Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Inkompetensi Serviks
March 20, 2019 | Author: Fadli Annisa | Category: N/A
Short Description
Download Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Inkompetensi Serviks...
Description
II.6 Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Inkompetensi serviks
Proses Proses kepera keperawat watan an adalah adalah serangk serangkaia aian n perbuat perbuatan an atau atau tindaka tindakan n untuk untuk menetap menetapkan, kan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapa mencapaii dan memelih memelihara ara kesehat kesehatannya annya seopti seoptimal mal mungkin mungkin.. Tindakan Tindakan keperaw keperawatan atan terseb tersebut ut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis.
I. PENGKA PENGKAJIA JIAN N KEPERA KEPERAWAT WATAN AN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Kriteria Pengkajian Fokus
Gejala saat ini Secret mucus vagina dapat merupakan indikasi pertama dilatasi serviks. Sering, tidak ada gejala yang jelas, meskipun pasien sekali-kali mungkin menyadari ketaknyamanan di abdomen bawah atau atau suatu rasa penuh penuh pada vagina.(5) Data Subjektif (5) 1. Menstruasi Menstruasi (biasa, berubah, berubah, siklus, perdarahan) perdarahan) 2. Riwayat Riwayat kehamila kehamilan n 3. Riwayat Riwayat kontrasepsi kontrasepsi 4. Jika hamil, tanggal menstruasi menstruasi terakhir, adanya kram, perdarahan perdarahan atau bercak-bercak bercak-bercak 5. Keluhan Keluhan tentan tentang: g: a. Ketidaknyamanan Ketidaknyamanan atau nyeri pada saat berhubungan berhubungan intim dan/atau berkemih berkemih b. Rabas pada pada vagina c. Inkontin Inkontinen en stres stresss d. Nyeri atau atau gatal pada rectum rectum e. Kesulitan Kesulitan untuk memulai memulai atau menghentikan menghentikan aliran aliran urine f. Bercak kemerahan kemerahan,, luka atau atau kutil pada pada genital genital g. Kemerahan Kemerahan panas atau atau hangat yang yang luas h. Gangguan Gangguan tidur tidur 6. Apaka Apakah h klie klien n atau atau kelu keluarg argany anyaa memp mempuny unyai ai prakt praktikik-pr prak akti tik k khusu khususs atau atau pengo pengobat batan an tradisional selama masa menstruasi?Selama kehamilan?
Data Objektif (5) 1. Tanda vital (frekuensi jantung janin, irama) 2. Adanya edema (perifer, fasial) 3. Adanya rabas 4. Hasil pengkajian genital wanita 5. Pemantauan pascapartum a. Tanda vital b. Haluaran urine c. Fundus uteri (tinggi, ukuran, kontraksi) d. Perineum e. Lokhea
Riwayat penyakit dahulu Riwayat ketuban pecah spontan selama trimester kedua pada kehamilan sebelumnya yang diikuti okeh persalinan singkat, relative tanpa nyeri dengan kelahiran janin hidup, tak mature begitu khas, sehingga diagnosis dugaan inkompetensia serviks sering didasarkan pada riwayat khas tersebut. Kadang-kadang pasien memberikan riwayat dahulu dilatasi serviks, kauterisasi atau konisasi. (5)
Kriteria Pengkajian Laboratorium Signifikan(5) 1. Pewarnaan Gram terhadap diplokokus (positif pada gonoroe) 2. Tes veneral disease research laboratory (VLDR) (positif terhadap sifilis) 3. Smear serviks, uretra (positif pada infeksi)
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara singkat diagnosa keperawatan dapat diartikan : Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang digambarkan sebagai respon seseorang atau kelompok (keadan kesehatan yang merupakan keadaan aktual maupun potensial) dimana perawat secara legal mengidentifikasi, menetapkan intervensi untuk mempertahankan keadaan kesehatan atau menurunkan.
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada kasus inkompetensi serviks adalah : 1.
Risiko tinggi cidera terhadap janin b.d kelahiran prematur, prosedur pembedahan.
2.
Resiko tinggi cidera terhadap ibu b.d intervensi pembedahan, penggunaan obat-obat
tokolitik. 3.
Potensial komplikasi persalinan prematur b.d risiko tinggi terjadi inkompetensi
serviks. 4.
III.
Ansietas b.d krisis situasi, ancaman kematian/kehilangan janin.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Merupakan tahapan perencanaan dari proses keperawatan yang menetapkan tindakan apa yang akan dilakukan untuk membantu klien, memulihkan, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.
Tujuan : 1. Sebagai alat komunikasi antar teman sejawat dan tenaga kesehatan lain 2. Meningkatkan keseimbangan asuhan keperawatan
Langkah-langkah penyusunan : 1. Menetapkan prioritas masalah 2. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai 3. Menetukan rencana tindakan keperawatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN INKOMPETENSI SERVIKS
N DIAGNOSA O
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1. Risiko tinggi cidera
Tupan :
Mandiri
terhadap janin b.d
Resiko cidera
a. Auskultasi
a. Menandakan
kelahitan prematur,
pada janin
dan laporkan
kesejahteraan janin.
prosedur
berkurang
irama jantung
Perkiraan tanggal
pembedahan ditandai
sampai tingkat
janin,
kelahiran
dengan :
yang dapat
perhatikan
memberikan
DO :
diatasi
kekuatan,
perkiraan kasar
regularitas, dan
tentang usia janin
Tidak dapat diterapkan; adanya
Tupen :
frekuansi.
untuk membantu
tanda/gejala untuk
Mempertahank
Perhatikan
menentukan
menegakkan
an kehamilan
adanya
kesempatan
diagnosa aktual
sampai yakin
perubahan pada
viabilitas.
akan viabilitas
gerakan janin.
janin
Catat perkiraan tanggal kelahiran dan tinggi fundus b. Bila dilatasi b. Kaji kondisi
serviks berlanjut
ibu dan adanya
(4cm atau lebih)
kontraksi uterus
atau terjadi
atau tanda-
kontraksi uterus
tanda lain dari
teratur,
ancaman
kemungkinan
kelahiran
mempertahankan kehamilan adalah kecil
c. Pemasangan Kolaboratif
jahitan serviks dapat
c. Siapkan ibu
mempertahankan
untuk prosedur
kehamilan sampai
pembedahan
janin mencapai
sesuai indikasi
tahap viabilitas
d. Memberikan gambaran lebih d. Bantu
akurat dari maturitas
dengan
dan usia gestasi
ultasonografi,
janin
bila 2. Resiko tinggi cidera
Tupan :
diidentifikasi Kolaborasi
terhadap ibu b.d
Resiko cidera
a. Kaji adanya
a.
intervensi
pada ibu
kontra indikasi
dilakukan bila
pembedahan,
berkurang
untuk prosedur
perdarahan vagina
penggunaan obat-
sampai tingkat
serklase
atau kram terjadi,
obat tokolitik
yang dapat
membran pecah,
ditandai dengan :
diatasi
dilatasi servikal lebih
DO :
Prosedur tidak
besar dari 3cm terjadi,
Tidak diterapkan;
Tupen :
atau bila diagnosis
adanya tanda/gejala
Membawa
disfungsi servikal
untuk menegakkan
kehamilan
dipertanyakan karena
diagnosis aktual
pada tahap
situasi telah berlanjut
viabilitas janin
dan aborsi spontan
bebas
tidak dapat dielakkan.
komplikasi
b.
Kelahiran sesaria
b. Tinjau ulang
mungkin direncanakan
implikasi
bila jahitan masih
prosedur
utuh, atau mungkin
serklase pada
susah diangkat, yang
hasil kelahiran
memungkinkan
yang cukup
kelahiran pervaginam
waktu
(catatan: jaringan parut dapat mengganggu dilatasi servikal intrapartal normal dan penonjolan)
c.
Perubahan pada
tanda-tanda vital c. Pantau
(misal peningkatan
tanda-tanda
suhu atau nadi,
vital dengan
penurunan TD_ dapat
ketat
mangindikasi infeksi atau syok
d.
Tindakan yang
cepat memperkecil kemungkinan untuk d. Beritahu
komplikasi
dokter tentang temuan yang tidak normalatau
e.
efek samping
tanda-tanda
umum adalah
persalinan
takikardia ibu/janin; efek samping jarang
e. Pantau efek
meliputi kemerahan
samping dari
wajah, edema paru,
obat yang
dan gagal jantung
digunakan
kongestif
untuk mencegah kelahiran. Beri informasi pada klien 3.
Resiko komplikasi Tupan :
1.
Ajark Deteksi dini ancaman
persalinan
Resiko
an
prematur
komplikasi
untuk melihat dan memungkinkan intervensi
berhubungan
persalinan
melaporkan (May untuk menjamin
dengan tinggi
risiko prematur terjadi berkurang
pada
&
klien persalinan prematur
Mahimeister, keberhasilan kelahiran
1994)
dan penurunan risiko
inkompetensi
sampai tingkat
a.
Kra komplikasi
serviks
yang dapat
m
diatasi
menstruasi,
seperti
pengencangan Tupen : Resiko terjadi
abdomen b.
Te
inkompetensi
kanan
serviks
pelvis
berkurang
pada
c.
Per
sampai tingkat
ubahan
yang dapat
ciri
diatasi
vagina
dalam sekresi
d.
Ber cak
atau
perdarahan vagina
Menentramkan hati dan
e.
Inf eksi
mendukung dapat
saluran membantu klien
perkemihan
mempersiapkan dan mengatasi persalinan
2. Saat
kelahiran prematur
mulai, tinggal
tetap bersama Tirah baring diperkirakan
klien dan berikan mengurangi tekanan dukungan
presentasi fetal pada
emosional
serviks, sehingga memperbaiki aliran darah uterus (May &
3. Pertahankan tirah Mahimeister) baring spontan
Penelitian mengindikasikan bahwa hidrasi menghambat hormon antidiuretik dan menekan aktivitas uterus 4.
Janin hidrasi
(Armson, 1992)
optimal
(oral dan/atau IV) Untuk mengetahui keadaan janin yang ada di kandungan ibu
5. Pantau
jumlah
dan irama denyut jantung janin
6. Selama
terapi Komplikasi
tokolisis
kardiopulmonal akibat
intravena
terapi tokolisis dapat
(Mandeville
& menjadi fatal,
Troiano, 1992)
pemantauan ketat sangat
a.
penting
Buat garis dasar dan
kemudian
nadi, pernafasan,
tekanan darah, suara nafas i. Setiap 15 menit selama dosis diberikan, dengan dosis yang ditingkatkan, atau dengan tanda
vital
yang
tidak
stabil. ii. Setiap 1 jam
selama
pemeliharaa Hopermagnesium dapat menyebabkan depresi b. Dengan
SSP
magnesium sulfat i. Kaji refleksrefleks tondon dalam
dan
tingkat kesadaran setiap 1 jam ii.Janin bahwa antidot kalsium
glukonat
Informasi ini perlu untuk
tersedia
di mengevaluasi keefektifan
samping
terapi
tempat tidur
c. Evaluasi akvifitas uterus setiap 1 jam
d. Dengan ritodrin i. Kaji keton uterine setiap atau
jam setiap
berkemih ii. Auskultasi bunyi nafas dan
kaji
batuk, nyeri dada,
atau
nafas pendek setiap 2 jam
e. Pertahankan status
puasa,
masukan haluaran
dan Perfusi uterus
selama diinfus ditingkatkan pada posisi setiap jam
ini
f. Pertahankan tirah
baring
dengan
posisi
miring rekumben
g. Hubungi dokter jika terjadi: i.
Jumlah
pernafasan kurang
dari
12x/menit atau lebih
dari
24x/menit ii. Bunyi nafas abnormal, tanda
dan
gejala dispnea, atau
batuk
ringan iii. Nadi lebih dari 120x/menit, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg atau
tekanan
diastolik kurang dari 40 mmHg
iv. Penurunan refleks-refleks tendon dalam atau
tingkat
kesadaran v.
Frekuensi
jantung
janin
di
atas
160x/menit atau
tidak
meyakinkan vi.
Kontraksi
uterus 6 kali atau lebih per menit vii. Perubahan 4. Ansietas b.d krisis
Tupan :
EKG Mandiri
situasi, ancaman
Melaporkan
a. Sediakan
a. Memfasilitasi
kematian/kehilangan
ansietas
perawat primer,
kontinuitas perawatan
janin ditandai dengan
berkurang
bila mungkin
dan meningkatkan
:
sampai
kepercayaan
DO :
tingkat yang
klien/pasangan pada
Perasaan tidak
dapat diatasi
pemberi perawatan
adekuat, stimulasi simpatis
Tupen :
b. Tinjau ulang
b. Tingkat ansietas
DS :
-
Mengung
riwayat
tergantung pada
Ketakutan,
kapkan
obstetrik
tingkat situasi,
peningkatan
rasa takut
riwayat kehilangan
ketegangan
dan
janin, pemahaman
masalah.
klien akan kejadian,
-
Dapat
tujuan, dan intervensi,
mengguna
dan perilaku koping
kan
klien, baik masa lalu
mekanism
maupun saat ini.
e koping yang tepat
c. Ambiguitas akan
untuk tiap
c. Identifikasi
hasil dapat
individu
persepsi klien
memperberat ansietas
tentang ancaman yang ditunjukkan oleh kejadian ini
d. Tentukan
d. Membuat data
ketersediaan
dasar dan rencana
sistem
perawatan
pendukung dan respon psikologis terhadap kejadian
e. Kaji
e. Perubahan
fisiologis dari
fisiologis pada tanda
ansietas :
vital dapat berasal
tekanan darah,
dari psikologis
nadi, frekuensi pernafasan, dan diaforesis f. f. Tetap
Dapat
menurunkan ansietas
bersama
melalui peningkatan
pasangan.
kesadaran akan situasi
Jelaskan tentang apa yang terjadi dan apa yang dapat diharapkan. Berikan informasi faktual tentang penyebab, implikasi dan
g. Dapat mengurangi
tujuan tindakan.
ansietas
g. Berikan informasi secara terus menerus
h. Dapat membantu penilaian terhadap
Kolaborasi
situasi jangka panjang
h. Rujuk pada sumber lainnya untuk konseling atau pendukung bila ansietas berlebihan atau sistem pendukung tidak adekuat Sumber : Doengoes, Marylin E, Mary Frances Moorhouse. (2001). Rencana perawatan maternal/bayi. Jakarta: EGC
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau hilangnya masalah ibu. Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, menuliskan atau mendokumentasikan rencana keperawatan, serta melanjutkan pengumpulan data. Dalam implementasi keperawatan, tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya semua tenaga keperawatan dapat menjalankannya dengan baik dalam waktu yang telah ditentukan. Perawat dapat melaksanakan langsung atau bekerja sama dengan para tenaga pelaksana lainnya.
V. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi.
View more...
Comments