Asuhan Keperawatan Pasien Ischialgia

March 20, 2017 | Author: Margaretha Septianingtyas | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Asuhan Keperawatan Pasien Ischialgia...

Description

ASUHAN KEPERAWATAN Tn. A

A. PENGKAJIAN Tanggal Pengkajian

: 25 Juni 2012.

Ruang

: Alamanda.

1. Identitas Klien Nama

: Tn. A

Umur

: 51 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Mustokoweni Tengah

Agama

: Islam

Status

: Kawin

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pekerjaan

: Swasta

Diagnosa medis

: Ischialgia, spondilosis lumbalis, LBP

Nomor RM

: 20.65.02

Tanggal masuk

: 25 Juni 2012

2. Identitas Penanggung Jawab Nama

: Ny. S

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Mustokoweni Tengah

Hub. Dengan klien

: Istri

3. Keluhan Utama Klien mengatakan nyeri pinggang kiri sampai dengan paha kiri.

4. Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan tiga hari merasakan nyeri yang hebat di pinggang kiri sampai paha kiri, nyeri tersebut terkadang muncul dan hilang sendiri. Saat nyeri muncul, klien mengatakan tidak bisa bergerak dan melakukan aktivitas

apapun.

Kemudian

keluarga

klien

memutuskan

untuk

memeriksakan diri di Rumah Sakit. Saat diperiksa, diagnosa sementara klien yaitu ischialgia. Klien dianjurkan untuk rawat inap dan masuk di ruang Alamanda.

5. Riwayat Penyakit Dahulu Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan lain-lain.

6. Riwayat Penyakit Keluarga Keluarga tidak mempunyai riwayat diabetes mellitus, hipertensi, jantung, dan lain-lain.

7. Pemeriksaan Fisik a. Tanda-tanda Vital Tanggal 25 Juni 2012 Tekanan darah

: 130/90 mmHg

Denyut nadi

: 80 kali/menit

Pernafasan

: 20 kali/menit

Suhu

: 36,5°C

b. Kulit Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, integritas kulit utuh, tidak ada lesi. c. Kepala dan Leher Bentuk kepala

: mesochepal.

Rambut

: rambut hitam sedikit beruban, lurus, penyebaran

merata, tidak ada lesi. Mata

: simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak

anemis, palpebra sedikit kehitaman, terlihat ada kantung mata, penglihatan baik. Telinga

: simetris, tidak ada keluaran yang abnormal.

Hidung

: tidak ada sekret, tidak ada lesi, tidak ada massa.

Mulut

: Tidak ada sariawan, mukosa bibir kering, tidak ada

gusi berdarah. Leher d. Jantung

: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.

Inspeksi

: IC tampak.

Palpasi

: IC teraba di SIC V.

Perkusi

: Pekak.

Auskultasi

: Bunyi jantung I-II murni, tidak ada bising, tidak ada

gallop. e. Paru-paru Inspeksi

: simetris, pengembangan maksimal.

Palpasi

: pengembangan paru kanan dan kiri simetris.

Perkusi

: sonor.

Auskultasi

: tidak ada suara whezzing dan ronkhi.

f. Abdomen Inspeksi

: tidak ada lesi, warna kulit sawo matang.

Auskultasi

: bising usus 10 kali/menit

Palpasi

: tidak terdapat massa, tidak ada benjolan.

Perkusi

: timpani

g. Ekstremitas 1)

Look a) Ekstremitas atas Warna kulit sawo matang dan merata, turgor kulit baik, tidak ada edema di telapak tangan kanan dan kiri, tidak ada fraktur, deformitas. b) Ekstremitas bawah

Warna kulit sawo matang, tidak ada bengkak di kaki kanan dan kiri, tidak ada fraktur, deformitas. 2)

Feel a) Ekstremitas atas Tidak terdapat nyeri tekan pada ekstremitas atas kanan dan kiri, tidak ada baal, tidak ada kesemutan. b) Ekstremitas bawah Terdapat nyeri tekan dan nyeri saat digerakkan pada bagian pinggang kiri sampai dengan paha kiri, nyeri terasa cekot-cekot dan terkadang tiba-tiba terasa nyeri seperti disetrum, skala nyeri 6, tidak kesemutan, frekuensinya tidak terlalu sering.

c)

Move a) Ekstremitas atas : Tangan kanan dan kiri bisa digerakkan. Klien mampu mengangkat tangan kanan dan kiri dan mampu menahannya. Tangan kanan dan kiri mampu menentang gravitasi dan tahanan, mampu melakukan fleksi-ekstensi, pronasi-supinasi, dan rotasi. b) Ekstremitas bawah : Kaki kanan dan kiri bisa digerakkan. Kaki kanan mampu menentang gravitasi dan tahanan, mampu melakukan fleksiekstensi, dorsofleksi-plantarfleksi. Kaki kiri mampu sedikit menentang gravitasi dan tahanan, mampu melakukan fleksiekstensi, dorsoflexi-plantarflexi kurang maksimal. Saat kaki kanan dan kiri diangkat (tes laseque), kanan >70° sedangkan kiri 27,0

Gizi lebih

Sangat gemuk

d. Kebutuhan Eliminasi Sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengatakan melakukan eliminasi urin sebanyak ± 3-4 kali dalam sehari, eliminasi fekal sebanyak ± 1 kali dalam sehari. Saat sakit, frekuensi eliminasi urin masih tetap 3-4 kali dalam sehari, eliminasi fekal 1 kali dalam dua hari dengan konsistensi sedikit lembek. e. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan Aktivitas

Keterangan

Skor

Makan

0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 10 bantuan seperti memotong makanan, mengoleskan mentega, atau memerlukan bentuk diet khusus, 10 : mandiri/tanpa bantuan

Mandi

0 : tergantung, 5 : mandiri

Kerapian/penampilan

0 : memerlukan bantuan untuk 5 menata penampilan diri, 5 : mampu secara mandiri menyikat gigi, mengelap wajah, menata rambut dan

0

bercukur Berpakaian

0 : tergantung/tidak mampu, 5 : perlu 5 dibantu tetapi dapat melakukan sebagian, 10 : mandiri (mampu mengancingkan baju, menutup resleting, merapikan baju)

BAB

0 : inkontinensia/tergantung pada 10 enema, 5 : kadang mengalami gangguan, 10 : normal

BAK

0 : inkontinensia, harus dipasang 10 kateter atau tidak mampu mengontrol BAK secara mandiri, 5 : kadang mengalami kesulitan, 10 : normal

Penggunaan kamar mandi

0 : tergantung, 5 : perlu bantuan 5 tetapi tidak tergantung penuh, 10 : mandiri

Berpindah tempat

0 : tidak mampu, mengalami 10 gangguan keseimbangan, 5 : memerlukan banyak bantuan untuk bisa duduk, 10 : memerluka sedikit bantuan (diarahkan secara verbal), 15 : mandiri

Mobilitas

0 : tidak mampu atau berjalan kurang 10 dari 50 yard, 5 : hanya bisa bergerak dengan kursi roda > 50 yard, 10 : berjalan dengan bantuan > 50 yard, 15 : mandiri (meski dengan alat bantu)

Naik/turun tangga

0 : tidak mampu, 5 : memerlukan 5 bantuan , 10 : mandiri

Total = 70 (bantuan minimal dalam ADL) 80 – 100

: mandiri

60 – 79

: bantuan minimal dalam ADL

40 – 59

: sebagian tergantung

20 – 39

: sangat tergantung

< 20

: tergantung total

f. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Sebelum sakit, klien mengatakan frekuensi tidur klien ± 8 jam/hari, dengan kualitas tidur yang baik dan tidak mengalami gangguan tidur. Saat sakit, frekuensi tidur klien berkurang ± sekitar 6 jam/hari, karena nyeri yang dirasakan membuat klien susah untuk tidur. g. Kebutuhan Personal Hygiene

Sebelum sakit, klien selalu mandi 2 kali dalam sehari, rajin menggosok gigi, dan toileting secara mandiri. Klien mencuci rambut 1 kali dalam 2 hari. Saat sakit, klien kurang bisa melakukan perawatan diri secara mandiri, seperti mandi (perlu bantuan orang lain dalam menuntun ke kamar mandi) dan toileting, dalam hal berpakaian klien melakukan secara mandiri. h. Kebutuhan Persepsi Sensori Penglihatan

: baik.

Pendengaran

: tidak menggunakan alat bantu dengar.

Penciuman

: baik, mampu mencium aroma.

Pengecap

: baik.

Perabaan

: mengenali rangsang (benda tumpul, tajam, halus).

i. Kebutuhan Komunikasi dan Mental Klien berbicara jelas dengan volume yang sedikit pelan. Klien menggunakan bahasa jawa, klien adalah orang yang ekstrovert. j. Kebutuhan Kenyamanan Klien bedrest, ekstremitas bawah kiri terasa nyeri dari punggung kiri sampai dengan paha kiri, nyeri yang dirasakan seperti nyeri tertekan, terkadang seperti kesetrum, skla nyeri 6, nyeri tersebut timbul secara tiba-tiba, dan frekuensi merasakan nyeri kurang lebih 1 jam. Saat nyeri terasa, klien tidak bisa menggerakkan kakinya. Klien merasa lemas. k. Kebutuhan Seksualitas

Tidak terkaji. l. Kebutuhan Mekanisme Koping Klien mengatakan koping yang dilakukan klien saat menghadapi tekanan adalah menonton televisi, jalan-jalan melihat suasana sekeliling sambil bekerja. m. Kebutuhan Konsep diri.

Harga diri

: klien tidak malu dengan penyakit yang dialaminya.

Ideal diri

: klien ingin cepat sembuh dan melakukan pekerjaan

seperti biasa, karena beliau sebagai kepala rumah tangga. Identitas diri

: klien mengakui sebagai laki-laki.

Peran

: klien sebagai kepala rumah tangga dan orang tua

dari anak-anaknya. Gambaran diri

: klien merasa ikhlas dengan penyakit yang dialami,

klien belajar untuk bersyukur. n. Kebutuhan Rekreasi dan Spiritual Sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan suka jalan-jalan menonton televisi. Klien rajin sholat 5 waktu. Saat masuk rumah sakit, klien hanya bisa berdoa.

9. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Foto Rontgen (26 Juni 2012) Foto lumbal AP lateral. -

Struktur tulang normal.

-

Alignment normal.

-

Discus intervertebralis tidak menyempit.

-

Tak tampak reaksi litik.

-

Spur V lumbal IV-V posterior dan anterior dan V lumbal III

-

Sacro iliac joint normal.

-

Kesan : spondilosis lumbalis.

10. Therapy Ringer Laktat 20 tetes per menit (infus) 500 cc Ketorolac 2 x 2 ml (intravena) B12 1 x 1 mg (intravena) Natrium diclofenak 2 x 50 mg (oral) Diazepam 2 x 2 mg (oral) No.

Terapi

Cara

Dosis

Indikasi

Kontraindikasi

Efek Samping

Pemberian 1

Ringer Laktat Infus

500 ml

Mengembalikan keseimbangan Hipernatremia, kelainan ginjal, Dapat elektrolit

pada

dehidrasi

dan

menyebabkan

keadaan kerusakan sel hati, dan asidosis hiperkloremia dan asidosis syok laktat.

metabolik,

hipovolemik.

menyebabkan

karena

akan

penumpukan

asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob. 2

Ketorolac

Intravena

2 x 2 ml

Penatalaksanaan

jangka - Pasien dengan hipersensitivitas

-

Saluran cerna : diare,

pendek terhadap nyeri akut

urtikaria,

angioudema,

dispepsia,

sedang sampai berat setelah

bronkospasme,

rinitis

gastrointestinal, nausea.

prosedur bedah.

parah.

yang

-

nyeri

Susunan Saraf Pusat :

- Pasien yang alergi terhadap golongan salisilat. - Penderita

polip,

sakit

kepala,

pusing,

mengantuk, berkeringat. asma,

hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau kronik. - Pasien dengan penyakit tukak lambung aktif. - Pasien

yangg

sedang

menggunakan obat golongan AINS. - Pasien anak di bawah usia 2 tahun. - Pasien hamil trimester ke-3. - Pasien 3

B 12

IM

menyusui

hentikan menyusui). 2 x 50 mg Anemia pernisiosa yang tidak Hipersensitivitas, tidak terkomplikasi

atau digunakan

untuk

(atau boleh Sianokobalamin biasanya bisa anemia ditoleransi

dengan

baik.

malabsorbsi pada intestinum megaloblastik pada wanita hamil.

Reaksi alergi setelah injeksi

yang

jarang terjadi.

menyebabkandefisiensi

vitamin B12 4

Natrium

Per oral

3 x 50 mg Pengobatan akut dan kronis

Diklofenak

gejala-gejala artritis,

reumatoid

osteoartritis

dan

ankilosing spondilitis.

-

Penderita

yang Nyeri/keram

hipersensitif diklofenak

atau

yang nausea, konstipasi, flatulen,

menderita asma, urtikaria atau kelainan pada hasil uji hati, atau NSAIA lain.

Diazepam

Per oral

2 x 2 mg

sakit

terhadap kepala, retensi cairan, diare,

alergi pada pemberian aspirin indigesti,

5

perut,

tukak

lambung,

pusing, ruam, pruritus dan

-

Penderita tukak lambung.

Diazepam digunakan untuk

-

Penderia hipersensitif

-

mengatasi gejala yang timbul

-

Bayi dibawah 6 bulan

sering terjadi, seperti :

seperti

-

Wanita

gelisah

yang

hamil

dan

tinitus. Efek samping yang

pusing, mengantuk.

berlebihan, halusinasi sebagai

menyusui

akibat mengkonsumsi alkohol.

-

Depress pernapasan

jarang terjadi, seperti :

Diazepam

dapat

-

Glaucoma sudut sempit

Depresi,

digunakan untuk kejang otot,

-

Gangguan pulmoner akut

Cognition.

bisa

-

Keadaan Phobia

juga

penenang.

juga sebagai

obat

-

Efek samping yang Impaired

B. ANALISA DATA 1.

DS : -

Nyeri berhubungan dengan P : klien mengatakan nyeri tersebut

agens cedera (ischialgia).

datang tiba-tiba, yang paling dirasakan sakit sekali saat berjalan terlalu lama. - Q : klien mengatakan nyeri yang dirasakan

seperti

nyeri

tertekan,

terkadang seperti kesetrum. - R : nyeri dirasakan mulai dari pinggang kiri sampai dengan paha kiri. - S : klien mengatakan skala nyeri 6. - T : lamanya nyeri kurang lebih 1 jam. DO :

2.

- Klien tampak merintih kesakitan. DS : -

Klien

mengatakan

Intoleransi

ingin berhubungan

beraktivitas tetapi keadaan fisik (nyeri kelemahan umum. di punggung kiri sampai kaki kiri) tidak mendukung. -

Klien mengatakan masuk di rumah

sakit kebanyakan hanya berbaring saja. DO : -

Kekuatan otot, tangan kanan 5,

tangan kiri 5, kaki kanan 5, kaki kiri 4. - Skor ADL 70 (bantuan minimal dalam ADL)

aktivitas dengan

- Tes laseque (kaki kanan >70° kaki kiri
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF