVF D5 / RL 20 tts/menit. o Mertigo 3 x 1 Tablet o Ulsikur 3 x 1 ampul. o Roklunit 3 x 1 ampul. o Bravoedin 3 x 100 mg.

Laboratorium (Tanggal 10 Maret 2005 ) : o Hb : 12,4 Gram % (N : 13,5 – 17,5 Gr %). o Eritrosit : 4,13 juta/mm3 (N: 4,5-6,0 Juta/mm3). o Leukosit : 5.100/mm3. (N : 4.000 – 11.000 /mm3). o LED : 6 mm/Jam I; 15 mm/Jam II. (N : < 15 mm/Jam). o Waktu Perdarahan : 2,00 (N : 1 - 3’). o Waktu Pembekuan : 5,00 (N : 4 - 9’). o Hematokrit : 36 % (N: 40-50). o Trombosit : 187.000/mm3 (N: 150-350 ribu). o Asam urat : 10,2 mg/dl (N: 2,6-7,2). o SGPT : 35 U/L (N: 8-41). o SGOT : 26,6 U/L (N: 8-38). o Cretainin: 1,4 mg/dl (N: 0,6-1,3). o Triglyserida : 350,92 mg/dl (N : 150). o Urea : 13,54 mg/dl (N: 20-50). o Gula darah puasa: 84,39 mg/dl (N: 70-110).

VI. ANALISA DATA. NO HARI / TGL DATA SUBJEKTIF & OBJEKTIF ETIOLOGI MASALAH 1. Jum,at 11-3-2005. DS: Klien menyatakan mau pulang hari ini , karena pusing dan mualnya sudah hilang DO: Klien nampak segar =TTV : TD :130/70 mmHg. Nadi :84 x/menit Suhu : 36,2 0C Respirasi :20 x/menit TB /BB :160 cm / 62 Kg Klien merasa dirinya sudah terbebas dari penyakitnya ( Vertigo ) Tidak ada masalah dan klein bisa dipulangkan . 2. Jum,at 11-3-2005. DS:Klien mengatakan tidak Tahu tentang penyebab, tanda dan gejala serta penceghanpenyakitnya. - Klien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit seperti dideritanya sekarang. DO: Klien tampak bisa merawat dirinya sendiri., Kelihatan bersih. - Klien bingung bila ditanyakan tentang penyakit dan penyebabnya. Klien belum pernah sebelumnya mengalami(Vertigo ) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang Penyakit Vertigo.

INTERVENSI KEPERAWATAN NO HARI & TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN PERENCANAAN IMPLEMENTASI EVALUASI TUJUAN TINDAKAN RASIONALISASI 1.

Jum,at 11-3-2005 Cemas sehubungan dengan Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang Penyakit Vertigo

Jangka pendek : Klein dapat mendis kusikan tentang penya kitnya. Jangka Panjang : Klein mengerti dan dapat menghin darifaktor-faktor pencetus Vertigo - Berikan pendidikan kesehatan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit vertigo 2. Jelaskan pada pasien tentang prinsif dan cara perawatan bila terjadi serangan vertigo dirumah 3. Berikan pengetahuan tentang deteksi dini/ mengenali tanda- tanda dan pencetus serangan Vertigo, Menjelaskan/memperkenalkan penyakit pertigo. - Penyuluhan kesehatan

pada umumnya dan mengenai penyakit Vertigo pada khususnya. - Klein sangat antusias mendengarkan penjelasan tentang pengakitnya - Klein dapat menjawab pertanyaan atau mengulang hal-hal penting mengenai penjelasan mengenai penyakit yang dirasakannya

SATUAN ACARA PENYULUHAN VERTIGO

1. Nama kegiatan : Penyuluhan kesehatan 2. Judul/topik : Penyakit Vertigo 3. Hari/tanggal : Jumat / 11 Maret 2005 4. Tempat : Ruang Jambrud RSUD.H.Daman Huri Barabai 5. Alokasi waktu : 15 menit 6. Tujuan : a. Tujuan umum : Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang Penyakit Vertigo b. Tujun khusus : Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang pengertian Vertigo Klien dan keluarga dapat mengetahui Penyebab Vertigo→ Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang tanda→ dan gejala Vertigo Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang→ penatalaksanaan Vertigo rumah Klien dan keluarga dapat mengetahui tentang → pencegahan Vertigo di rumah 7. Sasaran : Klien dan keluarga 8. Deskripsi singkat : Vertigo adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami sensasi pergerakan berupa sensasi gerak bumi berputar (objektif) atau merasa diri berputar (subjektif).Yang disebabkan oleh banyak faktor kelainan, dan vertigo dibagi menjadi beberapa macama yaitu :

Vertigo Kronik : berlangsung tidak menentu dan mempunyai dasar psikogenikϖ Vertiga spontan dan berlangsung lama : yang disebabkan oleh depresi fungsi vestibular.ϖ

Vertigo spontan ber ulang :ϖ disebabkan oleh adanya lesi pada system bestibular. Bertigo Sikap : dicetuskan oleh adanya gerakan kepala.ϖ Vertigo Aibat tekanan dalam telinga : disebabkan oleh adanya sumbatan serumen didalam liang telinga.ϖ 7. Metode : Ceramah dan Tanya jawab 8. Kegiatan : NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI AUDIENCE 1 Pembukaan - mengucapkan salam - memperkenalkan diri - penjelasan topik 3 menit Mengucapkan salam - memperkenal kan diri - memberikan penjelasan topik -membalas salam -memperhatikan dan mendengarkan -memperhatikan dan mendengarkan 2 Penjelasan materi - pengertian Vertigo - penyebab dan pencetus terjadi Vertigo - tanda dan gejala Vertigo - penatalaksanaan Vertigo di rumah - pencegahan Vertigo di rumah 10 menit Menjelaskan materi Memperhatikan dan mendengarkan 3 Penutup - diskusi - evaluasi - kesimpulan 2 menit

- memberikan jawaban - memberikan pertanyaan - memberikan kesimpulan - memberikan pertanyaan - memberikan jawaban - memperhatikan dan mendengarkan

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF